• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Upaya Guru, Kesulitan Belajar, Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata Kunci: Upaya Guru, Kesulitan Belajar, Peserta Didik"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS X DAN XI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA PGRI SEKAYU

Oleh: Yuniar yuniaralwar@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik dan mengetahui faktor-faktor dalam mengaplikasikan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Dilakukan di SMA PGRI Sekayu dengan pendekatan deskriptif kualitatif menggunakan instrument pengumpulan data observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pendekatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan temuan mengggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi (triangulasi sumber dan triangulasi metode). Jenis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik di SMA PGRI Sekayu masih tergolong ringan yaitu kesulitan berkonsentrasi dan merasa jenuh. Adapun upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik ialah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif, pemberian motivasi, penggunaan variasi metode dan pemilihan media pembelajaran yang tepat, memasukkan selingan humor dalam proses belajar mengajar serta diadakannya kelas remedial. Faktor upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung.

Faktor penghambat upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar ialah kurangnya dukungan orang tua serta malasnya anak untuk mengulang kembali pelajaran di rumah.

Solusinya yaitu mempertimbangkan baik-baik sebelum memberikan tugas kepada peserta didik. Sedangkan faktor pendukung upaya guru dalam mengatsi kesulitan belajar peserta didik ialah adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta lingkungan sekolah yang baik

Abstrac: The purpose of this study was to determine the types of learning difficulties of students, to determine the efforts of teachers in overcoming learning difficulties of students, and to find out the factors in applying the efforts of teachers to overcome learning difficulties of students. Conducted at SMA PGRI Sekayu with a qualitative descriptive approach using data collection instruments of observation, interviews, questionnaires, and documentation.

The data analysis technique uses a data reduction approach, data presentation, and drawing conclusions. While checking the validity of the findings using the extension of participation, persistence of observations, triangulation (triangulation of sources and triangulation of methods). The types of learning difficulties faced by students at SMA PGRI Sekayu are still relatively undemanding, difficulty concentrating and feeling bored. The efforts made by the teacher in overcoming the learning difficulties experienced by students are by creating a conducive learning atmosphere, providing motivation, using a variety of methods and selecting the right learning media, incorporating humorous interludes in the teaching and learning process and holding remedial classes. The teacher's effort factor in overcoming students' learning difficulties is the inhibiting factor and the supporting factor. The inhibiting factors for teachers' efforts to overcome learning difficulties are the lack of parental support and the laziness of children to repeat lessons at home. The solution is to consider this carefully before giving assignments to students. While the factors supporting the efforts of teachers in overcoming the learning difficulties of students are the existence of supporting facilities and infrastructure and a good school environment.

Diterima Redaksi: 24-012022 Selesai Revisi: 26-01-2022 Diterbitkan Online: 31-01-2022

Kata Kunci: Upaya Guru, Kesulitan Belajar, Peserta Didik

(2)

2 PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. (Bisri Mustofa, 2015).

Kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya dialami oleh peserta didik berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) karena disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang tidak sesuai dengan harapan. Fenomena kesulitan belajar seorang peserta didik biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) peserta didik seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering bolos dari sekolah.

Dalam Abdurrahman Mulyono, (2012), prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Penyebab utama

kesulitan belajar adalah faktor internal, yaitu keadaan-keadaan atau hal-hal yang muncul dari dalam diri peserta didik sendiri, sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal, yaitu berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak dan pemberian ulangan yang tidak tepat.

Gejala-gejala seperti yang dikemukakan di atas disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti kurangnya pendekatan dan pembinaan oleh guru secara individual terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam, kondisi orang tua dan minimnya pengawasan dari orang tua.

Semestinya hal ini dapat diperbaiki apabila antara guru, wali kelas dan orang tua peserta didik saling bekerja sama untuk mengatasinya. Kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami oleh sebagian siswa di sekolah. Kesulitan belajar atau biasa juga disebut dengan istilah learning disorder adalah suatu kendala yang membuat individu yang bersangkutan merasa sulit dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dari pihak guru dapat memberikan solusi dengan mengulangi kembali penjelasan materi yang belum dimengerti oleh peserta didik. Kemudian, guru dapat melakukan pendekatan secara langsung kepada siswa yang dianggap memiliki

(3)

3 permasalahan dalam menerima pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Sedangkan permasalahan rendahnya ekonomi orang tua dapat diatasi dengan cara komunikasi antara pihak kepala sekolah dan orang tua untuk mencari jalan keluar yang terbaik atau dengan adanya komunikasi antara wali kelas dan orang tua siswa perihal masalah yang tengah dihadapi oleh peserta didik. Dari penelitian sebelumnya oleh Suryani, (2013)

“Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi kejenuhan Siswa di SMP Negeri 3 Sungai Lilin”. faktor-faktor yang mempengaruhi kejenuhan siswa belajar pendidikan agama Islam yaitu metode yang tidak bervariasi, lingkungan yang tidak kondusif dan sarana prasarana yang kurang.

