• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Bali dalam Sastra Kakawin dan Geguritan Tradisional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Budaya Bali dalam Sastra Kakawin dan Geguritan Tradisional."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2087-1074

UTN,[ANTARA

Jurnal Manuskrip

Nusantara

ADEAHMAD SUPRIANTO

Transformasi Tradisi Penulisan Naskah Peralihan Ditinjau melalui I{arya-Karya

Sunda

Kai Raga

AGUNG

KRISWANTO

,:,.

Sebuah Catatan tentang Kakawinrsumana(sa)ntaka

ARIF SETIAWAN

Ci.tra Sastra dalam Langendrrya Naskah Peda Wayang Krucll Lakon Damarwulan

BAGUS KURNIAWAN

Hegemoni Ideologi Perang Sabil sebagai Wacana Anti dalam Teks Syair Raja Syiak

DHIMAS MUHAMMAD YASIN

Sastra Kitab sebagai Penguatan Iman: Suatu Kajian Kesastraan dalam Al Mutawassimin

DIDIK PURWANTO

Nilai Kepemimpinan dalam Naskah Hikayat Maharaja Ali Koleksi

Perpustakaan Nasional RI . NYOMAN SUKARTHA

Budaya Bali Dalam Sastra Kakawin Dan Geguritan Tradisional SYAIFUL RAHMAN

Rarnalan Dadu Masyarakat Jawa dalam Serat Kitab Puntir Palakiyah

untuk Suatu Harapan

WIWIN WIDYAWATI RAHAYU Plndikator Santri Lelana dan Mistik Islam Centhini lilid XII

YUDHI IRAWAN

Legitimasi Kekuasaan dalam Karya Sastra

Hibriditas, dan Ambivalensi dalam Babad

Kejawen dalam Serat

(2)

DAFTAR ISI

iii

Daftar

Isi

iv

Pengantar

I.

ADE

AHMAD

SUPRIANTO

Transformasi Tradisi Penulisan'Naskah Sunda Kuno

pada Masa Peralihan

Ditinjau

melalui

Karya-Karya

Kai

Raga

23.

AGUNG KRISWANTO

Sebuah Catatan tentang Kakawin Sumana(sd)ntaka

33.

ARIF SETIAWAN

Citra Sastra dalam Langendriya Naskah Pedalangan Wayang

Krucil

Lakon Damarwulan

51.

BAGUS

KURNIAWAN

Hegemoni Ideologi Perang Sabil sebagai Wacana

Antikolonial

dalam Teks Syair Raja Syiak

9I.

DHIMAS

MUHAMMAD YASIN

Sastra

Kitab

sebagai Penguatan Iman: Suatu

Kajian

Kesastraan dalam

Al

Mutawassimin

I13.

DIDIK

PURWANTO

Nilai

Kepemimpinan

dalam

Naskah

Hikayat

Maharai a,,4

/l

Koleksi Perpustakaan Nasional

RI

I31.

NYOMAN

SUKARTHA

Budaya

Bali

Dalam Sastra Kakawin Dan Geguritan

Tradisional

147.

SYAIFUL

RAHMAN

Ramalan Dadu Masyarakat Jawa dalam Serat

Kitab

Puntir Palakiyah untuk Suatu Hatapan

157.

WIWIN WIDYAWATI RAHAYU

Indikator Santri Lelana dan

Mistik

Islam Kejawen

dalam Serat Centhini

Jilidxll

T7I.

YUDHI IRAWAN

Legitimasi Kekuasaan dalam Karya Sastra Babad:

Mimikri,

Hibriditas, dan Ambivalensi dalam Babad Pakualaman

181.

KetentuanPenulisan
(3)

tssF.l 2087-1074

(4)

NYOMAN SUKARTHA

BUDAYA BALI DAI.AM SASTRA

KAI$.WIN

DAN

GEGURITAN

Abstrak

Cipta sastra kakawin dan geguritan merupakan cipta sastra

tradisional yang dibangun dalam bentuk tembang. Kedua cipta sastra

ini

sangat diminati untuk

dikaji

dan dibicarakan dalam berbagai kesempatan dan kepentingan. Dalam bidang penelitian, ribuan karya telah

iahir

dari para peneliti, baik peneliti asing maupun peneliti Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari,

di

Bali,

kedua karya

ini

sering dinyanyikan dan juga diterjemahkan, diulas

dan dikomentari terlebih

lagi

dalam aktivitas kelompok seniman

yang disebut Pesantian. Mereka asik mencari kenikmatan dalam

teert"tisan

yang tertuang dalam karya kakawin

dan

geguritan'

Begitu pandainya para pengawi menuangkan kejeniusannya dalam

berkarya sehingga sampai sekarang masih banyak

diminati

dan dimaknai.

Di

samping estetisitas yang

dimiliki

oleh sastra kakawin

dan geguritan tentunya ada konsep-konsep nilai budaya luhur yang

terkandung

di

dalamnya.

"Tri Hita

Karana".lnTlah penyebabnya

sastra

kakiwin

dan geguritan tidak pernah kering dan tuntas untuk

dibicarakan.

Konsepsi

nilai

budaya

Bali

yang terkandung dalam sastra

kakawin dan geguritan, beberapa

di

antaranya seperti; Keesaan

Tuhan,

etika

berbahasa, perbuatan

susila,

kesederhanaan dan

pembelajaran diri seumur.

Tuhan

merupakan kebenaran

tertinggi pada

dasarnya

bersifat Esa atau Tunggal. Setiap orang yang berbeda keyakinan akan menyebut-Nya dengan nama lain. Kenyataan

ini

hendaknya dipahami dan diakui bersama.

