• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI & BP KELAS X SMKN NEGERI-2 MUARA TEWEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI & BP KELAS X SMKN NEGERI-2 MUARA TEWEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI & BP

KELAS X SMKN NEGERI-2 MUARA TEWEH

Dina Marlina

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya E-mail : dinamarlinaspdi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran yang kurang menarik, sehingga peserta didik merasa bosan, jenuh, dan kurang konsentrasi ketika pembelajaran berlangsung, seorang guru hanya menggunakan metode ceramah dan monoton. Sehingga hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas X gabungan dari tiga jurusan yaitu jurusan ATP, GEOTAM dan TKJ, dengan menggunakan pembelajaran Active Learning metode card sort. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Muara Teweh pada pada bulan November sampai dengan Desember 2022. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.

Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data tentang kegiatan pembelajaran di peroleh dari pengamatan terhadap guru dalam mengelola pembelajaran, pengamatan keaktifan peserta didik dalam proses belajar serta hasil tes belajar peserta didik.

Data yang di peroleh di olah dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan kriteria aktivitas yang telah di tentukan Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melalui penerapan pembelajaran Active Learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar. Dari hasil penelitian siklus I dengan nilai rata-rata kelas 69,33 dengan persentase ketuntasan 46,67% dan pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 82,67 dengan persentase ketuntasan 87%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Active Learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI dan BP dengan materi Aku Selalu Dekat Dengan Allah SWT di kelas X

Kata Kunci : Hasil Belajar, Card sort, PTK

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti yang diterapkan di sekolah sering kali terkesan kurang menarik bahkan membosankan. Kondisi di SMKN 2 Muara Teweh, masih sering dijumpai adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sering kali guru terjebak dengan cara-cara konvensional yaitu berpusat pada guru (teacher centered) yang hanya berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang mengandalkan metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga menyebabkan kejenuhan, membosankan, dan peserta didik tertekan karena harus mendengarkan guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang kurang memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di luar sekolah peserta didik yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat dan hasil belajar peserta didik rendah.

Disamping itu persyaratan siswa naik kelas untuk Sekolah yang sudah menyelenggarakan Kurikulum 2013 secara utuh, tepatnya Kurikulum 2013 Revisi seperti SMK Negeri 2 Muara Teweh, kriteria kenaikan kelas ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013 Revisi. Permendikbud ini merupakan pengganti Permendiknas Nomor 53 tahun 2015. Bertolak dari permendikbud tersebut, persyaratan siswa untuk naik kelas adalah:

1. Kompetensi inti (Ki), Ki 1 dan Ki 2 menyangkut sikap dan tingkah laku minimal bernilai Baik (B)

2. Nilai Pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) harus tuntas

3. Mata pelajaran dengan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) yang tidak tuntas tidak lebih dari 3 (tiga). Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang siswa tidak naik kelas karena tidak memenuhi kriteria dalam standar penilaian.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga peserta didik dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif yang ada. Penulis ingin menggunakan salah satu metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran salah satunya ialah menggunakan metode Card sort.Pada metode card sort, guru menggunakan kartu-kartu yang berisi materi pembelajaran tertentu. Sebagaimana pendapat dari Warsono dan Hariyanto (2013: 47) bahwa metode card sort merupakan pembelajaran yang menggunakan sebuah kartu indeks. Selain itu, Hisyam, Bermawy dan Sekar (2008: 50) mengemukakan metode card sort sebagai kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta

(3)

tentang objek atau mereview informasi. Pendapat lain dari Asis dan Ika (2014:

167) yang menyatakan bahwa metode card sort bagian dari pembelajaran Active Learning yang mana peserta didik bergerak secara aktif dan dinamis mencari pasangan-pasangan kartu. Dengan menggunakan pembelajaran Active Learning metode card sort, diharapkan dapat meningkatkan motivasi, perhatian, minat, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Card sort Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI & BP Kelas X SMK Negeri-2 Muara Teweh”.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran semakin meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.( Kunandar, 2010:41)

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Dalam hal ini yang dimaksud dengan siklus adalah suatu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

(Arikunto, Suharsimi, dkk, 2009:16)

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteaksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena semua data yang diperoleh dalam bentuk angka. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok ( Active learning ) dalam belajar. Jadi dalam metode Active Learning tipe Card sort ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang suatu obyek, atau mengulangi informasi.

Gerakan fisik diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang letih dan bosan.

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Muara Teweh. SMK Negeri 2 Muara Teweh merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada dibawah

(4)

Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di Jalan Muara Teweh – Puruk Cahu No. 38 Km. 7 Kotak Pos 41 Muara Teweh Telp. (0519) 2702713 Penelitian dilaksanakan pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023,

Subjek atau pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Muara Teweh Kelas X yang beragama Islam, Gabungan dari 3 Jurusan yaitu Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan sejumlah 3 orang, Geologi Pertambangan sebanyak 6 orang dan Jurusan Tehnik Komputer Jaringan sebanyak 6 orang jadi total siswa kelas X yang beragama Islam berjumlah 15 siswa, dan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang berperan sebagai kolaborator dan observer.

HASIL PENELITIAN

Sebelum menyusun rencana pembelajaran, peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah terhadap proses pembelajaran di kelas. . Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan juga observasi maka dapat ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa diantaranya adalah jam pelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti yang ada di akhir kegiatan sekolah membuat, suasana kelas yang kurang kondusif waktu pelajaran yang siang sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, main handphone, siswa masih merasa kesulitan dan kurang tertarik terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kurangnya motivasi.

Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Basrowi. (2014:65) Motivasi adalah sebagai dorongan mental yang menggerakkan perilaku manusia atas dasar kebutuhan. Dalam motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu.

Kurangnya motivasi sehingga siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan dampaknya adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa rendah.

Pada penelitian ini, peneliti fokus pada penerapan model pembelajaran Active Learning metode card sort untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x di SMK Negeri 2 Muara Teweh pada materi Aku Selalu Dekat Dengan Allah SWT.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dan hasil belajar dengan menerapkan model Active Learning metode card sort.

Data tersebut dapat di ketahui dari hasil observasi dan refleksi untuk aktivitas siswa dan tes evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada hasil belajarnya. Dari data yang di peroleh hampir semua indikator dan persentase

(5)

ketuntasannya mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berikut ini adalah hasil yang di peroleh pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan model Active Learning metode card sort siklus I dan siklus II yang meliputi :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt. dengan pokok bahasan Al Asma’ul Husna yang akan dipelajari dengan pembelajaran Card sort, menyusun bahan ajar, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan mempersiapkan soal tes hasil belajar akhir siklus I dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan selama penelitian berlangsung. Tetapi pada kenyataannya pada saat pembelajaran di temukan beberapa kesalahan pada RPP dan perlu adanya perbaikan. Juga pada handphone yang dipakai untuk untuk mendokumentasikan memori tidak cukup.

Pada tahap perencanaan siklus 2 berkaca dengan pendapat para ahli tentang RPP yang baik yaitu pendapat Philip Combs (dalam Kurniawati, 2009:66) menyatakan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan suatu penetapan yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat). Perencanaan program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan dilaksanakan . Selanjutnya Oemar Hakim (dalam Kurniawati 2009:74) menyatakan, ”bahwa perencanaan program pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memperkirakan suatu proyeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran”. guru berusaha memperbaiki beberapa kekurangan pada RPP sebelumnya dan guru mempersiapkan memori cadangan untuk handphone yang dipakai untuk mendokumentasikan praktik pembelajaran pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Card sort. Kegiatan pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup). Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP. Menurut M.

Sobry Sutikno (2014:33) mensortir kartu (Card sort) digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep atau fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Tujuan dari model mensortir kartu (Card sort) ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Karena metode card sort

(6)

ini punya banyak kelebihan salah satunya Siberman dalam buku Miftahul Huda (2013:251-252) mengatakan bahwa kelebihan model pembelajaran card sort antara lain: Siswa lebih antusias dalam belajar, Sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa lebih akrab. Pada siklus I masih ada beberapa kekurangan seperti Ice Breaking yang tidak ada, Guru lupa membacakan tujuan pembelajaran kepada peserta didik, guru belum maksimal dalam melaksanakan model pembelajaran. Pada siklus II guru berusaha memperbaiki kekurangan sebelumnya dengan tidak lupa menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak lupa melaksanakan Ice breaking agar anak-anak kembali berkonsetrasi

c. Observasi

1. Peningkatan Aktivitas Peneliti/Guru

Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru, pada siklus I terdapat beberapa kekurangan seperti, Guru dalam menjelaskan materi kurang jelas, sehingga peserta didik belum sepenuhnya paham, Guru belum dapat menjangkau semua peserta didik untuk dimonitoring hasil pekerjaannya dan Guru belum maksimal dalam penggunaan model pembelajaran, sehingga diketahui bahwa persentase pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu 63,89% berada pada kategori cukup. Beracuan pada pendapat Husnul Chotimah (2008), pengertian guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Pada siklus II ini guru sudah berusaha melaksanakan apa yang direncanakan oleh guru dengan matang terkait pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Selain itu penggunaan model pembelajaran Active Learning tipe card sort yang pada siklus II ini juga mengalami peningkatan yang baik dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian maupun dalam proses belajar peserta didik. Sehingga aktivitas proses pembelajaran guru memperoleh peningkatan dengan persentase 88,88%

dengan kriteria sangat baik.

2. Peningkatan Aktivitas proses pembelajaran peserta didik

Aktivitas peserta didik pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan yaitu peserta didik masih belum bisa fokus didalam pembelajaran dan masih sedikit yang berani untuk mengajukan pendapat atau sekedar bertanya kepada guru. Dalam diskusi kelompok juga peserta didik belum sepenuhnya aktif berinteraksi, dan sebagian peserta didik saja yang menyenangi pembelajaran menggunakan metode Card sort dikarena masih belum sepenuhnya mengerti tehnik mengklasifikasikan kartu indeks materi sehingga hasilnya belum optimal yaitu persentase rata-ratasebesar 59.52 %. Hasil pengamatan keaktifan belajar peserta didik pada siklus II menunjukkan peningkatan menunjukkan peningkatan. hal ini dikarenakan peserta didik sudah mengerti peran dan tugasnya masing-masing dalam kelompok dan dalam pembelajaran Model Active Learning metode card sort. Peserta didik juga mulai aktif untuk bertanya dan mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.

(7)

Suasana kelas yang semakin kondusif membuat semua aspek yang diamati mengalami peningkatan. Peserta Didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, hal ini terlihat dari kesiapan sumber belajar, kebersihan kelas, seragam yang rapi dan LCD yang telah disiapkan oleh siswa sehingga suasana pembelajaran semakin kondusif dan dapat menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Data diatas menunjukkan bahwa rata- rata persentase peserta didik sebesar 88,57 % sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sangat aktif.

3. Peningkatan hasil belajar melalui penerapan metode pembelajaran pembelajaran Active Learningmetode card sort

Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir pembelajaran atau di akhir semester. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (2011:22) Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh siswa tergantung pada proses belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan atau prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar peserta didik setelah memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning metode card sort mengalami peningkatan mulai dari nilai evaluasi siklus I dan siklus II.. Sebagian besar peserta didik mencapai ketuntasan dalam pembelajaran ini, walaupun masih ada 2 peserta didik yang masih belum mencapai KKM yang ditentukan. Peningkatan nilai tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.1

Hasil Ketuntasan Belajar Peserta didik pada Siklus I dan Siklus II dalam pembelajaran metode card sort

No. Kriteria

Persentase Capaian (%) Siklus 1 Siklus 2

1 Tuntas 46,67 87

2 Tidak Tuntas 53,33 13

Grafik 4.1

Grafik Peningkatan Hasil Evaluasi Pembelajaran Peserta Didik

(8)

Pada Siklus I dan Siklus II

Dari tabel dan grafik di atas dapat kita lihat adanya peningkatan hasil

belajar peserta didik kelas X gabungan jurusan ATP, GEOTAM DAN TKJ di SMKN 2 Muara Teweh. Pada saat siklus I ketuntasan belajar peserta didik belum tuntas yaitu sebanyak 46,67 % dengan rata-rata kelas 69,93 dan setelah melakukan perbaikan- perbaikan pada siklus II maka keberhasilan mencapai target yaitu sebesar 87 % dengan rata-rata kelas 82,67.

Berdasarkan presentase ketuntasan kelas pada siklus II sebesar 87 %.

Berarti pada siklus II ini sudah memenuhi kriteria ketuntasan kelas yang sudah ditentukan yaitu ≥70 dengan persentase ketuntasan 87 %. Dengan demikian penelitian ini bisa diakhiri, karena apa yang diharapkan telah terpenuhi.

d. Refleksi

Pada siklus I, pertemuan ke-1, rata-rata kelas adalah 69,33 dengan persentase 46.67 %. Jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 70 hanya sebanyak 7 peserta didik dari jumlah keseluruhan 15 peserta didik. jadi indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai yaitu

≥80% dari target yang direncanakan. Pada tahap refleksi, seluruh tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan dianalisis. Peneliti/guru dan observer melakukan diksusi bersama untuk mengidentifikasi kendala-kendala selama pembelajaran dan mencari solusi untuk pertemuan selanjutnya.

Pada pertemuan siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar dan penguasaan materi asmaul husna peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) secara khusus pada materi Aku Selalu Dekat Dengan Allah Swt. Peserta didik sudah jelas dan paham mengenai bagaimana menjelaskan dan menganalisis makna al-Asma’u al-Husna pokok bahasan al-Asma’u al-Husna (al karim, al mu’min, al wakil, al matin, al-Jami', al - ‘Adl, dan al-Akhir), melalui metode card sort karena peserta didik sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Hal ini tentu saja menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode card sort menjadi lebih efektif. Rata-rata

46.67

87

53.33

13 69.33

82.67

0 20 40 60 80 100

Siklus 1 Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas Rata-Rata Kelas

(9)

nilai evaluasi belajar peserta didik kelas X pada pertemuan di siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 40,33%. Dengan rata-rata nilai 82,67 Sebanyak 13 peserta didik dinyatakan tuntas, karena pencapaian hasil belajar peserta didik diatas KKM, yaitu 70 dengan persentase ketuntasan 87 % sedangkan yang tidak mencapai ketuntansan KKM hanya 2 peserta didik saja.

Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode card sort pada siklus II dinilai telah berhasil dan dianggap sudah sangat memuaskan. Dengan demikian penelitian ini bisa diakhiri, karena apa yang diharapkan telah terpenuhi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode card sort yang dilaksanakan dengan 2 siklus melalui observasi aktivitas proses pembelajaran guru, observasi aktivitas peserta didik dan evaluasi hasil belajar dalam pembelajaran materi Aku Selalu Dekat Dengan Allah SWT berjalan dengan baik dan lancar membuat peserta didik merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dilihat dari hasil siklus I dengan rata-rata nilai 69,93 dengan persentase 46.67 % dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai 82,67 dengan persentase ketuntasan 87 %, dengan kata lain kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran card sort dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI dan BP.

DAFTAR PUSTAKA

Permendikbud (2013). Peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendikbud (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Warsono, dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Hisyam, Zaini, Bermawy M. dan Sekar A. A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Saefuddin, Asis dan Ika Berdiati. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT Rajawali Pers.

(10)

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, cet ke-9.

Basrowi. 2014. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dewi, Kurniawati Eni . 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode dan Model-model pembelajaran. Lombok: Holistica.

Huda, Miftakhul. 2003. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Chotimah, Husnul. 2008. Definisi Guru. Jakarta: Erlangga.

Sudjana, Nana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kami Pengurus Oganisasi Siswa Intara Sekolah membuat proposal program kerja ini sebagai bentuk penhragaan adanya pengekakan Hak Asasi Manusia dengan penyusunan

Hasil dari penulisan skripsi ini (data warehouse beserta aplikasinya) diharapkan mampu menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat sehingga dapat

55 (Revisi 2006) diklasifikasikan dalam empat kategori sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yaitu pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi

a) 2+3=5, 2 pasang sifat (2x2=4) dengan 3 Ism Agung yang menegakkan semua makhluk dan menjadi tajalli Allah. b) 2+5=7, 7 Asma dan Sifat yang sudah tersingkap, 7 langit bumi,

Kemampuan klien harga diri rendah setelah diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif dari 100% klien yang tidak mampu mengidentifikasi pikiran otomatis

imunisasi wajib ulangan. Imunisasi wajib ulangan adalah program pemerintah untuk mengurangi keresahan yang timbul di masyarakat. Menghubungi pihak – pihak terkait

Pembekalan PPL dilakukan sebanyak dua kali, pembekalan PPL yang pertama adalah pembekalan PPL dari pihak Jurusan sedangkan pembekalan yang terakhir adalah pembekalan dari

Tak lupa, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada staf redaksi Jurnal TeknikA yang telah bersusah payah untuk menerbitkan Jurnal TeknikA untuk Edisi Oktober 2014, dan