• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. TINJAUAN PUSTAKA

5.6 Sistem Informasi OSASE

OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk membantu kelancaran pemantauan kondisi perangkat secara lebih efektif dan efisien. OSASE (Operation Supervisory and Alert System for Electrical) merupakan sistem pendeteksian (Early Warning System) CME. Tujuan OSASE ialah mengantikan sistem pendeteksi CME yang mengalami discontinue spare part, mempersiapkan rencana checklist online bagi RNCC, dan mengantisipasi kecenderungan keterbatasan SDM.

OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan salah satu sistem informasi berbasis web yang ada di PT. Telkom yang digunakan untuk pemantauan perangkat elektrikal di lapangan. Dengan sistem ini akan mempermudah pengamatan kondisi perangkat dan memantau gangguan yang terjadi pada perangkat-perangkat tersebut. Sistem informasi OSASE didukung dengan teknologi informasi sehingga dapat diakses melalui web.

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Sistem monitoring di suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting karena untuk dapat mengelola industri besar seperti PT. Telkom Indonesia dibutuhkan sistem yang handal dan efisien agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

• Penggunaan sistem monitoring melalui WEB mempermudah pengecekan komponen hingga perangkat elektronik. Sistem ini mampu menjaga kestabilan temperatur melalui jarak jauh.

• OSASE sebagai sistem monitoring yang dikontrol oleh pusat kontrol telkom regional 1 di Medan. STO pusat akan memonitor suhu pada perangkat GPON.

• Sistem monitoring dari GPON memiliki peranan sangat penting karena perangkat GPON bekerja 24 jam non-stop dalam menyuplai pelanggan dalam (video, voice dan data)

• Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori allert pada sistem dan akan mengirimkan notifikasi kepada STO setempat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penulisan laporan ini terdapat saran yang dapat digunakan untuk pengembangan perancangan lebih lanjut yaitu:

• Disarankan untuk dilakukan pengecekan alat pengukuran suhu pada ruangan, karena alat yang digunakan tergolong lama dan nilai kalibrasinya di khawatirkan sudah tidak baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] "Jaringan Akses (GPON dan GEPON)" [Online]. Available:

http://www.tarluz.com/ftth/jaringan-akses-gpon-dan-gepon-part-1/. [Accessed 12 September 2020].

[2] "Teknologi Jaringan GPON dan GEPON" [Online]. Available:

http://www.asus87.com/2016/08/teknologi-jaringan-gpon-dan-gepon/. [Accessed 12 September 2020].

[3] " Penjelasan Serta Macam Macam ODP Dan ODC Telkom" [Online]. Available:

https://www.cintanetworking.com/2019/01/penjelasan-macam-macam-odp-dan-odc-telkom.html. [Accessed 13 September 2020].

[4] Randicha, Galoh " PERANAN OSASE DALAM MENUNJANG OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN ME DI STO GOMBEL DI PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

DIVISI INFRATEL AREA NETWORK SEMARANG". Makalah Seminar Kerja Praktek.

[5] " Hambali, Akhmad. Jaringan Akses (GPON dan GEPON). [Online]. Available:

http://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpcontent/uploads/sites/85/2014/05/Jaringan-AksesGPONGEPON.pdf” [Accessed 13 September 2020]

[6] "Azhar, Faizal. 2014. ANALISIS DAN PERENCANAAN PADA ARSITEKTUR FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT ETHERNET PASSIVE OPTICAL NETWORK (GEPON) [Jurnal]. Bandung:Institut Teknologi Telkom.

[7] Steven, K . Perbandingan Jaringan Gigabyte Passive Optical Network dan Multi Service Access Node Pada PT. TELKOM (thesis). Universitas Binus Jakarta, DKI Jakarta – Indonesia.

