• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diera Globalisasi saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral dari berbagai lapisan masyarakat,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diera Globalisasi saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral dari berbagai lapisan masyarakat,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diera Globalisasi saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pendidikan merupakan hal utama yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Pendidikan di Indonesia sudah banyak yang mencetak generasi yang berilmu, berintelektual dan terampil, namun kebanyakan tidak seimbang dengan kemampuan dan sikap yang dimiliki. Sebagaimana menurut (Kemendikbud, 2017) menyatakan bahwa Upaya pemerintah dalam mengatasi era globalisasi seperti saat ini adalah pemerintah melakukan perubahan dalam pendidikan nasional dengan cara menjadikan nilai karakter sebagai landasan utama dalam pendidikan nasional, dengan adanya Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter yang dilakukan secara menyeluruh dan sistematis diharapkan dapat memperkuat jati diri dan identitas anak bangsa.

Pendidikan Karakter menjadi poros dalam pelaksanaan Sekolah Dasar dan menengah. Program-program serta kegiatan pendidikan karakter yang dilakukan sampai pada saat ini, gerakan PPK perlu diintegrasikan, diperdalam, diperluas, dan sekaligus diselaraskan. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan revolusi mental atau revolusi karakter bangsa. Gerakan PPK merupakan jalan perwujudan Gerakan Nasional Revolusi Mental disamping menjadi salah satu inti kegiatan yang menciptakan revolusi karakter bangsa.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh (Kemendikbud, 2017) Bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan Gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga yang melibatkan dan kerja sama antara satuan pendidikan keluarga, masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Gerakan Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi (Khotimah, 2019) Mental di dalam pendidikan melibatkan seluruh pengelola guna mengadakan perubahan suatu paradigma, yang meliputi perubahan pola pikir

(2)

dan bertindak dalam pengelolaan sekolah. Maka dari itu, gerakan PPK akan menempatkan nilai karakter sebagai ruang terdalam pendidikan yang mampu membiasakan dan memajukan seseorang dalam melakukan pendidikan. Dalam tujuan pelaksanaan PPK terdapat nilai-nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang harus dikembangkan dan menjadi prioritas Gerakan PPK. Menurut (Kemdikbud, 2016) terdapat lima nilai-nilai utama karakter yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan Integritas. Setiap nilai-nilai tersebut terdapat subnilai yang mencakup 18 nilai dalam pendidikan karakter.

Menurut (Murniyetti, dkk., 2016) Pentingnya pendidikan karakter bagi siswa merupakan suatu keperluan yang paling utama. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter tidak terdapat peraturan yang baku atau mutlak.

Pemerintah memberikan kebebasan terhadap lembaga pendidikan untuk mengembangkan kegiatan dan program-program sekolah yang mengandung nilai-nilai karakter. Sehingga nilai-nilai karakter tersebut tertanam didalam diri siswa dan menjadi perilaku permanen di dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan karakter itu sendiri yaitu untuk mengantarkan siswa agar memiliki kepribadian dan nilai-nilai karakter mulia. Dalam konsep dasar dan pedoman PPK (Kemendikbud, 2017) juga telah menjelaskan bahwa pemerintah menggunakan tiga pendekatan atau strategi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan yaitu PPK berbasis kelas, berbasis masyarakat, dan berbasis budaya sekolah.

Budaya sekolah diibaratkan sebagai urat nadi dari semua kegiatan yang dijalankan oleh setiap warga sekolah, oleh karena itu dengan adanya program pendidikan karakter di sekolah diharapkan budaya sekolah yang ada dapat dibenahi. Sehingga dapat menopang yang kesuksesan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah. Menurut (Kemendikbud, 2017) bahwa Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah terfokus pada kegiatan pembiasaan dan pembentukan budaya dengan pengutamaan nilai-nilai utama PPK sehingga menjadi prioritas utama sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah dapat digabungkan melalui seluruh kegiatan pembiasaan di sekolah yang berasal dari suasana dan lingkungan sekolah. Nilai

(3)

utama PPK berbasis budaya sekolah menjadi kunci utama dalam setiap kegiatan pengembangan pembentukan serta penguatan karakter di lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan dan kondisi budaya sekolah yang kondusif dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam pelaksanaan program PPK sehingga berjalan dengan baik. Melalui kegiatan pembiasaan yang diterapkan di sekolah maka akan menciptakan lingkungan yang kondusif.

