• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Pendidikan Anak Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir Tarbawi Dosen Pengampu : Hasiolan Nasution S.Q M. Ag

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH Pendidikan Anak Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir Tarbawi Dosen Pengampu : Hasiolan Nasution S.Q M. Ag"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH Pendidikan Anak

Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir Tarbawi Dosen Pengampu : Hasiolan Nasution S.Q M. Ag

Disusun oleh : Nurul Aen Nurullama Atussobah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI PROGRAM PENDIDIKAN AGAM ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

(2)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan Anak merupakan upaya mendidik anak,sehingga kebutuhan anak terlayani sesuai dengan masa perkembangannya. Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa:’’Pendidikan Anak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ada berbagai jenjang, pendidikan diantaranya adalah jenjang pendidikan anak, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Sebelum pelaksanaan pendidikan dasar dilaksaksanakan pendidikan anak usia dini. PAUD dapat diselenggarakan melalui beberapa jalur yaitu jalur formal, nonformal dan informal. PAUD pada jalur formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudhatul Atfal (RA) atau bentuk lainnya yang sederajat. PAUD nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Taman Pendidikan Al-qur’an, atau bentuk lainnya yang sederajat. PAUD informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakaPenyelenggaran PAUD dilakukan untuk memberikan kesiapan anak usia dini sebelum memasuki pendidikan dasardalam pendidikan anak usia dini anak sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosial emosional. Salah satu aspek yang dikembangkan di Taman Kanak-kanak adalah aspek kognitif.

(3)

2 BAB II PEMBAHASAN A.Pendidikan Anak Dalam Islam

1. Pengertian Pendidikan Anak

Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu penidikan.

Pendidikan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.2 Pengertian pendidikan ini sematamata memiliki sebuah tujuan, dimana ingin menjadikan manusia yangsangat berguna dalam kehidupannya, berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan.

Arti luas pendidikan anak adalah semua perbuatan dalam usaha manusia yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa untuk memberikan pengaruh pada anak didiknya agar dapat meningkatkan kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala tindakan atau perbuatannya secara moril.

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak- anak utuk mencapai perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

Menurut Hasan Langgulung pndidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan biaanya diarahkan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang yang sedang dididk.

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya, dengan kegiatan yang melibatkan guru atau tidak, baik dalam kegiatan formal, non formal atau informal yang bertujuan membina segi aspek kepribadian, jasmani,akal dan rohani.

(4)

3

Menurut Hamka, pendidikan berbeda dengan pengajaran. Jika pengajaran adalah serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak,budi,akhlak dan kepribadian anak atau peserta didik sedangkan pengajaran adalah upaya untuk mengisis intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan.

Istilah pendidikan dalam konetk Islam pada umumnya terkandung dalam istilah al tarbiyah secara etimologi diartikan oleh Ibnu Manzhur, dalam Lisanul Arab dengan al-Mulk (Raja/penguasa); al-Sayyid (tuan); al- Mudabbir (pengatur); al-Qayyim (penanggung jawab). Para ahli bahasa berpandangan bahwa kata tarbiyah berasal dari 3 kosakata:

a. Berasal dari kata raba-yarbu yang berarti bertambah atau tumbuh.

Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Rum:30:31

َنْيِك ِرْشُمْلا َنِم ا ْوُن ْوُكَت َلَ َو َةوٰلَّصلا اوُمْيِقَا َو ُه ْوُقَّتا َو ِهْيَلِا َنْيِبْيِنُم

Artinya: “dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah” (QS.Ar-Rum 30:31) . b. Berasal dari kata rabba-yurabbi berarti menjadi besar.

c. Berasal dari kata rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai, menuntun, menjaga, dan memelihara. (Al-Nahlawi, ushul al-tarbiyah, h.33).

Ta’lim, dapat dimaknai sebagai pendidikan dan pengajaran. Karena hakikat pendidikan yang difahami dari kosa kata ta’lim adalah upaya secara sungguh-sungguh dilakukan oleh orang bertanggung jawab agar peserta didik memperoleh ‘ilmu nafi‘ (ilmu ma’rifah) berupa ilmu yang membuat pemilik ilmu tersebut memiliki kesadaran, baik kesadaran intelektual, emosional maupun kesadaran spiritual.

Ta’dib, berasal dari derivasi kata adab yang berarti perilaku dan sikap sopan. Kata ini dapat juga berarti do’a, karena do’a dapat membimbing manusia kepada sifat terpuji. Adab dalam berbagai konteks mencakup arti ilmu dan ma’rifah, baik secara umum maupun dalam kondisi tertentu.

