• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) Prof. Dr. Ir. Marie Najoan, MS NIDN Ir. Gam Dicky Lenzun, M.Si NIDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "USULAN IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) Prof. Dr. Ir. Marie Najoan, MS NIDN Ir. Gam Dicky Lenzun, M.Si NIDN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)

I

b

M KELOMPOK USAHA TERNAK AYAM BURAS RADIOLEN

Prof. Dr. Ir. Marie Najoan, MS NIDN. 0021045107

Ir. Gam Dicky Lenzun, M.Si NIDN. 0004126408

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2016

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……….………… i

DAFTAR ISI …………..…………... ii

RINGKASAN ………...…... iii

I. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi 1.2. Permasalahan Mitra

………...

……….…

……….…

1 1 4

II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ……….… 6

III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Penyuluhan

3.2. Pelatihan

……….

……….…

……….

9 9 9 IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNSRAT 4.2. Kepakaran Yang Diperlukan

……….

……….

……….…

13 13 13 V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1. Anggaran Biaya 5.2. Jadwal Kegiatan

……….

……….

……….

14 14 15

DAFTAR PUSTAKA ………. 16

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim ……….… 17 Lampiran 2. Gambar Ipteks Yang Akan

Ditransfer

……….… 23

Lampiran 3. Peta Lokasi Mitra ………. 24

Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama

……….… 25

Lampiran 5. Justifikasi Anggaran ……….… 27

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Nama, Jabatan, dan Karakteristik Anggota Kelompok Radiolen 2

2 Solusi dan Target Luaran 7

3 Nama Anggota Kelompok Sasaran 8

4 Rencana Target Capaian Luaran 8

5 Kualifikasi Tim Pelaksana Kegiatan IbM 14

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Cara Pemeliharaan Ternak Ayam Buras oleh Anggota Kelompok 5

2 Contoh Konstruksi Mesin Tetas 11

3 Tahapan Pembuatan Tepung Batang Pisang Goroho 12

(9)

RINGKASAN PROPOSAL

Pemberdayaan kelompok tani merupakan proses akulturasi sebagai perpaduan nilai-nilai baru dan lama yang menggambarkan jati diri suatu kehidupan masyarakat di pedesaan. Proses ini memerlukan pendekatan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, perluasan, dan penciptaan lapangan kerja serta pengentasan kemiskinan. Sub sektor peternakan diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan unggulan dalam perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara. Desa Lemoh merupakan salah satu desa di Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten Minahasa yang mempunyai beberapa kelompok tani ternak diantaranya kelompok Radiolen. Lembaga pemberdayaan ini terbentuk pada 10 November 2002 dengan program utama kelompok yaitu beternak ayam buras. Namun demikian tujuan pemeliharaan ayam buras berorientasi bisnis belum sepenuhnya tercapai. Selama ini ternak ayam buras hanya dibiarkan berkeliaran sepanjang hari di pekarangan, kebun maupun di jalan untuk mencari makan pada timbunan sampah, selokan, dan tepi saluran air. Selain itu anggota kelompok memperoleh bibit dengan cara pengeraman alami sehingga bibit tidak tersedia secara kontinu. Anggota kelompok juga belum memperhatikan tatalaksana kandang yang baik dan pencegahan penyakit. Kondisi ini menyebabkan rendahnya produktivitas ayam buras yang dipelihara anggota kelompok. Rendahnya produktivitas disebabkan motivasi anggota dalam memelihara ayam buras belum berorientasi bisnis yang dicirikan oleh lambatnya pertumbuhan, rendahnya produksi telur, rendahnya kualitas pakan, dan tingginya tingkat mortalitas. Kondisi ini jika dibiarkan akan berdampak pada rendahnya pendapatan rumahtangga. Padahal usaha ternak ayam buras yang berorientasi bisnis dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan rumahtangga. Berdasarkan permasalahan maka akan dilakukan pemberdayaan dengan penerapan ipteks bagi masyarakat untuk kelompok Radiolen yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Radiolen 1 dan Radiolen II. Target luaran yang ingin dicapai pada kegiatan pemberdayaan anggota kelompok Radiolen I yaitu : 1) kandang 1 unit dan 2) vaksinasi. Sedangkan target luaran yang ingin dicapai pada kegiatan pemberdayaan anggota kelompok Radiolen II berupa : 1) mesin tetas 1 unit dan formula pakan 1 paket. Target luaran lainnya yaitu publikasi melalaui seminar nasional, jurnal nasional, publikasi media massa, dan buku praktis. Pemberdayaan terhadap kelompok untuk menangani beberapa masalah prioritas dilakukan melalui dua metode yaitu penyuluhan dan pelatihan.

Kata Kunci : Ayam Buras, Kandang, Vaksinasi, Mesin tetas, Ransum

(10)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

Pembangunan peternakan mengemban satu fungsi yang sangat penting dalam pembangunan nasional yaitu sebagai penyedia bahan pangan hewani yang berkualitas berupa daging, susu, dan telur. Untuk itu berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan produksi peternakan mengingat pencapaian konsumsi masyarakat Indonesia terhadap protein hewani asal ternak masih rendah yaitu baru mencapai 5,03 gram/kapita/hari berada dibawah standar Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi yang menyarankan 6 gram/kapita/hari (Daryanto 2009).

Ayam buras merupakan salah satu unggas lokal yang menghasilkan telur tetas, telur konsumsi, dan daging sebagai pangan hewani yang berkualitas. Selain dapat diusahakan secara sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana, dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak, unggas ini mempunyai prospek yang menjanjikan, baik secara ekonomi maupun sosial. Data Ditjen Peternakan 2012 menunjukkan bahwa pangsa pasar nasional untuk daging dan telur ayam buras masing sebesar 40 dan 30 persen. Pangsa pasar ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan, jumlah penduduk, dan kesadaran gizi berimbang (Ditjennak 2012). Hal ini mendorong peternak kecil dan menengah untuk mengusahakan ayam buras sebagai penghasil daging seperti halnya peternak di Desa Lemoh Kabupaten Minahasa.

