DPN APINDO
HARIYADI B. SUKAMDANI KETUA UMUM DPN APINDO
MEMUTUS PANDEMI C19 &
UPAYA MEMBANGKITKAN
EKONOMI PADA MASA ENDEMI DI 2022
W e b i n a r I N D E F – P r o y e k s i E k o n o m i I n d o n e s i a 2 0 2 2 2 4 N o v e m b e r 2 0 2 1
KINERJA EKONOMI
INDONESIA Q3 2021
Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Q3 2021
4 Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2018 – Q3 2021
DPN APINDO 2021
Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021
SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
6 Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021
SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
DPN APINDO 2021
Sumber : Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik, 5 November 2021
PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL – Q3 2021
PROYEKSI EKONOMI 2022 BEBERAPA LEMBAGA
&
PROYEKSI APINDO TERHADAP
EKONOMI DAN BISNIS 2022
PROYEKSI EKONOMI INDONESIA 2022 – IMF
Proyeksi Pertumbuhan 2022 ASEAN (IMF)
Ekonomi berbagai negara di dunia mulai pulih dari pandemi C19, termasuk Indonesia.
IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia di 2021 dapat bertumbuh sebesar 3,2% yoy.
Di 2022, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia dapat bertumbuh lebih besar lagi sebesar 5,9%
yoy.
Sumber : IMF, Oktober 2021.
10
BEBERAPA PROYEKSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 2022 INDONESIA
4,80%* (YOY) 5,00% (YOY)
4,60% – 5,40% (YOY) 3,70% – 3,90% (YOY)
Sumber : Berbagai sumber.
ADB WORLD BANK
BANK INDONESIA LPEM FEB UI
* Revisi turun dari 5,00% (yoy)
DPN APINDO 2021
Q4 2021
Dengan historikal pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1, Q2, dan Q3 2021, maka APINDO memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Q4 2021 Indonesia akan berkisar di 3,8% (YOY) – 4,7%
(YOY).
Rentang proyeksi Q4 2021 tersebut tidak terlepas dari pesatnya LONJAKAN INDEKS PMI MANUFAKTUR INDONESIA PADA OKTOBER 2021, yang diikuti dengan konsistensi geliat ekonomi di November 2021.
Ancaman gelombang ke-3 pandemi C19 yang diproyeksikan terjadi di akhir 2021 harus dapat ditangani Pemerintah dengan sebaik-baiknya, agar aktivitas ekonomi Desember 2021 berjalan lebih pesat lagi, sehingga menjadikan AKTIVITAS EKONOMI Q4 2021 BERJALAN MAKSIMAL DAN EKSPANSIF.
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTAL IV 2021 – APINDO
12
2021
2,75% s/d 4,00% (yoy)
Realisasi terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 oleh APINDO tersebut akan sangat bergantung pada kecepatan upaya
Pemerintah menuntaskan pandemi agar segera berakhir di Semester II 2021 dan
tidak berlarut-larut hingga 2022
Untuk tahun 2021 APINDO memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 secara keseluruhan
akan berada di kisaran 2,75% s/d 4,00% (yoy)
Faktor terkendalinya pandemi dan vaksinasi masyarakat (khususnya percepatan vaksinasi di luar Jawa-Bali) menjadi poin penting bagi percepatan pemulihan ekonomi di sisa 2021 yang masih berjalan, serta di 2022 mendatang
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 2021 – APINDO
DPN APINDO 2021
01
Realisasinya akan sangat bergantung pada kecepatan penanganan pandemi oleh Pemerintahuntuk dapat menjadi endemi,
serta bergantung pada tidak adanya kemunculan varian baru virus C19 mendatang
yang dapat menyebabkan terjadinya gelombang ke-3 pandemi C19 di Indonesia
02
Proyeksi pertumbuhan APINDO terhadap ekonomi 2022 (yoy)
didasarkan pada beberapa faktor determinan yang cukup
kompleksdan berpengaruh terhadap perekonomian 2022
03
APINDO terus mencermati kondisi pandemi C19 hingga akhir 2021 ini sekaligus memperkirakan
kelanjutan pemulihan ekonomi di 2022
04
+3,50% (yoy) sampai dengan +4,75% (yoy)
Kesuksesan Pemerintah dalam mengendalikan kondisi pandemi
menjadi endemi akan ditunjukkan melalui keberhasilan pencapaian indikator penanganan pandemi
yang ditetapkan Pemerintah
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2022 – APINDO
BEBERAPA HAL HARUS DILAKUKAN UNTUK
MENUMBUHKAN OPTIMISME DUNIA USAHA TERHADAP
TARGET EKONOMI DI 2022
KEBIJAKAN FISKAL TERKONSOLIDASI & STIMULUS PRODUKTIF
Pemerintah perlu mendesain stimulus produktif bagi dunia usaha selain kesehatan dan bantuan sosial. Karena bagaimanapun juga dunia usaha harus mencicil pinjaman, membayar operasional perusahaan dan gaji pegawai.
