• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SERBUK POS-K DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

N/A
N/A
ABDI SAYEKTI

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SERBUK POS-K DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SERBUK OBAT POS-K DENGAN METODE MATERIAL

REQUIREMENT PLANNING (MRP)

Abdi Sayekti1, Suseno2

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta, Jl Glagahsari No 63, Umbulharjo, Yogyakarta 55164

Email: abdisayekti1@gmail.com Abstrak

Naturindo Fresh merupakan perusahaan produsen sekaligus distributor yang concern pada bidang kesehatan natural asli Indonesia. Perusahaan manufaktur yang melakukan produksi setiap hari perlu untuk membuat perencanaan dan pengendalian dengan baik. Pengendalian bahan baku juga sangat penting dilakukan agar proporsi jumlah yang digunakan sesuai dengan efisiensi produksinya. Pada penelitian ini didapatkan informasi bahwa bahan baku pada produk dengan permintaan terbanyak sering terjadi kekurangan di akhir bulan pada salah satu bahan baku yang dapat digunakan pada kebanyakan produk. Hal tersebut mengakibatkan resep bahan bahan baku obat yang sudah disiapkan sesuai jadwal bulanan harus kembali di ubah untuk di ambil salah satu bahan baku nya untuk memenuhi resep bahan baku pada produk dengan permintaan terbanyak.

Tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem perencanaan kebutuhan bahan baku dalam kebijakan pengendalian baku dapat tersedia dengan kuantitas dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan produksi. Untuk memastikan rencana persediaan yang ditetapkan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, teknik Forecasting dengan perhitungan error serta metode Material Requirement Planning (MRP) menjadi pilihan yang dapat digunakan. Penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) membuat PT. Naturindo Fresh mampu menentukan perencanaan jadwal pembelian dan jumlah kebutuhan bahan baku sehingga hal ini mampu mengoptimalkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Hal ini dilihat dari hasil Master Production Schedule (MPS) serbuk obat Pos-K untuk bulan November dan Desember 2022 adalah masing-masing 99kg. Daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) untuk masing-masing bulan November dan Desember 2022 (99kg serbuk obat Pos-K) adalah 73500gram (73.5kg) bahan baku simplisia, 36480gram (36.5kg) bahan baku pendukung, 13500gram (13.5kg) daun waru, 27000gram (27kg) amilum. Diantara ketiga teknik lot sizing yang digunakan, diperoleh hasil bahwa metode yang terbaik untuk daun waru adalah Part Period Balancing (PPB).

Kata Kunci: Bill Of Material; Forecasting; Jadwal induk produksi; MRP; Persediaan bahan baku

A. PENDAHULUAN

Bahan baku menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi perusahaan- perusahaan manufaktur. Bahan baku juga merupakan faktor utama bagi perusahaan yang berskala besar ataupun kecil dalam menunjang kelancaran proses produksi. Pentingnya persediaan bahan baku membuat perusahaan harus dengan cermat meperhatikan hubungan antar bahan baku untuk dapat menentukan kebutuhan material secara tepat, efektif dan efisien. Ada beberapa studi yang dapat digunakan dalam pengendalian bahan baku yaitu dengan menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP). Material Requirement Planning (MRP) adalah metode permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan,status persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk, yang dipakai untuk menentukan kebutuhan material yang akan digunakan.

Hal ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menentukan perancangan terhadap persediaan bahan baku tangki air stainless di perusahaan berupa jadwal produksi atau jadwal pemesanan dari masing-masing bahan baku. Keterbaruan dari penelitian ini adalah fokus dari hasil penelitian, yakni tentang penjadwalan produksi dan pemesanan bahan baku. Penelitian ini melibatkan proses peramalan dengan Moving average dan Single exponential smoothing yang selanjutnya dilanjutkan dengan metode Material requirement planning (MRP). Dari pengolahan data yang sudah dilaksanakan, maka diperoleh stock out terbanyak terjadi pada komponen produk tangki air stainless yang

(2)

merupakan produk jadi, yakni sebanyak sembilan kali dengan jumlah sebanyak 350 unit (Imanda Rahmasari1,Farida Pulansari2,2022).

Untuk memastikan rencana persediaan yang ditetapkan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, teknik Forecasting dengan perhitungan error serta metode Material Requirement Planning (MRP) menjadi pilihan yang dapat digunakan. Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang meperikirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat (Gaspersz,2004).

permasalahan dalam penelitian ini adalah bahan baku pada produk dengan permintaan terbanyak sering terjadi kekurangan di akhir bulan pada salah satu bahan baku yang dapat digunakan pada kebanyakan produk. Hal tersebut mengakibatkan resep bahan bahan baku obat yang sudah disiapkan sesuai jadwal bulanan harus kembali di ubah untuk di ambil salah satu bahan baku nya untuk memenuhi resep bahan baku pada produk dengan permintaan terbanyak. Tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem perencanaan kebutuhan bahan baku dalam kebijakan pengendalian baku dapat tersedia dengan kuantitas dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan produksi.

B. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan metode Material Requirement Planning (MRP) yang merupakan penerapan persediaan dari prinsip manajemen persediaan, yaitu mengambil suatu masalah kemudian menganalisisnya, alur pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram alir penelitian

(3)

2. Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek dan lokasi penelitian dilakukan di PT. Naturindo Fresh yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam produsen sekaligus distributor yang concern pada bidang kesehatan natural asli indonesia. Perusahaan ini terletak di Secang, Sendangsari, Kec. Pengasih, Kab. Kulon Progo, DIY 55652

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer bersumber dari hasil observasi dan wawancara dengan tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pelaksanaan pengendalian persediaan. Data tersebut meliputi :

a. Aliran proses produksi

b. Lead time pemesanan bahan baku.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang mengacu pada sumber informasi yang sudah ada seperti jurnal, artikel, internet, dan dokumentasi perusahaan. Data tersebut meliputi:

a. Bill Of Material (BOM).

b. Struktur Produk.

c. Data permintaan produk.

d. Data aktual persediaan.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut.

1. wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan atau karyawan sesuai dengan objek yang diteliti.

2. observasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang diamati.

3. dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan mengutip dari dokumen perusahaan.

5. Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan diperoleh maka selanjutnya dilakukan analisis data yaitu :

a. Peramalan

Melakukan peramalan dengan metode Moving Average dan Single Exponential Smoothing menggunakan bantuan software POM for Windows untuk mencarai nilai MAD (Mean Absolute Demand = rata- rata penyimpangan absolut), MAPE (Mean Absolute Percentage Error = rata-rata persentase kesalahan absolut), dan MSE (Mean Absolute Error = rata-rata kuadrat kesalahan) yang terkecil. Hasil peramalan dengan MAD, MAPE, dan MSE terkecil dipilih sebagai Master Production Schedule (MPS) untuk model (MRP).

b. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)

Jadwal Induk Produksi dibuat berdasarkan pada peramalan permintaan produk. Peramalan permintaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika deret waktu (time series).

(4)

c. Bill Of Material

Untuk menentukan apa yang diperlukan dalam pembuatan sebuah produk dibutuhkan daftar kebutuhan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi tersebut. Salah satu cara untuk membuat daftar kebutuhan bahan baku adalah dengan cara membuat struktur produk. Proses pembuatan struktur produk ini didasarkan pada produk yang diteliti dan proses produksinya.

d. Material Requirement Planning (MRP)

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode MRP. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah teknik lot sizing Lot for Lot (LFL), Part Period Balancing, dan Economic Order Quantity (EOQ). Perhitungan MRP tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software POM for Windows. Berikut merupakan contoh tabel Material Requirement Planning (MRP).

Tabel 1. Contoh Tabel Material Requirement Planning (MRP) Lead

Time

Persediaan di tangan

Persediaan pengaman

Kode Level

Identifikasi Barang

Minggu 1 2 3 4 GR SR IOH NR POR POL Sumber : Heizer dan

Render (2005) Keterangan:

GR = Gross Requirements (Kebutuhan Kotor)

SR = Scheduled Receipts (Penerimaan yang dijadwalkan)

IOH = Inventory on Hand (Persediaaan di tangan) NR = Net Requirements (Kebutuhan Bersih)

POR = Planned Order Receipts (Penerimaan Pemesanan Terencana)

POL = Planned Order Releases (Pelepasan Pesanan Terencana)

C. PENGUMPULAN DATA

1. Data permintaan serbuk obat Pos-K

Tabel 2. Hasil produksi serbuk obat herbal POS-K Januari 2022 – Oktober 2022 No Bulan Hasil Produksi (gram)

1 Januari 94.900

2 Februari 127.100

3 Maret 155.900

4 April 156.200

5 Mei 187.800

6 Juni 347.000

7 Juli 287.500

8 Agustus 253.900

9 September 255.200

10 Oktober 30.800

Total 1.896.300

(5)

2. Bill Of Material (BOM)

Adapun Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material) untuk satu bets serbuk obat herbal POS-K dapat dilihat gambar berikut.

