ANALISIS PENGARUH PENGATURAN SUHU PADA PERANGKAT GPON MENGGUNAKAN APLIKASI
OSASE DI DIVISI NETWORK AREA PT. TELKOM WITEL BANGKA BELITUNG
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Oleh:
Aulia Galih Manggala 102117021
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PERTAMINA 2020
25 - 11 - 2020
LEMBAR PENGESAHAN
PERUSAHAAN PT. TELKOM WITEL BANGKA BELITUNG
1. Peserta Kerja Praktik
Nama : Aulia Galih Manggala
NIM : 102117021
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Fakultas Teknologi Industri
2. Tempat Pelaksanaan : PT. Telkom Witel Bangka Belitung 3. Waktu Pelaksanaan : 18 Agustus 2020 s/d 18 September 2020
Jakarta, 10 November 2020
Menyetujui, Mengajukan,
Dosen Pembimbing Mahasiswa,
Program Studi Teknik Elektro (PSTE)
Wahyu Agung Pramudito, Ph.D
NIP. 116093 Aulia Galih Manggala
NIM 102117021 Mengetahui,
a.n Ketua Program Studi Teknik Elektro (PSTE) Koordinator Akademik PSTE
Aulia Rahma Annisa, S.T., M.T.
NIP. 116057
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT, yang selalu memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian Kerja Praktik dan penyusunan Laporan Kerja Praktik yang dilaksanakan di PT. Telkom Witel Pangkal Pinanag periode 18 Aguatus 2020 s.d 18 September 2020.
Pada pelaksanaan Kerja Praktik dan penyusunan laporan kerja ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Allah SWT. yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan Kerja Praktik sampai dengan penyusunan laporan ini.
Orang tua dan keluarga yang telah mendukung dalam proses Kerja Praktik.
General Manager PT. Telkom Witel Pangkal Pinang – Bangka Belitung
Bapak Timbul Manalu, Selaku Manager of Network Area.
Bapak Satria Simamora, Selaku Officer Network Area.
Bapak Martha, Bapak Agus , Bapak Ryan, selaku pembimbing Kerja Praktik. Atas bantuan beliau, penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik di Divisi Network Area.
Seluruh Engineer dan Staff PT. Telkom Witel Pangkal Pinang – Bangka Belitung, yang memberikan bantuan pada saat pengamatan dan pengambilan data.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis sejak penyusunan proposal hingga disahkannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktik ini masih memiliki kekurangan, baik dalam penulisan maupun penjelasan yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar laporan ini dapat diperbaiki dan disempurnakan lagi ke depannya. Semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan manfaat serta tambahan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan juga penulis sendiri.
Pangkal Pinang, 18 September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR... iv
I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Metode Penulisan ... 2
II. PROFIL PERUSAHAAN... 3
2.1 Sejarah Singkat Telkom Indonesia ... 3
2.2 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ... 5
2.3 Lokasi dan Area PT. Telkom Witel Pangkal Pinang ... 7
2.4 Purpose, Visi dan Misi PT. Telkom Indonesia... 8
2.4.1 Purpose ... 8
2.4.2 Visi... 8
2.4.3 Misi ... 8
2.5 Kegiatan Usaha PT. Telkom Indonesia ... 8
2.5.1 Usaha Utama... 8
2.5.2 Usaha Penunjang ... 9
III. KEGIATAN KERJA PRAKTIK ... 10
3.1 Bentuk Kegiatan ... 10
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktik... 11
IV. PEMBAHASAN ... 12
4.1 Konfigurasi Perangkat GPON ... 12
4.2 Monitoring Catu Daya GPON ... 13
4.3 Hasil Monitoring Sistem OSASE ... 15
4.4 Hasil Monitoring Red Allert Sistem OSASE ... 18
V. TINJAUAN PUSTAKA... 20
5.1 Deskripsi Perangkat Gigabit Passive Optical Network (GPON)... 20
5.2 Prinsip Kerja Perangkat GPON... 20
5.3 Komponen Utama GPON ... 21
5.3.1 Network Management System ... 21
5.3.2 Optical Line Terminal ... 21
5.3.3 Optical Distribution Cabinet ... 21
5.3.3.1 Konektor ... 22
5.3.3.2 Splitter ... 22
5.3.4 Optical Distribution Pack... 23
5.3.5 Optical Network Termination... 24
5.4 Keunggulan dan Kekurangan GPON... 26
3.4.1 Keunggulan GPON ... 26
3.4.2 Kekurangan GPON ... 26
5.5 Spesifikasi Layanan GPON ... 27
5.6 Sistem Informasi OSASE... 27
VI. PENUTUP... 28
6.1 Kesimpulan... 28
6.2 Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Redaman Passive Splitter... 13 Tabel 3.2. Spesifikasi GPON ... 17 Tabel 4.1 Data Temperature Ruang Rectifier STO PGP... 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia... 5
Gambar 2.2 Foto Telkom Witel Pangkal Pinang ... 7
Gambar 2.3 Lokasi Telkom Witel Pangkal Pinang ... 7
Gambar 3.1 Perangkat Optical Distribution Cabinet ... 11
Gambar 3.2 Splitter Perangkat GPON... 12
Gambar 3.3 ODP Closure ... 14
Gambar 3.4 Perangkat ONT ... 15
Gambar 4.1 Flowchart Konfigurasi Perangkat GPON ... 18
Gambar 4.2 Pengukuran Catu Daya GPON... 19
Gambar 4.3 Perangkat GPON... 20
Gambar 4.4 Data Monitoring Temperature Pada Sistem OSASE ... 20
Gambar 4.5 Sistem Monitoring Pada OSASE STO Tanjung Pandan ... 22
Gambar 4.6 Flowchart Konfigurasi Allert Pada Sistem OSASE ... 23
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) adalah satu-satunya BUMN penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Berdiri sejak tanggal 23 Oktober 1856, saat ini Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, dan Investor dalam dan luar Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Telkom memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.
Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e- Commerce dan layanan portal lainnya.
Dalam pengoperasiannya masing-masing Divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat Inves tasi (Divisi Network dan Divisi lainnya) dan pusat keuntungan (Divisi Regional). Divisi Regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat rumusan masalah yang muncul antara lain :
1. Apa saja pengaruh suhu terhadap efek pada perangkat elektronik.
2. Fungsi dan cara kerja perangkat GPON pada unit Network Area.
3. Bagaimana penanganan jika suhu pada perangkat GPON berada pada kondisi normal.
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja dari perangkat GPON hingga pengaruh suhu terhadap performa kualitas jaringan yang dihasilkan oleh perangkat.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini digunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data yang objektif yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, yaitu :
Mengamati dan menganalisis objek secara langsung.
Wawancara dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan dan para staf karyawan PT. Telkom Witel Pangkal Pinang.
Studi literatur (studi pustaka) seperti buku-buku referensi dan data referensi lain yang berkenaan dengan masalah yang dibahas.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Telkom Indonesia
Telkom berawal dari tahun 1856, tepatnya tanggal 23 oktober 1856, yang ditahun 2017 dimana, Telkom menyediakan pelayanan pengoperasian telegram elektromagnetik di Indonesia di saat itu. Telkom menjadi penyedia pelayanan komunikasi berupa telegram pertama di Indonesia yang dapat menghubungkan kota Batavia (Jakarta) dengan kota Buitenzorg (Bogor) oleh pemerintah kolonial belanda. Kemudian pada tahun 1884, Pemerintak kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan layanan pos dan telegrap dari domestic hingga internasional. Layanan telepon mulai di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1882 hingga pada tahun 1906 layanan telepon disediakan oleh perusahaan swasta sebagai lisensi pemerintah selama 25 tahun. Hingga di awal abad 20, tepatnya tahun 1906 Pemerintak Kolonial Belanda mengendalikan seluruh layanan pos dan telekomunikasi Indonesia.
Pada tahun 1961, separuh dari layanan telekomunikasi ini dialihkan kepada perusahaan milik Negara. Di tahun 1965, pemerintah Indonesia memisahkan antara layanan pos dan telekomunikasi kedalam dua perusahaan milik Negara yang berbeda, PN Pos dan Giro (sekarang Pos Indonesia) dan PN Telekomunikasi Indonesia. Di tahun 1974, PN (Perusahaan Negara) dibagi menjadi dua perusahaan milik Negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (perumtel) merupakan penyedia layanan telekomunikasi domestic internasional serta PT. Industri Telekomunikasi (“PT.INTI”) yang bergerak sebagai pembuat perangkat telekomunikasi. Dan di tahun 1980, bisnis ini diambil oleh pihak Indosat (PT.
Indonesian Satellite Corporation). (Sumber: Laporan Tahunan PT. Telkom Tahun 2016) Kemudian di tahun 1991, Perumtel mengalami perubahan status yang menjadi Perserotan Terbatas (P.T) milik Negara dengan nama perseroan PT. Telekomunikasi Indonesia yang biasa di sebut masyarakat Telkom. Kemudian ada pembagian wilayah operasi bisnis hingga dua belas wilayah yang di kenal dengan witel (wilayah telekomunikasi).
Setiap witel memiliki komitmen yaitu bertanggung jawab penuh terhadap aspek bisnis di wilayahnya masing-masing, mulai dari penyedia layanan telepon hingga manajemen dan keamanan properti. Kemudian di tahun 1995, Telkom merubah pembagian wilayah
operasi dari dua belas wilayah menjadi tujuh wilayah yang kemudian disebut menjadi divisi regional. Divisi regional meliputi :
Divisi I Sumatera
Divisi II Jakarta
Divisi III Jawa Barat
Divisi IV Jawa Tengan dan DIY
Divisi V Jawa Timur
Divisi VI Kalimantan
Divisi VII Indonesia Bagian Timur (Papua dan sekitarnya)
Di Setiap divisi, memiliki witel yang jumlahnya ditentukan oleh masing-masing regional. Untuk Divisi Regional IV1 daerah Sumatera memiliki 11 witel. Wilayah-wilayah Telkom Witel Regional I meliputi : Witel Aceh, Witel Babel, Witel Bengkulu, Witel Jambi, Witel Lampung, Witel Medan, Witel Rikep, Witel Sumbar, Witel Sumsel, Witel Sumut dan Witel Ridar.
Tahun 1999, perusahaan industri telekomunikasi mengalami perubahsn dengan skala yang besar. Sebab, dalam UU No. 36 (Undang Undang Telekomunikasi) berlaku efektif pada bulan September tahun 2000 yang berisi tentang pedoman mengatur reformasi industri telekomunikasi yang bertujuan agar adanya persaingan yang sehat dalam bidang infocomm.
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Telkom Tahun 2016)
Telkom memiliki komitmen untuk mempertahankan di lingkungan industri yang sampai saat ini kompetitif, Pada tahun 2009, Telkom bertransformasi dari perusahaan Infocomm menjadi perusahaan TIME (Telekomunikasi, Infomasi, Media, Edutainment) dengan mempertahankan warisan perusahaan dan siap untuk bersaing dengan sehat.
Tahun 2012, PT. Telekomunikasi melakukan reconfiguring terhadap jenis perusahaannya, yang berawal TIME yang ditetapkan tahun 2009, kemudian menjadi TIMES (Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment dan Services).
