• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KUALITAS AIR DANAU TOBA DI PANTAI SIBOLAZI DESA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA GRACIA DENATA TUMANGGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI KUALITAS AIR DANAU TOBA DI PANTAI SIBOLAZI DESA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA GRACIA DENATA TUMANGGOR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KUALITAS AIR DANAU TOBA DI PANTAI SIBOLAZI DESA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

SUMATERA UTARA

GRACIA DENATA TUMANGGOR 130302070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

(2)

STUDI KUALITAS AIR DANAU TOBA DI PANTAI SIBOLAZI DESA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

GRACIA DENATA TUMANGGOR 130302070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

(3)

STUDI KUALITAS AIR DANAU TOBA DI PANTAI SIBOLAZI DESA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

GRACIA DENATA TUMANGGOR 130302070

Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Studi Kualitas Air Danau Toba di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Gracia Denata Tumanggor

NIM : 130302070

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

(5)

ABSTRAK

GRACIA DENATA TUMANGGOR. Studi Kualitas Air Danau Toba di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan INDRA LESMANA.

Danau merupakan salah satu sumberdaya perairan yang cukup potensial bagi aktivitas manusia seperti usaha pengembangan industri pertanian, perikanan, transportasi, irigasi, air minum, pariwisata, dan perlindungan berbagai satwa air.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2017 di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara, dengan menganalisis pengaruh aktivitas wisata terhadap kualitas air Danau Toba serta mengetahui persepsi pengunjung dan pengelola terhadap wisata Pantai Sibolazi. Parameter yang diamati adalah Suhu, Kecerahan, Warna, Kecepatan Arus, pH, DO, BOD5, N, P dan Total coliform. Hasil penelitian menurut PP No 82 Tahun 2001 dan dengan sistem penilaian STORET menunjukkan bahwa stasiun 1 dan 2 masuk dalam kelas B (Tercemar Sedang) dengan skor -10 dan -2, sedangkan stasiun 3 masuk dalam kelas A (Baik Sekali) dengan memenuhi Baku Mutu. Persepsi pengunjung terhadap wisata Pantai Sibolazi sebesar 91% menyatakan Indah dan tingkat kenyamanan sebesar 71% masuk dalam kategori Nyaman serta tingkat kepuasan pengunjung berwisata sebesar 63%. Pengelola menangani sampah dengan cara ditumpuk lalu dibakar, namun di Pantai Sibolazi belum ada papan larangan membuang sampah sembarangan.

Kata kunci : Kualitas Air, Danau Toba, Pantai Sibolazi, Persepsi.

(6)

ABSTRACT

GRACIA DENATA TUMANGGOR. Water Quality Study of Lake Toba at Sibolazi Beach Simanindo Village, Samosir District, North Sumatra. Under academic supervision by PINDI PATANA and INDRA LESMANA.

The lake is one of the potential water resources for human activities such as agricultural industry development, fishery, transportation, irrigation, drinking water, tourism, and the protection of various water animals. This research was conducted in June-July 2017 at Sibolazi Beach Simanindo Village, Samosir regency of North Sumatera, by analyzing the influence of tourism activity on the water quality of Lake Toba and knowing the perception of visitor and manager towards Sibolazi Beach tourism. The parameters observed were Temperature, Brightness, Color, Flow Rate, pH, DO, BOD5, N, P and Total coliform. The results according to the Government Regulation No. 82 of 2001 and with the STORET rating system showed that stations 1 and 2 was classified in Class B (Tercemar Sedang) with scores of -10 and -2, while station 3 was in Class A (Very Good) by fulfilling the Quality Standard. Visibility of visitors to Sibolazi Beach tour of 91% stated Beautiful and comfort level of 71% included in the category of Comfort and the level of visitor satisfaction of travel by 63%.

Managers handle waste in a stacked way and then burned, but in Sibolazi Beach there is no board ban littering.

Key word : Water Quality, Lake Toba, Sibolazi Beach, Perceptions.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 19 Februari 1995 dari Bapak Sabar Tumanggor (Alm) dan Ibu Maya Maria Situmorang. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD 173144 Silangkitang pada tahun 2001-2007, pendidikan menengah pertama ditempuh dari tahun 2007-2010 di SMP Swasta Santa Maria Tarutung. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA N 1 Sipoholon dengan jurusan IPA pada tahun 2010- 2013.

Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2013.

Selain mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKMK) Fakultas Pertanian, Asisten Laboratorium Teknologi Pembenihan tahun 2016/2017, Asisten Laboratorium Dasar Ilmu Perairan tahun 2017/2018. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Jakarta Utara pada tanggal 18 Juli sampai dengan 20 Agustus 2016.

(8)

Dalam rangka menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Studi Kualitas Air Danau Toba di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara” yang dibimbing oleh Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc dan Bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘‘Studi Kualitas Air Danau Toba di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara’’.

Skripsi disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Alm. Sabar Tumanggor dan Ibunda Maya Maria Situmorang yang telah memberikan dukungan doa, semangat, moril dan materil kepada penulis.

2. Bapak Pindi Patana, S.Hut,

3. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan ilmu, dorongan, arahan dan waktu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen, staff pengajar dan pegawai di lingkungan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Adik-adik penulis Joy Aprian Tumanggor, Putri Angela Tumanggor, Cindy Yorike Tumanggor, dan Edward Situmorang yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

(10)

6. Teman-teman PKL di Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta Utara Wordianti Siallagan, Memory Sihombing, Erna Lestari Nababan, dan Dohar Nainggolan yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

7. Sahabat penulis Morita Abigael Manalu, Tiur Novita Hutabarat, A.Md dan Leni Ari Rotua Sinaga, S.Pd yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

8. Abang penulis Ijin Tumangger, S.T, Orlando Tamba, S.Si, Vijay Sitanggang, SP, Rianto Cibro, S.Pt, Hanry Sihombing yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

9. Kakak penulis Yusni Sipayung, Evi Banjarnahor, S.Pt, Ani Suryanti Nababan, S.Pt, Dona Bella G S, A.Md, Ernidora Sihaloho, S.Hut, Siska Cysilia Purba, S.Farm yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan MSP 2013 khususnya Winny Simbolon, Elisa Simanjuntak, S.Pi, Dizza Ayu Putri, Nanda Putri, Fransiska Naibaho, Monica Sihombing, Jacky Simbolon, S.Pi yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

Medan, September 2017

Gracia Denata Tumanggor

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Kerangka Pemikiran ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Danau ... 5

Ekowisata ... 6

Wisata Danau ... 9

Parameter Kualitas Air ... 10

Parameter Fisika ... 10

Suhu ... 10

Kecerahan ... 11

Warna ... 11

Kecepatan Arus ... 12

Parameter Kimia ... 12

Potential of Hydrogen (pH) ... 12

Dissolved Oxygen (DO) ... 13

Biological Oxygen Demand (BOD) ... 13

Nitrat ... 14

Fosfat ... 15

Parameter Biologi ... 15

Total Coliform ... 15

Dampak Aktivitas Wisata Terhadap Kualitas Air ... 16

(12)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ... 18

Alat dan Bahan ... 18

Pengambilan Data ... 19

Prosedur Penelitian... 19

Deskripsi Area ... 20

Pengukuran Parameter Kualitas Air ... 21

Pengunjung ... 22

Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan ... 23

Metode Storet ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 26

Parameter Kualitas Air ... 26

Suhu ... 27

Kecerahan ... 27

Kecepatan Arus ... 28

pH (Potential of Hydrogen) ... 29

DO (Dissolved Oxygem) ... 29

BOD5 Nitrat ... 30

(Biological Oxygen Demand) ... 30

Fosfat ... 31

Total Coliform ... 31

Status Mutu Air ... 32

Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Pantai Sibolazi ... 32

Persepsi Pengelola Wisata Pantai Sibolazi... 34

Pembahasan ... 35

Parameter Kualitas Air ... 35

Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Pantai Sibolazi ... 38

Persepsi Pengelola Wisata Pantai Sibolazi... 39

Rekomendasi Pengelolaan ... 40

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 42

Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1.

