• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Gadget pada Perkembangan Anak Usia Dini di Masa Pandemi COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Gadget pada Perkembangan Anak Usia Dini di Masa Pandemi COVID-19"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: 10.12487/AMRI.v1i1.xxxxx  4

Pengaruh Penggunaan Gadget pada Perkembangan Anak Usia Dini di Masa Pandemi COVID-19

Maylina Shafira Putri1, Nuri2

1Informatika, 2Elektro Sekolah Tinggi Teknik Pati, Jawa Tengah 59119 Indonesia

Artikel Info ABSTRAK

Kata kunci:

Teknologi

Penggunaan Gadget Perkembangan Anak Pandemi Covid-19

Di tengah pandemi COVID-19. Krisis kesehatan yang disebabkan oleh wabah COVID-19 telah menyebabkan pembelajaran online secara simultan.

Tsunami online telah melanda hampir setiap sudut dunia selama pandemi COVID-19. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan membuat gambaran keadaan suatu subjek atau objek dengan rinci. Deskripsi difokuskan pada masalah yang akan dibahas. Kemampuan mendeskripsikan sesuatu sangat berperan penting untuk membuat data semakin akurat. Karena pandemi COVID-19 yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara langsung, teknologi yang berkembang saat ini sangat membantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara online.

Dan teknologi ini pastinya untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 pada anak – anak yang daya tahan tubuhnya masih rentan terhadap virus tersebut.

Pandemi COVID-19 mengharuskan semua elemen pendidikan mengalihkan pembelajaran menjadi menggunakan teknologi termasuk pendidikan anak.

Dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik sangat berperan penting dalam membimbing anak memahami dan mengenal tentang ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh dari mana saja melalui media informasi sehingga menjadi tolak ukur perkembangan anak di masa yang akan datang.

Penulis Korespondensi : Nuri, M.Pd.

Program Studi Teknik Elektro

Sekolah Tinggi Teknik Pati, Pati 59119 Email: nuri.indramayu@gmail.com

1. PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, yang meliputi memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang dapat digunakan sebagai keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan sebuah keputusan. Pengertian tersebut merupakan definisi teknologi informasi menurut Sutabri (2014: 3).

Dimasa pandemic ini interaksi antar social tidak bias selancar sebelum pandemi, ada keterbatasan untuk bertemu secara langsung. Maka dari itu, gadget sangat berpengaruh sekali dalam memperlancar komunikasi kita antar sesame walau tidak bertemu secara langsung.

Gadget adalah istilah dalam bahasa Inggris yang merujuk pada sebuah perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi tertentu. Di Indonesia, gadget disebut "acang". Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”. Gadget merupakan perangkat yang berhubungan dengan perkembangan teknologi saat ini. Contoh dari gadget meliputi tablet, smartphone, laptop, dll. [1] Maka dari itu gadget merupakan perangkat elektronik yang memudahkan beberapa pekerjaan manusia dan memberi informasi yang akurat setiap waktunya, dan itu juga berlaku bagi anak usia dini yang dapat mengedukasi melalui perangkat gadget contohnya handphone sebagai media dalam perkembangan mereka yang tentunya harus dalam pengawasan orang tua atau wali. Walaupun ada dampak positifnya, pemakaian gadget ini lebih berpengaruh buruk bagi anak usia dini.

(2)

Menurut Jovita Maria Ferliana, psikolog di Rumah Sakit Royal Taruma, dari sudut pandang neurofisiologis, otak anak di bawah usia 5 tahun masih dalam tahap perkembangan. Perkembangan otak anak akan lebih optimal jika anak dirangsang dengan panca inderanya secara langsung. Misalnya: menyentuh benda, mendengar suara, berinteraksi dengan orang, dll. Jika anak di bawah usia 5 tahun sering menggunakan gawai, apalagi tanpa didampingi orang tuanya, akibatnya anak hanya fokus pada kenyamanan dan kurang berinteraksi dengan benda, dunia sekitar.[2] Indonesia merupakan negara keempat terpadat di dunia yang mencapai 260 juta jiwa, tentunya menjadi pasar teknologi digital yang besar (Kusyanti & Prastanti, 2017) (Pratama, 2018).[3][4]

Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI) di tengah pandemi COVID-19. Krisis kesehatan yang disebabkan oleh wabah COVID-19 telah menyebabkan pembelajaran online secara simultan. Tsunami online telah melanda hampir setiap sudut dunia selama pandemi COVID-19.[5]

Dalam kondisi saat ini, teknologi menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk mempermudah pembelajaran selama masa COVID-19. Kemajuan teknologi berkembang semakin pesat dengan kemudahan yang diberikan untuk mengakses informasi. Kemajuan teknologi juga membuat aktivitas menjadi lebih cepat dan tidak terbatas. Pemanfaatan teknologi dapat menjadi sumber belajar bagi siswa. Kemajuan ini pun perlu ditangani dengan bijak dan efektif untuk memberikan manfaat bagi semua pengguna.

Dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik sangat berperan penting dalam membimbing anak memahami dan mengenal tentang ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh dari mana saja melalui media informasi sehingga menjadi tolak ukur perkembangan anak di masa yang akan datang. Dan dituntut memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang tentunya secara online. Dalam hal ini, guru dan murid harus mampu merealisasikan antara kemajuan teknologi dengan proses belajar mengajarnya. Banyak tantangan dan peluang yang harus dihadapi oleh guru dan murid, supaya mereka mampu bertahan dalam menggali pengetahuan di masa pandemi Covid- 19 .

2. METODE

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan membuat gambaran keadaan suatu subjek atau objek dengan rinci. Deskripsi difokuskan pada masalah yang akan dibahas.

Kemampuan mendeskripsikan sesuatu sangat berperan penting untuk membuat data semakin akurat.[6]

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif berfokus pada pemecahan masalah nyata sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam pendidikan, penelitian deskriptif lebih banyak bekerja untuk solusi praktis daripada untuk pengembangan ilmu pengetahuan, peneliti mencoba memotret peristiwa yang menjadi pusat perhatian kemudian menggambarkan atau menggambarkannya apa adanya, sehingga penggunaan hasil penelitian ini berlaku saat itu, yang belum tentu relevan saat digunakan. Karena itu tidak selalu membutuhkan hipotesis.[7]

3. PEMBAHASAN HASIL

Karena pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara langsung, teknologi yang berkembang saat ini sangat membantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara online. Dan teknologi ini pastinya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 pada anak – anak yang daya tahan tubuhnya masih rentan terhadap virus tersebut. Pandemi Covid-19 mengharuskan semua elemen pendidikan mengalihkan pembelajaran menjadi menggunakan teknologi termasuk pendidikan anak.[8]

Kemajuan teknologi tidak hanya fokus pada teknologi yang merajalela, tetapi juga memiliki beragam perangkat seluler atau gadget. Saat ini interaksi masyarakat dengan televisi tertinggal dibandingkan interaksi dengan ponsel. Hal ini dikarenakan handphone mudah dibawa dan ringan serta multifungsi, dapat digunakan untuk menonton televisi, memutar audio dan merekam video.[9] Dapat dikatakan bahwa individu diperkenalkan dengan teknologi oleh lingkungan tanpa disadari. Dengan demikian, media ponsel dapat digunakan oleh orang tua untuk mengajar anak. Pembelajaran dapat berupa pengenalan literasi dan numerasi.

