Pengembangan Sistem Informasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) Menggunakan V-Model Studi Kasus: SMKN 2 Malang
Mochamad Bachtiyar Eko Cahyo Putro1, Ahmad Afif Supianto2, Djoko Pramono3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Malang setiap tahun melaksanakan praktik kerja industri (prakerin). Dalam kegiatan prakerin, pihak sekolah kesulitan, karena proses pengelolaan data praktik kerja industri ini dikelola secara manual. Hal ini mengakibatkan beberapa kesulitan salah satunya adalah dalam pendaftaran prakerin, ketua jurusan kesulitan untuk merekam data seluruh siswa yang mendaftar prakerin. Ketua jurusan perlu untuk mengunjungi kelas-kelas sesuai jurusannya untuk memberikan daftar Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) yang dapat dipilih oleh siswa, lalu ketua jurusan perlu untuk mencatat data siapa saja siswa-siswa dan kemana siswa-siswa ingin melaksanakan prakerin.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibangun sebuah Sistem Informasi Prakerin (SI-Prakerin) berbasis web. Dalam proses pengembangan sistem, akan digunakan metode SDLC V-Model. Hasil dari analisis kebutuhan sangat disetujui oleh pengguna, dibuktikan dengan hasil User Acceptance Testing (UAT), dengan sistem yang dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitas sistem yang diharapkan yang dibuktikan dengan system testing. Sistem diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan sistem manajemen basis data MySQL. Implementasi sistem telah sesuai dengan hasil perancangan yang dibuat, karena hasil dari unit testing adalah semua sampel fungsi telah sesuai dengan alur dari perancangan sequence diagram dan sistem memiliki kode yang terstruktur dan tertulis dengan baik, testabilitas tinggi, dan biaya dan usaha lebih sedikit, lalu integration testing menghasilkan persentase valid 100% yang berarti sistem telah terintegrasi dengan baik.
Kata kunci: sistem informasi, praktik kerja industri, v-model Abstract
Malang State Vocational High School 2 every year carries out industrial work practices (internship).
In the internship activities, the school has difficulty, because the industrial work practice data management process was managed manually. This resulted in several difficulties, one of which was in the registration of apprenticeship, the head of the department had difficulty recording data for all students who enroll in apprenticeship, because the head of the department needed to visit classes according to his department to provide a list of Business / Industrial World that can be chosen by students., then the head of the department needs to record the data of the students and where students want to carry out internship. Based on these problems, a web-based Prakerin Information System was built. In the system development process, the SDLC method will be used is V-model. The results of the requirements analysis are strongly approved by the user, evidenced by the results of User Acceptance Testing (UAT), with a system that can run in accordance with the expected system functionality as evidenced by system testing. The system is implemented using the PHP programming language and MySQL database management system. Implementation of the system is in accordance with the results of the design made, because the results of unit testing are all sample functions in accordance with the flow of design sequence diagrams and the system has a well structured and written code, high testability, and less cost and effort, then integration testing produces a valid percentage of 100% which means the system has been well integrated.
Keywords: information systems, industrial work practices, v-model
1. PENDAHULUAN
Praktik kerja industri (prakerin) adalah program yang wajib dilaksanakan oleh setiap sekolah menengah kejuruan (SMK), dimana siswa-siswi SMK melaksanakan kegiatan pembelajaran di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Hal ini merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan mutu siswa SMK. Dengan praktik kerja industri, siswa akan dapat menerapkan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh di sekolah, menambah wawasan tentang dunia kerja, menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menanamkan etos kerja tinggi, memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang akan dipelajari di tempat praktik kerja industri, dan mengembangkan kemampuan siswa-siswi sesuai dengan bimbingan/arahan pembimbing industri.
