• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas konsep dasar keperawatan Gerontik

N/A
N/A
Sinta lelyana

Academic year: 2022

Membagikan "tugas konsep dasar keperawatan Gerontik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berkenaan dengan diagnosis dan pengobatan atau hanya pengobatan kondisi dan gangguan yang terjadi pada lanjut usia. (PMK no.25 th 2016). Pasien Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan / atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin. (PMK no.25 th 2016). Keperawatan Gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-psiko- sosio-spiritual dan kultur holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014)

Tujuan dari keperawatan gerontik adalah membantu memenuhi kebutuhan dasar lansia, memenuhi kenyamanan lansia, mempertahankan funsi tubuh, serta membantu lansia dalam menghadapi kematian yang tenang dan damai, melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik. (leuckenotte, aeliopoulous, 2005) Dalam keperawatan gerontik, bukan hanya dilakukan pendekatan pada aspek medis dan ilmiah saja, tetapi lebih ke arah aspek keperawatan yang meliputi biopsiko, sosio dan spiritualnya dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

2. Teori-Teori Proses Penuaan

. Teori-teori Proses Menua dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok teori biologis dan kelompok teori kejiwaan sosial.

1. Teori Biologi : Ilmu alam yang mempelajari kehidupan dan organisme hidup. Ada beberapa macam teori biologis, diantaranya sebagai berikut : a. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

(2)

Menua terjadi akibat dari perubahan biokimia yang terprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

b. Teori Interaksi Seluler

Sel-sel yang saling berinteraksi satu sama lain dan mempengaruhi keadaan tubuh akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam satu harmoni. Akan tetapi, bila tidak lagi demikian maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed-back yang lambat laun sel-sel akan mengalami degenerasi.

c. Teori Replikasi DNA

Proses penuaan merupakan akibat bertahap kesalahan dalam masa replikasi DNA sehingga terjadi kematian sel.

d. Teori Ikatan Silang

Proses penuaan merupakan akibat dari terjadinya ikatan silang yang progresif antara protein-protein intraselular dan interselular serabut kolagen. Ikatan silang meningkat sejalan dengan bertambahnya umur, yang mengakibatkan penurunan elastisitas dan kelenturan kolagen di membran basalis atau di substansi dasar jaringan penyambung.

Keadaan ini yang akan mengakibatkan kerusakan fungsi organ.

e. Teori Radikal Bebas

Terbentuknya gugus radikal bebas adalah akibat terjadinya otoksidasi dari molekul intraselular karena pengaruh sinar Ultra Violet. Radikal bebas ini akan merusak enzim superoksida-dismutase (SOD) yang berfungsi mempertahankan fungsi sel sehinggal fungsi sel menurun dan menjadi rusak. Proses penuaan pada kulit yang diakibatkan oleh sinar UV (Photoaging) merupakan salah satu bentuk implementasi dari teori ini.

f. Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)

Dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat akan diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit/mati.

2. Teori Kejiwaan Sosial :

(3)

Teori tentang dampak atau pengaruh sosial terhadap perilaku manusia, dan melihat pada sikap, keyakinan, serta perlaku lansia. Ada beberapa teori kejiwaan sosial, yaitu sebagai berikut :

a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Para usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut dalam kegiatan sosial.mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b. Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.

c. Teori Pembebasan (Didengagement Theory)

Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun.

d. Teori Subkultur

Lansia merupakan kelompok yang memiliki norma, harapan, rasa percaya dan adat kebiasan tersendiri, sehingga dapat digolongkan sebagai subkultur.

e. Teori Strati Kasi Usia

Lansia dan masyarakat senantiasa saling mempengaruhi dan selalu terjadi perubahan kohor maupun perubahan dalam masyarakat.

f. Teori Penyesuaian individu dengan lingkungan

Ada hubungan antara kompetensi individu dengan lingkungannya yang merupakan ciri fungsional individu, antara lain : kekuatan ego, keterampilan motorik, kesehatan biologis, kapasitas kognitif, dan fungsi sensorik.

3. Teori Keperawatan Lansia

Lanjut Usia menurut BKKBN (1995) adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Lanjut usia adalah

(4)

individu yang berusia diatas 60 tahun yang mengalami tahap lanjut dari proses kehidupan dengan adanya tanda penurunan kemampuan fungsi tubuh, sosial, psikologi, dan ekonomi. Adanya penurunan fungsi organ tubuh, akan terjadi perubahan pola penyakit ke pola penyakit degeneratif dengan proses penyembuhan yang memerlukan waktu lebih lama. Selain adanya penurunan atau kemunduran, sensitivitas emosional menjadi semakin meningkat, yang pada akhirnya menjadi sumber terjadinya banyak masalah.