Telkom Di tahun 2016, merupakan perjalanan PT. Telkom untuk menuju ke perusahaan digital telco dengan melakukan transformasi organisasi dari sebelumnya TIMES, menuju model terbaru yaitu Customer Facing Unit (CFU) dan Functional Unit (FU).
Transformasi tersebut akan membuat Telkom menjadi lebih ramping dan lincah dalam beradaptasi dengan gejolak perubahan industri telekomunikasi yang sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan dari segi efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas.
2.2 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Gambar 2.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Telkom sebagai perusahaan Life Confident ditujukan untuk mengubah “beban dunia’’
yang dirasa banyak membebani, dalam memungkinkan orang untuk menjelajahinya.Telkom yang baru membuatnya sederhana bagi orang untuk mengakses dunia, untuk memahaminya, untuk belajar dan memiliki suara di dalamnya.Memungkinkan orang untuk berbuat lebih banyak dan mengirim dunia kedalam tangan mereka.Sebuah pesan sederhana kepada masyarakat, bahwa dunia adalah milik mereka.
Logo Telkom Indonesia yang di ganti pada tahun 2013, tepatnya 17 agustus 2013 yang bertepatan dengan Hari lahirnya Bangsa Indonesia. Dengan mengambil semangat HUT RI ke-68 saat itu, Telkom Indonesia memperkenalkan penampilan baru logo Telkom Indonesia yang mencerminkan komitmen Telkom Indonesia untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Dalam penampilan logo baru, setiap warna memiliki arti, yaitu
Merah — Berani, Cinta, Energi,Ulet.
Mencerminkan spirit perseroran untuk selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan.
Putih — Suci, Damai, Cahaya,Bersatu
Mencerminkan semangat Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Hitam — Warna Dasar
Melambangkan kemauan keras.
Abu-Abu— Warna Transisi Melambangkan teknologi.
Makna tagline PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk “The world in your hand”
merupakan sebuah pesan bahwa Telkom akan membuat segalanya menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan para masyarakat melalui jasa Telekomunikasi dalam mengakses dunia.
Sedangkan, makna dari logo itu sendiri mengacu pada filosofi Telkom Corporate, yaitu Always The Best— sebuah keyakinan dasar untuk dapat selalu memberikan yang terbaik dalam setiap hal atau pekerjaan yang dilakukan dan senantiasa memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan akhirnya akan membentuk Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi terbaik di Indonesia.
2.3 Lokasi dan Area PT. Telkom Witel Pangkal Pinang
PT. Telkom witel STO Pangkal Pinang terletak pada Jalan Kemuning No. 1 Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung. PT. Telkom Witel memfokuskan pada bidang telecommunication, Information, Media & Edutaintment, dan Services (TIMES).
Gambar 2.1. Foto Telkom Witel Pangkal Pinang
Gambar 2.1. Lokasi Telkom Witel Pangkal Pinang.
2.4 Purpose, Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia
Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ini tercantum dalam dokumen Rencana Jangka Panjang Telkom yang disetujui serta ditandatangani oleh Dewan Komisaris tanggal 26 Desember 2016.
2.4.1 Purpose
“Mewujudkan Bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah yang terbaik bagi para pemangku kepentingan.”
2.4.2 Visi
“Menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat”
2.4.3 Misi
Mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, economics oleh seluruh masyarakat.
Mengembangkan talenta digital unggulan yang membantu mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital bangsa.
Mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital pelanggan terbaik.
2.5 Kegiatan Usaha PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Kegiatan usaha PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk bertumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digital. Tujuan kegiatan usaha ini adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya perseroan. Dari pernyataan diatas kegiatan usaha PT. Telkom mencakup :
2.5.1 Usaha Utama
Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,mengoperasikan, memasarkan, menjual atau menyewakan dan memelihara jaringan telekomunikasi dan informasi dalam arti luas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan peraruran dan perundang-undangan yang berlaku.
Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti luas dengan memperhatikan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2.5.2 Usaha Penunjang
Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Telkom, salah satunya pemanfaatan aktiva(harta) tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem informasi, pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemelihara dan perbaikan.
Dalam hal ini, bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka mengoptimalkan resources, seperti sumber daya informatika, komunikasi atau teknologi yang dimiliki oleh pihak lain yang memiliki pandangan atau sejalan dengan maksud dan tujuan PT. Telkom.
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1 Bentuk Kegiatan
Pelaksanaan Kerja Praktik ini diajukan untuk dilaksanakan pada:
Waktu : 18 Agustus 2020 s/d 18 September 2020 Lokasi : PT. TELKOM WITEL Pangkal Pinang
Jalan Kemuning No.1, Matraman, Opas Indah, Pangkal Pinang, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung 33684.
Rincian kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam kerja praktik ini tercantum pada Tabel 3.1 yaitu:
Tabel 3.1: Rancangan Kegiatan Kerja Praktik
NO KEGIATAN
PEKAN KE
1 2 3 4
1. Pengenalan Lingkungan Perusahaan PT. Telkom 2. Penempatan Unit Kerja berdasarkan Keterampilan 3. Observasi dan Pengumpulan Data
4. Penyusunan Laporan
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktik
Berikut ini adalah table dari kegiatan kerja praktik yang dilakukan penulis selama menjalani kegiatan kerja praktik di PT. Telkom Witel STO Pangkal Pinang.
Tabel 3.2 : Kegiatan Kerja Praktik
NO Waktu Kegiatan
1. Minggu ke-1 Penentuan divisi dari pihak PT. Telkom Witel Bangka Belitung dan pengenalan kantor.
2. Minggu ke-2 Pengenalan perangkat GPON di PT. Telkom Witel Bangka Belitung bersama pembimbing lapangan.
3. Minggu ke-3 Pengamatan lebih dalam pada perangkat GPON hingga menentukan titik operasi putus fiber optik menggunakan OTDR.