Kelompok Radiolen merupakan kelompok peternak ayam buras yang terbentuk tahun 2002 dengan program utama kelompok yakni beternak ayam buras. Keberadaan kelompok ini di bagian paling selatan Kabupaten Minahasa dengan topografi wilayah lereng pada ketinggian 125 dpl. Kelompok Radiolen terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan 22 anggota. Nama, jabatan, dan karakteristik anggota kelompok peternak Radiolen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan tingkat pendidikan anggota kelompok Radiolen umumnya tamatan Sekolah Menengah Atas. Besarnya pangsa anggota kelompok yang menamatkan Sekolah Menengah Atas menunjukkan bahwa anggota kelompok memiliki cukup kemampuan mengadopsi teknologi. Selain dibekali dengan tingkat pendidikan yang cukup, hal menarik yang dimiliki anggota kelompok

(11)

yaitu keuletan bekerja melalui usaha ternak ayam buras. Mardiningsih et al. (2004) menyatakan bahwa keuletan dalam usaha memelihara ternak ayam buras menyebabkan petani memiliki sikap percaya diri dan siap menanggung resiko dalam berusaha.

Percaya diri yang dimiliki anggota kelompok cukup tinggi mencerminkan bahwa dalam pelaksanaan pelatihan dan pembinaan serta aplikasi inovasi teknologi cukup berpengaruh dan sigap dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan sosial budaya setempat. Percaya diri yang tinggi akan memberikan sumbangan respon yang signifikan terhadap pengembangan usaha ternak ayam buras di pedesaan. Hal ini menjadi pertimbangan tim untuk menjadikan kelompok Radiolen sebagai kelompok sasaran penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pengembangan usaha ternak ayam buras.

Tabel 1. Nama, Jabatan, dan Karakteristik Anggota Kelompok Radiolen

No. N a m a Jabatan Umur Pendidikan

1. Sandrina Taroreh Ketua 59 SMA

2. Meike Manangka Sekretaris 45 SMA

3. Jetje Seke Bendahara 46 SMA

4. Julin Pangemanan Anggota 56 SMA

5. Sintje Taroreh Anggota 40 SMA

6. Agusta Terok Anggota 41 SMA

7. Femy Potu Anggota 46 SMA

8. Selvi Wolah Anggota 44 SMP

9. Johana Suluh Anggota 34 SMP

10. Syane Liuw Anggota 40 SMP

11. Flora Markus Anggota 30 SMA

12. Johanis Supit Anggota 46 SMA

13. Hentje Tulung Anggota 51 SMA

14. Martje Manangka Anggota 39 SMA

15. Martje Leilei Anggota 42 SMA

16. Agnes Tilaar Anggota 43 SMA

17. Jan Langi Anggota 55 SMP

18. Lexie Mandagi Anggota 47 SMA

19. Marthen Lisa Anggota 34 SMA

20. Theresia Taroreh Anggota 41 SMA

21. Marthen Mamonto Anggota 44 SMA

22. Davrosa Suatan Anggota 36 SMA

23. Mateos Loho Anggota 40 SMA

24. Julianus Waha Anggota 37 SMA

Hasil pra survey Tim Fakultas Peternakan (April 2016) menunjukkan bahwa selama ini ternak ayam buras hanya dibiarkan berkeliaran sepanjang hari di pekarangan,

(12)

kebun maupun di jalan untuk mencari makan pada timbunan sampah, selokan, tepi saluran air, dan jalan. Kondisi ini menyebabkan rendahnya produktivitas ayam buras yang dipelihara anggota kelompok. Rendahnya produktivitas disebabkan motivasi anggota dalam memelihara ayam buras belum berorientasi bisnis yang dicirikan oleh tingginya tingkat mortalitas, lambatnya pertumbuhan, rendahnya produksi telur, dan rendahnya kualitas pakan. Hasil pra survey juga diperoleh ayam buras yang dipelihara anggota kelompok mencapai dewasa kelamin pada umur 6−7 bulan, berat badan dewasa 1.4−1.6 gram/ekor, produksi telur 40−45 butir/ekor/tahun, berat telur 40 gram, persentase karkas 75%, mortalitas anak (DOC) 52%, daya tetas 86,65%, dan lama mengeram 21 hari. Kondisi ini jika dibiarkan akan berdampak pada rendahnya pendapatan rumahtangga dari usaha ternak ayam buras. Muryanto et al. (2007) menyatakan bahwa petani peternak akan mendapatkan keuntungan 2-2,70 kali lebih tinggi bila melakukan perubahan dalam sistem pemeliharaan yaitu menggunakan kandang baterai dan diumbar secara terbatas, menggunakan teknologi perbaikan pakan, perlakuan fisik, dan penetasan. Jika hal ini di respon dengan baik oleh anggota kelompok, maka usaha ternak ayam buras akan menjadi usaha andalan peternak di Desa Lemoh. Hal ini disebabkan karena usaha ternak ayam buras telah menjadi bagian dari sistem budidaya peternak, sumber pendapatan rumahtangga, dan memiliki nilai sosial ekonomi tinggi.

Dikaitkan dengan penggunaan lahan, produktivitas ayam buras tidak berbeda pada berbagai tipologi lahan karena lebih banyak dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan.

Artinya ayam buras dapat berkembang pada berbagai tipologi lahan, sehingga tidak terpengaruh oleh adanya alih fungsi lahan pertanian ke bidang lain yang terjadi saat ini.

