• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peninjauan lokasi adalah kegiatan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi atau menentukan ukuran bentuk sebaran, kualitas, dan kuantitas suatu endapan bahan galian secara umum untuk mengetahui suatu lahan mengenai layak tidaknya lahan tersebut untuk ditindaklanjuti. Hal-hal yang menjadi tolak ukur dalam peninjauan lokasi meliputi beberapa aspek yaitu, kondisi sosial, budaya dan ekonomi, cadangan sumberdaya, lokasi penyelidikan, akses transportasi dan pengapalan sumberdaya serta aspek-aspek pendukung lainnya yang diperlukan sehingga tahapan penyelidikan ini merupakan tahapan yang sangat penting sebagai masukan awal mengenai lokasi penyelidikan.

Untuk mengetahui tolak ukur-tolak ukur tersebut, maka dilakukan kegiatan peninjauan lokasi sebanyak 1 lokasi penyelidikan batubara yaitu konsesi lahan atas nama PT DUA PUTRI KUTOR yang terletak di kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari dilaksanakannya survey peninjauan lokasi ini adalah sebagai tahapan rekomendasi atas layak tidaknya suatu lahan untuk ditindaklanjuti ke tahapan selanjutnya yaitu tahapan eksplorasi.

Adapun tujuan kegiatan peninjauan lokasi yang telah dilakukan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui data faktual lapangan mengenai kondisi dan keadaan singkapan batubara di lapangan yang meliputi arah penyebaran, kemiringan lapisan, ketebalan batubara, geomorfologi, stratigrafi daerah penyelidikan serta aspek geologi lainnya.

2. Mengetahui akses jalur pengangkutan dan jalur pengapalan dari lokasi penyelidikan yang meliputi penentuan lokasi pelabuhan kondisi infrastuktur jalan, lebar dan kedalaman sungai.

3. Mengetahui aspek sosial, budaya, ekonomi dari lokasi penyelidikan yang meliputi statistik jumlah penduduk, tataguna lahan penduduk serta tata adat penduduk sekitar lokasi penyelidikan.

(2)

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi yang dilakukan peninjauan terletak di kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

lokasi tersebut yaitu :

PT DUA PUTRI KUTOR, Seluas 12.830 hectares, terletak di daerah Desa Tebangan Lembak, Desa Tepian Langsat,dan Keraitan, Kecamatan Bengalon , Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur, dengan batas koordinat pada tabel 1.1.

Gambar 1.1. Peta Indek Lokasi PT.Dua Putri Kutor

(3)

Tabel 1.1 Koordinat Batas Lokasi KP PT DUA PUTRI KUTOR

No Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)

' " ' "

01 117 26' 20" 26 20,00 00 56' 10" 56 10,00 02 117 27' 30" 27 30,00 00 56' 10" 56 10,00 03 117 27' 30" 27 30,00 00 56' 10" 56 10,00 04 117 27' 50" 27 50,00 00 56' 10" 56 10,00 05 117 27' 50" 27 50,00 00 55' 50" 55 50,00 06 117 28' 00" 28 0,00 00 55' 50" 55 50,00 07 117 28' 00" 28 0,00 00 55' 20" 55 20,00 08 117 29' 10" 29 10,00 00 55' 20" 55 20,00 09 117 29' 10" 29 10,00 00 54' 00" 54 0,00 10 117 33' 00" 33 0,00 00 54' 00" 54 0,00 11 117 33' 00" 33 0,00 00 53' 10" 53 10,00 12 117 32' 20" 32 20,00 00 53' 10" 53 10,00 13 117 32' 20" 32 20,00 00 52' 30" 52 30,00 14 117 30' 00" 30 0,00 00 52' 30" 52 30,00 15 117 30' 00" 30 0,00 00 52' 00" 52 0,00 16 117 29' 30" 29 30,00 00 52' 00" 52 0,00 17 117 29' 30" 29 30,00 00 51' 00" 51 0,00 18 117 29' 00" 29 0,00 00 51' 00" 51 0,00 19 117 29' 00" 29 0,00 00 49' 00" 49 0,00 20 117 21' 39" 21 39,00 00 49' 00" 49 0,00 21 117 21' 39" 21 39,00 00 49' 30" 49 30,00 22 117 20' 20" 20 20,00 00 49' 30" 49 30,00 23 117 20' 20" 20 20,00 00 50' 30" 50 30,00 24 117 20' 00" 20 0,00 00 50' 30" 50 30,00 25 117 20' 00" 20 0,00 00 51' 00" 51 0,00 26 117 19' 30" 19 30,00 00 51' 00" 51 0,00 27 117 19' 30" 19 30,00 00 52' 30" 52 30,00 28 117 24' 10" 24 10,00 00 52' 30" 52 30,00 29 117 24' 10" 24 10,00 00 51' 39" 51 39,00 30 117 24' 04" 24 4,00 00 51' 39" 51 39,00 31 117 24' 04" 24 4,00 00 50' 30" 50 30,00 32 117 27' 30" 27 30,00 00 50' 30" 50 30,00 33 117 27' 30" 27 30,00 00 54' 45" 54 45,00 34 117 26' 20" 26 20,00 00 54' 45" 54 45,00