4. Minggu ke-4 Membuat laporan kerja praktik dan melakukan bimbingan mengenai pembahasan laporan kerja praktik.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Konfigurasi Perangkat GPON
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver servis sampai ke user menggunakan fiber optic. GPON mampu menyediakan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetri baik upstream dan downstream atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 untuk upstream. Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data–data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Konfigurasi GPON secara umum ditampilkan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Flowchart Koonfigurasi Perangkat GPON
START
Mentransmisikan Voice, IP/Ethernet dan
Broadcast HE
Packet Optical Line Transmission (P-OLT)
Total Access MSAP
Passive Optical Splitter
Optical Network Termination ( ONT )
PC, TV dan Session Inisiation Protocol
(SIP)
End
GPON yang bekerja dengan menggunakan teknologi FTTx, akan membuat informasi yang diterima dapat dikirimkan kepada pelanggan dengan menggunakan kabel optik yang ada.
Sementara prinsip kerja dari GPON sendiri adalah, saat data atau pun sinyal yang telah dikirimkan OLT, akan ada salah satu komponen yang disebut dengan splitter.
Komponen splitter ini akan mendukung serat optik untuk mengirimkan pesan menuju berbagai ONU (Optical Network Unit). Sementara ONU sendiri akan memberikan data-data hingga sinyal sesuai keinginan konsumen. Mudahnya, GPON bekerja dengan prinsip point to multipoint yang memanfaatkan splitter sebagai komponen yang bertugas membagi jaringan.
4.2 Monitoring Catu Daya GPON
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 4.2 Perangkat GPON (a) Pengukuran Voltase Catu Daya Perangkat GPON (b) Pengukuran Arus Catu Daya Perangkat GPON
Pada gambar 4.2 dapat dilihat jika pengukuran catu daya dilakukan dalam hal untuk memonitoring voltase dan arus. Pengukuran dilakukan secara rutin oleh pihak Indihome guna memantau nilai over pada tegangan ataupun arus pada perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada alat ukur multimeter adalah 52.1 Vdc dan 20 Adc. Nilai tersebut di ukur pada catu daya perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada arus dapat berubah seiring penambahan beban pada perangkat GPON karena nilai arus pada perangkat bergantung pada beban yang digunakan.
Sedangkan nilai tegangan yang terbaca oleh perangkat dihasilkan oleh turunan dari SDP rectifier Eltek Flatpack.
(a) (b)
Gambar 4.3 Perangkap GPON (a) Komponen Penyusun GPON (b) Bagian Fan dan Fiber Optik Pada gambar diatas terlihat bahwa dalam satu perangkat GPON terdapat banyak komponen penyusun didalamnya. Hal tersebut karena GPON memiliki fungsi untuk membagi layanan ke pelanggan ( voice, video, data). GPON juga tersusun atas beberapa komponen. Salah satunya adalan NMS atau Network Management System. NMS sendiri adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengendali sekali melakukan konfigurasi dari perangkat GPON itu sendiri. Lokasi NMS ini berada bersama OLT hanya saja berbeda ruang. Konfigurasi NMS biasanya mencakup OLT dan juga ONT. Tidak hanya melakukan kendali dan konfigurasi, namun NMS ini juga akan mengatur layanan dari GPON semisal POTS, IP, Vo dan juga IPTV.
Yang sangat jarang diketahui banyak orang adalah NMS ini juga menggunakan platform seperti Windows dengan sifat GUI atau Graffic Unit Interface hingga Command Line. Selain NMS, komponen GPON lainnya adalah OLT, ODC (Optical Distribution Cabinet), ODP dan juga ONT.
Gambar 4.4 Data Monitoring Temperature pada Sistem OSASE
4.3 Hasil Monitoring Sistem OSASE
Tabel 4.1 Data Temperature Ruang Rectifier STO Pangkal Pinang, Bangka Belitung
No Polling Time Port Massage Value
1 07-09-2020 08:00:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.10 2 07-09-2020 08:01:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 3 07-09-2020 08:02:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 5 07-09-2020 08:03:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 6 07-09-2020 08:04:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 7 07-09-2020 08:05:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 8 07-09-2020 08:07:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.30 9 07-09-2020 08:08:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.30 10 07-09-2020 08:09:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 11 07-09-2020 08:10:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 12 07-09-2020 08:11:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 13 07-09-2020 08:12:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 14 07-09-2020 08:13:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.20 15 07-09-2020 08:14:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.10 16 07-09-2020 08:15:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.10 17 07-09-2020 08:16:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.10
18 07-09-2020 08:17:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.10 19 07-09-2020 08:18:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.00 20 07-09-2020 08:19:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.00 21 07-09-2020 08:20:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.00 22 07-09-2020 08:21:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 22.00 23 07-09-2020 08:22:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.90 24 07-09-2020 08:23:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.90 25 07-09-2020 08:24:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 26 07-09-2020 08:25:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 27 07-09-2020 08:26:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 28 07-09-2020 08:27:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 29 07-09-2020 08:28:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 30 07-09-2020 08:29:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 31 07-09-2020 08:30:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 32 07-09-2020 08:31:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 33 07-09-2020 08:32:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.80 34 07-09-2020 08:33:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.70 35 07-09-2020 08:34:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.70 36 07-09-2020 08:35:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.60 37 07-09-2020 08:36:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.60 38 07-09-2020 08:37:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.60 39 07-09-2020 08:38:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.60 40 07-09-2020 08:39:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.50 41 07-09-2020 08:40:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.50 42 07-09-2020 08:41:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.50 43 07-09-2020 08:42:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.50 44 07-09-2020 08:43:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.50
45 07-09-2020 08:44:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 46 07-09-2020 08:45:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 47 07-09-2020 08:46:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 48 07-09-2020 08:47:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 49 07-09-2020 08:48:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 50 07-09-2020 08:49:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 51 07-09-2020 08:50:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 52 07-09-2020 08:51:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40 53 07-09-2020 08:52:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 54 07-09-2020 08:53:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 55 07-09-2020 08:54:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 56 07-09-2020 08:55:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 57 07-09-2020 08:56:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 58 07-09-2020 08:57:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 59 07-09-2020 08:58:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.30 60 07-09-2020 08:59:56 Temp. Ruang Perangkat NGN PGP 21.40
Aplikasi OSASE ini mampu memberikan early warningterhadap gangguan pada sistem CME (Civil Mechanical Electrical). Sehingga kejadian yang berdampak pada terganggu layanan dapt dihindari dan availability NE (Network Enviromentally) dapat ditingkatkan. Manfaat yang diperoleh dari OSASE ini terdapat 2 sisi, sisi yang pertama ialah sisi financial dan selanjutnya non financial. Manfaat secara financial ialah penekanan Loss Revenue (penekanan anggaran keluaran) atau efisiensi anggaran keluaran. Manfaat secara non financial ialah terhindar perpu karena catudaya (AV=100%), siap mengantisipasi keterbatasan SDM CME, Relatif mudah melakukan evaluasi tersedia data pendukung keputusan dan kendali managemen, peningkatan job competence personil CME.
