TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
BIGSANRO BANJARNAHOR NIM : 170403125
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N
2 0 2 1
No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1
PERNYATAAN ORISINALITAS
Judul : Analisis Kecelakaan Kerja dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Fault Tree Analysis.
Saya menyatakan bahwa Tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, September 2021
BIGSANRO BANJARNAHOR NIM. 170403125
Jumlah kasus kecelakaan tersebut membuktikan bahwa perusahaan belum melakukan upaya yang memadai untuk pencegahan kecelakaan kerja tersebut dan perusahaan masih belum melakukan analisa lebih lanjut terkait dampak kecelakaan kerja tersebut terhadap produktivitas kerja karyawan-karyawannya. Oleh karena itu diperlukan analisis untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan serta melakukan analisis terkait faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja agar kecelakaan yang sama tidak terjadi kembali pada masa mendatang. Analisis pengaruh kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja digunakan dengan melakukan analisis regresi linear berganda, pengujian hipotesan, pengukuran frequency rate, severity rate, dan produktivitas kerja. Analisis penyebab kecelakaan kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan fault tree analysis. Dari hasil analisis regresi linear berganda didapat nilai konstanta sebesar 1,000, nilai koefisien X1 sebesar -3,122, nilai koefisien X2 sebesar -5,320. Dari hasil uji hipotesis didapat kecelakaan kerja (X1) tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja, jam kerja hilang (X2) berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan secara simultan kecelakaan kerja (X1) dan jumlah jam kerja hilang (X2) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja (Y). Dari hasil pengukuran frequency rate didapat pada tahun 2019, frekuensi kecelakaan mengalami peningkatan dari 0 menjadi 11,01 kali. Pada tahun 2020, frekuensi kecelakaan kerja semakin meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 11,01 kali menjadi 12,99 kali. Dari hasil pengukuran severity rate didapat pada tahun 2019, tingkat keparahan kecelakaan mengalami peningkatan dari 0 menjadi 49,76 kali per 1.000.000 jam kerja dengan produktivitas kerja yang dihasilkan sebesar 99,96%. Pada tahun 2020, tingkat keparahan kecelakaan kerja mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 49,76 hari menjadi 31,27 hari per 1.000.000 jam kerja dengan produktivitas kerja yang dihasilkan sebesar 99,98%. Dari hasil analisis fault tree analysis didapat faktor penyebab kecelakaan kerja serta solusi perbaikannya.
Kata Kunci : Kecelakaan kerja, produktivitas kerja, frequency rate, severity rate, fault tree analysis
ABSTRACT
In 2019 there were 25 cases of work accidents, in 2020 there were 27 cases of work accidents that occurred at PTPN IV Adolina Business Unit. The number of accident cases proves that the company has not made adequate efforts to prevent the work accident and the company has not carried out further analysis regarding the impact of the work accident on the work productivity of its employees. Therefore, analysis is needed to see the effect caused by work accidents on employee productivity and to analyze the factors that cause work accidents so that the same accident does not happen again in the future . Analysis of the effect of work accidents on work productivity is used by performing multiple linear regression analysis, testing hypotheses, measuring frequency rate, severity rate, and work productivity. Analysis of the causes of work accidents is carried out using a fault tree analysis approach. From the results of multiple linear regression analysis obtained a constant value of 1,000, the value of the coefficient of X1 is- 3.122, the value of the coefficient of X2 is -5.320. From the results of the hypothesis test, it is found that work accidents (X1 ) have no effect on work productivity, lost working hours (X2 ) have an effect on work productivity and simultaneously work accidents (X1 ) and the number of lost working hours (X2) have a significant effect on productivity work (Y). From the results of the frequency rate measurement obtained in 2019, the frequency of accidents has increased from 0 to 11.01 time. In 2020, the frequency of work accidents increased from the previous year by 11,01 times to 12.99 times. From the measurement results severity rate obtained in 2019, the severity of accidents has increased from 0 to 49, 76 times per 1 million hours worked with the resulting labor productivity amounted to 99.96%. In 2020, the severity of work accidents decreased from the previous year of 49.76 days to 31.27 days per 1,000,000 working hours with a work productivity of 99.98% . From the results of the fault tree analysis , the factors causing work accidents and the solutions for their repairs.
Keywords : Work accident, work productivity, frequency rate, severity rate, fault tree analysis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini dengan judul Analisis Kecelakaan Kerja dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Fault Tree Analysis.
Laporan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri). Penyusunan Tugas Sarjana dilaksanakan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina (PTPN IV Unit Usaha Adolina).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Laporan Tugas Sarjana yang telah dibuat masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan Laporan Tugas Sarjana ini. Semoga Laporan Tugas Sarjana ini dapat menjadi literatur dan informasi pendukung yang dapat digunakan oleh PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina dan dapat bermanfaat bagi pembaca kalangan akademis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
MEDAN, SEPTEMBER 2021 BIGSANRO BANJARNAHOR
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini, banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi serta bantuan baik yang bersifat moral maupun material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta berkat dan karunia-Nya yang selalu diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan hingga sampai sekarang.
2. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Jonder Banjarnahor dan Ibu Salmah Siahaan yang selalu memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis baik secara moril maupun materil serta doa yang selalu menyertai penulis dalam kelancaran dan kesuksesan penyusunan tugas sarjana ini.
3. Bapak Ir. Aulia Ishak, ST, MT, Ph.D, IPM., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT., selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah memberikan arahan dan masukan terkait topik tugas sarjana penulis. 5. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Matondang, MSIE. selaku Dosen
Pembimbing Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana.
6. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan tugas sarjana.
7. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.
8. Kakak penulis Ristauli Banjarnahor, Abang penulis Bua Masro Banjarnahor, adik penulis Anggiat Roberto Sinaga, saudara-saudara penulis dan teruntuk orang yang spesial bagi penulis yaitu Mesi Siahaan yang selalu memberikan
memberikan informasi berupa data-data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
10. Sahabat penulis sekaligus teman-teman seperjuangan yaitu Abdiel Panjaitan, Ricky Bagikinta Ginting, Ivan Efendi Roganda Situmeang, Elfandry Erwinsyah, Rifqi Athaullah, Muhammad Ramadhan yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
11. Rekan-rekan stambuk “ATLANTIS” angkatan 2017, Teknik Industri USU yang membantu selama proses perkuliahan dan memberikan segala informasi-informasi penting kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
ix DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR SAMPUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-7
II LANDASAN TEORI ... II-1 2.1. Kecelakaan Kerja ... II-1 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja ... II-1 2.1.2. Penyebab Kecelakaan Kerja ... II-1 2.1.3. Tingkat Frekuensi (Frequency Rate) Kecelakaan
Kerja ... II-5 2.2. Jam Kerja Hilang ... II-5 2.3. Produktivitas Kerja ... II-7
x
BAB HALAMAN
2.4. Hubungan antara Produktivitas Kerja dengan
Kecelakaan Kerja ... II-8 2.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda ... II-10 2.4.2. Uji Hipotesis ... II-11 2.5. Fault Tree Analysis (FTA) ... II-13 2.5.1. Langkah-langkah FTA ... II-13 2.5.2. Simbol-simbol FTA ... II-14
III METODOLOGI PENELITAN ... III-1 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... III-1 3.2. Jenis Penelitian ... III-1 3.3. Objek Penelitian ... III-2 3.4. Variabel Penelitian ... III-2 3.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... III-2 3.6. Hipotesis Penelitian ... III-3 3.7. Alur Penelitian ... III-4 3.8. Metode Pengumpulan Data ... III-5 3.9. Metode Pengolahan Data ... III-5 3.10. Analisis Hasil ... III-6
IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... IV-1 4.1. Pengumpulan Data ... IV-1
4.1.1. Profil PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina ...
IV-1
4.1.2. Jumlah Tenaga Kerja dan jam Kerja Karyawan .... IV-2
xi
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.1.3. Kecelakaan-kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja yang Hilang ...
IV-4
4.2. Pengolahan Data ... IV-15 4.2.1. Analisis Regresi Linear Berganda ... IV-16 4.2.2. Uji Hipotesis ... IV-19 4.2.3. Pengukuran Frequency Rate ... IV-24 4.2.4. Pengukuran Severity Rate ... IV-27 4.2.5. Pengukuran Produktivitas Kerja ... IV-30 4.2.6. Fault Tree Analysis (FTA) ... IV-32
V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... V-1 5.1. Analisis Hubungan Kecelakaan Kerja dengan
Produktivitas Kerja ...
V-1
5.2. Usulan Perbaikan Berdasarkan Hasil FTA ... V-3
VI KESIMPULAN DAN SARAN... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran ... VI-5
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
2.1. Simbol-simbol FTA ... II-14 4.1. Jumlah Tenaga kerja PTPN IV Unit Usaha Adolina
Tahun 2019-2021 ... IV-2 4.2. Ujam Kerja Karyawan PTPN IV Unit Usaha Adolina ... IV-4 4.3. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari kerja Hilang di
PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019 ... IV-5 4.4. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari kerja Hilang di
PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2020 ... IV-8 4.5. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari kerja Hilang di
PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2021 ... IV-11 4.6. Jumlah Jam Kerja Hilang Karyawan PTPN IV Unit
Usaha Adolina Tahun 2019 ... IV-13 4.7. Jumlah Jam Kerja Hilang Karyawan PTPN IV Unit
Usaha Adolina Tahun 2020 ... IV-13 4.8. Jumlah Jam Kerja Hilang Karyawan PTPN IV Unit
Usaha Adolina Tahun 2021 ... IV-14 4.9. Jumlah Jam Kerja Karyawan PTPN IV Unit Usaha
Adolina Tahun 2019-2021 ... IV-15 4.10. Data Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... IV-17 4.11. Rekapitulasi Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja di
PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019-2021 ... IV-26 4.12. Rekapitulasi Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja di
PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019-2021 ... IV-29 4.13. Penyebab Kecelakaan Kerja ... IV-41
5.1. Rekapitulasi Tingkat Frekuensi Kecelakaan dan Produktivitas Kerja di PTPN IV Unit Usaha Adolina
Tahun 2019-2021 ... V-1
xiii
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.2. Rekapitulasi Tingkat Keparahan Kecelakaan dan Produktivitas Kerja di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019-2021 ...
V-2
5.3. Usulan Perbaikan ... V-5
xiv
3.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... III-3 3.3. Alur Penelitian ... III-4 4.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... IV-18 4.2. Uji Normalitas ... IV-19 4.3. Uji Multikolinieritas ... IV-20 4.4. Hasil Uji t ... IV-21 4.5. Kurva Nilai t Kecelakaan Kerja ... IV-21 4.6. Kurva Nilai t Jam Kerja Hilang ... IV-22 4.7. Hasil Uji f ... IV-23 4.8. Kurva Nilai f ... IV-23 4.9. Diagram Batang Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja
di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019-2021 ... IV-27 4.10. Diagram Batang Tingkat Keparahan Kecelakaan
Kerja di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019-
2021 ... IV-30 4.11. Diagram Batang Produktivitas Kerja PTPN IV Unit
Usaha Adolina Tahun 2019-2021 ... IV-31 4.12. FTA Luka Akibat Jatuh dari Sepeda Motor ... IV-33 4.13. FTA Pinggang Terkilir ... IV-34 4.14. FTA Luka Akibat Terkena Konveyor dan Terlilit Tali
Seling... IV-35 4.15. FTA Mata Terkena Bunga Sawit, Brondolan Sawit
dan Sampah Sawit ... IV-36 4.16. FTA Luka Akibat Kejatuhan Pelepah Sawit dan
Berondolan Sawit ... IV-37 4.17. FTA Luka Akibat Terkena Parang, Kapak, Pisau
Egrek, Gagang Fiber dan Gancu ... IV-38
xv
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
4.18. FTA Luka Akibat Terkena Duri, Lidi ... IV-39 4.19. FTA Terjatuh pada Saat Melewati Titi ... IV-40
5.1. Grafik Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja dengan Produktivitas Kerja ...
V-1
5.2. Grafik Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja dengan Produktivitas Kerja ...
V-3
xvi 3. Jumlah Tenaga kerja Tahun 2021 4. Kecelakaan kerja Tahun 2019 5. Kecelakaan kerja Tahun 2020 6. Kecelakaan kerja Tahun 2021 7. Surat Permohonan Tugas Sarjana 8. Formulir Penetapan Tugas Sarjana 9. Surat Keputusan Tugas Akhir
10. Form Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir
I-1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan data kasus kecelakaan kerja tahun 2020 yang dipublikasikan oleh menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah, pada rentang bulan januari hingga oktober mengalami peningkatan menjadi 177.000 kasus kecelakaan dimana sebelumnya pada tahun 2019 kasus kecelakaan kerja sebanyak 114.000 kasus. Data tersebut merupakan data yang dihitung berdasarkan jumlah klaim yang diajukan oleh pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, artinya angka kecelakaan kerja yang sesungguhnya adalah lebih besar dari data tersebut.