Tabel 3. Daftar kebutuhan bahan baku obat POS-K Bahan baku Level Banyak satuan

Serbuk 0 1 bets (36600gram)

Bahan baku simplisia 1 24500

Simplisia (daun waru) 2 2250 x 2 kantong Bahan baku pendukung 1 12160

Pendukung (amilum) 2 4500 x 2 kantong Keterangan :

Level 0 : serbuk

Level 1 : bahan baku simplisia dan bahan baku pendukung

Level 2 : teki, daun suruh, daun beluntas, kumis kucing, tempuyung, meniran, widoro upas, daun ungu, kulit pule, daun waru, akar alang, pegagan, jahe, kunir, kulit pulosari, adas, daun alpukat, ceplukan, daun benalu dan amilum, maltodek, laktosa, aerosil.

Daftar kebutuhan bahan baku dibuat berdasarkan struktur produk, berikut ini merupakan daftar bahan baku yang digunakan pada produksi obat bermerek Pos-K yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Besar pemakaian bahan baku aktif pendukung

No Nama (gram) Berat pemakaian

1 Amilum 4500

2 Laktosa 500

3 Maltodek 1000

4 Aerosil 80

total 6080

Tabel 5. Besar pemakaian bahan baku simplisia No Nama (gram) Berat pemakaian

1 F35 2250

2 R01 750

3 H03 1150

4 RH02 750

5 RH06 400

6 C03 400

7 FR01 500

8 F01 400

9 H01 400

10 F03 400

11 RH12 400

12 F31 400

(6)

13 F02 400

14 F19 400

15 F33 400

16 H02 600

17 T03 750

18 F34 750

19 C02 750

total 12.250

3. Catatan Persediaan

Catatan persediaan merupakan salah satu input untuk Rencana Kebutuhan Bahan (Material Requirement Planning) yang terdiri dari persediaan yang tersedia dan masih dalam pemesanan. Persediaan bahan baku yang digunakan yaitu daun waru. Data persediaan bahan baku pada bulan Oktober 2022 dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 6. Data Aktual Persediaan Bahan Baku simplisia (Bulan Oktober 2022)

No Nama

Harga Rp/Kg

Status Stock(Kg)

1 F35(daun waru) Rp. 25,000 16000

4. Waktu Ancang (Lead Time)

Lead time dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu lead time pemesanan bahan baku dan proses produksi. Tabel 12 menunjukkan lead time pemesanan bahan baku. Sedangkan tabel 13 menunjukkan lead time proses produksi.

Tabel 7. Lead Time Pemesanan Bahan Baku

Bahan Baku Lead Time (hari) Semua bahan baku simplisia 7

Semua bahan baku pendukung 7

Tabel 8. Lead Time Proses Produksi

Proses Produksi Lead Time (hari)

Penimbangan bahan baku 1

Ekstraksi (pencucian – penimbangan serbuk) 3

5. Biaya Pemesanan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, biaya pemesanan untuk bahan baku pada PT. Naturindo Fresh meliputi biaya telepon dan biaya administrasi dimana didalam biaya administrasi sudah meliputi biaya transportasi dan pengiriman. Data biaya pemesanan setiap bahan baku yaitu Rp.100.000.

D. ANALISIS 1. Peramalan

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan software POM for Windows 4 untuk mencari MAD, MSE, dan MAPE. Metode peramalan dengan MAD, MSE, dan MAPE terkecil akan digunakan untuk menentukan peramalan permintaan bulan

(7)

November dan Desember 2022. Tabel berikut menyajikan hasil dari pengolahan data menggunakan software POM for Windows 4.

Tabel 9. MAD, MSE, dan MAPE Bulan November dan Desember 2022

Bulan Metode Peramalan MAD MSE MAPE

November Moving Average 73631,25 11073340000 1,088 Exponential Smothing 63217,95 9536466000 0,982 Weighted Moving Averages 68075 10578850000 1,065 Desember Moving Average 79235,63 11827880000 1.262 Exponential Smothing 58131,61 9326299000 0,945 Weighted Moving Averages 63133,33 10383480000 1,033

Tabel 9 menunjukkan hasil bahwa permintaan bulan November dan Desember 2022 dengan metode Exponential Smoothing lebih baik daripada metode Moving Average dan Weighted Moving Averages karena memiliki MAD, MSE, dan MAPE yang lebih kecil. Hasil peramalan permintaan serbuk obat POS-K pada bulan November dan Desember yaitu masing-masing 98980 gram.

2. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)

Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) serbuk obat Pos-K untuk bulan November dan Desember 2022 adalah masing-masing 99kg. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) untuk Bulan November dan Desember 2022 merupakan hasil peramalan permintaan berdasarkan permintaan serbuk obat Pos-K pada tahun 2022, yaitu dari bulan Januari - Oktober 2022.

3. Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material)

Daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) untuk satu bets serbuk obat Pos- K adalah 24500gram bahan baku simplisia, 12160gram bahan baku pendukung, 4500gram daun waru, 9000gram amilum. Daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) untuk bulan November dan Desember 2022 dibuat berdasarkan struktur serbuk obat Pos-K dan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule).

Jadi, Daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) untuk masing-masing bulan November dan Desember 2022 (99kg serbuk obat Pos-K) adalah hasil dari 3 kali proses produksi serbuk obat Pos-K yaitu 73.5kg bahan baku simplisia, 36.5kg bahan baku pendukung, 13.5kg daun waru, dan 27kg amilum.

4. Material Requirement Planning (MRP)

Analisis Material Requirement Planning (Rencana Kebutuhan Bahan) pada PT. Naturindo Fresh dilakukan secara manual, karena jumlah item yang dilibatkan dalam penelitian produksi relatif sedikit. Berdasarkan Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material) dan 4 langkah utama dalam Material Requirement Planing, maka dapat ditentukan pemesanan, proses produksi dan selesainya produk akhir dengan rincian sebagai berikut:

a. Analisis pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode Material Requirement Planning pada serbuk obat Pos-K, hanya bahan baku daun waru yang di analisis karena persediaan bahan baku daun waru tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi serbuk obat Pos-K pada periode bulan November dan Desember 2022. Pemesanan bahan baku daun waru dilakukan pada minggu ke-2 di bulan November sehingga persediaan tersedia di gudang pada minggu ke-3 bulan November (periode 3) guna memenuhi permintaan produksi pada periode minggu ke-4.

b. Pembuatan serbuk obat Pos-K dimulai ketika memasuki minggu ke-2 bulan November (periode 2) dan minggu ke-4 bulan November (periode 4) untuk

(8)

memenuhi jumlah permintaan serbuk obat Pos-K pada bulan November dan Desember 2022.

c. 99kg serbuk obat Pos-K selesai diproduksi pada minggu ke-2 bulan November (periode 2) dan minggu ke-4 Bulan November (periode 4).

Pembuatan serbuk obat Pos-K dapat selesai pada periode yang sama dengan periode pembuatan karena lead time proses produksi obat di PT. Naturindo Fresh dari proses penimbangan bahan baku hingga menjadi serbuk hanya membutuhkan waktu 4 hari.

5. Penentuan Ukuran Lot Optimal

Analisis ukuran lot dengan teknik Lot for Lot, Part Period, dan Econnomic Order Quantity telah dilakukan, selanjutnya menentukan teknik yang memiliki total biaya persediaan paling kecil, Tabel berikut memberikan gambaran perbandingan total biaya persediaan untuk ketiga teknik tersebut untuk setiap bahan baku.

Tabel 10. Perbandingan Hasil Penghitungan Biaya Persediaan Ketiga Teknik Bahan

baku

Teknik lot sizing Lot for lot Part period

balancing

Econnomic order quantity Daun waru Rp.101250 Rp.101250 Rp.150250

Berdasarkan Tabel 10 dapat ditentukan teknik lot sizing untuk bahan baku daun waru yang menghasilkan ukuran lot optimal adalah teknik Lot for Lot (LFL) dan Part Period Balancing (PPB) karena kedua teknik ini memiliki total biaya yang sama dan paling kecil dari ketiga teknik yang digunakan. Dalam keadaan ini dapat dipilih salah satu teknik yaitu Part Period Balancing (PPB).

E. SIMPULAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) membuat PT.

Naturindo Fresh mampu menentukan perencanaan jadwal pembelian dan jumlah kebutuhan bahan baku sehingga hal ini mampu mengoptimalkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Hal ini dilihat dari hasil Master Production Schedule (MPS) serbuk obat Pos-K untuk bulan November dan Desember 2022 adalah masing-masing 99kg. Daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) untuk masing-masing bulan November dan Desember 2022 (99kg serbuk obat Pos-K) adalah 73500gram (73.5kg) bahan baku simplisia, 36480gram (36.5kg) bahan baku pendukung, 13500gram (13.5kg) daun waru, 27000gram (27kg) amilum.

b. Diantara ketiga teknik lot sizing yang digunakan, diperoleh hasil bahwa metode yang terbaik untuk daun waru adalah Part Period Balancing (PPB) 2. Saran

Perusahaan sebaiknya dapat mempertimbangkan penggunaan metode MRP dalam melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku sehingga perusahaan bisa lebih tepat dalam menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi.

(9)

3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu biaya persediaan yang dianalisis hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Lalu untuk bahan baku yang di analisis hanya daun waru, sebab bill of material pada serbuk obat Pos-K terlalu banyak maka di ambil bahan baku dengan jumlah kebutuhan terbanyak pada produksi serbuk obat Pos-K. Untuk penelitian selanjutnya dalam menganalisis biaya penyimpanan dapat ditambahkan analisis biaya listrik karena dalam penelitian ini tempat yang digunakan untuk menyimpan bahan baku menjadi satu dengan tempat produksi dimana biaya listrik yang digunakan menjadi satu dengan biaya listrik untuk proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Almahdy, Indra dan Fachrurrozi. 2016. Lot Sizing Material Requirement Planning pada Produk Tipe Wall Mounting di Industri Box Panel. Jurnal PASTI Volume X No. 3, 279 – 293

2. Anggriana, K. Z. 2017. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material Requirement Planning) di PT. TIS. Jurnal PASTI Volume IX No 3, 320 – 337

3. Budiwan, W. 2017. Analisis Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dengan Mempertimbangkan Lot Sizing dalam Pengendalian Persediaan Kebutuhan Bahan Baku Xoly untuk Pembuatan Alkyd 9337 Pada PT. PJC. Jurnal Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro, www.garuda.ristekdikti.go.id

4. Destriarani. 2004. “Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode MRP (Material Requirement Planning)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. UII, Yogyakarta

5. Deriko Maftuh Iqballatif. 2018. “Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Jersey Bola Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada Perusahaan Sebellas Apparel”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA, Yogyakarta 6. Erlangga, F. S., & Astuti, R. (2015). Analisis Penerapan Material Requirement Planning (MRP) Dengan Mempertimbangkan Lot Sizing Untuk Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus di Quick Chicken Kota Batu – Jawa Timur).

Malang: Universitas Brawijaya

7. Jayana, K., Ekonomi, J. P., Ekonomi, F., Bisnis, D., & Ganesha, U. P. (2014).

Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Pembuaan Meubel Menggunakan Metode Material Requirement Planning Pada UD. Jaya Utama Seririt. Jurnal Ekonomi UPG

8. Muamar R. Lizamza. 2019. “Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku Batu Bata Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP)”. Skripsi. Fakultas Teknik. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG, Palembang 9. Resmi, D. C. (2011). Kajian Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Produk Polyester Dengan Metode Material Requirement Planning Di PT.

Indorama Synthetics Tbk. Institut Pertanian Bogor

10. Wahyuni, A., A. Syaichu. 2015. Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Produk Kacang Shanghai pada Perusahaan Gangsar Ngunut-Tulungagung. Jurnal Jurusan Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk, Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

The Species Richness and Composition of Termites (Isoptera) in Primary and Regenerating Lowland Dipterocarp Forest in Sabah, East Malaysia.. Termite Assemblages,

Strategi pengelolaan kawasan meliputi (a) mengoptimalkan potensi keanekaragaman hayati yang mencakup flora dan fauna baik pada hutan alam maupun hutan tanaman serta ekosistem

Kredit merupakan sumber utama penghasilan bagi sebuah koperasi dan juga sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar, karena sebagian besar dana operasional

Setelah meninggalnya Haji Idris pada sekitar tahun 1955, masyarakat kampung Madura masih tetap melakukan tradisi toron sebagai bentuk cara menjaga hubungan keluarga dengan

Hubungan antara self-efficacy, konsep diri, dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek: Penelitian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN

Terdapat hubungan yang bermakna kondisi sarana penyediaan air bersih, kondisi sarana jamban keluarga, kondisi sarana pembuangan air limbah keluarga dan kondisi