• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Metode Pembelajaran Taḥfīẓ Al-Qur’an (Studi Komparasi di Madrasah Aliyah Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " BAB I Metode Pembelajaran Taḥfīẓ Al-Qur’an (Studi Komparasi di Madrasah Aliyah Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah mukjizat Islam yang abadi di mana semakin maju

ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah Sub anahu wa ta‟ala (Swt) menurunkannya kepada Nabi Muhammad allallahu

„alaihi wa Sallam ( aw), demi membebaskan manusia dari berbagai

kegelapan hidup menuju cahaya Ilahi, dan membimbing ke jalan yang lurus.1 Kemukjizatan dalam al-Qur‟an menjadi salah satu alasan bahwa al-Qur‟an benar-benar kalamullah, kemukjizatan yang membuat kitab-kitab lain menjadi lemah. Nabi Muhammad aw diutus dan diturunkannya al-Qur‟an menjadi bukti kecintaan Allah terhadap hamba-Nya agar mereka mendapatkan petunjuk dan terbebas dari perangkap-perangkap setan yang selalu mengiringi langkah setiap manusia.

Al-Qur‟an salah satu dari kitab samawi yang telah diturunkan kepada

Nabi yang terpilih yaitu Muhammad aw, dan bukan ucapan beliau. Secara rinci telah dijelaskan oleh Muhammad bin Shaleh al-„Usaimin bahwa

al-Qur‟an secara bahasa adalah ma dar (asal kata) dari kata qara‟a yang

bermakna talā (membaca), atau bermaknajama‟a (mengumpulkan). Adapun secara istilah syar‟i, al-Qur‟an adalah kalamullah (firman Allah) yang

(2)

diturunkan kepada Rasul-Nya, penutup para Nabi yaitu Muhammad aw,

yang dimulai dengan surat al-Fati ah dan diakhiri dengan surat an-Nās.2 Allah Swt sungguh bertanggungjawab atas apa yang telah Dia ciptakan, dan senantiasa memberikan kemurahan-Nya kepada hamba-hamban-Nya. Di antara kemurahan Allah Swt terhadap manusia adalah bahwa Dia tidak saja menganugrahkan fitrah yang suci yang dapat membimbingnya kepada kebaikan, bahkan juga dari masa ke masa mengutus Rasul yang membawa kitab sebagai pedoman hidup dari Allah Swt, mengajak manusia agar beribadah kepada-Nya semata, sebagaimana yang telah Allah Swt sampaikan dalam surat an-Nisa‟ ayat: 165.3

ِلُسّرلا َدْعَ ب ٌةاجُح ِاّا ىَلَع ِساالِل َنوُكَي اًَئِل َنيِرِذُْمَو َنيِرِّشَبُم اًُسُر

ۚ

ُاّا َناَكَو

ااميِكَح اازيِزَع

Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-Rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.4

Allah Swt telah mengistimewakan al-Qur‟an dengan kitab-kitab yang lain, hal ini dibuktikan adanya jaminan penjagaan keaslian al-Qur‟an baik secara lafan atau ma‟nan yang langsung dilakukan oleh Allah Swt. Allah Swt telah berkalam di dalam surah al- ijr ayat: 9

اِّإ

وُظِفاَََ َُل اِّإَو َرْكِّذلا اَْلازَ ن ُنََْ

َن

2 Muhammad bin Shaleh al-Utsai i , Kaedah Menafsirkan al-Qur’an, (Solo: Pustaka Ar-Rayan, 2008), hlm. 15.

3Ma a Qaththa , Pengantar hlm. 11.

