• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN ATMOSFER TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN ATMOSFER TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 23

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN ATMOSFER TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Suryanti1; Jaya Saputra2; Asral3

1,2,3

Manajemen, Universitas Pelita Bangsa1. Email: suriyanti308@gmail.com1, jayasaputra@gmail.com2, asral.dasril@gmail.com3

* Korespondensi Penulis: jayasaputra@gmail.com

Abstrak

Keberhasilan bisnis minimarket sangat ditentukan oleh pengusaha dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sangat menentukan keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko terhadap keputusan pembelian pada Indomaret.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para konsumen dari Indomaret. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan data sekunder dengan metode accident sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden.

Pengumpulan data meliputi observasi dan penyebaran angket kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) secara parsial variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 11,323 > t tabel 1,984 dan signifikansi 0,000 < 0,05, (2) secara parsial variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 3,348 > t tabel 1,984 dan signifikansi 0,002 < 0,05, (3) secara parsial variabel atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 9,1132 > t tabel 1,984 dan signifikansi 0,000 < 0,05, (4) secara simultan kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terbukti dengan nilai F hitung 365,327 > F tabel 2,70 dan signifikansi 0,000 < 0,05.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Harga, Atmosfer Toko Dan Keputusan Pembelian

Abstract

The success of the minimarket business is largely determined by the entrepreneur in meeting the needs and desires that determine purchasing decisions. This study aims to determine the effect of service quality, price and store atmosphere on purchasing decisions at Indomaret. The population used in this study are consumers from Indomaret. The type of research used is quantitative. Data collection was carried out with primary data and secondary data by accident sampling method with a total sample of 100 respondents. Data collection includes observation and distributing questionnaires. The results of this study indicate that (1) partially the service quality variable has a positive and significant effect on the purchasing decision variable as evidenced by the t arithmetic value of 11.323 > t table 1.984 and a significance of 0.000 <0.05, (2) partially the price variable has a positive and significant effect. on the purchasing decision variables as evidenced by the t arithmetic value of 3.348 > t table 1.984 and a significance of 0.002 < 0.05, (3) partially the store atmosphere variable has a positive and significant effect on the purchasing decision variables as evidenced by the t arithmetic value 9.1132 >

t table 1.984 and a significance of 0.000 < 0.05, (4) simultaneously service quality, price and store atmosphere have a positive and significant effect on purchasing decisions as evidenced by the calculated F value of 365.327 > F table 2.70 and a significance of 0.000 < 0.05.

Keywords: Work Discipline, Work Stress, Work Environment and Employee Performance

(2)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 24 1. PENDAHULUAN

Persaingan bisnis di Indonesia saat ini sangat berkembang khusus nya di bidang bisnis ritel. Hal ini ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang mulai tergeser oleh munculnya berbagai jenis pasar modern, sehingga berbagai macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket, supermarket, department store, shopping center, dan hypermarket. Bisnis ritel adalah salah satu aktivitas usaha yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari baik dalam bentuk produk dan jasa yang ditujukan pada konsumen untuk kegunaan pribadi atau keluarga. Menurut Kotler dan Keller (2016), bisnis ritel adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir bagi penggunaan pribadi dan bukan untuk bisnis.

Penjualan ritel modern ditaksir menembus Rp.256 triliun pada tahun 2019, atau tumbuh sekita 10% dari realisasi tahunan. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), nilai penjualan ritel modern pada 2016, 2017 dan 2018 berturut-turut mencapai Rp. 205 triliun, Rp. 212 triliun dan Rp. 233 triliun. Kinerja industri ritel modern pada 2019 akan dipengaruhi oleh tren belanja wait and see seiring berjalannya tahun politik dan industri 4.0. Selain itu, para peritel masih menghadapi tekanan akibat persaingan dengan pelaku perdagangan elektronik (ekonomi.bisnis.com (online) diakses tanggal 25 Maret 2021).