Kecelakaan kerja mengakibatkan hilangnya jam kerja yang kemudian akan berdampak pada produktivitas kerja, produktivitas kerja memegang peranan penting dalam output kuantitas produk yang diproduksi oleh perusahaan sehingga perkembangan perusahaan juga perlu melihat pengaruh kecelakaan kerja tersebut terhadap produktivitas kerja. Banyak perusahaan-perusahaan yang masih belum melakukan analisis lebih lanjut terkait dampak kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja karyawannya, salah satunya ialah PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina. Hingga pada saat ini tahun 2021, PTPN IV Unit Usaha Adolina belum pernah melakukan analisis terkait kecelakaan kerja yang berpengaruh terhadap jam kerja hilang pekerja sehingga berdampak pada produktivitas kerjanya.
PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri dengan lingkup usaha mencakup pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit atau palm kernel. Pada tahun 2019 di PTPN
IV Unit Usaha Adolina terdapat 25 kasus kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja sebesar 99,96%, pada tahun 2020 terdapat 27 kasus kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja sebesar 99,97% dan pada tahun 2021 terdapat 15 kasus kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja sebesar 99,98%. Dari data tahun 2019 hingga tahun 2020 terjadi kenaikan kasus kecelakaan sebanyak 2 kasus dan menimbulkan produktivitas kerja mengalami kenaikan sebesar 0,01%. Sedangkan pada tahun 2020 hingga tahun 2021 terjadi penurunan kasus kecelakaan kerja sebanyak 12 kasus, namun produktivitas kerjanya tetap mengalami peningkatan sebesar 0,01%. Ketidakkonsistenan data tersebut menjadi suatu permasalahan bagi PTPN IV Unit Usaha Adolina sebagaimana dari penelitian-penelitian sebelumnya mengatakan bahwa ada keterkaitan antara kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja. Sehingga perlu dilakukan analisis terkait keterkaitan atau hubungan antara kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja pekerja.
Pada Tahun 2021, jumlah kasus kecelakaan kerja di PTPN IV Unit Usaha Adolina sudah mengalami penurunan yang signifikan dimana hal ini membuktikan bahwa P2K3 berhasil dalam mengurangi jumlah kecelakaan kerja di perusahaan tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan oleh P2K3 dalam mengurangi jumlah kasus kecelakaan tersebut ialah dengan mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut. Untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
I-3
penyebab kecelakaan kerja dapat dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA). Fault Tree Analysis (FTA) dimulai dengan menetapkan kejadian puncak (top event) yaitu kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di perusahaan, selanjutnya semua kejadian yang dapat menimbulkan kejadian puncak tersebut diidentifikasi dalam bentuk pohon logika. Dengan FTA, faktor dasar yang memunculkan kecelakaan kerja dapat diketahui. Sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi, perbaikan, dan penerapan program keselamatan kerja berdasarkan hasil analisa tersebut. Penerapan program tersebut diharapkan dapat mengurangi ataupun menghilangkan kecelakaan-kecelakaan kerja di perusahaan tersebut. Pengurangan kecelakaan kerja mengakibatkan berkurangnya jam kerja yang hilang, sehingga produktivitas kerja akan meningkat dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada perusahaan.
Berikut merupakan penelitian terdahulu terkait kecelakaan kerja serta hubungannya terhadap produktivitas kerja.
Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu No. Nama Tahun
Terbit Judul Penelitian Hasil Penelitian
1.
Andi Haslindah, Ilham Idrus, Rosliadi,dan Andi Irsyad
2018
Analisa Penerapan Program Keselamatan Kerja
dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Fault Tree Analysis
Dari hasil analisis hubungan keselamatan kerja dengan produktivitas dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil pula hari kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya tingkat produktivitas. Dengan Fault Tree Analysis didapatkan akar penyebab kecelakaan kerja yang disebabkan karena.
Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama Tahun
Terbit Judul Penelitian Hasil Penelitian
1.
Andi Haslindah, Ilham Idrus, Rosliadi,dan Andi Irsyad
2018
Analisa Penerapan Program Keselamatan
Kerja dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Fault Tree Analysis
ketidakhati-hatian para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan banyak karyawan yang tidak mengindahkan anjuran dari perusahaan atau tidak memakai alat perlindungan diri.
2.
Anwar, Sykriah, dan
Ayu
2019
Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja Berdasarkan Metode
Fault Tree Analysis pada Area Packing Semen di PT.Lafarge Cement Lhokseumawe-
Indonesia
Fault Tree Analysis (FTA) dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah kecelakaan yang terjadi di PT. Lafarge Cement Indonesia terdiri dari dua aspek yaitu berdasarkan tindakan- tindakan yang tidak memenuhi tindakan keselematan (Unsafe Human Action) dan berdasarkan keadaan lingkungan yang tidak aman (Unsafe Conditions) dengan jenis kecelakaannya yaitu:
sesak napas, iritasi pada mata, luka sobek, tersandung dan terpleset, jari tangan terjepit dan tersetrum.
I-5
Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama Tahun
Terbit Judul Penelitian Hasil Penelitian
3. Akhmad Ari
Hidayat 2020
Analisis Program Keselamatan Kerja
dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan HIRARC dan FTA (Studi Kasus: PT Mitra
Karsa Utama)
Berdasarkan metode Fault Tree Analysis (FTA) didapat akar penyebab kecelakaan kerja pada pekerjaan proyek instalasi jaringan fiber optic.
Penyebab kecelakaan kerja adalah pekerja tidak mau menggunakan alat pelindung diri APD saat bekerja disebabkan tidak nyaman menggunakannya atau panas serta perusahaan kurang tegas dalam penerapan peraturan tentang penggunaan alat pelindung diri terhadap pekerja dan juga pekerja tidak berhati-hati serta tidak fokus saat bekerja.
Sumber: Pengumpulan Data
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja yang masih kerap terjadi dan berdampak pada penurunan produktivitas kerja PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina, sehingga perlu diidentifikasi akar penyebab kecelakaan kerja tersebut agar produktivitas kerja perusahaan tersebut tetap terjaga tanpa adanya penurunan kembali.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis hubungan antara kecelakaan kerja dan jumlah jam kerja hilang terhadap produktivitas kerja.
2. Menghitung tingkat kekerapan kecelakaan kerja, tingkat keparahan kecelakaan kerja dan produktivitas kerja pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina.
3. Mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan kerja pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina dengan menggunakan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA).
4. Memberi usulan perbaikan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan hasil analisa yang diperoleh.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan di suatu perusahaan khususnya dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran dan masukan bagi perusahaan terkait akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada menurunnya produktivitas
I-7
kerja serta usulan perbaikan yang diharapkan dapat dipertimbangkan oleh perusahaan.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina.
2. Data kecelakaan kerja yang dianalisa adalah data kecelakaan kerja pada bulan Januari tahun 2019 hingga bulan September tahun 2021.
3. Analisa yang dilakukan tidak memuat perubahan biaya apapun.
Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jam kerja yang dianalisis merupakan jam kerja normal perusahaan artinya absensi atas permintaan dari pekerja itu sendiri tidak dimasukkan ke dalam perhitungan jam kerja hilang.
2. Data yang didapatkan dari perusahaan merupakan data yang valid.
II-1 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kecelakaan Kerja
2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No.3/MEN/1998 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda.
Menurut Rachman (1990), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa maupun harta benda. Kecelakan akibat kerja menurut Suma’mur (1981) adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja yang dimaksud adalah kecelakaan yang terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan definisi yang diuraikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kecelakaan kerja merupakan seluruh kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga yang berhubungan dengan pekerjaan dan dapat menyebabkan timbulnya cidera, penyakit, korban jiwa atau harta benda.
2.1.2. Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan oleh dua faktor (Ramli, 2010) yaitu sebagai berikut:
II-2
1. Unsafe condition (Kondisi tidak aman)
Yaitu faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2. Unsafe Action (Tindakan tidak aman)
Yaitu perilaku atau kesalahan-kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.
Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi: (Etwin Fibrianie Soeprapto, 2021:16)
a. Faktor manusia 1. Umur
Efek menjadi tua terhadap terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah.
Namun begitu terdapat kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan seperti terjatuh lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau muda. Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia (Suma’mur PK., 1989:305). Umur pekerja diatur oleh Undang-undang Perburuhan yaitu UU No.1 Pasal 1.
2. Jenis kelamin
Pembagaian kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan terjadinya perbedaan paparan yang diterima, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57).
3. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga kecenderungan untuk menghindari potensi-potensi bahaya yang menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja.
4. Perilaku
Pada suatu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpenharuh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan (Robert L. Mathis, 2002:226)
5. Peraturan K3
Peraturan K3 yaitu ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis (Gempur Santoso, 2004:8).
II-4
b. Faktor peralatan, mesin dan perlengkapan kerja 1. Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD)
APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuh, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi (A. M. Sugeng Budiono, 2003:329).
2. Kondisi mesin, peralatan dan perlengkapan kerja
Kondis mesin atau peralatan yang buruk dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja akibat terjadinya perubahan fungsionalitas cara penggunaan mesin atau tidak berfungsinya sebagian mesin tersebut.
3. Letak mesin, peralatan dan perlengkapan kerja
Letak mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran dimensi luas ruangan dengan pekerja berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan kerja.
c. Faktor lingkungan 1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik diantaranya ialah faktor kebisingan, suhu udara, kelembaban udara, pencahayaan, dan lain sebagainya.
2. Lingkungan Kimia
Lingkungan kimia dapat berupa bahan baku dari suatu produksi, hasil produksi dari suatu proses, proses sendiri ataupun limbah dari suatu produksi yang mengandung zat-zat kimia (Cecep Dani Sucipto, 2014).
3. Lingkungan Biologi
Lingkungan biologi berupa jasad renik ataupun binatang-binatang lain yang ada di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja seperti penyakit alergi, infeksi dari sengatan serangga (Cecep Dani Sucipto, 2014).
2.1.3. Tingkat Frekuensi (Frequency Rate) Kecelakaan Kerja
Frequency rate merupakan tingkat frekuensi kecelakaan kerja yang
menyatakan jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap sejuta jam kerja pekerja.
Frequency rate dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
F = n x 1.000.000 𝑁 Keterangan:
F = Frequency rate
n = Jumlah kecelakaan yang terjadi
N =Jumlah jam kerja seluruh pekerja dikurang jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja
2.2. Jam Kerja Hilang
Jam kerja merupakan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan kepada pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Penetapan jam kerja harus memenuhi ketentuan undang-undang. Waktu kerja atau jam kerja diatur dalam Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan jam kerja sesuai dengan UU tersebut pada Pasal 77 ayat 2 yaitu:
II-6
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja yang telah ditetapkan di atas harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 78, yaitu:
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu
c. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja lembur.
Apabila pekerja melakukan pekerjaannya kurang dari waktu kerja yang telah ditetapkan disebut dengan jam kerja hilang. Jam kerja hilang yang paling sering diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan kerja sehingga pekerja tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dalam kurang waktu tertentu. Semakin lama jam kerja yang hilang maka semakin parah kecelakaan yang dialami pekerja. Tingkat keparahan kecelakaan kerja atau severity rate dapat dihitung dengan menggunakan ukuran statistik.
Severity rate merupakan tingkat keparahan kecelakaan kerja yang
menyatakan indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja pada setiap sejuta jam kerja pekerja. Severity rate dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
S = H x 1.000.000 𝑁 Keterangan:
S = Severity rate
H = Jumlah jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
N = Jumlah jam kerja seluruh pekerja dikurang jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja.
2.3. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil konkret (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok terutama dilihat dari sisi kuantitasnya.
Dalam hal ini, semakin tinggi produk yang dihasilkan dalam waktu yang semakin singkat dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitasnya mempunyai nilai yang tinggi (Marwansyah, 2016).
Produktivitas kerja adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu, atau dengan kata lain mengukur efisiensi memerlukan identifikasi hasil dari kinerja (Burhanuddin Yusuf, 2016).
Berdasarkan uraian defenisi-defenisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa produktivitas kerja merupakan suatu satuan ukuran kinerja sumber daya manusia dalam melakukan proses transformasi input menjadi output dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan kuantitas produk dan efisiensi waktu produksi.
II-8
Pengukuran produktivitas kerja di suatu tempat kerja pada masa waktu tertentu berdasarkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja umumnya dirumuskan sebagai berikut:
Produktivitas = Jumlah jam kerja karyawan - Jumlah jam kerja hilang karyawan Total jam kerja karyawan
Produktivitas berbanding lurus dengan selisih jumlah jam kerja karyawan dengan jumlah jam kerja hilang karyawan yang berarti semakin banyak jam kerja hilang karyawan berdampak pada berkurangnya produktivitas, begitu juga sebaliknya semakin sedikit jam kerja hilang karyawan maka akan mengakibatkan meningkatnya produktivitas. Sehingga untuk meningkatkan produktivitas maka diperlukan langkah pengurangan jam kerja hilang karyawan. Pengurangan jam kerja hilang karyawan dapat dicapai dengan peningkatan program keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja tersebut.
2.4. Hubungan antara Produktivitas Kerja dengan Kecelakaan Kerja Dari defenisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menciptakan tempat yang aman, efisien dan produktif.
Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit buatan manusia (Manmade disease).
“Penyakit akibat kerja bila tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu dapat menjadi bomerang bagi pekerja dan perusahaan ditempat mana mereka bekerja. Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan semangat kerja yang dimiliki karyawan, sedangkan bagi perusahaan berakibat bagi menurunnya jumlah produksi dan kapasitas perusahaan” (Basir Barthos, 1995:150).
“Keterkaitan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas sangat erat hubungannya bagi tenaga kerja, penyakit yang diakibatkan pekerjaan dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan pendapatan yang diterimanya” (Basir Barhos, 2009:150).
“Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya” (AM Sugeng Budiono, 2003: 87).
“Hubungan Antara Kesehatan Dengan Produktivitas bilamana seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya sering menjadi nihil sama sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk waktu yang relatif panjang.
Adapun keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitas yang
II-10
sering- sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar. Terdapat tiga alasan yang kian lama kian banyak pembuktian ilmiah dan pengungkapan faktanya di lapangan”
(Budiono, 1992:21):
1. Untuk efisiensi dan produktivitas yang tinggi, pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara dan dalam lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Tingkat produktivitas dan efisiensi tenaga kerja ditentukan oleh derajat kesehatan tenaga kerja.
3. Biaya cidera, penyakit atau gangguan kesehatan merupakan pemborosan dan oleh karena itu sama sekali tidak produktif.
2.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen.
Berikut rumus untuk analisis regresi linear berganda (Sugiyono, 2018:192):
Y=a+ b1X1+b2X2+b3X3 Keterangan:
Y = Variabel dependen (produktivitas kerja) a = konstanta
X1 =Variabel independen 1 (Jumlah kecelakaan kerja) X2 = Variabel independen 2 (Jam kerja hilang)
X3 = Variabel independen 3 b1, b2, b3 = koefisien regresi
Nilai konstanta a merupakan intercept (titik potong) yang diartikan sebagai nilai rata-rata Y jika X1, X2, X3 masing-masing sama dengan nol. Nilai koefisien b1, b2, b3 merupakan slope (kemiringan) yang mempunyai arti untuk setiap satu unit variabel X kan meningkatkan atau menurunkan sebesar b kali unit variabel Y.
2.4.2. Uji Hipotesis
Hipotesis statistik adalah pernyatan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi (Walpole, 2011:319). Menurut Allan G Bluman dalam bukunya yang berjudul Elementry Statistics A Step By Step Approach (2012:401), terdapat dua jenis hipotesis statistik, yaitu:
a. Hipotesis nol, disimbolkan dengan H0, adalah hipotesis statistik yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara suatu parameter dengan suatu nilai tertentu, atau bahwa tidak ada perbedaan antara dua parameter.
b. Hipotesis alternatif, disimbolkan dengan H1, adalah hipotesis statistik yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara suatu parameter dengan suatu nilai tertentu, atau bahwa ada perbedaan antara dua parameter.
Uji hipotesis dalam model analisis regresi linear diperlukan data yang sesuai dengan syarat regresi linear. Syarat tersebut dimuat pada uji asumsi klasik berikut:
a. Uji normalitas data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan idependennya memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Juliandi dkk, 2013:169).
II-12
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5. Apabila variabel memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen. Model regresi yang seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Juliandi dkk, 2013:170).
Pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji t dan uji f.
1. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Slamet Santoso, 2013:136). Menurut Imam Ghozali (2011:101) jika nilai Sig < 0,05 maka variabel independen (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
2. Uji f (Uji Simultan)
Uji f digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Slamet Santoso, 2013:136). Menurut Imam Ghozali (2011:101) jika nilai Sig < 0,05 maka variabel independen (X) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
2.5. Fault Tree Analysis (FTA)
“Fault tree analysis adalah metode analisa, dimana terdapat suatu kejadian
yang tidak diinginkan disebut undesired event terjadi pada sistem dan sistem tersebut kemudian dianalisa dengan kondisi lingkungan dan operasional yang ada untuk menemukan semua cara yang mungkin terjadi yang mengarah pada terjadinya undesired event tersebut” (Svein Kristiansen, 2005).
“FTA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan. Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (top event) kemudian merinci sebab-sebab suatu top event sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause)” (Dwi Priyanta, 2000).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa FTA merupakan suatu metode analisa dari kejadian puncak (top event) yang tidak diinginkan kemudian merincikan sebab-sebab yang mempengaruhi top event tersebut sampai diidentifikasi suatu kegagalan dasar (root cause).