Dengan demikian, insentif nya ada di dua sisi, sisi demand yaitu masyarakat, dan sisi produsen, dunia usaha nya
APINDO meminta implementasi POJK 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran C19, agar lebih konsisten Pemerintah mendesain kebijakan fiskal secara
terkonsolidasi, untuk meningkatkan daya beli masyarakat, baik melalui program proteksi sosial yang dieksekusi dengan cepat, maupun insentif ekonomi untuk dunia usaha yang memadai
Dunia usaha meminta keringanan listrik agar mampu bertahan. APINDO menilai sampai saat ini belum ada kejelasan diskon listrik bagi pengusaha, karena sampai saat ini pengusaha masih membayar tarif listrik yang cukup tinggi dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan
Pemerintah juga perlu mendorong harmonisasi kebijakankesehatan, ekonomi, dan sosial secara terpadu dan melakukan komunikasi satu pintu, sehingga menciptakan kepastian dan ketenangan bagi masyarakat
16
Mempercepat Transformasi dan Memperluas Jaringan Infrastruktur Digital
Meningkatkan Layanan Internet Murah
Mempercepat dan Memperluas Literasi Digital
Jaringan Fintech yang Inklusif, terutama untuk membantu Perusahaan Rintisan dan UMKM
Mengoptimalkan penggunaan Big Data dan Artificial Intelligence (AI)
Penguatan Konektivitas antar wilayah untuk mendorong peningkatan
produktivitas dan daya saing nasional di era digital
EKONOMI DIGITAL & PENGUATAN TATA KELOLA EKOSISTEM DIGITAL
Inovasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan efisiensi produksi menjadi kunci daya saing industri dalam negeri serta percepatan pemulihan usaha dan ekonomi nasional.
DPN APINDO 2021
PENGUATAN SEKTOR UMKM
DUKUNGAN TERHADAP UMKM
01
02
03
04
APINDO mengapresiasi dan mendukung pemulihan ekonomi sektor UKM pasca pandemi melalui fase-fase Survival,
Pemulihan Ekonomi, serta fase Penumbuhan Ekonomi (PEN)
Kontribusi UKM terhadap PDB nasional terus bertumbuh, bahkan telah mencapai 60% dari total PDB yang menjadi indikator penting UKM yang bersifat pro-
growth
Dukungan pemerintah kepada UKM secara langsung dan tidak langsung dapat dilakukan melalui kebijakan yang bersifat pro-job, pro-poor, dan pro- growth
APINDO memberi catatan khusus terhadap potensi UKM terhadap ekonomi Indonesia yang sangat besar dan penting
1
3 4
2
18
PENGUATAN SEKTOR UMKM
Kelima, memperluas akses terhadap investasi. UKM / IKM digital membutuhkan gabungan antara sumber investasi, baik dari domestik maupun
internasional, dan hambatan akses investasi akan mengurangi potensi UKM untuk berkembang Keenam, memperluas layanan Pemerintah secara elektronik (e-government). Apabila Pemerintah membangun berdasarkan upaya yang sudah ada untuk meningkatkan jumlah UKM yang online, terlibat dengan media sosial, serta berpartisipasi dalam e-commerce, akan lebih banyak UKM yang akan bergerak naik dalam tingkat penggunaan digital Kedua, membantu agar UKM /
IKM meningkatkan daya saingnya dengan berbisnis secara digital, legal, dan berorientasi global melalui pendampingan terstruktur dan terukur
Ketiga, Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi, sektor privat, dan dunia akademisi yang memiliki program-program untuk memberdayakan UMKM
Keempat, memperluas pembayaran elektronik (e-payments). Fokus Pemerintah harus
memastikan bahwa sistem pembayaran elektronik harus mudah diakses UKM, dapat diandalkan dan aman
Pertama, prioritas peningkatan akses broadband.