Pertumbuhan industri ritel modern pada tahun ini diproyeksi bakal lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, lantaran didukung oleh meningkatnya daya beli sebagian masyarakat Indonesia. Consumer Behaviour Expert & Executive Director Retail Service Nielsen Indonesia Yongky Susilo mengatakan pertumbuhan industri ritel modern pada 2020 diproyeksi tumbuh di kisaran 9-10%. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan 2019 yang tercatat hanya sebesar 8% (ekonomi.bisnis.com (online) diakses tanggal 25 Maret 2021). Pada industri ritel yang terus berkembang pertumbuhannya saat ini ialah ritel modern seperti minimarket. Pertumbuhan minimarket di atas 15% per tahun. Salah satu minimarket terbesar di Indonesia adalah Indomaret, dengan total gerai

>16.336 (per januari 2019) dan pertumbuhannya sampai dengan 7 gerai perharinya. Adapun pertumbuhan jumlah retail yang dikutip dari katadata.co.id (diakses tanggal 20 Juni 2021) sebagai berikut:

Gambar 1. Pertumbuhan Persaingan Ritel Indonesia

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang memiliki merek Alfamart, Alfamidi, dan Lawson justru mengalami pertumbuhan hingga 9,3% atau sebanyak 1.283 gerai. Pada 2018, Alfamart Grup memiliki total 15.028 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sedangkan PT. Indomarco Prismatama yang membawahi merek Indomaret juga mengalami pertumbuhan 6,7% atau menambah 1.031 gerai pada 2018 menjadi 16.366 gerai.

(3)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 25 Sebelumnya, Indomaret memiliki 15.335 gerai pada 2017. Fenomena menjamurnya gerai- gerai retail kecil di pelosok wilayah Indonesia juga menjadi salah satu penyebab tutupnya gerai retail dengan skala lebih besar. Semakin meningkatnya persaingan dalam memasarkan produk, baik karena pesaing yang semakin bertambah maupun volume produk yang semakin meningkat. Oleh karena itu, maka para pelaku usaha harus dapat melakukan analisis yang mendalam dalam meraih dan meningkatkan minat beli (purchase intention) produk yang dipasarkan yang akan berakhir pada keputusan pembelian (purchase decision).

Hal tersebut ditangkap oleh PT. Indomarco Prismatama yang mewujudkannya dengan mendirikan Indomaret yang memiliki visi “menjadi jaringan ritel yang unggul” dengan moto

“mudah dan hemat”. PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) adalah satu dari sekian banyak ritel modern yang ada. Perusahaan swasta nasional ini didirikan berdasarkan akta notaris No.

207, tertanggal 21 Nopember 1988 oleh Benny Kristianto dan SIUP No. 789/0902/PB/XII/88 tanggal 20 Desember 1988 dengan NPWP 1.337.994.6-041 dari Departemen Keuangan RI Ditjen Pajak Penjaringan Jakarta Utara. PT Indomarco Prismatama berkantor pusat di Jalan Ancol I No. 9-10 Ancol Barat Jakarta Utara, memiliki kantor cabang dan distribution centre (DC) di Jakarta, Cimanggis (Depok), Jatake (Tangerang), Parung (Bogor), Cikarang (Bekasi), Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, dan di Medan sendiri Indomaret hadir pada pertengahan tahun 2008. Di Kabupaten Bekasi sendiri, pada tahun 2019 minimarket berbendera Indomaret sudah lebih dari 296 gerai (www.indomaret.co.id (online) diakses tanggal 25 Maret 2021). Adapun diagram jumlah gerai indomaret sebagai berikut:

Gambar 2. Jumlah Gearai Indomaret Tahun 2015 - 2020 Sumber: PT. Indomarco Prismatama, 2021