Manusia yang unggul dapat dilihat dari segi karakter dan tingkah lakunya. dengan acara adanya penguatan pendidikan karakter (PPK) yang ada di sekolah dapat menciptakan karakter siswa. Karena di dalam Penguatan Pendidikan Karakter terdapat lima nilai utama yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, Integritas. Agar Penguatan Pendidikan Karakter dapat berhasil diupayakan dengan penanaman pembiasaan yang baik dari budaya sekolah. Setiap seminggu sekali diadakan kerja bakti dilingkungan sekolah merupakan salah satu pembiasaan pendidikan nilai karakter gotong royong. Dengan adanya pembiasaan-pembiasaan budaya sekolah diharapkan siswa dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah dan masyarakat. Untuk membentuk karakter siswa tentu saja perlu sebuah proses yang harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Berdasarkan hasil observasi di MI An-nashriyyah pada tanggal 19 April 2021 Pelaksanaan PPK sudah diterapkan sejak tahun 2018, akan tetapi untuk PPK berbasis budaya sekolah dimulai sejak tahun 2019. Dalam dua tahun pelaksanaan ini penulis ingin mengetahui bagaimana hasil pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah melalui kegiatan pembiasaan nilai-nilai karakter dari pihak sekolah. Sekolah ini melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan pembiasaan di sekolah seperti 3S, membaca Asmaul Husna setiap pagi, hafalan bahasa arab, hafalan surat- surat pendek, shalat dhuha dan masih banyak lagi kegiatan-kegitan pembiasaan yang dilakukan di sekolah.

Peneliti melakukan penelitian di MI Annashriyyah karena sekolah tersebut sudah menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah yang merupakan kunci dari penelitian ini. MI Annashriyyah memiliki

(4)

banyak budaya sekolah contohnya seperti yang sudah disebutkan di atas. salah satu contoh pelaksanaan budaya sekolah yang ada di MI Annashriyyah yaitu UKSG yang merupakan salah satu budaya sekolah berupa usaha kesehatan gigi sekolah yang dilakukan oleh siswa setiap hari selasa dan kamis. Siswa diwajibkan membawa peralatan berupa sikat gigi dan gelas. Program tersebut menerapkan karakter tanggung jawab pada diri siswa. Penguatan Pendidikan Karakter di MI Annashriyyah juga diterapkan dalam proses pembelajaran.

Seperti hafalan juz 30 sebagai syarat kelulusan yang merupakan salah satu penerapan nilai religius pada PPK. Selain itu penelitian ini juga masih belum pernah dilakukan disekolah tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas tentang pelaksanaan budaya sekolah serta nilai-nilai karakter maka sekolah tersebut dapat menjadi contoh bagi sekolah lain. Oleh sebab itu, Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter dalam pembiasaan berbasis budaya sekolah disekolah tersebut.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Aliya, 2018) terkait PPK berbasis budaya sekolah yaitu meliputi kegiatan intrakurikuler berupa upacara bendera, literasi bersama atau membaca senyap, senam pagi, sedinten budhaya jawi, dan ekstrakurikuler. Nilai-nilai utama karakter dalam kegiatan tersebut yaitu nilai nasionalis, mandiri, integritas dan gotong royong.