Bila

ini

tertanam dengan

baik

di datam sanubari setiap orang, tentunya toleransi beragama, sikap

saling

menghormati antar

umat

beragama akan tercipta. Pada

akhirnya akan melahirkan sikap solidaritas serta bertumbuhnya paham kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara'

Manusia sebagai mahluk berbudaya, dalam berkomunikasi

sehari-hari menggunakan bahasa sebagai medianya. Untuk menjaga

(5)

Nyoman Sukartha

hubungan

yang

harmonis dengan sesamanya, terutama

berbah-asa aipeitutan etika berbahasa. Sastra kakawin dan g

sangat kaya akan hal inr.

-

Perbuatan susila, konsep kesederhanaan dan belajar

hidup di

dalam sastra kakawin dan geguritan, merupakan

yang patut diteladani. Bila

i4i

telah tertanam dan dimaknai

Luit

ot"tt seluruh bangsa Indonesia atau pun seluruh umat

lalu

diamalkan dalam kehidupan nyata sehari-hari, tentu

Kata kunci: Bahasa, moralitas

1.

Pendahuluan

Jumantara Vol. 6 No.2 Tahun 201 5

ldt

FE

dr

tu

s

T SGc

h04r0

Pd

ffimrul

otra t-r

ffmm

rynErO

Ma

id

humsYm

tui-

@

ffirmilcr

$Etfts

s[

tcrtoogh

pem{nglr

selalu

m

si

kita

dcf

Koentjrr

nilai

ilP,,

manusia-konkret

r

berp€dm

I

abad-

m

oleh ade

ssmua z Hindu- I

retleksi

1978:ll

datam

I

Jurnariil

yrg

IH

yang berbau

"sara"

hanya bersifat slogan saja'

Peristiw'!97

ii

z,

bom Mariot,

penyerangan warga Ahmadiyah

di

(

Banten, peristiwa penyerangan pondok Pesantren di Tulung Jawa Timur, termasuk tragedi Hamas dengan Israel

di

Gaza

akan terjadi.

Karya

sastra tradisional seperti

kakawin,

kidung

geguritan, dikenal mengandung konsepsi.

!"$wu.

lama. yang

iiiui. fort"psi

dimaksud berupa konsepsi kebinekaan dan kee

Tuhan, konsepsi etika berbahasa, konsepsi bertingkahlaku yang

atau moralitas, konsepsi hidup sederhana/bersahaja dan

belajar seumur hiduP.

Sastra tradiiional sering pula disebut dengan sastra

klas*

(Robson,1978:4 dalam Saputra 1992:

2)' Ia

menyamakan

dengr

)'sastra periode kl,tna". Jendre sastra

ini

diciptakan

bukan hanla

untuk hiburan semata, namun diciptakan untuk menyampaikan atro mewariskan nilai-nilai atau konsep-konsep budaya yang adi luhung

Pengertian konsepsi penciptaan

ini

mengandung

arti

antara sastra danfubudayaan memiliki jalinan tali-temali yang berkaitan secara padu.

Bagai-uru

pun dan dengan cara apapun pemahaman yang

iilakukarr

akan

mendekatakan pengertian, bahwa

cipta

sastra tradisional merupakan susastra yang mengandung konsggsl budaVa

yang tepat dan pas untuk dipedomani' Bgrkat nilai-nilai luhur yang dit

arrdungnya,

susastra tradisional

(Bali)

m1ru-Pakan f"rg".ju*"uttiahan

dari

aiatan-ajatan suci wedangga

(isi

kitab suci

wed'a" dalam paham kehinduan)'

Ini

berfungsi sebagai- sarana pendidikan

dan

pengajaran

yang lebih

menyentuh kebutuhan

'masyarakat

,""u.ui*p1"*ntatif

pada semua

lini

kehidupan. Kalau
(6)

bm

&rdaya Balidalam Sastra lGkawin dan Geguritan

kita

masih meyakininy

a

kita pun

masih mempercayai pendapat

klasik yang

meng ataian bahwa;

karya

sastra

yalg baik

selalu

memberikan pesan

t"pudu

pembaca untuk berbuat

baik'

Bahkan

b,erbicara da berpikir V"'"g U'"tt seperti yang diajarkan oleh konsep

iiii,

p'rriruiho.

gutankah pesan yang baik

ini

disebut dengan

moral yang

jamak

dit"tgmpft"

berupa-konsep-konsep budaya?' Disinilah letak latar

Utf'ft"g

a*

permasalahan yang ingin dicarikan iarvabannya

pada

tt'tit# t""it ini'

Bagaimanakah blneun

il;;i#,

kJnsepsi--urauyu

Bali

yang terkandung dalam karya

Kaknwin Sutasoma,

i'iii"

Niti'Saitra' Arjuna

Wiwaha dan Geguritan Selampah

Laku'

r-

^--^: L^L.-,o

r.nn,

Secara teorltis-metodologis

dipahami

bahwa

konsepst

budaya puau

auru*yu

merupakan. suatu sistem

nilai'

Sistem nilai mempunyai t

rurrrgi,

yang

e11^d3q?"

kebudayaan' Pemahaman secara hermeneutik

u

1fu'aZ",ZOOg;264) terhadap sistem nilai 'yang

dianut

masyarakat

Iiali

mempunyai

posisi yang tinggl

.{alam

rrpr"u.*#

tuaaya-- nau'- -^eail.Oaiam penikmatan kehidupan secara

individu

"ir**

dalam

komunalitas sebagai makluk bermasyarakat.

J"j;;d;

;istem-nilai yang dianut-masyarakat Bali

ini,

simpulryu

ut* p"tt"

hulunya

ada pada kitab.

suci

yang

dibumikan metjadi mZkuto

*ondito

(mahkota budaya) yang kita

sebut

susastra

Bali

Klasik'

Karena

itulah

mereka

yang

"bertongkatkun

*ur,ill,

seperti para Wiku Qt endet a)' - dal ang' b ali an'

pn*orit

u,

undagi, sangging, dan sastrawan atau ilmuwan nyastra

selalu mendapatkan posisi terhormat'

Sistem

ril"i;;G

k'ta amati pada masyarakat Bali

ini

dapat

kita

dekatkan

puau

"

pandangan

keilmuan

dari

seorang

Koentjarani

rgratllgSi:25)

yang memberikan tesis terhadap sistem

nilai itu, dalam

d;;;

"uug"ui nefo1an

tertinggi bagi kelakuan

manusia. Sistem

t#

f"iuftuu" i'arusia

lain yang tingkatannya lebih

konkret sepeti norma, hukum, a,.ral-afixan khusus' semuanya juga

U.rp"do-ut, kepada sistem nilai budaya itu'

Agama

Hi;i;-;;;

dipelut ol"h

ttt'ik

Bali selama berabad-abad, membuat

jiwa atai

karakter etnik

Bali

sangat dipengaruhi

oleh adat dan agama Hindu' Karenanya tidaklah mengherankan bila

;;;";

aspek febudayaan

Bali

berhubungan erat dengan agama Hindu. Krenanya o"p]"i-a-it"t"rtan bahwa kebudayaan

Bali

adalah

refleksi dari

p"";;I;

-ugu^"

Hindu

(

Sejarah .D.ae1ah Bali' 1978:128).

o""g--i""d;il;'

lenertl

ini'

konsepsi budaya Bali

dalamKakawinsrturo*udanGeguritanselampahLakudiBali'

119

Jumantara Vol. 6 No.2 Tahun 20 i 5

, Xd.*S

!e

f'ang

i

dan ket

i

fu

-vang dnn kon

I

sastra

kler&

lakan dengr

bukan

hanp

iryaikan

atl

E

"di

luhrry;

I

antara sasfrr

Baitan sectr

bhaman

Yaq

I

cipta

sasrre

psepsi budaYe

ihi

luhur Yang

'

merupakm

,[6,

kitab suci

irbagai

saranl

hh

kebutuhm

lem*.

Kalau
(7)

Tulisan in.i akan mencoba mengungkap

nilai-nilai

bi Bali'

:yang

terdapat pada

karya

susastra seperti kakawin

geguritan. Tujuannya untuk meramaikan dan menyamakan terhadap konsepsi budaya daerah

Bali

pada panggung p

nasional dan internasional. Dengan cara begini,

torrs"pii t

Bali, khususnya yang terdapat dalam kakawin dan geguritan

dipedomani dan dijadikan rafalan dan nyanyian kehidupan seh hari. Dipedomani guna menerangi sisi-sisi kekosongan rohani

tengah gerusan globalisasi dan demokratisasi bangsa yang I berproses

ini.

Pembentukan budaya yang diharapkan uOutut

,

masyarakat

Bali

tidak semakin jauh dari

jati

dii

kebaliannya

tidak

tercabut

dari

akar

tradisinya.

Tetapi tumbuh berjati menjadi masyarakat yang bermoral dan berbudaya.

Dalam era budaya cyberity dunia maya, pendekatan m internet, kemajuan informasi telekomunikasi (HTI) yang menj

dunia, dapat mendekatkan konsepsi budaya

Bali

pada mas

intemasional dan menjadi milik masyarakat dunia. itu berarti

budaya Bali memberikan sumbangan yangbaik dan berharga

adab

dunia.

Slogan: paenjuhe mapikenoh

ayu,

yang

sumbangannya bermaloru

adiluhung'

sebagai

sarana

da

dianggap baik dan benar dalam

afti

cocok diterapkan dalam li

budaya. Baik-buruk, benar-salah, cocok-tak cocok, kuno_

terserah bagi plus-minus kacamata penilai. wacana yang terrnu dalam pupuh

Ginada,

cipta sastra Geguritan Basur

di

bawah i

Nyoman Sukartha

pada dasarnya juga merupakan refleksi dari nilai-nilai dalam

Hindu.

2.

Konsepsi Budaya Bali dalam Kakawin

dan

Geguritan

mengilhami tulisan ini.

Eda ngaden awak bisa

Depang anake ngadanin Geginane buka nyampat Awak sai tumbuh luhu Ilang luhu ebuk katah

Yadin

ririh

Jumantara Vol. 6 No.2 Tahun mahayu-hayuning buwana (' menyiptakan kebah agiaandunia,). lebih j elas, pada p embi car aan berikut diketengahlan konsep

-t

budaya

Bali

yang kiranya patut dijadikan

paenjuh

(sumLangan
(8)

Budaya Balidalam Sastra Kakawin dan Geguritan

Liu enu p elaj ahang (Basw, 86)

Terjemahannya:

Jangan mengaku

pintar

{

Biar orang lain menilai

Bagai pekerjaan menyapu Sampah akan tumbuh terus

Sampah hilang, debu akan banyak (datang) Walau pintar

Masih banyak yang harus dipelajan

Maknanya;

Sebagai manusia

yang

berbudaya, hendaknya jangan menyornbongkan

kepintaral

ata,u kemampuan, apa

lagi

sampai

mabuk kepintaran. Hidup ini bak pekerjaan menyapu. Sampah akan

bertumbuh setiap hari. Walau sampah mampu dibersihkan, pastilah

debu

masih ada

dan

akan

datang

setiap saat.

Betapapun

pintamyaljeniusnya manusia, pastilah masih sangat banyak hal yang harus dipelajari dalam hidup sebagai insan budaya/masyarakat.

Uraian

di

atas mengajarkan

kita

bahwa manusia harus

belajar seumur hidup. Kepintaran seseorang, prestasi akademik yang

tinggi, dan tamat pada jenjang pendidikan akademik tertinggi yang

diraih seperti master, dan doktor, bukan merupakan jaminan untuk

tidak atau

berhenti

belajar. Terlebih

lagi bila

prestasi akademik

yang

tinggi/kepintaran

itu

disombongkan

dan

digunakan sembarangan. Hal

itu

tentu akan berdampak sangat buruk. Bahkan

akan bisa mengancam keselamatan dunia.

Untuk

itu

pendidikan

moral sangat penting. Konsep

Tri

Kaya Parisudha (tiga prilaku mulya/moralitas) merupakan sarana

yang

cocok

dipahami dan

diterpkan. Kesantunan

dalam

berbicara (Wacika parisuddha), kemulyaan tingkah laku (Kayika parisuddha) yang dilandasi oleh

pemikiran yang bijak dan saleh (Manacika parisuddha) sangat tepat

untuk

tuntunan moralitas.

Belajar

seumur

hidup, berilmu

dan

bermoral mulya merupakan makna pokok wacana di atas.

2.1

Konsepsi Keesaan Tuhan

Kakawin Sutasoma merupakan salah satu kakawin yang sangat besar andilnya dalam mempersatukan dua paham kerohanian

ata:l

agarfla

yar,g

ada

pada

zamannya.

Konsep

Siwa-Budha
(9)

Nyoman Sukartha

diidentikkan dengan

Si*a

dan Sadasiwa.

Mpu

Tantular dengan

sangat genius memperbandingkan konsepsi ketuhanan yang pada

dasi*ya

hanya ada satu (Esa). Berbeda agama berbeda pula-nama

atar-

peyebutat

Tuhannya. Paham Siwapaksa

(aliran

filsafat

Siwaistlg menyebut Tuhan dengan sebutan siwa. Sedangkan paham Budhapal<sa (aliran Budha) mpnyebut Tuhan dengan sebutan Budha-Pada hal keduanya itu adalah sama/satu.

Contoh

Rwa neka dhatu winuwus wara budha wiSwa

Bhineki rah,ua ring apan k€na parwa nos€n Mangkang Jinatwa kalawan Siwa tatwa tunggal

Bhineka tunggal

ika tan

hana

dharma

mangrwa

(SuI,XXXill;5)

Terjemahannya;

DuaZaditu konon disebut dengan Budha dan Siwa' Berbeda

itu

tetapi kapan dapat dipisahkan'

BegitulahsebenarnyahakikatSiwadanBudhaadalahsatu. neibeda itu konon tetapi tetap tunggal sebab tidak ada

Tuhanyang dua. Penjelasan

Budha

dalam

agama

Hindu

merupakan nama

lain

dari Bhatara Dhanna. walau dalam deretan 9 dewa yang disebut dengan

Dewata Nawa Sanggha (kumpulan

9

dewa seperti; Dewa Iswara, Mahesora, Brahma,

1udra,

Mahadewa, Sangkara, Wisnu, Sambu dan Dewa

Siwa),

nama Bhatara Dharma tidak ada disebut, tetapi tetap dipercaya'bahwa Bhatara Dharma

itu

ada. Dalam epos/wira

"uritu

Mahabarata

diceritakan

bahwa;

setelah

Dewi

Kunti

dipersunting oleh raja Pandhu, Dewi Kunti memohon putra dengan

mindatangfan Bhatara Dharma. Hal ini dilakukan mengingat bahwa

suaminyalaja Pandhu terkena kutukan; akan mati bila melakukan

hubungan suami

istri

dengan permaisurinya' Permohonan Kunti dikabulkan oleh Bhatara Dharma dengan lahirnya Yudistira yang

kemudian bergelar Prabhu Dharmawangsa/Yudhistira'

Dalam

\Jsadha Budha

Kecapi

Sari,

kata

Bhuda juga

disamakan dengan Bhatara Dharma yang merupakan

guru

dari

BhudaKecapi.eh,auKecapiadalahnamaSeorangdukunpengikut

Bhuda setelih ia menamatkan pendidikannya dan diinisiasi sebagai

122 Jumantara Vol. 6 No.Z Tahun 2015

h.$1

dlrtm-

N

bersli

:

"qitrn1

plla d

disflrql

Dhar

bahrai

gcglril

B€sdJ

dan

fd

di

bflr

len-(suF

T6rr

sehn

(10)

Budaya Balidalam Sastra l(akaWn dan

Geguritan

dukun.IstilahBhudha,

jugadiartrkan!::Y?:;#;i;tr:;Y:r:Ir:'

ffi#';ui,iruo','r13apan"

atau .' pelal

arT.;"";;;

nrrutn',u. Begitu

:il;

ilidi,*u"i'

'

Bisa juga berarn

"'i:",i#;

"si;u,rtu

Budha

,,i"1;il'tontut

rutut

Wilcsu Pungu

disamakan dengan

"#"[

ilail"

Bahkan Bhatara Budha' Bhatara

Dharma pada

hakik#vl

ilu*utun'd"d;;;;;a

Siwa'

Ini

berarti

bahwa Siwa dan

Bh;:J;"'v" t*."$'"va

atau tunggal'

Selain

,ifut'iluT'uhur,

dulu*,sastra

kalawin

dan sastra

sesuritan

disebutkan'";"il;;i';"

T'h;;

*"miliki

sifat

Maha

[eiar/Agung, rurur'i'

nut#s"'"r.,1peu'uf,

i"tpit'rkan'

Maha Tahu

dan sebagainyu'

uui

ilt'dailt;ilil'u'iouru*

bait Kakawin Sutasoma di bawah ini

kddrQwyaindna tiga

y:'f

,ff

::;:,i,1,!l[Xi,rur

*0,

no'gun PhalwengwwaY tun mua

len.

Le"'

Gundnekdtit tan bga masQk

-r

{;i#Yi:f:'Ji*rru

Agiing run moPAk mafijing ing at

KalinganyewAh sang winuwus-^I'wuwusni

ng wang arnuwus'

Apon

'ol"i"i

n'o"

*enang inubhayQn

pan sira mucap'

Sirdnon

'on-t'a*n

sira juga manon pan sira manon'

Adoh tan dfira ngke sira ta maparAl tun kapar1kan (Sugriwa,1959; 1 5-20)'

TerjemahannYa:

Beliau itu memiliki tiga kekuatan batin'

merupakan

jiwa

seluruh isi alam

Bila diandaikan seperti p"T+y di datam air' tidak

akan ikut

arus air, begitulah beliau

tid'k

;;hanyut

oleh suka' duka

t?iJi:lt-;]ffi

u"etu,biladalamkeadaankeciltidak

rongeu"

ilihiln

'"titnt"p"nJ"

*r"

di

tempat yang luas'

Dalam wujod besar tidak

"k*;;"k/k"pti"hT

li'''

masuk

ke tempat yang amat semprq sebab beliau berwujud tiada/kekosongan dan rahasla'

Sebenarnya sangat sulit untuk membicarakan

(Tuhan)' Ia

adadalamucapanofangyangmembicarakannya..

i,

,ir,,i

(11)

Nyoman Sukartha

SebabsesungguhnyaTuhantidakbisadikatakarr/diriilkan

sebab beliaulah Yang berkata'

Beliaumelihattetapitidakterlihat,beliausajamelihat

karena

beliau

maha melihat'

Beliau jauh tapi tidak jauh dari sini, beliau dekat tetapi tak bisa didekati.

PenjelasannYa

Tuhan memiliki

tiga

kemampuan sebagai

sifat kemahakuas aaflnya seperti: rJQ;i (Pencipta), Sthiti (Pemelihara) dan

Pralina (Pelebur). Tuhan merupakan sumber hidup/jiwa dari semua

yanghidup.Tuhanadadimana-manatapitidakbisadibuktikanatau

ami'ut.

Dalam wujud beliau yang kecil, beliau akan memenuhi

*arrg

dan waktu. Seluas/sebesar apapun ruang

itu

dan selama apa

fun

ivaktu itu, baik waktu dulu,

kini

dan waktu yang akan datang'

teliau

tetap ada. Begitu juga sebaliknya, dalam wujud beliau yang Maha Besar, beliau mampu masuk dan mengisi tempat yang sangat

kecil atau sempit, bahkan sangat longgar atau kedodoran' Untuk

melukiskansifattuhandengankata-kataataubahasa,sangatsulit. Karena bahasa

memiliki

keterbatasan, sedangkan Tuhan tidak

terbatas. Tak ada satu kata pun, tak ada satu ungkapan atau istilah

yangmampu dengan tepat untuk melukiskannya' Sebab Tuhantidak

ilirJ aitrHrka,

dengan kata-katalbahasa. Tetapi ruhan ada .dalam

,,kata,, atau .,bahasa!,itu sendiri. Beliau tidak dapat dilihat karena

beliau

tidak

punya

wujud. Hanya beliau yang mampu melihat

karena beliau ada di dalam penglihatan itu sendiri. Beliau bertempat

sangat

jauh

tetapi

terasa sangat dekat karena

beliau ada

dan

memenuhi seluruh ruang dan waktu' Singkatnya Tuhan yang disebut

dengan Siwa atau Budha pada hakikatnya Maha Esa' Maha Tahu'

Maha,Besar dan Maha segalanYa. 2.2 KonsePsi'Etika Berbahasa

Kikawin

Nttt

Sdstra merupakan

kakawin yang

bukan naratif, karena terdiri atas bait-bait kakawin yang terpisah-satu sama

lainnya.Tidakmemilikialurcerita.Tidakberisitokoh.Namun

memuatpetuah-petuahtentangkebajikanataukesalehan.Nilai

etika/morilitas agama (Hindu) yang terkandung di dalamnya sangat

luhur.Nilaiitupatutdipedomanidalamberbangsadanbernegara.

Mengingat

banyaknya konsepsi

budaya-

Bali

. yang

terkandungdatamKakawinNttiSQstramakahanyakonsepsietika

3.d

:H:

L-r--_rc-_

-..

I'n

:ET

:.5

B;

-rE

's*

;.

(12)

Bdaya Balidalam Sastra Kakawin dan Geguritan

berbahasa saja yang akan diangkat dalam

tulisan

ini'

Konsepsi-konsepsi

nilai budayu*ilJi

V*g

f"i"

untuk

sementara diabaikan'

Tujuannyanya tentu

;d;til't"tu"ti

p"touttg untuk orang lain

menelitinya.

.. _: ^+iLo herhahasa vane dimaksud.dalam tulisan

--,.--^---fo"sepsi nilai etika berbahatu

Yll

ini

adalah;

uuguim#

;ili;;d"t

ttioio

sehari-hiri

melalarkan

hubungan dengan

#;Jil*ya.,dengan

menggunakan bahasa' Dalam

hal

ini

"'*;;

q*"k*ry1***ahasa

yang

baik

dan

benar (Wacika

parisudia)'

Bahasamenunjukkan

derajat atau status

seseorang. Bahasa

;;;"j'kkan.

terpelaiar

tidaknya

seseorang' Bahasa menunjukkan-'lit"p1**tu1

'"Jtot"'n

dan bahasa pula bisa

menjadi

penyebab

;;b"di*",

tt".'{'tnituun'

kebaikan

dan

keburukan. ungt upun^i"ri ilir?'

Jrin"t

dalair contoh-contoh

wacana

di bawah ini'

Contoh:

.

,

dawut

Jroning

wwe parimdna

nala

gaganging tunlung r

kawruhi,

aya

mwang

Eila karmeng

Yan ring

iQti

kula Pracara wtn

?t#

'ing

pandhita

ring

l<sama

mudita

santopeksa ris

mardawa

rafia angde sutusteng praia

yan ring sastr1ifia wuwusnta lfit ooo*

-

"o(]\iil

sastra,

i;

6)

x.lffilliflli

0,..

diketahui/diukur dengan mencabut

Af"i'*f#i'Ht*"awan'

tampak

dari

tingkah laku'

tabiat serta gerak-geriknYa'

ci'ip"'alti"i"^E-;;iti'terlihatdarikesabaran'ketulusan

tIlif#"1:x?,H;*'Ji;takpadabudi-bahasanva'.bagaikan

amerta

(air

penglridupan)

yu"g me*b"at

kebahagiaan

masYarakat' Penjelasan

Sifat seseorang bisa diketahui dari tingkah-laku dan budi bahasanya'

Sifurli'ulg"ut"tt

Ui'u diketahui dari

kesabaranya' Orang

berilmu

o"p"t

ait"ifrt"i'-au'i

uoai

bahasa dan prilakunya ya1rg

mampu

*"rnuffi'il* **'

uu'yut'

Dengan kata

lain'

bahasa
(13)

{

I

fl

T

,$

ri

Nyoman Sukartha

merupakan

kunci

utama dalam

bermasyarakat. Bahasa bisa

membawa bahagia, bahasa

bisa

membawa sengsara bahkan

menyebabkan kematian.

Hal

ini

diungkap dalam

Kakawin

Niti

Sas tra sebagai berikut.

Wasita nimittanta man€mu laksmi

Wasita nimittanta pati kapangguh Wasita nimittanta man€mu mitra

LVa s i ta nimittanta man €mu mitra (J endra,l999 ;33)

Trjemahannya.

Bahasa menyebabkan engkau menemukan kebahagiaan Bahasa menyebabkan engkau menemukan ajal

Bahasa menyebabkan engkau menemukan sengsara Bahasa menyebabkan engkau mendapatkan sahabat. Penjelasannyan

Bahasa merupakan factor penting dalam kehidupan manusia

sehari-hari.

untuk

itu

perlu

pembelajaran bahasa. pembelajaran

bahasa tentunya

memiliki

fungsi penting,

baik

fungsi integratif

maupun fungsi

instrumental

(Djojosuroto,200l;tZS. Kaelan,2002;244). Dalam Sosiolinguistik bahasa

memiliki

fungsi

cukup

banyak seperti;

fungsi

personal

atau emotif,

direktif.

fatik/interpersonal, referensial dan metalinguar (chaer, 19,9 5 ;19 -22). Terlepas dari fungsi-fungsi bahasa yang dimaksud, maka bahasa bisa menentukan baik-buruk, suka-duka, bahagia-sengsara bahkan hidup-mati seseorang seperti yang terdapat darambait kakawin di atas. Di

sisi lain bahasa bisa digunakan untuk mengetahui berilmu tidaknya seseorang. Hal

ini

dapat diketahui dari bait Kakatuin

Niti

sdstra di bawah.

Ring

wwang

tan

wruha

ring

mangraseng iad rasa

Tan wruh

pangrasaning s€dah

widyas€pi

Yang wwant€n mawiweka Sastra

brata

\ayt wwang mangkana tulyaning

rahi

nika lwirnyan guwe kQhidAp (NS,1;2)

Terjemahannya

subhdiita

mapunggung

pucang

adoh

tambula

nirapekia byakta mona

126 Jumantara Vol.

(14)

E{l,satidalam

Sastra Kakawin dan Geguritan

Orang yang tidak tahu bahasa yang

baik'

dia akan bodoh

T:ffiti1:tH"i'*i'i'it'

dan kapur' semakin jauh dari ilmu

'"1l"tti*":l'"g

membicarukt

lh

pengetahuan tentu ia

tiJat nirau dan Pasti diam memolsu

Bila dipikir-piki' o'ung seperti itu ibaratnya mukanya

sepertr goa.

-

*oB",ol"l",l#"[ll"l']

""u'

berbahasa vang

baik'

terdapat

*ry*ffi*#,r*r-*[qru

berbudaya

ot"u'o#n

l"i*

*""g-t"n#ao

fe'i"utun

baik'' Selalu

berpegang ttgurt

pilu rttu""utun'k3t"* ild"taran

hanya ada pada

ialan Tuhan

vu'g";i#"r"""'

eilu

i*

*u-pu

dilakukan liscaYa

Lgata

cita-cita

O#'o.r^.*"-'akan

beihasil

iiraih.

Seperti

putra-il;"t3:dh,_ri*"ff

#ilffi

ilr-"#i"ffi':::l'#',f

iXffill

kembali karena

^K;;t;'

st

g s elalu b erbuat j ahat'

Siopo

t'ii

in

ta*uig'l'oyu

masddhana

sarwwa hayu'

niyata

t'*"**"*'ii7

nala masddhana sarwwa hala'

r

c* o'

aii'i'

*

on oigs oy a pur akr atu tup a tinut'

Sakahardpan

kasiddh,

*;k,

diriarla

Par,tdhusuta.

,(AW'12;7)

TedemahannYa;

Siapapun takan menemukan kebaikan

bila tidak berbuat baik

Pastilah""t#;il;t*o*rtu"bilamelakukanperbuatan

:ll?i:lh

lakukan

k*"r,'lil

dan berpegang

pada ruhan

Segala*iffi;ffi;nu"it.u,irai'uit,'"p.',iperbuatanputra

Pandhu'

2.4 Konsepsi Kesede rhanaan dan Belai ar

:i3f

'l?X'1I'lJ'it

o'"',,

;,'"f"{#:1.::fiH#:'ffih'*

ci'"J"

Basur di atas

Jumantara Vol' 6 No 2 Tahun 2015

(15)

Nyoman Sukartha

Namun konsepsi kesederhanaanya

belum

ada.

Untuk

itu

akan

diuraikan cipta sastra geguritan yang mengandung hal tersebut.

Geguritan Selampah Laku (GSL) karya Ida pedanda Made

Sidemen, merupakan

karya

autobiografi,

yalg

mengisahkan

katatwan (menggenai sejarah

hidup)

Ida

Ketut

Aseman sampai

menjadi

seorang

wiku

(pendeta/rohaniwan) dengan

nama

Ida Pedanda Made Sidemen, dari Geria Intaran Sanur Bali. Banyak hal

yang patut

kita

pelajari dari geguritan

ini.

Satu

hal

yang perlu

diketengahkan sebagai konsepsi budaya adiluhung dari geguritan ini adalah konsepsi dharma karya ('kewajiban berkarya') yang lebih

dikenal

dengan

nama

guna

dusun

('pengetahuan

dan

keterampilan/skill

orang desa')

yang

bermanfaat

bagi

semua masyarakat dimanapun berada.

Ida

Pedanda Made Sidemen sangat cerdas, bernas, dan

cermat dalam mengugkapkan konsepsi kesederhanaan, yang lebih

populer dengan sebutan

guna

dusun, Orang desa dengan sikap

mental

dan

tatalaksananya

penuh

dengan kesederhanaan dan

keluguan. Kesederhanaan dan keluguan orang desa dianggap cocok

dijadikan

panutan

banyak orang (umum)

karena

jujur,

tidak

materialistik,

ramah-tarcnh

dan tidak hirau

pada

hiruk-pikuk kehidupan kota yang serba gemerlap. Kenyataan

ini

dapat dilihat padauraian berikut.

Pupuh Sinom

Ngelah panak raja putra gumanti ngadeg bupati yan menek tuun masongsong

lungane marambat

joli

idep beline mangbin

makinkin mayasa lacur

tong ngelah karang sawah

karang awake tandurin

guna dusun

ne kanggo di desa-desa (GSL, Pupuh ke-1, Sinom: l1).

Terjemahan.

Memiliki putra mahkota

Untuk menggantikan menjadi raja naik turun selalu diusung

bila bepergian ditandu dengan

joli

maksud kanda sekarang

Jumantara Vol. 6 No.2 Tahun 20l5

(16)

Budaya Balidalam Sastra Kakawin dan Geguritan

bersiaP-siaP hiduP sederhana tiada PunYa tegal sawah tanalr-sendiri Yang ditanami

Sifat orang desa

Vung ttarus digunakan bila tinggal di desa

Penjelasan

'

1L--*^

knmtn

vans

insin

aitu-puitu'

Ida

KonsePsi

dharma karYa

Yang

Pedanda Made Siderlie n",- uautui idealisme

vlne

terus tumbuh dan

ditambatkan

dul'-^;;j;-t"'i

1'""tari

umat

manusia'

Selalu

menyadari

d*

,uAu'

alti't"tok

tidak terikat oleh benda material' kemegahan

Au,

rt"'toi'u* i[otfut

-duniawi)' Sebagai

manusia

hendaknya

,iup

aii'llo

1tg'tt

pada kondisi kesederhanaan/hidup

bersahaja. Harus

J';;;*k"i"*'

u"tui*

dan bekerja' Mengisi

diri'

belajar sepanjang

h;;;;

;t:ry""

Lagi masvarakat' bangsa dan

negara (guna dusun)l

ptp?uf';

"ii*oySbumi

dipijak disana langit

diiuniungi' rrarus

aiiega;!

t""'191;

d]1;rankan dalam hidup-

tth1l;

hari.

Bila

sifat-sifai

if;i

J'a"t

dilaksanakan niscaya akan dihormatt

dan

-

berguna -Akuweh bagi nusa dan bangsa' wuwus PanYiksa maharsi

ring kawonganio'g wenang diniksan

urunan bhasmangkurane sang abudi mateguh angamongin s es ana Yukti

wruhe ngurdng indria

manglaga sad riPu

kroda loba, geng kaftesnan

Ya trimala anahen lara Panes tis

"udo o,ggf,nio

t'o*"aoi

(GSL' pupuhke-4' Dangdang :2)

Terjemahan

Banyak nasihat tentang mora!.$ari -uhut:1:^,

tepada orang yang akan dijadikan orang sucl' tuntunan Perihal kePendetaan'

-bagi mereka yang berniat te.guh iman' berpegang pada kewajiban dan kebenaran Yung

*u*Pu

menekan.hawa nafsu' merigal ahkan s a d r ip u(enam musuh)'

t.1ll-ut'"']'^il;;'k;"'

dan

besarnya keterikatan pada

duniawi

129

(17)

Nyoman Sukartha

yang

disebut

tri

mala

(tiga

kekotoran

batin),

tahar penderitaan dan kemelaratan

Cacat pisik juga diceritakannya.

Hana brata rahina tan patut aturu suptaning t€t2p inapti

sak)dap denia awungu

sabrania alungguh anulis

ring

sawah

anurat asing nggon

(GSL.

Pupuh

ke-S

Megatruh:9).

Terjemahan

Ada pantangan siang hari tak boleh tidur Tidur pulas yang selalu diangankan Sekejap

lalu

terjaga

Setiap hari menulis

Menulis di sawah atau dimanapun berada. Penjelasan

Bagi para penikmat kelangenan/keindahan, ada kepercayaar

bahwa pada saat siang hari pantang untuk tidur. Maksudnya adalah

jangan lengah walau hanya sekejap.

Kita

harus betul-betul eling

pada saat sadar. Hanya keheninganlah yang seharusnya dipikirkan

tidak ada lainnya. Eling

itu

hanya akan terjadi dalam tempo yans sangat singkat/sekejap saja. Gunakanakanlah itu untuk mengisi diri

dengan pengetahuan tanpa ada hentinya. Belajar itu tidak mengenal

tempat. Artinya dimana pun kita berada, tetaplah belajar, sepanjang hayat di kandung badan.

Kosepsi semangat memupuk pengetahuan dan keterampilan

ini

akan

menjadi

lebih

sempurna, manakala pengetahuan dan

keterampilan

itu

kita

kembangkan

dan

wujudkan secara nyata

sebagai karya

tulis.

Ingat jangan terbelanggu untuk mendapatkan

hasil. Perbuatan ini hendaknya ditopang manah tyaga atalu lascarya (

ikhlas tanpa pamrih). Manakala berada dalam kealpaan, kemalasan

dan kebodohan (supta) yang merupakan kebalikan dari keinginan

tetap terjaga (e ling), atasilah/kalahkanlah kealpaan, kebodohan dan

kemalasan itu. Bila semua itu telah teratasi, berarti kita telah mampu

memenangkan

tujuan

kehidupan moksa

tan

pawali

duka.

Kita

menang

dari

kuatnya belenggu

indria

(nafsu negatif)

,

sad ripu

seperli,' sifat pemarah, tamak, malas, dengki, angkara dan iri hati dan

Jumantara Vol. 6 No.2 Tahun 2015

(18)

Budaya Balidalam Sastra Kakawin dan Geguritan

keterikatan pada seisi dunia yang berbau maya

ini'

Inilah yang harus

kita perjuangkan untuk ditundukkan. Selanjutnya "kemenangal" di

&tnii sakali,

akan membuka dunia yang terang gemilang

di

dunia

sana (niskala). Sudahkah

hal

itu

kita

dapatkan dalam - petikan Geguiiatn Selampah Laku

di

atas ? Marilah

kita

cermati bersama, dan kembangkan kembali

nilai-nilai

yang diwacanakanrrya'

3. Simpulan

Dari

seluruh uraian

di

atas dapatlah disimpulkan bahwa; cipta sastra kakawin dan geguritan kaya akan konsepsi nilai budaya

natyangadiluhung.Untukitusangatperludilestarikandan

disebarluaskan agar bisa dipedomani oleh khalayak ramai. Bila

kearifan

lokal

seperti yang terhrang dalam sastra kakawin dan

geguritan dipedomani dan aiamalkan dalam hidup berbangsa dan

6"ir"gutu

dewasa

ini,

maka slogan ;Tata tentrem loh

jinawi

akan terwujud.

Daftar Pustaka

chaer, Abdul dan Leonie Agustina,1995. Sosiolinguistik Perkenalan

Aw al. J akarta: Rineka CiPta

Djojosuroto, Kinajati, 2007

'

Filsafat Bahasa' Yogyakarta: Pustaka

Book Publiser

Jendra,

I

wayan.1995.

Etika

Berbicara

Dalam sastra

Hindu, Analisis Bahasa. Denpasar; Universitas Udayana

Kaelan, 2002. Filsafat Bahasa

:Realitasbahasa'Logika

B ahas a, H ermen eutika dan

Postmodernisme . Y ogyakarta:Paradigma

Kaelan,

2009.

Filsafat

Bahasa; semeotika

dan

Hermeneutika. Yogyakarta:

Paradigma

Koentj arani ngtat. 1982. Kebuday aan, Mentalitet dan P emb angunan. Jakarta: Gramedia.

(19)

Nyoman Sukartha

Ratna,

I

Nyoman

Kutha. 2007.

Estetika:

Sastra

.'-'

B ud ay a.Y o gy akarta: Pustaka Pelaj ar.

Proyek

Penelitian

dan

Pencatatan Kebudayaan Daerah. 19-' Sejarah

Daerah

Bali.

Jakarta:

Proyek

Penerbitan Bur,-Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah" Depdikbud.

Saputra,

H.

Karsono. 1992. Sekar Macapat. Jakarta. Wedatar:-.

Widya Sastra

Sugriwa,

I

Gusti Bagus,1959: Sutasoma Jilid

VI;

Denpasar, Pustal:

Balimas.

Suastika,

I

Made.2006. Estetika: Kreativitas Penulisan Sastra clc' Nilai Budaya Bali. Denpasar: Program Studi Magister 52 dar

53 Kajian Budaya dan Jurusan Sasra Daerah, Fakultas Sastra

Universitas Udayana.

Kakawin Arjuna Wiwaha

Kakawin Niti Sastra

Kakawin Sutasoma

Geguritan Selampah Laku Geguritan Basur

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian angket kepraktisan dan wawancara dari pesrta didik dan guru sebagai pengguna yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepraktisan

Digital forensik atau sering disebut juga sebagai komputer forensik adalah salah satu cabang dari ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang masih terdapat

Strategi pertama dalam pemerolehan bahasa dengan berpedoman pada: tirulah apa yang dikatakan orang lain. Tiruan akan digunakan anak terus, meskipun ia sudah

diperlukan, penjelasan dan tujuan dari sistem yang diperoleh melalui konsultasi dengan pengguna sistem dan kebutuhan user (pengguna) dalam hal ini user adalah

1. Menentukan jumlah unit produk karoseri medium bus Royal Noval tipe variasi 3/4 yang telah diproduksi oleh CV Anugerah. Parameter ini disimbolkan dengan X.. Menentukan jam

[r]

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan narasumber penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara berinteraksi antar sesama anggota komunitas penggemar

e Mengembangkan kompetensi tata boga sebagai upaya membekali ketrampilan hidup atau lifeskil yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tiap-tiap