2.5.1. Langkah-langkah FTA
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan FTA menurut Blanchard (2004) adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kejadian puncak (top event) yaitu kecelakaan kerja yang paling utama atau paling sering terjadi di dalam perusahaan
II-14
2. Pembuatan pohon kesalahan
Setelah kejadian puncak diidentifikasi, selanjutnya adalah menyusun urutan sebab akibat yang mempengaruhi kejadian puncak tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang saling berhubungan.
3. Analisis pohon kesalahan
Dilakukan untuk mengetahui kemungkinan perbaikan terhadap kejadian puncak tersebut.
2.5.2. Simbol-simbol FTA
Adapun simbol-simbol FTA menurut Ansori (2013) dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Simbol-Simbol FTA
Simbol Nama Keterangan
Pintu And
Operasi antar seksi dari set-set yaitu suatu kejadian ke luar terjadi, jika dan hanya jika semua masukan terjadi.
Pintu Or
Operasi antar seksi dari set-set yaitu suatu kejadian ke luar terjadi, jika satu atau lebih dari masukan terjadi.
Basic event (Lingkaran)
Mewakili satu kejadian dasar yang tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, karena kemungkinan kejadian semacam itu berasal dari data empiris atau analisa fisik atau kegagalan.
Tabel 2.1. Simbol-Simbol FTA (Lanjutan)
Simbol Nama Keterangan
Undeveloped event (Belah ketupat)
Mewakili kejadian kesalahan yaitu yang diduga mendasar dalam satu fault tree.
Kejadian ini dapat dibagi lebih lanjut untuk menunjukkan bagaimana ia diakibatkan oleh kegagalan dasar, tetapi tidak dikembangkan, baik karena kurangnya makna dalam kesalahan semacam itu atau karena kurangnya detail yang cukup untuk mengembangkannya.
Intermediate event (Segi empat panjang)
Mewakili satu kejadian sebagai hasil dari kombinasi dari macam kejadian yang diuraikan di atas melalui masukan dari pintu yang sesuai.
Sumber: Pengumpulan Data
III-1 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina yang berlokasi di Jl. Medan-Tebing Tinggi, Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Juli tahun 2021.
Sumber: Google Maps
Gambar 3.1. Lokasi PTPN IV Unit Usaha Adolina
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2016:55), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal
merupakan hubungan yang sifatnya sebab-akibat, salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
3.3. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina.
3.4. Variabel Penelitian
Varibel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variable independen/bebas
Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan kerja dan jumlah jam kerja hilang yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.
2. Variabel dependen/terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja.
3.5. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan suatu kerangka hubungan atau kaitan antar variabel-variabel yang akan diteliti, variabel tersebut diantaranya adalah variabel
III-3
independen dan variabel dependen. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Jumlah Kecelakaan Kerja
Jumlah Jam Kerja Hilang
Produktivitas Kerja
Gambar 3.2. Kerangka Konseptual Penelitian
Kecelakan akibat kerja menurut Suma’mur (1981) adalah kecelakaan yang terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai kerugian, salah satu kerugian yang ditimbulkan menurut Tarwaka (2008) ialah kerugian jam kerja. Jika terjadi kecelakaan maka pekerjaan akan terhenti sementara untuk membantu korban yang mengalami cidera, penanggulangan kejadian, adanya perbaikan kerusakan dan melakukan penyelidikan kejadian. Kerugian tersebut jika mengalami peningkatan terus menerus maka akan berpengaruh pada berkurangnya produktivitas kerja baik korban maupun rekan kerja korban.
3.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh antara kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja.
2. Diduga ada pengaruh antara jam kerja hilang dengan produktivitas kerja.
3. Diduga ada pengaruh secara simultan antara kecelakaan kerja dan jam kerja hilang dengan produktivitas kerja.
3.7. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
Mulai
Studi Pendahuluan 1. Kondisi Perusahaan 2. Informasi Pendukung
Studi Literatur 1. Metode Fault Tree Analysis 2. Teori pendukung
Identifikasi Masalah dan Penetapan Tujuan
Pengumpulan Data 1. Data primer
Kondisi salah satu kebun dan tempat pengolahan TBS 2. Data sekunder
- Jumlah jam kerja karyawan - Jumlah tenaga kerja - Kecelakaan kerja karyawan - Jumlah jam kerja hilang
Pengolahan Data 1. Data Kuantitatif
- Analisis regresi linear berganda - Pengujian hipotesis
- Menghitung tingkat frekuensi kecelakaan kerja - Menghitung tingkat severity kecelakaan kerja - Menghitung produktivitas kerja
2. Data Kualitatif
Mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan kerja dengan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA)
Analisis Hasil
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.3. Alur Penelitian
III-5
3.8. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang relevan dengan penelitian ini dibutuhkan beberapa jenis data, yaitu sebagai berikut:
a. Data primer
Kondisi lingkungan kerja karyawan seperti kondisi salah satu kebun dan tempat pengolahan tandan buah sawit PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina.
b. Data sekunder
1. Jumlah jam kerja karyawan 2. Jumlah tenaga kerja
3. kecelakaan kerja karyawan
4. Jumlah jam kerja hilang karyawan
3.9. Metode Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan berdasarkan jenis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
1. Analisis regresi linear berganda 2. Pengujian hipotesis
3. Menghitung tingkat kekerapan/frekuensi kecelakaan kerja (F) 4. Menghitung tingkat keparahan/severity kecelakaan kerja (S) 5. Menghitung produktivitas kerja
b. Data Kualitatif
Mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan kerja dengan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA).
3.10. Analisis Hasil
Analisis hasil yang dilakukan yaitu analisis hubungan jumlah kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja, analisis hubungan jumlah jam kerja hilang terhadap produktivitas kerja, analisis akar penyebab kecelakaan yang terjadi menggunakan FTA kemudian dari hasil analisis diperoleh pemecahan masalah berupa usulan perbaikan agar kecelakaan kerja yang sama tidak terulang kembali di masa mendatang.
IV-1 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1. Profil PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina
PTPN IV Unit Usaha Adolina pertama kali didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1962 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO) yang bergerak dalam pembudidayaan tembakau. Tahun 1938 tembakau dikonversi menjadi budidaya kelapa sawit dan karet dengan nama NV Serdang Cultuur Maatschappy (SCM). Tahun 1942 diambil alih oleh pemerintahan Jepang.