Berdasarkan uraian di atas penerapan penguatan pendidikan karakter perlu diterapkan di sekolah dasar. Seperti yang telah dicantumkan pada kebijakan pemerintah tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang telah berlaku sejak tahun 2017 bahwa terdapat lima nilai karakter yang diterapkan yaitu nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Selain keluarga, pendidikan merupakan salah satu tempat dalam pembentukan karakter. Oleh sebab itu sekolah merupakan tempat kedua siswa sebagai dasar untuk mendapatkan pendidikan karakter, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Berkaitan dengan hal tersebut, pengkajian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter yang dikembangkan melalui budaya sekolah serta kendala dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan Penguatan pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di MI

(5)

An-nashriyyah. Hasil yang didapatkan yaitu mendeskripsikan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Budaya sekolah yang dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan, serta kendala dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah. Peneliti sehingga mengangkat judul “ Analisis Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di MI An-nashriyyah”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah?

2. Bagaimana kendala dalam pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah?

3. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah.

2. Mendiskripsikan kendala dalam proses pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah.

3. Mendiskripsikan upaya dalam mengatasi kendala pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas terdapat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut.

(6)

1. Manfaat secara Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk peneliti lain mengenai pendidikan karakter, dan lebih memahami lagi teori-teori dalam dunia pendidikan, khususnya tentang program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dan ssebagai bahan evaluasi tentang pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang telah di terapkan di sekolah tersebut.

b. Manfaat bagi guru

Adanya penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dan guru dapat mengembangkan pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dengan makmisal.

c. Manfaat bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan tingkat kesadaran siswa terkait pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang di terapkan di sekolah merupakan hal penting bagi dirinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Manfaat bagi peneliti

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan teori-teori yang telah didapatkan oleh peneliti selama perkuliahan dapat diterapkan dan menjadi wawasan baru mengenai pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah.

e. Manfaat bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai rujukan, sebagai referensi, dan menjadi sumber informasi bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya mengenai pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dan materi-materi yang ada dapat dikembangkan lagi.

(7)

1.5 Batasan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Hanya pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah

2. Hanya nilai-nilai utama karakter yang dikembangkan dalam pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An- nashriyyah

3. Hanya kendala dan upaya dalam pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di MI An-nashriyyah

4. Penelitian hanya dilakukan di MI An-nashriyyah

1.6 Definisi Istilah

Berdasarkan judul dan rumusan masalah, maka definisi operasional yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pendidikan Karakter merupakan suatu konsep dasar yang ditanamkan ke dalam pemikiran siswa guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat mengarahkan ke hidup yang lebih baik.

2. Penguatan Pendidikan karakter (PPK) adalah program yang diterapkan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga yang disesuaikan dengan falsafah pancasila.

3. PPK Berbasis Budaya Sekolah merupakan sebuah tradisi dan sikap teladan yang dimiliki oleh sekolah untuk membentuk sebuah nilai-nilai karakter melalui kebijakan sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat yang merupakan

Untuk menguatkan dan membandingkan penelitian Tindak Tutur Lokusi Dan Perlokusi Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar ini, peneliti membandingkan penelitian ini

Sehubungan dengan hal tersebut fenomena yang terjadi mengenai insentif di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah bahwasanya Pemberian Insentif sudah dijalankan, dan

Upaya untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai bukan pegawai negri sipil di RRI Pekanbaru berdasarkan pada kebijakan direktur utama radio republik Indonesia dalam

Transparansi penerimaan dana dan kontak langsung dengan investor melalui komponen sosial memungkinkan anda mendapatkan lebih banyak informasi dari luar, untuk menarik lebih

Penulis meneliti strategi komunikasi pemasaran Garis Lini konveksi pada periode tahun 2013, alasannya adalah karena bisnis konveksi adalah bisnis yang tidak ada habisnya,

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Evodia suaveolens yang didapatkan dari toko tanaman hias di Baranangsiang Bogor, isolat kapang endofit

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan realibilitas kuesioner dapat disimpulkan bahwa dari 37 pertanyaan kuesioner yang diajukan 27 pertanyaan dinyatakan