4 Departermen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Cahaya Qur a , , hl .

(3)

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan pasti Kami (pula)yang memeliharanya."5

Al-Qur‟an memiliki banyak keutamaan bagi yang mempelajari, dimulai dari membaca, menghafal, memahami serta mengamalkannya. Keutamaan-keutamaan tersebut telah disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya baik di dalam al-Qur‟an dan al- adis. Mu ammad A mad Abdullah telah menuliskan di antara keutamaan dalam mepelajari al-Qur‟an, yaitu6

















“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-Qur‟an) dan melaksanakan alat dan menginfakkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia -Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri” Surah al-Fāṭir (35) ayat 29-30.7

ْنَع

َناَمْثُع

َيِضَر

ُل

َُْع

ِنَع

ِِّبالا

ىلص

ل

يلع

ملسو

َلاَق

",

ْمُكُرْ يَخ

ْنَم

َمالَعَ ت

َنآْرُقْلا

َُمالَعَو

",

ُاَوَر

ّيِراَخُبْلا

DariU man bin Affan raḍiyallahu „anhu berkata: “Bahwa Rasulullah allallahu „alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya,” (HR. Al-Bukhāri)8

5 Departermen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…hlm. 262.

6 Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan Efektif Menghafal al-Qur’an al-Karim, (Jogjakarta: Garailmu, 2009), hlm. 117-123.

7 Departermen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…hlm. 437.

(4)

ِِّبالا ِنَع َةَشِئاَع ْنَع

َمالَسَو ِْيَلَع ُاّا ىالَص

َ

لا

ِا ٌرِا

َنآْرُقْل

،ِةَرَرَ بلا ِماَرِكلا ِةَرَفاسلا َعَم

َوَُو ِيِف ُعَتْعَ تَ تَ يَو َنآْرُقْلا ُأَرْقَ ي يِذالاَو

ِناَرْجأ َُل ّقاَش ِْيَلَع

Dari „Aisyah raiyallāhu „anhā berkata, bahwa Rasulullah aw bersabda : Orang yang mahir membaca al-Qur`an kelak dia bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan masih terbata-bata dan merasa berat dan susah, makaia mendapatkan dua pahala.” ( H.R. Muslim)9

Pendidikan Islam diselenggarakan dalam rangka mengambil dan mengamalkan dari nilai-nilai sumber ajaran Islam yang diantaranya

al-Qur‟an. Pendidikan Islam memiliki sejarah yang sangat panjang, dimulai

dari diangkatnya Nabi Muhammad aw sebagai pendakwah yang tentu bermakna pendidik pula, generasi sahabat, tabi‟in dan akhirnya sampailah di zaman sekarang ini. Perkembangan terjadi di pelbagai sudut pendidikan baik dari segi formal dan non formal, materi pembelajaran, standar-standar pencapaian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.

Syed Naquib al-Aṭṭas menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata ta‟dīb. Memang terdapat kata lain yang berkaitan dengan pendidikan selain ta‟dīb, yakni tarbiyah, akan tetapi tarbiyah menekankan pada pengasuh, menanggung, memberi makan, memelihara, dan menjadikan bertambah dalam pertumbuhan10.

Tokoh pendidikan lain yang menyoroti tentang pendidikan adalah Soegarda Purbakawaca. Menurutnya dalam arti umum, pendidikan

9 HR. Muslim. No. 798, Sahīh Muslim, (Kairo: Dāru ibn Ḥiban, 2008), hlm. 212. Diterjemahkan oleh Hawin Murtadlo, Kajian Romadhon, (Solo: Al-Qowam, 2006), hlm.47

(5)

mencakup segala usaha dan perbuatan d ari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.11 Salah satu dari tokoh dari cendekiawan muslim yang sangat intens dalam pendidikan dan pemikiran Islam DR. Adian Husaini telah menjelaskan bahwa melalui pendidikan, akan menghasilkan manusia-manusia yang jujur, bersemangat kerja keras, tidak malas, berani, kreatif, cinta kebersihan, toleran dan sebagainya.12

Tujuan umum pendidikan Islam singkron dengan tujuan agama Islam, yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, takwa, dan beribadah dengan baik kepada Allah Swt, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diutuslah para Nabi dan Rasul sebagai para pendidik yang kemudian mengarahkan manusia ke jalan yang lurus untuk kemashlahatan dunia dan akhirat. Adapun pengertian pendidikan Islam, Yusuf al-Qarḍawi memberikan definisi ”Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal, dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai atau perang, dan menyiapkannya untuk

11 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu), hlm.10.

