• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. Kinerja, kepuasan Kerja sebagai Intervening

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. Kinerja, kepuasan Kerja sebagai Intervening"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan untuk penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

No Nama Variabel Metode/Alat

Analisis Hasil Penelitian 1 Satria Feri, Adi

Rahmat dan Bambang Supeno (2020)

Motivasi, Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Kinerja,

kepuasan Kerja sebagai

Intervening

Analisis Jalur /SPSS-19

- Budaya Organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

- Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.

2

Prahiawan dan Buang Sutisna (2018)

Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Kinerja, Kepuasan

Analisis Jalur/SPSS v.20

- Pengaruh Budaya organisasi positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(2)

sebagai Intervening

- Kepuasan kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja.

- Kepuasan kerja mampu

memediasi budaya organisasi

terhadap kinerja.

3 Eki Candra (2020)

Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Kinerja

Kepuasan kerja sebagai

Intervening

Analisis Jalur/SPSS 2016

- Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

melalui kepuasan kerja.

4 Ilham Fathoni, Indrayani, Sri Yanti dan Gita Indrawan (2021)

Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Lingkungan Kerja, Kinerja karyawan, Kepuasan sebagai intervening

SEM-PLS - Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

- Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

5 Citra Irma dan Lutfi (2019)

Budaya Organisasi,

SmartPLS 3.0 - Budaya organisasi

(3)

Motivasi, Kinerja Karyawan, Kepuasasn sebagai intervening

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja.

- Kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, - Budaya

organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

6 Putri, Edy Swasono dan Imam Baehaki (2020)

Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Kinerja Karyawan, Kepuasan sebagai intervening

Analisis Jalur/SPSS v.20

- Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan - Kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja - Budaya

organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja - Budaya

organisasi berpengaruh terhadap kinerja

(4)

melalui kepuasan kerja.

7 Tajuddin, Tumirin dan Eva (2020)

Budaya Organisasi, Motivasi, Kinerja Karyawan, Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening

Analisis Jalur/SPSS 15

- Budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja - Kepuasan kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan - Budaya

organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan - Budaya

organisasi berpengaruh secara tidak langsung

terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

8 TriWulandari dan Intan Ratnawati (2017)

Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Kinerja Karyawan, Kepuasan kerja sebagai

intervening

smartPLS 3.2.8

- Budaya organisasi berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja

(5)

- kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja - budaya

organisasi mempengaruhi kinerja melalui kepuasan kerja.

9 Suharno

Pawirosumarto, Purwanto Katijan Sarjana, Rachmad Gunawan, (2017)

Work

Environment, leadership style, culture organizations, job satisfaction, employee performance

WarpPls 3.0 - Budaya organisasi dan lingkungan kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja.

- Kepuasan kerja tidak memediasi budaya

organisasi, lingkungan kerja dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

10 Prakarsa Hernanta dan Dwi Ratmawati (2018)

Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, Kinerja, Kepuasan sebagai Intervening

smartPLS v2.0

- budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan

(6)

Berdasarkan penelitian terdahulu pada tabel diatas maka dapat diambil persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini.

1. Persamaan Penelitian

Penelitian (Eki Candra, 2020; Feri et al., 2020; Prahiawan & Sutisna, 2018; Putri et al., 2020; Tajuddin et al., 2020) memiliki kesamaan pada alat analisis yang digunakan.

2. Perbedaan Penelitian

Penelitian (Fathoni, 2021; Hernanta & Ratmawati, 2018; Irma Maesofhani et al., 2019; Pawirosumarto et al., 2017; Wulandari &

Ratnawati, 2019) memiliki perbedaan pada alat analisis yang digunakan dan objek lokasi penelitian, peneliti saat ini mengambil objek penelitian Shalimar Boutique Hotel. Penelitian saat ini dapat memanfaatkan hasil dari penelitian terdahulu sebagai referensi dan acuan untuk mengerjakan penelitian saat ini.

- Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan - Kepuasan kerja

memediasi hubungan antara budaya

organisasi dan kinerja

karyawan.

(7)

B. Kajian Teoritis

1. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2016).

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang karyawan atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.

a. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut (Wirawan, 2009) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengarhi kinerja karyawan diantaranya sebagai berikut : 1) Faktor Internal Karyawan

Faktor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan temasuk temperamental akan menentukan usaha dan upaya karyawan dalam bekerja. Sementara, faktor-faktor yang diperoleh selama pertumbuhan misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja juga akan mempengaruhi kinerja karyawan.

2) Faktor Lingkungan Internal Organisasi

Lingkungan internal ini dapat berupa penggunaan peralatan teknologi, sistem kompensasi dan iklim kerja, praktik manajemen termasuk didalamnya bidang pengembangan karir.

Semua ini akan memotivasi karyawan sehingga kinerja mereka akan lebih baik.