Jumlah gerai indomaret per januari 2020 mencapai 17.681 gerai. Jumlah ini bertambah 81 gerai dibandingkan ahir tahun 2019 yang sebanyak 17.600 gerai. Jumlah gerai yang dimiliki Indomaret terus bertambah tiap tahunnya yang tersebar di berbagai provinsi (www.indomaret.co.id (onlin lebih dari 17.681 gerai, Indomarco Prismatama mencatat pendapatan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp488,88 miliar atau naik 89,64% dari tahun sebelumnya sebesar Rp257,79 miliar. Laba bersih Indomarco pada 2018 senilai Rp.775 miliar, naik 73,7% dari posisi Rp.446 miliar pada 2017 (www.market.bisnis.com (online) diakses tanggal 25 Maret 2021). Oleh karena itu manajemen Indomaret berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai aset nasional. Dalam pembangunan nasional, bisnis ritel tidak

17 ,600

17 ,681 16

,366 15

,355 14

,033 12

,195

(4)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 26 hanya sebagai ujung tombak dari pemasaran produk, tetapi juga salah satu sumber pendapatan negara dan dapat mengurangi pengangguran yang cukup besar. Hal tersebut telah terbukti dilakukan Indomaret dengan cara seluruh pemikiran dan pengoperasian sepenuhnya ditangani oleh putra-putri Indonesia.

Berdasar hasil observasi langsung pada Indomaret Pasir Gombong Cikarang Utara terdapat beberapa faktor dari kualitas layanan dalam meningkatkan suatu keputusan pembelian seperti wujud layanan yang dapat diamati dan dirasakan oleh konsumen berupa rasa nyaman karena memiliki ruangan yang luas. Kesegaran udara karena memiliki ventilasi dan ac didalam ruangan, pencahayaan yang didukung dari adanya jendela kaca yang besar serta memiliki pencahayaan berupa lampu yang terang dan berwarna putih dalam menerangi ruangan dan barang. Pramuniaga indomaret berpkaian yang rapi. Kebersiahan toko indomaret dijaga secara terus menerus, penataan ruang dan barang dalam toko indomaret secara rapi.

Toko indomaret memberikan layanan seperti pemesanan dan pembayaran secara online, memberikan potongan harga melalui kartu langganan atau kartu member, yang juga mempengaruhi minat beli selain kualitas layanan yaitu harga. Semakin tinggi harga, konsumen akan mempersiapkan jasa-jasa semakin tinggi, sehingga konsekuensinya akan meningkatkan nilai persepsi seseorang. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.

Salah satu bisnis ritel yang merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah Indomaretm Pasir Gombong Cikarang Utara. Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul toko-toko ritel lainnya. Pelayanan dan harga pun beraneka macam, juga atmosfer toko yang memberikan kesan ciri tersendiri. Hal tersebut menuntut pihak pemilik atau pengelola Indomaret Pasir Gombong Cikarang Utara harus mampu mempertahankan konsumen dengan berbagai strategi antara lain dengan melakukan perbaikan terhadap kualitas pelayanan yang baik, atmosfer toko yang sesuai dengan kebutuhan serta kenyamanan konsumen dan juga harga yang terjangkau. Faktor- faktor tersebut akan dijadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memilih toko ritel.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka

Kualitas merupakan titik awal dalam merebut pangsa pasar sehingga tingkat kualitas pelayanan tidak hanya perlu dipertahankan tetapi juga harus ditingkatkan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menggerakkan, mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai kelompok tenaga profesional, semi profesional dan tenaga non profesional yang ada sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan (Nurdiansyah dan Matadji, 2016). Meningkatkan performa Indomaret, seperti yang diungkapkan Jimmi Caryabudi, Vice Executive Director Indomarco, mulai dari pemilihan lokasi sampai desain interior serta eksterior diperhatikan betul oleh pihak manajemen. Warna merah, biru dan kuning mencolok bukan sekadar petunjuk adanya gerai Indomaret, tetapi lebih sebagai penanda sebuah kualitas dan kepercayaan, baik untuk investor maupun pelanggan (www.indomaret.co.id (online) diakses tanggal 25 Maret 2021).

Disamping citra yang baik, store atmosphere juga turut berperan dalam menjaring konsumen. Store atmosphere (Kotler dan Keller, 2016), identitas sebuah perusahaan dapat

(5)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 27 dikomunikasikan kepada pelanggan melalui dekorasi, atau secara lebih luas dari suasananya, sehingga hal ini dapat dijadikan alat untuk membujuk pelanggan sehingga melakukan pembelian kembali.