(6)

menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis

dan pahitnya”13

Pendidikan yang ada di negara ini masih dirasakan adanya kesalahan, banyaknya para pejabat yang berpendidikan tinggi kemudian terjebak dalam kasus korupsi, banyak peserta yang bagus nilai ujiannya tapi berani kepada orang tua, dari evaluasi yang ada diterapkanlah kurikulum yang berbasis karakter. Menghafalkan al-Qur‟an salah satu cara untuk menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik, dengan mempelajari keilmuan secara luas dan diimbangi dengan menghafal ayat-ayat al-Qur‟an diharapkan dapat membentuk karakter yang mulia. Berbagai gambaran kebaikan bagi orang-orang yang mempelajari al-Qur‟an baik yang bersifat dunia seperti kebaikan akhlak bagi pengembannya dan kenikmatan akhirat berupa janji-janji kenikmatan kelak di surga membuat daya tarik bagi orang-orang yang ingin meraihnya, bak magnet yang menarik besi-besi di sekitarnya. Melihat ketertarikan masyarakat muslim terhadap proses belajar dan mengajar al-Qur‟an berlomba-lombalah lembaga Islam untuk ambil andil dalam menyelengarakan pendidikan Islam yang menfokuskan pada pembelajaran al-Qur‟an khusus tafīẓ (menghafalkan al-Qur‟an). Dalam perjalanan mengelola pendidikan yang di dalamnya mengajarkan tafīẓ

al-Qur‟an tidak semudah yang diharapkan, melainkan membutuhkan

metode-metode yang efisien dalam pengelolaannya.

(7)

Madrasah Aliyah (MA) merupakan sebuah lembaga pendidikan di bawah kementerian agama yang memiliki ciri khusus untuk mengantarkan peserta didiknya menjadi generasi yang berwawasan luas, cakap dalam keilmuan dan berakhlak mulia. Terdapat dua madrasah yang menjadi obyek dalam penelitian ini, yaitu: MA Tafīẓ Nurul Iman yang terletak di Karanganyar dan MA al-Kahfi yang ada di Surakarta, kedua madrasah ini memiliki banyak kemiripan dalam penyelenggarakan tafīẓ al-Qur‟an dan sama-sama MA yang bersistem boarding school (sekolah berasrama), walaupun terdapat pebedaan dalam penentuan target tafīẓ al-Qur‟an pada setiap tahunnya.

MA Tafīẓ Nurul Iman dan MA al-Kahfi sama-sama lembaga pendidikan yang menerapkan proses belajar mengajar secara formal di siang hari dan dilanjutkan dengan materi kepondokan berupa tafīẓ

al-Qur‟an di sore, malam dan pagi hari. Berbagai metode tafīẓ al-Qur‟an

diterapkan pada ke dua MA tersebut, misalnya: metode tasmī‟, murāja‟ah, jama‟, dan metode lainnya.14 Khālid Abu Wafa menyebutkan ada sebelas metode untuk menghafal al-Qur‟an yaitu, menyeluruh (kulli), parsial (juz‟i), gabungan, hafalan secara periodic, hafalan dengan cara menulis (kitābah), mendengarkan dari tape recorder, menggunakan computer, mengaitkan ayat-ayat yang akan dihafal dengan waktu atau tempat khusus, mengaitkan dengan peristiswa tertentu, mengaitkan dengan hal-hal yang biasa diakses dengan indra, dan mengaitkan ayat-ayat yang hendak dihafal dengan

(8)

maknanya.15 Metode menghafal yang bervariasi dan tepat sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

Para muḥāfi16 (guru al-Qur‟an laki-laki) dan muḥāfiah (guru

al-Qur‟an perempuan) yang inovatif, kreatif dalam pemilihan metode sangat

diharapkan, mengingat banyaknya kendala yang dihadapi para penghafal

al-Qur‟an dalam mengejar targetnya. Dengan tercapainya target hafalan dan

dihiasi dengan akhlak mulia menjadi idaman setiap orang tua, pendidik dan masyarakat luas akan kehadirannya, yang kemudian hari bisa memimpin bangsa ini dengan penuh amanah dan tanggungjawab.

MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta dua lembaga pendidikan yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat dalam menyelenggarakan tafīẓ al-Qur‟an, sehingga perlu diadakan pengkajian perbandingan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi kedua lembaga tersebut dalam penerapan metode menghafal al-Qur‟an oleh ustaż (guru laki-laki) atau ustażah (guru perempuan) kepada para santri (murid laki-laki) dan santriwati (murid perempuan).

Metode menghafal al-Qur‟an sangat penting untuk dipelajari bagi setiap penghafal al-Qur‟an maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an studi komparasi di MA Taḥfīẓ Nurul Iman dan MA al-Kahfi Surakarta.

15 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat Menghafal al-Qur’an, (Sukoharjo: Aslama, 2013), hlm. 73-80.

(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat penulis rumuskan permasalahannya, yaitu :

1. Apa saja metode yang diterapkan pada pembelajaran taḥfīẓal-Qur‟an di MA TaḥfīẓNurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta?

2. Bagaimana efektifitas dan efisiensi metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA TaḥfīẓNurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ

Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

2. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi metode pembelajaran taḥfīẓ

al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan informasi untuk pengembangan keilmuan berkaitan dengan macam-macam metode untuk menghafal al-Qur‟an.

2. Manfaat praktis

(10)

dan efisien khususnya di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

E. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan yang telah dibaca oleh penulis: 1. Siti Suryani (IAIN Walisongo, 2011),” Studi Komparasi Tentang

Kemampuan Membaca al-Qur‟an Siswa Menggunakan Metode al-Ma‟arif di TPQ NU 13 Al-Ma‟arif Kembangan Kaliwungu Dengan Siswa Yang Menggunakan Metode Qiroati Di TPQ Mustabanul Khairat Saribaru

Kaliwungu Kendal.” Peneliti menyimpulkan:

a. Kemampuan membaca al-Qur‟an siswa yang menggunakan metode al -Ma‟arif termasuk dalam kualifikasi “Baik”. Hal ini dibuktikan dengan

nilai rata-rata 75,5455.

b. Kemampuan membaca al-Qur‟an siswa yang menggunakan metode Qiroati termasuk dalam kualifikasi “Cukup”. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 71,04

(11)

2. Ahmad Subkhan (UMS, 2012), “ Studi Penerapan Metode al-Mahir dalam Pembelajaran al-Qur‟an di PPQ al-Mahir Gawanan, Colo Madu Karanganyar 2012”. Peneliti menyimpulkan:

a. Penerapan metode al-Mahir dalam pembelajaran al-Qur‟an dipandang sudah efektif.

b. Program pendidikan yang dirancang oleh PPQ al-Mahir dalam usaha meningkatkan kemampuan baca al-Qur‟an berupa program pemula, pra

tasīn, tasīn dan taḥfīẓ.

c. Faktor pendukung berupa ketersediaan SDM (para ustāż dan pengurus) yang profesional di bidang masing-masing, kelas yang cukup kondusif, tersedianya wisma bagi siswa mulāzamah (intensif), media dan sumber belajar berupa buku-buku, komputer dengan koneksi internet dan buku panduan al-Mahir.

d. Faktor penghambatnya berupa intensitas jumlah pertemuan yang masih kurang, sering terjadi benturan jadwal tahsin dan kegiatan peserta didik dan buku panduan yang masih dalam revisi.