Peningkatan akses broadband dan kualitas layanan akan mendorong adopsi teknologi digital oleh UKM / IKM dan akan meningkatkan kinerja dari teknologi yang sudah ada
FOKUS UTAMA KEBIJAKAN YANG PERLU DIPERHATIKAN PEMERINTAH
UNTUK MENINGKATKAN
KETERLIBATAN UKM SECARA DIGITAL
DPN APINDO 2021
PEMULIHAN SEKTOR PARIWISATA
Pengawasan terhadap perkembangan platform / aplikasi digital serta sarana penjualan online maupun virtual operator yang dimiliki asing guna menciptakan persaingan usaha yang sehat
terhadap perusahaan / pengusaha lokal
Mendorong terciptanya kerjasama antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha dalam meningkatkan kualitas aksesibilitas, amenitas dan aktraksi pariwisata
Mendorong agar MICE dapat menjadi bagian penting dalam peningkatan kunjungan
wisman dan pergerakan wisnus
Pemerintah membantu industri pariwisata untuk dapat bertahan dan kembali bangkit dari keterpurukan dimasa pandemi COVID-19
Revisi regulasi perizinan dan perpajakan yang memberatkan Industri Pariwisata guna menambah daya saing sektor pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan nusantara
Meningkatkan kualitas SDM di sektor pariwisata dengan fokus pada pelatihan dan sertifikasi kompetensi serta mendorong terciptanya link and match antara sekolah vokasi dan industri pariwisata
Optimalisasi manfaat dari promosi pariwisata yang sudah dilakukan menjadi aktivitas bisnis riil untuk meningkatkan kenirja industri pariwisata
01 07
06
05
03
04
02
Meningkatkan daya tarik pariwisata nasional yang berkelanjutan dengan mengedepankan
Kearifan lokal melalui penciptaan SDM berkualitas, destinasi pariwisata yang memiliki daya saing, iklim investasi usaha pariwisata yang sehat dan meningkatkan sinergi antara Pemerintah, dunia usaha serta
masyarakat pariwisata dalam pembangunan pariwisata guna mewujudkan Indonesia maju
20
Dengan diluncurkannya sistem Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) atau OSS berbasis resiko, maka diharapkan seluruh sistem perizinan usaha di daerah dapat
terintegrasi sehingga membantu Pemda dalam menyusun pengembangan
ekonomi daerah
Penerapan di lapangan baik perizinan, akses terhadap lahan, ketenagakerjaan, dan perpajakan juga dapat dipermudah agar investasi bisa direalisasikan dengan cepat
Perijinan usaha lebih sederhanauntuk lingkup usaha yang lebih kecil tingkat resikonya, demikian sebaliknya
Rencana bisnis yang jelas dan terarah dapat menarik lebih banyak investasi baruke daerah.
Berbagai peraturan turunan telah diterbitkan dan oleh karena itu diperlukan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannyadalam berbagai klaster utamanya bidang ketenagakerjaan, perijinan usaha, perpajakan, UKM, akses lahan dan lingkungan hidup
Diperlukan sebuah kepastian standar pelayanan birokrasi agar para investor tidak enggan saat ingin menanamkan modalnya.
Indonesia masih memiliki prospek investasi yang menjanjikan di mata investor. Untuk itu, pelayanan perijinan usaha berdasarkan tingkat resiko usaha yang diatur dalam UU Cikar mendapat apresiasi dunia usaha
APINDO memberikan apresiasi kepada Pemerintah dan DPR yang telah menerbitkan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI
DPN APINDO 2021
PERCEPATAN REALISASI INVESTASI &
PENGELOLAAN EKOSISTEM INVESTASI
Konsistensi Regulasi &
Kepastian Hukum
Ekosistem Ketenagakerjaan
Ekosistem Perpajakan
Kebijakan &
Ekosistem Perdagangan
Internasional
Kondisi Sosial Politik
Faktor Pertimbangan Investasi Asing ke Indonesia
22
KONSISTENSI TATA KELOLA REGULASI & KEPASTIAN HUKUM
Regulasi Perizinan di Indonesia menyebabkan ketidakpastian usaha
Ketidakharmonisan Kebijakan Pusat-Daerah
Sosialisasi dan Diseminasi Kebijakan belum Optimal
• Jumlah perizinan banyak
• Prosedur perizinan panjang dan lama
• Berbiaya tinggi & tidak transparan
• Dunia usaha memandang bahwa harus terdapat transparansi dalam pengurusan perizinan dan klasifikasi pelayanan yang diatur secara official
• Inkonsistensi Kebijakan Pusat-Daerah
• Perbedaan Penafsiran Kebijakan Pusat-Daerah
• Sosialisasi dan diseminasi regulasi harus dilakukan secara efisien, terintegrasi, dan menggunakan bahasa internastional yang efektif
UM 2021
Pemilik group perusahaan penunjang industri otomotif dengan 38 anak perusahaan, mempertanyakan perbedaan kebijakan Pusat (Kemenaker) dengan Pemda Provinsi terkait UM 2021 yang menyebabkan perusahaannya bingung dalam menetapkan budgeting perusahaan.