Menurut Kotler dan Keller (2016), keputusan pembelian merupakan tindakan nyata yang dilakukan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang dibutuhkan. Untuk mengukur keputusan pembelian digunakan indikator yang meliputi: 1) pengenalan masalah, 2) pencarian informasi dan data, 3) pemilihan alternatif, 4) pengambilan keputusan, 5) evaluasi terhadap nilai manfaat yang diterima setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:105) dalam Affandi (2017), keputusan pembelian adalah pemahaman konsumen tentang keinginan dan kebutuhan akan suatu produk dengan menilai sumbersumber yang ada dan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi alternatif sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai dengan perilaku setelah melakukan pembelian. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2010) dalam Aprilia et all (2021), mendefinisikan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian. Artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.

Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan khususnya dalam pembelian yang kurang memerlukan keterlibatan pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang bersifat operasional, penjelasan kelima tahap tersebut adalah (Kotler dan Keller, 2016:257):

1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan adalah merupakan tahap awal dari proses pembelian, dengan maksud untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.

2. Pencarian informasi, konsumen mempunyai keinginan atau kebutuhan akan suatu produk, maka konsumen akan melakukan pencarian informasi secara aktif tentang produk yang dibutuhkan. Konsumen akan melakukan pencarian informasi itu, misalnya dengan berkunjung ke toko atau dengan cara membaca atau melihat iklan.

3. Evaluasi Alternatif, konsumen telah memperoleh informasi yang diperlukan maka langkah berikutnya akan melakukan penilaian alternative terhadap produk yang dibutuhkan berdasarkan informasi yang diperolehnya tersebut, baik tentang merk, harga dan lainya.

4. Keputusan Pembelian, sebuah konsumen melakukan penilaian alternatif terhadap suatu produk maka langkah selanjutnya akan membentuk pilihan produk yang cocok atau disukainya untuk maksud pembelian. Ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan situasi tak terduga.

5. Perilaku. Setelah pembelian, setelah melalui tahapan-tahapan diatas dan bila konsumen memutuskan membeli maka konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan, hal ini akan membentuk perilaku konsumen tersebut terhadap produk yang dibelinya. Konsumen merasa puas, maka akan memakai, membeli ulang dan menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas konsumen mungkin akan menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan akan menyampaikan ketidakpuasannya pada orang lain.

Dewasa ini setiap perusahaan terus mengembangkan layanan kepada konsumennya.

Hal ini dikarenakan dengan pelayanan yang baik akan menimbulkan rasa simpati kepada konsumen yang pada gilirannya konsumen akan puas atau setia kepada perusahaan pemberi

(6)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 28 layanan yang baik. Bila hal ini terus dilakukan maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan memiliki pelanggan tetap yang akhirnya akan mendatangkan uang bagi perusahaan. Pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan untuk menarik konsumen, dengan demikian pelayanan merupakan kunci keberhasilan setiap usaha yang ada.

Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan agar mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran. Kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri-ciri dari suatu produk atau jasa dalam hal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten, dengan menekankan pada orientasi pemenuhan harapan pelanggan untuk memperoleh kecocokan untuk pemakaian (Tjiptono, 2005 dalam Deswan et all, 2020).

Kotler dan Keller (2016:82), memberikan definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Tjiptono (2014:121), mengemukakan bahwa kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan. Kualitas pelayanan bisa diwujudkan melalui pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Sedangkan Lovelock dan Wright (2005:96) dalam Candra (2018), mendefinisikan kualitas layanan adalah evaluasi koqnitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan.

Harga merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada konsumen untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan. Kotler dan Armstrong (2011) dalam Anggraeni dan Samboro (2019), mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang diminta untuk suatu produk atau jasa. Menurut Tjiptono (2014), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang mengandung utilitas/ kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga merupakan sejumlah uang danatau aspek lain (nonmoneter) yang digunakan untuk mendapatkan produk barang atau jasa.