Dan penelitian dilakukan oleh Ahmad Sargani, (2013) “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar Negeri Bedeng Seng Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin”. Tentang kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PAI, kurangnya motivasi dari orang tua, rendahnya kapastitas intelektual siswa, situasi dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung serta kurang memahami materi yang dijelaskan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Lalu penelitian oleh Eka Sari, (2011) “Upaya Guru Kelas dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SD Negeri Bukit Tapus Kecamatan Babat

Toman Kabupaten Musi Banyuasin”. bahwa upaya guru kelas dalam mengatasi kesulitan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dijadikan teknik penguatan dalam menyampaikan materi karena pada dasarnya upaya guru kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya satu variasi saja tetapi mereka menggunakan bermacam variasi yang sudah cukup baik walaupun belum sempurna. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dan prestasi belajar siswa di SD Negeri Bukit Tapus.

Dalam Zuhri, (2017) Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak:

a. Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan berhitung.

b. Gangguan simbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

c. Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.

d. Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari

(4)

4 lingkungan dan emosi dalam diri

anak.

Dari pengamatan yang dilakukan di kelas terlihat bahwa umumnya peserta didik memperhatikan apabila guru menjelaskan materi pelajaran dan memberikan latihan soal-soal. Akan tetapi komunikasi di kelas umumnya terjadi satu arah yang didominasi oleh guru. Itu artinya peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, belum lagi guru hanya memberikan tugas mencatat kepada peserta didik, dan jarang ada pertanyaan dari peserta didik terhadap guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui jenis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu. Lalu untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu, dan faktor-faktor dalam mengaplikasikan upaya guru mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama di SMA PGRI Sekayu.

METODE

Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI Sekayu, menggunakan deskriptif kualitatif, terdiri dari dua jenis data primer berupa data yang diambil dari sumber utama yang berupa hasil angket yang dibagikan kepada siswa-siswi kelas X dan XI SMA PGRI Sekayu. Dan data sekunder berupa semua data yang bersumber dari buku dan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah kepusakaan yang relevan dengan penelitian.

Dengan samper sebanyak 39 orang terdiri dari 38 siswa serta 1 orang Guru PAI di SMA PGRI Sekayu, Observasi digunakan untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kesulitan belajar dan faktor penyebabnya kepada siswa. Wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran PAI, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, faktor penghambat dan pendukung dalam upaya guru mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Untuk menganalisa data menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif dengan tahapan-tahapan berikut ini:

pertama, pereduksian data, kedua, display data dan ketiga, verivikasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

5 Jenis Kesulitan yang Dihadapi Oleh

Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu.

Dalam (Muhibbin Syah, 2010) banyak sekali penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Namun dapat di kelompokkan menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri siswa sendiri, antara lain:

1) Adanya kelemahan dari segi fisik seperti kelemahan pada panca indera. (mata, telinga, yang tidak sempurna).

2) Adanya kelemahan-kelemahan secara mental, seperti: tingkat kecerdasan lemah, kurang minat, kurang semangat dan kurang usaha.

3) Adanya sikap kebiasaan yang salah, seperti: sering bolos dan malas.

4) Tidak mempunyai keterampilan dasar, seperti: kurang mengetahui pengetahuan dasar untuk bidang study yang ditempuh.

b. Faktor Eksternal

Faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber dari luar diri siswa, antara lain:

1) Lingkungan keluarga contohnya, ketidak harmonisan antara bapak dan ibu atau rendahnya kehidupan ekonomi.

2) Kurikulum, bahan, sumber buku yang tidak yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan siswa dan perbedaan individu.

3) Terlalu berat beban belajar siswa.

4) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas

5) Terlalu banyak kegiatan di luar jam sekolah.

