l{EI--U BLlKA
CXNONm'1I1JUNI'AIJ ))(
)
\
Indonesia Tertinggal
dalam Bioteknologi
,
'. BANDUNG - Indonesia ma-sih tertinggal dibanding negara lain dalam hal pengembangan
bioteknologi. Direktur Pusat
Riset Bioteknologi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Bambang Prasetyo
me-ngatakan, masalah kerusakan
lingkungan di Indonesia yang
sudah dalam tahap mempriha-tinkan seharusnya menjadi
tan-tangan Indonesia untuk
me-ngembangkan bioteknologi.
"Di Indonesia, kecenderung-an ykecenderung-ang terjadi adalah pada mu-sim kemarau, kering, sementara ketika musim hujan, banjir. Ini
merupakan tantangan bagi kita
untuk menerapkan
bioteknolo-gi, sehingga mampu
mengem-bangkan produk yang ramah
lingkungan," ujar Bambang yang
juga Ketua Konsorsium
Biotek-nologi Indonesia pada Workshop
dan Diskusi Bioteknologi di
kampus Universitas Padjadjaran
Bandung, Rabu (11/2).
Biotek-nologi yang berpotensi
dikem-bangkan di Indonesia, menurut-nya, meliputi bioteknologi per-tanian, farmasi dan kesehat~n, industri (bioproses), lingkungan,
dan kelautan. Bambang yakin,
apabila jeli melihat pasar akan
ada peluang-peluang, terutama
yang berkaitan dengan obat.
Bambang mengatakan,
per-guruan tinggi yang
mengem-bangkan program studi
biotek-nologi sangat perlu menerapkan pendidikan yang terarah,
infra-struktur yang mendukung,
du-.nia usaha atau industri yang
efi-sien, serta mengembangkan
te-rus inovasi. Menurutnya, salah
satu kunci pendukung inovasi
adalah bergabung dengan
'cen-tralize' yang memiliki alat-alat
laboratorium yang lengkap.
"Ja-di, tidak harus membeli satu per
satu alat yang mahal," ujarnya.
Menurut
Bambang,
keter-tinggalan Indonesia dalam
pe-ngembangan bioteknologi
ka-rena keterlambatan meyakinkan
para petinggi negara untuk
me-nyatukan
sumber daya alam
yang ada dengan ilmu
pengeta-huan. Namun kini, kata
Bam-bang, pemerintah sudah
memi-liki kesadaran akan pentingnya
penyatuan tersebut. Justru, kata
Bambang mengutip pernyataan
Wapres Jusuf Kalla pada suatu
'kesempatan, kalangan ilmuwan
yang kewalahan.
Indonesia memiliki Sumber
Daya Alam (SDA) melimpah
sehingga dapat dikatakan tidak ada yang tak ada di Indonesia. Begitu pula potensi fotosintesis
yaitu tumbuhan hijau di
Indo-nesia yang tiga kali lebih besar dari negara empat musim.
"Na-mun anehnya, Indonesia masih
saja mengimpor daging sapi," ujar Bambang sambil
mengung-kapkan keheranan seorang
pe-tinggi Iran mengapa Indonesia
dengan kekayaan hutan
melim-pah masih mengekspor daging
sapi. _ ant
~---
--~
Kliping
Hum as
Unpod
2009
o
Senin
o
Selasa
o
nabuo
f\amis.
Jumat f) Sabtuo Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
(D
14 15 1618 19 20 21 22 23 2'" 25 26 27 28 29 30 31