LAMPIRAN

LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK

Nama : Aulia Galih Manggala NIM : 102117021

Program Studi : Teknik Elektro Perguruan Tinggi : Universitas Pertamina

No. 1 Hari/Tanggal: 14 September 2020 Hal yang menjadi perhatian:

 Pembahasan Materi KP dan Topik KP

  Judul KP Berbeda dari Proposal

Paraf Pembimbing:

No. 2 Hari/Tanggal: 5 Oktober 2020 Hal yang menjadi perhatian:

 Bimbingan Data Laporan KP

Paraf Pembimbing:

No. 3 Hari/Tanggal: 6 Oktober 2020

 Pembahasan Hasil Laporan KP

 

Paraf Pembimbing:

LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK

Nama : Aulia Galih Manggala NIM : 102117021

Program Studi : Teknik Elektro Perguruan Tinggi : Universitas Pertamina

No. 4 Hari/Tanggal: 21 Oktober 2020 Hal yang menjadi perhatian:

 Pembahasan Laporan KP

  ACC Laporan KP

Paraf Pembimbing:

No. Hari/Tanggal:

Paraf Pembimbing:

No. Hari/Tanggal:

Paraf Pembimbing:

ANALISIS PENGARUH PENGATURAN SUHU PADA

PERANGKAT GPON MENGGUNAKAN APLIKASI OSASE DI DIVISI NETWORK AREA PT. TELKOM WITEL BANGKA

BELITUNG

Aulia Galih Manggala 102117021 T eknik Elektro, Universitas Pertamina Jalan T euku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran

Lama, Jakarta 12220, (021)29044308 [email protected]

Abstrak – Sistem monitoring dalam perangkat memiliki pe ranan sangat pe nting. Osase me rupakan aplikasi pe ringatan dini dalam penge cekan tempe rature pada ruangan inti di PT.

Te lkom Witel Babel. Ruang Pe rangkat GPO N beke rja se cara simultan. Pe rangkat GPO N me rupakan bagian penting dalam Fibe r O ptik karena pe rangkat ini me mbagikan (voice, video dan data) ke pada customers. Monitoring pe rangkat GPON me mbe rikan e fek ke pada kine rja yang me nye babkan overcurrent pada re ctifie r. Nilai standar tempe rature ruangan be rkisar 18° – 23° C. Penggunaan sistem monitoring melalui W EB me mpe rmudah penge cekan komponen hingga pe rangkat elektronik. Siste m ini mampu menjaga kestabilan te mpe ratur melalui jarak jauh. Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori alle rt pada sistem dan akan me ngirimkan notifikasi ke pada STO se te mpat.

Kata kunci – Operation Supervisory & Alert System for Electrical, GPON, Fiber Optik.

I. PENDAHULUAN

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver servis sampai ke user menggunakan fiber optic. GPON mampu menyediakan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetri baik upstream dan downstream atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 untuk upstream. Prins ip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data– data dan sinyal yang diinginkan oleh user.

GPON yang bekerja dengan menggunakan teknologi FTTx, akan membuat informasi yang diterima dapat dikirimkan kepada pelanggan dengan menggunakan kabel optik yang ada. Sementara prinsip kerja dari GPON sendiri adalah, saat data atau pun sinyal yang telah dikirimkan OLT, akan ada salah satu komponen yang disebut dengan splitter.

Komponen splitter ini akan mendukung serat optik untuk mengirimkan pesan menuju berbagai ONU (Optical Network Unit). Sementara ONU sendiri akan memberikan data-data hingga sinyal sesuai keinginan konsumen. Mudahnya, GPON bekerja dengan prinsip point to multipoint yang memanfaatkan splitter sebagai komponen yang bertugas membagi jaringan.

II. TINJAUANPUSTAKA

A. Perangkat Gigabit Passive Optical Network (GPON) GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan teknologi Ethernet. GPON mempunyai dominansi pasar yang lebih tinggi dan roll out

lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet).

GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi.

Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan dan yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafik dilakukan secara pasif.

B. Prinsip Kerja Perangkat GPON

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan.

GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70

%), yaitu 93 %.

C. Komponen Utama GPON

1. Network Management System (NMS)

NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan.

Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VoIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface)maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh..

2. Optical Line Terminal (OLT)

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).

3. Optical Distribution Cabinet (ODC)

ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan

sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.

Gambar 1. Perangkat Optical Distribution Cabinet 4. Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.

5. Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.

Gambar 2. Splitter Perangkat GPON

Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Redaman Passive Splitter

Rasio Redaman

6. Optical Distribution Pack (ODP)

Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama ODP adalah :

 ODP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.

 Setiap ODP harus punya ruangan untuk memuat splitter.

 ODP harus memiliki akses dari sisi depan.

 Setiap ODP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.

 ODP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.

Gambar 3. Box Optical Distribution Pack (ODP) D. Keunggulan dan Kekurangan GPON

Keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:

 Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.

 Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.

 GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).

 Alokasi bandwidth dapat diatur.

 Biaya maintenance yang murah karena menggunakan komponen pasif.

Kekurangan yang dimiliki GPON antara lain:

 Model layering yang kompleks

 Lebih mahal dibandingkan GEPON

 Transceiver pada laju 2.4 Gbps saat ini mahal E. Sistem Informasi OSASE

Electrical Interlock Contacts OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk membantu kelancaran pemantauan kondisi perangkat secara lebih efektif dan

efisien. OSASE (Operation Supervisory and Alert System for Electrical) merupakan sistem pendeteksian (Early Warning System) CME. Tujuan OSASE ialah mengantikan sistem pendeteksi CME yang mengalami discontinue spare part, mempersiapkan rencana checklist online bagi RNCC, dan mengantisipasi kecenderungan keterbatasan SDM.

OSASE (Operation Supervisory & Alert System for Electrical) merupakan salah satu sistem informasi berbasis web yang ada di PT. Telkom yang digunakan untuk pemantauan perangkat elektrikal di lapangan. Dengan sistem ini akan mempermudah pengamatan kondisi perangkat dan memantau gangguan yang terjadi pada perangkat-perangkat tersebut. Sistem informasi OSASE didukung dengan teknologi informasi sehingga dapat diakses melalui web.

III. PEMBAHASAN

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver servis sampai ke user menggunakan fiber optic. GPON mampu menyediakan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetri baik upstream dan downstream atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 untuk upstream. Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT.

A. Monitoring Catu Daya GPON

Berikut merupakan gambar dari monitoring GPON.

Gambar 4. Pengukuran Tegangan dan Arus GPON Pada gambar 4 dapat dilihat jika pengukuran catu daya dilakukan dalam hal untuk memonitoring voltase dan arus.

Pengukuran dilakukan secara rutin oleh pihak Indihome guna memantau nilai over pada tegangan ataupun arus pada perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada alat ukur multimeter adalah 52.1 Vdc dan 20 Adc. Nilai tersebut di ukur pada catu daya perangkat GPON. Nilai yang terbaca pada arus dapat berubah seiring penambahan beban pada perangkat GPON karena nilai arus pada perangkat bergantung pada beban yang digunakan. Sedangkan nilai tegangan yang terbaca oleh perangkat dihasilkan oleh turunan dari SDP Sedangkan nilai tegangan yang terbaca oleh perangkat dihasilkan oleh turunan dari SDP rectifier Eltek Flatpack.

Dalam satu perangkat GPON terdapat banyak komponen penyusun didalamnya. Hal tersebut karena GPON memiliki fungsi untuk membagi layanan ke pelanggan ( voice, video, data). GPON juga tersusun atas beberapa komponen. Salah satunya adalan NMS atau Network Management System.

NMS sendiri adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengendali sekali melakukan konfigurasi dari perangkat GPON itu sendiri. Lokasi NMS ini berada bersama OLT hanya saja berbeda bagian.