3. Muhammad Qasim (UMS, 2010), “Implementasi Metode al-Qosimi dalam Pembelajaran Taḥfīẓ di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, dia menyimpulkan:

(12)

b. Implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran taḥfīẓ di SMP Muhammadiyah adalah suatu usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam menghafal al-Qur‟an. Pelaksanaan menghafal

al-Qur‟an di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta berjalan dengan efektif

melalui skenario yang variatif:

1) Murāja‟ah mandiri yaitu dilakukan di rumah masing-masing siswa. 2) Murāja‟ah bersama ustaż yaitu dilakukan secara rutin setiap

pembelajaran.

3) Murāja‟ah dengan sesama siswa yaitu dilakukan dengan para siswa dengan ketersediaan waktu yang ada.

c. Kendala-kendala yang dijumpai dalam implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran taḥfīẓ di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta saling berkaitan yaitu:

1) Pihak siswa , yaitu siswa kurang lancar dalam membaca al-Qur‟an dan lemahnya semangat untuk menghafal al-Qur‟an.

2) Pihak orang tua, yaitu kurang perhatian terhadap belajarnya anak terutama untuk menghafal al-Qur‟an.

4. Fithriani Gade (UIN, 2014), “Implementasi Metode takrār dalam

Pembelajaran menghahafal al-Qur‟an, dia menyimpulkan: a. Menghafal al-Qur‟an hukumnya fardhu kifayah.

b. Salah satu metode yang tepat untuk menghafal al-Qur‟an yaitu takrār,

(13)

mengulang-ulang secara teratur dan tertib serta berfikir dengan baik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

c. Menghafal dengan metode takrār didasarkan pada surah al-Furqon ayat 32.

Penelitian-penelitian di atas terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini. Kesamaannya penelitian tentang metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an adapun perbedaannya, pada lokasi dan waktu penelitian, dan pada fokus penelitian. Ketiga penelitian di atas berfokus masing-masing pada satu metode, sedangkan penelitian ini melihat beberapa metode yang diterapkan dalam studi komparasi metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan batasan-batasan tentang teori yang selanjutnya digunakan dalam penulisan penelitian. Berisikan relevansi uraian teoritis yang digunakan sebagai instrumen untuk menganalisis masalah yang dihadapi. Pembahasan kerangka teori penting sebagai alur dasar dalam menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai buku yang dijadikan sebagai teori yang semuanya memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:

(14)

2. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur‟an karya Drs. Ahsin Wijaya al-Hafizh

3. Hafal al-Qur‟an tanpa Nyantri karya Abdud Daim al-Kahil

4. Metode Cepat dan Efektif Menghafal al-Qur‟an al-Karim karya Muhammad Ahmad Abdullah

5. Cepat dan Kuat Hafal Juz „Amma Metode Qosimi karya Abu Hurri al-Qosimi al-Hafizh

Buku-buku di atas terdapat penguatan-penguatan untuk memaksimalkan hasil penelitian yang dilakukan diantaranya metode agar pembelajaran efektif dan efisien. Arti efektif adalah ada efeknya, manjur dapat membawa hasil, sedangkan efisien berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya.17 Efektifitas mengarah pada pengertian ketepatan atau kesesuaian antara usaha yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam pendidikan efektifitas sangat berkait dengan pencapaian tujuan pendidikan. Pembelajaran yang efektif dapat diukur, salah satunya dengan perbandingan antara rencana pembelajaran dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang efektif merupakan pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.18

17 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2013), hlm. 352.

(15)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian (field research) dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.19 Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan informasi perbandingan metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA

Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta untuk mendapatkan data yang valid.

Sifat dari penelitian ini lebih ke arah pada penelitian studi komparasi, karena objek penelitian membandingkan metode pembelajaran

taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi

Surakarta. Hal ini sebagaimana telah diungkapkan oleh Zainal Arifin, bahwa studi komparasi merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.20 Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan diskriptif kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata bukan dalam bentuk angka.21 Penelitian ini lebih banyak menggunakan metode observasi, dokumentasi dan tanya jawab, oleh karena itu sangat perlu menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan harapan besar bisa mengungkap

19Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 4.

20 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2011). hlm. 46.