Dengan demikian, Muhaimin dan Abdul Mujib memaknai istilah

“pendidikan” dalam konteks Islam lebih banyak menggunakan term

(5)

4

tarbiyah, ta’lim, ta’dib dan ar-riyadhah yang satu sama lain mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, tetapi dalam hal tertentu mempunyai kesamaan makna. Di mana makna pendidikan Islam berakar dari pengertian tarbiyah, ta’lim dan ta’dib yang satu sama lain mempunyai hubungan dan karakteristik makna yang saling menunjang dan melengkapi. Maka syari‘at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau diajarkan saja, tetapi harus didik melalui proses pendidikan.

B. Tujuan pendidikan dalam islam

Pendidikan yang bertujuan pragmatis dan ekonomis sebenarnya merupakan pengaruh dari paradigma pendidikan Barat yang sekular. Dalam budaya Barat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak berkorespondensi dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan. Dampak dari hegemoni pendidikan Barat terhadap kaum Muslimin adalah banyaknya dari kalangan Muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum menjadi Muslim- Muslim yang baik dan berbahagia. Masih ada kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan rendahnya moral serta akhlak kehidupan Muslim. Ini terjadi disebabkan visi dan misi pendidikan yang pragmatis.

Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik, melaksanakan perbuatan- perbuatan yang baik dan benar, memiliki pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan.

Tujuan pendidikan pernah dirumuskan dalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional yang telah dilakukan beberapa kali. Konferensi pendidikan yang pertama dilaksanakan di Makah pada 1977 yang memiliki agenda membenahi dan menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang

(6)

5

diselenggarakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Konferensi pendidikan yang kedua dilaksanakan di Islamabad pada 1980 untuk membahas penyusunan pola kurikulum pendidikan Islam. Konferensi pendidikan yang ketiga dilaksanakan di Dhakka pada 1981 untuk membahas pengembangan buku teks. Sementara konferensi pendidikan yang keempat dilaksanakan di Jakarta pada 1982 untuk membahas metodologi pengajaran.4 Konferensi pendidikan Islam yang telah banyak dilakukan itu telah merumuskan dan merekomendasikan pentingnya membenahi dan menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Konferensi tersebut juga telah melahirkan berbagai wawasan tentang pendidikan Islam, sekaligus memberikan alternatif-alternatif pemecahannya, baik dari segi sistem pendidikan, kurikulum, pengembangan buku teks, metodologi pengajaran, maupun lainnya.

Banyak penulis dan peneliti membicarakan tentang tujuan pendidikan individu muslim. Mereka berbicara panjang lebar dan terinci dalam bidang ini, hal yang tentu saja sangat bermanfaat. Berikut ringkasan yang mereka katakana : ” Nyatalah bahwa pendidikan individu dalam islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu, yaitu : menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji, tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah.”

C.Ruang Lingkup Pendidikan anak menurut Islam

Adapun Ruang lingkup pendidikan anak menurut secara garis besar dibagi menjadi 5, yaitu:

1.Pendidikan Keimanan

Tujuan pendidikan dalam Islam yang paling hakiki adalah mengenalkan peserta didik kepada Allah SWT. Mengenalkan dalam arti memberikan pembelajaran tentang keesaan Allah, kewajiban manusia terhadap Allah dan aspek-aspek aqidah lainnya. Dalam hal ini dapat dikaji dari nasehat Luqman kepada anaknya yang digambarkan Allah dalam firmannya:

ٌمْيِظَع ٌمْلُظَل َك ْرِ شلا َّنِاۗ ِ هللّٰاِب ْك ِرْشُت َلَ َّيَنُب ٰي ٗهُظِعَي َوُه َو ٖهِنْب ِلَ ُن ٰمْقُل َلاَق ْذِا َو.

(7)

6

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S Luqman 31:13).

Kemudian bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan peserta didik melalui proses pendidikan, antara lain:

a. Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis.

b. Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin.

c. Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.

d. Memberi kesan positif tentang Allah 2. Pendidikan Akhlak

Allah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Dalam proses pendidikan terdapat hadits dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah pernah bersabda: “… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”, begitu juga Rasulullah saw bersabda:

”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud).

Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak melalui proses pendidikan, antara lain:

a) Penuhilah kebutuhan emosinya

Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan. Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari).

b) Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil Sebagaimana firman Allah:

(8)

7

َن ْوُمَلْعَت ْمُتْنَا َو َّقَحْلا اوُمُتْكَت َو ِلِطاَبْلاِب َّقَحْلا اوُسِبْلَت َلَ َو

artinya:“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S Al-Baqoroh 2:42)

Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.

c) Memenuhi janji

Dalam hal ini Hadits Rasulullah berbunyi:”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari).

d) Meminta maaf jika melakukan kesalahan.

e) Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.