4.4 Hasil Monitoring Red Allert Sistem OSASE
Gambar 4.5 Sistem Monitoring pada OSASE STO Tanjung Pandan
Pada gambar 4.5 terdapat status NOK ( tidak normal ) pada ruang Rectifier, ruang SKKL dan Power Factor. Pada ruang rectifier dan ruang Infra pada STO Pangkal Pinang, nilai suhu yang terbaca pada sistem OSASE berada di bawah nilai standar yaitu 18° - 23° celcius. Namun nilai yang terbaca pada sistem monitoring adalah 12.50 dan 14.20. Nilai tersebut dibawah standar nilai keamanan pada ruang perangkat. Tujuan pemberian temperatur pada ruangan rectifier adalah untuk menjaga agar perangkat dalam bekerja selama 24 jam secara non- stop.
Nilai suhu yang berada di luar standar dapat mempengaruhi kinerja rectifier apalagi nilai temperatur yang terbaca diatas 23°, ini dapat membuat perangkat rectifier menjadi panas dan akan berdampak ke nilai arus. Semakin tinggi suhu suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut.
START
Login Akun OSASE
Pilih STO Pengecekan
Pilih Ruangan Monitoring
Monitoring Melalui WEB OSASE
End
Apakah Indikator Berwarna Merah
STO Pusat Menginformasikan terhadap STO yang Terindikator
Terjadi Kerusakan
Monitoring OSASE Mengupdate data Tiap 60 s
Officer STO Melakukan Monitoring Ruangan yang
Bermasalah
Gambar 4.6 Flowchart Konfigurasi Allert Pada Sistem OSASE
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Deskripsi Perangkat Gigabit Passive Optical Network (GPON)
GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan teknologi Ethernet. GPON mempunyai dominansi pasar yang lebih tinggi dan roll out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet).
GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan dan yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafik dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan splitter pasif (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64).
5.2 Prinsip Kerja Perangkat GPON
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan.
GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70 %), yaitu 93 %.
5.3 Komponen Utama GPON
5.3.1 Network Management System (NMS)
NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT.
Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VoIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface)maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh.
5.3.2 Optical Line Terminal (OLT)
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
5.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)
ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya.
Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.
Gambar 5.1 Perangkat Optical Distribution Cabinet
ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat interior pada ODC terdiri dari :
5.3.3.1 Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.
5.3.3.2 Splitter
Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.
Gambar 5.2 Splitter Perangkat GPON
Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber couplersederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.1 Redaman Passive Splitter
Rasio Redaman
1:2 2.8 – 4.0 dB
1:4 5.8 – 7.5 dB
1:8 8.8 – 11.0 dB
1:16 10.7 – 14.4 dB
1:32 14.6 – 18.0 dB
5.3.4 Optical Distribution Pack (ODP)
Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama DP adalah :
ODP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.
Setiap ODP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
ODP harus memiliki akses dari sisi depan.
Setiap ODP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.
ODP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.
(a) (b)
(c)
Gambar 5.3 ODP Closure (a) Box ODP Closure (b) Bagian ODP Closure (c) Core Fiber Optik
ODP Closure adalah sebuah kotak hitam yang terpasang pada kabel jaringan telepon utama SCPT dan kabel SSW, dan untuk letak pemasangan bisa berada dekat dengan tiang telepon atapun terpasang pada pertengahan kabel diantara dua tiang telepon.
5.3.5 Optical Network Termination (ONT)
ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.
Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan. Perangkat ONU yang digunakan PT.Telkom salah satunya adalah ZXA10 FN62X yang merupakan pabrikan merek ZTE.
Gambar 5.4 Perangkat ONT
5.4 Keunggulan dan Kekurangan GPON
5.4.1 Keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:
• Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.
• Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
• GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).
• Alokasi bandwidth dapat diatur.
• Biaya maintenance yang murah karena menggunakan komponen pasif.
• Transparan terhadap laju bit dan format data.
GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.
• Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien.
Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik konvensional.