1. Kesulitan Berkonsentrasi

Dari hasil observasi yang dilakukan ke SMA PGRI Sekayu terhadap peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terlihat bahwa peserta didik antusias mengikuti pembelajaran walaupun ada beberapa yang sering keluar masuk kelas dengan berbagai alasan seperti izin ke toilet, mencuci muka dan sebagainya yang disebabkan karena keadaan di dalam kelas yang terasa panas sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif dan tidak efisien. faktor ekternal dari peserta didik itu sendiri kesulitan

(6)

6 belajar juga bersumber dari internal

adanya kelemahan dalam segi sikap kebiasaan yang salah, seperti sering bolos dan malas. Hal itu karena antusias dari dalam diri siswa sendiri yang kurang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa kesulitan konsentrasi siswa ini ditunjukkan dengan sikap melamun, izin cuci muka, berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, di depannya, dan di belakangnya

2. Feel Bored (Merasa Jenuh)

Dalam proses belajar tidak jarang ditemukan kendala-kendala dalam belajar.

Salah satunya yang paling sering dijumpai adalah jenuh. Siswa seringkali merasakan kejenuhan dengan berbagai faktor penyebab. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, saat guru PAI menyampaikan materi pelajaran, terlihat beberapa siswa yang merasa jenuh saat mengikuti jam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kejenuhan mereka ditunjukkan dengan menaruh kepala di atas meja sambil tidur-tiduran, hal ini dilakukan tidak hanya sekali saja, sesekali mereka mencoba bangun dan memperhatikan, kemudian menggulangi hal yang sama hingga beberapa kali.

Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas X dan XI di SMA PGRI Sekayu mengalami kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam

yang diajarkan. Peneliti berpendapat bahwa peserta didik kelas X dan XI tidak menyukai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dikarenakan cara mengajar Guru Pendidikan Agama Islam hanya ceramah dan diskusi yang membuat peserta didik merasa bosan serta banyak hafalan dan catatan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Masalah yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam adalah bagaimana menentukan metode dan pendekatan yang tepat sehingga para siswa mampu meraih target yang dirancangkan pihak kurikulum.

Padahal Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum dilihat dari segi alokasi jam pelajaran setiap minggunya hanya mendapatkan porsi jam pelajaran.

Upaya yang Dilakukan Oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan meningkatkan motivasi belajar.

2. Memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai.

(7)

7 3. Mengenali bakat dan minat.

4. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

5. Catatlah keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu keberhasilan selanjutnya.

6. Mintalah pertimbangan pada guru, teman, atau seseorang yang dirasa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan belajar.

7. Melengkapi sarana belajar.

8. Memelihara kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak otak.

9. Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.

10. Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit.

11. Ciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan.

12. Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.

1. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, langkah pertama yang dilakukan guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif sebelum memulai kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan mengupayakan kondisi kelas yang bersih dan tertata rapi, siswa akan merasa nyaman dan dapat konsenstrasi dalam belajar, sehingga dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lancar.

salah satu upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang sulit konsentrasi dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Dengan mengupayakan kondisi kelas yang bersih dan tertata rapi, siswa akan merasa nyaman dan dapat konsentrasi dalam belajar, sehingga dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lancar.

2. Memberikan Motivasi

Selain menciptakan suasana belajar yang kondusif upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sulit konsentrasi yaitu dengan memberikan motivasi.

(8)

8 dalam mengatasi kesulitan belajar

yang dialami oleh peserta didik, khususnya kesulitan konsentrasi dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru di SMA PGRI Sekayu berupaya untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik dan memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat konsentrasi dalam belajar.

3. Penerapan Metode Pembelajaran dan Variasi Mengajar

Pada dasarnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak akan berhasil apabila hanya menerapkan satu metode saja. Metode ceramah misalnya hanya tepat digunakan ketika guru hendak mengajarkan fakta-fakta baru, akan tetapi jika dalam membaca AL-Qur’an menggunakan metode ceramah saja tanpa adanya praktik tentu dalam proses pembelajaran tidak akan membuat peserta didik tersebut tertarik bahkan merasa bosan dan jenuh sehingga perlu adanya berbagai metode yang bervariasi. Melalui metode-metode yang digunakan, guru berharap peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan baik.

salah satu upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang

mudah jenuh dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menggunakan variasi metode.