Pada lahan yang tidak begitu luas pun usaha ternak ayam buras dapat dilakukan dengan sistem intensif, yaitu suatu cara pemeliharaan dikandangkan secara terus menerus, dengan kurun waktu 1 – 12 bulan atau lebih (Mardiningsih et al. 2004). Nilai ekonomi lain dari usaha ternak ayam buras yaitu ternak ini mampu memanfaatkan limbah pertanian dan limbah dapur, serta sebagai pengendali serangga. Dengan demikian usaha ternak ayam buras dapat dikembangkan dengan modal kecil sehingga dapat membuka lapangan kerja. Ditinjau dari manfaat sosial, ternak ayam buras ini digunakan oleh anggota kelompok untuk kegiatan mapalus (gotong-royong) dalam berbagai hajatan.

(13)

Apabila ada hajatan maka setiap anggota membawa ayam buras sebagai bentuk mapalusnya sesuai dengan kesepakatan.

Permasalahan dalam pengembangan usaha ternak ayam buras di Desa Lemoh antara lain skala kepemilikan relatif kecil (5 − 20 ekor/KK), modal peternak terbatas, rendahnya akses pembiayaan untuk pengembangan skala usaha, belum ada standardisasi pakan, dan tingginya mortalitas akibat penyakit. Rohaeni et al. (2004) menyatakan bahwa skala pemeliharaan ayam buras yang menguntungkan yakni lebih dari 50 ekor/KK. Hal ini merupakan unit ekonomi mikro dari usaha yang terkecil.

Untuk meningkatkan populasi, produktivitas, produksi, dan efisiensi usaha ternak ayam buras pemeliharaannya perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah agribisnis dengan peningkatan skala usaha dan pengembangan ayam buras secara semi intensif dan intensif melalui pemberian pakan yang berkualitas serta pencegahan dan pengendalian penyakit. Perbaikan tata laksana pemeliharaan dari tradisional ke intensif dapat meningkatkan daya tetas sampai 80%, frekuensi bertelur menjadi 7 kali/tahun, dan menurunkan kematian hingga 19% (Hastono 1999). Hal ini sejalan dengan Sartika (2005) yang menyatakan bahwa upaya meningkatkan produktivitas ayam buras dapat dilakukan melalui introduksi teknologi pemeliharaan dari ekstensif-tradisional menjadi semi intensif atau intensif.

1.2. Permasalahan Mitra

Ayam buras merupakan ternak unggas lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bisnis yang profesional, karena relatif tidak tergantung kepada bibit dan bahan pakan impor serta mudah dalam penanganannya. Namun dalam pengembangannya ke arah bisnis yang menguntungkan sangat membutuhkan inovasi teknologi. Dalam bidang teknis umumnya peternak masih mengalami masalah dalam bidang pembibitan, formulasi ransum, dan pencegahan penyakit.

Kelompok ternak ayam buras Radiolen merupakan kelompok ternak yang potensial untuk dikembangkan melalui introdusir teknologi tepat guna dan inovatif untuk pengembangan usaha. Hasil pra survey Tim Fakultas Peternakan menunjukkan bahwa usaha pemeliharaan ayam buras yang diusahakan oleh petani peternak sebagai usaha sampingan (52%), usaha pokok (24%), tabungan (16%) dan lainnya (8%). Hal

(14)

ini disebabkan karena usaha pemeliharaan ternak ayam buras belum diintroduksi dengan teknologi. Gambar 1 menunjukkan sistem pemeliharaan tradisional oleh anggota kelompok.

Gambar 1. Cara Pemeliharaan Ternak Ayam Buras oleh Anggota Kelompok

Pemeliharaan secara tradisional oleh anggota kelompok menyebabkan produktivitas dan produksi rendah. Rendahnya produktivitas dan produksi ini ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lambat dan tingginya tingkat mortalitas. Kondisi ini disebabkan karena penanganan dan pengelolaan yang dilakukan belum memadai, baik dari tata laksana pemeliharaan, kualitas dan kuantitas pakan maupun pencegahan dan penanganan penyakit. Peternak hanya memberikan makanan sisa dapur, tidak divaksin, dan bila ternak sakit langsung dipotong atau dijual. Pemeliharaan secara tradional dilakukan dengan skala pemilikan yang relatif kecil yaitu berkisar antara 2 – 20 ekor yang tujuannya untuk hobi, produk yang dihasilkan dikonsumsi untuk keluarga dan kadang-kadang dijual bila memerlukan uang dalam waktu cepat.

(15)

Berdasarkan hasil diskusi dari tim, pemerintah, dan anggota kelompok, maka permasalahan prioritas Kelompok Kinamang yang perlu penanganan, sebagai berikut : 1. Peternak yang terhimpun dalam kelompok Radiolen dalam memelihara ternak ayam

buras masih sebatas pada pemahaman teknis pemeliharaan secara tradisional (belum dikandangkan) yang sudah berlangsung turun-temurun. Sikap anggota yang hanya membiarkan ternak ayam buras berkeliaran mencari makanan sisa dapur menunjukkan bahwa anggota kelompok belum memiliki motivasi untuk memelihara secara intensif (dikandangkan) yang disebabkan usaha ini hanya bersifat sambilan.

Sifat sambilan ini menyebabkan kurangnya inisiatif anggota untuk mengetahui dan memahami nilai ekonomis pemeliharaan ternak ayam buras dengan cara dikandangkan menyebabkan pertumbuhan lambat dan produksi rendah.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemilihan bibit yang baik dan ketersediaan bibit (DOC) secara kontinu. Anggota kelompok memperoleh bibit dengan cara pengeraman alami sehingga bibit tidak tersedia secara kontinu.

3. Kurangnya pengetahuan peternak mengenai formula pakan yang berkualitas dan pemanfaatan sumberdaya pakan lokal.

4. Tingginya tingkat mortalitas disebabkan peternak belum memiliki pengetahuan mengenai pencegahan dan penanganan penyakit.

