• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu hama yang umumnya menjadi penyebab rusaknya tanaman pertanian adalah kutu kebul (Sudarsono, 2015:6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Salah satu hama yang umumnya menjadi penyebab rusaknya tanaman pertanian adalah kutu kebul (Sudarsono, 2015:6)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Serangga merupakan organisme yang tergolong dalam filum Arthropoda, dengan keragaman yang sangat tinggi dan tersebar luas di permukaan bumi.

Serangga memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan dalam ekosistem. Peran menguntungkan diantaranya sebagai penyerbuk, musuh alami hama, dekomposer dan penyedia bahan makanan, sedangkan peran hama yang merugikan anatara lain serangga berperan sebagai hama (Wahyudin, dkk., 2021 :61). Hama merupakan organisme yang menimbulkan kerugian karena merusak tanaman budi daya yang bermanfaat bagi manusia khususnya pada kegiatan usaha pertanian. Salah satu hama yang umumnya menjadi penyebab rusaknya tanaman pertanian adalah kutu kebul (Sudarsono, 2015:6).

Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) atau sering juga dikenal dengan sebutan white fly adalah salah satu hama utama yang sering menyerang berbagai jenis tanaman, diantaranya tanaman hias, sayuran serta buah-buahan (Sudiono &

Purnomo, 2008:6). Menurut Narendra, (2017:345) kutu kebul dapat menyerang tanaman yang berasal dari berbagai famili, dengan jumlah sekitar lebih dari 600 spesies tanaman yang terserang.

Tanaman yang terserang kutu kebul memiliki gejala bercak nekrotik pada daun yang diakibatkan karena rusaknya sel-sel dan jaringan. Kutu kebul juga biasanya menyerang tanaman yang sudah berbuah, dengan gejala adanya bintik-bintik putih seperti kutil pada buah (Hidayati & Ramansyah, 2012:66).

(2)

Menurut Wardana, dkk., (2021:466) tidak hanya gejala bercak dan bintik putih, kutu kebul juga berperan sebagai vektor penyakit kuning pada beberapa tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, terung dan kedelai.

Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tomat juga memiliki nilai ekonomis serta beragam manfaat. Vitamin A (Karoten) yang terkandung dalam buah tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia dan biasanya digunakan sebagai bahan masakan, kosmetik serta obat-obatan. Beragamnya manfaat tersebut, menyebabkan tingkat produktivitas tomat dari tahun ke tahun semakin tinggi (Mugiyanto & Nugroho, 2000: 1). Salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami pertumbuhan produktivitas tanaman tomat adalah Jambi. Nilai pertumbuhan produktivitas tomat di Provinsi Jambi dari tahun 2017-2021 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2021) dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut :

Gambar 1. 1 Produktivitas Tanaman Tomat di Provinsi Jambi Tahun 2017-2021

Berdasarkan data tingkat produktivitas tomat pada Gambar 1.1, maka dapat diketahui bahwa produktivitas tanaman tomat di provinsi Jambi mengalami ketidakstabilan. Kendala yang menyebabkan hal tersebut salah satunya serangan dari

0 5 10 15 20 25 30

2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah Produksi (Ton)

Tahun Produktivitas

(3)

hama kutu kebul. Populasi kutu kebul yang semakin meningkat pada suatu tanaman, dapat menyebabkan kenaikan gejala penyakit kuning sebesar 87,37%. Hal ini didukung dengan kemampuan reproduksi kutu kebul yang tinggi sehingga peningkatan populasinya tergolong cepat (Hidayat, dkk., 2020:157).

Peningkatan populasi kutu kebul yang belum dapat dikendalikan, menyebabkan banyak keluhan yang dirasakan oleh petani akibat hama dan penyakit yang muncul pada tanaman tomat, salah satunya akibat dari serangan hama kutu kebul. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan petani mengenai pengendalian terhadap hama kutu kebul dan berdampak terhadap penurunan hasil panen (Sipahutar, dkk., 2019:103). Tingkat populasi dari kutu kebul yang tidak diperhatikan secara serius, akan menurunkan hasil panen hingga 80%, bahkan tidak mengeluarkan hasil apabila tidak dilakukan tindakan pengendalian (Agatsya, dkk., 2020:100).

Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani terhadap tanaman yang diserang oleh B.tabaci adalah dengan menggunakan insektisida secara berkala setiap 2-3 kali per minggu, tetapi pengendalian dengan cara tersebut kurang tepat dalam menurunkan tingkat serangan pada tanaman (Udiarto, dkk., 2012:78). Keturunan populasi dari B.tabaci yang menyebar ini bersifat resisten terhadap insektisida sintetik, mudah menghindar karena akan terbang apabila merasa terganggu, bersifat polyfag, yakni memiliki banyak inang dan pada umumnya mulai menyerang tanaman dari masa vegetatif (Kristiaga, dkk., 2020:234).

(4)

Penggunaan insektisida yang berlebih dapat mengakibatkan dampak buruk, seperti musuh alami yang terbunuh, pencemaran lingkungan, munculnya hama sekunder, terjadinya peledakan hama, bahkan residu beracun yang berbahaya bagi manusia (Indianti & Marwoto, 2017:89). Menurut Sudiono, dkk., (2005:116) tidak hanya berdampak buruk bagi manusia, namun jika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan tanaman tomat. Tanaman tomat mengalami 2 fase pertumbuhan, yaitu vegetatif dan generatif yang dapat menimbulkan reaksi akibat serangan hama.

Berdasarkan hasil observasi di Kebun Botani Desa Solok Kabupaten Muaro Jambi milik Prof. Dr. Dra. Asni Johari, M. Si yang didalamnya terdapat tanaman sayuran, didapatkan imago B.tabaci yang berperan sebagai hama utama pada beberapa tanaman. Selain itu, Suhu di lahan penelitian berkisar 25-30°C, Hal ini sesuai dengan suhu optimal bagi siklus hidup dari kutu kebul. Menurut Sipahutar, dkk., (2019:103) umumnya kutu kebul akan aktif apabila berada pada suhu 29˚C.

Penelitian ini mengkaji mengenai hama kutu kebul yang termasuk dalam golongan serangga. Entomologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang serangga baik dari segi morfologi, fisiologi dan anatomi, perilaku, patologi, ekologi, dan taksonomi serangga (Wati, dkk., 2021:2). Proses pembelajaran dalam mata kuliah ini terdiri dari teori dan menggunakan referensi dari beberapa materi ajar. Materi ajar merupakan alat pembelajaran yang umumnya digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi dan informasi pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai, maka materi ajar yang disajikan harus menarik dan sistematis. Oleh karena itu diperlukan materi ajar yang dapat

(5)

menambah wawasan mahasiswa, terutama mengenai serangan hama kutu kebul dan kelimpahannya yang dapat mengganggu tanaman tomat.

Berdasarkan pentingnya latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Kelimpahan Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum L.) di Kebun Botani Desa Solok Kabupaten Muaro Jambi Sebagai Materi Ajar Mata Kuliah Entomologi‘’.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut:

1. Kutu kebul merupakan hama yang dapat merusak hasil produksi tanaman tomat dan menurunkan hasil panen.

2. Dampak buruk pada tanaman tomat seperti adanya kerusakan pada daun yang menjadi keriting dan buah yang menjadi kerdil karena banyaknya kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) yang menyerang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) pada fase vegetatif dan generatif.

(6)

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kelimpahan kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada fase pertumbuhan vegetatif tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) di kebun botani Desa Solok Kabupaten Muaro Jambi ?

2. Bagaimana kelimpahan kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada fase pertumbuhan generatif tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) di kebun botani Desa Solok Kabupaten Muaro Jambi ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis kelimpahan hama kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada fase pertumbuhan vegetatif.

2. Menganalisis kelimpahan hama kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada fase pertumbuhan generatif tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) di kebun botani Desa Solok Kabupaten Muaro Jambi sebagai materi ajar entomologi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tambahan materi ajar untuk mata kuliah entomologi bagi mahasiswa pendidikan biologi.

(7)

2. Sebagai sumber informasi ilmiah tentang kelimpahan hama kutu kebul pada tanaman tomat.

1.6 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Kebun Botani Kabupaten Muaro Jambi.

2. Kelimpahan kutu kebul didasarkan pada temuan saat pengambilan sampel.

3. Kelimpahan kutu kebul yang diamati dimulai dari fase pertumbuhan vegetatif dan generatif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pekon Cipta Mulya Kecamatan Kebun tebu Kabupaten Lampung Barat, mengenai Respon petani terhadap pelaksanaan Program

dan diklasifikasi menurut hasil semua pengukuran tersebut.Berdasarkan hasil pengukuran itu dapat dicapai tujuan penelitian ini untuk menentukan derajat kesehatan jasmani anak

Tahap ini adalah tahap pertama penelitian untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek, memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan pengumpulan

Hal ini dapat terjadi karena jumlah xilosa sebagai sumber karbon telah berkurang sehingga xilitol yang terbentuk akan lebih sedikit dan apabila persediaan xilosa telah habis,

Pada kondisi beban puncak maka hampir semua daya yang dihasilkan generator dikonsumsi oleh beban pada konsumen, sehingga putaran generator sesuai yang diharapkan untuk

Pengambilan data pada RPM pulley generator ini dikhususkan untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya RPM terhadap tegangan output generator, pengukuran dilakukan

Dalam dunia pendidikan seringkali pengamatan ini diperlukan dan dapat membantu penilaian misalnya anggota tim MonEvIn menanyakan proses kerja pada satu unit