B. Hasil Monitoring Sistem OSASE

Tabel 2. Data Temperature Ruang Rectifier STO PGP No Polling Time Port Massage Value

Aplikasi OSASE ini mampu memberikan early warning terhadap gangguan pada sistem CME (Civil Mechanical Electrical). Sehingga kejadian yang berdampak pada terganggu layanan dapt dihindari dan availability NE (Network Enviromentally) dapat ditingkatkan. Manfaat yang diperoleh dari OSASE ini terdapat 2 sisi, sisi yang pertama ialah sisi financial dan selanjutnya non financial.

Manfaat secara financial ialah penekanan Loss Revenue (penekanan anggaran keluaran) atau efisiensi anggaran keluaran. Manfaat secara non financial ialah terhindar dari kerusakan karena catudaya (AV=100%), siap mengantisipasi keterbatasan SDM CME, relatif mudah melakukan evaluasi tersedia data pendukung keputusan dan kendali managemen, peningkatan job competence personil CME.

Gambar 5. Hasil Monitoring Red Allert OSASE Pada gambar diatas terdapat status NOK ( tidak normal ) pada ruang Rectifier, ruang SKKL dan Power Factor. Pada ruang rectifier dan ruang Infra pada STO Pangkal Pinang, nilai suhu yang terbaca pada sistem OSASE berada di bawah nilai standar yaitu 18° - 23° celcius. Namun nilai yang terbaca pada sistem monitoring adalah 12.50 dan 14.20. Nilai tersebut dibawah standar nilai keamanan pada ruang perangkat.

Tujuan pemberian temperatur pada ruangan rectifier adalah untuk menjaga agar perangkat dalam bekerja selama 24 jam secara non- stop.

Nilai suhu yang berada di luar standar dapat mempengaruhi kinerja rectifier apalagi nilai temperatur yang terbaca diatas 23°, ini dapat membuat perangkat rectifier menjadi panas dan akan berdampak ke nilai arus. Semakin tinggi suhu suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut.

IV. KESIMPULAN

Sistem monitoring di suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting karena untuk dapat mengelola industri besar seperti PT. Telkom Indonesia dibutuhkan sistem yang handal dan efisien agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

 Penggunaan sistem monitoring melalui WEB mempermudah pengecekan komponen hingga perangkat elektronik. Sistem ini mampu menjaga kestabilan temperatur melalui jarak jauh.

 OSASE sebagai sistem monitoring yang dikontrol oleh pusat kontrol telkom regional 1 di Medan. STO pusat akan memonitor suhu pada perangkat GPON.

 Sistem monitoring dari GPON memiliki peranan sangat penting karena perangkat GPON bekerja 24 jam non-stop dalam menyuplai pelanggan dalam (video, voice dan data)

 Dengan adanya sistem monitoring ini, suhu di luar rentang 18° - 23° akan masuk ke dalam kategori allert pada sistem dan akan mengirimkan notifikasi kepada STO setempat

DAFTAR PUSTAKA

[1] "Jaringan Akses (GPON dan GEPON)" [Online].

Available: http://www.tarluz.com/ftth/jaringan-akses-gpon-dan-gepon-part-1/. [Accessed 12 September 2020].

[2] Randicha, Galoh " PERANAN OSASE DALAM

MENUNJANG OPERASIONAL DAN

PEMELIHARAAN ME DI STO GOMBEL DI PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. DIVISI INFRATEL AREA NETWORK SEMARANG".

Makalah Seminar Kerja Praktek.

[3] Steven, K . Perbandingan Jaringan Gigabyte Passive Optical Network dan Multi Service Access Node Pada PT. TELKOM (thesis). Universitas Binus Jakarta, DKI Jakarta – Indonesia.

[4] “"Azhar, Faizal. 2014. ANALISIS DAN

PERENCANAAN PADA ARSITEKTUR FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT ETHERNET PASSIVE OPTICAL NETWORK (GEPON) [Jurnal]. Bandung:Institut Teknologi Telkom.

[5] " Hambali, Akhmad. Jaringan Akses (GPON dan GEPON). [Online]. Available:

http://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpconte

nt/uploads/sites/85/2014/05/Jaringan-AksesGPONGEPON.pdf” [Accessed 13 September 2020]