BAB II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi anggota kelompok Radiolen Desa Lemoh, maka terdapat beberapa solusi yang ditawarkan :

1. Perubahan pola pemeliharaan dari ekstensif alamiah menjadi semi intensif melalui penerapan teknologi perkandangan. Dalam pemeliharaan yang intensif, ayam menetas langsung dipelihara dalam indukan penghangat sampai umur 6 minggu.

Setelah itu anak ayam dilepas untuk mencari pakan sendiri. Pola ini menerapkan induk dikurung pada saat tertentu pasca penetasan, kemudian induk perlu dimandikan seminggu sekali. Dengan cara ini induk cepat bertelur lagi sehingga induk dapat bertelur 6 kali/tahun. Berarti induk dapat menghasilkan 48-54 ekor anak ayam/tahun dan 18 telur tetas afkir/tahun.

(16)

2. Introduksi teknologi mesin tetas untuk ketersediaan bibit secara kontinu dan anggota kelompok boleh menjual bibit kepada peternak lain, sehingga pengembangan usaha ternak ayam buras berorientasi bisnis.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai formula pakan yang berkualitas dan ekonomis melalui penerapan teknologi sumberdaya pakan lokal.

4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pencegahan dan penanganan penyakit melalui vaksinasi, sehingga dapat menekan tingkat mortalitas.

Solusi dan target luaran secara ringkas dan jelas ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Solusi dan Target Luaran

No Solusi Target Luaran

1 Perubahan pola pemeliharaan dari ekstensif alamiah menjadi semi intensif melalui penerapan teknologi

perkandangan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi

Kandang Percontohan 1 unit

2 Ketersediaan bibit secara kontinu Mesin Tetas 1 unit 3 Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan peternak mengenai formula pakan yang berkualitas dan ekonomis melalui penerapan teknologi sumberdaya pakan lokal

Ransum 1 paket

4 Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan peternak dalam pencegahan dan penanganan penyakit melalui

vaksinasi, sehingga dapat menekan tingkat mortalitas

Pelaksanaan Vaksinasi (Tingkat mortalitas menurun)

Berdasarkan kesepakatan anggota kelompok, tim, dan pemerintah, maka anggota kelompok dibagi 2 (dua). Kedua kelompok sebagai sasaran pemberdayaan dinyatakan sebagai kelompok Radiolen I dan kelompok Radiolen II seperti dapat dilihat pada Tabel 3. Target luaran yang ingin dicapai pada kegiatan pemberdayaan anggota kelompok Radiolen I, yaitu : 1) kandang percontohan 1 unit, 2) Vaksinasi. Sedangkan target luaran yang ingin dicapai pada kegiatan pemberdayaan anggota kelompok Radiolen II berupa : 1) mesin tetas 1 unit, 2) Ransum 1 paket. Target luaran lainnya adalah : publikasi pada seminar nasional, prosiding/jurnal nasional, media massa, dan buku praktis.

(17)

Tabel 3. Nama Anggota Kelompok Sasaran No

.

N a m a Jabatan Umur Pendidikan

Kelompok Radiolen I

1. Sandrina Taroreh Ketua 59 SMA

2. Meike Manangka Sekretaris 45 SMA

3. Jetje Seke Bendahara 46 SMA

4. Julin Pangemanan Anggota 56 SMA

5. Sintje Taroreh Anggota 40 SMA

6. Agusta Terok Anggota 41 SMA

7. Femy Potu Anggota 46 SMA

8. Selvi Wolah Anggota 44 SMP

9. Johana Suluh Anggota 34 SMP

10. Syane Liuw Anggota 40 SMP

11. Flora Markus Anggota 30 SMA

Kelompok Radiolen II

1. Johanis Supit Ketua 46 SMA

2. Hentje Tulung Sekretaris 51 SMA

3. Martje Manangka Bendahara 39 SMA

4. Martje Leilei Anggota 42 SMA

5. Agnes Tilaar Anggota 43 SMA

6. Jan Langi Anggota 55 SMP

7. Lexie Mandagi Anggota 47 SMA

8. Marthen Lisa Anggota 34 SMA

9. Theresia Taroreh Anggota 41 SMA

10. Marthen Mamonto Anggota 44 SMA

11. Davrosa Suatan Anggota 36 SMA

12. Mateos Loho Anggota 40 SMA

13. Julianus Waha Anggota 37 SMA

Lebih lanjut rincian target capaian luaran dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rencana Target Capaian Luaran

No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding Accepted

2 Publikasi pada media massa Sudah Terbit

3 Peningkatan omzet pada mitra Ada

4 Peningkatan kuantitas dan kualitas produk Ada 5 Peningkatan ketenteraman/kesehatan masyarakat Ada 6 Peningkatan kemampuan masyarakat dalam

penerapan teknologi tepat guna, meliputi : a. Kandang Percontohan 1 unit

b. Vaksinasi

c. Mesin tetas 1 unit d. Ransum 1 paket

Produk

7 Buku Praktis Ada

(18)

BAB III. METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan permasalahan prioritas kelompok Radiolen, maka diperlukan pemberdayaan terhadap kelompok tersebut. Pemberdayaan yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dapat dilakukan dengan dua metode sebagai berikut :

3.1. Penyuluhan

Penyuluhan diberikan oleh pakar nutrisi dan produksi ternak dari Fakultas Peternakan Unsrat dengan materi penyuluhan meliputi :

a. Pentingnya protein hewani asal ternak

b. Pentingnya pemberian pakan yang berkualitas melalui pemanfaatan sumberdaya bahan pakan lokal

c. Pentingnya pemberian vaksinasi sebagai upaya untuk pencegahan penyakit d. Manajemen beternak ayam buras

Untuk kegiatan penyuluhan disiapkan brosur-brosur tentang materi yang disampaikan kepada anggota kelompok dan masyarakat di Desa Lemoh.

