2
Disampaikan oleh JURUSAN TEKNIK SIPIL
Konstruksi
Teknologi Bahan
BagianPertama
Sejarah Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
• Pengetahuan tertua tentang beton adalah di temukan di Timur Tengah dan tertanggal pada 5600 SM; bangsa Mesir ( pada abad 26 SM ) telah menggunakan campuran dengan jerami untuk mengikat batu kering , gypsum, dan semen kapur dalam pertukangan batu ( berdasarkan fakta- fakta dalam konstruksi Pyramid ).
• Beton mulai dikenal dalam membangun sebuah bangunan sejak jaman yunani dan romawi kuno,
• Di Indonesia sendiri, berdiri lah Departemen Pekerjaan Umum (DPU)yang selalu mengikuti perkembangan beton melalui Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB). Melalui lembaga ini diterbitkan peraturan- peraturan standar beton yang biasanya mengadopsi peraturan internasional yang disesuaikan dengan keadaan bahan-bahan bangunan di Indonesia.
12,000,000 BC Reactions between limestone and oil shale during spontaneous combustion
occurred in Palestine to form a natural deposit of cement compounds. The deposits were characterized by the geologists in the 1960's and 70's.
3000 BC Egyptians
Used mud mixed with straw to bind dried bricks. They also used gypsum mortars and mortars of lime in the pyramids.
Chinese Used cementitious materials to hold bamboo together in their boats and in the Great Wall.
800 BC
Greeks, Crete & Cyprus Used lime mortars which were much harder than later Roman mortars.
300 BC
Babylonians & As Syrians Used bitumen to bind stones and bricks.
1200 - 1500
The Middle Ages
The quality of cementing materials deteriorated. The use of burning lime and pozzolan(admixture) was lost, but reintroduced in the 1300's.
Teknologi Bahan
BagianPertama
Sejarah Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
1822 James Frost of England prepared artificial hydraulic lime like Vicat's and called it British Cement.
1824
Joseph Aspdin of England invented portland cement by burning finely ground chalk with finely divided clay in a lime kiln until carbon dioxide was driven off. The sintered
product was then ground and he called it portland cement named after the high quality building stones quarried at Portland, England.
1828
I. K. Brunel is credited with the first engineering application of portland cement, which was used to fill a breach in the Thames Tunnel.
1830 The first production of lime and hydraulic cement took place in Canada.
1836 The first systematic tests of tensile and compressive strength took place in Germany.
1845 Isaac Johnson claims to have burned the raw materials of portland cement to clinkering temperatures.
1849 Pettenkofer & Fuches performed the first accurate chemical analysis of portland cement.
1860 The beginning of the era of portland cements of modern composition.
1886 The first rotary kiln was introduced in England to replace the vertical shaft kilns.
1889 The first concrete reinforced bridge is built.
1890
The addition of gypsum when grinding clinker to act as a retardant to the setting of concrete was introduced in the USA. Vertical shaft kilns were replaced with rotary kilns and ball mills were used for grinding cement.
1891 George Bartholomew placed the first concrete street in the USA in Bellefontaine, OH. It still exists today!
1900 Basic cement tests were standardized.
1930 Air entraining agents were introduced to improve concrete's resistance to freeze/thaw damage.
1967 First concrete domed sport structure, the Assembly Hall, was constructed at The University of Illinois, at Urbana-Champaign.
1970's Fiber reinforcement in concrete was introduced.
1980's Superplasticizers were introduced as admixtures.
1985
Silica fume was introduced as a pozzolanic additive. The "highest strength" concrete was used in building the Union Plaza constructed in Seattle, Washington.
Teknologi Bahan
BagianPertama
Definisi Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Menurut SNI 03 – 2847 – 2002, beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen hidrolik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk masa padat.
SemenAirPasirSplit / kerikil
PASTA
MORTAR
BETON
BETON BERTULANG
Teknologi Bahan
BagianPertama
Persentase Komposisi
© 2015 by Gandjar Pamudji
Beton yang baik: setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar Ruang antar agregat harus terisi oleh mortar.
Jadi: kualitas pasta atau mortar menentukan kualiatas beton.
Semen Portland adalah semen hidraulik yaitu yang dapat bereaksi dan mengeras secara kimia dengan
penambahan air. Semen
mengandung campuran batu kapur, tanah liat, batu semen dan bijih besi yang dipanaskan 1200 - 1500 C°.
Produk "klinker" yang dihasilkan kemudian digiling menjadi konsistensi bubuk. Gypsum ditambahkan untuk mengontrol waktu setting
Teknologi Bahan
BagianPertama
Agregat Halus
© 2015 by Gandjar Pamudji
Sering disebut sebagai pasir, bisa diperoleh dari alam atau efek samping dari produk pemecahan batu, yang mewakili partikel dengan ukuran yang lebih kecil dari 4,75 mm (3/8”) dan tertahan di 0,075 mm (No.200). Umumnya menyumbang 30 % - 35 % dari campuran
Bisa berupa batu kerikil atau batu pecah, terdiri dari partikel yang lebih besar dari 4,75 mm (No.4)
Teknologi Bahan
BagianPertama
Bahan Tambah
© 2015 by Gandjar Pamudji
Bahan tambah dapat berupa bahan tambah kimia dan mineral, yang bekerja untuk merubah kinerja beton
sesuai dengan
tujuannya.
Classification in accordance with unit weight (kg/m3)
• Beton Sangat Ringan/Ultra-lightweight concrete < 1200
• Beton Ringan/Lightweight concrete 1200 < UW < 1800
• Beton Berat Normal/Normal-weight concrete ∼2400
• Beton Berat/Heavyweight concrete >3200
Classification in accordance with compressive strength (MPa)
• Beton Mutu Rendah/Low-strength concrete <20
• Beton Mutu Sedang/Moderate-strength concrete 20–50
• Beton Mutu Tinggi/High-strength concrete 50–150
• Beton Mutu Sangat Tinggi/Ultra-high-strength concrete >150
Classification in accordance with additives
• MDF (Macro-defect-free) –Polymers
• FRC (Fiber-reinforced concrete)– Different fibers
• DSP (Density with small particles) – concrete Large amount silica fume
• Polymer concrete –Polymers
Classification in accordance with others
• GRC (Glass reinforce concrete)
• HPC, and others
Teknologi Bahan
BagianPertama
Peranan beton dalam berbagai konstruksi dan
sifat-sifat beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Jalan Tol Cipularang sepanjang 58 km yang menelan biaya sekitar 1,6 triliun rupiah dan 100%
dikerjakan oleh tenaga lokal, melibatkan 50 ribu tenaga kerja
Panjang total 5438 m(17841 ft 2in) Lebar 30 m(98kaki)
Tinggi 146 m(479kaki) Bentang utama 434 m(1,424kaki)
BANGUNAN TINGGI
09/04/2018
16
Sumber: (Deskarati, 2012)
Urutan (#) Gedung (Building) Kota (City) Lantai (Floors)
Tinggi (Height)
Tahun (Year)
1 Burj Khalifa Dubai
163 828 m 2010
2 Shanghai Tower Shanghai
121 632 m 2014 3 Makkah Clock Royal Tower [Abraj Al Bait] Makkah
120 601 m 2012 4
One World Trade Center [New World Trade Center]
New York City
104 541 m 2014 5 CTF Finance Centre [Guangzhou Twin Towers] Guangzhou
116 530 m 2016
6 Taipei 101 Taipei
101 509 m 2004
7 Shanghai World Financial Center Shanghai
101 492 m 2008 8 International Commerce Centre [Union Square] Hong Kong
118 484 m 2010 9 Petronas Tower 1 [Petronas Towers] Kuala Lumpur
88 452 m 1998 10 Petronas Tower 2 [Petronas Towers] Kuala Lumpur
88 452 m 1998
Tabel 2.1: World's tallest buildings - Top 10
Teknologi Bahan
BagianPertama
Keunggulan dan Kelemahan Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
KEUNGGULAN
• Mudah dibentuk sesuaidengan kebutuhan konstruksi.
• Sangat dominan di kekuatan tekan
• Tahan terhadap temperatur tinggi
• Bisa diproduksi secara masal secara fabrikasi.
• Biaya pemeliharaan minim.
• Tahan Lama/Durable
KELEMAHAN
• Ketahanan terhadap beban tarik rendah
• Daktilitas material rendah
• Volume yang tidak stabil
• Ratio kekuatan terhadap berat rendah
• Sulit dimodifikasi setelah terjadi
“setting”
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Campuran material pembentuk beton harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga terpenuhi syarat-syarat :
1. Kekenyalan tertentu yang memudahkan adukan beton ditempatkan pada
cetakan/bekisting (workability) dan kehalusan muka semen (finishability) beton basah yang ditentukan dari:
a. Volume pasta adukan b. Keenceran pasta adukan
c. Perbandingan campuran agregat halus dan kasar
2. Kekuatan Rencana dan ketahanan (durability) beton setelah mengeras 3. Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen
Teknologi Bahan
BagianPertama
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Ada empat sifat utama beton, yaitu :
Workability/ Kelecakan( kemudahan untuk mengerjakan beton )
Cohesiveness ( seberapa baik campuran beton itu menyatu dalam kondisi plastis )
Strength ( Kekuatan Tekan )
Durability ( Keawetan )
Beton mengalami tiga kondisi yang berbeda :
Plastis ( beton segar )
Setting ( saat pengikatan )
Hardening ( saat pengerasan )
Pengertian praktisnya adalah kemudahan dalam mengolah beton sejak masih berada dalam proses pengadukan atau pencampuran sampai selesai dipadatkan
Pengertian sebenarnya adalah sejumlah kerja internal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat pemadatan yang penuh.
Kekuatan beton sangat dipengaruhi adanya void pada massa yang dipadatkan, jadi sangat penting untuk mencapai densitas maksimumnya.
Teknologi Bahan
BagianPertama
Workability
© 2015 by Gandjar Pamudji
Pentingnya tingkat pemadatan ditunjukkan pada grafik di samping, dimana
ditunjukkan hubungan pertumbuhan
kekuatan dengan tingkat kepadatan beton.
Dari grafik tampak, bahwa adanya void dalam beton akan mengurangi tingkat kepadatan dan kekuatan beton tersebut.
Hubungan Rasio Densitas dan Rasio Kekuatan
Faktor yang Mempengaruhi Workability
1. Jumlah kandungan air
2. Tipe dan gradasi dari agregat
3. Perbandingan agregat dan semen 4. Kehalusan semen
5. Adanya bahan tambahan (admixtures)
6. Waktu dan Temperatur
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Workability
© 2015 by Gandjar Pamudji
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kandungan Air dalam Campuran
Meningkatkan kemudahan aliran beton dan pemadatan
Mengurangi kekuatan dan keawetan
Dapat menyebabkan segregasidan bleeding
1. Terserap pada permukaan partikel 2. Mengisi ruang antar partikel
3. Melumasi partikel dengan memisahkannya dengan film partikel yang lebih halus membutuhkan lebih banyak air
- Faktor yang paling menentukan
- Meningkatnya air
- Air Pencampur dibagi menjadi tiga bagian
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Workability
© 2015 by Gandjar Pamudji
Sifat-sifat Agregat
Ada dua faktor penting yang menentukan 1. Jumlah agregat
2. Proporsi relative antara agregat halus terhadap agregat
Meningkatnya rasio agregat-semen menurunkan workability
lebih banyak semen diperlukan ketika
menggunakan gradasi agregat yang lebih halus
Beton keras: defisiensi agregat halus
mengakibatkan kurangnya konsistensi yang diinginkan sehingga terjadi segregasi.
Bentuk dan tekstur partikel agregat.
Partikel yang hampir bulat, beton menjadi lebih mudah untuk dikerjakan.
Partikel bulat memberikan rasio permukaan- volume menjadi rendah, sedikit mortar untuk melapisi partikel, meninggalkan lebih banyak air untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Porositas agregat dapat menyerap banyak air dan lebih sedikit akan tersedia untuk
menyediakan kemampuan kerja.
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Time and temperature.
Bukti yang cukup besar bahwa peningkatan suhu akan menurunkan kemampuan kerja karena suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan laju evaporasi dan laju hidrasi. Cuaca yang sangat hangat akan membutuhkan lebih banyak air untuk mempertahankan kemampuan kerja yang sama.
Cement characteristics.
Faktor yang kurang penting dalam menentukan workability daripada properti agregat.
Namun, peningkatan kehalusan semen tipe III (cepat-pengerasan) akan mengurangi kemampuan kerja pada rasio w/c yang diberikan.
Teknologi Bahan
BagianPertama
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Workability measurement methods
1.Slump test
2.Compacting factor test 3.Vebe test
4.Flow table test
Metoda pengukuran workability yang paling umum digunakan
adalah uji slump. Pengujian slump diatur dalam ASTM C-143-
78
1. Slump test - simplest and crudest test
Fill concrete into frustum of a steel cone in three layers
Hand tap concrete In each layer
Lift cone up.
Define slump as downward Movement of the concrete
Teknologi Bahan
BagianPertama
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Cone Removed and Concrete
Allowed to ‘Slump’ Slump Measured Slump Cone Filled Sample Collected
Teknologi Bahan
BagianPertama
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Teknologi Bahan
BagianPertama
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Segregation dan Bleeding
Dari pengecoran hingga pencetakan, beton berada dalam kondisi plastis, semi cair. Partikel yang lebih berat (aggregate) memiliki kecenderung bergerak ke bawah (SEGREGATION). Campuran air memiliki kecendrungan untuk naik (BLEEDING)
BLEEDING
Lapisan air (~ 2% atau lebih dari total kedalaman beton) terakumulasi di permukaan, kemudian air ini menguap atau kembali terserap ke dalam beton.
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Segregation
© 2015 by Gandjar Pamudji
Segregasi dapat didefinisikan sebagai pemisahan unsur-unsur campuran yang heterogen sehingga distribusinya menjadi tidak seragam.
Pada beton, perbedaan ukuran partikel merupakan sebab utama terjadinya segregasi, tetapi hal ini dapat dikontrol dengan cara pemilihan gradasi
agregat dan penanganan beton yang lebih hati-hati.
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
1. Campuran kurus (kurang semen)
2. Campuran basah (terlalu banyak air)
3. Campuran “undersanded” (kurang pasir) 4. Gradasi agregat kurang baik
5. Agregat yang digunakan terlalu ringan atau berat
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
SIFAT-SIFAT BETON
© 2015 by Gandjar Pamudji
Salah satu bentuk segregasi dimana sejumlah air dari campuran cenderung naik ke permukaan beton yang baru dicor.
Bleeding disebabkan ketidakmampuan dari partikel solid untuk memegang seluruh air campuran ketika partikel tersebut
mengendap.
BLEEDING
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kecenderungan terjadinya bleeding dipengaruhi oleh :
1. Kandungan air dalam campuran 2. Rasio air-semen
3. Sifat semen
4. Suhu (meningkatkan laju bleeding)
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Sifat-sifat Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Kecenderungan terjadinya bleeding menurun dengan penggunaan : 1. Semen yang mempunyai kandungan alkali yang tinggi atau kandungan
C3A yang tinggi.
2. Semen yang diberi tambahan kalsium klorida (CaCl2) 3. Campuran yang “rich” dari pada campuran yang “lean”
4. Pozzolan atau bubuk aluminium 5. “air entrainment agent”
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Methods of reducing segregation and bleed and their effects
PENYEBAB BLEEDING
Agregat bergradasi buruk dengan kekurangan material halus dengan ukuran partikel < 300 m
Campuran Workability Tinggi
Upaya Perbaikan
1. Meningkatkan jumlah pasir 2. Air entran concrete sebagai
subtitusi untuk material halus
Memberikan workability yang tinggi dengan superplasticizer ketimbang menambah jumlah kandungan air
Menggunakan material halus seperti silica fume
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kekuatan Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Beton sangat tahan terhadap gaya tekan dibanding gaya-gaya lainnya, sehingga kuat tekan merupakan ciri yang umum untuk menggambarkan kekuatan suatu beton
Kuat tekan beton tergantung pada aktiva semen, water cement ratio, kualitas agregat, waktu, kondisi pengerasan, dsb.
Semen yang memiliki aktiva tinggi sudah jelas menghasilkan beton yang lebih baik, namun hal tersebut juga tergantung dengan jumlah air yang ditambahkan pada campuran beton
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kekuatan beton, secara umum ditentukan berdasarkan tiga aspek utama yaitu sebagai berikut ini.
a. KEKUATAN PASTA SEMEN dapat ditingkatkan dengan cara (Supartono,1998) :
mengurangi porositas pasta semen, dengan mengurangi rasio air-semen, dan bila diperlukan dengan menggunakan juga bahan pencampur superplasticizer,
menambah bahan aditif mineral yang bersifat pozzolan, seperti mikrosilika (silica fume), fly ash dan abu sekam padi.
b. KUALITAS AGREGAT
Agregat yang digunakan harus memenuhi standar sebagai bahan penyusun beton
Agregat halus memiliki nilai modulus kehalusan (fineness modulus) pasir dengan 2,5 < FM < 3,0 pada umumnya menghasilkan beton mutu tinggi (dengan w/c yang rendah) yang mempunyai kuat tekan dan workability yang optimal
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kekuatan Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Agregat kasar yang digunakan hendaknya
• memiliki porositas yang rendah,
• bersih dari bahan organik dan lumpur
• kuat tekan hancur yang tinggi,
• dan gradasi yang baik dan teratur. Ukuran maksimum agregat juga akan mempengaruhi mutu beton yang akan dibuat. Pemakaian agregat yang lebih kecil dari 15 mm bisa menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi. Namun pemakaian agregat kasar dengan ukuran maksimum 25 mm masih menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik dalam produksi beton mutu tinggi.
a. DAYA LEKAT ANTARA PASTA SEMEN DENGAN AGREGAT dapat ditingkatkan
dengan memberikan bahan tambahan seperti mikrosilika, klinker serta pemilihan agregat yang berkualitas.
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kekuatan Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
Bila kekuatan agregat semakin menurun maka kekuatan beton juga semakin rendah. Kasarnya permukaan agregat juga mempengaruhi kekuatan beton.
Untuk mengetahui kekuatan beton biasanya
dilakukan uji kuat tekan dengan beton berbentuk:
1. Kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm 2. Silinder ukuran:
Diameter : 15 cm Tinggi : 30 cm
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Teknologi Bahan
BagianPertama
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Kekuatan Beton
© 2015 by Gandjar Pamudji
PELAKSANAAN PENGUJIAN
< ≅ >
= 0,76 + 0,2 log
150
dalam kg/cm
2= 0,76 + 0,2 log
15
dalam MPa
Teknologi Bahan
BagianPertama
Daftar Pustaka
© 2015 by Gandjar Pamudji
• Mindess, S., dan Young, J.F., 1981, Concrete, Prentice Hall, Inc., New Jersey.
• Neville, A.M., 1975, Properties of Concrete, 2nd Edition, The English Language Book Society and Pitman Publishing, London.
• Popovics, S., 1982. Fundamentals of Portland Cement Concrete, John Wiley and Sons.
• Kardiyono, 1996.Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta.