TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi DIII Perpajakan
Oleh :
FEBRIAN BAYU ANDHIKA PUTRA NIM F3406030
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
kamu akan menjadi seperti orang yang bersenjata. (Kahlil Gibran)
v Kekuatan adalah kesanggupan untuk mengorbankan sesuatu yang agung agar bisa mendapatkan sesuatu yang lebih agung. (Kahlil Gibran)
v Sedikit pengetahuan yang dilaksanakan jauh lebih baik daripada banyak pengetahuan tapi tidak digunakan.
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya yang tak ternilai, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “EVALUASI KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR” ini dapat terlaksana dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk dapat melengkapi syarat-syarat guna memperoleh derajat Sarjana Ahli Madya Program D3 Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, namun demikian penulis telah berusaha untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyusun TugasAkhir ini dengan lebih sempurna.
Kelancaran penulisan Tugas akhir ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Drs. Bambang. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memenuhi segala kebutuhanku akan materi, dorongan, pengertian, dan kasih sayang yang tak ternilai dan telah menyelamatkan aku dari kebodohan dan ketidakpahaman yang semuanya itu tidak akan pernah dapat kubalas walaupun dengan segudang uang dan sejuta lautan kebaikan.
5. Adik-adikku tersayang, terima kasih untuk semua bantuan yang telah diberikan.
6. Keponakanku, yang mampu menerbangkan segala kepenatan dan kelelahannku.
7. Kepala DPPKAD Kabupaten Karanganyar beserta staf dan karyawannya yang telah berkenan menerima kehadiran penulis dan melayani kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan penulis.
8. Teman-teman alumni D3 Perpajakan angkatan 2006. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita.
9. Berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 10 Juli 2010
ABSTRAK... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR TABEL...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 1
B. Latar Belakang... 14
C. Perumusan Masalah...15
D. Tujuan Penelitian... 16
E. Penelitian... 16
F. Metode Penelitian...17
BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka...19
B. Pengertian Pajak Hotel Dan Restoran...25
C. Pembahasan...28
BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN...35
B. Daftar Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007
C. Daftar Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008
D. Daftar Jumlah Hotel di Kabupaten Karanganyar
E. PERDA NO. 20 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel
F3406030
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELILTIAN
Sebagai perwujudan dari pelaksanaan Undang – Undang No. 13 Tahun 1950
tentang “Pembentukan Daerah – Daerah Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah”, dan Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 tentang “Pokok – Pokok
Kepegawaian”, maka dibentuklah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karanganyar yang terletak di Jalan Lawu Nomor 194
Karanganyar. Tujuan dibentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karanganyar adalah untuk menngelola sumber – sumber
penghasilan yang ada di Daerah Tingkat II Karanganyar. Seiring dengan
berkembangnya pembangunan nasional dan dalam rangka pelaksanaan Undang –
Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang
No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan daerah dan Pusat di
Kabupaten Karanganyar dilaksanakan otonomi daerah. Dinas Pendapatan yang
selanjutnya disebut DPPKAD Kabupaten Karanganyar harus lebih optimal dalam
mengelola sumber – sumber pendapatan yang berada di Kabupaten Karanganyar
untuk mempersiapkan otonomi daerah terutama dalam hal pembiayaan, untuk itu
Karanganyar yang tidak sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah,
dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 19 Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja DPPKAD Kabupaten Karanganyar.
a. Tugas Pokok
Tugas Pokok DPPKAD adalah melaksanakan kewenangan otonomi
daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang
pendapatan, dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut DPPKAD
mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang pendapatan yang meliputi Perencanaan, Pengendalian dan
Operasional (PPO), Pendaftaran dan Pendataan, Penagihan,
Pembukuan, Pelaporan dan Penetapan, dan Ketatausahaan.
2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang
pendapatan daerah.
3) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas / cabang dalam
lingkup Dinas Pendapatan.
4) Pengkoordinasian dalam bidang pendapatan.
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
b. Struktur Organisasi
Susunan organisasi pada kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar
berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2001 ditetapkan dengan
pembagian seksi – seksi dan sub bagian sebagai berikut ini.
1) Kepala Dinas
2) Bagian tata Usaha, terdiri dari :
a) Sub Bagian Umum,
b) Sub Bagian Kepegawaian,
c) Sub Bagian Keuangan,
3) Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari :
a) Seksi Pendaftaran,
b) Seksi Pendataan,
c) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data,
4) Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan, terdiri dari :
a) Seksi Perhitungan dan Penertiban Surat Ketetapan,
b) Seksi Angsuran,
c) Seksi Pembukuan, Penerimaan dan Pelaporan,
5) Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain, terdiri dari :
a) Seksi Penagihan,
b) Seksi Keberatan,
6) Sub Dinas Perencanaan Pengendalian Operasional, terdiri dari
a) Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknik Pungutan,
b) Seksi Evaluasi dan Pengembangan Pendapatan,
7) Unit Pelaksana Teknis Dinas.
