• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Potato dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Potato dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang Pengendalia n Persediaan Bahan Baku, seperti :

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kerupuk Mentah Potato dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy (EOQ) yang ditulis oleh Hidayat et al., (2019). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku potato dan kentang keriting antara menggunakan kebijakan perusahaan dan EOQ. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode EOQ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode EOQ pada pengendalian persediaan bahan baku potato dan kentang keriting di PT. Surya Indah Food Multirasa dapat menekan biaya total persediaan sehingga biaya yang dikeluarkan oleh PT. Surya Indah Food Multirasa menjadi lebih hemat.

Penghematan bahan baku potato mulai tahun 2016 sampai 2018 ialah sebesar 46%, 48% dan 49%, sedangkan pada bahan baku kentang keriting ialah sebesar 60%, 61% dan 63%. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui nilai persediaan pengaman (SS) dan titik pemesanan kembali (ROP) sehingga bahan baku potato dan keriting akan tersedia secara tepat dan tidak mengala m i kekurangan persediaan.

(2)

8

Economic Order Quantity Istimewa pada Industri Kerupuk

“Istimewa” Bangi yang ditulis oleh Wahid & Munir, (2020). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemesanan secara maksimal. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan EOQ dengan memperhitungkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Hasil penelitiannya adalah biaya pemesanan mengalami kenaikan dari 68,75 kg menjadi 973 kg. Dengan metode EOQ juga dapat mengetahui Safety Stock (SS) yaitu 250 kg dan Re-Order Point (ROP) sebesar 19,4 kg untuk mencegah terjadinya keterlambatan persediaan bahan baku.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Melte Vanana Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy (EOQ) Pada CV Vanana Jaya Sinergi yang ditulis oleh Safitri et al., (2022). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pembelian bahan baku yang optimal, mengetahui reorder point (ROP), safety stock (SS) dan total inventory cost (TIC) bahan baku keripik pisang dan coklat compound dengan menggunaka n metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan model EOQ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kuantitas pembelian optimal keripik pisang sebesar 300,67 kg, frekuensi sebesar 19 kali, safety stock sebesar 184,22 kg, reorder point sebesar 242,212 kg, dan total

biaya persediaan sebesar Rp 248.805,92. Sedangkan kuantitas pembelia n coklat compound sebesar 124,02 kg, frekuensi sebesar 13 kali, safety stock sebesar 42,98 kg, reorder point sebesar 87,552 kg, dan total biaya persediaan

(3)

9

sebesar Rp 177.249,16. Perhitungan persediaan keripik pisang dan coklat compound lebih optimal menggunakan metode Economic Order Quantity

(EOQ) dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Kerupuk Pipih di UKM Poklahsar Berkat Usaha Bakumpai yang ditulis oleh Raji, (2021). Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) Persediaan bahan baku pada usaha kerupuk pipih Poklahsar Berkat Usaha, (2) Penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan pengaman (Safety stock), titik

pemesanan ulang (Reorder Point) dan biaya total (Total Cost) dalam persediaan bahan baku kerupuk pipih dan (3) Perbandingan persediaan bahan baku ukm dengan persediaan bahan baku kerupuk pipih dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan pengaman (Safety Stock), titik

pemesanan ulang (Reorder Point) dan biaya total (Total Cost). Metode analis is data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelit ia n kualitatif dengan Metode EOQ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Economic Order Quantity (EOQ), persediaan pengaman (Safety stock), titik

pemesanan ulang (Reorder point), dan biaya total (Total cost) lebih efektif digunakan untuk mengelola persediaan bahan baku tepung tapioka, penyedap rasa dan garam dan tidak efektif digunakan untuk mengelola persediaan bahan baku ikan pipih karena bahan baku tersebut mudah membusuk sehingga tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

EOQ Development Model in Optimize Raw Material Inventory yang ditulis oleh Kartika et al., (2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengeta hui

(4)