Kerangka Pemikiran ... 4

2. Peta Lokasi Penelitian ... 18

3. Stasiun 1 ... 21

4. Stasiun 2 ... 22

5. Stasiun 3 ... 22

6. Nilai rata-rata suhu ... 27

7. Nilai rata-rata kecerahan ... 28

8. Nilai rata-rata kecepatan arus ... 28

9. Nilai rata-rata pH (potential of Hydrogen) ... 29

10. Nilai rata-rata DO (Dissolved Oxygen) ... 29

11. Nilai rata-rata BOD5 12. Nilai rata-rata Nitrat ... 30

(Biological Oxygen Demand) ... 30

13. Nilai rata-rata Fosfat ... 31

14. Nilai rata-rata Total Coliform... 31

15. Persentase Keindahan Pengunjung ... 33

16. Persentase Kenyamanan Pengunjung ... 33

17. Persentase Kepuasan Pengunjung ... 34

18. Persentase Perilaku Pengelola ... 34

(14)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis ... 22 2. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air ... 25 3. Hasil Analisis Parameter Kualitas Air ... 26

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuisioner Penelitian untuk Pengelola Wisata ... 47

2. Kuisioner Penelitian untuk Pengunjung Tempat Wisata ... 49

3. Bagan Kerja Metode Winkler ... 53

4. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas ... 55

5. Hasil Analisis Kualitas Air... 56

6. Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET ... 58

7. Perhitungan Sampel Pengunjung ... 59

8. Nilai Keindahan di Pantai Sibolazi ... 60

9. Nilai Kenyamanan di Pantai Sibolazi ... 62

10. Foto Alat dan Bahan Penelitian... 64

11. Dokumentasi Kegiatan di Lokasi Penelitian ... 66

12. Tabulasi Kuisioner Pengelola ... 68

13. Tabulasi Kuisioner Pengunjung ... 70

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Meskipun air yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui oleh alam, kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan air tidak pernah bertambah. Perairan danau merupakan salah satu sumberdaya perairan yang cukup potensial bagi aktivitas manusia seperti usaha pengembangan industri pertanian, perikanan, transportasi, irigasi, air minum, pariwisata, dan perlindungan berbagai satwa air.

Secara ideal pola pemanfaatan perairan danau harus mengacu pada status kualitas perairan yang ada kemudian disesuaikan dengan kriteria atau persayaratan yang dibutuhkan dalam setiap jenis penggunaannya (Isnaini, 2011).

Danau Toba termasuk perairan lentik (lentic water), atau disebut juga perairan tenang. Danau Toba merupakan suatu perairan yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan laut dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di kawasan Danau Toba. Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar danau tersebut, sehingga Danau Toba akan mengalami perubahan-perubahan ekologis dimana kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alaminya (Silalahi, 2009).

Pantai Sibolazi merupakan salah satu bagian dari kawasan Danau Toba yang digunakan sebagai tempat wisata. Pantai Sibolazi ini adalah tujuan wisatawan yang memiliki keunggulan pantai pasir putih dan hamparan batu besar yang menarik perhatian wisatawan dengan rasa penasaran terhadap batu besar yang terdapat di pinggir pantai. Pantai ini juga memiliki panorama yang indah saat memandang pegunungan dan pepohonan yang rindang. Selain itu dibawah

(17)

pepohonan terdapat tempat duduk yang terbuat dari kayu sehingga membuat wisatawan nyaman saat duduk santai.

Kualitas air secara umum menunjukan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Pencemaran air adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya (Kementerian Lingkungan Hidup, 2004).

Pantai Sibolazi yang memiliki potensi wisata serta digunakan sebagai tempat untuk memancing dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan kualitas air. Selain itu, adanya aktivitas penyebrangan yang dilakukan masyarakat di dermaga dan aktivitas wisata yang berada ditepi danau. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh aktivitas wisata dan aktivitas masyarakat terhadap kualitas air Danau Toba di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kabupaten Samosir.

Perumusan Masalah

Aktivitas wisata yang berlangsung disekitar Pantai Sibolazi dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap air danau. Penurunan kualitas air secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kondisi perairan. Sumber pencemar berasal dari limbah rumah tangga, limbah dari pelabuhan dan aktivitas wisata seperti mandi (rekreasi) menjadi permasalahan yang perlu dikaji dalam

(18)

penelitian ini sebagai rumusan permasalahan. Beberapa permasalahan yang dapat dibuat dalam suatu rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana pengaruh aktivitas wisata terhadap perubahan kualitas air Danau Toba di Pantai Sibolazi?

2. Bagaimana persepsi masyarakat dan pengunjung terhadap obejek wisata Pantai Sibolazi?

Kerangka Pemikiran

Pantai Sibolazi memiliki potensi wisata yang dekat dengan pelabuhan penyebrangan Simanindo dan pemukiman warga. Aktivitas wisatawan dan masyarakat sekitar wisata Pantai Sibolazi dapat menyebabkan penurunan kualitas air danau yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah dari pelabuhan dan aktivitas wisata disekitar Pantai Sibolazi. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengelolaan dengan mengetahui pengaruh aktivitas wisata dan aktivitas masyarakat terhadap perubahan kuliatas air danau serta persepsi wisatawan dengan tingkat kenyamanan dan keindahan Pantai Sibolazi. Berdasarakan permasalahan diatas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

(19)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh aktivitas masyarakat dan wisata terhadap perubahan kualitas air Pantai Sibolazi.

2. Mengetahui persepsi masyarakat dan pengunjung terhadap objek wisata Pantai Sibolazi.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait mengenai keberlanjutan wisata Pantai Sibolazi yang ditinjau dari aspek pengaruh aktivitas wisata terhadap perubahan kualitas air sehingga dapat dijadikan aspek dasar pengelolaan dan informasi wisata Pantai Sibolazi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan lebih nyaman berwisata.

Pelabuhan

Rekomendasi Pengelolaan Pantai

Sibolazi

Daerah Wisata Pemukiman

Persepsi Wisatawan Kualitas Air

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2009).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001-0,01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time) air dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah.

Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal.

Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

Kegiatan masyarakat/penduduk di ekosistem kawasan Danau Toba baik berada langsung ditepi pantai maupun di daratan mempengaruhi kualitas air danau. Kegiatan pertanian, peternakan, industri, perhotelan memberikan limbah padat maupun cair. Disisi lain kegiatan transportasi air, keramba jaring apung juga secara langsung berdampak negatif terhadap kualitas air. Kegiatan ini berperan meningkatkan kadar BOD dan COD di perairan akibatnya kadar DO menurun (Silalahi, 2009).

(21)

Menurut Kumurur (2002) keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia baik untuk rumah tangga, industri, dan pertanian. Beberapa fungsi penting tersebut adalah:

a. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi dalam penyumbangan bahan genetik.

b. Sebagai tempat belangsungnya siklus hidup jenis flora dan fauna yang penting.

c. Sebagai sumber air yang dapat digunakan oleh masyarakat baik langsung (pertanian, industri, rumah tangga) maupun tidak langsung (sumber bahan baku air minum dan penghasil energi melalui PLTA).

d. Sebagai tempat tampungan air yang berlebih baik dari air hujan, aliran permukaan maupun sumber-sumber air bawah tanah sehingga danau berfungsi juga untuk membantu mengatas banjir.

e. Sebagai pengatur tata air.

f. Menjaga iklim mikro karena keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaban dan curah hujan setempat.

g. Sebagai sarana rekreasi dan obyek pariwisata.

Ekowisata

Menurut (World Conservation Union (WCU), dalam Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan), ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah- wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi masyarakat lokal (Paputungan et al., 2014).

(22)

Ekowisata merupakan alternatif wisata fantasi yang banyak diminati karena manfaatnya yang bersifat alami, segar, relatif murah, dan relatif mudah dalam pemeliharaan. Kegiatan wisata alam dilakukan masyarakat biasanya dengan tujuan memperoleh suasana baru yang lebih menyenangkan dan menyegarkan sehingga kepenatan yang ditimbulkan akibat rutinitas hidup dapat dihilangkan, minimal berkurang dengan harapan setelah berwisata semangatnya kembali pulih untuk menghadapi rutinitas berikutnya. Keberadaan ekowisata dalam era pembangunan berwawasan lingkungan merupakan suatu misi pengembangan pariwisata alternatif yang tidak banyak menimbulkan dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun terhadap sosial budaya dan daya tarik wisata lainnya. Kegiatannya lebih berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya alami, asli dan belum tercemar (Purwanto, 2013).

Ekowisata merupakan sebuah bentuk wisata yang menjual daya tarik alam pada kelestarian dan keaslian lingkungan, maka keseimbangan ekosistem sebagaimana yang seharusnya harus diciptakan kembali. Dengan ekowisata, maka berbagai kepentingan dapat dipadukan dengan sempurna yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus memperhatikan keseimbangan ekosistem. Untuk itu Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan ekowisata. Namun potensi tersebut belum ditangani secara serius. Padahal dalam tatanan konsep, keberhasilan ekowisata sangat tergantung pada usaha penyadaran semua pihak yang terkait, terutama Pemerintah Daerah yang bersangkutan (Jayanti, 2009).

UU No 9 tahun 1990 (Menteri Dalam Negeri, 1990) beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain :

(23)

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbal balik dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah maupun masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta para pengunjung lainnya. Secara umum pariwisata terbagi menjadi dua jenis, yakni pariwisata alam dan pariwisata buatan (budaya). Pariwisata alam adalah suatu obyek wisata yang banyak mengacu pada kenampakan fisik di muka bumi yang beragam dan mempunyai keistimewaan tersendiri. Adapun wisata buatan adalah wisata yang menggambarkan hasil budaya manusia seperti museum, tarian maupun wisata lain (Putra et al., 2014).

(24)

Wisata Danau

Kawasan Taman Wisata Danau Lota merupakan kawasan yang memiliki beraneka ragam potensi namun potensi-potensi yang ada belum termanfaatkan dengan baik yang ada sebaliknya terdapat berbagai masalah yang timbul mengakibatkan kerusakan ekosistem. Berangkat dari berbagai masalah kerusakan ekosistem, potensi-potensi yang perlu di kembangkan serta kebutuhan akan fasilitas rekreasi yang belum ada sehingga untuk menyelesaikannya dengan beberapa rumusan masalah seperti bagaimana potensi-potensi yang ada pada danau bisa di manfaatkan secara maksimal, bagaimana menghadirkan aktivitas pada perencanaan perancangan taman wisata danau Lota dalam konsep optimalisasi untuk area waterfront, serta bagaimana merancang taman wisata danau Lota yang bertemakan optimalisasi kawasan tepian danau Lota sebagai area waterfront. Melalui taman wisata ini dengan tema optimalisasi kawasan tepian danau dapat menjawab berbagai masalah. Ekosistem danau terjaga, potensi- potensi mampu termanfaatkan dengan baik, serta adanya ruang terbuka khususnya fasilitas rekreasi. Selain itu, taman wisata ini kedepannya dapat membantu pengembangan pada sektor pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud lewat PAD

serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitarnya (Maliatja et al., 2015).

Potensi sumber daya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan adalah sumber daya yang berbentuk danau. Potensi danau sebagai daya tarik wisata memiliki karakter tersendiri. Danau merupakan suatu tempat di

(25)

mana perpaduan antar tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam memberikan kehidupan di sekitarnya. Dan danau adalah satu potensi yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata. Bilamana di lihat secara fungsi, danau berfungsi sebagai tempat reservoir air atau menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat memelihara hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana fungsi air pada daerah tertentu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi pengairan, pelistrikan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat (Sastrayuda, 2010).

Parameter Kualitas Air Parameter Fisika Suhu

Suhu atau temperatur suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (Latitude), ketinggian dari permukaan laut (Altitude), waktu (hari), sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi.

Peningkatan suhu juga meneyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan thermometer. Suhu permukaan air dapat diukur dengan thermometer biasa. Suhu air pada berbagai lapiasan dapat diukur dengan menggunakan telermometer atau thermometer biasa yang dibenamkan dalam air. Kisaran suhu lingkungan perairan lebih sempit

(Effendi 2003).

(26)

dibandingkan dengan dengan lingkungan daratan, karena itulah maka kisaran toleransi organisme akuatik terhadap suhu juga relatife sempit dibandingkan dengan organisme akuatik (Suin, 2002).

Kecerahan

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan transparasi perairan, yang ditentukan secara visual menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan sangat ditentukan oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Barus, 2004).

Penentuan kecerahan air dengan keping Secchi adalah berdasarkan batas pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air.

Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping Secchi berupa suatu kepingan yang berwarna hitam-putih, yang dibenamkan ke dalam air. Keping itu berupa suatu piringan yang diameternya sekitar 25 cm. piringan ini dapart dibuat dari plat logam yang tebalnya sekitar 3 mm pada tengah piringan dibuat satu lubang untuk tempat meletakkan tali dan logam pemberatnya. Tali inilah yang berfungsi sebagai penentu kedalaman (Suin, 2002).