Metode yang digunakan guru tidak selamanya hanya ceramah saja, akan tetapi divariasikan dengan metode-metode yang lainnya, seperti metode tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Dengan variasi beberapa metode tersebut, siswa terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Menggunakan Selingan Humor

Selain menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu yaitu dengan memasukkan selingan humor agar siswa tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

upaya yang dilakukan oleh guru Penddikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang mudah jenuh dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menggunakan selingan humor di tengah-tengah menyampaikan materi. Hal ini dilakukan agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat dicapai oleh seluruh siswa.

(9)

9 Dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa yang dialami oleh siswa, khususnya kesulitan jenuh dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu berupaya untuk menggunakan variasi metode, menggunakan media pembelajaran, dan menggunakan selingan humor untuk mengurangi rasa bosan atau jenuh dalam belajar.

5. Mengadakan Kelas Remedial

Hal ini dimaksudkan untuk memperhatikan tingkat kemapuan dan perkembangan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam bisa lebih difokuskan dengan adanya penambahan jam atau kelas remedial. Program yang diadakan oleh guru Pendidikan Agama Islam sangat didukung penuh oleh Kepala SMA PGRI Sekayu, serta difasilitasi untuk program tersebut.

Dari upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu di atas dalam mengatasi kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam menunjukan tentang tingkat kepedulian guru terhadap peserta dididiknya. Hal ini juga dikatakan oleh Kepala SMA PGRI Sekayu bahwa memang benar guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu melakukan upaya-upaya dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar peserta didik diantaranya, “menggunakan metode yang bervariasi, guru menata ruang kelas, guru membuat perangkat pembelajaran, mengadakan kelas remedial/program khusus di luar jam belajar.”

Dari data-data di atas guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu sangat antusias dalam hal mengatasi kesulitan- kesulitan belajar peserta didik di SMA PGRI Sekayu ini terlihat nyata dalam upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu dan dalam pelaksanaannya banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak di antaranya Kepala Sekolah atau Intern Sekolah dan masyarakat dalam hal ini wali kelas. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa senada yang dikemukakan oleh (Muhibbin Syah, 2010) Cara mengatasi kesulitan belajar siswa antara lain sebagai berikut:

a. Tempat duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan.

b. Gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan

(10)

10 pelajaran dan dibimbing oleh

orang tua dan keluarga lainnya.

c. Program remedial

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial.

d. Bantuan media dan alat peraga Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran.

Misalnya, karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.

e. Suasana belajar menyenangkan.

Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.

Menurut Muhibbin syah ada beberapa langkah penting dalam mengatsi kesulitan belajar siswa antra lain:

1. Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis.

2. Mengedintifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.

3. Menyusun program perbaikan, khususnya program remidial teaching

4. Melaksanakan program remedial teaching.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu

1. Faktor Penghambat a. Dukungan Orang tua

Pendidikan anak merupakan tanggung jawab orang tua, karena orang tua adalah madrasah pertama bagi anaknya dalam keluarga. Untuk itu segala aktivitas yang dilakukan oleh anak seharusnya mendapat arahan, bimbingan serta motivasi dari orang tua.

Dalam kaitannya dengan masalah kesibukan orang tua, maka masalah ini menjadi kendala para orang tua, karena dengan kesibukan mereka para orang tua kurang memperhatikan perkembangan dan pendidikan agama anak-anak di rumah.

b. Peserta Didik Malas Mengulang Kembali Pelajaran di Rumah

Alasan mengapa peserta didik malas untuk mengulang kembali pelajran di rumah karena terlalu

(11)

11 banyak beban sekolah, tidak ada

panutan di rumah, atau bahkan belum menemukan cara belajar yang tepat.

Bayangkan saja kalau dalam sehari peserta didik dihadapkan lebih dari 5 mata pelajaran berbeda. Belum lagi kalau setiap mata pelajaran memberikan tugas dan ujian, tentu akan sangat melelahkan. Hal ini dapat memicu turunnya motivasi belajar peserta didik.