(16)

secara detail metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

2. Sumber Data

Data-data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data-data yang bersifat kualitatif yaitu disebut dengan data yang hadir atau dapat dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, ungkapan narasi dan gambar.22 Adapun data-data yang berupa informasi akan digali dari berbagai sumber data antara lain:

a. Kepala Madrasah MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar, Ary Noegroho, S.P dan MA al-Kahfi Surakarta, Arfan Hamdani, S.Pd.I. b. Para ustaż dan ustażah di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan

MA al-Kahfi Surakarta.

c. Beberapa murid di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan murid-murid di MA al-Kahfi Surakarta.

Sumber data yang akan diambil dalam penelitian ini melalui: a. Tempat dan peristiwa

Tempat dan peristiwa dijadikan sebagai sumber data karena dalam penelitian harus sesuai dengan konteks di lapangan, dan setiap situasi yang melibatkan tempat, pelaku dan aktivitas. Tempat berlangsungnya taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

b. Dokumen dan arsip

(17)

Dokumen dan arsip merupakan teknik dalam pengumpulan data dengan mengumpulkan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang sangat berkaitan dengan kondisi peristiwa yang sedang dipelajari.23 Dokumen dan arsip di sini bisa berupa penilaian, kehadiran, bukti setoran dan bukti-bukti lain yang berkaitan taḥfīẓ al-Qur‟an di MA

Taḥfīẓ Nurul Iman dan MA al-Kahfi. 3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Pengumpulan data yang dilakukan penulis menggunakan beberapa teknik dalam penelitian melalui wawancara, yaitu kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee) untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif.24 Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan, metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an, serta untuk mengetahui perbandingan pelaksanaan taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

Wawancara yang dilakukan oleh penulis melibatkan beberapa

ustāż dan ustāżah yang berkaitan dengan memiliki peran dan bertanggungjawab pada urusan taḥfīẓ al-Qur‟an yang di antaranya penanggungjawab program taḥfīẓ MA Taḥfīẓ Nurul Iman, Aisyah, S.Pd.I dan penanggungjawab taḥfīẓ di MA al-Kahfi, Ahmad Ridwan,

(18)

S.Pd.I. Selain kepada penanggungjawab taḥfīẓ wawancara juga akan ditujukan kepada para ustāż dan ustāżah beberapa murid untuk dijadikan validitas penelitian ini.

b. Observasi

Teknik observasi yaitu suatu pengamatan secara khusus dan pencatatan yang sistematis yang dilakukan untuk mendapatkan informasi sevalid mungkin. S. Margono, menyebutkan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.25

Observasi salah satu metode yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang perbandingan MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi para penghafal al-Qur‟an, adapun yang dijadikan sebagai objek observasi yaitu, penerapan metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ

Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta yang di dalamnya penulis akan langsung melakukan observasi metode ustāż atau ustāżah dalam mengajar dan metode para murid ketika belajar, serta kondisi atau hal-hal yang mempengaruhi pembelajaran seperti: keadaan gedung, keadaan kelas, masjid, lingkungan serta fasilitas-fasilitas lain yang memiliki hubungan dengan pembelajaran di lokasi penelitian.

(19)

c. Dokumentasi

Penulis juga menggunakan teknik dokumentasi untuk memperkuat validitas data dalam penelitian ini, yaitu suatu teknik pengumpulan data-data dengan menghimpun data dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.26

Melalui teknik dokumentasi penulis dapat mengetahui perkembangan secara bertahap pada pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an, metode-metode yang telah diterapkan, perbandingan yang terdapat di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta, persamaan dan perbedaan dalam menggunakan metode pembelajaran

taḥfīẓ al-Qur‟an yaitu dengan melihat dokumen yang dimiliki oleh dua

madrasah tersebut.

H. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.27 Analisis data atau pengolahan data yaitu pengumpulan data yang tidak secara random atau mekanik, tetapi dikuasai oleh hipotesis. Apa yang ditemukan pada suatu saat adalah satu pedoman yang langsung terdapat apa yang akan dikumpulkan berikutnya.28

26 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan… hl . . 27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif… hl .