Dalam kegiatan prakerin di SMKN 2 Malang, pihak sekolah kesulitan, karena proses pengelolaan data praktik kerja industri ini dikelola secara manual. Hal ini mengakibatkan beberapa kesulitan salah satunya adalah dalam pendaftaran prakerin, ketua jurusan kesulitan untuk merekam data seluruh siswa yang mendaftar prakerin. Ketua jurusan perlu untuk mengunjungi kelas-kelas sesuai jurusannya untuk memberikan daftar Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) yang dapat dipilih oleh siswa, lalu ketua jurusan perlu untuk mencatat data siapa saja siswa-siswa dan kemana siswa-siswa ingin melaksanakan prakerin. Selain itu setelah proses pendaftaran selesai, ketua jurusan perlu untuk mengumumkan hasil pendaftaran prakerin. Dalam proses mengumumkan hasil pendaftaran prakerin, selama ini ketua jurusan masih perlu untuk mencetak hasil pendaftaran ke dalam kertas lalu ditempelkan kedalam papan pengumuman pada tiap jurusan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusinya adalah dengan mengembangkan sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) berbasis web.
Pengembangan sistem berbasis web dipilih agar dapat diakses di berbagai jenis
web browser. Sistem informasi praktik kerja industri ini akan dapat digunakan oleh pihak sekolah dan siswa untuk mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (monitoring) untuk kegiatan praktik kerja industri. Dengan fungsionalitas sistem informasi seperti itu, diharapkan data-data prakerin dapat dikelola oleh pihak sekolah dan siswa dengan baik.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Praktik Kerja Industri pada SMKN 2 Malang akan digunakan metode SDLC dengan model v-model. Karena dalam v-model, menurut Khan dan Beg (2013) membutuhkan kekritisan bisnis yang tinggi, keterlibatan pelanggan (pengguna) dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC) rendah, dan kejelasan kebutuhan yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas hasil analisis kebutuhan dan perancangan, mengetahui tingkat kompleksitas hasil implementasi, dan mengetahui tingkat penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Praktik Kerja Industri pada SMKN 2 Malang.
2. LANDASAN TEORI
2.1. PRAKTIK KERJA INDUSTRI Praktik kerja industri (prakerin) merupakan program yang ada di sekolah menengah kejuruan (SMK). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mengutamakan keahlian dan keterampilan dari tiap siswa.
Pelaksanaan praktik kerja industri ini merupakan perwujudan dari kebijakan yang pada umumnya dilaksanakan di dua tempat, yaitu sekolah dan dunia usaha, perusahaan atau instansi. Prakerin dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu siswa-siswi SMK agar mengetahui bagaimana cara kerja atau menangani pekerjaan dengan baik. (Suwarni, 2015).
3. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan pengembangan sistem informasi praktik kerja industri (SI- Prakerin) pada SMKN 2 Malang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Metodologi Penelitian Diadaptasi dari (Pressman, 2010) Studi literatur adalah tahap untuk peneliti mengumpulkan referensi yang dapat mendukung penelitian ini. Referensi berasal dari jurnal penelitian, buku, peraturan pemerintah, dan website.
Fase requirements modeling dilakukan guna untuk menyusun dokumen elisitasi kebutuhan. Dalam penyusunan dokumen elisitasi kebutuhan, diperlukan kebutuhan-kebutuhan pengguna kepada tiap pengguna, yaitu siswa, guru pembimbing praktik kerja industri, dan ketua jurusan. Data-data ini akan dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara. Selain itu akan dibuat pemodelan kebutuhan berupa use case diagram beserta use case scenario yang
berfungsi untuk memberikan gambaran interaksi dari tiap pengguna atau sistem lain dengan sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) pada SMKN 2 Malang dan skenario yang mensimulasikan pengunaan sistem informasi praktik kerja industri (SI- Prakerin) yang akan dibangun. Lalu terdapat gambaran aktivitas pada kegiatan prakerin menggunakan sistem dengan diagram aktivitas atau activity diagram.
Architectural design merupakan tahapan untuk mengidentifikasi keseluruhan struktur sistem, komponen utama (sub-sistem/modul) beserta hubungannya, dan bagaimana komponen- komponen tersebut didistribusikan (Sommerville, 2011). Pada fase architectural design akan dibuat perancangan arsitektur sistem yang menggambarkan bagaimana hubungan dari komponen-komponen yang akan digunakan dalam sistem.