2. Faktor Pendukung

a. Adanya Sarana dan Prasarana yang Mendukung

Dalam proses pembelajaran di SMA PGRI Sekayu khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlihat bahwa guru sangat terbantu dalam mengajar di kelas, karena adanya sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar mengajar tersebut, sehingga guru akan mudah untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.

b. Lingkungan Sekolah Yang Baik

Adapun faktor-faktor pendukung dalam upaya mengatasi kesulitan belajar tersebut yaitu adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta lingkungan sekolah yang baik. Sedangkan faktor penghambat dalam upaya guru mengatasi kesulitan belajar tersebut ialah dengan masalah kesibukan orang tua serta malasnya peserta

didik untuk mengulang kembali materi pelajaran yang telah dipelajari di rumah, sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam upaya guru mengatasi kesulitan belajar itu sendiri.

jenis kesulitan belajar yang sering dialami oleh peserta didik di SMA PGRI Sekayu dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong jenis kesulitan belajar yang masih ringan dan sifatnya hanya sementara, yaitu kesulitan konsentrasi dalam belaja dan kesulitan jenuh dalam belajar. Akan tetapi, dengan tingkat kesulitan belajar yang sifatnya masih ringan ini tetap menjadi fokus untuk segera di cari solusinya, agar tidak membawa dampak negatif bagi siswa itu sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Sekayu di antaranya adalah: Jenis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ialah sulit berkonsentrasi dan sering merasa jenuh karena berbagai faktor. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik dalam belajar pada mata

(12)

12 pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA PGRI Sekayu adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif, memberikan motivasi, menggunakan variasi metode dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan selingan humor, serta penambahan kelas remedial. faktor penghambat upaya guru dalam mengatasi

kesulitan belajar ialah kurangnya dukungan orang tua serta malasnya anak untuk mengulang kembali pelajaran di rumah. Sedangkan faktor pendukung upaya guru dalam mengatsi kesulitan belajar peserta didik ialah adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta lingkungan sekolah yang baik.

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta, PT.

Rineka Cipta).

Akmal, Hawi. 2010. Kompetensi Guru PAI. (Palembang, Raffah Press).

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. ( Jakarta, Rajawali Pers).

Asep &kk. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta, Universitas Terbuka).

Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. ( Jogjakarta, Ar-Ruzz Media).

Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. (Jakarta, Rineka Cipta).

Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. (Jakarta, PT. Rineka Cipta).

Jamaris, M. 2014. Kesulitan Belajar Perspektif, Asesmen, dan Penanggulangannya bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. (Bogor, Gahlia Indonesia).

Jejen. 2015, Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Prenadamedia Group.

Manizar, Ely. 2009. Psikologi Pendidikan. (Palembang, Raffah Pers).

Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. (Surabaya, Terbit Terang). Musfah,

Nusa, Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers.

Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta, Balai Pustaka).

Sadiman, Arief S &kk. 2009. Media Pendidikan. (Jakarta, Raja Grapindo Persada).

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta, Rajawali Pers).

Sanjaya, Wina. 2007. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. ( Jakarta, Kencana Prenada Media Group).

Setiawan, Denny. 2009. Komputer dan Media Pembelajaran. (Jakarta, Universitas Terbuka).

Sudjana, Nana dan Rivai. 2002. Media Pengajaran. (Bandung, Sinar Baru Algensindo).

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung, Alfabeta).

Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta, Holistica).

Udin S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta, Universitas Terbuka)

Wahib, Abdul dan Mustaqim. 2010. Psikologi Pendidikan. (Jakarta, PT. Rineka Cipta).

(14)

14 Wiranataputra, S. Udin. 2007. Belajar dan Pembelajaran. ( Jakarta, Universitas Terbuka).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan kadar vitamin C tertinggi pada infused water buah lemon terdapat pada penyimpanan suhu ruangan dengan lama penyimpanan selama 6 jam yaitu

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai keterampilan proses Fisika pada siswa kelas X SMA Seri Rama YLPI Pekanbaru didapatkan informasi sebagai

Pembahasan : Dalam abomasum ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan hewan

Pada hasil uji deskriptif nilai rata- rata solvabilitas adalah 45,8037 dimana dari nilai tersebut terdapat 94 perusahaan atau 46,53 persen yang nilai solvabilitasnya di

Hal ini sejalan dengan pendapat Sumarmo [8] yang mengemukakan bahwa koneksi matematis disusun dalam beberapa indikator yang relevan, diantaranya adalah: (1)

Indikasi lain yang mempertegas bahwa paradigma pendidikan yang ditawarkan Al-Attas menghendaki terealisasinya sistem pendidikan terpadu tertuang dalam rumusan

Modul yang digunakan untuk peserta didik juga harus bermutu dan bermanfaat seperti pada modul berbasis modern yakni menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis

Penelitian bertujuan mengetahui karakteristik, kelayakan dan keefektifan perangkat Subject Specific Pedagogy (SSP) berbasis Problem Based Learning (PBL) yang