• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) PADA MURID KELAS IV SD INPRES PAMPANG 1 KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) PADA MURID KELAS IV SD INPRES PAMPANG 1 KOTA MAKASSAR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,

REVIEW) PADA MURID KELAS IV SD INPRES PAMPANG 1 KOTA MAKASSAR

Oleh :

YADI SAPTADIANSYA 45 12 103 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2017

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,

REVIEW) PADA MURID KELAS IV SD INPRES PAMPANG 1 KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

YADI SAPTADIANSYA 45 12 103 001

PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2017

(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

Yadi Saptadiansya, 2017. Improved Reading Comprehension Ability Through PQ4R Strategy (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) in Class IV SD Pampang 1 Presidential Instruction in Makassar City. Essay. Guided by Dr. H. Mas'ud Muhammadiyah, M.Sc and Susalti Nur Arsyad, S.Pd., M.Pd. In the Teacher Training and Education Faculty Elementary School Teacher Study Program.

The problem of this research is the low reading comprehension ability. The problem in this study is how the PQ4R strategy (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) can improve the reading ability of fourth grade students of SD Inpres Pampang 1 Makassar ?. The purpose of this study was to improve the ability to read comprehension through the PQ4R strategy (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) in Grade IV students of SD Inpres Pampang 1 Makassar City. The approach used in this study is qualitative with this type of research is a Classroom Action Research (CAR) that is cyclical which includes planning, implementation, observation, and reflection. As for the subjects of the study were students in grade IV SD Inpres Pampang 1 Makassar City. With a total of 24 students and reading skills understanding with the material compares the contents of two reading texts. The data collection techniques used are qualitative and quantitative. The results of the study show that there is an increase in learning, both in the activities of teachers and students, and in students' reading comprehension abilities. This increase can be seen from each cycle. The conclusion of this study is that the PQ4R strategy can improve comprehension reading skills in fourth grade students of Pampang 1 Presidential Instruction in Makassar City.

(6)

v

ABSTRAK

Yadi Saptadiansya, 2017. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Murid Kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar. Skripsi. Dibimbing oleh Dr. H. Mas’ud Muhammadiyah, M.Si dan Susalti Nur Arsyad, S.Pd., M.Pd. Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaiamanakah strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersiklus yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi.

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar. Dengan jumlah murid 24 orang dan kemampuan membaca pemahaman dengan materi membandingkan isi dua teks bacaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunujukkan bahwa ada peningkatan dalam pembelajaran, baik pada aktivitas guru dan murid maupun kemampuan membaca pemahaman murid. Peningkatan itu dapat dilihat dari setiap siklus. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Murid Kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw sebagai rahmatan lil a lamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkat dari Allah Swt sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. H. Mas’ud Muhammadyah, M.Si dan Ibu Susalti Nur Arsyad, S.Pd., M.Pd yang telah dengan sabar, tekun dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi arahan dan saran-saran yang berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Bosowa Makassar yang telah memberi peluang mengikuti proses perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar.

(8)

2. Dekan, Wakil Dekan, Ketua Prodi, Bapak/Ibu Dosen dan segenap staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi dengan baik.

3. Kepala Sekolah SD Inpres Pampang I dan guru kelas IV SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar yang telah banyak membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian.

4. Ayahanda tercinta Syamsuddin Sampuang dan Ibunda Tercinta Denniati serta saudara-saudariku tersayang (Rendra Dersyawijaya, Azmi Qurnaini dan Fakhri Naqsyabandi) yang selalu mendukung dalam doa dan memberikan semangat serta dorongan hingga selesainya skripsi ini

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu serta semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini, penulis mendoakan semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal sholeh di hadapan Allah Swt.

(9)

Terakhir penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya robbal a lamiin.

Makassar, 21 Maret 2017 Penulis,

Yadi Saptadiansya

DAFTAR ISI

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, dengan materi terorgainisir, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan dievaluasi berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan (Suparlan, 2007). Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan akan merangsang seseorang agar sanggup menghadapi tantangan alam, masyarakat, teknologi serta kehidupan yang semakin kompleks, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sebagaimana dijelaskan dalam UUD No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena guru

1

(16)

merupakan penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana dalam KTSP dijelaskan bahwa guru merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran, dan melaksanakan kurikulum untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah yang tentunya tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional (Mulyasa, 2010).

Menurut Tarigan (2008: 1) dalam pengajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu “Keterampilan menyimak/mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis”. Dalam proses belajar mengajar, keempat keterampilan tersebut saling berhubungan erat satu sama lainnya. Apa yang diperoleh murid dalam mendengarkan, baik kosakata maupun unsur-unsur kebahasaan lainnya, akan berpengaruh dalam keterampilan berbicara. Kekayaan bahasa mereka peroleh lewat mendengarkan dan yang telah digunakan dalam berbicara itu, akan berpengaruh terhadap proses kegiatan membaca.

Demikian pula kemampuan murid dalam menulis juga dipengaruhi oleh apa yang mereka peroleh dari ketiga keterampilan tersebut. Yakni keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Salah satu aspek kemampuan berbahasa yang penting dimiliki oleh murid adalah keterampilan membaca. Dengan membaca murid akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan

(17)

mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Tetapi membaca merupakan suatu aktivitas memproses makna kata, memahami konsep, memahami informasi, dan memahami ide yang disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pembaca.

Melatih murid memahami isi bacaan, diperlukan suatu proses pemahaman.

Proses pemahaman dalam membaca melibatkan tiga hal pokok yaitu, pengetahuan yang telah dimiliki oleh pembaca, pengetahuan tentang struktur teks dan kegiatan menemukan makna. Burn dalam (Hafid, 2007) menyatakan bahwa ada dua jenis pemahaman dalam membaca yaitu membaca pemahaman tingkat rendah dan membaca pemahaman tingkat tinggi. Membaca pemahaman harus dikuasai oleh murid setelah mereka mampu membaca permulaan. Membaca permulaan sejak kelas satu dan kelas dua. Sedangkan membaca pemahaman dimulai pada saat murid belajar di kelas tiga, empat, lima dan enam.

Kemampuan membaca pemahaman merupakan bekal dan kunci keberhasilan murid dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan murid melalui aktivitas membaca. Ilmu yang diperoleh murid tidak hanya didapat dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan

(18)

kemampuan memahami bacaan menjadi bagian penting dalam penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan murid.

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman tentunya diperlukan penggunaan strategi dalam membaca pemahaman. Penggunaan strategi dalam membaca pemahaman akan membantu murid dalam mengingat dan memahami apa yang mereka baca. Karena bagaimana mungkin murid dapat menguasai berbagai materi pelajaran sedangkan mereka tidak memahami apa yang mereka baca. Oleh karena itu penggunaan strategi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid sudah sepatutnya diterapkan oleh guru. Mengingat kemampuan membaca merupakan bekal dan kunci keberhasilan murid dalam menjalani proses pendidikan.

Menurut Slavin (2008: 256) “Strategi PQ4R merupakan salah satu strategi yang paling banyak dikenal dapat membantu murid memahami dan mengingat apa yang mereka baca”. Sehingga strategi PQ4R sangat efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada murid. Selain dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid, strategi PQ4R juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Strategi PQ4R memungkinkan murid belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan sendiri dan bekerja sendiri.

(19)

Maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui PQ4R (PREVIEW, QUESTIONS, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) Pada Murid Kelas IV SD INPRES PAMPANG 1”

1.1.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut di atas maka permasalahan yang akan diangkat adalah:

Bagaimanakah strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 ?.

 Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa dalam strategi PQ4R pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman murid kelas IV pada studi kasus SD Inpres Pampang 1 ?

1.2.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penulis mengangkat tujuan dari Tujuan dari penelitian ini adalah:

 untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1.

(20)

 Untuk membuktikan adanya efektifitas pada Membaca pemahaman melalui penerapan strategi PQ4R pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1.

1.3.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi guru, mendapat pengetahuan tentang strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid.

b. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan tentang strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid.

c. Bagi akademisi, dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi pengembangan pembelajaran dengan menerapkan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai perbaikan kualitas pembelajaran melalui strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review), sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid.

(21)

b. Bagi murid, akan dapat memberikan pengalaman baru dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran membaca sehingga diharapkan hal ini akan berdampak terhadap minat mereka dalam belajar sekaligus akan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya.

c. Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti, khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Pustaka

2.1.1 Efektifitas Pada Strategi PQ4R Pada Sekolah Dasar A. Pengertian Strategi PQ4R

Menurut Shirley (Abimanyu, 2008: 2-2) strategi merupakan “Keputusan- keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan”. Brown (2008: 141) menyatakan bahwa “Strategi adalah serangan spesifik yang kita tujukan kepada masalah tertentu, dan sangat bervariasi di dalam diri setiap individu”. Sedangkan menurut Bundu (2008: 70) “Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Ada beberapa strategi membaca yang digunakan untuk membaca buku pelajaran dan bahan bacaan yang lainnya dalam suatu bidang pengetahuan. Salah satu diantaranya adalah strategi PQ4R. Strategi PQ4R dicetuskan oleh Thomas dan Robinson pada tahun 1972. P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question (bertanya), dan 4R singkatan dari read (membaca), reflect (merenungkan), recite (mengungkapkan kembali), review (mengkaji ulang).

Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi PQ4R digunakan untuk membantu murid mengingat apa yang mereka baca, dan dapat

9

(23)

membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para murid adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainnya. Dengan keterampilan membaca itu setiap murid akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas membaca yang terampil akan membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, serta keahlian dimasa yang akan datang. Kegiatan dan keterampilan membaca itu tidak dapat diganti dengan metode-metode pengajaran lainnya.

B. Langkah-langkah Strategi PQ4R

Menurut Trianto (2007) langkah-langkah strategi PQ4R adalah sebagai berikut:

1) Preview

Langkah ini dimaksudkan agar murid, membaca selintas bahan bacaan untuk menemukan ide pokok yang menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan murid. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka memberi keseluruhan ide yang ada.

(24)

2) Question

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri yang ada pada bahan bacaan murid. Pergunakan judul dan sub judul atau topik dan sub topik utama. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa dan bagaimana. Pengalaman ini telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang di baca dengan baik.

b. Read

Membaca bahan bacaan secara aktif. Janganlah membuat catatan-catatan panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

c. Reflect

Selama membaca, murid tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi juga memahami informasi yang dibaca, yaitu dengan cara menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui, mengaitkan subtopik- subtopik di dalam teks dengan konsep atau pikiran utama, memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan dan menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.

(25)

d. Recite

Murid diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang

telah dipelajari dengan menyebutkan lagi jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Murid dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada murid, maka mereka diminta membuat intisari materi dari bacaan.

e. Review

Langkah terakhir ini murid diminta untuk membaca kembali catatan (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.

C. Keunggulan dan kelemahan dari strategi PQ4R

Puspitasari (Riadi, 2013), menyatakan bahwa strategi PQ4R memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan antara lain:

1) Keunggulan

a) Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah, dan pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Dapat membantu murid yang daya ingatannya lemah untuk menghapal konsep-konsep pelajaran.

c) Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

(26)

d) Mampu membantu murid dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya.

e) Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.

2) Kelemahan

a) Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural seperti pengetahuan keterampilan.

b) Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku murid (buku paket) tidak tersedia di sekolah.

c) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah murid yang telalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.

2.1.2 Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memahami isi bacaan melalui kegiatan pengenalan kata demi kata atau kalimat demi kalimat.

Menurut Syafi’e (Hafid, 2007: 100) membaca adalah “Proses kegiatan berbahasa untuk memahami dan menerima isi bacaan yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis dalam wujud isi pesan berupa fakta gagasan, pendapat, dan ungkapan perasaan”.

Sedangkan Durkin (Halik, 2007: 170) menyatakan bahwa “Membaca merupakan kegiatan mengenali kata-kata pengarang dan memahami isinya sesuai konteks yang ada”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu

(27)

aktivitas memproses makna kata, memahami konsep, memahami informasi, dan memahami ide yang disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca.Santosa dalam (2009: 6.3) menyatakan bahwa: “Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.”

Proses membaca sangat kompleks dan rumit. Proses ini melibatkan sejumlah aktivitas, baik yang meliputi kegiatan mental maupun fisik. Burns dan Syai’ie (Hairuddin, 2007: 3-22) menyatakan bahwa proses membaca terdiri atas delapan aspek. Kedelapan aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: (1) Aspek sensori, yakni kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis; (2) Aspek perseptual, yakni aspek kemampuan untuk menginterpretasi apa yang dilihatnya sebagai simbol atau kata; (3) Aspek sekuensial, yakni kemampuan mengikuti pola-pola urutan, logika, dan gramatikal teks; (4) Aspek asosiasi, yakni aspek kemampuan mengenal hubungan antara simbol dan bunyi, dan antara kata-kata dan yang dipresentasikan; (5) Aspek pengalaman, yakni aspek kemampuan menghubungkan kata-kata dengan pengalaman yang telah dimiliki untuk memberikan makna itu; (6) Aspek berpikir, yakni kemampuan untuk membuat interferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari; (7) Aspek belajar, yakni aspek kemampuan untuk mengingat apa yang telah dipelajari dan menghubungkannya dengan gagasan dan fakta yang baru

(28)

dipelajari; dan (8) Aspek afektif, yakni aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap keinginan membaca.

b. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan kemampuan memahami isi bacaan secara menyeluruh. Menurut Goodman (Maimunah, 2012: 1) membaca pemahaman merupakan ”Suatu proses merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang mana proses merekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses-proses pembentukan dan pengujian hipotesis”. Artinya, pada saat membaca seseorang melakukan proses penggalian pesan dari teks, berinteraksi dengan makna yang terdapat di dalam teks tersebut, selanjutnya pembaca membuat dan menguji hipotesis.

Hasil dari pengujian hipotesis tersebut dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan.

Tujuan utama kegiatan membaca pemahaman ialah untuk memahami isi bacaan. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir, terus-menerus, dan berkelanjutan. Santosa (2009: 6.4) menyatakan bahwa:

Membaca pemahaman sebagai sebuah proses mempercayai bahwa upaya memahami bacaan sudah terjadi ketika kita belum membaca buku apa pun. Kemudian, pemahaman itu menapaki tahapan yang berbeda dan terus berubah saat baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dari bacaan yang mulai kita baca. Selanjutnya, pemahaman bacaan itu akan mencapai tahapan yang lain pula ketika kita sampai pada bagian terakhir bacaan itu, yakni ketika menutup buku, novel atau apa saja....Proses pemahaman terus berlangsung bahkan setelah proses membaca itu selesai.

(29)

Menurut Tarigan (2008: 12) membaca pemahaman terdiri atas beberapa aspek. Aspek ini mencakup:(a) Memahami pengertian sederhana; (b) Memahami signifikasi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang; (c) Evaluasi atau penilaian, berupa isi dan bentuk; dan (d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Uraian singkat di atas mengisyaratkan bahwa membaca pemahaman mengandung pengertian sebagai proses pengolahan bacaan berupa paparan bahasa tulis yang tersusun dari material bahasa, dan tertata dalam tata aturan tertentu yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang bacaan itu, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.

c. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman

McLaughlin dan Allen (Rahim, 2007) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.

Pemahaman dan penyusunan bahasa sebagai suatu proses membangun. Anak- anak terus-menerus membangun makna baru berdasarkan pengetahuan awal yang telah mereka miliki untuk proses komunikasi. Membangun pengetahuan dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Keseimbangan kemahiraksaraan merupakan kerangka kerja yang membantu perkembangan pemahaman.

(30)

Keseimbangan kemahiraksaraan merupakan kerangka kerja kurikulum yang memberikan kedudukan yang sama antara membaca dan menulis.

Kemahiraksaraan makna akan membuat seseorang terlibat dalam proses membaca dan menulis secarah penuh.

c. Guru membaca yang unggul memengaruhi belajar murid.

Guru memiliki peranan yang penting dalam proses membaca yaitu menciptakan pengalaman yang memperkenalkan, memelihara, atau memperluas kemampuan murid untuk memahami teks. Untuk itu, guru sepatutnya melaksanakan pembelajaran dengan langsung, memodelkan, membantu meningkatkan, memfasilitasi, dan mengikutsertakan murid dalam pembelajaran.

d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.

Pembaca yang baik adalah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca. Mereka memiliki tujuan membaca yang jelas. Pembaca yang baik juga menggunakan strategi pemahaman untuk mempermudah dalam membangun makna.

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

Pengajaran membaca hendaknya didasarkan pada tujuan untuk memberikan pengalaman belajar pada murid.

f. Siswa menemukan manfaat dari bertransaksi dengan berbagai teks pada berbagai tingkat. Bertransaksi dengan berbagai jenis materi bacaan akan

(31)

meningkatkan pemahaman murid. Pengalaman membaca berbagai jenis materi bacaan memberikan murid pengetahuan sejumlah struktur teks dan meningkatkan proses memahami suatu teks.

g. Perkembangan kosakata dan pengajaran memengaruhi pemahaman membaca.

Perkembangan kosakata akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman membaca. Untuk itu dalam pengajaran kosakata hendaknya murid diperkenalkan secara aktif dalam memahami kata-kata, belajar kosakata hendaknya sesuai dengan keinginan murid, murid diajarkan mengakrabi kata- kata, dan murid mengembangkan kosakatanya melalui wacana-wacana.

h. Pengikutsertaan merupakan faktor kunci dalam proses pemahaman.

Keterlibatan pembaca termotivasi untuk membaca dengan berbagai tujuan, menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman baru.

i. Strategi dan keterampilan pemahaman bisa diajarkan.

Mengaitkan antara keterampilan dan strategi bisa mempermudah murid memahami strategi pemahaman yang umumnya lebih kompleks dari keterampilan pemahaman.

j. Asesmen dinamis menginformasikan pengajaran pemahaman.

Menilai kemajuan murid penting karena memungkinkan guru menemukan kelebihan dan kekurangan, merencanakan pengajaran yang tepat, mengkomunikasikan kemajuan murid kepada orang tua dan untuk mengevaluasi keefektifan strategi mengajar.

(32)

d. Tujuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman menurut Tarigan (2008: 58) merupakan “Jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (primed drama), serta pola-pola fiksi (pattern of fiction)”.

Tujuan utama dalam membaca pemahaman adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini, Anderson (Tarigan, 2008: 10) mengemukakan beberapa yang penting:

(1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta- fakta; (2) Membaca untuk memperoleh ide utama; (3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita; (4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi; (5) Membaca untuk mengklasifikasikan; (6) Membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi; dan (7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah memahami aspek kebahasaan (kata, frosa, kalimat, paragraf dan wacana) dalam teks, memahami pesan yang ada dalam teks, mencari informasi penting dari teks, mendapat petunjuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas, dan menikmati bacaan baik secara tekstual maupun kontekstual.

(33)

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permasalahan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol (Rahim, 2007: 6) ada empat yaitu

“Faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan dan faktor psikologis”.

Keempat faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor Intelektual

Intelegensi merupakan suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponya secara tepat.

Faktor intelektual berpengaruh terhadap kemampuan membaca murid, namun faktor tersebut bukanlah satu-satunya faktor, faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga memengaruhi kemampuan membaca murid.

2) Faktor Fisioligis

Menvakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan salah satu factor yang menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.

(34)

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca murid. Faktor lingkungan tersebut ialah:

a) Latar belakang dan pengalaman anak di rumah

Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa anak. Kondisi rumah akan berpengaruh terhadap sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca dan senang membacakan cerita kepada anak-anaknya, umumnya menghasilkan anak yang senang membaca.

b) Faktor sosial ekonomi

Status sosial ekonomi murid berpengaruh terhadap kemampuan verbal murid. Semakin tinggi status sosial ekonomi murid maka semakin tinggi kemampuan verbal murid. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan intelegensi anak. Begitu pula dengan kemampuan membaca anak. Anak- anak yang berasal dari rumah yang banyak memberikan kesempatan membaca dan didukung dengan tersedianya bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.

(35)

4) Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini meliputi:

a) Motivasi

Motivasi merupakan faktor kunci dalam belajar. Motivasi ini yang kemudian mendorong seseorang untuk belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi bisa berasal dari dalam diri (instrinsik) dan berasal dari luar (ekstrinsik). Prinsip pertama dari motivasi adalah kebermaknaan.

Kebermaknaan dalam belajar umumnya terkait dengan faktor bakat, minat, pengetahuan, dan tata nilai siswa.

b) Minat

Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah ataupun keinginan seseorang. Minat memiliki keterkaitan yang erat dengan motivasi. Murid yang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.

c) Kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri

Ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial yaitu stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kelompok.

Seorang murid harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Murid yang dapat mengontrol emosinya akan lebih mudah

(36)

memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Begitu pula dengan kepercayaan diri, murid yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka akan mudah untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya dan akan mudah untuk berpartipasi dalam kelompok.

2.1.3 Penerapan Strategi PQ4R dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

Strategi PQ4R merupakan salah satu teknik belajar yang dikenal untuk membantu murid memahami dan mengingat materi yang mereka baca. Penerapan strategi ini menekankan kepada murid agar belajar dengan baik, apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta proses pembelajaran akan produktif jika murid terlibat aktif dalam proses belajar di kelas.

Strategi PQ4R akan berjalan dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Melalui strategi ini murid diharapkan dapat belajar memahami dan menemukan.

Strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman memiliki keuntungan yaitu memungkinkan murid belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan sendiri dan bekerja sendiri.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman tidak lepas dari langkah-langkah strategi PQ4R yaitu: a) Preview adalah membaca selintas bahan bacaan; b) Question adalah

(37)

mengajukan pertanyaan berdasarkan isi bacaan; c) Read adalah membaca bahan bacaan secara cermat, untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun, dan membuat catatan singkat; d) Reflect adalah memahami informasi yang dibaca dengan cara menghubungkan informasi baru dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui, memecahkan masalah yang berkaitan dengan bacaan; e) Recite adalah mengingat kembali isi bacaan dengan menyebutkan lagi jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah disusun dan membuat intisari dari bacaan; f) Review adalah membaca kembali intisari yang telah dibuat, mengulang kembali isi bacaan bila perlu, dan meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.

Berikut penjelasan umum mengenai langkah-langkah dari pelaksanaan strategi PQ4R (Trianto, 2007):

a. Preview

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru memberikan bahan bacaan kepada murid untuk dibaca.

2) Murid membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b. Question

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru memberikan tugas kepada murid untuk membuat pertanyaan mengenai isi bacaan.

(38)

2) Murid membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan c. Read

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru memberikan tugas kepada murid untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

2) Murid membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuatnya dan membuat catatan singkat.

d. Reflect

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan.

2) Murid bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan.

e. Recite

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru meminta murid membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini.

2) Murid menyebutkan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah disusun.

3) Murid melihat catatan yang telah dibuat sebelumnya.

(39)

4) Murid membuat intisari dari seluruh pembahasan.

f. Review

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam fase ini, antara lain:

1) Guru menugaskan murid membaca intisari yang dibuatnya.

2) Murid membaca intisari yang telah dibuatnya.

3) Guru meminta murid membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya.

4) Murid membaca kembali bahan bacaan jika masih belum yakin akan jawaban yang telah dibuatnya.

2.2.Kerangka Pikir

Salah satu aspek kemampuan berbahasa yang penting dimiliki oleh murid adalah keterampilan membaca. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca murid khususnya membaca pemahaman di SD masih kurang.

Rendahnya hasil belajar murid pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman disebabkan karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran berjalan kurang efektif dan efisien sehingga murid kurang mampu dalam membaca pemahaman.

Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman merupakan kegiatan yang perlu dilatihkan kepada murid. Oleh karena itu strategi PQ4R yang dicetuskan oleh Thomas dan Robinson pada tahun 1972 kiranya perlu diterapkan oleh guru dalam pembelajaran membaca

(40)

pemahaman untuk meningkatkan pemahaman murid terhadap isi bacaan. Dan dengan diterapkannya strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1. Untuk memudahkan pemahaman terhadap permasalahan yang sedang dikaji, maka berikut ini akan dikemukakan alur atau skema kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2.1Kerangka Pikir Penerapan Strategi PQ4R dalam Membaca pemahaman

Aspek Guru Kurang menggunakan

strategi membaca dalam pembelajaran membaca pemahaman

Aspek Murid Murid kurang mampu dalam

membaca pemahaman

Penerapan Strategi PQ4R a. Preview (Membaca Selintas) b. Question (Bertanya)

c. Read (Membaca) d. Reflect (Merenungkan)

e. Recite (Mengungkapkan Kembali) f. Review (Mengkaji Ulang)

Kemampuan Membaca Pemahaman Meningkat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Inpres Pampang 1

Kemampuan Membaca Pemahaman Murid

Rendah

(41)

2.3.Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Diduga bahwa strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) diterapkan dalam pembelajaran maka kemampuan membaca pemahaman pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 mempunyai pengaruh signifikan.

2. Diduga bahwa strategi PQ4R tidak mempunyai pengaruh yang signigikan terhadap kemampuan membaca pemahaman pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Daerah dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih SD Inpres Pampang 1 Kota Makassar sebagai sumber utama dalam melakukan riset ,penelitian ini menggunakan dari dari lokasi tersebut dalam judul penelitian Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi PQ4R Pada Murid kelas IV SD Inpres Pampang 1.

Dan berdasarkan penelitian ,penulis menguraikan Pendekatan dan Jenis penelitian. Pendekatan yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih untuk mendiskripsikan aktifitas murid dan guru dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan (Margono, 2004: 36) yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

“Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini didasarkan pada masalah yang berasal dari rendahnya kemampuan membaca pemahaman murid kelas IV SD Inpres Pampang 1dan dipecahkan melalui strategi PQ4R. Menurut Arikunto (2011) Penelitian kelas merupakan penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek pembelajaran dan mengatasi permasalahan secara langsung melalui suatu tindakan dan refleksi diri yang

(43)

didasarkan pada hasil kajian dalam konteks pembelajaran di kelas. Adapun cara pelaksanaannya meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Alur PTK Menurut Arikunt Perencanaan

SIKLUS I

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus ke N

Pengamatan

28

(44)

3.2.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

Penelitian Lapangan (field Research)

Jenis data yang digunakan dalam pemelitian ini adalah data sekunder (SD Inpres Pampang 1) dengan cara memperhatikan bagaimana proses pembelajaran dengan strategi PQ4R, yang ditinjau dari segi guru maupun murid. Semua tindakan guru dan murid akan diamati dengan saksama apakah telah sesuai dengan langkah-langkah dari strategi PQ4R, meliputi:

a. Preview yaitu membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok.

b. Question yaitu mengajukan pertanyaan berdasarkan isi bacaan.

c. Read yaitu membaca bacaan dengan cermat untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

d. Reflect yaitu memahami informasi yang dibaca dengan cara menghubungkan informasi tersebut dengan hal-hal yang telah diketahui, dan memecahkan masalah-masalah yang dianjurkan dari materi pelajaran.

e. Recite yaitu menyebutkan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah disusun dan membuat intisari materi dari bacaan.

(45)

f. Review yaitu membaca kembali catatan (intisari) dan membaca ulang bacaan secara keseluruhan serta meninjau ulang pertanyaan dan jawaban secara singkat.

Penelitian Perpustakaan (libliberary research)

Penulis melakukan penelitian pustaka guna memperoleh data-data untuk melihat Melihat apakah kemampuan membaca pemahaman murid dapat meningkat dengan menggunakan strategi PQ4R. Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud adalah nilai hasil tes yang diperoleh murid berdasarkan tes siklus pokok bahasan.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder,dimana data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan ,sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait.

Data yang digunakan dalam data sekunder yaitu pada SD Inpres Pampang 1 kelas IV dengan jumlah murid sebanyak 44 orang. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016-2017. Dengan Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah murid Kelas IV SD Inpres Pampang 1 dengan jumlah murid sebanyak ( 44 ) murid, yang terdiri dari ( 22 ) murid laki-laki dan ( 22 ) murid perempuan yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan sasaran utama meningkatkan

(46)

kemampuan membaca pemahaman melalui strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).

3.4.Rancangan Tindakan 1. Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dalam menerapkan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 dan dirangkaikan dengan tes pada akhir siklus I, adapun tahap-tahap dalam siklus I sebagai berikut:

a. Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

 Menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas IV semester ganjil mata Pelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan membaca dengan materi membandingkan isi dua teks bacaan.

 Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai rencana teknik penelitian.

 Membuat perangkat pembelajaran yakni; RPP, lembar kerja murid, media pembelajaran, dll.

 Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar mengajar guru dan murid.

(47)

 Membuat tes siklus I yang digunakan sebagai indikator pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan materi yang diajarkan dalam siklus I.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah-langkah strategi PQ4R. Secara umum, tindakan yang dilakukan pada siklus I dijabarkan sebagai berikut:

1) Preview, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah murid membaca sekilas bahan bacaan yang dibagikan oleh guru.

2) Question, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan.

3) Read, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membaca kembali bahan bacaan secara saksama untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat.

4) Reflect, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru menginformasikan materi yang terdapat pada bacaan, dan murid memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru.

5) Recite, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk menyebutkan kembali jawaban-jawaban

(48)

dari pertanyaan yang telah dibuat, kemudian membuat intisari bacaan.

6) Review, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membaca ulang intisari yang telah dibuat dan membaca ulang bacaan secara keseluruhan.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, pada tahap ini peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati semua aktivitas guru dan murid yang difokuskan pada:

1) Observasi terhadap guru difokuskan pada tahap-tahap pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah strategi PQ4R.

2) Observasi terhadap murid yang difokuskan terhadap aktivitas murid selama proses pembelajaran yang terjadi di kelas dengan mengacu pada langkah-langkah strategi PQ4R.

d. Refleksi

Data hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru dan murid serta hasil belajar murid dalam siklus ini dikaji dan dianalisis untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan dari tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini. Hasil refleksi pada siklus I menjadi tolak ukur apakah penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya atau cukup sampai siklus I. Apabila terdapat 80% murid yang memperoleh skor ≥ 70 maka penelitian dinyatakan berhasil.

(49)

2. Gambaran Kegiatan Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman murid pada murid kelas IV SD Inpres Pampang 1 dan dirangkaikan dengan tes pada akhir siklus II, berikut akan dibahas lebih rinci tahap-tahap dalam siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I.

2) Membuat rencana perbaikan

3) Membuat tes siklus II dengan melihat kemampuan murid dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan dalam siklus I dan siklus II.

4) Menyiapkan perangkat pembelajaran yakni RPP, lembar kerja siswa, dan media pembelajaran, dll.

5) Membuat lembar observasi untuk siklus II sebagai lanjutan dari siklus I.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembalajaran tetap mengacu pada langkah-langkah strategi PQ4R yaitu sebagai berikut:

(50)

1) Preview, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah murid membaca sekilas bahan bacaan yang dibagikan oleh guru.

2) Question, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan.

3) Read, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membaca kembali bahan bacaan secara saksama untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat.

4) Reflect, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru menginformasikan materi yang terdapat pada bacaan, dan murid memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru.

5) Recite, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk menyebutkan kembali jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat, kemudian membuat intisari bacaan.

6) Review, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengarahkan murid untuk membaca ulang intisari yang telah dibuat dan membaca ulang bacaan secara keseluruhan.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, pada tahap ini peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati semua aktivitas guru dan murid yang difokuskan pada:

(51)

1) Observasi terhadap guru difokuskan pada tahap-tahap pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah strategi PQ4R.

2) Observasi terhadap murid yang difokuskan terhadap aktivitas murid selama proses pembelajaran yang terjadi di kelas dengan mengacu pada langkah-langkah strategi PQ4R.

d. Refleksi

Data hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru dan murid serta hasil belajar murid dalam siklus ini dikaji dan dianalisis untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan dari tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini. Hasil refleksi pada siklus II menjadi tolak ukur apakah penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya atau cukup sampai siklus II.

Apabila terdapat

80% murid yang memperoleh skor ≥ 70 maka penelitian dinyatakan

berhasil..

3.4.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi indikator proses dan hasil pada pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan strategi PQ4R. indikator keberhasilan dari segi proses pembelajaran adalah apabila terjadi peningkatan pada kegiatan pembelajaran baik kegiatan guru dan murid yang diperoleh melalui lembar observasi. Indikator keberhasilan dari segi hasil belajar

(52)

adalah apabila terdapat 80% murid yang memperoleh skor minimal 70 pada pembelajaran membaca pemahaman setelah diterapkan strategi PQ4R maka kelas dianggap tuntas secara klasikal. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan peningkatan membaca pemahaman murid adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan oleh Purwanto (2010: 103) yaitu:

Tabel 3.1. Indikator Keberhasilan Menurut Purwanto.

Taraf

Keberhasilan Kualifikasi

86%-100% Sangat Baik (SB)

76%-85% Baik (B)

60%-75% Cukup (C)

55%-59% Kurang (K)

0%-54% Sangat Kurang (SK)

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk dalam kategori (0,600- 0,800), maka instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang sedang. Dengan demikian

Orang yang tingkat kreativitasnya tinggi umumnya tingkat produktifitasnyapun tinggi, dengan kata lain orang kreatif juga produktif (Yennita et al, 2009). Kreativitas dan

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

Variabel yang digunakan untuk penilaian efektivitas terkait dengan kinerja output meliputi dokumen perencanaan partisipatif, pembangunan fisik kawasan prioritas,

Dengan demikian pelelangan ini dinyatakan "gagal" dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan

konsep. ♦ Mahasiswa dapat menganalisa hasil perancangan data

 Teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, dan useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan unsur intrinsik cerita rakyat “Timun Emas”, (2) mendeskripsian hubungan antara tokoh, tema, latar, alur, dan amanat da- lam