Perda Ketentuan Pekerja Lokal
Eksekutif senior dari Produsen sepeda motor menilai aturan Perda yang mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan pekerja lokal dari daerah Kabupaten setempat
dengan jumlah kuota tertentu memberatkan pengusaha karena rekrutmen tenaga kerja tidak berdasar kualifikasi pekerjaan namun karena ketentuan regulasi daerah.
Perda Larangan Perempuan Keluar Malam
Pemilik sebuat perusahaan besar yang sudah go publik di industri pakaian jadi / garmen mengeluhkan aturan perda Jawa Barat yang melarang perempuan keluar rumah setelah pukul 21.00. Hal ini sangat memberatkan dunia usaha karena pekerja perempuan tidak bisa bekerja di shift malam ketika ada kebutuhan berkerja di shift malam, terlebih 80%
pekerja di perusahaan tersebut adalah perempuan.
Perizinan Usaha yang Berbeda di Setiap Daerah
Perijinan usaha juga dikeluhkan oleh dunia usaha dimana perijinan usaha di satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Prosedur, waktu dan biaya serta kesigapan petugas pelayanan berbeda jauh satu dengan lainnya. Menurut mereka semua daerah di Indonesia mestinya mempunyai standar pelayanan perijinan yang sama satu dengan lainnya
DPN APINDO 2021
APINDO merekomendasikan kepada Pemerintah agar
kepentingan kesehatan dan ekonomi tetap berjalan seimbang, antara lain terus mengizinkan industri manufaktur di sektor kritikal dan esensial atau industri yang berorientasi ekspor agar tetap beroperasi dengan kapasitas maksimal 100% karyawan operasional, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes) secara ketat
Dalam pemulihan & pengembangan industri manufaktur, APINDO selalu menekankan pentingnya konsistensi kebijakan pengembangan
industri dalam negeri dengan dukungan infrastruktur fisik dan digital yang terintegrasi serta pengembangan kualitas SDM.
APINDO juga memperhatikan pentingnya integrasi manufaktur Indonesia dalam global supply chain maupun value chain agar
mendapat manfaat optimal dari globalisasi.
Diperlukan pembangunan infrastruktur fisik dan digital secara terintegrasi, dan
benchmarking dengan negara negara kompetitor
Bila pandemi turun terus secara stabil tanpa adanya third wave dan tidak ada pengetatan PPKM lain, maka normalisasi mobilitas dan kegiatan manufaktur dapat berlangsung lebih pesat untuk mendukung pemulihan ekonomi yang maksimal
Untuk mencapai pertumbuhan industri
manufaktur yang positif di akhir 2021 dan 2022, maka syarat utamanya adalah adanya
pengendalian pandemi yang extraordinary
PEMULIHAN & PENGEMBANGAN SEKTOR MANUFAKTUR
Persiapan dan pengembangan industri manufaktur Indonesia ke era industri 4.0 di tahun 2021 dan 2022 pasca pandemi dapat dilakukan melalui dukungan sinergi beberapa hal utama seperti penyediaan bahan baku dan
energi yang berdaya saing.
Selain itu, konsistensi Kebijakan Pendalaman Struktur Indutri harus dilakukan secara konsekuen dengan keberpihakan dalam
pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
24
APINDO mendorong Pemerintah mewujudkan manajemen pengelolaan relasi bipartit dengan mengutamakan spirit kerja sama, memberikan insentif fiskal untuk peningkatan
keterampilan kualitas pekerja, dan mendorong terciptanya hubungan hukum antara industri dengan perdata bukan dengan pidana
KETENAGAKERJAAN
Perubahan cara kerja tersebut diakibatkan penggunaan teknologi yang fleksibel dan tenaga penugasan multitasking untuk tenaga kerja semakin meningkat
APINDO berpandangan tenaga kerja asing tidak diperlukan lagi IMPTA (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing), namun masih mensyaratkan RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) kecuali untuk pemegang saham / pemilik, startup berbasis teknologi, pendidikan vokasi, situasi darurat, kunjungan bisnis dan riset dalam waktu singkat
APINDO mengharapkan adanya harmonisasi regulasi ketenagakerjaan dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), karena SJSN merupakan bentuk duplikasi terhadap program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Pandemi memicu perubahan cara kerja di perusahaan yang potensial dan memperkecil penyerapan tenaga kerja
APINDO melihat tren pemanfaatan teknologi akan terus berlangsung dengan mensyaratkan kemampuan tenaga kerja yang tinggi namun akan menurunkan daya serap tenaga kerja
Tren pemanfaatan teknologi akan menciptakan jenis-jenis
pekerjaan baru yang diperkirakan potensial melebihi jenis-jenis pekerjaan yang hilang
BIDANG KETENAGAKERJAAN
DPN APINDO 2021
EKOSISTEM KETENAGAKERJAAN
CATATAN DUNIA USAHA TERHADAP EKSOSISTEM KETENAGAKERJAAN INDONESIA YANG BERPENGARUH PADA IKLIM INVESTASI
Kenaikan UM belum dapat Diprediksi di Semua Daerah
• Menjadi concern utama industri padat karya seperti TPT, alas kaki, elektronik, dll, yang biaya tenaga kerja mencapai 30%-40%.
• Relasi bipartit antara manajemen dengan pekerja masih jauh dari produktif.
• Unjuk rasa pekerja & sweeping oleh SP/SB sangat mengganggu.
• Upah lembur
• Biaya Jaminan Sosial Kesehatan &
Ketenagakerjaan
• Beban Pesangon
• Tunjangan Hari Raya
• Hari libur
• TAPERA (2021)
Upah Sesuai Produktivitas
• Produktivitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan baik di tingkat blue collar worker maupun white collar worker.
Hubungan Industrial
Labor Cost Tidak Hanya
Berbasis Upah Ada Biaya Lain Sesuai Peraturan UU
• Lulusan dunia pendidikan belum memenuhi standar kualifikasi keterampilan teknis dan soft skills.
• Dual-system sekolah vokasi dengan pemagangan diyakini dapat meningkatkan kualifikasi lulusan vokasi.
• Horizontal dan vertical miss- match dalam pasar tenaga kerja dinilai mengurangi optimalisasi produktivitas tenaga kerja
• Kunci peningkatan produktivitas
& kualitas pekerja : re-training, up-skilling, re-skilling.
Keterampilan Pekerja
26
EKOSISTEM PERPAJAKAN
APINDO berpandangan bahwa usulan-usulan objek
pajak baru maupun jenis- jenis pungutan baru tetap
harus dikendalikan Pemerintah Pusat, dikarenakan akan lebih fair
dalam menilainya
APINDO juga memberi catatan terhadap RUU HKPD yang telah di pangkas diantaranya, Pajak
Alat Berat (PAB)merupakan tindak lanjut
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang akan memisahkan alat berat dari PKB
APINDO menilai RUU HKPD (Hubungan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) belum mengatur dengan baik terkait administrasi perpajakanyang justru selama ini menjadi salah satu akar soal mengapa daerah tidak optimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
APINDO meminta dilakukannya peninjauan ulang terkait rencana pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) multitarif dan pajak penghasilan (PPh) badan minimal 1%
APINDO berpandangan bahwa skema opsen dalam RUU HKPD berpotensi menimbulkan
pungutan pajak berganda APINDO menilai pembatalan relaksasi tarif
PPh Badan sebesar 20% pada 2022
serta keputusan untuk menerapkan pengenaan
Pajak Karbon pada 1 April 2022dipastikan akan mendistorsi daya saing investasi yang pada tahun 2021 sudah mulai pulih
DPN APINDO 2021
EKOSISTEM PERPAJAKAN