5.4.2 Kekurangan yang dimiliki GPON antara lain:
• Model layering yang kompleks
• Lebih mahal dibandingkan GEPON
• Transceiver pada laju 2.4 Gbps saat ini mahal
• Bandwidth upstream terbatas pada hingga 622 Mbps saat ini
5.5 Spesifikasi Layanan GPON
Tabel 3.2 Spesifikasi GPON
Items Deskripsi Target
Performansi layanan dan QoS Full Services(19/100 Base-T, Voice, Leased Lines)
Bit Rates 1.25 Gb/s symmetric dan 155 Mb/s & 622
Mb/s upstream
Jarak pencapaian fisik maksimum Max 20 km dan Max 10 km
Logical Reach Max 60 km (for ranging protocol)
Branches Max 64 pada layer fisik
Max 128 pada layer TC Alokasi panjang gelombang Downstream : 1480 – 1500 nm
Upstream: 1260 – 1360 nm
Kelas ODN Kelas A, B, dan C (sama seperti persyaratan
B-PON)
5.6 Sistem Informasi OSASE
OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk membantu kelancaran pemantauan kondisi perangkat secara lebih efektif dan efisien. OSASE (Operation Supervisory and Alert System for Electrical) merupakan sistem pendeteksian (Early Warning System) CME. Tujuan OSASE ialah mengantikan sistem pendeteksi CME yang mengalami discontinue spare part, mempersiapkan rencana checklist online bagi RNCC, dan mengantisipasi kecenderungan keterbatasan SDM.
OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan salah satu sistem informasi berbasis web yang ada di PT. Telkom yang digunakan untuk pemantauan perangkat elektrikal di lapangan. Dengan sistem ini akan mempermudah pengamatan kondisi perangkat dan memantau gangguan yang terjadi pada perangkat- perangkat tersebut. Sistem informasi OSASE didukung dengan teknologi informasi sehingga dapat diakses melalui web.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Sistem monitoring di suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting karena untuk dapat mengelola industri besar seperti PT. Telkom Indonesia dibutuhkan sistem yang handal dan efisien agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
• Penggunaan sistem monitoring melalui WEB mempermudah pengecekan komponen hingga perangkat elektronik. Sistem ini mampu menjaga kestabilan temperatur melalui jarak jauh.
• OSASE sebagai sistem monitoring yang dikontrol oleh pusat kontrol telkom regional 1 di Medan. STO pusat akan memonitor suhu pada perangkat GPON.
• Sistem monitoring dari GPON memiliki peranan sangat penting karena perangkat GPON bekerja 24 jam non-stop dalam menyuplai pelanggan dalam (video, voice dan data)
• Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori allert pada sistem dan akan mengirimkan notifikasi kepada STO setempat.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penulisan laporan ini terdapat saran yang dapat digunakan untuk pengembangan perancangan lebih lanjut yaitu:
• Disarankan untuk dilakukan pengecekan alat pengukuran suhu pada ruangan, karena alat yang digunakan tergolong lama dan nilai kalibrasinya di khawatirkan sudah tidak baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] "Jaringan Akses (GPON dan GEPON)" [Online]. Available:
http://www.tarluz.com/ftth/jaringan-akses-gpon-dan-gepon-part-1/. [Accessed 12 September 2020].
[2] "Teknologi Jaringan GPON dan GEPON" [Online]. Available:
http://www.asus87.com/2016/08/teknologi-jaringan-gpon-dan-gepon/. [Accessed 12 September 2020].
[3] " Penjelasan Serta Macam Macam ODP Dan ODC Telkom" [Online]. Available:
https://www.cintanetworking.com/2019/01/penjelasan-macam-macam-odp-dan-odc- telkom.html. [Accessed 13 September 2020].
[4] Randicha, Galoh " PERANAN OSASE DALAM MENUNJANG OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN ME DI STO GOMBEL DI PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
DIVISI INFRATEL AREA NETWORK SEMARANG". Makalah Seminar Kerja Praktek.
[5] " Hambali, Akhmad. Jaringan Akses (GPON dan GEPON). [Online]. Available:
http://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpcontent/uploads/sites/85/2014/05/Jaringan- AksesGPONGEPON.pdf” [Accessed 13 September 2020]
[6] "Azhar, Faizal. 2014. ANALISIS DAN PERENCANAAN PADA ARSITEKTUR FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT ETHERNET PASSIVE OPTICAL NETWORK (GEPON) [Jurnal]. Bandung:Institut Teknologi Telkom.
[7] Steven, K . Perbandingan Jaringan Gigabyte Passive Optical Network dan Multi Service Access Node Pada PT. TELKOM (thesis). Universitas Binus Jakarta, DKI Jakarta – Indonesia.
LAMPIRAN
LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK
Nama : Aulia Galih Manggala NIM : 102117021
Program Studi : Teknik Elektro Perguruan Tinggi : Universitas Pertamina
No. 1 Hari/Tanggal: 14 September 2020 Hal yang menjadi perhatian:
Pembahasan Materi KP dan Topik KP
Judul KP Berbeda dari Proposal
Paraf Pembimbing:
No. 2 Hari/Tanggal: 5 Oktober 2020 Hal yang menjadi perhatian:
Bimbingan Data Laporan KP
Paraf Pembimbing:
No. 3 Hari/Tanggal: 6 Oktober 2020
Pembahasan Hasil Laporan KP
Paraf Pembimbing:
LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK
Nama : Aulia Galih Manggala NIM : 102117021
Program Studi : Teknik Elektro Perguruan Tinggi : Universitas Pertamina
No. 4 Hari/Tanggal: 21 Oktober 2020 Hal yang menjadi perhatian:
Pembahasan Laporan KP
ACC Laporan KP
Paraf Pembimbing:
No. Hari/Tanggal:
Paraf Pembimbing:
No. Hari/Tanggal:
Paraf Pembimbing:
ANALISIS PENGARUH PENGATURAN SUHU PADA
PERANGKAT GPON MENGGUNAKAN APLIKASI OSASE DI DIVISI NETWORK AREA PT. TELKOM WITEL BANGKA
BELITUNG
Aulia Galih Manggala 102117021 T eknik Elektro, Universitas Pertamina Jalan T euku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran
Lama, Jakarta 12220, (021)29044308 [email protected]
Abstrak – Sistem monitoring dalam perangkat memiliki pe ranan sangat pe nting. Osase me rupakan aplikasi pe ringatan dini dalam penge cekan tempe rature pada ruangan inti di PT.