Pada fase component design akan dibuat rancangan komponen sistem secara rinci. Dalam tahapan ini akan dibuat sequence diagram untuk tiap use case scenario yang telah dibuat pada tahap requirements modeling. Lalu akan dibuat rancangan model data fisik (physical data model) yang merupakan struktur tabel basis data dari sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) yang akan dibangun. Rancangan model data fisik kemudian dimasukkan kedalam kelas diagram (class diagram) bertipe model.
Class diagram akan dirancang sesuai dengan pola desain Model view controller.
Selain itu, akan dilakukan perancangan antarmuka yang berfungsi untuk menggambarkan bentuk antarmuka dari sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) yang akan dibangun.
Code generation atau proses implementasi merupakan proses untuk mengimplementasi seluruh hasil rancangan sistem kedalam kode program.
Dalam penelitian ini, sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) akan dibangun berbasis web. Oleh karena itu bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP. Dalam penggunaan bahasa
pemrograman PHP, untuk
mengimplementasi pola Model view controller, digunakan framework Laravel.
Untuk mengimplementasi rancangan model data fisik, digunakan MySQL sebagai sistem manajemen basis data.
Pada fase unit testing akan digunakan basis path testing dimana batasan dan jalur independen dari tiap method atau object class diuji melalui algoritme program.
Yang dilakukan dalam integration testing adalah menguji tiap subsistem yang berasal dari tiap modul sistem yang telah diintegrasikan. Dalam tahap ini akan dicari ketidaksesuaian antara keluaran di antarmuka dengan integrasi modul dalam sistem.
Pada tahap system testing, sistem akan diuji dengan kasus uji sesuai dengan pernyataan kebutuhan yang telah dibuat pada tahap elisitasi kebutuhan. Pengujian tahap ini berguna untuk mendapatkan validitas atas kesesuaian fungsionalitas sistem dengan kebutuhan.
Tahapan terakhir yaitu acceptance testing, dimana sebelum sistem informasi
praktik kerja industri (SI-Prakerin) diserahkan kepada pihak SMKN 2 Malang, sistem akan diuji langsung oleh seluruh pengguna dari SMKN 2 Malang.
Tahapan ini berfungsi untuk mendapatkan validitas atas kesesuaian fungsionalitas dengan kebutuhan yang diperoleh langsung dari pengguna.
Pada tahap penutup, akan dijabarkan hasil penarikan kesimpulan dan pemberian saran kepada SMKN 2 Malang
dan peneliti lain. Kesimpulan yang didapat diharapkan menjawab seluruh rumusan masalah yang telah di jabarkan dan saran diharapkan dapat membantu pihak SMKN 2 Malang dan peneliti lain untuk dapat menyempurnakan penelitian ini.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi pembahasan terkait hasil dari spesifikasi kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi, dan pengujian.
4.1 Analisis Kebutuhan
Bagian ini berisi hasil dari fase requirements modeling. Sebelum kebutuhan sistem dapat dijabarkan, perlu untuk memodelkan proses bisnis prakerin yang berjalan saat ini (as-is) terlebih dahulu, lalu kemudian memodelkan proses bisnis usulan (to-be). Proses bisnis yang didapatkan antara lain:
1. Pendaftaran Prakerin
2. Menambahkan Daftar DU/DI
3. Monitoring
Gambar 2 dan Gambar 3 adalah hasil pemodelan proses bisnis pendaftaran prakerin saat ini (as-is) dan usulan (to-be).
