TINGKAT KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH HUNI DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SENAPELAN KOTA PEKANBARU
Suryani
Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Payung Negeri Pekanbaru E-mail: suryaniwibowo87@yahoo.co.id
ABSTRACK
The development of residential environment in urban areas is inseparable from the rapid growth of urban population both because of the growth factor of the urban population itself and because of the urbanization factor. Pekanbaru is a city with rapid development.
However, on the other hand, the rapid development of Pekanbaru City has an impact on population growth and densely populated settlements and many residents of Pekanbaru who have low economy do not have a permanent residence so that people do not pay attention to occupancy in accordance with health standards. The purpose of this study is to determine the level of quality of environmental health of residential houses and settlements in Jalan Meranti Village Kampung Baru Senapelan District Pekanbaru City. Data analysis in this research use descriptive analysis. The level of quality of environmental health of residential houses and settlements can be known from the results of the parameter index of each indicator and weighting of each indicator usedbaik it is for the indicator of environmental health of residential houses and settlements. The results of this study indicate the level of environmental health quality of houses and settlements in Jalan Meranti Village Kampung Baru Senapelan District Pekanbaru city is bad from some index parameters.
Keywords: Quality of Environmental Health, Housing, Settlement
PENDAHULUAN
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berhar ga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996 ; Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan saran a yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).
Komponen yang harus dimiliki rumah sehat (Ditjen Cipta Karya, 1997) adalah:
(1) Fondasi yang kuat untuk mene ruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan bangunan , dan merupakan konstruksi penghubung antara bagunan dengan tanah;
(2) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25
EcoNews
Advancing the World of Information and Environment
Vol. 2 No. 1 Maret, 2019, pp. 8-12
Journal homepage: https://journal.pasca-unri.org/index.php/econews/index
rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan ( privacy) penghuninya; (5) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum; serta (6) Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angin dan air hujan.
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992). Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebgai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbaga i bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani kebutuhan di dalam satu satuan lingkungan pemukiman.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini membahas tingkat kualitas kesehatan lingkungan rumah huni dan permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Kualitas kesehatan rumah huni dilihat dari bangunan fisik rumah (1) Fondasi yang kuat untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bagunan dengan tanah; (2) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu; (3) Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai; (4) Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan ( privacy) penghuninya; (5) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum; serta (6) Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angin dan air hujan.
Kualitas kesehatan lingkungan permukiman dilihat dari aspek sanitasi lingkungan permukiman seperti sarana air bersih, jamban (MCK), sistem pembuangan air limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah.
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, analisa deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran karakteristik sebaran nilai masing-
masing variabel yang diteliti sehingga didapatkan gambaran suatu daerah yang memiliki tingkat kualitas kesehatan lingkungan baik, sedang, rendah (buruk).
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kualitas Kesehatan Rumah Huni
Kualitas kesehatan rumah huni dari kondisi bangunan fisik sebagai berikut:
a. Fondasi
Tabel 1 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Fondasi Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Fondasi 0 11,1 88,9
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa fondasi rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 88,9 % memiliki fondasi yang buruk atau tidak kokoh, hal ini dikarenakan rumah huni tidak memiliki fondasi.
b. Lantai
Tabel 2 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Lantai Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Lantai 0 16,7 83,3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa lantai rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 83,3 % memiliki lantai yang buruk, hal ini dikarenakan rumah huni memiliki lantai dalam kondisi tidak baik, dekat dari badan jalan tinggi di bawah 10 cm.
c. Jendela dan Pintu
Tabel 3 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Jendela dan Pintu Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Jendela dan Pintu 0 16,7 83,3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jendela dan pintu rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 83,3 % memiliki jendela dan pintu yang buruk, hal ini dikarenakan luas ventilasi kurang dari10% dari luas lantai.
d. Dinding
Tabel 4 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Dinding Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Dinding 0 11,1 88,9
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dinding rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 88,9 % memiliki dinding yang buruk, hal ini dikarenakan rumah huni mayoritas memiliki dinding yang terbuat dari kayu yang sudah tidak layak.
e. Langit-langit
Tabel 5 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Langit-Langit Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Langit-langit 0 11,1 88,9
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa langit-langit rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 88,9 % memiliki langit-langit yang buruk, hal ini dikarenakan rumah huni mayoritas tidak memiliki langit-langit.
f. Atap rumah
Tabel 6 Kualitas Kesehatan Rumah Huni Dilihat Dari Atap Rumah Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Atap 0 66,7 33,3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa atap rumah huni di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 66,7 % memiliki atap dengan kualitas sedang, hal ini dikarenakan rumah huni mayoritas sudah memiliki atap dengan kualitas sedang melindungi dari panas.
2. Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman a. Sarana Air Bersih
Tabel 7 Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman Dilihat Dari Sarana Air Bersih Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Sarana Air Bersih 0 0 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana air bersih permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 100 % memilki saran air bersih yang buruk, hal ini dikarenakan masih banyak penduduk yang menggunakan air sungai untuk kegiatan sehari-hari.
b. Jamban (MCK)
Tabel 8 Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman Dilihat Dari Jamban (MCK) Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Jamban (MCK) 0 0 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jamban permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 100 % memilki jamban yang buruk, hal ini dikarenakan masih banyak penduduk memilki jamban cemplung yang langsung dialirkan ke sungai.
c. Sistem Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
Tabel 9 Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman Dilihat Dari Sistem Pembuangan Air Linbah Rumah Tangga
Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Sistem Pembuangan Air
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sistem pembuangan air limbah rumah tangga permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 100 % memilki sistem pembuangan air limbah yang buruk, hal ini dikarenakan masih banyak penduduk memilki yang mengalirkan langsung air limbah rumah tangga ke sungai
d. Tempat Pembuangan Sampah
Tabel 10 Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman Dilihat Dari Tempat Pembuangan Sampah
Indikator
Kualitas
Baik Sedang Buruk
% % %
Tempat Pembuangan Sampah 0 0 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tempat pembuangan sampah permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru sebanyak 100 % memilki tempat pembuangan sampah yang buruk, hal ini dikarenakan masih banyak penduduk membuang sampah langsung ke sungai
KESIMPULAN
Kualitas kesehatan rumah huni ditinjau dari kondisi bangunan fisik kualitas kesehatan lingkungan permukiman di Jalan Meranti RT 01/ RW 06 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru memilki kualitas yang buruk. Perlu adanya perhatian dari pemerintah setempat untuk memperhatikan keadaan permukiman di wilayah kerja setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmasari, Dessy. 2007. Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cengkareng.
Tesis Program Pasca Sarjana UI Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan.
Slamet, July. 2005. Kesehatan Lingkungan.Gajah Mada University Press. Bandung
Iswanto, dkk. 2013. Tingkat Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman Kota Depok.
Departemen Geografi FMIPA UI