(4)

Lokasi peninjauan PT Dua Putri Kutor Kudapat diakses dengan rute perjalanan sebagai berikut :

 Jakarta – Balikpapan ± 120 menit dengan menggunakan pesawat terbang.

 Balikpapan – Sangata ± 6 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.

 Sangata – Lokasi KP ± 3 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat .

(A)

(B)

Gambar 1.2. Jalan Akses menuju Lokasi KP PT Dua Putri Kutor, (A)Jalur menuju lokasi bagian Barat konsesi PT DPK melalui jalan milik perkebunan sawit PT.Bima Palma, (B) Jalur menuju

lokasi bagian Timur lokasi Konsesi PT.DPK

(5)

1.4. Demografi, Iklim dan Tata Guna Lahan

Masyarakat di Kecamatan Bengalon pada umumnya adalah pribumi dan pendatang . Penduduk di daerah survey tinjau terdiri dari Suku Dayak, Kutai, Jawa dan Bugis, sebagian besar penduduk pada daerah penyelidikan menganut aliran kepercayaan Dayak Basab.

Penduduk di sekitar lokasi peninjauan umumnya bermata pencaharian dari berburu, berladang dan bertani dengan menanam padi dan karet dengan sistem berladang berpindah dan sebagian kecil berdagang.

Tingkat kesejahteraan, kesehatan dan keamanan penduduk cukup baik, hal ini terlihat dari lingkungan yang cukup bersih dan teratur. Tingkat kesehatan juga cukup baik dengan terdapatnya puskesmas pembantu sebagai penunjang pemerintah dalam bidang kesehatan.

Tingkat pendidikan penduduk sekitar cukup baik dimana di sekitar lokasi terdapat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama dengan tingkat peminatan penduduk akan kebutuhan pendidikan yang cukup besar

Daerah peninjauan beriklim tropis kering-panas, mempunyai dua musim yaitu musim penghujan yang umumnya jatuh sekitar bulan april hingga bulan oktober, sedangkan musim kemarau dari bulan november hingga maret. Iklim yang terjadi merupakan iklin tropis yang dicirikan oleh curah hujan yang tinggi dan kelembaban relatif tinggi dan temperatur udara sedang.

Topografi di sekitar daerah penyelidikan umumnya perbukitan berlereng sedang dengan kemiringan/slope sedang, pada beberapa lokasi menunjukkan undulasi perbukitan yang cenderung agak landai. Umumnya vegetasi di lokasi peninjauan merupakan perkebunan kelapa sawit yang di kelola oleh PT.BIMA PALMA

Hewan-hewan yang terdapat di daerah penyelidikan antara lain babi hutan, rusa, ular, ayam utan, beruang dan bermacam-macam burung.

Pemanfaatan lahan di daerah penyelidikan sebagian besar merupakan hutan yang sebagiannya dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk berladang, juga dimanfaatkan sebagai lahan pemukiman dan sebagian merupakan kawasan perusahaan kayu. Jalan yang terdapat pada lokasi penyelidikan merupakan jalan perusahaan kelapa sawit dan jalan menuju lokasi P.T.