Dunia Usaha Memandang Eksosistem Perpajakan di Indonesia Cukup Menarik Terutama dengan Insentif Fiskal yang Atraktif. Namun masih terdapat beberapa catatan dalam implementasi pemberian insentif & adm perpajakan
Konsistensi Administrasi Perpajakan
Perbedaan penafsiran antara petugas perpajakan dengan pelaku usaha
Diperlukan suatu sistem yang jelas dan memungkinkan berjalannya administrasi perpajakan yang wajar dalam
penyelesaian masalah perpajakan
Perselisihan antara pelaku usaha dan petugas pajak terkait dengan administrasi pajak yang membuat pelaku usaha merasa menjadi subjek atas target penerimaan pajak petugas pajak (berburu di kebun binatang)
Diperlukan pengembangan SDM untuk meningkatkan kualitas petugas pajak
Transparansi Implementasi Pajak
Prosedur Mengajukan Insentif Pajak Rumit dan Diskriminatif
• Prosedur untuk mengajukan insentif rumit dan tidak mengerti cara mengajukannya
• Sementara pelaku usaha lain
mempertanyakan karena perusahaannya tidak termasuk dalam perusahaan yang berhak menerima insentif
• Serupa dengan survei yang dilakukan JETRO (Juni 2020) : 67% perusahaan Jepang di Indonesia tidak menggunakan insentif pajak COVID-19 karena
perusahaan dikecualikan dan 8% tidak mengetahui mengenai insentif tersebut
Insentif Pajak Lanjutan
Pemerintah perlu terus melakukukan inovasi dan perbaikan prosedur dalam memberikan insentif pajak
• Mendorong implementasi insentif pengurangan PPh Badan untuk perusahaan yang melakukan pelatihan dan kegiatan penelitian
• Melakukan studi
benchmarking insentif pajak khususnya insentif pajak sektoral dengan negara lain
28
KEBIJAKAN DAN EKOSISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Untuk meningkatkan iklim berinvestasi di Indonesia, penting untuk memperluas dan memanfaatkan kerangka kerja sama perdagangan internasional seperti perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan perjanjian kemitraan ekonomi
(EPA) dengan sejumlah negara untuk memperlancar perdagangan Indonesia.
Mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan dengan negara-negara rekan dagang penting
Meningkatkan Kebijakan Fasilitas Perdagangan seperti informasi tentang sistem dan prosedur
perdagangan, evaluasi klasifikasi tarif, dan izin impor.
FTA yang Tepat Akan Sangat Membantu Meningkatkan Daya Saing Namun Di sisi lain Masih terdapat FTA Yang Justru Merugikan Indonesia
• Sektor industri TPT menilai bahwa jika EU-CEPA terealisasi maka akan mampu menopang ekspansi ekspor perusahaan hingga tinga kali lipat (300%) dan industri tekstil dan produk tekstil Indonesia bisa sejajar dengan Vietnam bahkan melebihi Vietnam yang saat produknya sudah dibebaskan dari bea masuk ke wilayah Eropa.
• Eksekutif senior dari Produsen peralatan rumah tangga menilai bahwa CAFTA lebih banyak merugikan Indonesia karena produk Impor dari China membanjiri pasar domestik.
Memilih Mitra Perdagangan secara Strategis,
Sesuai Karakteristik dan Kekuatan Produk Indonesia
Volatilitas Nilai Tukar Kurang Menguntungkan Investor
• Sejak 2012 tren nilai tukar Rp mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cenderung tinggi.
Hal ini dikarenakan Indonesia terlalu bergantung pada portofolio asing dalam menjaga kestabilan nilai tukar.
• Adapun langkah BI dalam menerbitkan kebijakan seperti Domestic Non-Deliverable Forwards
(NDF), interest rate swap, dan sebagainya merupakan langkah yang cukup baik namun tidak bisa langsung menyelesaikan masalah sehingga perlu dibuat untuk pasar yang lebih dalam lagi.
• Jika Indonesia ingin menarik investasi lebih banyak harus memiliki penawaran instrumen lindung nilai (hedging) yang lebih dalam.
DPN APINDO 2021
APINDO menyambut positif keputusan OJK memperpanjang masa
Pelonggaran restrukturisasi kredit
dari 31/3/2022 menjadi 31/3/2023
Sebelumnya APINDO telah mengusulkan agar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 48/2020 diperpanjang per 3 tahun atau hingga 2024mengingat belum redanya pandemi
POJK yang mengatur relaksasi kredit perbankan ini awalnya berlaku sejak Maret 2020 hingga Maret 2021. Namun, beleid itu kemudian diperpanjang sampai Maret 2022
Ratusan pengusaha yang terdampak pandemi
mengalami kesulitan membayar utang. Ancaman pailit tentu menjadi momok menakutkan bagi dunia usaha.