Oleh sebab itu diperlukan suatu proses keperawatan untuk menangani permasalahan yang dialami para lansia dengan menjalankan peran dan tanggung jawab terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif.

Klasifikasi lansia : Usia pertengahan / middle age (kelompok usia 45-54 tahun), Lansia / erlederly (kelompok usia 55-65 tahun), Lansia Muda / Young Old (kelompok usia 66-74 tahun), Lansia Tua / Old (kelompok Usia 75-90 tahun), Lansia sangat tua / Very Old (Kelompok Usia lebih dari 90 tahun).

4. Asuhan Keperawatan Gerontik 1. PENGKAJIAN

Mengumpulkan informasi tentang status kesehatan lansia yang di kaji secara komprehensif, akurat, dan sistematis yang melibatkan keluarga sebagai orang terdekat, yang mengetahui masalah kesehatan lansia. Pada kelompok lansia di panti atau di masyarakat pengkajian melibatkan penanggung jawab kelompok lansia, kultural, tokoh masyarakat, serta petugas kesehatan. Pengkajian ini meliputi aspek fisik, psikis, sosial, dan spiritual dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Format pengkajian yang digunakan pada lansia minimal terdiri atas : data dasar (identitas, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku bangsa); data biopsikososial; spiritual kultural; lingkungan;

status fungsional; fasilitas penunjang kesehatan; pemeriksaan fisik.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

(5)

Dari hasil yang di dapatkan dari pengkajian dapat ditentukan diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan yang terjadi pada lansia, dapat berupa diagnosa keperawatan individu, diagnosa keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosa keperawatan pada kelompok lansia.

Masalah keperawatan yang sering di jumpai pada lansia antara lain:

nutrisi kurang/lebih dari kebutuhan tubuh, risiko cidera, ansietas, gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, inkontinensia urine, gangguan pola tidur, isolasi sosial, perasaan berduka, harga diri rendah, dan penguasaan individu tidak efektif

3. RENCANA / INTERVENSI PERAWATAN

Rencana keperawatan membantu klien dalam memperoleh dan mempertahankan kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup. Rencana keperawatan dibuat sesuai dengan respons atau kebutuhan lansia menggunaka pendekatan keperawatan adalah terapeuik, promotif, preventif dan rehabilitatif.

4. TINDAKAN / IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana perawatan yang telah dibuat, perawat memberikan pelayanan kesehatan yang memelihara kemampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi.

5. EVALUASI KEPERAWATAN

Evalusi keperawatan adalah mengkaji kemajuan status kesehatan klien dengan membandingkan respon klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan dan disusun serta didokumentasikan dengan menggunakan format SOAPIE atau SOAPIER.

Sumber :

-Muhith, Abdul. Siyoto, Sandu. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta. Perpustakaan Nasional : katalog dalam Terbitan (KDT).

- Sunaryo., dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Andi - Ferawati, Yenni.,dkk. 2021. Keperawatan Gerontik. Yayasan Kita Menulis.

Medan.

Referensi

Dokumen terkait

signifikan dalam memahami kebutuhan pangsa pasar, serta memupuk hubungan yang baik antara kedua belah pihak (perusahaan dan customer) sehingga customer akan royal

[r]

Menurut Arikunto (2002), Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mempermudah pengumpulan data agar pekerjaannya

Dalam keadaan trance, seseorang hanya dapat berada pada kondisi pasif, yaitu sikap menerima sugesti yang telah direncanakan untuk meningkatkan kualitas hidup atau

Paradigma baru pendidikan Islam harus diorientasikan pada pembangunan, pembaruan, pengembangan kreativitas, intelektualisme, keterampilan, kecakapan, penalaran,

a Sudah adanya regulasi mengenai cagar budaya berupa perda 19 th 2009 serta perwal 921 th 2010 a Pelaksanaan regulasi belum dilakukan secara optimal oleh pemerintah

Suwardi, perempuan tidak dilarang untuk memiliki “kemampuan” tetapi tidak juga diperintah untuk memiliki kemampuan, hal ini dikarenakan suami adalah orang yang bertanggung

Pada 30 tabung dengan biakan Malassezia sp (P. ovale) di media SDA yang mengandung ekstrak buah pare belut ( T. Efek antifungi pada pare belut memiliki efek yang