BIMA PALMA

(6)

BAB 2

GEOLOGI REGIONAL Geologi Regional.

Kondisi geologi regional daerah penyelidikan mengacu pada peta geologi lembar Sangata no 1916, Kalimantan penyelidikan terletak dibagian tenggara pada posisi lembar peta.

2.1. Stratigrafi dan Struktur Geologi Regional

Berdasarkan data peta geologi lembar Sangatta (S. Supriatna, A. Sudrajat dan H.Z.

Abidin, 1995) kondisi Geologi yang berkembang secara umum dalam daerah pemetaan dari tua ke muda adalah sebagai berikut:

Formasi Balikpapan (Tmbp)

Pada perselingan batupasir kuarsa,lempung dan lanau memperlihatkan struktur silang siur dan perairan setempat mengandung sisipan batubara dengan ketebalan antara 20 – 40 cm. Lempung berwarna kelabu,getas, mengandung muskovit,bitumen dan oksida besi. Kandungan fosil terdiri dari : Cycloclypeus annulatus, C.innoratus, C.communis, Cycloclaypeus sp., Lepidocyclina rutteni. L. Sumatraensis, Miogypsina irrequasis, Operculina dan Opercllinella yang menunjukan umur Miosen Tengah- Miosen Akhir Tebal formasi ± 2000 meter dengan lingkungan pengendapan muka-dataran delta. Formasi ini tertindih selaras oleh formasi kampungbaru .

Formasi Kedango (Tok)

Batugamping dengan sisipan napal dan batulau gampingan. Batugamping tersusun oleh bongkah koral, dan batugamping mikrit. Bagian bawah satuan ini memperlihatkan struktur perlapisan bersusun. Banyak mengandung foram besar:

Nummulities dan Borelis pygmeous, Globigerinitapera. Menunjukan umur oligosen, dan diendapkan oleh arus turbidit di lingkungan laut dalam. Formasi ini tertindih selaras oleh Formasi Pamaluan tebalnya sekitar 570 meter.

(7)

Formasi Pulaubalang (Tmpb)

Perselingan batupasir dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis lignit, batugamping atau batupasir gampingan. Berumur Meiosen Awal bagian atas-Miosen Tengah bagian bawah (Koesdarsono dan Tahalele, 1975). Sedimentasinya diperkirakan terjadi di daerah prodelta dengan tebaran temburu di beberapa tempat.

Formasi Mangkupa (Teom)

Perselingan batupasir, tuff, batulanau, batulempung. Setempat sisipan batubara dan konglomerat. Bagian atas, batupasir bersisipan batulanau, tebal sisipan 2-2,5m.

Bagian tengah tuf bersisipan batupasir, batulanau dan batulempung. Struktur sedimen yang dijumpai adalah perlapisan bersusun, perairan sejajar dan silang siur. Bagian bawah, batupasir bersisipan batulanau, batulempung dan batubara, tebal lapisan batubara ada yang mencapai 3,2 m. Satuan ini mengandung fosil Globigerina cf., acostaensis dan G.nitapera. peralihan laut-laut menunjukan umur Eosen-Oligosen dengan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi fluvial.

Formasi Lembak (Teom)

Perselingan napal dan batugamping. Tebal lapisan batugamping 25-125 cm dan napal berkisar antara 1-12m. Bagian bawah formasi ini lebih banyak mengandung lapisan batugamping dan ke arah atas terlihat napal makin tebal. Kandungan fosil yang diselidiki oleh Pertamina (1975), menunjukkan umur Oligosen Akhir-Miosen Awal.

Lingkungan pengendapannya adalah laut dalam. Tebal lebih kurang 800 meter.

Hubungan dengan Formasi Balikpapan adalah menjemari.

(8)

Gambar 2.1. Peta Geologi Regional PT.Dua Putri Kutor

Gambar 2.2. Stratigrafi Geologi Regional Lembar Sangatta

(9)

Struktur geologi Kalimantan Timur, khususnya dibagian Tengah - Utara, mempunyai struktur yang rumit, berupa sesar (patahan), perlipatan dan kekar-kekar, sedangkan bagian Selatan-Barat Daya relatif stabil.