Te lkom Witel Babel. Ruang Pe rangkat GPO N beke rja se cara simultan. Pe rangkat GPO N me rupakan bagian penting dalam Fibe r O ptik karena pe rangkat ini me mbagikan (voice, video dan data) ke pada customers. Monitoring pe rangkat GPON me mbe rikan e fek ke pada kine rja yang me nye babkan overcurrent pada re ctifie r. Nilai standar tempe rature ruangan be rkisar 18° – 23° C. Penggunaan sistem monitoring melalui W EB me mpe rmudah penge cekan komponen hingga pe rangkat elektronik. Siste m ini mampu menjaga kestabilan te mpe ratur melalui jarak jauh. Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori alle rt pada sistem dan akan me ngirimkan notifikasi ke pada STO se te mpat.
Kata kunci – Operation Supervisory & Alert System for Electrical, GPON, Fiber Optik.
I. PENDAHULUAN
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver servis sampai ke user menggunakan fiber optic. GPON mampu menyediakan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetri baik upstream dan downstream atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 untuk upstream. Prins ip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data– data dan sinyal yang diinginkan oleh user.
GPON yang bekerja dengan menggunakan teknologi FTTx, akan membuat informasi yang diterima dapat dikirimkan kepada pelanggan dengan menggunakan kabel optik yang ada. Sementara prinsip kerja dari GPON sendiri adalah, saat data atau pun sinyal yang telah dikirimkan OLT, akan ada salah satu komponen yang disebut dengan splitter.
Komponen splitter ini akan mendukung serat optik untuk mengirimkan pesan menuju berbagai ONU (Optical Network Unit). Sementara ONU sendiri akan memberikan data-data hingga sinyal sesuai keinginan konsumen. Mudahnya, GPON bekerja dengan prinsip point to multipoint yang memanfaatkan splitter sebagai komponen yang bertugas membagi jaringan.
II. TINJAUANPUSTAKA
A. Perangkat Gigabit Passive Optical Network (GPON) GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan teknologi Ethernet. GPON mempunyai dominansi pasar yang lebih tinggi dan roll out
lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet).
GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi.
Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan dan yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafik dilakukan secara pasif.
B. Prinsip Kerja Perangkat GPON
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan.
GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70
%), yaitu 93 %.
C. Komponen Utama GPON
1. Network Management System (NMS)
NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan.
Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VoIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface)maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh..
2. Optical Line Terminal (OLT)
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
3. Optical Distribution Cabinet (ODC)
ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan
sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.
Gambar 1. Perangkat Optical Distribution Cabinet 4. Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.
5. Splitter
Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.
Gambar 2. Splitter Perangkat GPON
Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Redaman Passive Splitter
Rasio Redaman
1:2 2.8 – 4.0 dB
1:4 5.8 – 7.5 dB
1:8 8.8 – 11.0 dB
1:16 10.7 – 14.4 dB
1:32 14.6 – 18.0 dB
6. Optical Distribution Pack (ODP)
Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama ODP adalah :
ODP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.
Setiap ODP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
ODP harus memiliki akses dari sisi depan.
Setiap ODP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.
ODP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.
Gambar 3. Box Optical Distribution Pack (ODP) D. Keunggulan dan Kekurangan GPON
Keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:
Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.
Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).
Alokasi bandwidth dapat diatur.
Biaya maintenance yang murah karena menggunakan komponen pasif.
Kekurangan yang dimiliki GPON antara lain:
Model layering yang kompleks
Lebih mahal dibandingkan GEPON
Transceiver pada laju 2.4 Gbps saat ini mahal E. Sistem Informasi OSASE
Electrical Interlock Contacts OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk membantu kelancaran pemantauan kondisi perangkat secara lebih efektif dan
efisien. OSASE (Operation Supervisory and Alert System for Electrical) merupakan sistem pendeteksian (Early Warning System) CME. Tujuan OSASE ialah mengantikan sistem pendeteksi CME yang mengalami discontinue spare part, mempersiapkan rencana checklist online bagi RNCC, dan mengantisipasi kecenderungan keterbatasan SDM.
OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan salah satu sistem informasi berbasis web yang ada di PT. Telkom yang digunakan untuk pemantauan perangkat elektrikal di lapangan. Dengan sistem ini akan mempermudah pengamatan kondisi perangkat dan memantau gangguan yang terjadi pada perangkat-perangkat tersebut. Sistem informasi OSASE didukung dengan teknologi informasi sehingga dapat diakses melalui web.
III. PEMBAHASAN
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver servis sampai ke user menggunakan fiber optic. GPON mampu menyediakan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetri baik upstream dan downstream atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 untuk upstream. Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT.
A. Monitoring Catu Daya GPON
Berikut merupakan gambar dari monitoring GPON.
Gambar 4. Pengukuran Tegangan dan Arus GPON Pada gambar 4 dapat dilihat jika pengukuran catu daya dilakukan dalam hal untuk memonitoring voltase dan arus.