Gambar 2 Proses Bisnis Pendaftaran Prakerin Saat Ini (as-is)
Dari proses bisnis yang telah dijabarkan, pengguna dari sistem informasi praktik kerja industri (SI- Prakerin) akan ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Identifikasi Pengguna Sistem No. Jenis
Pengguna
Deskripsi
1. Guest
Pengguna sistem yang belum terautentikasi 2. Ketua Jurusan
Guru yang berperan sebagai ketua jurusan
pada tiap jurusan
3. Guru
Pembimbing
Guru produktif yang berperan sebagai pembimbing siswa
prakerin 4. Siswa Pelaksana prakerin
5. Admin
Seorang guru yang memahami IT. Yang
disarankan adalah Ketua Jurusan TKJ Berdasarkan hasil pemodelan proses bisnis, didapatkan 14 kebutuhan pengguna, 24 kebutuhan fungsional, dan 1 kebutuhan non-fungsional. Kemudian dari hasil identifikasi pengguna sistem, spesifikasi kebutuhan pengguna dan spesifikasi kebutuhan fungsional, akan dimodelkan diagram use case. Gambar 4 merupakan diagram use case untuk sistem informasi praktik kerja industri (SI-
Prakerin) pada SMKN 2 Malang. Gambar 4 Diagram Use Case Gambar 3 Proses Bisnis Pendaftaran Prakerin Usulan (to-be)
4.2 Perancangan Sistem 4.2.1 Sequence diagram
Dari 24 use case yang telah didefinisikan kemudian akan dimodelkan sequence diagram dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah use case yaitu 24.
Gambar 5 merupakan salah satu sequence diagram yang digambarkan, yaitu
sequence diagram untuk use case mendaftar prakerin.
4.2.2 Class diagram
Dalam memodelkan class diagram untuk sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin) class dibagi kedalam dua jenis sesuai dengan pola desain MVC (Model, View, Controller), yaitu class
Gambar 5 Sequence Diagram Mendaftar Prakerin
Gambar 6 Class diagram
berjenis Model merupakan turunan class Model dan Controller merupakan turunan class Controller. Gambar 6 merupakan hasil dari pemodelan class diagram.
4.2.3 Physical data model Diagram Hasil dari pemodelan physical data model diagram akan digunakan untuk mengimplementasi database dalam sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin). Gambar 7 merupakan hasil pemodelan physical data model.
Terdapat sepuluh (10) tabel yang terdiri dari Siswa, Pendaftaran, Dudi, Role, Jurusan, Users, Pembimbing, Kajur, Bimbingan, dan Monitoring.
4.2.4 Perancangan Antarmuka
Bagian ini berisi hasil dari perancangan antarmuka untuk sistem informasi praktik kerja industri (SI- Prakerin). Gambar 8 merupakan hasil perancangan antarmuka untuk halaman pendaftaran prakerin.
Perancangan antarmuka halaman pendaftaran prakerin menghasilkan tujuh (7) bagian yang telah diberi nomor pada gambar.
Gambar 8 Halaman Pendaftaran Prakerin
4.3 Implementasi
4.3.1 Implementasi Fungsi
Bagian ini berisi pembahasan terkait beberapa kode program yang digunakan untuk mengimplementasi kebutuhan fungsional dari sistem. Implementasi dari tiap fungsi dibuat berdasarkan hasil dari component design dan alur dari kode program dibuat sesuai dengan hasil dari pemodelan sequence diagram.
Sistem dibangun menggunakan salah satu dari framework PHP, yaitu Laravel.
Dari penggunaan Laravel, menghasilkan 10 kelas controller dan 9 kelas model yang telah sesuai dengan hasil perancangan pada class diagram.
Gambar 7 Physical data model
4.3.2 Implementasi Antarmuka
Hasil implementasi antarmuka disajikan dalam potongan gambar antarmuka pengguna sistem informasi praktik kerja industri (SI-Prakerin).
Implementasi antarmuka akan disesuaikan dengan hasil dari perancangan antarmuka. Gambar 9 merupakan hasil implementasi antarmuka pendaftaran prakerin.
Gambar 9 Implementasi Antarmuka Pendaftaran Prakerin
Hasilimplementasi antarmuka untuk halaman pendaftaran prakerin tujuh (7) bagian yang telah sesuai dengan hasil perancangan antarmuka untuk halaman pendaftaran prakerin.
4.4 Pengujian
Bagian berisi analisis dari hasil pengujian yang telah dilakukan dimana pengujian yang dilakukan antara lain unit testing, integration testing, system testing, user acceptance testing (UAT), dan pengujian kebutuhan non-fungsional dengan compatibility testing.
4.4.1 Unit Testing
Unit testing atau pengujian unit dilakukan menggunakan salah satu teknik dalam metode whitebox testing, yaitu basis path testing. Dalam pengujian unit ini akan dilakukan pada 4 sampel uji, yaitu fungsi daftar(), addData(), addMonitoring(), dan exportToExcel().