Sumbu lipatan yang ditemukan pada daerah survey tinjau umumnya berarah timurlaut – baratdaya. Pada batuan yang berumur Tersier, struktur yang terjadi tidak terlalu terpengaruh oleh tektonika yang kuat. Formasi ini diendapkan secara regresif sangat mungkin dalam lingkungan sungai atau litoral.

Struktur geologi yang terdapat di daerah survey tinjau adalah struktur lipatan antiklin yang umumnya berarah baratdaya-timurlaut.

(10)

BAB 3

KEGIATAN PENYELIDIKAN 3.1. Metoda Penyelidikan

Metoda penyelidikan yang digunakan dalam peninjauan lokasi ini didasarkan atas aspek teknis dan non teknis. Aspek teknis meliputi aspek-aspek geologi antara lain peninjauan keadaan singkapan, peninjauan stratigrafi daerah penyelidikan, peninjauan geomorfologi. Sedangkan aspek non teknis meliputi aspek-aspek secara sosial yang berhubungan dengan kondisi dan keadaan penduduk di sekitar lokasi penyelidikan.

Tahapan kegiatan penyelidikan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

Evaluasi Data :

- Plot semua data pada database geologi - Plot lintasan harian

- Plot Interpretasi Struktur Geologi - Interpretasi korelasi seam batubara - Plot perkiraan Coal limit - Perhitungan cadangan Start

Desk Study

Peta Rupa Bumi Peta Rencana

Lintasan Pemetaan Peneliti Terdahulu Peta Geologi

Regional

Penyelidikan Lapangan

Persiapan Alat Pengambilan

Data

Traversing Observasi Singkapan

Indikasi Struktur Geologi

Pengambilan Sample (SOP no :001/SOP/P&D/I/0

5) Database Geologi

Pengiriman Sample (SOP

pengiriman sample)

Hasil Analisa

Hasil Akhir :

- Laporan Akhir Pemetaan Geologi - Peta Sebaran Singkapan dan Pendukung - Peta Geologi

Aparat Pemerintah

Gambar 3.1. Bagan alir metode penyelidikan

(11)

Dalam kegiatan survey tinjau, tahapan yang dilakukan adalah sebagai masukan awal untuk rekomendasi atas layak atau tidaknya lokasi tersebut untuk ditindaklanjuti ke tahapan selanjutnya yaitu eksplorasi hingga perhitungan cadangan.

3.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada survey tinjau ini yaitu seperangkat alat geologi yang terdiri dari:

- Peta Geologi Regional Lembar Sangata

- 6 unit Global Positioning System - Garmin 60 csx

- 5 unit kompas geologi Brunton - 5 unit palu sedimen East Wing

- Kamera digital - 6 unit meteran

- Alat tulis - Fotocopy surat ijin dari perusahaan

atau aparat setempat - Logistik

- HT - 9 unit

3.3. Personal

Personil lapangan pada kegiatan survey tinjau ini terdiri dari 5 orang dengan rincian 4 orang geologist dan 1 orang supporting, semua tim melaksanakan peninjauan lapangan.

Gambar 3.2. Team Ekplorasi Barubara PT.Dua Putri Kutor

(12)

3.4. Waktu Pelaksanaan

Survey tinjau ini dilaksanakan selama 30 hari kerja peninjauan lapangan, termasuk dengan waktu tempuh di perjalanan menuju lokasi kedua kuasa pertambangan tersebut. Kegiatan tersebut dimulai dari tanggal 7 Juli 2011 hingga hari ini.

3.5. Kegiatan Penyelidikan Lapangan

Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan ini yaitu:

3.5.1. Studi Literatur

Kegiatan pengumpulan informasi geologi awal sebelum penyelidikan lapangan yang bertujuan untuk mempersempit wilayah penyelidikan. Informasi awal ini di dapat dari peta geologi regional, peta rupa bumi (Bakosurtanal) dan peta-peta lain beserta infomasi-informasi tentang suatu daerah yang kemudian digunakan untuk menghasilkan peta rencana lintasan pemetaan.

Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan melihat data-data geologi regional daerah peninjauan yang termasuk ke dalam Peta Geologi lembar Sangatta skala 1: 250.000 yang diterbitkan oleh Puslitbang Geologi Bandung tahun 1994. Selain itu mempelajari juga literatur- literatur sebelumnya yang telah ada, baik itu dari data yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahan maupun dari data-data perusahaan-perusahaan lain yang pernah melakukan survey di daerah tersebut.

Peta rupa bumi memuat informasi topografi, jalan, aliran sungai, penggunaan lahan serta demografi. Topografi dapat digunakan sebagai informasi morfologi regional dan dapat diinterpretasi keadaan geologi suatu wilayah (kedudukan lapisan batuan dan struktur geologi regional) sebagai gambaran awal kondisi geologi. Dari hasil interpretasi ini, konsesi pemetaan dapat diciutkan lagi. Aliran sungai dan jalan perlu di perhatikan karena lintasan pemetaan hanya melewati sungai dan jalan yang memotong arah strike saja. Sedangkan informasi mengenai jalan, penggunaan lahan dan demografi dapat digunakan dalam perencanaan pencapaian lokasi pemetaan dan sebagai faktor penting untuk mempermudah penentuan jalur pengangkutan dan pengapalan.

(13)

3.5.2. Pengamatan Singkapan

Kegiatan pengamatan singkapan yang dilakukan yaitu :

Traversing

Melakukan pelintasan (traversing), untuk mencapai titik dimana singkapan berada dengan menyalakan ”track log GPS” (menyalakan GPS). Perekaman traversing ini berfungsi untuk membuat peta lintasan pemetaan.

Penentuan Posisi Singkapan

Ketika menemukan singkapan (batubara dan atau struktur geologi), pertama kali yang dilakukan adalah penentuan posisi singkapan. Mencatat posisi singkapan dengan marking di GPS dan mencatat koordinat dan elevasi singkapan dalam buku catatan lapangan.

Pengukuran Kedudukan (Strike/Dip) Bidang Lapisan

Pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan dengan seteliti mungkin, karena data tersebut akan sangat menentukan arah peyebaran secara horisontal dan arah penunjaman secara vertikal sehingga sebagai masukan awal untuk dapat melakukan perhitungan cadangan batubara.

Penentuan Roof dan Floor

Mencatat roof dan floor. Penentuan roof dan floor diperhatikan dari struktur sedimen yang ada. Hal Ini berguna untuk menentukan Top dan Bottom dari seam batubara. Roof dan floor disini adalah lapisan batuan non-batubara yang paling atas dan paling bawah dari satu atau lebih seam batubara.

Deskripsi Singkapan

Dalam deskripsi singkapan yang perlu diperhatikan adalah Interval batuan yang di deskripsi dan deskripsi batuan dan jenis Litologi. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam melakukan deskripsi singkapan, yaitu:

 Membuat sketsa singkapan

 Mengukur ketebalan batuan (batubara dan non batubara).

 Mencatat interval batuan yang akan dideskripsi (khususnya untuk batubara) Deskripsi batuan termasuk deskripsi batubara dan batuan non-batubara.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pemerian batubara adalah sebagai berikut :

 Warna (color), adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.

 Goresan (streak), adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.

(14)

 Tingkat kelapukan

 Pecahan (fracture)

 Kilap (luster/bright)

3.5.3. Pengambilan Contoh

Beberapa hal yang dilakukan dengan pengambilan sampel lapangan, yaitu:

1. Memasukkan ke dalam kantong sample berlapis 2. Memberi label sample yang dimasukkan diantara lapisan kantong sample luar dan lapisan kantong sample bagian luar, ini mencegah agar label tidak kontak langsung dengan sample.

2. Mencatat list sample dalam buku catatan lapangan.

3. Masing – masing plastik sampel (bag) dijadikan satu sesuai dengan kode singkapan dan diikat/distaples dengan kuat dan benar, supaya tidak berhamburan atau tercecer dan memudahkan untuk pengecekan ulang sample.

4. Membawa sampel ke camp atau tempat yang sudah disediakan sebelum dibawa ke laboratorium.

5. Dari tempat lokasi pengambilan sampel sampai ke laboratorium, sampel tidak boleh kehujanan atau rusak karena dapat mengurangi keakurasian hasil analisa.