Warna Perairan

Warna perairan diamati dengan cara visual (langsung) berdasarkan indra penglihatan. Warna air pada obyek wisata sangat mempengaruhi daya tarik wisatawan. Perairan yang memiliki air yang jernih pada suatu obyek wisata perairan akan memberikan nilai tambah tersendiri. Dengan adanya pelabuhan

(27)

penyebrangan di daerah Simanindo akan mempengaruhi perubahan warna perairannya, yang juga akan diikuti penurunan kualitas air.

Kecepatan Arus

Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja (Barus, 2004).

Parameter Kimia

Potential of Hydrogen (pH)

Air tawar yang mengandung garam, basa atau asam dapat menyebabkan iritasi mata karena pH yang tidak sesuai dengan cairan dalam mata. Sehingga restriksi persyaratan pH yang khusus lebih dibutuhkan bagi suatu badan air yang dimanfaatkan untuk keperluan rekreasi, tetapi karena cairan itu dapat mempunyai kemampuan buffer maka rentang nilai pH antara 6.5 – 8.3, dapat ditoleransi dalam kondisi yang normal (Isnaini, 2011).

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan.

Organisme akuatik dapat hidup dalam perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik umumnya berkisar antara 7 – 8.5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan

(28)

hidup organisme karena akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik (Barus, 2004).

Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen di perairan bersumber dari udara maupun hasil proses fotosintesis dan fitoplankton dan tumbuhan air. Apabila di perairan tidak tersedia oksigen yang cukup maka dapat mengakibatkan terjadinya kondisi anaerob, yang selanjutnya dapat mengakibatkan terganggunya biota akuatik (Murijal, 2012).

Oksigen terlarut merupakan suatu factor yang sangat penting dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas.

Dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 20% volum, air hanya mampu menyrap oksigen sebanyak 20% volum saja (Barus, 2004).

Biological Oxygen Demand (BOD)

Kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme yang terdapat di dalamnya untuk bernafas selama 5 hari. Untuk itu maka perlu diukur kadar oksigen terlarut pada saat pengambilan contoh air (DO) dan kadar oksigen terlarut dalam contoh air yang telah disimpan selama 5 hari (DO5

Bioligical Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologi adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses ). Selama dalam penyimpanan itu, harus tidak ada penambahan oksigen melalui proses fotosintesis dan selama 5 hari itu semua organisme yang berada dalam contoh air itu bernafas menggunakan oksigen yang ada dalam contoh air tersebut (Suin, 2002).

(29)

mikrobiologis yang benar-benar di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air (Ginting, 2011).

Nitrat

Nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang berbahaya dibandingkan dengan amonium/amoniak atau nitrit. Nitrat adalah zat nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang (Barus, 2004).

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di peraiaran alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas.Oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapat energi dari proses kimiawi (Effendi, 2003).

Fosfat

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.

Karakteristik fosfor sangat berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan penyusun biosfer karena unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap.Fosfor juga

(30)

merupakan unsur yang esensial. Bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan (Effendi, 2003).

Seperti halnya nitrogen, kandungan fosfor merupakan unsur yang penting dalam ekosistem air. Zat-zat organik seperti protein mengandung gugus fosfor, misalkan ATP, yang terdapat dalam sel makhluk hidup dan berperan penting dalam penyedia energi. Keberadaan senyawa fosfor dalam ekosistem perairan adalah sangat penting terutama berfungsi dalam proses pembentukan senyawa protein dan metabolisme bagi organisme. Kandungan fosfat yang terdapat di perairan umumnya tidak lebih dari 0,1 mg/L. Kecuali bagian badan air yang menerima limbah dari rumah tangga dan industri tertentu, serta dari daerah pertanian yang mendapatkan pemupukan fospat. Oleh karena itu, perairan yang mengandung kadar fosfat melebihi kadar normal kebutuhan organisme akuatik akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi (Isnaini, 2011).

Parameter Biologi Total Coliform

Parameter mikrobiologi yang diukur untuk mengetahui kualitas perairan adalah Fecal Coliform dan Total Coliform. Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses atau kotoran manusia dan hewan di dalam perairan. Golongan bakteri ini umumnya terdapat di dalam feses manusia dan hewan. Oleh sebab itu keberadaannya di dalam air tidak dikehendaki, baik ditinjau dari segi kesehatan, estetika, kebersihan maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh bakteri coliform melalui Baku mutu air kelas satu mensyaratkan keberadaan Fecal coliform tidak boleh melebihi 100 sel/100 ml, sedang untuk air kelas dua tidak

(31)

boleh lebih dari 1000 sel/100ml, dan untuk air kelas tiga tidak boleh melebihi 2000 sel/100ml (Pujiastuti et al., 2013).

Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di perairan telah banyak dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan grup bakteri colifaecal dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat higienitas perairan.

Escherichia coli adalah salah satu bakteri coliform total tidak berbahaya yang ditemukan dalam tinja manusia, selain Escherichia coli, bakteri patogen juga terdapat dalam tinja manusia, keberadaan E. coli di perairan secara berlimpah menggambarkan bahwa perairan tersebut tercemar oleh kotoran manusia, yang mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen (Effendi, 2003).

Dampak Aktivitas Wisata terhadap Kualitas Air

Pengaruh kepariwisataan terhadap lingkungan merupakan hal yang penting mengingat perhatian masyarakat terhadap perlindungan lingkungan semakin meningkat. Penyelenggaran kepariwisataan sebenarnya memiliki potensi terhadap perlindungan lingkungan tetapi tidak jarang pariwisata dijadikan sebagai alasan dalam permasalahan lingkungan (Marpaung 2002). Tanggung jawab untuk mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan adalah tanggung jawab semua pihak: pemerintah, industri pariwisata, masyarakat maupun wisatawan.

Kemampuan untuk menegakkan peraturan dan mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan merupakan salah satu indikator kompetensi pemerintah maupun industri pariwisata. Dampak dari kunjungan wisatawan ke suatu tempat tergantung kepada sikap dan perilaku wisatawan. Kewajiban pengembangan tidak cukup dalam bentuk charity, sebaliknya masyarakat juga harus ikut mempunyai

(32)

rasa memiliki dan melakukan kendali terhadap pertumbuhan kawasan wisata (Jayanti, 2009).

Dampak negatif dari kegiatan wisata terjadi apabila tingkat penggunaan lebih besar daripada kemampuan lingkungan untuk mengatasi hal tersebut.

Aktivitas yang dilakukan oleh pelaku wisata, produk perencanaan dan sistem pengelolaan wisata serta kondisi sarana dan prasarana dapat mempengaruhi terjadinya intensitas dampak lingkungan yang berbeda (Ginanjar, 2012).

Pengembangan ekowisata merupakan jawaban dari masalah lingkungan dan di sisi lain sangat menunjang pembangunan ekonomi, terutama ekonomi penduduk lokal. Ekowisata yang benar harus didasarkan pada sistem pandang yang mencakup di dalamnya prinsip keseimbangan dan adanya partisipasi masyarakat setempat dalam areal-areal potensial untuk pengembangan ekowisata.

