• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan Terpengaruh Iklan dan Survei!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jangan Terpengaruh Iklan dan Survei!"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

[(OMPAS

--

(halaman)@~

)

Ckolom

)@Q

o

.5enin.

0

Se/asa

.

Rabu

0

Kamis

" .

0

Jumat

0

Sabtu

0

Minggu

~

1 2 3 4 5 6 7 8/ ~ 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

o

Jan

0

Peb..

0

Mar

.

AprO Mei

0

J,;;-6

Jul 0 Ags -0 Scp OOkt - 0 Nov U Dey

Jangan Terpengaruh

- - - - -

- --

-Iklan dan Surveil

Oleh

S SAHALA

TUA

SARAGIH

-

-D

alam beberapa bulan terakhir hampir setiap detik

IOtadibombardir oleh iklan-iklan politik, baik iklan

partai politik (parpol) maupun iklan-iklan para

calon anggota lembaga legislatif (caleg), baik melalui media

massa maupun melalui media lainnya. Selain itu, hampir

setiap hari kitajuga membaca hasHsurvei politikyang

dilakukan berbagai lembagasurvei, entah survei independen,

entah survei pesanan, entah survei sungguhan, entah

survei-surveian.

Sebagianiklan itu memang me-narik perhatian dan masuk akal. Namun, sebagian besar iklan lain-nya sungguh memuakkan dan ter-kesan membodoh-bodohi kita. Hasil survei politik yangdilakukan berbagai lembaga survei itu pun umumnya kurangjtak dapat di-percayai karena hasil survei mere-ka disesuaimere-kan dengan "bunyi pe-sanan" para pemesan (pembayar).

Sebentar lagikita, warga negara yangbaik,tentu menggunakan hak pilih kita masing-masing. Dalam Pemilihan Umum (pemilu) 2009 kita pasti memilih calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan DPRDaerah (DPRD)provinsi, serta DPRD kotajkabupaten. Hingga detik ini umumnya warga yang berhak memilih masih bi-ngung, calegmana atau parpol apa yang mesti dipilih dan didukung.

Kita dihadapkan pada suatu si-tuasi seperti membeli kucing da-lam karung. Apa kriteria yang kita

- -

-

--gunakan dalam memilih ca-legjparpol? Bagaimanakiat memi-lib agar kelak kita tidak menyesal berkepanjangan? lnilab pertanya-an-pertanyaan pelik yang kita ha-dapi beberapa jam lagi menjelang memasuki ruang tempat pemu-ngutan suara (TPS).

Patemallsme

Dari dulu hingga kini pemilu memang bersifat langsung, bebas, dan rahasia.Akan tetapi, fakta me-nunjukkan, hingga sekarang ma-sih sangat banyak istri dan anak Oaki-lakidan perempuan) yangse-tia mengikuti suamijayah masing-masing. Artinya, siapajparpol apa yang dipilih oleh sang suamijayah, itu pulalab yang menjadi pilihan sang istri dan semua anak yang te-lab berhak memilih. Umumnya kaum istri dan anak tersebut mela-kukannya dengan sukarela. Mak-lumlab, mayoritas masyarakat kita masih menganut paham paterna-lisme.

KARTIKA

Kuasa maskulinisme masih sa-ngat kuat mencengkeram mayori-tas kaum perempuan dan anak di negeri ini. Dalam setiap pemilu, termasuk pemilihan kepala dae-rah (pilkada), mereka berprinsip "bagaimana suamijayah sajalab". Kaum istri dan anak itu seperti ti-dak mampu menentukan pilihan sendiri. Mereka hampir tidak per-nab mempertanyakan atau mem-persoalkan kriteria pemilihan yangdigunakan sangsuamijayah.

Realitas sosiologisinijelas tidak mendukung aktualisasi demokra-si hakikiyang diterapkan di negara kita. lni juga menunjukkan tiada-nya atau sangat minimtiada-nya pendi-dikan politik (demokrasi) di ru-mab tangga, sekolabjperguruan tinggi, masyarakat, dim terutama - -

-

- ""' - - --

--Kliping

Humos

U ,pod

2009

(2)

---di parpol-parpol. Maklumlah, ma-yoritas mutlak masyarakat kita memang bukan kader/anggota parpol. Umumnya kita hanya sim-patisan satu parpol tertentu.

Dari 230 juta penduduk Indo-nesia sekarang, harnpir 172jutaji-wa (51persen perempuan) di anta-ranya berhak memilih dalarn Pe-milu 2009. Tarnpaknya mayoritas mutlak calon pemilih tersebut ma-sib mengarnbang tak terkendali. Artinya, belum memiliki pilihan mantap. Ketika iklan-iklan politik caleg dan parpol dan hasil-hasil survei politik tidak marnpu meya-kinkan kita, atau kurang,/tak dapat dipercayai, lalu apa pegangan kita dalam mempertimbangkan dan menetapkan pilihan nanti?