8) Cabang Dinas Pendapatan.
9) Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Deskripsi Jabatan
Berdasarkan keputusan Bupati Kepala Daerah Nomor 307 Tahun
2001 ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural pada
DPPKAD Kabupaten Karanganyar sebagai berikut ini.
1) Kepala Dinas
Tugas Pokok Kepala DPPKAD adalah :
a) Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang
pendapatan,
b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati Karanganyar.
Fungsi Kepala DPPKAD antara lain :
a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang Pendataan, Penetapan dan
Penagihan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah
Lainnya serta PBB,
b) Pengkoordinasian atas pekerjaan penagihan Pajak Daerah,
c) Pengawasan dan pengendalian di bidang pendataan, penetapan dan
penagihan Pajak Daerah, Rtribusi Daerah dan Pendapatan Asli
Daerah Lainnya serta PBB.
2) Bagian tata Usaha
Tugas Pokok Sub Bagian tata Usaha antara lain :
a) Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan
organisasi dalam lingkungan DPPKAD,
b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala
DPPKAD.
Fungsi Bagian Tata Usaha antara lain :
a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang ketatausahaan urusan
umum, kepegawaian, keperawatan dan perlengkapan serta
keuangan,
b) Pelaksanaan urusan surat – menyurat, ekspedisi, kearsipan,
dokumentasi dan perpustakaan.
Sub bagian Tata Usaha terdiri dari :
a) Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
surat – menyurat, kearsipan, rumah tangga, pembayaran gaji
pegawai dan perjalanan dinas serta pengadaan dan pemeliharaan
b) Sub Bagian Kepegawaian
Sub bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bagian tata Usaha di bidang kepegawaian.
c) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bagian Tata Usaha di bidang pengelolaan keuangan.
3) Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Sub Dinas Pendaftaran dan Pendapatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan kegiatan Pendaftaran Wajib Pajak Daerah dan
Retribusi daerah serta pendataan Obyek Pajak dan Obyek Retribusi
Daerah dan membantu pendataan obyek dan subyek PBB yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang pendaftaran dan
pendataan meliputi pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak
Daerah dan Wajib Retribusi Daerah, Pendataan Obyek Pajak dan
Obyek Retribusi Daerah, serta membantu pendataan Obyek dan
Subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak,
b) Pelaksanan pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran dan
pendataan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah,
membantu pendataan obyek dan subyek PBB yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari :
a) Seksi Pendaftaran
Kepala Seksi Pendaftaran mempunyai tugas pokok
mendistribusaikan dan menerima kembali formulir pendaftaran
Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah yang belum
diterima kembali, mencatat nama dan alamat calon wajib pajak
daerah dan wajib retribusi daerah, menyiapkan Nomor Pokok
Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
b) Seksi Pendataan
Kepala Seksi Pendataan mempunyai tugas pokok menghimpun,
mengelola dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan retribusi
daerah, melakukan pemeriksaan lapangan / lokasi dan melaporkan
hasilnya serta membuat daftar mangenai formulir SPPT yang
belum diterima kembali.
c) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data mempunyai tugas
pokok membuat dan memelihara daftar induk Wajib Pajak dan
Wajib Retribusi, memberikan kartu pengenal NPWPD,
dengan pendaftaran dan pendataan, membantu melakukan
penyampaian SPOP PBB kepada para Wajib Pajak yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
4) Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan
Tugas pokok Dinas Pendapatan, Pembukuan dan Pelaporan antara
lain:
a) Melaksanakan penetapan jumlah Pajak daerah dan retribusi Daerah
yang terutang serta menghitung besarnya angsuran atas
permohonan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah serta
menatausahakan jumlah penetapan PBB yang penagihannya
dilimpahkan kepada daerah berdasarkan SPPT.
b) Melaksanakan pembukuan dan pelaporan mengenai realisasi
penerimaan dan tunggakan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
PBB.
c) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala
DPPKAD.