Penyuluhan bertujuan mengubah perilaku sumberdaya anggota kelompok ke arah yang lebih baik. Beberapa falsafah penyuluhan, yaitu : (1) penyuluhan menyandarkan programnya pada kebutuhan anggota kelompok; (2) penyuluhan pada dasarnya adalah proses pendidikan untuk orang dewasa yang bersifat non formal. Dalam hal ini anggota kelompok dibekali pengetahuan mengenai hal teknis dan ekonomis memelihara ternak ayam buras dengan menggunakan sumberdaya secara arif dan bijaksana; dan (3) penyuluh bekerja sama dengan organisasi lainnya untuk mengembangkan individu, kelompok, dan bangsa.

3.2. Pelatihan

Setelah dilakukan penyuluhan terhadap anggota kelompok, selanjutnya dilakukan pelatihan bagi anggota berdasarkan Tabel 3. Pelatihan dimaksud adalah praktek penerapan teknologi dengan memanfaatkan beberapa orang mahasiswa S1 dan S2 bagi anggota kelompok Radiolen I dan Radiolen II dalam bentuk :

(19)

a. Pembuatan kandang percontohan dimana anggota dilatih membuat konstruksi kandang sesuai dengan anjuran teknis pengembangan ternak ayam buras, walaupun dalam pelaksanaannya membutuhkan tenaga buruh bangunan.

b. Pemberian Vaksinasi, anggota dilatih teknis pemberian vaksinasi sebagai upaya pencegahan penyakit.

c. Pembuatan mesin tetas, anggota dilatih dalam pembuatan mesin tetas. Contoh konstruksi mesin tetas ditunjukkan pada Gambar 2.

(20)

Gambar 2. Contoh Konstruksi Mesin Tetas Sumber : Soedjarwo (1988)

d. Pembuatan Ransum

Anggota dilatih menyusun formula ransum ayam buras dengan memanfaatkan sumberdaya lokal agar harganya lebih murah dibanding kalau pakan harus dibeli.

Salah satu sumberdaya lokal yakni penggunaan batang pisang goroho. Pisang goroho (Musa acuminafe, sp) merupakan salah satu jenis pisang yang khas digemari konsumen. Ketika buah diambil bagian batang pisang akan dibuang dan dibiarkan membusuk tanpa dimanfaatkan. Penggunaan batang pisang goroho dimungkinkan sebagai pakan karena dari segi komposisi batang pisang cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan ternak. Sumbangan gizi yang diberikan oleh batang pisang goroho memang tidak memadai, namun dikaitkan dengan sifat karbohidrat yang terdapat pada tanaman dan penggunaan teknologi fermentasi diharapkan kualitasnya dapat meningkat dan memungkinkan limbah ini dapat dugunakan maksimal dalam ransum. Gambar 3 menunjukkan tahapan pembuatan batang pisang goroho menjadi bahan pakan melalui biokonversi dengan Trichoderma viride sebagai dasar penyusunan ransum.

(21)

Gambar 3. Tahapan Pembuatan Tepung Batang Pisang Goroho Sumber : Najoan (2014)

Pelaksanaan program IbM membutuhkan peran aktif anggota Kelompok Radiolen yang meliputi :

a. Menetapkan masalah prioritas yang perlu penanganan secara bersama-sama b. Menetapkan waktu dan lokasi pelaksanaan secara bersama-sama

Persiapan

Pengumpulan Bahan (Batang Pisang Goroho)

Penepungan Batang Pisang Goroho

Fermentasi Tepung Batang Pisang Goroho

Faktor A = konsentrasi dosis inokulum diberi Simbol D, yaitu (D1 = 3 g/kg substrat); (D2 = 6 g/kg substrat); (D3 = 9 g/kg substrat)

Faktor B = lama waktu inkubasi diberi symbol W, yaitu (W1= 2 hari);

(W2=4 hari); dan (W3=6 hari)

Tepung Batang Pisang Goroho sebagai pakan

(22)

c. Membantu mempersiapkan teknis pelaksanaan kegiatan penyuluhan

d. Membantu mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan

e. Mengikuti kegiatan pelatihan dan penerapan introduksi teknologi : (1) pembuatan kandang, (2) pelaksanaan vaksinasi (3) pembuatan mesin tetas, dan (4) pembuatan ransum.

Kegiatan evaluasi dilaksanakan baik dalam setiap tahapan kegiatan maupun evaluasi secara umum dari semua kegiatan yang sudah dilaksanakan. Selain itu peneliti akan terus melakukan pendampingan terhadap anggota kelompok dalam penerapan introduksi teknologi sesudah pelaksanaan kegiatan IbM. Dengan demikian introduksi teknologi yang sudah diberikan selama kegiatan IbM akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan masyarakat Desa Lemoh pada umumnya dan rumahtangga anggota kelompok Radiolen pada khususnya. Dampak positif ini akan terukur melalui meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam beternak ayam buras, baik dari segi produksi, penyusunan dan pembuatan ransum dari bahan pakan lokal maupun manajemen, sehinggga produktivitas dan produksi meningkat. Dampak lebih lanjut, anggota kelompok Radiolen akan menjadi peternak ayam buras yang berorientasi bisnis sehingga akan meningkatkan pendapatan kesejahteraan rumahtangga.

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNSRAT

Universitas Sam Ratulangi sebagai salah satu Universitas Negeri di Sulawesi Utara memiliki beberapa lembaga dalam menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Lembaga yang ada diantaranya Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) yang bertugas menyelenggarakan pengabdian, pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat.

Fungsi LPPM UNSRAT yaitu :

a. Mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian;

b. Meningkatkan relevansi program UNSRAT sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

c. Membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

(23)

d. Melaksanakan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah/daerah melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan/atau badan lainnya di dalam maupun di luar negeri.

e. Melaksanakan urusan tata usaha lembaga.

Dalam menunjang kegiatan PPM, LPPM UNSRAT melaksanakan kegiatan kepada masyarakat dengan sumber dana DIPA, PNBP dan DIKTI. Jumlah staf dosen UNSRAT yang terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Demikian pula, jumlah kegiatan pendidikan dan pelayan cenderung meningkat untuk setiap tahunnya.

4.2. Kepakaran Yang diperlukan

Kepakaran yang dibutuhkan dalam kegiatan IbM adalah pemberdayaan kelompok dalam pembuatan konstruksi kandang, pembuatan mesin tetas, dan pelaksanaan vaksinasi yaitu : Dr. Ir. Rini Leke, MP dan Ir. Zulkifly Poli, MS (Dosen Fakultas Peternakan Jurusan Produksi Ternak). Sedangkan kepakaran pemberdayaan penyusunan ransum yaitu Prof. Dr. Ir. Jet Mandey, MS (Dosen Fakultas Peternakan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak). Kualifikasi tim pelaksana dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kualifikasi Tim Pelaksana Kegiatan IbM

No N a m a Bidang Keahlian Tugas Dalam Kegiatan

Pengalaman Kemasyarakatan

Unit Kerja 1 Prof. Dr. Ir. Marie

Najoan, MS

Nutrisi dan Makanan Ternak

Mengkoordinir

& bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

- Pengurus dalam org wanita kaum ibu - Pengabdian masy di

Minahasa, Minsel, Bolmong

Fakultas Peternakan

2 Ir. Gam Dicky Lenzun, M.Si

Ilmu Lingkungan

Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelatihan bagi kelompok Radiolen I dan II

- Pengurus dalam org Keagamaan.

- Pengabdian pada masyarakat di Bolmong

Fakultas Peternakan

3 Jemmy Rawis, SPt.

Manajemen Agribisnis

Mengkoordinir kegiatan pelatihan

- Pelatihan kelompok tani ternak di Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, Papua

Mahasiswa S2

4 Irawan Ilmu

Peternakan

Membantu dalam acara penyuluhan dan pelatihan

- Penyuluhan dan pelatihan kelompok ternak di Bolmong dan Bolmut

Mahasiswa S1

(24)

5 Frangky Topah Ilmu Peternakan

Membantu dalam acara penyuluhan dan pelatihan

- Penyuluhan dan pelatihan kelompok ternak di Manado dan Minahasa

Mahasiswa S1

6 Aprilia Thamrin Ilmu Peternakan

Membantu dalam acara penyuluhan dan pelatihan

- Penyuluhan dan pelatihan kelompok ternak di Manado

Mahasiswa S1

7 Kezia Pandelaki Ilmu Peternakan

Membantu dalam acara penyuluhan dan pelatihan

- Penyuluhan dan pelatihan kelompok ternak di Manado dan Kota Bitung

Mahasiswa S1

BAB V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1. Anggaran Biaya

No Komponen Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang 10.000.000

2. Bahan Habis Pakai 26.250.000

3. Perjalanan 8.250.000

4. Lain-lain 5.500.000

T o t a l 50.000.000

Lima Puluh Juta Rupiah,-

5.2. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan

2. Pembuatan Brosur 3. Penyuluhan

4. Pembuatan Kandang 5. Pelaksanaan Vaksinasi 6. Pembuatan Mesin Tetas 7. Pembuatan Ransum 8. Pemantauan dan Evaluasi 9. Pelaporan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sulut. 2014. Kecamatan Tombariri Timur dalam Angka. BPS Provinsi Sulawesi Utara, Manado

Daryanto A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. IPB Press, Bogor.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan.Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta.

Hastono. 1999. Peluang Pengembangan Ayam Buras di Lahan Pasang Surut Karang Agung Ulu, Sumatera Selatan. hlm. 691−699. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1−2 Desember 1998. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Mardiningsih D., TM Rahayuning, W Roesali, DJ Sriyanto. 2004. Tingkat produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanita pada peternakan ayam lokal intensif di Kecamatan Ampal Gading, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 548 − 554.

Muryanto, T Paryono, Ernawati, PS Hardjosworo, H Setijanto dan LS Graha. 2007.

Prospek Ayam Hasil Persilangan antara Ayam Kampung dengan Ras Petelur sebagai Sumber Daging Unggas Mirip Ayam Kampung. Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian untuk Pengembangan Agribisnis Industrial Pedesaan di Wilayah Marjinal. Ungaran, 8 Desember 2007. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jawa Tengah, Ungaran. hlm. 390 – 397.

Najoan. 2014. Pemanfaatan Tepung Batang Pisang Goroho sebagai Pakan Alternatif Ayam Broiler. Laporan Penelitian RUU Unsrat Manado.

Rohaeni ES., D Ismadi, A Darmawan, Suryana, Subhan. 2004. Profil Usaha Peternakan Ayam Lokal di Kalimantan Selatan (Studi kasus di Desa Murung Panti Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Desa Rumintin Kecamatan Tambarangan, Kabupaten Tapin). Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 − 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 555 − 562.

Sartika T. 2005. Peningkatan Mutu Bibit Ayam Kampung melalui Seleksi dan Pengkajian Penggunaan Penanda Genetik Promotor Prolaktin dalam MAS/Marker Assiated Selection untuk Mempercepat Proses Seleksi. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(26)

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

A. Biodata Ketua Tim Pengusul

1 Nama lengkap dan Gelar Prof. Dr. Ir. Marie Najoan, MS

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Guru Besar

4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 195104211976032002

5 NIDN 0021045107

6 Tempat dan Tanggal Lahir Kawangkoan, 21 April 1951

7 Email najoanmarie@yahoo.com

8 Nomor Telp/Hp 08124403038

9 Alamat kantor Jl. Kampus Kleak Manado. 95115

10 Nomor Telp/Fax 0431-863786, 863686 / Fax 0431-822568

11 Alamat Rumah Winangun Manado

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S1=26 orang, S2=5 orang, S3=5 orang 13 Mata Kuliah yang Diampuh 1. Ilmu Nutrisi Mineral

2. Nutrisi Non Ruminansia Unggas 3. Manajemen Aneka Ternak 4. Industri Pakan

5. Metodologi Penelitian B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama PT Universitas Sam Ratulangi

Universitas Padjadjaran

Universitas Padjadjaran Program

Studi

Nutrisi dan Makanan Ternak

Nutrisi dan Makanan Ternak

Nutrisi dan Makanan Ternak

Tahun Lulus

1976 1991 1996

Judul Skripsi/

Tesis/

Disertasi

Pengaruh

Pemberian Sulfur dalam Ransum yang Mengandung Urea terhadap Kecernaan dan Retensi N pada Sapi Perah

Pengaruh Pemberian Beberapa Level Tepung Limbah Ikan Cakalang terhadap Performans Burung Puyuh

Penentuan Kebutuhan Zn dengan Metode Perunut Radioisotop (Zn-65) dan

Pemanfaatannya dalam Ransum yang Mengandung Zeolit terhadap Performans Broiler

Pembimbing - Ir.

Andiajajanegara

- Dr. Ir. Ruhkiat Kartasujana, MS

- Prof. Dr. H.

Soeharsono, M.Sc

(27)

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1. 2011 Pengaruh Pemberian Minyak

Limbah Pengalengan Ikan terhadap Konversi Ransum Broiler

DIPA UNSRAT 15.000.000

2. 2 .

2012 Pemanfaatan Eceng Gondok (Echornia Crassipes) sebagai Pengganti Sebagian Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Bobot Hati, Bobot Empedu dan Panjang Usus pada Ayam Pedaging

DIPA UNSRAT 25.000.000

3. 2012 Uji Palatabilitas Pakan Burung Puyuh (Gallralus Torquatus) yang Dipelihara secara Ex-Situ

PNBP UNSRAT 15.000.000

4. 2013 Penerapan Teknologi Complete Feed untuk Meningkatkan Produktivitas Sapi Rakyat.

Kerjasama Fakultas Peternakan dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

90.000.000

5. 2013 Perubahan Komponen Nutrien dan Kecernaan Bungkil Kelapa Terfermentasi dengan Tricoderma Viride pada Broiler

BOPTN UNSRAT

15.000.000

6. 2 0 1 4

2014 Pengaruh Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) terhadap Kolesterol Ternak Babi

DIPA UNSRAT 30.000.000

7. 2015 Pemanfaatan Batang Pisang Goroho (Musa Acuminafe, Sp) sebagai Pakan Alternatif Ransum Broiler

DIPA UNSRAT 40.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1. 2012 Manajemen Pemberian Pakan

Ayam dan Babi pada Kelompok

DIPA UNSRAT 10.000.000

(28)

Tani Mandiri Pangan di Desa Ponto Kecamatan Wori, Minut 2. 2012 IbM Kelompok Tani di Kawasan

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

DIPA UNSRAT 10.000.000

3. 2012 IbM Kelompok Tani Lembah Pamuli di Desa Wori Kecamatan Wori Minut, Sulawesi Utara

DIPA UNSRAT 10.000.000

4. 2013 IbM Wirausaha Ternak Puyuh di Kelurahan Kinali Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa

DIKTI 40.000.000

5. 2014 IbM Pascabanjir di Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang Manado

DIPA UNSRAT 10.000.000

6. 2015 IbM Dasa Wisma Anggrek di Kelurahan Kinali Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Induk

DIKTI 37.500.000

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/

Tahun 1. Identifikasi dan Karakterisitik

Bahan-bahan Pakan Lokal dalam Upaya Memperkokoh Sistem Pemberian Pakan yang Berkelanjutan dan Berketahanan di Sulawesi Utara

Jurnal Zootek Nomor 1/2011

2. Bluck Soldier Fly Larvae Manure Degradation as Fish Meal Replacer in Native Chicken Ration

International Jounal Stiitifice Seria Zootehnie

Volume 62/19/2012

3. Pengaruh Tingkat Protein Ransum terhadap

Pertumbuhan Ayam Kampung

Jurnal Zootek Volume 32/3/2012

4. Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit (cucurma dometica val) dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Puyuh (coturnix japonica)

Jurnal Zootek Volume 33/1/2013

5. Egg Internal Quality and n-3 Fatty Acids of Native

International Journal Poultry Sci

Volume 12/8/2013

(29)

Ckipjact Fish (katsuwonus pelamis) Industrial Waste Containing Feed

6. Peningkatan Nilai Nutrisi (Protein dan Serat Kasar) Limbah Solid Kelapa Sawit dengan Trichoderma Resei

Jurnal LPPM Volume 11/1/2015

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. Seminar Nasional Flu Babi

(Swine Fever) di Kota Manado

Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi sebagai Ternak andalan Sulawesi Utara

Agustus 2010 Universitas sam Ratulangi Manado 2. Seminar Nasional Peternakan

Berkelanjutan

Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Pedaging yang

Menggunakan tepung Umbi Kimpul

(xanthosoma sagitifilium schott) Sekunder sebagai Pengganti Jagung

6-7 November 2012 Universitas Padjadjaran Bandung

3. The 5th International Conference on Sustainable Animal Agriculture for Development Countries (SAADC) Pattaya, Chonburi Thailand

Application of Feed Technology of Quail (Coturnix-coturnix Japonica) Using Waste of Skipjack (Ketsuwonus pelamis)

27-30 Oktober 2015

Pattaya, Chonburi Thailand

4. Seminar Nasional dan Kongres Asosiasi Ilmu Ternak babi Indonesia (AITBI)

Pengaruh Penggunaan Minyak Kelapa dalam Ransum Babi Grower terhadap Kecernaan Energi dan Protein Ransum