(15)

BAB 4

HASIL PENYELIDIKAN

Kegiatan peninjauan lapangan yang telah dilakukan untuk lokasi kuasa pertambangan yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur untuk kuasa pertambangan atas nama PT Dua Putri Kutor, dilakukan untuk mendapatkan data-data aktual di lapangan yaitu mengenai data kondisi geologi daerah peninjauan.

4.1. Kondisi Geologi

Kondisi Geologi daerah peninjauan yaitu di Desa Tebangan Lembak dan Desa Tepian Langsat, dan Desa Keraitan, Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur untuk konsesi pertambangan PT Dua Putri Kutor.

4.1.1. Geomorfologi Daerah Penyelidikan

Secara umum keadaan morfologi di daerah peninjauan berupa perbukitan bergelombang lemah - sedang dengan ketinggian maksimal 150 meter di atas permukaan laut. Sungai utama yang terdapat di daerah peninjauan adalah Sungai Mangkupa dimana sungai tersebut bermuara ke Sungai Koran.

Batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batuan yang berumur oligosen awal – akhir dan Miosen Awal sampai Miosen Tengah, yaitu Satuan Batugamping, Batupasir dengan sisipan batulempung, batubara dan batulanau serta Satuan Batulempung abu-abu dengan sisipan batupasir.

Proses geomorfologi yang mempengaruhi daerah ini adalah erosi stadium muda – dewasa yang menjadikan bentuk lembah sungai di daerah peninjauan adalah sungai dengan lembah berbentuk huruf U.

Gambar 4.1. Tipe sungai berbentuk huruf U

(16)

4.1.2. Stratigrafi dan Struktur Daerah Penyelidikan

Berdasarkan keseragaman fisik dan ciri litologi batuan penyusunnya, maka daerah penyelidikan dibagi menjadi dua satuan batuan. Urutan stratigrafi daerah penyelidikan ke dua satuan ini memiliki umur yang sama, karena memiliki hubungan stratigrafi yang menjari diantaranya. Berikut adalah urutan :

- Satuan Batugamping Mangkupa

Pada kegatan peninjauan ini, tidak ditemukan informasi adanya singkapan batubara pada satuan batuan tersebut. Satuan ini diperkirakan berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan laut dangkal hingga paparan luar

- Satuan Batulempung Mangkupa

Pada kegatan peninjauan ini, tidak ditemukan informasi adanya singkapan batubara pada satuan batuan tersebut. Satuan ini diperkirakan berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan laut dangkal hingga paparan luar

- Satuan Perselingan Batupasir – Batulempung Pulau Balang. Satuan batupasir ini mpintersusun atas lapisan- lapisan batupasir yang memiliki struktur perlapisan yang baik, dijumpai sisipan batulanau dan batulempung yang berwarna abu-abu hingga abu-abu gelap serta sisipan batubara. Berdasarkan posisi kedudukan satuan batuan ini terhadap Satuan Batulempung Karamuan diinterpretasikan awal pembentukan Satuan Batupasir Montalat lebih muda dibandingkan dengan pembentukan Satuan Batulempung Karamuan. Satuan Batupasir Montalat memiliki ciri-ciri berwarna kuning kecoklatan, ukuran butir pasir halus sampai pasir sedang, tekstur klastik, sortasi medium – baik, struktur berlapis tipis – berlapis tebal, komposisi didominasi oleh kuarsa. Satuan batuan ini diinterpretasikan terbentuk pada akhir Kala Miosen Awal.

Strata yang dijumpai di daerah penyelidikan, struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah struktur antiklin. Struktur ini terdapat di Kecamatan Bengalon, di daerah KP PT Dua Putri Kutor , bagian baratlaut daerah penyelidikan. Arah umum dari struktur antiklin ini adalah timurlaut-baratdaya.

(17)

4.1.3. Data Singkapan Batubara

Pada koordinat N 00 49’ 419’’, E 117 20’ 314’’ ditemukan tubuh batubara. Diperkirakan batubara tersebut merupakan hasil transport dari daerah lain, dengan deskripsi black colour, black streak, kilap kaca/logam serta ditemukan pengotor berupa lempung.