Selain itu, ekowisata merupakan suatu kegiatan yang biasanya digunakan untuk mempelajari tentang biodiversity, konservasi, dan ekologi. Ekowisata tersebut dapat dilihat sebagai usaha bersama antara masyarakat setempat dan pengunjung dalam usaha melindungi lahan-lahan (Wildlands), aset budaya dan biologi melalui dukungan terhadap pembangunan masyarakat setempat (Enggraini, 2011).

(33)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2017 di Pantai Sibolazi Desa Simanindo Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Analisis sampel air dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan.

Lokasi Penelitian di Pantai Sibolazi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah kamera digital, GPS (Global Positioning System), botol sampel, botol winkler, jarum suntik, pipet tetes, erlenmeyer, plastik, alat tulis, gunting, kalkulator, cool box, tool box dan peralatan analisa kualitas air seperti bola duga, thermometer, dan pH meter.

(34)

Bahan yang digunakan adalah bahan kimia dalam proses kerja metode winkler yaitu, MnSO4, KOH-KI, H2SO4, amilum, Na2S2O3

Pengambilan Data

, data kuisioner untuk mendapatkan data sekunder maupun data primer dari pengunjung, akuades dan es untuk sampel air danau serta kertas label.

Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data primer yaitu data parameter fisika, kimia, biologi air Danau Toba dan data umum masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Pantai Sibolazi, contoh : nama, jenis kelamin, umur dan pekerjaan. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi parameter kualitas air seperti suhu, kecerahan, warna, kecepatan arus, pH, DO dan BOD

5

Prosedur Penelitian

serta hasil kuisioner terhadap pengunjung dan penduduk sekitar. Sedangkan data lain seperti nitrat, fosfat, dan total coliform hasilnya diperoleh melalui analisis laboratorium.

Penentuan Stasiun

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi pengambilan sampel adalah purpossive sampling. Pertimbangan menggunakan metode ini karena purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung/wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.

Penentuan stasiun berdasarkan perbedaan aktivitas (pemanfaatan danau) oleh masyarakat. Ditetapkan 3 (tiga) stasiun pengamatan dimana pada setiap

(35)

stasiun ada 1 (satu) titik dengan 3 (tiga) kali pengulangan dengan kriteria seperti terlihat pada deskripsi area.

Deskripsi Area Stasiun 1

Stasiun ini terletak pada titik koordinat 02o49’12” LU dan 98o56’29” BT.

Daerah ini merupakan daerah pelabuhan yang digunakan sebagai persinggahan kapal dan penyeberangan. Stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stasiun 1 Stasiun 2

Stasiun ini terletak pada titik koordinat 02o59’22” LU dan 98o46’02” BT yang berjarak ±500 m dari stasiun 1. Daerah ini banyak dijumpai aktivitas wisata seperti sepeda air, banana boat, berenang, dan duduk santai. Stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

(36)

Gambar 4. Stasiun 2 Stasiun 3

Stasiun ini terletak pada koordinat 03o46’37’’ LU dan 98o

15’30’’ BT yang berjarak ± 500 m dari stasiun 2. Daerah ini sebagai daerah kontrol. Stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Stasiun 3

Pengukuran Parameter Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas air dilakukan dengan dua cara, yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

(37)

Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis

Parameter Satuan Alat Tempat Analisis

Fisika

Suhu 0C Thermometer In Situ

Kecerahan m Secchi disk In Situ

Warna - Visual In Situ

Arus m/det Bola Duga In Situ

Kimia

pH - pH meter In Situ

DO BOD Nitrat Phospat

mg/l mg/l mg/l mg/l

Metode Winkler Metode Winkler Spektrofotometer/ Brucine Spektrofotometer/ Stannous

chloride

In Situ Ex Situ Ex Situ Ex Situ Biologi

Total Coliform Ind/ 100ml - Ex Situ

Pengunjung

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Sibolazi Desa Simanindo dalam waktu satu bulan.

Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomuniaksi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15%

sebagai ukuran sampel. Dengan rumus Slovin diacu dalam Nugraha (2007):

(38)

Keterangan:

n : Ukuran sampel yang dibutuhkan N : Ukuran populasi

e : Margin error yang diperkenankan (10%)

Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan

Analisis mengenai persepsi wisatawan digunakan untuk mengetahui tingkat keindahan dan kenyamanan objek wisata Pantai Sibolazi. Tingkat keindahan dan kenyamanan dibagi atas keindahan dan kenyamanan alam lokasi wisata. Penilaian terhadap keindahan kawasan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan (kuisioner) yang ditujukan kepada wisatawan. Keindahan yang dinilai adalah keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secarakuantitatif dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Yulianda, 2004):

Keterangan:

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Ka : Nilai keindahan alam (%) Kriteria/nilai keindahan alam:

Ka ≥ 75% : Indah (3)

40% ≤ Ka ≤ 75%: Cukup indah (2) Ka < 40% : Tidak indah (1)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap rasa kelapangan, ketentraman dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Yulianda, 2004) :

(39)

Keterangan :

Ers : Jumlah responden yang mengatakan nyaman Ero : Jumlah seluruh responden

Na : Nilai kenyamanan alam (%) Kriteria/nilai kenyamanan alam :

Na ≥ 75% : Nyaman (3)

40% ≤ Na ≤ 75%: Cukup Nyaman (2) Na < 40% : Tidak Nyaman (1)

Metode Storet

Metode Storet merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode Storet dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip, metode Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan sebagai berikut :

1. Skor = 0 → memenuhi baku mutu 2. Skor = -1 s/d -10 → tercemar ringan 3. Skor = -11 s/d -30 → tercemar sedang 4. Skor = ≤ -31 → tercemar berat

Penentuan status mutu air dengan menggunakan metode Storet dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(40)

1. Lakukan pengumpulan data kualitas air secara periodik sehingga membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).

2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.

3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran ≤ baku mutu) maka diberi skor 0.

4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >

baku mutu) maka diberi skor yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air Jumlah Contoh Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi

< 10

Maksimum -1 -2 -3

Minimum -1 -2 -3

Rata-rata -3 -6 -9

≥ 10 Maksimum -2 -4 -6

Minimum -2 -4 -6

Rata-rata -6 -12 -18 5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya

dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada saat penelitian meliputi suhu, kecerahan, warna, kecepatan arus, pH, DO, BOD, nitrat, fosfat dan total coliform.

Analisis kualitas air dilakukan sebanyak tiga kali dengan interval waktu dua minggu. Hasil pengukuran air danau pada setiap stasiun memiliki nilai bervariasi yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 1 Tahun 2009 menyatakan bahwa Danau Toba ditetapkan ke dalam Baku Mutu Kelas I. Analisis kualitas air di Pantai Sibolazi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Parameter Kualitas Air Parameter Satuan Baku Mutu

PP No 82

Stasiun

I II III

Fisika

Suhu oC Deviasi 3 26,4 27 27,2

Kecerahan m - 0,67 0,73 0,85

Warna - - Jernih Jernih Jernih

Kecepatan Arus m/det - 0,03 0,05 0,06

Kimia

pH - 6-9 8,6 8,5 8,3

DO mg/l 6 5,1 5,3 5,4

BOD5 mg/l 2 3,08 1,99 1,06

Nitrat mg/l 10 <0,5 <0,5 <0,5

Fosfat mg/l 0,2 0,11 <0,03 <0,03

Biologi

Total Coliform Ind/100ml 1000 770 330 150

Skor Metode STORET -10 -2 0

(42)

Suhu

Hasil pengukuran suhu air pada saat pengamatan yaitu berkisar antara 26,4 – 27,2 oC, Nilai rata-rata suhu air tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu 27,2 oC dan rata-rata suhu terendah terdapat pada stasiun II yaitu 26,4 oC. Nilai pada ketiga stasiun tidak jauh berbeda dan masih memenuhi baku mutu. Grafik nilai rata-rata suhu dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Nilai rata-rata suhu Kecerahan

Nilai rata-rata pengukuran kecerahan pada pengamatan setiap stasiun yaitu berkisar antara 0,67 – 0,85 m. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu 0,85 m dan rata-rata terendah terdapat pada stasiun I yaitu 0,67 m. Grafik nilai rata-rata kecerahan dapat dilihat pada Gambar 4.

(43)

Gambar 4. Nilai rata-rata kecerahan Kecepatan Arus

Nilai rata-rata pengukuran kecepatan arus berkisar antara 0,03 – 0,06 m/det. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 0,06 m/det dan rata- rata terendah terdapat pada stasiun III yaitu 0,03 m/det. Grafik nilai rata-rata arus dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai rata-rata kecepatan arus

(44)

pH (potential of Hydrogen)

Nilai rata-rata pengukuran pH air danau selama pengamatan pada setiap stasiun tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 8,3 – 8,6. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 8,6 dan rata-rata terendah pada stasiun III yaitu 8,3.

Grafik nilai rata-rata pH dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Nilai rata-rata pH DO (Dissolved Oxygen)

Nilai rata-rata pengukuran DO yaitu berkisar antara 5,1 – 5,4 mg/L. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 5,4 mg/L dan terendah pada stasiun I yaitu 5,1 mg/L. Grafik nilai rata-rata DO dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Nilai rata-rata DO

(45)

BOD5

Nilai rata-rata pengukuran BOD (Biological Oxygen Demand)

5 yaitu berkisar antara 1,06 – 3,08 mg/L.

Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 3,08 mg/L dan terendah pada stasiun III yaitu 1,06 mg/L. Grafik nilai rata-rata BOD5 dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Nilai rata-rata BOD Nitrat

5

Hasil dari pengukuran nitrat air danau memiliki nilai yang sama pada setiap stasiun yaitu 0,5 mg/L. Grafik nilai rata-rata nitrat dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Nilai rata-rata nitrat

(46)

Fosfat

Nilai rata-rata pengukuran fosfat air danau yaitu berkisar antara 0,03 – 0,11 mg/L. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 0,11 mg/L dan terendah pada stasiun II dan III yaitu 0,03 mg/L. Grafik nilai rata-rata fosfat dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Nilai rata-rata fosfat Total Coliform

Nilai rata-rata pengukuran total coliform yaitu berkisar antara 150 – 770 Ind/100ml. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 770 Ind/100ml dan terendah terdapat pada stasiun III yaitu 150 Ind/100ml. Grafik nilai rata-rata total coliform dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Nilai rata-rata total coliform

(47)

Status Mutu Air

Hasil pengukuran kualitas air danau di Pantai Sibolazi dengan menggunakan Metode STORET berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Baku Mutu Kelas I, menunjukkan bahwa skor nilai STORET kualitas air pada Stasiun I adalah -10. Hal ini menandakan bahwa kualitas air danau pada stasiun I masuk dalam kelas B (Tercemar Ringan). Skor kualitas air untuk stasiun II adalah -2.

Nilai tersebut masuk dalam kategori kelas B (Tercemar Ringan). Skor kualitas air untuk stasiun III adalah 0. Hal ini menandakan bahwa kualitas air danau pada stasiun III masuk dalam kelas A (Baik Sekali) dan memenuhi Baku Mutu.

Perhitungan status mutu kualitas air menurut sistem nilai STORET dapat dilihat pada Lampiran 6.

Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Pantai Sibolazi

Hasil penyebaran kuisioner terhadap pengunjung menunjukkan bahwa nilai tingkat keindahan kawasan wisata Pantai Sibolazi yaitu sebesar 91% atau sebanyak 73 orang dari jumlah keseluruhan responden 80 orang mengatakan indah dan 9% atau sebanyak 7 orang mengatakan cukup indah. Perhitungan sampel pengunjung dapat dilihat pada Lampiran 7 dan perhitungan nilai keindahan di Pantai Sibolazi dapat dilihat pada Lampiran 8. Grafik persentase keindahan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 12.

(48)

Gambar 12. Persentase Keindahan Pengunjung

Hasil kuisioner yang diperoleh terhadap pengunjung menunjukkan bahwa nilai tingkat kenyamanan terhadap wisata Pantai Sibolazi yaitu sebesar 71% atau sebanyak 57 orang dari jumlah keseluruhan responden 80 orang mengatakan nyaman dan 29% atau sebanyak 23 orang mengatakan cukup nyaman.

Perhitungan nilai kenyamanan di Pantai Sibolazi dapat dilihat pada Lampiran 9.

Grafik persentase kenyamanan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Persentase Kenyamanan Pengunjung

Persepsi pengunjung terhadap tingkat kepuasaan melakukan aktivtas wisata di Pantai Sibolazi dari hasil penyebaran kuisioner menunjukkan sebesar 63% atau sebanyak 50 orang mengatakan puas menikmati wisata dan 37% atau

(49)

sebanyak 30 orang mengatakan hanya cukup puas. Tabulasi kuisioner pengunjung dapat dilihat pada Lampiran 14. Grafik persentase kepuasan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Persentase Kepuasaan Pengunjung Persepsi Pengelola Wisata Pantai Sibolazi

Hasil kuisioner yang dilakukan terhadap pengelola wisata Pantai Sibolazi mengatakan bahwa penanganan sampah-sampah yang berasal dari aktivitas pengunjung wisata dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah dalam suatu tempat lalu dibakar. Tabulasi kuisioner pengelola dapat dilihat pada Lampiran 13.

Grafik persentase penanganan sampah dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Persentase Perilaku Pengelola

(50)

Pembahasan

Parameter Kualitas Air

Berdasarkan hasil pengamatan suhu di Pantai Sibolazi menunjukkan nilai rata-rata pada stasiun I yaitu 26,4oC (pelabuhan), pada stasiun II 27oC (aktivitas wisata), dan pada stasiun III 27,2 o

Nilai kecerahan pada stasiun I di daerah pelabuhan lebih rendah dari pada stasiun II dan III. Kecerahan diukur pada pinggiran danau dekat dengan dermaga.