3. Pendidikan intelektual

Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu proses kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan. Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:

a. Periode 1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)

Mengorganisasikan tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam dan memukul pada usia ini cukup dicontohkan melalui seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika kita beraktivitas membaca bismillah.

b. Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)

Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.

Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.

c. Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)

(9)

8

Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir sistematik Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah SWT tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.

d. Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)

Kapasitas berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep

4. Pendidikan fisik

Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah: “ Ajarilah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)

5. Pendidikan Psikis

Dalam hal ini Allah berfirman:

ْمُتْنُك ْنِا َن ْوَلْعَ ْلَا ُمُتْنَا َو ا ْوُن َزْحَت َلَ َو ا ْوُنِهَت َلَ َو َنْيِنِم ْؤُّم

Artinya: “Dan janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS.Ali-Imran 3:139)

Upaya dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain :

a) Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku santun dan bijak.

b) Menumbuhkan rasa percaya diri.

c) Memberikan semangat tidak melemahkan.

D.Tiga Tahapan Pendidikan Anak menurut Islam

Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia, yaitu:

a) Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.

(10)

9

b) Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.

c) Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat.

Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.

(11)

10 BAB III

PENUTUP A.Kesimpulan

Pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya akan datang sekali dan tidak dapat diulang.Anak usia dini berada dalam keemasan di sepanjang usia perkembangan manusia. Pada masa itu anak berada pada periode yang sensitif di mana di masa inilah anak secara khusus mudah berbagi stimulus dari lingkungannya. Bahkan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika mereka berusia 4 tahun karena pada pada masa – masa tersebut usia 0 – 6 tahun sangatlah penting dalam perkembangan otak mereka dapat berlangsung optimal dan itu nantinya akan berpengaruh pada kehidupan nantinya. Banyak sekali hal – hal yang harus di lakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak – anak TK yang merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak – anak yang merupakan dalam masa – masa golden age mereka.

Sangatlah penting bagi semua pihak – pihak yang terkait untuk menunjang pemenuhan kebutuhan bagi anak – anak yang membutuhkan Sekolah taman kanak-kanak merupakan pendidikan formal yang dapat mengembangkan potensial perkembangan anak usia dini. Sarana dan prasarana yang terdapat di dalamnya dapat membantu mengembangkan daya pikir anak. Terutama dengan metode pembelajaran yang diterapkan adalah salah satu metode pembelajaran.

(12)

11

DAFTAR PUSTAKA

Roqib,moh.Pengambangan Pendidikan Intergratif disekolah,Keluarga danMasyarakat,Yogyakarta:PT LKS Printing Cemerlang,2009

Budiman,M Nasir.Ideologi Pendidikan Qur’ani Gagasan dan Tawaran,Banda Aceh:Sinogata,2016.

http://repository.uinbanten.ac.id/417/3/BAB%20II.pdf https://insists.id/tujuan-pendidikan-dalam-islam/

https://gudangmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-pendidikan-anak- dalam-islam.html

https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-pendidikan-anak- menurut-islam.html

https://www.kompasiana.com/wahyuanggunsafitri/55640829747e61ac3d732 0eb/ilmu-pendidikan-islam-pengertian-ruang-lingkup-dan-fungsi-ilmu- pendidikan-islam

https://repository.radenintan.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

langsung untuk paket pekerjaan Pengadaan Belanja Bahan Promosi Kegiatan Pengadaan Souvenir Khas Muba pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

Analisis secara empirik terkait tingkat kesukaran, daya pembeda soal, efektivitas pengecoh, validitas internal butir, dan reliabilitas belum pernah dilakukan

Setelah di potong sesuai dengan pola potong langkah selanjutnya diseset dengan mesin seset. Mesin seset adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyeset atau mengurangi

Dengan pertimbangan tersebut maka penelitian ini dibatasi pada pengembangan media pembelajaran mandiri fisika menggunakan lectora inspirepada materi fluida statis

Berkebalikan denga n dampak negatif daya-paksa negara yang tinggi terhadap tingkat main hakim sendiri sebagaimana tertuang dalam H 1 , hasilnya menunjukkan bahwa tingkat main

Demikian Proposal ini kami buat, kami panitia penyelenggara berharap kegiatan MSG (Majors Solidarity Games) berjalan lancar dan dapat mempererat tali silatuhrahmi antar

Parameter pengujian yang dilakukan antara lain: kapasitas dispersi sejalan dengan pembentukan biosurfaktan selama 7 hari inkubasi; tingkat emulsifikasi dengan mengukur

Amati perubahan port dari aplikasi client yang sedang terjadi pada komputer anda dengan menggunakan perintah pada nomor 2. Mengapa terjadi perubahan pada port