Gambar 4.2. Batubara Hasil Transport

Pada koordinat 50N 5037546 dan UTM 0091178 dijumpai singkapan batubara dengan ketebalan 3 meter, dengan arah strike dip N 122 E/58 (menujam ke arah selatan konsesi), dan sekitar 30 meter (50N 5037546 dan UTM 0091169) dari lokasi dijumpai singkapan batubara dengan ketebalan 2 meter dengan arah strike dip yang relatif sama. Singkapan ini ditemukan pada lembah sungai, diperkirakan pada daerah ini terdapat dua seam batubara. Singkapan batubara ini terdapat pada formasi Mangkupa. Deskripsi batubara pada singkapan tersebut, warna batubara hitam, dengan warna gores hitam, kilap kaca. (Gambar 4.3)

(18)

Gambar 4.3. Singkapan batubara pada koordinat 50N 5037546 dan UTM 0091169

Gambar 4.4.Tebal Singkapan batubara pada koordinat 50 N 5037546 dan UTM 0091169

Gambar 4.5. Singkapan batubara pada koordinat 50N 5037546 dan UTM 0091178

(19)

Singkapan batubara ditemukan pada dinding sungai mangkupa dengan koordinat 50N 0540591 dan UTM 0095390, dengan strike dip singkapan 330o/40, lapisan menujam kearah timur laut. Terdapat dua seam batubara dengan ketebalan lapisan pertama (bagian bawah) setebal 3,1 meter dan lapisan kedua (bagian atas) memiliki ketebalan lebih dari 3 meter. Antara lapisan batubara tersebut terdapat batu lempung setebal 2,5 meter. Singkapan ini terdapat pada formasi Mangkupa.

Gambar 4.6. Singkapan batubara pada sungai mangkupa

Gambar 4.7. Singkapan Batubara (bagian bawah) pada sungai mangkupa

(20)

BAB 5 KESIMPULAN

KESIMPULAN

1.

Batubara pada konsesi PT.DKP sebagian besar ditemukan pada formasi mangkupa, dengan ketebalan berkisarn antara 0,5 meter sampai dengan 3 meter.

2.

Pada Formasi Mangkupa terdapat dua seam batubara dengan tebal seam berkisar 2 meter sampai dengan 3 meter.

3.

Deskripsi singkapan batubara yang ditemukan pada konsesi ini relatif sama yaitu, warna hitam kaca, warna gores hitam, memiliki kilap kaca dengan pengotor lempung.

4.

Dip batubara memiliki kisaran antara 40

o

sampai dengan 60

o

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membantu para guru TK di Kecamatan Seririt dapat melaksanakan beberapa strategi pembelajaran dengan lebih menyenangkan dengan menggunakan media boneka

Menurut WHO Task Force in Stroke and other Cerebrovaskular Disease adalah suatu Menurut WHO Task Force in Stroke and other Cerebrovaskular Disease adalah

negeri atau bersubsidi. Calon guru juga harus berkelakuan baik dengan dibuktikan surat keterangan dari bupati. Pihak sekolah menyediakan kamus bahasa Jerman dan Inggris dengan

Dari hasil perbandingan jurnal menurut Zaki Baridwan (2004) pada saat PT Widyacipta Fortuna menerima pendapatan angsuran uang muka rumah kas bertambah di debet

Hal tersebut dapat diartikan berkomunikasi melalui Internet berarti bahwa publik dari or- ganisasi secara aktif menarik informasi tentang organisasi dari Internet, bukan

Traffic Server adalah sebuah sistem yang digunakan secara inhouse oleh Yahoo untuk mengatur traffic mereka sendiri, dengan ini mereka dapat mengatur session

Sistem akan mendeteksi batasan maksimal JTM per Mapel pada saat proses Sistem akan mendeteksi batasan maksimal JTM per Mapel pada saat proses. isian Jadwal Kelas berlangsung

Dari Syaibah Al-Hajabiy dari pamannya ( „ Utsman bin Thalhah Al- Hajaibiy) RA, ia berkata, "Ada tiga hal yang membuatmu tulus mencintai saudaramu, yaitu kamu