Harga merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran. Karena apabila konsumen akan membeli suatu produk, maka harga dari produk tersebut sangat diperhatikan. Pada umumnya konsumen akan memilih harga yang lebih rendah dengan kualitas produk yang sama. Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Keller, 2016:345).

Menurut Buchari dan Alma (2011:169) dalam Lestari dan Yusuf (2019), mendefinisikan harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Dengan demikian harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya.

Harga merupakan salah satu isyarat dalam pertimbangan konsumen sebelum melakukan transaksi atau pembelian suatu produk. Konsumen memiliki berbagai penilaian yang berbeda terhadap harga dari suatu produk yang diperjualkan. Harga yang ditetapkan diatas harga pesaing akan dipandang sebagai harga yang mahal, sedangkan jika harga tersebut lebih rendah dari pesaing maka konsumen akan menilai harga produk itu murah. Hal ini sesuai deangan definisi harga Menurut Kotler dan Keller (2016:356), harga merupakan salah satu cara dalam pemasaran yang digunakan untuk menilai produk. Dimana didalamnya

(7)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 29 terdapat unsur-unsur. Untuk menetapkan harga harus mempertimbangkan tiga elemen penting biaya, margin atau kenaikan harga, dan kompetisi.

Store atmosphere merupakan atmosfer toko yang sangat berpengaruh bagi sebuah toko untuk membuat pelanggan merasa betah dan nyaman untuk memilih jenis produk yang akan dibelinya. dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Suasana toko dapat digambarkan sebagai perubahan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Levy dan Weits dalam bukunya “Retailing Management”

(2012;490) dalam Yuliani et all (2021), atmosphere merupakan desain sebuah lingkungan atau suasana yang menstimulasi lima indra. Store atmosphere merupakan kombinasi dari karakter fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna temperatur, exterior, tata letak, tata lintas toko, dan tampilan interior yang dapat menimbulkan daya tarik konsumen dan membangkitkan minat untuk membeli.

Menurut Levy dan Weitz (2012) dalam Tantowi dan Pratomo (2020) Store atmosphere adalah desain lingkungan seperti komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan aroma untuk mensimulasikan respon persepsi dan emosi pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pembelian.

3. METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan gambaran alur dari penelitian yang dilakukan, adapun desain penelitian sebagaimana tergambar dibawah ini:

Gambar 3. Desain Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Indomaret Pasir Gombong Cikarang Utara pada periode bulan Maret sampai dengan Mei 2021 yang berjumlah 100 orang. Populasi ini juga bersifat heterogen yang dapat dilihat dari beragamnya usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

Menurut Bintarti (2015:97), sampel merupakan bagian dari populasi yang ada sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan dengan pertimbangan yang ada. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan

Kualitas Pelayanan

Atsmosfer

Harga Keputusan

Pembelian

(8)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 30 rumus Frendy (2011:53) sebagai berikut:

.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel- variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2013). Pengujian regresi linier berganda ini dilakukan dengan satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen dengan persamaan regresi linier sederhana yaitu Y=a+b1X1+b2X2+b3X3, berikut adalah hasil output regresi linier berganda:

Tabel 2. Persamaan Regresi Linear Berganda

Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) -.705 1.107

KUALITAS PELAYANAN .521 .046

HARGA .163 .050

ATMOSFER TOKO .376 .041

Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.13 menghasilkan rumus regresi linear berganda Y= -0,705 + 0,521X1 + 0,163X2 +0,376X3, dapat disimpulkan bahwa:

Koefisien X1 sebesar 0,521 artinya apabila variabel kualitas pelayanan (X1) meningkat 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,521 satuan.

1) Koefisien X2 sebesar 0,163 artinya apabila variabel harga (X2) meningkat 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,163 satuan.

2) Koefisien X3 sebesar 0,376 artinya apabila variabel atmosfer toko (X3) meningkat 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,376 satuan.

