• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA/TEKNIK MENGELOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "CARA/TEKNIK MENGELOLA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NO. YANG HARUS DIKELOLA SERTA

PARAMETERNYA

DAMPAK TOLOK UKUR

CARA/TEKNIK MENGELOLA LOKASI PENGELOLAAN

INSTITUSI PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

HASIL YANG DICAPAI

TINDAKAN PERBAIKAN PENGELOLAAN (jika

diperlukan) 1. Penurunan

Kualitas Udara.

 Lalu lintas kendaraan proyek.

 Operasional alat-alat berat selama kegiatan konstruksi.

 Pengoperasi anmesin- mesin peralatan bongkar muat di darat dan di atas kapal.

 Manuver kendaraan truk di sepanjang dermaga dan keluar masuk pelabuhan selama kegiatan operasional pelabuhan.

 Parameter fisik dan kimia udara ambien serta Peraturan Pemerintah No.

41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien

Nasional/Lingkungan.

 Pengelolaan kualitas udara pada tahap operasional :

(1) Melakukan penanaman tanaman yang berfungsi sebagai penyerap debu dan sekaligus sebagai noise adsorber di dalam dan di sekitar lokasi pelabuhan.

Umumnya tanaman yang digunakan adalah tanaman berdaun jarum dan atau yang bertajuk lebat karena memiliki daya serap lebih efektif dan toleran terhadap zat pencemar.

(2) Melaksanakan kebijakan administrasi dalam pengelolaan lingkungan tentang penerapan uji kualitas emisi gas

kendaraan pada setiap truk angkutan yang beroperasi di areal pelabuhan.

(3) Membuat kebijakan yang terkait dengan teknis pelaksanaan operasional angkutan truk dengan cakupan pengelolaan kualitas udara sebagai berikut:

(a) Pengaturan kecepatan truk/kendaraan angkutan barang yang keluar masuk pelabuhan.

(b) Operasional kendaraan angkutan barang dengan truk tertutup atau dengan menggunakan tutup terpal untuk mencegah terjadinya ceceran bahan/material barang disepanjang jalan yang dilewati truk tersebut.

(c) Membatasi muatan truk sesuai dengan batas tonase kendaraan dan

menggunakan kendaraan yang layak pakai.

(d) Memperbaiki dan merawat struktur

 Lokasi jalan angkut alat dan material.

 Lokasi pelabuhan dan sarana bangunan yang terdapat di dalam areal pelabuhan.

Pelaksana pengelolaan lingkungan adalah PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

Upaya pengelolaan yang dilakukan PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalamt erhadap dampak penurunan kualitas udara sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kadar polutan di udara masih berada di bawah baku mutu.Namun demikian, masih perlu dilakukan tindakan perbaikan pengelolaan lingkungan.

-

(2)

PARAMETERNYA

HIDUP diperlukan)

jalan dan bahu jalan yang rusak, yang dapat menjadi sumber debu di dalam dan di sekitar lokasi wilayah kegiatan pelabuhan.

(e) Meminimalkan emisi gas buang kendaraan operasional dan angkutan yang dipakai untuk kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan dengan cara pemeliharaan mesin kendaraan secara berkala.

(4) Melaksanakan kegiatan pengelolaan dampak penurunan kualitas udara (peningkatan debu) pada kegiatan bongkar muat dan kegiatan manuver kendaraan di sekitar dermaga, sebagai berikut :

(a) Mengembangkan teknik bongkar muat (terutama di terminal general cargo) yang dapat menghindari ceceran material barang pada saat transfer barang dari kapal ke dalam truk dan sebaliknya dari dalam truk ke atas kapal. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi timbulnya material debu beterbangan di udara yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja, serta mengurangi tingkat kerusakan barang yang dibongkar muat.

(b) Memelihara saluran drainase di pelabuhan untuk mencegah masuknya limpasan air yang mengandung lumpur/kotoran ke areal dermaga dan lapangan penumpukan, karena lumpur tersebut apabila telah mengering akan menjadi material sedimen terendapkan di permukaan lantai dermaga dan

(3)

PARAMETERNYA

HIDUP diperlukan)

segera menjadi sumber partikel debu yang beterbangan pada saat dilalui kendaraan truk.

(c) Pengaturan kecepatan truk/kendaraan angkutan barang yang keluar masuk pelabuhan.

2. Penurunan Kualitas Udara.

Kegiatan Operasional Platform Fix Jib Crane, Jalan Akses Dermaga Deck On Pile, Lapangan Penumpukan Petikemas Ex.

Lapangan Parkir, Lapangan Penumpukan Dermaga Roro dan Lapangan Penumpukan Petikemas di Belakang DermagaDeck On Pile.

Parameter fisik dan kimia udara ambien serta Peraturan Pemerintah No.

41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional/Lingkungan.

 Pengelolaan kualitas udara pada tahap operasional :

(1) Melakukan penanaman tanaman yang berfungsi sebagai penyerap debu dan sekaligus sebagai noise adsorber di dalam dan di sekitar lokasi pelabuhan.

Umumnya tanaman yang digunakan adalah tanaman berdaun jarum dan atau yang bertajuk lebat karena memiliki daya serap lebih efektif dan toleran terhadap zat pencemar.

(2) Melaksanakan kebijakan administrasi dalam pengelolaan lingkungan tentang penerapan uji kualitas emisi gas

kendaraan pada setiap truk angkutan yang beroperasi di areal pelabuhan.

(3) Membuat kebijakan yang terkait dengan teknis pelaksanaan operasional angkutan truk dengan cakupan pengelolaan kualitas udara sebagai berikut:

(a) Pengaturan kecepatan truk/kendaraan angkutan barang yang keluar masuk pelabuhan.

(b) Operasional kendaraan angkutan barang dengan truk tertutup atau dengan menggunakan tutup terpal untuk mencegah terjadinya ceceran bahan/material barang disepanjang jalan yang dilewati truk tersebut.

(c) Membatasi muatan truk sesuai dengan

Wilayah kerja PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

Pelaksana pengelolaan lingkungan adalah PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

Upaya pengelolaan yang dilakukan PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalamt erhadap dampak penurunan kualitas udara sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kadar polutan di udara masih berada di bawah baku mutu.

-

(4)

PARAMETERNYA

HIDUP diperlukan)

batas tonase kendaraan dan menggunakan kendaraan yang layak pakai.

(d) Memperbaiki dan merawat struktur jalan dan bahu jalan yang rusak, yang dapat menjadi sumber debu di dalam dan di sekitar lokasi wilayah kegiatan pelabuhan.

(e) Meminimalkan emisi gas buang kendaraan operasional dan angkutan yang dipakai untuk kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan dengan cara pemeliharaan mesin kendaraan secara berkala.

(4) Melaksanakan kegiatan pengelolaan dampak penurunan kualitas udara (peningkatan debu) pada kegiatan bongkar muat dan kegiatan manuver kendaraan di sekitar dermaga, sebagai berikut :

(a) Mengembangkan teknik bongkar muat (terutama di terminal general cargo) yang dapat menghindari ceceran material barang pada saat transfer barang dari kapal ke dalam truk dan sebaliknya dari dalam truk ke atas kapal. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi timbulnya material debu beterbangan di udara yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja, serta mengurangi tingkat kerusakan barang yang dibongkar muat.

(b) Memelihara saluran drainase di pelabuhan untuk mencegah masuknya limpasan air yang mengandung lumpur/kotoran ke areal dermaga dan

(5)

PARAMETERNYA

HIDUP diperlukan)

lapangan penumpukan, karena lumpur tersebut apabila telah mengering akan menjadi material sedimen terendapkan di permukaan lantai dermaga dan segera menjadi sumber partikel debu yang beterbangan pada saat dilalui kendaraan truk.

(c) Pengaturan kecepatan truk/kendaraan angkutan barang yang keluar masuk pelabuhan.

(6)

NO. YANG HARUS DIPANTAU SERTA

PARAMETERNYA

DAMPAK TOLOK UKUR

CARA/TEKNIK MEMANTAU LOKASI PEMANTAUAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN

HIDUP

HASIL YANG DICAPAI

PERBAIKAN PEMANTAUAN (jika

diperlukan) 1. Penurunan

Kualitas Udara.

 Pelayanan barang.

 Pelayanan penumpa ng.

 Mobilisasi peralatan dan material.

Konsentrasi zat-zat pencemar dan partikulat debu yang terdapat pada udara ambien.

 Mengetahui konsentrasi dan radius pencemaran udara yang terjadi dalam kepelabuhan.

 Mengetahui tingkat keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

 Memonitor seberapa besar peningkatan jumlah partikel-partikel di udara, seperti debu, CO, SOx, NOx.

Lokasi pemantauan ditetapkan pada areal dermaga di sekitar kegiatan bongkar muat barang, pintu masuk areal jalan akses masuk

pelabuhan dan pemukiman penduduk yang terdekat dengan lokasi

pelabuhan.

- Instansi Pengawas:

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan BLH Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Instansi Penerima Laporan: BLH Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Upaya pemantauan yang dilakukan PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalamt erhadap dampak penurunan kualitas udara sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kadar polutan di udara masih berada di bawah baku mutu.Namun demikian, masih perlu dilakukan tindakan perbaikan pengelolaan lingkungan.

-

(7)

PARAMETERNYA

HIDUP diperlukan)

2. Penurunan Kualitas Udara.

Kegiatan Operasional Platform Fix Jib Crane, Jalan Akses Dermaga Deck On Pile, Lapangan Penumpukan Petikemas Ex.

Lapangan Parkir, Lapangan Penumpukan Dermaga Roro dan Lapangan Penumpukan Petikemas di Belakang DermagaDeck On Pile.

Konsentrasi zat-zat pencemar dan partikulat debu yang terdapat pada udara ambien.

 Mengetahui konsentrasi dan radius pencemaran udara yang terjadi dalam kepelabuhan.

 Mengetahui tingkat keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

 Memonitor seberapa besar peningkatan jumlah partikel-partikel di udara, seperti debu, CO, SOx, NOx.

Wilayah kerja PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalam.

- Instansi Pengawas adalah Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Instansi Penerima Laporan

adalahBadan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Upaya pemantauan yang dilakukan PT. PELINDO II (Persero) Cabang Pangkalbalamt erhadap dampak penurunan kualitas udara sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kadar polutan di udara masih berada di bawah baku mutu.Namun demikian, masih perlu dilakukan tindakan perbaikan pengelolaan.

-

Referensi

Dokumen terkait

Keselamatan saat bekerja dan kesehatan kerja sangat dikenal dengan masyarakat. Banyak yang bekerja tidak memperhatikan pekerjaannya, sehingga resiko yang dialami sangat bervariasi dan tergantung pekerjaannya (Rinaldi et al., 2015). Salah satu contohnya yaitu low back pain myogenic. LBP merupakan salah satu 1 masalah kesehatan yang sering di jumpai masyarakat sehingga menyebabkan nyeri, disabilitas, keterbatasan fungsional (WHO, 2003). Sebagian besar pasien yang terkena dampak low back pain myogenic menunjukan aktivitas fisik berkurang dapat menyebabkan penurunan mobilitas sendi, kehilangan kekuatan, daya tahan dan koordinasi otot (Costantino & Romiti, 2014). LBP myogenic sebagian besar berkontribusi pada otot-otot yang ada di punggung bawah, sehingga nyeri berasal atau bersumber dariotot yang disebabkan oleh spasme otot (Hendrawan & Lestari, 2017). Menurut penelitiannya (Pratrisna, 2013) latihan therapeutic aquatic saat tubuh berada didalam air maka akan mengalami gaya tekan keatas. Ketika kedalaman air setinggi bahu maka akan 2 kali menurunkan gaya gravitasi karena efek buoyancy bisa menurunan penekanan pada sendi sehingga dapat menurunkan nyeri pada saat sendi bergerak pada posisi tubuh yang