(3)

memberikan pilihan media atau program yang sesuai untuk anak, memantau yang telah diakses oleh anak, memberikan dukungan operasional anak saat mengakses media sosial.[11]

Pengaruh teknologi terhadap pendidikan anak dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Efek positif dari teknologi itu sendiri adalah dengan teknologi yang semakin canggih ini, manusia dimudahkan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian dampak teknologi terhadap pendidikan di zaman sekarang ini, anak akan dapat mengembangkan pemahamannya melalui internet tanpa harus menghabiskan waktu untuk mencari buku di perpustakaan atau bertanya kepada guru, karena sistem yang serba online ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga. Namun sisi negatifnya, yaitu dengan segala sesuatu yang serba instan, orang atau anak akan malas dan tidak cenderung berkembang karena terlalu nyaman dengan fasilitas yang ada. Selain itu, anak juga cenderung akan sering bermain gadget guna bermain game online atau menonton yang lain selain materi pembelajaran, anak juga kurang berinteraksi dengan orang sekitarnya dan lebih fokus terhadap gadget atau alat elektronik lainnya yang menyebabkan kurangnya rasa empati pada dirinya.

Peningkatan kinerja pendidikan di masa yang akan datang menuntut sistem informasi dan teknologi informasi untuk berperan tidak hanya sebagai sarana penunjang tetapi juga sebagai senjata utama untuk mendukung keberhasilan dunia pendidikan untuk mencapai keberhasilan, dapat bersaing di pasar global.

Indonesia menempati posisi keempat dengan 160,23 juta pengguna smartphone. Yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Daftar 10 negara dengan pengguna smartphone terbanyak (2020)

Menurut gambar diatas yang diperoleh dari Laporan Newzoo menunjukkan bahwa pengguna ponsel pintar (smartphone) terbesar berada di Tiongkok pada 2020. Jumlahnya mencapai 911,9 juta pengguna dengan frekuensi pemakaian minimum sebulan sekali. Padahal, penerobosan smartphone di Negeri Tirai Bambu baru menjangkau 63,4% penduduknya.[12]

Posisi Tiongkok disusul oleh India dengan 439,4 juta pengguna smartphone pada tahun lalu.

Penerobosan smartphone di Negeri Bollywood itu baru sebesar 31,8% dari total populasi. Setelahnya ada Amerika Serikat dengan 270 juta pengguna smartphone. Penerobosan smartphone di AS mencapai 81,6%

dari total populasi. Lalu, Indonesia menempati posisi keempat dengan 160,23 juta pengguna smartphone.

Penerobosan smartphone di dalam negeri telah mencapai 58,6% dari total populasi. Dan dapat disimpulkan bahwa di Indonesia mayoritas penduduknya menggunakan smartphone termasuk anak-anak.

Menurut databoks yang bersumber dari statista pada Juli 2020 penggunaan smartphone diprediksi akan terus menaik seperti pada gambar di bawah ini.

(4)

Gambar 2. Pengguna Smartphone yang terus meningkat

Penggunaan smartphone atau telepon pintar di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2015, hanya 28,6% penduduk Indonesia yang menggunakan perangkat ini. Seiring waktu, smartphone menjadi lebih dan lebih terjangkau, sehingga meningkatkan penggunaannya. Lebih dari setengah penduduk Indonesia, atau 56,2%, menggunakan smartphone pada 2018. Satu tahun kemudian, hingga 63,3% orang menggunakan smartphone. Hingga tahun 2025, setidaknya 89,2% penduduk Indonesia menggunakan smartphone. Dalam enam tahun sejak 2019, penetrasi smartphone di Tanah Air meningkat 25,9%.[13]

Menurut databoks yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 16 Desember 2020, pada masa pandemi ini mendorong para anak menggunakan gadget lebih sering dibandingkan dengan hari-hari biasa yang diperjelas dengan gambar di bawah ini.

Gambar 3. Persentase Penggunaan Teknologi Informasi pada Anak Usia Dini (2020)

Menurut gambar di atas sebanyak 29% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan ponsel dalam tiga bulan terakhir. Secara khusus, 3,5% bayi di bawah usia satu tahun, 25,9% anak di bawah usia lima tahun, dan 47,7% anak-anak usia prasekolah, 5-6 tahun. Selain itu, sebanyak 12% anak-anak pada usia ini memiliki akses ke internet. Anak prasekolah memiliki proporsi terbesar, yaitu 20,1%, dibandingkan dengan 10,7%

untuk balita dan 0,9% untuk bayi. Sementara itu, hanya 0-1% anak usia dini yang menggunakan komputer dalam periode waktu yang sama.