3) Konstanta sebesar = -0,705 artinya apabila variabel kualitas pelayanan (X1), harga (X2) dan keputusan pembelian (X3) dalam keadaan konstan, maka keputusan pembelian (Y) adalah sebesar -0,705.

Uji t (uji parsial) ini digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel bebasnya secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikatnya (Sugiyono, 2013). Adapun output hasil uji t pada tabel berikut:

n = Z22

(9)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 31

Tabel 3. Hasil Uji t

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) -.705 1.107 -.636 .526

KUALITAS PELAYANAN .521 .046 .528 11.323 .000

HARGA .163 .050 .131 3.248 .002

ATMOSFER TOKO .376 .041 .398 9.112 .000

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Prasyarat apakah berpengaruh poitif dan signifikan yaitu jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis yang diajukan penulis diterima. Nilai t tabel = t (α/2; n-k-1) = t (0,025 ; 96) = 1,984. Berdasarkan tabel 4.14 dapat disimpulan bahwa:

1) Diketahui nilai t hitung 11,323 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

2) Diketahui nilai t hitung 3,248 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,0021 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

3) Diketahui nilai t hitung 9,112 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebasnya (X1, X2 dan X3) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikattnya (Y), melalui analisis Anova.

Prasyarat yaitu jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima, sedangkan jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak. Hasil uji F disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5984.777 3 1994.926 365.327 .000b

Residual 524.223 96 5.461

Total 6509.000 99

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

b. Predictors: (Constant), ATMOSFER TOKO, HARGA, KUALITAS PELAYANAN Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Nilai F tabel = F (k; n - k) = F (2;97) = 2,70. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1, X2 dan X3 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 <

0,05 dan nilai F hitung 365,327 > 2,70 sehingga dapat disimpukan bahwa H4 diterima.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

(10)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 32 a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 11,323 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

b) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 3,248 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

c) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 9,112 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

d) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji simultan dengan nilai F hitung 365,327 > F tabel 2,70 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengujian dari koefisien determinasi untuk variabel kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan Adjusted R Square sebesar 91,7% artinya kuat, sedangkan sisanya sebesar 8,3% dipengaruhi oleh variabel independen lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Lokasi penelitian yang dilakukan di Indomaret Pasir Gombong guna melihat keuksesan usaha atau bisnis ritel yang dijalankan. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan serta keterbatas penelitian, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

a) Agar perusahaan Indomaret harus lebih inovatif lagi dalam dalam menyediakan kualitas pelayanan serta promo-promo yang menarik, agar pelanggan tidak merasa bosan dan jenuh dengan produk yang sudah ada. Serta memberikan sosialisasi dan pengertian kepada karyawan agar lebih baik dalam menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan baik kepada tamu

b) Agar perussahaan Indomaret harus melakukan evaluasi sejauh mana harga yang ditawarkan sesuai dengan pangsa pasar dan dapat terjangkau oleh pelanggan, untuk bisa tetap bertahan dalam persaingan.

c) Agar perusahaan Indomaret juga harus memperbaiki dan meningkatkan fasilitas yang ada agar pelanggan lebih merasa nyaman berada di Indomaret.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa yang dilakukan lebih mendalam dengan menggunakan objek penelitian dan populasi yang berbeda untuk memvalidasi hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M. Y. 2017. Pengaruh kualitas pelayanan, atmosfer toko dan harga terhadap keputusan pembelian di Ria Mart Campurdarat Kabupaten Tulungagung pada tahun 2017. Simki-Economic Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN: BBBB-BBBB.

Anggraeni, R. N., Samboro, J. 2019. Pengaruh harga dan atmosfer toko terhadap keputusan pembelian di Baegopa Malang. Jurnal Aplikasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Juni 2019 ISSN- 2407-3741.

Candra, F. 2018. Pengaruh kualitas layanan dan suasana toko terhadap keputusan pembelian pada Toko Alfamart Ketintang Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) Volume 06 Nomor 03 2018 ISSN: 2337-6708.