Oleh karena itu APINDO menganggap keputusan
perpanjangan oleh OJK tersebut telah mengikuti harapan dunia usaha
OJK menyatakan keputusan perpanjangan restrukturisasi kredit diambil untuk terus menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional dan stabilitas perbankan serta kinerja debitur restrukturisasi C19 yang sudah mulai mengalami perbaikan
Terlepas dari keputusan perpanjangan tersebut, APINDO memperkirakan masa pemulihan arus kas usaha bisa membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini terkait dengan faktor ketidakpastian dan kebijakan dalam penanganan pandemi
Berdasarkan keputusan OJK tersebut, APINDO memperkirakan bahwa OJK akan memutuskan secara bertahap dan periodikmengenai apakah nantinya keringanan restrukturisasi kredit diperpanjang / tidak. Contohnya sektor
pariwisata, di sejumlah daerah benar-benar tak bergerak karena mengandalkan mobilitas
PERPANJANGAN MASA PELONGGARAN RESTRUKTURISASI KREDIT
30
APINDO mencermati pengajuan Kepailitan dan PKPU tersebut sudah tidak dalam kondisi untuk
menyehatkan perusahaan, tetapi justru untuk berujung pada kepailitan
Pemerintah agar menerbitkan Perppu untuk menghentikan sementara atau moratorium UU No. 37/2004tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Di tengah ketidakpastian ekonomi seperti sekarang diperkirakan kepailitan akan terus bertambah. Imbasnya adalah gelombang PHK tak terhindarkan dan jumlah pengangguran akan meningkat, sehingga secara nyata telah mengganggu upaya pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Banyak kreditor khususnya kreditor konkuren / mitra kerja yang menginginkan terjadinya pembayaran segera dari debitur dengan cara mengajukan permohonan Kepailitan & PKPU.
Caranya dengan mengajukan permohonan Kepailitan & PKPU dengan memanfaatkan celah hukum dan kelemahandalam UU No. 37/2004 yang mengarah pada moral hazard
APINDO juga melakukan kajian terkait dengan dampak kepailitan dan PKPU secara makro. Secara makro banyaknya perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi apabila pailit akan
menimbulkan kedaruratan nasional Sejak 2020 hingga Agustus 2021 sebanyak
1.298 perusahaan dinyatakan pailit dan mengajukan PKPU. Penyebabnya karena dunia usaha terpukul imbas merebaknya pandemi C19
MORATORIUM KEPAILITAN & PKPU
DPN APINDO 2021
GBHN mendatang harus diikuti Arah Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) dan kemudian diturunkan dalam RPJMN yang mengatur pembangunan 5- tahunan dalam siklus
kepemimpinan, sehingga tidak boleh melenceng dalam
perencanaannya
Melalui GBHN, arah dan pedoman dalam berbangsa akan menjadi lebih terpadu dan menyeluruh di semua sektor.
Misalnya dalam hal Ibukota Negara Baru (IKN), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Target Sustainable
Development Goals (SDGs) dengan bauran Energi, dan lain-lain
APINDO berharap kedepannya GBHN maupun GBHD akan menjadi pedoman dalam rangka memajukan
Indonesia, terutama di bidang ekonomi
Meski saat ini Pemerintah telah memiliki RPJPN dan RPJMN, hal tersebut belum cukup
mengakomodir, lantaran masih terdapat sejumlah kekurangan.
RPJPN menimbulkan bias terhadap beberapa hal, diantaranya bias terhadap eksekutif, terhadap Visi-Misi Presiden, terhadap Negara, serta bias terhadap ekonomi
APINDO berpandangan GBHN (Garis Besar Haluan Negara) dan GBHD (Garis Besar Haluan Daerah) perlu dihidupkan kembali agar perbaikan ekonomi Indonesia menjadi lebih jelas, konsisten dan berkesinambungan. Arah haluan pembangunan di bidang ekonomi
harus jelas dan tegas, demi adanya kesinambungan dan fungsi yang berkelanjutan pada setiap periode kepemimpinan
PERLUNYA MENGHIDUPKAN KEMBALI GBHN
TERIMA KASIH
Gedung Permata Kuningan, Lt. 10 Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur – Setiabudi
Jakarta 12980 – Indonesia Phone : (021) 8378 0824 Fax : (021) 8378 0823 / 8378 0746
Website : www.apindo.or.id
LAMPIRAN
33
Rekomendasi Tata Kelola Ekonomi Pasca COVID-19
(Sumbangsih Opini Universitas Indonesia)
1. Koordinasi, sinkronisasi antar K/L di sektor moneter, keuangan dan fiskal perlu ditingkatkan untuk menjaga harmonisasi orkestra kebijakan, sehingga sentimen pasar tetap positif dan stabil. Menjaga stabilitas indikator makroekonomi bertujuan mempertahankan kredibilitas, stabilitas dan sentimen pasar yang positif.