10

jumlah safety stock, frekuensi pemesanan, minimum persediaan, maksimum batas persediaan, dan total biaya persediaan yang dibutuhkan oleh PT. Rajawali Asia Bali. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode EOQ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa safety stock yang harus disediakan oleh PT. Rajawali Asia sebesar 7.201 kotak,

frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali/tahun, maksimum batas persediaan sebesar 55.270 kotak.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Penelitian Variabel Hasil Penelitian Analisis Pengendalia n

Persediaan Bahan Baku Kerupuk Mentah Potato dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy (EOQ) (Hidayat et al., 2019)

- EOQ - SS - ROP

Penggunaan metode EOQ pada pengendalian persediaan bahan baku potato dan kentang keriting di PT.

Surya Indah Food Multirasa dapat penghematan bahan baku potato menjadi sebesar 46%, sedangkan pada bahan baku kentang keriting ialah sebesar 60%. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui nilai persediaan pengaman (SS) dan titik pemesanan kembali (ROP) sehingga bahan baku potato dan keriting akan tersedia secara tepat dan tidak mengalami kekurangan persediaan.

Economic Order Quantity Istimewa pada Industri Kerupuk “Istimewa” Bangi (Wahid & Munir, 2020)

- EOQ - SS - ROP

Biaya pemesanan mengala mi kenaikan dari 68,75 kg menjadi 973 kg. Dengan metode EOQ juga dapat mengetahui Safety Stock (SS) yaitu 250 kg dan Re-Order Point (ROP) sebesar 19,4 kg untuk mencegah terjadinya keterlambatan persediaan bahan baku.

(5)

11

Penelitian Variabel Hasil Penelitian Analisis Pengendalia n

Persediaan Bahan Baku Melte Vanana Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantitiy (EOQ) Pada CV Vanana Jaya Sinergi (Safitri et al., 2022)

- EOQ - SS - ROP - TIC

Kuantitas pembelian optimal keripik pisang sebesar 300,67 kg, frekuens i sebesar 19 kali, safety stock sebesar 184,22 kg, reorder point sebesar 242,212 kg, Sedangkan kuantitas pembelian coklat compound sebesar 124,02 kg, frekuensi sebesar 13 kali, safety stock sebesar 42,98 kg, reorder point sebesar 87,552 kg. Perhitunga n persediaan keripik pisang dan coklat compound lebih optimal menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dibandingk a n dengan menggunakan metode konvensional.

Analisis Pengendalia n Persediaan Bahan Baku Produksi Kerupuk Pipih di UKM Poklahsar Berkat Usaha Bakumpai (Raji, 2021)

- EOQ - SS - ROP - TIC

Economic Order Quantity (EOQ), persediaan pengaman (Safety stock), titik pemesanan ulang (Reorder point), dan biaya total (Total cost) lebih efektif digunakan untuk mengelola persediaan bahan baku tepung tapioka, penyedap rasa dan garam dan tidak efektif digunaka n untuk mengelola persediaan bahan baku ikan pipih karena bahan baku tersebut mudah membusuk sehingga tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

EOQ Development Model in Optimize Raw Material Inventory (Kartika et al., 2021)

- EOQ - SS

Perusahaan dengan menggunak a n metode EOQ dapat menentuk a n pemesanan kuantitas optimal serta safety stock yang tersedia di gudang.

Safety stock yang harus disediakan oleh PT. Rajawali Asia sebesar 7.201 kotak, frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali/tahun, maksimum batas persediaan sebesar 55.270 kotak.

(6)

12 B. Landasan Teori

1. Persediaan

a. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan segala sumber daya organisasi yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan nantinya dijual di periode yang akan datang. Menurut Rusindiyanto & Ngatilah, (2018) persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam kegiatan operasi perusahaan yang secara berkelanjutan diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali.

Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja dan aktiva yang mengalami perubahan pada setiap saat. Dapat disimpulka n bahwa persediaan adalah sebuah aktiva yang harus tersedia di perusahaan ketika diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam menjalankan perusahaan. Inventory, yaitu sumber daya yang disimpan untuk digunakan dalam proses bisnis perusahaan. Bentuknya juga biasanya bermacam-macam, mulai dari bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi atau komponen pendukung proses produksi.