Hal ini membuat cahaya sinar matahari tidak dapat menembus perairan karena adanya bangunan di daerah dermaga. Hal ini sesuai dengan Kordi dan Tancung (2005) yang menyatakan bahwa kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan persen (%), dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlibat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh agak lurus pada permukaan air.

C (kontrol). Cuaca pada saat pengamatan cenderung kurang stabil dan saat pengamatan terjadi musim hujan. Suhu pada setiap stasiun masih berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh organisme akuatik dan sesuai bagi organisme untuk dapat tumbuhan dan berkembang dengan baik Hal ini sesuai dengan Maniagasi et al., (2013), yang menyatakan bahwa suhu suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain ketinggian suatu daerah, curah hujan yang tinggi dan intensitas cahaya matahari yang menembus suatu perairan. Selain itu, Effendi (2003) menyatakan bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan organisme pada danau adalah berkisar 20 - 30 ºC.

Arus pada suatu perairan akan membawa bahan-bahan organik, mineral, dan organisme berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga mengurangi terjadinya pengendapan yang terlalu lama. Nilai rata-rata kecepatan arus pada

(51)

stasiun I memiliki kecepatan yang tergolong lambat akibat adanya dermaga tempat persinggahan kapal. Menurut Barus (2004), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah, sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut.

Hasil pengamatan terhadap nilai pH yang didapatkan dari semua stasiun penelitian, baik stasiun I (pelabuhan), stasiun II (aktivas wisata), maupun stasiun (III) kontrol masih berada dibawah nilai ambang batas baku mutu air untuk kelas I (Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001) dan mampu mendukung kehidupan setiap biota perairan. Menurut Rukminasari et al., (2014) menyatakan bahwa tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 dan CO2

Nilai DO yang didapatkan pada stasiun I lebih rendah yaitu 5,1 mg/L dibandingkan dengan stasiun II dan III. Nilai DO rendah dapat diakibatkan dengan adanya jumlah bahan organik atau limbah domestik yang banyak masuk ke perairan sehingga terjadi endapan. Menurut Effendi (2003) kehilangan oksigen pada bagian dasar perairan lebih banyak disebabkan proses dekomposisi bahan organik yang membutuhkan oksigen terlarut. Selain itu, Araoye (2009)

. Tidak semua makhluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. Tingkat pH lebih kecil dari 4,8 dan lebih besar dari 9,2 dapat dianggap tercemar.

(52)

menyatakan bahwa difusi oksigen ke dalam perairan alami lambat, kecuali dalam kondisi turbulensi yang kuat maka sebagian sumber penting oksigen adalah melalui proses fotosintesis oleh organisme dan tanaman air.

Tingginya nilai BOD5

Hasil pengukuran nitrat pada setiap stasiun memiliki nilai yang sama yaitu 0,5 mg/L. Hal ini terjadi akibat tumbuhan yang terdapat didalam danau yang membutuhkan nitrat untuk proses metabolismenya sehingga terjadi penyerapan nitrat oleh tumbuhan. Biasaya nitrat dapat juga hilang dengan adanya sedimentasi dan denitrifikasi. Hal ini sesuai dengan Brahmana et al, (2010) yang menyatakan bahwa senyawa amonium dan nitrat banyak diserap oleh tumbuhan dan ganggang untuk proses pertumbuhan. Selain itu Effendi (2013) menyatakan bahwa kadar nitrit pada perairan relatif kecil, lebih kecil dari pada nitrat, karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Sumber nitrit berasal dari limbah industri dan limbah domestik. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/lt dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/l.

pada stasiun I yang merupakan daerah pelabuhan penyeberangan dapat disebabkan oleh penumpukan limbah minyak kapal yang masuk ke badan perairan. Hal ini sesuai dengan Anggoro (1996) yang menyatakan bahwa menumpuknya bahan pencemar organik di perairan akan menyebabkan proses dekomposisi oleh organisme pengurai juga semakin meningkat, sehingga konsentrasi BOD5 juga meningkat. Selain itu, Salmin (2005) menyatakan bahwa semakin besarnya konsentrasi BOD mengindikasikan bahwa peraian tersebut telah tercemar, konsentrasi BOD yang tingkat pencemarannya masih rendah dan dapat dikatagorikan sebagai perairan yang baik memiliki kadar BOD berkisar antara 0 - 10 mg/l.

(53)

Nilai fosfat pada stasiun I lebih tinggi yaitu 0,11 mg/L dibandingkan dengan stasiun II dan III meskipun Stasiun I merupakan daerah pelabuhan sehingga bahan minyak yang tumpah dari kapal terbuang langsung ke danau.

Bahan organik seperti minyak dapat mempengaruhi kandungan fosfat dalam air.

Hal ini sesuai dengan Effendi (2003) yang menyatakan fosfat berasal dari dekomposisi bahan organik dan juga bersal dari limbah industri dan domestik dan fosfat yang berasal dari detergen. Limpasan dari daerah pertanian yang menggunakan pupuk juga memberikan kontribusi besar bagi keberadaan fosfat.

Nilai rata-rata Total Coliform di Pantai Sibolazi berkisar 150 - 770 Ind/100 ml yang masih berada dibawah ambang batas baku mutu kualitas air berdasarkan PP No 82 Tahun 2001. Namun keberadaan total coliform diakibatkan oleh pembuangan kotoran manusia dan juga kandungan bahan organik yang tinggi. Hal ini sesuai dengan Khotimah (2013) yang menyatakan bahwa Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri coliform dikeluarkan dari tinja manusia.

Sehingga pencemaran limbah domestik dapat dideteksi dengan cara menghitung kepadatan coliform yang terbawa oleh tinja manusia dan masuk kedalam perairan.

Persepsi Pengunjung terhadap Wisata Pantai Sibolazi

Hasil kuisioner terhadap nilai keindahan objek di wisata Pantai Sibolazi sebesar 91% atau sebanyak 73 orang dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 80 orang mengatakan indah dan hanya 9% atau sebanyak 7 orang yang mengatakan cukup indah. Keindahan suatu objek wisata dapat dilihat dari warna perairan dan pemandangan alam yang terdapat disekitar wisata.

(54)

Hasil kuisioner yang diperoleh bahwa alasan pengunjung berwisata ke Pantai Sibolazi karena wisata ini baru dibuka dan pengunjung ingin menikmati wisata seperti rekreasi, memancing, mandi-mandi di danau, dan juga bersantai.

Persepsi pengunjung terhadap kenyamanan berwisata di Pantai Sibolazi mengatakan nyaman sebesar 71% karena pengunjung dapat duduk santai di bawah pohon yang rindang dan juga pengelola menyediakan fasilitas yang cukup untuk digunakan. Kenyamanan yang didapatkan pengunjung pada objek wisata adalah pelayanan terbaik dari pengelola dan juga kebersihan kawasan wisata yang bebas dari sampah.

Tingkat kepuasaan pengunjung terhadap objek wisata di Pantai Sibolazi sebesar 63% atau sebanyak 50 responden mengatakan puas dan sebesar 37% atau sebanyak 30 orang hanya merasa cukup puas berwisata di kawasan ini.

Pengunjung merasa puas berwisata karena tempatnya yang aman dan nyaman, dengan adanya pondok-pondok yang tersedia untuk duduk santai sambil menikmati pemandangan yang indah dan sejuk dan juga puas berenang di danau.

Persepsi Pengelola Wisata Pantai Sibolazi

Wisata Pantai Sibolazi ini pertama kali dibuka pada tahun 2015 dan pengelola objek wisata sudah mengelola hampir 2 tahun. Pengelola menyediakan kurang lebih 10 pondok agar pengunjung dapat bersantai dan menikmati pemandangan alam.

Sampah-sampah yang dihasilkan baik dari aktivitas wisata maupun dari masyarakat dikumpulkan dan langsung dibakar oleh pengelola. Namun, pengelola menyediakan tong sampah disekitar tempat wisata tersebut. Adanya sampah yang terbawa oleh gelombang air danau lambat laun akan mempengaruhi penurunan

(55)

kualitas air dimana sampah tersebut akan mengalami proses penguraian di danau.

Sejauh ini pengelola belum memasang papan yang berisikan larangan membuang sampah sembarangan. Akan tetapi, pengunjung masih saja meninggalkan sampah di lokasi wisata maupun di danau.

Pengelola menyediakan ada 4 toilet yang dapat juga digunakan pengunjung untuk berganti pakaian. Toilet ini dilengkapi dengan septic tank untuk menampung hasil limbah yang dihasilkan dari toilet tersebut. Jarak septic tank tidak terlalu jauh dari pinggiran danau.

Rekomendasi Pengelolaan

Di tempat wisata ini masih banyak ditemukan sampah yang berserakan yang menyebabkan menurunnya keindahan danau. Untuk mengurangi jumlah sampah yang ditemukan di sekitar danau sebaiknya ditambahi jumlah tempat sampah dan disebarkan secara acak sehingga mudah dijangkau para pengunjung.

Aktivitas wisatawan di perairan danau tersebut tentunya menghasilkan sampah seperti bungkus shampoo dan sampah plastik lainnya, yang mana kadang kala para wisatawan tidak peduli dan meninggalkan sampah di danau. Untuk mengatasi permasalahan ini sebaiknya pengelola mengambil alih untuk membersihkan danau dengan cara mengumpulkan sampah-sampah dari danau tersebut kemudian mengumpulkannya disuatu tempat dan memanfaatkannya secara efektif.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas wisatawan di Pantai Sibolazi yang paling diminati wisatawan yaitu aktivitas renang. Namun di danau tersebut tidak dibuat batasan untuk orang bisa berenang, yang mana kita ketahui bahwa danau memiliki beberapa sifat yang bisa saja merugikan wisatawan.

(56)

Sebaiknya pengelola membuat batasan untuk berenang dan menganjurkan kepada wisatawan untuk lebih berhati-hati.

Aktivitas permainan yang ditemukan di Pantai Sibolazi menurut hasil pengamatan sementara ini sudah sesuai dengan daya dukung kawasan. Sebaiknya tidak perlu lagi dilakukan penambahan wahana wisata sehingga daya dukung kawasan tetap seimbang dan kualitas airnya tetap terjaga atau tidak tercemar.

Dengan kita mempertahankan kondisi wahana di Pantai Sibolazi yang seperti sekarang ini maka bisa dipastikan keberlanjutan aktivitas berwisata di pantai tersebut.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan kondisi kamar mandi di tempat wisata ini yang kurang memadai dari segi kebersihan kamar mandi. Untuk itu sebaiknya pihak pengelola lebih memperhatikan kebersihan kamar mandi atau menyediakan jasa khususnya petugas kamar mandi agar kamar mandi layak digunakan dan nyaman serta membuat papan pengumuman menjaga kebersihan di beberapa area danau.

(57)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan aktivitas wisata dan masyarakat di Pantai Sibolazi menyebabkan penurunan kualitas air, terutama pada stasiun I dan II tergolong dalam tercemar ringan menurut PP No 82 Tahun 2001.

2. Perserpsi pengunjung dan masyarakat terhadap objek wisata Pantai Sibolazi dari hasil kuisioner dengan tingkat keindahan sebesar 91% dan kenyamanan sebesar 71%.

Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam mengenai kualitas air di Pantai Sibolazi dengan mempertimbangkan rentang waktu pengambilan sampel yang dapat mewakili musim ataupun cuaca.

2. Adanya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk menetapkan pengelolaan yang baik kedepannya agar tingkat pencemaran di Pantai Sibolazi dapat diatasi.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, S. 1996. Dampak Pencemaran terhadap Fisik-Kimia Air. Materi Kursus AMDAL. PPLH UNDIP. Semarang.

Araoye, P. A. 2009. The Seasonal Variation of pH and Dissolved Oxygen (DO2) Concentration in Asa Lake Ilorin, Nigeria. International Journal of Phsyical Science 4(5): 271-274.

Barus ,T. A. 2004. Pengantar Limnologi. USU Press. Medan.

Brahmana, S. S., Y. Summarriani dan F. Ahmad. 2010. Kualitas Air dan Eutrofikasi Waduk Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Dalam Prosiding Seminar Nasional Limnologi V.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanasius, Yogyakarta.

Enggraini, R. 2011. Kajian Sumberdaya Danau untuk Pengembangan Wisata Danau Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ginanjar, A. 2012. Kajian Potensi Pariwisata Berbasis Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Peternakan di Pangelangan Kabupaten Jawa Barat. [Skripsi]. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ginting, O. 2011. Jurnal Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat Dan Fosfat) dan Klorofil-A di Perairan Danau Toba. [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air dan Kajian Potensi Situ Salam sebagai Wisata Air di Universitas Indonesia. [Tesis]. Universitas Indonesia.

Depok.

Jayanti, I. K. 2009. Kajian Sumberdaya Danau Rawa Pening untuk Pengembangan Wisata Bukit Cinta, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kementerian Dalam Negeri. 1990. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendaian Pencemaran Air. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian  Alat dan Bahan Penelitian
Gambar 3. Stasiun 1  Stasiun 2
Gambar 4. Stasiun 2  Stasiun 3
Gambar 3. Nilai rata-rata suhu  Kecerahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepala SKPD Provinsi melakukan pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya, 4. Kepala

Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Worstation dan Server dapat saling terhubung jika dikonfigurasi dengan benar. Web browser di workstation

Teman-teman kos dan teman-teman seperjuangan saya, Erdina Maya, Henni Pratiwi, Levina Santoso, Natalia Cynthia, dan Yonada Kusumaningtyas yang juga telah memberikan

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

dekat dengan sumber air Tanam vegetasi pembatas dan jangan menyemprot dekat sumber air. Versi:

Berdasarkan hasil observasi dengan pengisian angket yang telah penulis sebarkan kepada mahasiswa Diksatrasia tingkat dua Unswagati Cirebon bahwasanya sebanyak 60 mahasiswa dari

[r]

Definisi Sampah dalam Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia yang