Pengukuran dilakukan secara rutin oleh pihak Indihome guna memantau nilai over pada tegangan ataupun arus pada perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada alat ukur multimeter adalah 52.1 Vdc dan 20 Adc. Nilai tersebut di ukur pada catu daya perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada arus dapat berubah seiring penambahan beban pada perangkat GPON karena nilai arus pada perangkat bergantung pada beban yang digunakan. Sedangkan nilai tegangan yang terbaca oleh perangkat dihasilkan oleh turunan dari SDP Sedangkan nilai tegangan yang terbaca oleh perangkat dihasilkan oleh turunan dari SDP rectifier Eltek Flatpack.
Dalam satu perangkat GPON terdapat banyak komponen penyusun didalamnya. Hal tersebut karena GPON memiliki fungsi untuk membagi layanan ke pelanggan ( voice, video, data). GPON juga tersusun atas beberapa komponen. Salah satunya adalan NMS atau Network Management System.
NMS sendiri adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengendali sekali melakukan konfigurasi dari perangkat GPON itu sendiri. Lokasi NMS ini berada bersama OLT hanya saja berbeda bagian.
B. Hasil Monitoring Sistem OSASE
Tabel 2. Data Temperature Ruang Rectifier STO PGP No Polling Time Port Massage Value
1 07-09-2020 08:00:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.10 2 07-09-2020
08:01:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 3 07-09-2020
08:02:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 5 07-09-2020
08:03:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 6 07-09-2020
08:04:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 7 07-09-2020
08:05:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 8 07-09-2020
08:07:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.30 9 07-09-2020
08:08:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.30 10 07-09-2020
08:09:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 11 07-09-2020
08:10:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 12 07-09-2020
08:11:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 13 07-09-2020
08:12:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 14 07-09-2020
08:13:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.20 15 07-09-2020
08:14:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.10 16 07-09-2020
08:15:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.10 17 07-09-2020
08:16:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.10 18 07-09-2020
08:17:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.10 19 07-09-2020
08:18:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.00 20 07-09-2020
08:19:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.00 21 07-09-2020
08:20:56
Temp. Ruang Perangkat NGN PGP
22.00
Aplikasi OSASE ini mampu memberikan early warning terhadap gangguan pada sistem CME (Civil Mechanical Electrical). Sehingga kejadian yang berdampak pada terganggu layanan dapt dihindari dan availability NE (Network Enviromentally) dapat ditingkatkan. Manfaat yang diperoleh dari OSASE ini terdapat 2 sisi, sisi yang pertama ialah sisi financial dan selanjutnya non financial.
Manfaat secara financial ialah penekanan Loss Revenue (penekanan anggaran keluaran) atau efisiensi anggaran keluaran. Manfaat secara non financial ialah terhindar dari kerusakan karena catudaya (AV=100%), siap mengantisipasi keterbatasan SDM CME, relatif mudah melakukan evaluasi tersedia data pendukung keputusan dan kendali managemen, peningkatan job competence personil CME.
Gambar 5. Hasil Monitoring Red Allert OSASE Pada gambar diatas terdapat status NOK ( tidak normal ) pada ruang Rectifier, ruang SKKL dan Power Factor. Pada ruang rectifier dan ruang Infra pada STO Pangkal Pinang, nilai suhu yang terbaca pada sistem OSASE berada di bawah nilai standar yaitu 18° - 23° celcius. Namun nilai yang terbaca pada sistem monitoring adalah 12.50 dan 14.20. Nilai tersebut dibawah standar nilai keamanan pada ruang perangkat.
Tujuan pemberian temperatur pada ruangan rectifier adalah untuk menjaga agar perangkat dalam bekerja selama 24 jam secara non- stop.
Nilai suhu yang berada di luar standar dapat mempengaruhi kinerja rectifier apalagi nilai temperatur yang terbaca diatas 23°, ini dapat membuat perangkat rectifier menjadi panas dan akan berdampak ke nilai arus. Semakin tinggi suhu suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut.
IV. KESIMPULAN
Sistem monitoring di suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting karena untuk dapat mengelola industri besar seperti PT. Telkom Indonesia dibutuhkan sistem yang handal dan efisien agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
Penggunaan sistem monitoring melalui WEB mempermudah pengecekan komponen hingga perangkat elektronik. Sistem ini mampu menjaga kestabilan temperatur melalui jarak jauh.
OSASE sebagai sistem monitoring yang dikontrol oleh pusat kontrol telkom regional 1 di Medan. STO pusat akan memonitor suhu pada perangkat GPON.
Sistem monitoring dari GPON memiliki peranan sangat penting karena perangkat GPON bekerja 24 jam non-stop dalam menyuplai pelanggan dalam (video, voice dan data)
Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori allert pada sistem dan akan mengirimkan notifikasi kepada STO setempat
DAFTAR PUSTAKA
[1] "Jaringan Akses (GPON dan GEPON)" [Online].
Available: http://www.tarluz.com/ftth/jaringan- akses-gpon-dan-gepon-part-1/. [Accessed 12 September 2020].
[2] Randicha, Galoh " PERANAN OSASE DALAM
MENUNJANG OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN ME DI STO GOMBEL DI PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. DIVISI INFRATEL AREA NETWORK SEMARANG".
Makalah Seminar Kerja Praktek.
[3] Steven, K . Perbandingan Jaringan Gigabyte Passive Optical Network dan Multi Service Access Node Pada PT. TELKOM (thesis). Universitas Binus Jakarta, DKI Jakarta – Indonesia.
[4] “"Azhar, Faizal. 2014. ANALISIS DAN
PERENCANAAN PADA ARSITEKTUR FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT ETHERNET PASSIVE OPTICAL NETWORK (GEPON) [Jurnal]. Bandung:Institut Teknologi Telkom.
[5] " Hambali, Akhmad. Jaringan Akses (GPON dan GEPON). [Online]. Available:
http://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpconte nt/uploads/sites/85/2014/05/Jaringan-
AksesGPONGEPON.pdf” [Accessed 13 September 2020]