Kini masib ada waktu untuk mencari informasi yang relatif cu-kup tentang caleg,/parpolyangkita pilih. Carilah di media massa apa pun informasi tentang sosok sang caleg/parpol, terutama prestasi atau kinerjanya. Carilah informasi yang ditulis wartawan di media massa independen agar kita tidak tertipu oleh berita/informasi ber-bayar atau iklan-iklan politik ter-selubung.

Tentu kita berpikir berkali-kali untuk memilih caleg yang "cacat" atau yang prestasinya ''biasa-biasa saja". Bila tidak bisa memilih seorang caleg pun,lalu kita memi-lib satu parpol. Nab, apakah kita mau memilih parpol yang dipim-pin oleh orang-orang/tokoh-tokoh yang cacat secara hukum,

moral, dan politik.

Mereka misalnya mantan ko-ruptordan pelanggarhakasasi ma-nusia yang terlibat langsung,/tak langsung dalam satujberbagai tra-gedi antara lain tratra-gedi Mei 1998di Jakarta, daerah operasi militer di Aceh dan Papua (Irian Jaya), pem-bumihangusan Timor Timur, dan tragedi di Kantor Partai Demokra-si IndoneDemokra-sia di Jalan Diponegoro, Jakarta, pada 26 Juli 1996. Selain itu, mereka misalnyajuga mencu-lik dan menghilangkan mahasiswa aktivis yang menentang rezim Or-de Barn waktu itu, atau melakukan hal semacamnya. Kini mereka tampil gagah seperti orang-orang hebatdansuci.

Rasional

Periksalah dengan saksama, apakah ada atau berapa banyakka-der parpol tersebut yang duduk di DPR dan DPRD yang pernah me-langgar hukum, terutama mengo-rupsi uang rakyat, baik yang di-tangkap oleh K01:nisiPemberan-tasan Korupsi maupun oleh lem-baga hukum lainnya. Ingat dan pe-riksa kembali,apakah kader-kader parpol yang selarna ini duduk di lembaga-lembaga eksekutif dan legislatifitu pernah/sering dengan serius memperjuangkan hak-hak rakyat banyak, terutama rakyat yang dipinggirkan, dimiskinkan, dilemahkan, dijajah, dihisap, diOO-doh-OOdohi,ditindas, dan sebagai-nya.

Memang betul, tidak ada caleg

yang suci dan sempurna. Selain itu, juga tidak ada parpol yang di-pimpin tokoh-tokoh yangsarna se-kali tidak berdosa. Namun, sebagai pemilih yang bijak tentu kita tidak mau memilih secara membabi bu-ta. Kita pun pastilah masib sehat, tidak menderita amnesia (lupa ingatan) massal, atau terkena sin-dram PDIP (penurunan dayaingat alias pikun). Membeli kucing da-lam karung pastilah membuat kita menyesal berkepanjangan kelak.

Kita, calon pemilih, diharapkan marnpu menggunakan hak pilib masing-masing secara indepen-den, cerdas, bijak, obyektif, jujur, dan rasional. Pilihlah caleg,/parpol tanpa tlipengaruhi iklan-iklan po-litik dan hasil survei-survei poli-tikI Memang tidak ada jaminan, mereka yang akan terpilih menjadi anggota DPD/DPRjDPRD pasti memperjuangkan nasib kita.

Va,kita memanghanya bisa her-harap dan berdoa (tanpa bisa me-nuntut mereka kelak)agar mereka benar-henar memosisikan dirl'~ masing-masing sebagaiwakilselu-rub rakyat tanpa membeda-be-dakan jenis kelamin, ras, suku bangsa, agarna, daerah, anggo-tajbukan anggota parpol, sudah atau belum pernah ikut memilih, dan mau/tidakmau menggunakan hak pilih dalam pemilu ini.

Selamat mencoblos, eh, men-contreng, eh,mencentang!

S SAHAlA TUASARAGIH

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

[r]

PEMERINTAH PROVINSI BALI RUMAH SAKIT JIWA. PENANGANAN

To sum up the above explanation, the application of text to self-connection technique accomplished the research purposes as follows: firstly, the use of text to

Tidak dipungkiri bahwa penggunaan printer dalam suatu pekerjaan tidak selalu efektif. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan printer dalam sebuah perusahaan, seperti

Akankah esok kembali ,aku masih kau beri kehidupan yang berarti?. Wahai dunia dan