4. KESIMPULAN

(5)

REFERENCES

[1] Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Indonesia: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 78.

[2] Hartini, N., “Metodologi Pendidikan Anak dalam Pandangan Islam” (Studi tentang Cara-cara Rasulullah SAW dalam Mendidik Anak). Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta'lim, 9(1), 31-43, 2011

[3] Kusyanti, A., & Prastanti, N. D. (2017). The role of privacy, security and trust in user acceptance of smartphone user in Indonesia. In 2017 5th International Conference on Information and Communication Technology, ICoIC7 2017 (Vol. 0, hal. 1–6). https://doi.org/10.1109/ICoICT.2017.8074674

[4] Pratama, A. R. (2018). Investigating Daily Mobile Device Use among University Students in Indonesia. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 325(1). https://doi.org/10.1088/1757- 899X/325/1/012004 [5] Goldschmidt, K., & Msn, P. D. (2020). The COVID-19 pandemic : Technology use to support the wellbeing of

children. Journal of Pediatric Nursing, xxxx, 3–5. https://doi.org/10.1016/j.pedn.2020.04.013 [6] Mammikos.com, Karya Tulis Ilmiah: Cara Penulisan, Struktur dan Metode Penelitian, 22 Juli 2021

[7] Soendari, T. (2012). Metode Penelitian Deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17.

[8] Chusna, P. A., & Utami, A. D. M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Anak Usia Sekolah Dasar. PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education, 2(1), 11-30. https://doi.org/10.51675/jp.v2i1.84

[9] Ulfa, S. (2016). Pemanfaatan Teknologi Bergerak Sebagai Media Pembelajaran bagi Anak Usia Dini. Edcomtech Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(1), 1-8. https://doi.org/10.35568/naturalistic.v1i1.33

[10] Ebi, S. (2017). Golden Age Parenting: Memaksimalkan Potensi Anak di Usia Emas. Psikologi Center.

[11] Santosa, E. T. (2015). Raising Children In Digital Era. Elex Media Komputindo.

[12] Pusparisa, Y., & Jarot D. B. (2021). Daftar Negara Pengguna Smarthphone Terbanyak Indonesia Urutan Berapa.

Databoks. Katadata.

[13] Pusparisa, Y., & Yudhistira A. W. (2020). Pengguna Smarthphone Diperkirakan Mencapai 89 Populasi Pada 2025.

Databoks. Katadata.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai masalah belajar daring selama pandemi adalah sebagai berikut (1) Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses

Saat ini pandemi covid-19 melanda dunia dan Indonesia, banyak aspek yang berdampak khusunya di dunia pendidikan dan terkhusus lagi di pembelajaran anak usia dini,

Safitri & Harun (2020) Peneliti terdahulu dengan judul “Membiasakan Pola Hidup Sehat dan Bersih Pada Anak Usia Dini Selama Pandemi COVID- 19” dengan hasil penelitian

Upaya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3A Kota Banjarmasin dalam Pencegahan Tindak Pidana Kekerasan terhadap Anak di Masa Pandemi COVID-19 Rifqi Fadhli

Teknik Kimia/Fakultas teknologi Industri PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MASA PANDEMI COVID 19 Pajangan November - Desember 2021 Krebet Sendangsari A Ani Purwanti, S.T.,

Jurnal Pendidikan Tambusai 6246 Pengaruh Sosial Emosional terhadap Kemandirian Belajar Anak Usia 5-6 Tahun di Masa Pandemi Covid 19 Luluk Miftahul Jannah, Candra Apriyanshah

Kebijakan Umum penyelengara an pendidilkan masa pandemi covid 19 semester 2 genap tahun 2020/2021  Pemberian izin pelaksanaan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan

vii KUALITAS PELAYANAN PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS WAHYU WINANDA SUPRAYOGI ABSTRAK Tujuan penelitian Pada masa pandemi COVID-19, upaya kesehatan