2. Pemerintah harus melakukan langkah-langkah strategis dalam investasi publik jangka panjang sekaligus memperhatikan kesinambungan fiskal jangka panjang.
Kondisi pandemi menyebabkan terjadinya accidental transformation dan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang menimbulkan potensi terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian.
3. Otoritas fiskal dan moneter harus mengambil langkah-langkah strategis untuk soft landing and exit strategy dalam pembiayaan pemulihan ekonomi nasional.
Pada dasarnya stimulus hanya bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan secara terus–menerus dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal dan pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
4. Pemerintah memberi kemudahan dalam hal akses dan disbursement dana PEN, tetapi tetap memperhatikan aspek-aspek good governance. Membangun suatu sistem yang terintegrasi, transparan, dan juga akuntabel sesuai tata kelola pemerintahan yang baik sangat diperlukan sehingga mengurangi kekakuan prosedur yang terjadi, sehingga dana PEN dapat optimal digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi.
5. Mendesain program PEN berdasarkan kebutuhan (bottom up approach), salah satunya adalah restrukturisasi kredit serta kemudahan pembiayaan serta fleksibilitas program pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik UMKM.
6. Penguatan ekosistem digital. Di sektor keuangan, diversifikasi produk jasa keuangan berbasis teknologi digital sangat perlu dilakukan. Dengan terbatasnya mobilitas akibat pandemi, para pelaku usaha khususnya UMKM juga harus melakukan adaptasi teknologi dan digitalisasi baik dalam hal pelayanan maupun penjualan produk. Pembinaan dan pendampingan menyeluruh bagi UMKM perlu dilakukan, selain untuk mengurangi kesenjangan antar UMKM juga mendukung literasi teknologi bagi UMKM, sehingga pada akhirnya UMKM dapat mengembangkan produk lokal unggulan.
7. Pemulihan sektor pariwisata secara bertahap secara kewilayahan berdasarkan analisis big data serta memfokuskan pada wisatawan nusantara. Adaptasi di destinasi wisata terhadap kondisi pandemi juga perlu dilakukan. Sehingga kolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah daerah, pusat maupun pihak lain yang terkait menjadi mutlak diperlukan dalam rangka mendorong geliat pariwisata dan ekonomi kreatif.
8. Penguatan sistem jaminan sosial bagi masyarakat melalui perluasan cakupan penerima bantuan sosial dengan jalan memperbaharui data penerima jaminan sosial sampai dengan kelompok 60% terbawah dengan pendekatan kombinasi metode PMT (proxy mean testing) dan community based targeting yang lebih sederhana. Selain itu, program jaminan/bantuan sosial harus bersifat adaftif dalam merespon perubahan yang terjadi di masyarakat dengan jalan on demand application system yaitu masyarakat secara mandiri dapat melapor jika memerlukan bantuan sosial.
9. Fleksibilitas penggunaan dana desa perlu diperpanjang hingga setidaknya tahun 2022. Dalam masa pandemi, dana desa berfungsi untuk membantu memulihkan perekonomian masyarakat desa. Untuk menjaga akuntabilitasnya, monitoring berkala dan pengawasan penggunaan dana desa secara transparan harus menjadi prioritas yang harus dilakukan.
Realisasi PEN 2020 dan 2021
Sektor
2020 Jumlah
anggaran stimulus (Rp
Triliun)
Realisasi (Rp Triliun)
Realisasi (%)
Kesehatan 99,50 63,51 63,8
Perlindungan sosial
230,21 220,39 95,7
Insentif Usaha 120,61 56,12 46,5
UMKM 116,31 112,44 96,7
Pembiayaan Korporasi
60,73 60,73 100,0
Sektoral KL/Pemda
67,86 66,59 98,1
Total 695,2 579,78
83,4
Sektor
2021 (5 Nov 2021) Jumlah
anggaran stimulus (Rp Triliun)
Realisasi
(Rp Triliun) Realisasi (%)
Kesehatan 214,96 126,65 58,9
Perlindungan sosial
186,64 132,49 72,4
Program prioritas
117,94 72,59 61,6
Dukungan UMKM dan Korporasi
162,40 63,45 39,1
Insentif Usaha 62,83 61,17 97,4
Total 744,77 456,35