4-5 Agustus 2015 Denpasar Bali

5. Internasional Seminar of Animal Nutrition and Feed Science (ISAINI)

Effect of Utilization of virgin Coconut Oil (VCO) in Diet on Pig

Performance

7-8 September 2015

Manado

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

(30)

(31)

A. Identitas Diri Anggota Pengusul

1. Nama Lengkap dan Gelar Ir. Gam Dicky Lenzun, M.Si

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP/NIK/Identitas Lainnya 196412041990031004

5. NIDN 0004126408

6. Tempat dan Tanggal Lahir Manado, 4 Desember 1964

7. Email saguer64@yahoo.com

8. NomorTelp/Hp 081340489321

9. Alamat Kantor Jl. Kampus Unsrat Bahu Manado

10. Nomor Telp/Fax

11. Alamat Rumah Jl. Lembah Sari No. 23 Winangun 1

12. Lulusan yang Telah Dihasilkan

13. Mata Kuliah yang Diampuh Metode Penelitian Sosial Pengelolaan Lingkungan B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama PT Unsrat Manado Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

- Program Studi Peternakan Ilmu Lingkungan

Tahun Lulus 1989 2005

Judul

Skripsi/Tesis/

Disertasi

Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi Daging, Telur dan Susu di KecamatanTomohon

Potensi Limbah, Dampak Pencemaran Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha Ternak Sapi Di Desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Pembimbing 1. Drh. A.F. Wilar

2. Ir. T.B. Butar-butar 3. Ir. B.F.J. Sondakh,

MS

1. Prof. Drs. Kasto, MA 2. Drs. A. Budi Purnomo,

B.R, MA

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1. 2011 Potensi Sumberdaya Dalam

Menunjang Pengembangan Ternak Sapi Di KabupatenMinahasa

Dikti Rp. 15.000.000,-

2 2012 Persepsi Masyarakat Terhadap Limbah Ternak Babi Di

Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa

DIPA Unsrat

Rp. 15.000.000

(32)

(33)

Lampiran 2. Gambaran IPTEKS yang akan Ditransfer

KELOMPOK TERNAK RADIOLEN

I DAN II

Penyuluhan Pelatihan

PENERAPAN IPTEKS 1. Pembuatan Kandang 2. Pelaksanaan Vaksinasi 3. Pembuatan Mesin Tetas 4. Penyusunan dan

Pembuatan Ransum

PELAPORAN KELUARAN

1. Tersedianya kandang 1 unit

2. Terlaksananya Vaksinasi

3. Tersedianya mesin tetas 1 unit

4. Tersedianya ransum 1 paket

TIM PELAKSANA PROGRAM IbM

EVALUASI

(34)

Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah Mitra Desa Lemoh

Sumber : BPS Sulut (2014)

Lokasi IbM (Kelompok Radiolen) Desa Lemoh

(35)

(36)

(37)

Lampiran 5. Justifikasi Anggaran 1. Peralatan Penunjang

Nama Peralatan Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp) Mesin Tetas Pembuatan Mesin

tetas

1 Paket 10.000.000,- 10.000.000,- Subtotal (Rp) 10.000.000,- 2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp) Penyuluhan Konsumsi

- Makan siang (Tim, anggota kel, Mahasiswa, dosen) - Snack

- Kertas, dll

50 org

50 org 50 paket

27.500

7.500 10.000

1.375.000

375.000 500.000 Pembuatan Kandang Pembelian bahan

pembuatan kandang

1 Paket 12.000.000 12.000.000 Pelaksanaan

Vaksinasi

Pembelian vaksin 1 Paket 2.000.000 2.000.000 Pembuatan Ransum Pembelian bahan-

bahan penyusun ransum

1 Paket 10.000.000 10.000.000

Subtotal (Rp) 26.250.000,- 3. Perjalanan

Dari...ke... Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Harga Peralatan (Rp) Manado –

Desa Lemoh

- Persiapan - Penyuluhan - Penanaman Hijauan - Pembuatan Silase/Amoniasi - Pembuatan Kandang - Pembuatan Pupuk - Evaluasi

1x1 1x1x2 1x1x2 1x1x2 1x1x2 4x1x2 1x2

550.000 550.000 550.000 550.000 550.000 550.000 550.000

550.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 2.200.000 1.100.000 Subtotal (Rp) 8.250.000 4. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp) Administrasi,

publikasi, laporan, seminar, dll

- Pengurusan Administrasi - Seminar

Nasional dan Publikasi

1 paket

250.000 3.000.000

250.000 4.000.000

(38)

Jurnal nasional - Penggandaan Laporan - Baliho dan dokumentasi

20 exp 1 paket

50.000 250.000

1.000.000 250.000 Subtotal (Rp) 5.500.000 Total (1+2+3+4+5) (Rp) 50.000.000

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya cemaran bakteri patogen pada udang windu panen, setelah ditangani petambak dan setelah ditangani pengumpul dan

Pada pelatihan sulam pita persiapan pengelola dalam mempersiapkan pelaksanaan pelatihan sulam pita sangatlah baik. Dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara

Mungkin sebagai orang tua, tidak akan kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton film-film dewasa yang mengandung unsur seks dan kekerasan secara

Pada akhir pengamatan, ternyata ukuran wadah tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan yang tertinggi adalah 29,25 cm pada varietas Lokal Kuning yang diperlakukan oleh hormon

Permintaan akan perumahan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan program SPSS untuk mengetahui nilai kecakupan data, validitas, reabilitas, dan korelasi,

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa strategi harga mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga

Sehingga jumlah nilai nominal saham yang akan dibeli perseroan akan bergantung pada harga saham di Bursa dengan batasan jumlah maksimal 20 persen dari modal yang ditempatkan

- Hybrid flow shop : setidaknya pada salah satu seri tahap operasi memiliki lebih dari satu unit mesin paralel... Weighting