Tahun 1946 diambi kembali oleh pemerintahan Belanda. Tahun 1958 diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V.
Tahun 1963 PPN Baru SUMUT V dipusah menjai dua kesatuan yaitu PPN Karet III Kebun Adolina Hulu berkantor di Tanjung Morawa dan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir berkantor di Kesatuan Pabatu. Tahun 1968 PPN Antan II an PPN Karet III digabung kembali dan diganti menjadi PNP VI. Tahun 1978 PNP VI diubah menjadi bentuk persero dengan nama PT. Perkebunan VI berkantor pusat di Pabatu. Tahun 1973 budi daya karet diganti menjadi tanaman kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII digabung dan dipimpin oleh direktur utama PTP VII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV. Sejak tanggal 7 Oktober 2014 tentang perubahan anggaran dasar
perseroan terbatas ini menjadi nama perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV atau disingkat PTPN IV.
PT. Perkebunan Nusantara IV adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agrobisnis yaitu bisnis berbasis pertanian yang meliputi seluruh rantai usaha dari hulu sampai hilir serta bergerak dibidang agroindustri yaitu usaha yang berkonsentrasi pada bagian dari rantai tersebut. Dalam menjalankan bisnisnya PTPN IV mengelola 2 segmen usaha komoditi perkebunan yaitu segmen usaha komoditi kelapa sawit dan segmen usaha komoditi teh. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit, 1 Unit kebun yang mengelola teh dan 1 unit Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang berlokasi di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 16 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Salah satu unit usaha PTPN IV dimana dilakukannya penelitian ialah PTPN IV Unit Usaha Adolina.
4.1.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Karyawan
Jumlah tenaga kerja di PTPN IV Unit Usaha Adolina pada tahun 2019-2021 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019- 2021
Tahun Bulan Jumlah Tenaga Kerja
2019 Januari 1050 orang
Februari 1056 orang
IV-3
Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019- 2021 (Lanjutan)
Tahun Bulan Jumlah Tenaga Kerja
2019
Maret 1049 orang
April 1011 orang
Mei 1010 orang
Juni 1003 orang
Juli 993 orang
Agustus 988 orang
September 983 orang
Oktober 974 orang
November 969 orang
Desember 960 orang
2020
Januari 952 orang
Februari 948 orang
Maret 943 orang
April 942 orang
Mei 938 orang
Juni 934 orang
Juli 928 orang
Agustus 918 orang
September 909 orang
Oktober 903 orang
November 899 orang
Desember 893 orang
2021
Januari 893 orang
Februari 882 orang
Maret 873 orang
April 868 orang
Mei 865 orang
Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019- 2021 (Lanjutan)
Tahun Bulan Jumlah Tenaga Kerja
2021
Juni 858 orang
Juli 852 orang
Agustus 846 orang
September 838 orang
Sumber: Pengumpulan Data
Jam kerja karyawan setiap harinya adalah 8 jam dengan pembagian jam kerja seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jam Kerja Karyawan PTPN IV Unit Usaha Adolina Hari Jam Kerja (WIB) Keterangan
Senin-Kamis
06.30 – 09.30 Kerja
09.30 – 10.30 Istirahat
10.30 – 15.00 Kerja
Jumat
06.30 – 09.30 Kerja
09.30 – 10.30 Istirahat
10.30 – 12.00 Kerja
Sabtu
06.30 – 09.30 Kerja
09.30 – 10.30 Istirahat
10.30 – 13.00 Kerja
Sumber: Pengumpulan Data
4.1.3. Kecelakaan-Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja yang Hilang Pada bulan Januari tahun 2019 hingga bulan September tahun 2021 terjadi beberapa kecelakaan kerja yang berdampak pada hilangnya hari kerja pekerja.
IV-5
Adapun rincian kecelakaan kerja beserta jumlah hari kerja yang hilang pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Januari
Kaki sebelah kiri terkena kapak.
Marolop
Girsang Tanaman Kapak 1
10 hari Pelipis mata luka
jatuh dari sepeda motor.
M. Kholik
Lubis Tanaman Sepeda
motor 1
Kaki sebelah kanan
terkena besi bekas. H. J. Sinaga PKS Besi bekas 1
Februari
Dada terasa sakit. Sugino Tanaman Angkong 1
19 hari Mata sebelah kiri
terkena racun. Ruji Mariadi Tanaman Racun 1
Kaki sebelah kiri tertusuk duri.
Sopan
Sopian Tanaman Duri kelapa
sawit 1
Maret
Lengan kiri sakit jatuh dari sepeda motor.
Supriadi Tanaman Sepeda
motor 1 4 hari
April
Lengan kiri terkena pelepah sawit.
Eko Suryo Tanaman
Pelepah Sawit
1
8 hari Jari manis kaki
sebelah kiri luka jatuh dari sepeda motor.
Bagus Harianto
Tanaman
Sepeda motor
1
Tabel 4.3. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019 (Lanjutan)
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Mei - - - -
Juni
Leher dan tangan luka terkena duri sawit.
Supriadi Tanaman Duri sawit 1
13 hari Kepala luka terkena
pelepah kelapa sawit.
Dedi Ramadani
Tanaman Peleapah kelapa sawit
1
Tangan sebelah kiri luka jatuh dari sepeda motor.
Sutrisno Tanaman Sepeda motor
1
Juli
Mata sebelah kiri tertimpa brondolan.
Sri Handoko
Tanaman Brondolan 1
15 hari Tangan sebelah kiri
luka akibat jatuh dari sepeda motor.
A. Sayuti Tanaman Sepeda motor
1
Kaki sebelah kiri luka tertimpa pelepah.
Nurhendra Tanaman Pelepah kelapa sawit
1
Agustus
Mata terkena bunga sawit.
Firmansya h Ritonga
Tanaman Bunga sawit 1
19 hari Mata kena abu ketel Budi
Mulianto
PKS Abu ketel 1
Pinggang terkilir saat angkat TBS
Sumahardi Tanaman TBS 1
IV-7
Tabel 4.3. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2019 (Lanjutan)
Bulan Kecelakaan
Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Agustus
Tangan dan kaki terluka akibat jatuh dari sepeda motor.