Dari 4 sampel uji yang diujikan, menghasilkan jumlah kompleksitas yang berkisar 1-10, yang berarti 4 fungsi yang diuji tersebut memiliki kode yang terstruktur dan tertulis dengan baik, testabilitas tinggi, dan biaya dan usaha
lebih sedikit.
4.4.2 Integration Testing
Pengujian integrasi (integration testing) dilakukan dengan menggunakan teknik top-down integration. Yang dilakukan dalam pengujian integrasi adalah membuat sebuah stub yang menyerupai setiap modul yang dipanggil.
Pengujian integrasi yang dilakukan pada proses integrasi untuk fungsi mendaftar prakerin menghasilkan persentase valid 100% yang berarti semua kasus uji yang berjumlah 7 memiliki expected result dan result yang sesuai.
4.4.3 System Testing
System testing atau pengujian sistem dilakukan menggunakan salah satu teknik dalam metode blackbox testing, yaitu validation testing. Dalam pengujian sistem ini berfokus pada masukan dan keluaran dari setiap kebutuhan fungsional sistem yang telah didefinisikan sebelumnya.
Terdapat 28 kasus uji, dan dari 28 kasus uji yang diujikan menghasil kan persentase valid 100% yang berarti semua kasus uji memiliki expected result dan result yang sesuai. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna yang telah didefinisikan.
4.4.4 User Acceptance Testing (UAT) UAT dilakukan dengan cara melakukan demonstrasi sistem kepada tiap aktor dalam sistem, yaitu admin, ketua jurusan, guru pembimbing, dan siswa. Setelah selesai melakukan demonstrasi, kemudian penguji menyerahkan kuesioner untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap sistem yang dikembangkan. Kuesioner yang diberikan berisi beberapa pernyataan yang tiap pernyataan memiliki kriteria, antara lain functional correctness and completeness, usability, dan compatibility and interoperability. Kriteria pernyataan pada kuesioner dipilih karena dinilai sesuai dari tujuan bisnis dari prakerin dan kondisi yang ada pada studi kasus.
Hasil dari UAT adalah 3 pengguna
antara lain admin, ketua jurusan, dan guru pembimbing memiliki indeks persentase sebesar 100% yang berarti termasuk kedalam kategori “Sangat Setuju”. Dan 1 pengguna lain, yaitu siswa memiliki indeks persentase sebesar 92% yang berarti termasuk kedalam kategori
“Sangat Setuju”.
4.4.5 Compatibility Testing
Pengujian kompatibilitas (compatibility testing) dilakukan menggunakan tools SortSite Trial versi 5.32.838.0. Gambar 10 menunjukkan hasil yang didapatkan dari pengujian kompatibilitas.
Gambar 10 Hasil Pengujian Kompatibilitas Hasil dari pelaksanaan pengujian kompatibilitas menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang terdiri dari permasalahan kritis yang terjadi pada browser Firefox dan Chrome, dan permasalahan minor yang terjadi pada browser Firefox.
Permasalahan kritis yang terdapat pada web browser Firefox dan Chrome terdapat pada halaman login dan register yang tidak menggunakan HTTPS. Hal ini dikarenakan pada saat pengembangan sistem hanya menggunakan built-in web server melalui command artisan (php artisan serve) menggunakan command line interface. Sehingga tidak dapat menerima SSL (Secure Sockets Layer) request. Namun permasalahan ini tidak menghapus fungsionalitas yang telah didefinisikan sebelumnya, dan sistem masih bisa digunakan dengan baik.
Permasalahan minor yang terjadi pada web browser Firefox terjadi karena terdapat ketidaksesuaian style pada paket CSS (Cascading Style Sheet) dari
template antarmuka yang digunakan, yaitu AdminLTE 3 Alpha-2.