(11)

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 33 Daswan, L., Lawangka, O., dan Maming, D. 2020. Pengaruh kualitas layanan, harga dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian melalui minat beli logam mulia pada PT Pegadaian Persero CP Barru. JUMBO (Jurnal Manajemen, Bisnis dan Organisasi) Vol. 4 No. 2 Agustus 2020 hal 14- 24 e-ISSN: 2502-4175.

Lestari, W. S., Yusuf, A. 2019. Pengaruh kualitas makanan dan harga terhadap kepututsan pembelian pada Steak Jongkok Karawang. Jurnal Ekonomi Manajemen Volume 5 Nomor 2 November 2019 94-101 ISSN: 2477- 2275.

Merentek, Y. F., Lapian, J., Soegoto, A. S. 2017. Pengaruh kualitas produk, susana toko dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall Manado.

Jurnal EMBA Vol. 5 No. 2 September 2017 ISSN: 2303-1174.

Misnawati, Sumarni. 2020. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian obat- obatan di Apotek Zafira Ruhama. Jurnal JAPB: Volume 3 nomor 2 2020.

Santoso, A. T. 2019. Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk, store atmosphere dan E- WOM terhadap proses keputusan pembelian (Survei terhadap konsumen Zenbu- House of Mozaru Paris Van Java, Bandung). Jurnal Manajemen Maranatha Volume 18, Nomor 2, Mei 2019 Hal. 143-158 ISSN: 1411-9293.

Sulaiman, Suriadi, Pratama, A., Veronika, Agusthera, D. D. 2020. Analysis of the effect of store atmosphere and store image and store location on consumer loyalty through purchase decision customer Matahari Deapartement Store in Samarinda City.

International Journal of Secientific & Technology Reasearch Volume 9, ISSUE 03, March 2020 ISSN: 2277-8616.

Tantowi, A. I., Pratomo, A. W. 2020. Pengaruh atmosphere dan experiential terhadap keputusan pembelian di Kopi Daong Pancawati. Jurnal Ilmiah Manajeman Kesatuan (JIMKES) Vol. 8 No. 2 Hal. 65-78 IBI Kesatuan Juli 2020 ISSN: 2337- 7860.

Tjiptono, F dan Chandra, G. 2014. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi.

Yuliani, N. K. D., Mitariani, N. W. E., Atmaja, N. P. C. D. 2021. Pengaruh atmosphere, kualitas pelayanan dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada toko fashion Dewa Ayu Shop Klungkung. Jurnal EMAS Volume 2 Nomor 1 Januari 2021 ISSN: 2772-3020-6849.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa mengalami kesalahan pemahaman tentang materi sifat-sifat cahaya adalah: 1 cahaya merambat lurus tidak dipengaruhi arah datangnya

Manfaat penulisan berisi mengenai kegunaan tugas akhir bagi penulis, Politeknik Negeri Jakarta, KAP Suryadi &amp; Rizal, dan pembaca umum, metode penulisan berisi

Hasil perhitungan uji t secara parsial menghasilkan nilai signifikan untuk pengaruh kualitas produk adalah sebesar 0,469 &gt; 0,05 dan nilai t hitung 0,732 &lt; 2,040, sehingga

Abstrak: Keseimbangan beban kerja karyawanperlu dilakukan melaui pengukuran kinerja karyawan produktif dan non produktif, salah satunya dengan menggunakan metode work sampling

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa frekuensi makan pada makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh mahasiswa program

Pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan dasar untuk membangun suatu sistem asuhan pasien yg lebih aman, 3 kegiatan penting adalah: 1) Mendorong seluruh staf

a) Nama pekerjaan : pembuatan terumbu karang buatan (TKB) sebanyak 20 unit untuk rehabilitasi sumberdaya kelautan dan perikanan. b) Lokasi pekerjaan di kawasan

Berdasarkan data dari 14 probandus laki-laki warga Desa Adat Panglipuran didapatkan karakteristik land- mark wajah rata-rata bidang frontal berbentuk ellips,