(20)

Penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian dianalisis yaitu dilakukan dengan cara mengorganisasikan data. Semua data yang telah dikumpulkan dengan melalui berbagai teknik diatur, diurutkan, dikelompokkan dan dikategorikan sehingga dapat detemukan tema yang sesuai dengan metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu dengan menganalisis data yang sudah dikumpulkan dari lapangan dengan bahasa yang logis dan mudah dipahami oleh pembaca dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Proses analisis data ini mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan responden.29 Langkah reduksi data dilakukan untuk menyeleksi, memusatkan dan menyederhanakan data-data dan catatan yang diperoleh dari hasil observasi dan penemuan di lapangan. Data yang sudah diperoleh kemudian diadakan penyeleksian dan dipilih yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian dan selanjutnya disusun secara teratur dan sistematis.

(21)

2. Penyajian Data

Langkah reduksi telah selesai, maka langkah yang berikutnya adalah menyajikan data secara jelas dan singkat. Penyajian hasil kegiatan reduksi didasarka n pada aspek-aspek yang diteliti. Hasil dari penyajian ini selanjutya digunakan sebagai bahan untuk menafsirkan data sampai pada tahap pengambilan kesimpulan.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data dan penarikan kesimpulan dilakukan setelah tuntasnya pengambilan data, hal ini berkaitan dengan benar atau tidaknya hasil penelitian. Hasil dari lapangan yang dihimpun dengan berbagai metode dan dari berbagai sumber dianalisis dan disimpulkan untuk mendapat kebenaran. Kesimpulan dibuat dalam bentuk pernyataan singkat yang mudah dipahami dengan mengacu pada pokok-pokok yang diteliti, dan ini merupakan intisari dari penelitian yang dilakukan di lapangan.

I. Sistematika Penulisan Tesis

Penyusunan tesis ini dirangkai dengan kerangka yang sistematis sebagai upaya mempermudah memahami isi dan kandungannya, adapun kerangka sitematika penulisannya sebagai berikut:

(22)

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan tesis.

Bab II Membahas diskripsi teori metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an. Bab III Pada bab ini akan memuat informasi tentang gambaran umum MA

Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta, membahas tentang latar belakang berdirinya, kegiatan-kegiatannya, sarprasnya, keadaan ustāż dan ustāżahnya, keadaan murid-muridnya, penerapan metode metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an di kedua lembaga tersebut.

Bab IV Analisis data, menjelaskan analisis penerapan metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur‟an dan tingkat efektifitas dan efisiensi nya di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pendidikan Terhadap Minat Masyarakat Muslim Berzakat dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel pendidikan mempunyai t hitung sebesar 3,778, dengan

[32] Ginting,H., Rosdanelli Hasibuan.2012 "Pengaruh Asam stearat terhadap Sifat Kekuatan Tarik dan Pemanjangan pada saat Putus Komposit Termoplastik Bekas Berpengisi

Didalam persaingan jual beli suatu produk dari dalam maupun luar negeri sangatlah berat. Suatu merek yang baru start-up untuk dapat dikenali akan

Input dan output diperlukan ada karena bahan dasar dalam pengolahan informasi, yang masuk ke dalam sistem dapat langsung diolah menjadi informasi atau jika belum

Manajemen Data Anggota adalah menu yang berfungsi untuk mengelola data terkait keanggotaan perpustakaan yaitu pendaftaran tamu, aktifasi anggota (mahasiswa dan pegawai/ dosen),

 bernama formalin formalin dan dan boraks. Banyaknya Banyaknya masyarakat masyarakat yang yang tidak tidak mengetahui mengetahui dampak dampak negatif dari bahan-bahan

Hasil penelitian dan pengembangan tanaman karet telah menghasilkan inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas meliputi pengolahan lahan, penggunaan klon unggul,

Artinya dalam memproduksi produk baru tersebut tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa