• Tidak ada hasil yang ditemukan

DPN APINDO MEMUTUS PANDEMI C19 & UPAYA MEMBANGKITKAN EKONOMI PADA MASA ENDEMI DI 2022 HARIYADI B. SUKAMDANI KETUA UMUM DPN APINDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DPN APINDO MEMUTUS PANDEMI C19 & UPAYA MEMBANGKITKAN EKONOMI PADA MASA ENDEMI DI 2022 HARIYADI B. SUKAMDANI KETUA UMUM DPN APINDO"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DPN APINDO

HARIYADI B. SUKAMDANI KETUA UMUM DPN APINDO

MEMUTUS PANDEMI C19 &

UPAYA MEMBANGKITKAN

EKONOMI PADA MASA ENDEMI DI 2022

W e b i n a r I N D E F – P r o y e k s i E k o n o m i I n d o n e s i a 2 0 2 2 2 4 N o v e m b e r 2 0 2 1

(2)

KINERJA EKONOMI

INDONESIA Q3 2021

(3)

Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Q3 2021

(4)

4 Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2018 – Q3 2021

DPN APINDO 2021

(5)

Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

(6)

6 Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

DPN APINDO 2021

(7)

Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021

PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL – Q3 2021

(8)

PROYEKSI EKONOMI 2022 BEBERAPA LEMBAGA

&

PROYEKSI APINDO TERHADAP

EKONOMI DAN BISNIS 2022

(9)

PROYEKSI EKONOMI INDONESIA 2022 – IMF

Proyeksi Pertumbuhan 2022 ASEAN (IMF)

 Ekonomi berbagai negara di dunia mulai pulih dari pandemi C19, termasuk Indonesia.

 IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia di 2021 dapat bertumbuh sebesar 3,2% yoy.

 Di 2022, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia dapat bertumbuh lebih besar lagi sebesar 5,9%

yoy.

Sumber : IMF, Oktober 2021.

(10)

10

BEBERAPA PROYEKSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 2022 INDONESIA

4,80%* (YOY) 5,00% (YOY)

4,60% – 5,40% (YOY) 3,70% – 3,90% (YOY)

Sumber : Berbagai sumber.

ADB WORLD BANK

BANK INDONESIA LPEM FEB UI

* Revisi turun dari 5,00% (yoy)

DPN APINDO 2021

(11)

Q4 2021

 Dengan historikal pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1, Q2, dan Q3 2021, maka APINDO memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Q4 2021 Indonesia akan berkisar di 3,8% (YOY) – 4,7%

(YOY).

 Rentang proyeksi Q4 2021 tersebut tidak terlepas dari pesatnya LONJAKAN INDEKS PMI MANUFAKTUR INDONESIA PADA OKTOBER 2021, yang diikuti dengan konsistensi geliat ekonomi di November 2021.

 Ancaman gelombang ke-3 pandemi C19 yang diproyeksikan terjadi di akhir 2021 harus dapat ditangani Pemerintah dengan sebaik-baiknya, agar aktivitas ekonomi Desember 2021 berjalan lebih pesat lagi, sehingga menjadikan AKTIVITAS EKONOMI Q4 2021 BERJALAN MAKSIMAL DAN EKSPANSIF.

PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTAL IV 2021 – APINDO

(12)

12

2021

2,75% s/d 4,00% (yoy)

Realisasi terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 oleh APINDO tersebut akan sangat bergantung pada kecepatan upaya

Pemerintah menuntaskan pandemi agar segera berakhir di Semester II 2021 dan

tidak berlarut-larut hingga 2022

Untuk tahun 2021 APINDO memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 secara keseluruhan

akan berada di kisaran 2,75% s/d 4,00% (yoy)

Faktor terkendalinya pandemi dan vaksinasi masyarakat (khususnya percepatan vaksinasi di luar Jawa-Bali) menjadi poin penting bagi percepatan pemulihan ekonomi di sisa 2021 yang masih berjalan, serta di 2022 mendatang

PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 2021 – APINDO

DPN APINDO 2021

(13)

01

Realisasinya akan sangat bergantung pada kecepatan penanganan pandemi oleh Pemerintahuntuk dapat menjadi endemi,

serta bergantung pada tidak adanya kemunculan varian baru virus C19 mendatang

yang dapat menyebabkan terjadinya gelombang ke-3 pandemi C19 di Indonesia

02

Proyeksi pertumbuhan APINDO terhadap ekonomi 2022 (yoy)

didasarkan pada beberapa faktor determinan yang cukup

kompleksdan berpengaruh terhadap perekonomian 2022

03

APINDO terus mencermati kondisi pandemi C19 hingga akhir 2021 ini sekaligus memperkirakan

kelanjutan pemulihan ekonomi di 2022

04

+3,50% (yoy) sampai dengan +4,75% (yoy)

Kesuksesan Pemerintah dalam mengendalikan kondisi pandemi

menjadi endemi akan ditunjukkan melalui keberhasilan pencapaian indikator penanganan pandemi

yang ditetapkan Pemerintah

PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2022 – APINDO

(14)

BEBERAPA HAL HARUS DILAKUKAN UNTUK

MENUMBUHKAN OPTIMISME DUNIA USAHA TERHADAP

TARGET EKONOMI DI 2022

(15)

KEBIJAKAN FISKAL TERKONSOLIDASI & STIMULUS PRODUKTIF

Pemerintah perlu mendesain stimulus produktif bagi dunia usaha selain kesehatan dan bantuan sosial. Karena bagaimanapun juga dunia usaha harus mencicil pinjaman, membayar operasional perusahaan dan gaji pegawai.

Dengan demikian, insentif nya ada di dua sisi, sisi demand yaitu masyarakat, dan sisi produsen, dunia usaha nya

APINDO meminta implementasi POJK 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran C19, agar lebih konsisten Pemerintah mendesain kebijakan fiskal secara

terkonsolidasi, untuk meningkatkan daya beli masyarakat, baik melalui program proteksi sosial yang dieksekusi dengan cepat, maupun insentif ekonomi untuk dunia usaha yang memadai

Dunia usaha meminta keringanan listrik agar mampu bertahan. APINDO menilai sampai saat ini belum ada kejelasan diskon listrik bagi pengusaha, karena sampai saat ini pengusaha masih membayar tarif listrik yang cukup tinggi dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan

Pemerintah juga perlu mendorong harmonisasi kebijakankesehatan, ekonomi, dan sosial secara terpadu dan melakukan komunikasi satu pintu, sehingga menciptakan kepastian dan ketenangan bagi masyarakat

(16)

16

Mempercepat Transformasi dan Memperluas Jaringan Infrastruktur Digital

Meningkatkan Layanan Internet Murah

Mempercepat dan Memperluas Literasi Digital

Jaringan Fintech yang Inklusif, terutama untuk membantu Perusahaan Rintisan dan UMKM

Mengoptimalkan penggunaan Big Data dan Artificial Intelligence (AI)

Penguatan Konektivitas antar wilayah untuk mendorong peningkatan

produktivitas dan daya saing nasional di era digital

EKONOMI DIGITAL & PENGUATAN TATA KELOLA EKOSISTEM DIGITAL

Inovasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan efisiensi produksi menjadi kunci daya saing industri dalam negeri serta percepatan pemulihan usaha dan ekonomi nasional.

DPN APINDO 2021

(17)

PENGUATAN SEKTOR UMKM

DUKUNGAN TERHADAP UMKM

01

02

03

04

APINDO mengapresiasi dan mendukung pemulihan ekonomi sektor UKM pasca pandemi melalui fase-fase Survival,

Pemulihan Ekonomi, serta fase Penumbuhan Ekonomi (PEN)

Kontribusi UKM terhadap PDB nasional terus bertumbuh, bahkan telah mencapai 60% dari total PDB yang menjadi indikator penting UKM yang bersifat pro-

growth

Dukungan pemerintah kepada UKM secara langsung dan tidak langsung dapat dilakukan melalui kebijakan yang bersifat pro-job, pro-poor, dan pro- growth

APINDO memberi catatan khusus terhadap potensi UKM terhadap ekonomi Indonesia yang sangat besar dan penting

1

3 4

2

(18)

18

PENGUATAN SEKTOR UMKM

Kelima, memperluas akses terhadap investasi. UKM / IKM digital membutuhkan gabungan antara sumber investasi, baik dari domestik maupun

internasional, dan hambatan akses investasi akan mengurangi potensi UKM untuk berkembang Keenam, memperluas layanan Pemerintah secara elektronik (e-government). Apabila Pemerintah membangun berdasarkan upaya yang sudah ada untuk meningkatkan jumlah UKM yang online, terlibat dengan media sosial, serta berpartisipasi dalam e-commerce, akan lebih banyak UKM yang akan bergerak naik dalam tingkat penggunaan digital Kedua, membantu agar UKM /

IKM meningkatkan daya saingnya dengan berbisnis secara digital, legal, dan berorientasi global melalui pendampingan terstruktur dan terukur

Ketiga, Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi, sektor privat, dan dunia akademisi yang memiliki program-program untuk memberdayakan UMKM

Keempat, memperluas pembayaran elektronik (e-payments). Fokus Pemerintah harus

memastikan bahwa sistem pembayaran elektronik harus mudah diakses UKM, dapat diandalkan dan aman

Pertama, prioritas peningkatan akses broadband.

Peningkatan akses broadband dan kualitas layanan akan mendorong adopsi teknologi digital oleh UKM / IKM dan akan meningkatkan kinerja dari teknologi yang sudah ada

FOKUS UTAMA KEBIJAKAN YANG PERLU DIPERHATIKAN PEMERINTAH

UNTUK MENINGKATKAN

KETERLIBATAN UKM SECARA DIGITAL

DPN APINDO 2021

(19)

PEMULIHAN SEKTOR PARIWISATA

Pengawasan terhadap perkembangan platform / aplikasi digital serta sarana penjualan online maupun virtual operator yang dimiliki asing guna menciptakan persaingan usaha yang sehat

terhadap perusahaan / pengusaha lokal

Mendorong terciptanya kerjasama antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha dalam meningkatkan kualitas aksesibilitas, amenitas dan aktraksi pariwisata

Mendorong agar MICE dapat menjadi bagian penting dalam peningkatan kunjungan

wisman dan pergerakan wisnus

Pemerintah membantu industri pariwisata untuk dapat bertahan dan kembali bangkit dari keterpurukan dimasa pandemi COVID-19

Revisi regulasi perizinan dan perpajakan yang memberatkan Industri Pariwisata guna menambah daya saing sektor pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan nusantara

Meningkatkan kualitas SDM di sektor pariwisata dengan fokus pada pelatihan dan sertifikasi kompetensi serta mendorong terciptanya link and match antara sekolah vokasi dan industri pariwisata

Optimalisasi manfaat dari promosi pariwisata yang sudah dilakukan menjadi aktivitas bisnis riil untuk meningkatkan kenirja industri pariwisata

01 07

06

05

03

04

02

Meningkatkan daya tarik pariwisata nasional yang berkelanjutan dengan mengedepankan

Kearifan lokal melalui penciptaan SDM berkualitas, destinasi pariwisata yang memiliki daya saing, iklim investasi usaha pariwisata yang sehat dan meningkatkan sinergi antara Pemerintah, dunia usaha serta

masyarakat pariwisata dalam pembangunan pariwisata guna mewujudkan Indonesia maju

(20)

20

Dengan diluncurkannya sistem Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) atau OSS berbasis resiko, maka diharapkan seluruh sistem perizinan usaha di daerah dapat

terintegrasi sehingga membantu Pemda dalam menyusun pengembangan

ekonomi daerah

Penerapan di lapangan baik perizinan, akses terhadap lahan, ketenagakerjaan, dan perpajakan juga dapat dipermudah agar investasi bisa direalisasikan dengan cepat

Perijinan usaha lebih sederhanauntuk lingkup usaha yang lebih kecil tingkat resikonya, demikian sebaliknya

Rencana bisnis yang jelas dan terarah dapat menarik lebih banyak investasi baruke daerah.

Berbagai peraturan turunan telah diterbitkan dan oleh karena itu diperlukan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannyadalam berbagai klaster utamanya bidang ketenagakerjaan, perijinan usaha, perpajakan, UKM, akses lahan dan lingkungan hidup

Diperlukan sebuah kepastian standar pelayanan birokrasi agar para investor tidak enggan saat ingin menanamkan modalnya.

Indonesia masih memiliki prospek investasi yang menjanjikan di mata investor. Untuk itu, pelayanan perijinan usaha berdasarkan tingkat resiko usaha yang diatur dalam UU Cikar mendapat apresiasi dunia usaha

APINDO memberikan apresiasi kepada Pemerintah dan DPR yang telah menerbitkan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

DPN APINDO 2021

(21)

PERCEPATAN REALISASI INVESTASI &

PENGELOLAAN EKOSISTEM INVESTASI

Konsistensi Regulasi &

Kepastian Hukum

Ekosistem Ketenagakerjaan

Ekosistem Perpajakan

Kebijakan &

Ekosistem Perdagangan

Internasional

Kondisi Sosial Politik

Faktor Pertimbangan Investasi Asing ke Indonesia

(22)

22

KONSISTENSI TATA KELOLA REGULASI & KEPASTIAN HUKUM

Regulasi Perizinan di Indonesia menyebabkan ketidakpastian usaha

Ketidakharmonisan Kebijakan Pusat-Daerah

Sosialisasi dan Diseminasi Kebijakan belum Optimal

Jumlah perizinan banyak

Prosedur perizinan panjang dan lama

Berbiaya tinggi & tidak transparan

Dunia usaha memandang bahwa harus terdapat transparansi dalam pengurusan perizinan dan klasifikasi pelayanan yang diatur secara official

Inkonsistensi Kebijakan Pusat-Daerah

Perbedaan Penafsiran Kebijakan Pusat-Daerah

Sosialisasi dan diseminasi regulasi harus dilakukan secara efisien, terintegrasi, dan menggunakan bahasa internastional yang efektif

UM 2021

Pemilik group perusahaan penunjang industri otomotif dengan 38 anak perusahaan, mempertanyakan perbedaan kebijakan Pusat (Kemenaker) dengan Pemda Provinsi terkait UM 2021 yang menyebabkan perusahaannya bingung dalam menetapkan budgeting perusahaan.

Perda Ketentuan Pekerja Lokal

Eksekutif senior dari Produsen sepeda motor menilai aturan Perda yang mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan pekerja lokal dari daerah Kabupaten setempat

dengan jumlah kuota tertentu memberatkan pengusaha karena rekrutmen tenaga kerja tidak berdasar kualifikasi pekerjaan namun karena ketentuan regulasi daerah.

Perda Larangan Perempuan Keluar Malam

Pemilik sebuat perusahaan besar yang sudah go publik di industri pakaian jadi / garmen mengeluhkan aturan perda Jawa Barat yang melarang perempuan keluar rumah setelah pukul 21.00. Hal ini sangat memberatkan dunia usaha karena pekerja perempuan tidak bisa bekerja di shift malam ketika ada kebutuhan berkerja di shift malam, terlebih 80%

pekerja di perusahaan tersebut adalah perempuan.

Perizinan Usaha yang Berbeda di Setiap Daerah

Perijinan usaha juga dikeluhkan oleh dunia usaha dimana perijinan usaha di satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Prosedur, waktu dan biaya serta kesigapan petugas pelayanan berbeda jauh satu dengan lainnya. Menurut mereka semua daerah di Indonesia mestinya mempunyai standar pelayanan perijinan yang sama satu dengan lainnya

DPN APINDO 2021

(23)

APINDO merekomendasikan kepada Pemerintah agar

kepentingan kesehatan dan ekonomi tetap berjalan seimbang, antara lain terus mengizinkan industri manufaktur di sektor kritikal dan esensial atau industri yang berorientasi ekspor agar tetap beroperasi dengan kapasitas maksimal 100% karyawan operasional, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes) secara ketat

Dalam pemulihan & pengembangan industri manufaktur, APINDO selalu menekankan pentingnya konsistensi kebijakan pengembangan

industri dalam negeri dengan dukungan infrastruktur fisik dan digital yang terintegrasi serta pengembangan kualitas SDM.

APINDO juga memperhatikan pentingnya integrasi manufaktur Indonesia dalam global supply chain maupun value chain agar

mendapat manfaat optimal dari globalisasi.

Diperlukan pembangunan infrastruktur fisik dan digital secara terintegrasi, dan

benchmarking dengan negara negara kompetitor

Bila pandemi turun terus secara stabil tanpa adanya third wave dan tidak ada pengetatan PPKM lain, maka normalisasi mobilitas dan kegiatan manufaktur dapat berlangsung lebih pesat untuk mendukung pemulihan ekonomi yang maksimal

Untuk mencapai pertumbuhan industri

manufaktur yang positif di akhir 2021 dan 2022, maka syarat utamanya adalah adanya

pengendalian pandemi yang extraordinary

PEMULIHAN & PENGEMBANGAN SEKTOR MANUFAKTUR

Persiapan dan pengembangan industri manufaktur Indonesia ke era industri 4.0 di tahun 2021 dan 2022 pasca pandemi dapat dilakukan melalui dukungan sinergi beberapa hal utama seperti penyediaan bahan baku dan

energi yang berdaya saing.

Selain itu, konsistensi Kebijakan Pendalaman Struktur Indutri harus dilakukan secara konsekuen dengan keberpihakan dalam

pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

(24)

24

APINDO mendorong Pemerintah mewujudkan manajemen pengelolaan relasi bipartit dengan mengutamakan spirit kerja sama, memberikan insentif fiskal untuk peningkatan

keterampilan kualitas pekerja, dan mendorong terciptanya hubungan hukum antara industri dengan perdata bukan dengan pidana

KETENAGAKERJAAN

Perubahan cara kerja tersebut diakibatkan penggunaan teknologi yang fleksibel dan tenaga penugasan multitasking untuk tenaga kerja semakin meningkat

APINDO berpandangan tenaga kerja asing tidak diperlukan lagi IMPTA (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing), namun masih mensyaratkan RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) kecuali untuk pemegang saham / pemilik, startup berbasis teknologi, pendidikan vokasi, situasi darurat, kunjungan bisnis dan riset dalam waktu singkat

APINDO mengharapkan adanya harmonisasi regulasi ketenagakerjaan dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), karena SJSN merupakan bentuk duplikasi terhadap program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Pandemi memicu perubahan cara kerja di perusahaan yang potensial dan memperkecil penyerapan tenaga kerja

APINDO melihat tren pemanfaatan teknologi akan terus berlangsung dengan mensyaratkan kemampuan tenaga kerja yang tinggi namun akan menurunkan daya serap tenaga kerja

Tren pemanfaatan teknologi akan menciptakan jenis-jenis

pekerjaan baru yang diperkirakan potensial melebihi jenis-jenis pekerjaan yang hilang

BIDANG KETENAGAKERJAAN

DPN APINDO 2021

(25)

EKOSISTEM KETENAGAKERJAAN

CATATAN DUNIA USAHA TERHADAP EKSOSISTEM KETENAGAKERJAAN INDONESIA YANG BERPENGARUH PADA IKLIM INVESTASI

Kenaikan UM belum dapat Diprediksi di Semua Daerah

• Menjadi concern utama industri padat karya seperti TPT, alas kaki, elektronik, dll, yang biaya tenaga kerja mencapai 30%-40%.

• Relasi bipartit antara manajemen dengan pekerja masih jauh dari produktif.

Unjuk rasa pekerja & sweeping oleh SP/SB sangat mengganggu.

• Upah lembur

• Biaya Jaminan Sosial Kesehatan &

Ketenagakerjaan

• Beban Pesangon

• Tunjangan Hari Raya

• Hari libur

• TAPERA (2021)

Upah Sesuai Produktivitas

• Produktivitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan baik di tingkat blue collar worker maupun white collar worker.

Hubungan Industrial

Labor Cost Tidak Hanya

Berbasis Upah Ada Biaya Lain Sesuai Peraturan UU

• Lulusan dunia pendidikan belum memenuhi standar kualifikasi keterampilan teknis dan soft skills.

Dual-system sekolah vokasi dengan pemagangan diyakini dapat meningkatkan kualifikasi lulusan vokasi.

Horizontal dan vertical miss- match dalam pasar tenaga kerja dinilai mengurangi optimalisasi produktivitas tenaga kerja

• Kunci peningkatan produktivitas

& kualitas pekerja : re-training, up-skilling, re-skilling.

Keterampilan Pekerja

(26)

26

EKOSISTEM PERPAJAKAN

APINDO berpandangan bahwa usulan-usulan objek

pajak baru maupun jenis- jenis pungutan baru tetap

harus dikendalikan Pemerintah Pusat, dikarenakan akan lebih fair

dalam menilainya

APINDO juga memberi catatan terhadap RUU HKPD yang telah di pangkas diantaranya, Pajak

Alat Berat (PAB)

merupakan tindak lanjut

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang akan memisahkan alat berat dari PKB

APINDO menilai RUU HKPD (Hubungan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) belum mengatur dengan baik terkait administrasi perpajakan

yang justru selama ini menjadi salah satu akar soal mengapa daerah tidak optimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

APINDO meminta dilakukannya peninjauan ulang terkait rencana pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) multitarif dan pajak penghasilan (PPh) badan minimal 1%

APINDO berpandangan bahwa skema opsen dalam RUU HKPD berpotensi menimbulkan

pungutan pajak berganda APINDO menilai pembatalan relaksasi tarif

PPh Badan sebesar 20% pada 2022

serta keputusan untuk menerapkan pengenaan

Pajak Karbon pada 1 April 2022

dipastikan akan mendistorsi daya saing investasi yang pada tahun 2021 sudah mulai pulih

DPN APINDO 2021

(27)

EKOSISTEM PERPAJAKAN

Dunia Usaha Memandang Eksosistem Perpajakan di Indonesia Cukup Menarik Terutama dengan Insentif Fiskal yang Atraktif. Namun masih terdapat beberapa catatan dalam implementasi pemberian insentif & adm perpajakan

Konsistensi Administrasi Perpajakan

Perbedaan penafsiran antara petugas perpajakan dengan pelaku usaha

Diperlukan suatu sistem yang jelas dan memungkinkan berjalannya administrasi perpajakan yang wajar dalam

penyelesaian masalah perpajakan

Perselisihan antara pelaku usaha dan petugas pajak terkait dengan administrasi pajak yang membuat pelaku usaha merasa menjadi subjek atas target penerimaan pajak petugas pajak (berburu di kebun binatang)

Diperlukan pengembangan SDM untuk meningkatkan kualitas petugas pajak

Transparansi Implementasi Pajak

Prosedur Mengajukan Insentif Pajak Rumit dan Diskriminatif

• Prosedur untuk mengajukan insentif rumit dan tidak mengerti cara mengajukannya

• Sementara pelaku usaha lain

mempertanyakan karena perusahaannya tidak termasuk dalam perusahaan yang berhak menerima insentif

• Serupa dengan survei yang dilakukan JETRO (Juni 2020) : 67% perusahaan Jepang di Indonesia tidak menggunakan insentif pajak COVID-19 karena

perusahaan dikecualikan dan 8% tidak mengetahui mengenai insentif tersebut

Insentif Pajak Lanjutan

Pemerintah perlu terus melakukukan inovasi dan perbaikan prosedur dalam memberikan insentif pajak

• Mendorong implementasi insentif pengurangan PPh Badan untuk perusahaan yang melakukan pelatihan dan kegiatan penelitian

• Melakukan studi

benchmarking insentif pajak khususnya insentif pajak sektoral dengan negara lain

(28)

28

KEBIJAKAN DAN EKOSISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Untuk meningkatkan iklim berinvestasi di Indonesia, penting untuk memperluas dan memanfaatkan kerangka kerja sama perdagangan internasional seperti perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan perjanjian kemitraan ekonomi

(EPA) dengan sejumlah negara untuk memperlancar perdagangan Indonesia.

Mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan dengan negara-negara rekan dagang penting

Meningkatkan Kebijakan Fasilitas Perdagangan seperti informasi tentang sistem dan prosedur

perdagangan, evaluasi klasifikasi tarif, dan izin impor.

FTA yang Tepat Akan Sangat Membantu Meningkatkan Daya Saing Namun Di sisi lain Masih terdapat FTA Yang Justru Merugikan Indonesia

• Sektor industri TPT menilai bahwa jika EU-CEPA terealisasi maka akan mampu menopang ekspansi ekspor perusahaan hingga tinga kali lipat (300%) dan industri tekstil dan produk tekstil Indonesia bisa sejajar dengan Vietnam bahkan melebihi Vietnam yang saat produknya sudah dibebaskan dari bea masuk ke wilayah Eropa.

• Eksekutif senior dari Produsen peralatan rumah tangga menilai bahwa CAFTA lebih banyak merugikan Indonesia karena produk Impor dari China membanjiri pasar domestik.

Memilih Mitra Perdagangan secara Strategis,

Sesuai Karakteristik dan Kekuatan Produk Indonesia

Volatilitas Nilai Tukar Kurang Menguntungkan Investor

• Sejak 2012 tren nilai tukar Rp mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cenderung tinggi.

Hal ini dikarenakan Indonesia terlalu bergantung pada portofolio asing dalam menjaga kestabilan nilai tukar.

• Adapun langkah BI dalam menerbitkan kebijakan seperti Domestic Non-Deliverable Forwards

(NDF), interest rate swap, dan sebagainya merupakan langkah yang cukup baik namun tidak bisa langsung menyelesaikan masalah sehingga perlu dibuat untuk pasar yang lebih dalam lagi.

• Jika Indonesia ingin menarik investasi lebih banyak harus memiliki penawaran instrumen lindung nilai (hedging) yang lebih dalam.

DPN APINDO 2021

(29)

APINDO menyambut positif keputusan OJK memperpanjang masa

Pelonggaran restrukturisasi kredit

dari 31/3/2022 menjadi 31/3/2023

Sebelumnya APINDO telah mengusulkan agar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 48/2020 diperpanjang per 3 tahun atau hingga 2024mengingat belum redanya pandemi

POJK yang mengatur relaksasi kredit perbankan ini awalnya berlaku sejak Maret 2020 hingga Maret 2021. Namun, beleid itu kemudian diperpanjang sampai Maret 2022

Ratusan pengusaha yang terdampak pandemi

mengalami kesulitan membayar utang. Ancaman pailit tentu menjadi momok menakutkan bagi dunia usaha.

Oleh karena itu APINDO menganggap keputusan

perpanjangan oleh OJK tersebut telah mengikuti harapan dunia usaha

OJK menyatakan keputusan perpanjangan restrukturisasi kredit diambil untuk terus menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional dan stabilitas perbankan serta kinerja debitur restrukturisasi C19 yang sudah mulai mengalami perbaikan

Terlepas dari keputusan perpanjangan tersebut, APINDO memperkirakan masa pemulihan arus kas usaha bisa membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini terkait dengan faktor ketidakpastian dan kebijakan dalam penanganan pandemi

Berdasarkan keputusan OJK tersebut, APINDO memperkirakan bahwa OJK akan memutuskan secara bertahap dan periodikmengenai apakah nantinya keringanan restrukturisasi kredit diperpanjang / tidak. Contohnya sektor

pariwisata, di sejumlah daerah benar-benar tak bergerak karena mengandalkan mobilitas

PERPANJANGAN MASA PELONGGARAN RESTRUKTURISASI KREDIT

(30)

30

APINDO mencermati pengajuan Kepailitan dan PKPU tersebut sudah tidak dalam kondisi untuk

menyehatkan perusahaan, tetapi justru untuk berujung pada kepailitan

Pemerintah agar menerbitkan Perppu untuk menghentikan sementara atau moratorium UU No. 37/2004tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

Di tengah ketidakpastian ekonomi seperti sekarang diperkirakan kepailitan akan terus bertambah. Imbasnya adalah gelombang PHK tak terhindarkan dan jumlah pengangguran akan meningkat, sehingga secara nyata telah mengganggu upaya pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Banyak kreditor khususnya kreditor konkuren / mitra kerja yang menginginkan terjadinya pembayaran segera dari debitur dengan cara mengajukan permohonan Kepailitan & PKPU.

Caranya dengan mengajukan permohonan Kepailitan & PKPU dengan memanfaatkan celah hukum dan kelemahandalam UU No. 37/2004 yang mengarah pada moral hazard

APINDO juga melakukan kajian terkait dengan dampak kepailitan dan PKPU secara makro. Secara makro banyaknya perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi apabila pailit akan

menimbulkan kedaruratan nasional Sejak 2020 hingga Agustus 2021 sebanyak

1.298 perusahaan dinyatakan pailit dan mengajukan PKPU. Penyebabnya karena dunia usaha terpukul imbas merebaknya pandemi C19

MORATORIUM KEPAILITAN & PKPU

DPN APINDO 2021

(31)

GBHN mendatang harus diikuti Arah Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) dan kemudian diturunkan dalam RPJMN yang mengatur pembangunan 5- tahunan dalam siklus

kepemimpinan, sehingga tidak boleh melenceng dalam

perencanaannya

Melalui GBHN, arah dan pedoman dalam berbangsa akan menjadi lebih terpadu dan menyeluruh di semua sektor.

Misalnya dalam hal Ibukota Negara Baru (IKN), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Target Sustainable

Development Goals (SDGs) dengan bauran Energi, dan lain-lain

APINDO berharap kedepannya GBHN maupun GBHD akan menjadi pedoman dalam rangka memajukan

Indonesia, terutama di bidang ekonomi

Meski saat ini Pemerintah telah memiliki RPJPN dan RPJMN, hal tersebut belum cukup

mengakomodir, lantaran masih terdapat sejumlah kekurangan.

RPJPN menimbulkan bias terhadap beberapa hal, diantaranya bias terhadap eksekutif, terhadap Visi-Misi Presiden, terhadap Negara, serta bias terhadap ekonomi

APINDO berpandangan GBHN (Garis Besar Haluan Negara) dan GBHD (Garis Besar Haluan Daerah) perlu dihidupkan kembali agar perbaikan ekonomi Indonesia menjadi lebih jelas, konsisten dan berkesinambungan. Arah haluan pembangunan di bidang ekonomi

harus jelas dan tegas, demi adanya kesinambungan dan fungsi yang berkelanjutan pada setiap periode kepemimpinan

PERLUNYA MENGHIDUPKAN KEMBALI GBHN

(32)

TERIMA KASIH

Gedung Permata Kuningan, Lt. 10 Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur – Setiabudi

Jakarta 12980 – Indonesia Phone : (021) 8378 0824 Fax : (021) 8378 0823 / 8378 0746

Website : www.apindo.or.id

(33)

LAMPIRAN

33

(34)

Rekomendasi Tata Kelola Ekonomi Pasca COVID-19

(Sumbangsih Opini Universitas Indonesia)

1. Koordinasi, sinkronisasi antar K/L di sektor moneter, keuangan dan fiskal perlu ditingkatkan untuk menjaga harmonisasi orkestra kebijakan, sehingga sentimen pasar tetap positif dan stabil. Menjaga stabilitas indikator makroekonomi bertujuan mempertahankan kredibilitas, stabilitas dan sentimen pasar yang positif.

2. Pemerintah harus melakukan langkah-langkah strategis dalam investasi publik jangka panjang sekaligus memperhatikan kesinambungan fiskal jangka panjang.

Kondisi pandemi menyebabkan terjadinya accidental transformation dan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang menimbulkan potensi terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian.

3. Otoritas fiskal dan moneter harus mengambil langkah-langkah strategis untuk soft landing and exit strategy dalam pembiayaan pemulihan ekonomi nasional.

Pada dasarnya stimulus hanya bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan secara terus–menerus dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal dan pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

4. Pemerintah memberi kemudahan dalam hal akses dan disbursement dana PEN, tetapi tetap memperhatikan aspek-aspek good governance. Membangun suatu sistem yang terintegrasi, transparan, dan juga akuntabel sesuai tata kelola pemerintahan yang baik sangat diperlukan sehingga mengurangi kekakuan prosedur yang terjadi, sehingga dana PEN dapat optimal digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

5. Mendesain program PEN berdasarkan kebutuhan (bottom up approach), salah satunya adalah restrukturisasi kredit serta kemudahan pembiayaan serta fleksibilitas program pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik UMKM.

6. Penguatan ekosistem digital. Di sektor keuangan, diversifikasi produk jasa keuangan berbasis teknologi digital sangat perlu dilakukan. Dengan terbatasnya mobilitas akibat pandemi, para pelaku usaha khususnya UMKM juga harus melakukan adaptasi teknologi dan digitalisasi baik dalam hal pelayanan maupun penjualan produk. Pembinaan dan pendampingan menyeluruh bagi UMKM perlu dilakukan, selain untuk mengurangi kesenjangan antar UMKM juga mendukung literasi teknologi bagi UMKM, sehingga pada akhirnya UMKM dapat mengembangkan produk lokal unggulan.

7. Pemulihan sektor pariwisata secara bertahap secara kewilayahan berdasarkan analisis big data serta memfokuskan pada wisatawan nusantara. Adaptasi di destinasi wisata terhadap kondisi pandemi juga perlu dilakukan. Sehingga kolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah daerah, pusat maupun pihak lain yang terkait menjadi mutlak diperlukan dalam rangka mendorong geliat pariwisata dan ekonomi kreatif.

8. Penguatan sistem jaminan sosial bagi masyarakat melalui perluasan cakupan penerima bantuan sosial dengan jalan memperbaharui data penerima jaminan sosial sampai dengan kelompok 60% terbawah dengan pendekatan kombinasi metode PMT (proxy mean testing) dan community based targeting yang lebih sederhana. Selain itu, program jaminan/bantuan sosial harus bersifat adaftif dalam merespon perubahan yang terjadi di masyarakat dengan jalan on demand application system yaitu masyarakat secara mandiri dapat melapor jika memerlukan bantuan sosial.

9. Fleksibilitas penggunaan dana desa perlu diperpanjang hingga setidaknya tahun 2022. Dalam masa pandemi, dana desa berfungsi untuk membantu memulihkan perekonomian masyarakat desa. Untuk menjaga akuntabilitasnya, monitoring berkala dan pengawasan penggunaan dana desa secara transparan harus menjadi prioritas yang harus dilakukan.

(35)

Realisasi PEN 2020 dan 2021

Sektor

2020 Jumlah

anggaran stimulus (Rp

Triliun)

Realisasi (Rp Triliun)

Realisasi (%)

Kesehatan 99,50 63,51 63,8

Perlindungan sosial

230,21 220,39 95,7

Insentif Usaha 120,61 56,12 46,5

UMKM 116,31 112,44 96,7

Pembiayaan Korporasi

60,73 60,73 100,0

Sektoral KL/Pemda

67,86 66,59 98,1

Total 695,2 579,78

83,4

Sektor

2021 (5 Nov 2021) Jumlah

anggaran stimulus (Rp Triliun)

Realisasi

(Rp Triliun) Realisasi (%)

Kesehatan 214,96 126,65 58,9

Perlindungan sosial

186,64 132,49 72,4

Program prioritas

117,94 72,59 61,6

Dukungan UMKM dan Korporasi

162,40 63,45 39,1

Insentif Usaha 62,83 61,17 97,4

Total 744,77 456,35

61,3

(36)

CATATAN TERHADAP REALISASI PROGRAM PEN

 Kecepatan penyaluran insentif berusaha membaik dari tahun 2020, sebelumnya insentif berusaha memiliki penyerapan terendah. Hambatan realisasi insentif berusaha tahun 2020 disebabkan oleh kurangnya sosialisasi insentif pajak dan sistem aturan dan persyaratan yang berubah-ubah. Realisasi PPh 21 DTP hanya 6,33%, paling rendah dari pagu-pagu lain. Pagu lain memiliki realisasi anggaran antara 50 – 70%.

 Realisasi program PEN 2021 untuk program dukungan UMKM dan korporasi masih jauh dari target yang ditentukan dan merupakan yang terendah penyerapannya pada tahun 2021. Untuk mendorong penyerapan yang lebih optimal, pemerintah dapat menambah jumlah penerima dukungan UMKM dari anggaran PEN, sehingga anggaran dapat disalurkan kepada usaha-usaha yang belum mendapatkan bantuan. Kedua, rendahnya penyerapan dukungan UMKM dan korporasi terkait dengan masalah teknis pendataan dan administrasi. Ketiga, pemerintah dapat menambahkan pos subsidi pada klaster anggaran dukungan UMKM dan korporasi berbentuk subsidi kuota internet untuk UMKM yang menggunakan platform digital.

 Realisasi program PEN untuk perlindungan sosial khususnya Bantuan Subsidi Upah masih terkendala pada

permasalahan terkait data. Hal ini dikarenakan banyak sector informal yang tidak mendapatkan insentif karena

berada di luar data penerima bantuan subsidi upah.

Referensi

Dokumen terkait

LURAH UTAN KAYU UTARA JAKTIM JAKARTA TIMUR. 230 771 HENRICA KUSWANDARI SEKKEL

Talangan haji adalah pembiayaan dengan mengguanakan akad Qardh wal ijarah yang diberikan kepada nasabah calon haji dalam rangka memperoleh nomor porsi atau pelunasan BPIH

Evaluasi Pengaruh Curah Hujan dan Sifat Fisik Tanah Terhadap Erosi Sebagai Dasar Konservasi Lahan di Sub DAS Cikapundung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Perencanaan pembinaan agama Islam bagi Narapidana anak di Lembaga

merupakan kalam khabar (kalimat berita biasa), dan juga mabni majhul , tapi maknanya sangat jelas menandaskan bahwa zakat itu harus dipungut oleh pemimpin.

REALISASI TINDAK TUTUR PETUGAS PENERANGAN DAN MASYARAKAT DI KELURAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

f. Mendemonstrasikan persiapan alat yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi g. Menjelaskan prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan

2.3 Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kemasyarakatan ………… 2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat .... BAB III RENCANA DAN REALISASI