3) Faktor Lingkungan Eksternal organisasi

Faktor eksternal organiasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi seperti

(8)

misalnya krisis ekonomi dan keuangan serta inflasi terutama berakibat terhadap menurunnya nilai nominal upah dan gaji karyawan.

Menurut (Kasmir, 2016) beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain faktor gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan baik hasil maupun perilaku kerja. Menurut (Fuad Mas’ud, 2004) Budaya organisasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja.

Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku karena membantu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan. Kinerja juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan kerja, definisi kepuasan kerja dikemukakan oleh (Robbins et al., 2015) kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristiknya.

b. Indikator Kinerja

Menurut (Bernardin & Jhon dan Russel, 2013) indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan anata lain :

1) Kualitas, sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai lawan dari pertumbuhan atau inovasi.

2) Kuantitas, Merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang bisa mencapai skala maksimal yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

3) Efisiensi waktu, karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4) Efektivitas kerja, merupakan penggunaan sumber daya dari karyawan yang digunakan secara optimal dan efisien.

(9)

5) Kebutuhan pengawasan, merupakan kemampuan karyawan dalam bekerja dengan baik, dengan atau tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan.

6) Pengaruh diri, adanya karyawan yang mempunyai rasa harga diri yang tinggi terhadap pekerjaannya maka karyawan berusaha untuk mencapai hasil terbaik dalam pekerjaan tersebut.

2. Budaya Organisasi

Menurut (Robbins et al., 2015) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Para karyawan membentuk suatu persepsi subyektif mengenai organisasi berdasarkan pada faktor- faktor seperti toleransi resiko,tekanan pada tim dan dukungan pada orang. Persepsi keseluruhan ini akan menjadi budaya atau kepribadian organisasi. Persepsi bisa dalam bentuk positif atau dalam bentuk negatif, keseluruhannya akan mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja dengan dampak yang lebih besar pada budaya organisasi yang lebih kuat.

a. Indikator Budaya Organisasi

Budaya Organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem nilai yang disepakati dan dianut bersama oleh anggota organisasi dalam bekerja, yang membedakan organisasi itu dengan organisasi- organisasi yang lain (Robbins et al., 2015). Sistem nilai tersebut selanjutnya akan membentuk karakteristik utama dari organisasi tersebut. Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi :

1) Inovasi dan Pengambilan resiko, yaitu berkaitan dengan sejauh mana para anggota organisasi atau karyawan didorong untuk inovatif dan berani mengambil resiko.

2) Orientasi terhadap detail, berkaitan dengan sejauh mana para anggota organisasi atau karyawan diharapkan mau

(10)

memperlihatkan kecermatan dan perhatian terhadap hal-hal yang detail

3) Orientasi terhadap hasil,yaitu sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.

4) Orientasi karyawan, yaitu sejauh manakeputusan manajemen memperhitungkan efekhasil kepada orang-orang di dalam organisasi tersebut

5) Orientasi terhadap tim, berkaitan dengan sejauh mana kegiatan kerja organisasi dilaksanakan dalam tim-tim kerja, bukan pada individu.

6) Agresif, sejauh mana orang-orangd alam organisasi menunjukkan rasa antusias, keagresifan dan kompetitif.

7) Stabilitas, sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai lawan dari pertumbuhan atau inovasi

Masing-masing karakteristik budaya organisasi tersebut bergerak pada satu kontinum dari rendah ke tinggi, sehingga dengan penilain budaya organisasi dari tujuh karakteristik tersebut akan diperoleh pemahaman yang konkrit tentang bagaimana semua urusan diselesaikan dan bagaimana anggota organisasi berperilaku.

3. Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja adalah sebuah sikap atau keadaan emosi yang menyenangkan dan positif dalam diri seorang karyawan yang berasal dari penilaian pekerjaan dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya (Fred Luthans, 2006). Sedangkan menurut (Robbins et al., 2015) sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya, selisih antara banyaknya penghasilan yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakni apa yang seharusnya mereka terima. Sangat penting bagi para manajer untuk memperhatikan sikap-sikap karyawan, karena sikap

(11)

seseorang dapat memberi peringatan terhadap problema potensial yang sedang terjadi di dalam organisasi. Sikap akan berdampak terhadap perilaku karyawan. Karyawan yang terpuaskan dan berkomitmen tinggi terhadap organisasi akan memiliki tingkat kemungkinan yang rendah untuk keluar dari pekerjaannya, sebaliknya karyawan yang tidak terpuaskan akan cenderung memiliki tingkat kemungkinan yang rendah keluar dari pekerjaannya.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Para karyawan akan secara maksimal mengerjakan pekerjaan apapun dengan perasaan senang. Alasan karyawan bisa menjadi berbeda-beda dalam mendapatkan kepuasan kerja. Hal itu didukung oleh (Robbins et al., 2015) yang mengatakan dalam teori Hertzberg, perusahaan berusaha menghindari faktor-faktor yang membuat karyawan dapat tidak puas yang mana perusahaan perlu memotivasi karyawan supaya mendapatkan kepuasan kerja. Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi setiap karyawan kebanyakan dalam kepuasan kerja mereka, yaitu faktor psikologi, sosial dan fisik (Muhammad Busro, 2018). Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor psikologis merupakan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi kejiwaan mereka, seperti motivasi kerja, minat, sikap terhadap pekerjaan dan ketrampilan

2) Faktor sosial yang berkaitan dengan hubungan sosial antara mereka dengan orang-orang disekitarnya, seperti interaksi sosial yang baik antar pegawai dan atasan

3) Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja karyawan dan kondisi fisik, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, perlengkapan kerja, suhu udara dan kondisi kesehatan pegawai.

(12)

b. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut (Robbins et al., 2015) Terdapat lima indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja yaitu :

1) Pekerjaan, kepuasan ini tercapai bilamana pekerjaan seorang pegawai sesuai dengan minat dan kemampuan pegawai itu sendiri.

2) Gaji, bagaimana pegawai merasa gaji atau upah yang diterimanya sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan pegawai lain yang bekerja diorganisasi itu.Perasaan

3) Promosi, kesempatan untuk meningkatkan posisi jabatan pada struktur organisasi.

4) Supervisi, bagaimana pegawai merasa memiliki atasan yang mampu memberikan bantuan teknis.

5) Rekan kerja, pegawai merasa puas terhadap rekan-rekan kerjanya yang mampu memberikan bantuan teknis dan motivasi.

C. Kerangka Pikir

Bentuk strategi konseptual yang mengaitkan antara teori dengan berbagai faktor permasalahan yang dianggap penting untuk diselesaikan, sehingga dalam hal lebih mengacu pada tujuan penelitian tersebut dijalankan (Sugiyono, 2017). Sebuah kerangka pikir disusun sebagai gambaran tentang rencana penelitian terhadap hasil penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalh sebagai berikut :

Budaya Organisasi Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan

H1

H2 H3

H4

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

(13)

Gambar 2.1 merupakan gambaran kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu Budaya organisasi (X), varibel terikat yaitu kinerja karyawan (Y) dan variabel intervening kepuasan kerja (Z). Kerangka pikir pada penelitian ini ditunjang oleh beberapa penelitian terdahulu salah satunya penelitian dari (Fathoni, 2021) yang memperoleh hasil bahwa Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening, sehingga dapat disusun kerangka pikir seperti gambar 2.1 di atas.

D. Hipotesis

Berdasarkan paparan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

a. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Dalam penelitian (Hernanta & Ratmawati, 2018) didapatkan hasil bahwa Budaya organisasi berpengaruh psoitif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil yang sama didapatkan dalam penelitian (Prahiawan & Sutisna, 2018) bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan.

H1 : Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

b. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

Menurut penelitian (Putri et al., 2020) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Ditemukan hasil yang sama dalam penelitian (Tajuddin et al., 2020) bahwa budaya organisasi nerpengaruh terhadap kepuasan kerja

H2 : Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja

(14)

c. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Dalam penelitian (Wulandari & Ratnawati, 2019) dan (Feri et al., 2020) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan secara signifikan

H3 : Terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

d. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan dimediasi oleh Kepuasan Kerja

Menurut hasil penelitian (Eki Candra, 2020), didapatkan hasil kepuasan kerja memediasi hubungan antara budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hasil yang sama didapatkan dalam penelitian (Tajuddin et al., 2020) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.

H4 : Terdapat pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja

(15)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar  2.1  merupakan  gambaran  kerangka  pikir  yang  digunakan  dalam penelitian ini

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan perubahan kadar kolesterol total yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol sesuai dengan penelitian Trully Kusumawardhani yang menyatakan

Peneliti : Cara DM sudah cukup baik dengan mencari hasil dari operasi himpunan yang berada dalam kurung terlebih dahulu

Penerapan nilai-nilai religi ini sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang dan nilai-nilai religius juga bisa meningkatkan kualitas proses pembelajaran bukan

Jika dilihat dari parameter Z dr tersebut ukuran droplet hujan pada ketinggian 1 km cukup besar untuk semua wilayah Jakarta, tetapi nilai Rain yang terukur tidak

M engingat populasi burung kakatua di Pulau Komodo banyak ditemukan di lembah-lembah maka penting untuk melakukan penelitian seleksi habitat burung kakatua dengan variasi

Menurut Zastrow (Suharto, 2009) Pekerjaan sosial adalah: Aktivitas profesional untuk menolong individu, kelompok, masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki

unakan berbagai konsentrasi fluks. Pengukuran luminisens dilakukan dengan mengeksitasi sampel menggunakan cahaya biru dengan panjang gelombang 470 nm. Tampak bahwa hampir

Gambar 1.(a) Jalannya cahaya pada proses melihat jam oleh anak yang ditunjukkan oleh tanda panah berwarna kuning dengan urutan jalannya cahaya dapat dilihat pada gambar (b)