Permasalahan minor ini tidak mempengaruhi tampilan antarmuka, dan tetap sesuai dengan hasil perancangan yang telah dibahas sebelumnya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari penelitian sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kebutuhan fungsional yang didefinisikan diuji pada fase system testing dengan menggunakan teknik pengujian validasi dan kebutuhan non-fungsional juga diuji melalui pengujian kompatibilitas. Pengujian validasi dilakukan pada 32 kasus uji sesuai dengan pendefinisian use case pada fase requirements modeling dan menghasilkan persentase valid 100%.
Hal ini berarti sistem telah berjalan sesuai dengan fungsionalitas sistem yang diharapkan. Pada fase acceptance testing dengan User Acceptance Testing (UAT), tiap pengguna sangat setuju dengan kebutuhan fungsional sudah didefinisikan pada fase requirements modeling.
2. Berdasarkan hasil perancangan sequence diagram, unit testing dijalankan pada 4 sampel fungsi dan algoritma dari 4 fungsi ini telah sesuai dengan hasil perancangan sequence diagram. Pengujian integrasi (integration testing) dijalankan pada fungsi mendaftar prakerin dan terdapat 7 kasus uji yang merupakan alur dari fungsi mendaftar prakerin, dan alur dari fungsi mendaftar prakerin ini telah sesuai dengan hasil perancangan sequence diagram untuk fungsi mendaftar prakerin.
3. Kode yang dituliskan pada fase implementasi diuji pada fase unit testing. Unit testing dilakukan menggunakan teknik basis path testing, dimana dilakukan pada 4 sampel fungsi. Dari 4 fungsi yang
diuji menghasilkan semuanya memiliki kode yang terstruktur serta tertulis dengan baik, lalu testabilitas tinggi, dan biaya serta usaha yang lebih sedikit.
4. Fase acceptance testing dilakukan dengan User Acceptance Testing (UAT). UAT dilakukan dengan melakukan demonstrasi sistem kepada semua pengguna dan memberikan kuesioner yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan dari tiap pengguna. Hasil dari pengisian kuesioner ini adalah 4 atau seluruh pengguna tergolong kedalam kategori “Sangat Setuju” terhadap fungsionalitas sistem, karena setiap kuesioner yang diisi memiliki indeks persentase lebih dari atau sama dengan 92%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa saran untuk penelitian berikutnya. Saran tersebut antar lain:
1. Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan wakil kepala sekolah bagian humas, tidak membahas terkait proses pelaksanaan prakerin secara rinci, dimana memungkinkan untuk terdapat permasalahan seperti pengelolaan absensi siswa prakerin. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya digali lebih lanjut untuk proses pelaksanaan prakerin di SMKN 2 Malang.
2. Dalam penelitian ini, area yang dicakup masih tertuju pada proses perencanaan praktik kerja industri (prakerin) dimana terdapat permasalahan pada proses pendaftaran prakerin. Setelah pelaksanaan prakerin telah selesai dilanjutkan dengan proses evaluasi, dimana hasil dari laporan monitoring, nilai prakerin, dan nilai presentasi laporan akhir prakerin akan dijadikan bahan bagi sekolah untuk mengevaluasi siswa-siswa yang melaksanakan prakerin. Proses
evaluasi ini berkemungkinan terdapat sebuah permasalahan. Untuk penelitian berikutnya diharapkan untuk menggali permasalahan pada proses evaluasi prakerin di SMKN 2 Malang.
6. DAFTAR PUSTAKA
Khan, P. M., dan Beg M. M. S., 2013.
Extended Decision Support Matrix for Selection of SDLC- Models on Traditional and Agile Software Development Projects.
Dalam: ACCT (Advanced Computing and Communication Technologies), 2013. Third International Conference on Advanced Csomputing &
Communication Technologies.
Rohtak, India, 06-07 April 2013.
Washington, DC: IEEE Computer Society.
Pressman, R. S., 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.
Sommerville, I., 2011. Software Engineering, 9th ed. Boston:
Pearson Education, Inc.
Suwarni, 2015. Manajemen Praktik Kerja Industri. Manajer Pendidikan, [e- journal] 9(1). Tersedia melalui:
Open Journal System Universitas Bengkulu
<https://ejournal.unib.ac.id>
[Diakses 1 September 2018