(Rusdiana, 2014) b. Fungsi Persediaan

Menurut (Akhmad, 2018) Fungsi persediaan dapat dibedakan dalam 3 fungsi yaitu :

1) Batch stock atau lot size stock, yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang dengan jumlah yang

(7)

13

besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat ini. Keunggulan dari batch stock antara lain :

a) Memperoleh potongan harga pada saat pembelian

b) Memperoleh efisiensi produksi karena adanya operasi yang baik

c) Adanya penghematan dalam biaya transportasi

2) Fluctuation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak stabil 3) Anti-cipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk

menghadapi fluktuasi permintaan yang stabil, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam 1 tahun dan untuk menghadap i permintaan yang diperkirakan meningkat.

c. Tujuan Persediaan

Menurut (Nurliza, 2017) tujuan persediaan ada 6, antara lain:

1) Untuk menstabilkan produksi

Permintaan item berfluktuasi oleh faktor jumlah, musima n, jadwal produksi dan lain-lain. Persediaan harus tersedia untuk produksi, jika stok habis akan mengakibatkan produksi gagal karena keterbatasan bahan. Oleh karena itu, fluktuasi persediaan harus dijaga agar hasilnya lancar.

2) Untuk mendapatkan keuntungan dari potongan harga

Produsen akan menawarkan diskon untuk pembelian secara massal dan untuk mendapatkan keuntungan harga dari bahan-

(8)

14

bahan yang dibeli dalam jumlah besar, meskipun bahan-bahan tersebut tidak segera dibutuhkan. Dengan demikian, persediaan ini dipertahankan untuk mendapatkan penghematan dalam pembelian

3) Untuk memenuhi permintaan selama masa pemesanan

Waktu tunggu untuk pengadaan bahan tergantung pada banyak faktor seperti lokasi sumber, kondisi permintaan pasokan, dan masih banyak lagi sehingga persediaan harus mampu dipertahankan untuk memenuhi permintaan selama masa pemesanan

4) Untuk mencegah kehilangan pesanan

Dalam persaingan, seseorang harus memenuhi jadwal pengiriman, jadi tidak boleh melewatkan jadwal pengiriman yang dapat mengakibatkan hilangnya penjualan. Maka dari itu, persediaan harus dijaga

5) Mengikuti perubahan kondisi pasar

Organisasi harus mengantisipasi stok bahan dalam non- ketersediaan bahan atau kenaikan harga secara mendadak dan harus mengatisipasi perubahan sentiment pasar

6) Alasan lain seperti pemasok kondisi kuantitas optimum, ketersediaan bahan musiman atau kenaikan harga secara tiba-tiba.

(9)

15 d. Biaya Keputusan Persediaan

Suatu keputusan persediaan umumnya melibatkan 5 kategori biaya, antara lain (C.Efendi; D. Pratiknya; I. Sugiono, 2019):

1) Biaya Pemesanan

Order Cost adalah biaya yang dihubungkan dengan upaya untuk

memperoleh bahan dari luar. Semkin besar frekuensi pembelia n bahan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar pula biaya pemesanan yang harus ditanggung oleh perusahaan.

2) Biaya Penyimpanan

Komponen utama dari biaya penyimanan, sebagai berikut:

a) Biaya modal, yaitu biaya yang mencakup opportunity cost b) Biaya simpan, yaitu biaya yang bersifat tetap, variabel,

maupun semi varibel seperti biaya sewa gedung, biaya listr ik, gaji, dan lain-lain

c) Biaya risiko, yaitu biaya yang mencakup biaya persediaan, penyusutan fisik, risiko kehilangan.

Semakin besar frekuensi pembelian bahan oleh suatu perusahaan, maka semakin kecil penyimpanan yang ditanggung oleh perusahaan.

3) Biaya Kekurangan persediaan

Stockout Cost merupakan biaya yang timbul akibat tidak adanya persediaan di gudang saat diperlukan untuk produksi. Biaya ini mencakup biaya penjualan, serta biaya terkait proses pemesanan

(10)

16

ulang seperti biaya ekspedisi dan penanganan khusus, biaya penjadwalan ulang produksi, biaya penundaan, dan biaya bahan pengganti.

4) Biaya Terkait Kapasitas

Biaya ini timbul akibat adanya perubahan kapasitas produksi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan persediaan. Biaya ini mencakup biaya kerja lembur, biaya pelatihan tenaga kerja baru, dan biaya perputaran tenaga kerja.

5) Biaya Bahan

Biaya ini merupakan biaya yang harus dibayarkan atas bahan yang sudah dibeli. Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan supplier.

e. Proses Manajemen Persediaan

1) Perencanaan Persediaan Bahan Baku

Sistem perencanaan persediaan bahan baku yang fokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta, kemudian menentukan permintaan bahan baku yang digunakan dan komponen lainnya pada saat tahapan produksi.

2) Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Pelaksanaan proses pengendalian persediaan bahan baku akan berhubungan langsung dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dengan intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. Pengendalia n

(11)

17

persediaan merupakan aktivitas yang mempertahankan jumla h persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada perusahaan manufaktur, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada perusahaan jasa, pengendalia n diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.

3) Penilaian Persediaan

Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan:

a) Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual b) Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual c) Harga pokok dalam persediaan adalah semua pengeluar a n

langsung/tidak langsung yang timbul untuk penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual

d) Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, seperti harga beli, biaya pembelia n, biaya angkut, oaja, asuransi, pergudangan, dll. Namun harga pokok barang hanya terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya angkut, sedangkan biaya lainnya dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan e) Di perusahaan industri atau perusahaan dagang, transaksi

yang menyangkut persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar sistem akuntansi

(12)

18

4) Pengawasan Persediaan Bahan Baku

Pengawasan persediaan bahan baku merupakan suatu fungs i terkoordinasi di organisasi yang terus-menerus disempurnaka n untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku dan persediaan, serta menyelenggarakan pengendalia n internal.

C. Kerangka Pikir

Sumber : Heizer & Render (2015) Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Penelitian

Persediaan merupakan suatu kegiatan yang berupaya kekayaan lancar perusahaan dalam bentuk persediaan yang dapat disimpan untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan suatu saat akan digunaka n dalam proses produksi untuk diolah lebih lanjut. Kerangka penelitian ini menjelaskan bagaimana mengendalikan persediaan bahan baku yang optimum.

Identifikasi pengendalian persediaan bahan baku

Analisis persediaan bahan baku

Metode EOQ

Pengendalian bahan baku optimum

Referensi

Dokumen terkait

tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat tersebut. Walaupun budaya santun bersifat universal, setiap budaya memiliki sistem nilai

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh derajat kejenuhan pada tanah gambut yang menggunakan uji kuat geser tanah, bahwa kuat geser rata-rata tanah tak jenuh lebih

Kemudian penelitian lapangan akan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terhadap Dosen Fakultas Theologi, Dosen STT HKBP, serta alumni dari Fakultas Thelogi

Dari perhitungan total biaya yang digunakan yaitu dengan metode persediaan dengan model Economic Order Quantity (EOQ), maka total biaya persediaan teoritis mendapatkan

Perhitungan biaya total persediaan bahan baku (Total Investory Cost) dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) akan dicapai biaya total persediaan bahan baku yang

Kekurangan dari angkatan 2014 adalah kurangnya ketrampilan dalam mengobservasi suatu masalah yang dapat terlihat dari aspek membangun ketrampilan dasar, belum dapat

Pada penelitian ini diagnosis dilakukan dengan mengaplikasikan metode Naïve Bayes terhadap data tes darah yang dilakukan di Coimbra, Portugal untuk membuat