Iskandar Tanaman Sepeda motor
1
19 Mata sebelah
kanan terkena bunga sawit.
Husyaini Tanaman Bunga sawit 1
September
Pinggang sakit akibat jatuh dari sepeda motor.
Anansyah Tanaman Sepeda
motor 1
10 hari Tangan luka
terkena alat penarik abu ketel.
Budi PKS Alat penarik
abu ketel 1
Oktober
Tangan sebelah kiri terkena duri sawit.
Amiruddin Tanaman Duri sawit 1 4 hari
November - - - -
Desember
Mata kejatuhan
brondolan. Supriadi Tanaman Brondolan 1
11 hari Lutut sakit akibat
jatuh dari sepeda motor.
Selamat Tanaman Sepeda
motor 1
Sumber: Pengumpulan Data
Kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi serta jumlah hari kerja yang hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2020
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Januari
Mata sebelah kanan terkena sampah sawit.
Andi Tanaman Sampah 1 1 hari
Februari
Mata terkena
sampah. Hazahari Tanaman Sampah 1
9 hari Mata terkena
bunga sawit. Argianto Tanaman Bunga sawit 1
Maret
Perut terkena fiber. Boimin Tanaman Fiber 1
9 hari Tangan terkena
fiber. Legiharto Tanaman Fiber 1
Jempol sebelah kanan terkena pisau egrek.
Suherianto Tanaman Pisau egrek 1
April
Mata sebelah kanan kejatuhan sampah dan bunga sawit.
Bambang Tanaman Pelepah sawit 1 1 hari
Mei
Mata sebelah kanan terkena sampah sawit.
Rusdianto Tanaman Sanpah sawit 1 2 hari
IV-9
Tabel 4.4. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2020 (Lanjutan)
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang Mei Perut bagian bawah
terkena galah/fiber. Nurhendra Tanaman Galah/Fiber 1 2 hari
Juni
Tangan sebelah kiri
terkenan egrek. Aminuddin Tanaman Egrek 1
1 hari Mata sebelah kanan
terkena sampah sawit.
M.
Zainuddin Tanaman Sampah 1
Pelipis sebelah kanan
terkenan gancu. Prayetno Tanaman Gancu 1
Juli
Mata sebelah kiri terkena sampah dan bunga sawit.
Hardi Tanaman Sampah/serbuk
bunga sawit 1
3 hari Mata terkena sampah
sawit. Sofyan Tanaman Sampah sawit 1
Agustus
Kepala dan kaki luka jatuh dari sepeda motor.
Siti PKS K.
Maskep Sepeda motor 1
10 hari Jari tangan terkena
conveyor. Iswandi PKS S. P. Biji Pen ularan 1
Pipi sebelah kiri luka
terkena pisau egrek. Suyatno Tanaman Pisau egrek 1
September
Paha kaki sebelah kiri
luka. Nurhendra Tanaman Steak egrek 1
10 hari Luka pada bagian
kepala Suharno PKS Terjatuh 1
Tabel 4.4. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2020 (Lanjutan)
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Oktober
Mata sebelah kanan
terkena sampah sawit. Eko Tanaman Sampah sawit 1
2 hari Lubang hidung
sebelah kanan terkena lidi.
Sudarno Tanaman Lidi sawit 1
November
Mata sebelah kanan
terkena bunga sawit. Ahmad Tanaman Bunga sawit 1
16 hari Tangan sebelah kiri
tekena arit. Alwin Tanaman Arit 1
Kepala, bahu dan lengan sebelah kiri luka.
Sugino Tanaman Pelepah sawit 1
Bokong dan paha
bagian belakang luka. Hendra PKS S.P.Biji Kipas
elektromotor 1
Wajah, tangan dan kaki luka jatuh dari sepeda motor.
Jhonson Gudang Sepeda motor 1
Desember Mata sebelah kanan
terkena bunga sawit. M.Idris Tanaman Bunga sawit 1 1 hari
Sumber: Pengumpulan Data
Kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi serta jumlah hari kerja yang hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina pada tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
IV-11
Tabel 4.5. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2021
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang Januari Jari tangan terlilit tali
seling.
H.
Hutahaean PKS Tali Seling 1 2 hari
Februari Dada tertimpa stang
sepeda motor Arfanudin Tanaman Sepeda Motor 1 4 hari
Maret
Luka pada tangan terjatuh dari sepeda motor saat pindah ancak.
Agus Tanaman Sepeda Motor 1 7 hari
Kaki kiri tertusuk duri saat membabat
gawangan
Derry Tanaman Duri 1 2 hari
Kaki kanan terkena patahan mata pisau mesin babat
Junaidi Tanaman Mesin Babat 1 7 hari
April
Tangan kiri luka terkena parang saat pembuatan pancang pupuk
Tigor Tanaman Parang 1 1 hari
Tertimpa sepeda motor
saat melangsir TBS Nuriadi Tanaman Sepeda motor 1 3 hari Dada terkena TBS yang
jatuh dari pohon saat proses panen
Boimin Tanaman TBS 1 3 hari
Mei - - - -
Juni - - - -
Tabel 4.5. Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Kerja Hilang di PTPN IV Unit Usaha Adolina Tahun 2021 (Lanjutan)
Bulan Kecelakaan Kerja Pekerja
Lokasi Kecelakaan (Departemen)
Sumber Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
Kerja
Jumlah Hari Hilang
Juli
Mata kanan terkena brondolan saat proses panen
Dani Tanaman Brondolan 1 1 hari
Kaki tertimpa pelepah sawit saat pemotongan TBS
Suratin Tanaman Pelepah Sawit 1 1 hari
Mata kanan
kemasukan sampah saat proses panen
Supriyadi Tanaman Sampah TBS 1 1 hari
Agustus
Kaki kiri terkena duri pelepah saat
pemotongan TBS
M. Tohar Tanaman Duri Pelepah 1 1 hari
Mata kanan
kemasukan sampah TBS
Agus Tanaman Sampah TBS 1 1 hari
Tangan kanan terkena daun ularan cangkang saat pengambilan sampel
Aris PKS
Laboratorium
Ularan
Cangkang 1 2 hari
September
Pekerja terjatuh saat melewati titi dengan angkong
Abdul Tanaman Titi 1 1 hari
Sumber: Pengumpulan Data