Fungsi Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan, antara lain :
a) Menyusun rencana kegiatan di bidang penetapan, perhitungan dan
penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang terutang, serta
menghitung besarnya angsuran atas permohonan Wajib Pajak dan
b) Melaksanakan kegiatan administrtasi tentang ketetapan PBB yang
penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan SPPT.
c) Melaksanakan perhitungan dan penetapan besar kecilnya Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan terdiri dari :
a) Seksi Perhitungan dan Penerbitan Surat Ketetapan
Mempunyai tugas pokok menghitung besarnya Pajak dan Retribusi
yang akan dikenakan, menerbitkan Surat Kertetapan Pajak (SKP),
Surat Ketetapan Retribusi (SKR), Surat Perjanjian Angsuran dan
Surat Ketetapan Pajak lainnya, mendistribusikan dan
menyampaikan arsip perpajakan dan retribusi daerah, membantu
Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan penyampaian arsip
SPPT PBB serta dokumen PBB lainnya.
b) Seksi Angsuran
Seksi Angsuran mempunyai tugas pokok menerima syarat
permohonan angsuran, menyiapkan surat – surat perjanjian
angsuran dan surat penetapan angsuran pemungutan / pembayaran
/ penyetoran Pajak Daerah dan retribusi Daerah.
c) Seksi Pembukuan Penerimaan, Persediaan dan Pelaporan
Seksi Pembukuan Penerimaan, Persediaan dan Pelaporan
SKR dan surat – surat ketetapan pajak lain serta SPPT PBB, yang
telah dibayar lunas dan mencatat penerimaan / pembayaran /
penyetoran PBB serta menyiapkan laporan periodik mengenai
realisasi penerimaasn tunggakan pajak dan retribusi serta PBB.
5) Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain- lain
Tugas pokok Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain- - lain antara
lain :
a) Melaksanakan tugas penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
yang melampaui batas waktu jatuh tempo, melayani keberatan dan
permohonan banding serta mengumpulkan dan mengolah data
sumber penerimaan daerah lainnya diluar Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,
b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala
DPPKAD.
Fungsi dari Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain antara
lain :
a. Penyusunan rencana kegiatan di bidang penagihan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang telah jatuh tempo.
b. Pelayanan keberatan dan permohonan banding dari Wajib Pajak
c. Pengumpulan dan pengolahan data sumber penagihan, data sumber
penerimaan daerah lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain terdiri dari :
a) Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok menerima dan melayani
surat ketetapan dan surat permohonan banding atas materi
penetapan Pajak dan Retribusi Daerah, menyiapkan keputusan
menerima / menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian
permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak.
b) Seksi Keberatan
Seksi Keberatan mempunyai tugas pokok menerima dan melayani
surat ketetapan dan surat permohonan banding atas materi
penetapan Pajak dan Retribusi Daerah, menyiapkan keputusan
menerima / menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian
permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak.
c) Seksi Penerimaan Lain – lain
Seksi Penerimaan Lain – lain mempunyai tugas pokok
mengumpulkan dan mengolah data sumber – sumber penerimaan
lainnya diluar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan
6) Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional
Tugas pokok Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional
antara lain :
a) Melaksanakan penyusunan rencana pendapatan, pembinaan teknis
pemungutan, pengendalian dan peningkatan pendapatan daerah,
b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pendapatan.
Fungsi Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional antara
lain :
a) Menyusun rencana pendapatan, pembinaan teknis pemungutan,
pengendalian dan peningkatan daerah,
b) Melaksanakan pembinaan teknis pemungutan, pengendalian dan
peningkatan pendapatan daerah.
7) Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Opoerasional terdiri dari:
a) Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan
Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan
mempunyai tugas pokok menyusun rencana pendapatan daerah
dan rencana intensifikasi pemungutan pendaptan daerah,
serta pembinaan penggunaan sarana kerja dan prasarana
perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.
b) Seksi Evaluasi dan Pengembangan
Seksi Evaluasi dan Pengembangan mempunyai tugas pokok
mengumpulkan data sumber – sumber pendapatan daerah,
merumuskan naskah rencana peraturan daerah dan keputusan
Bupati tentang perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya.
d. Visi dan Misi DPPKAD Karanganyar
1. Visi
Menjadi dinas yang profesional di bidang pengelolaan sumber –
sumber pendapatan daerah melalui program intensifikasi dalam rangka
mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan
terkemuka di Jawa Tengah Tahun 2009.
2. Misi
a. Meningkatkan sumber daya pengelolaan pendapatan daerah yang
professional.
b. Meningkatkan pelayanan ketatausahaan atau administrasi
pengelolaan pendapatan daerah sesuai system manajemen
keuangan atau pendapatan daerah yang berlaku.
d. Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis dengan
semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan
daerah.
B. LATAR BELAKANG
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup berperan
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, karena pajak memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi pendapatan asli daerah, khususnya di Daerah Tingkat II
Karanganyar. Sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak ada
beberapa macam. Di antaranya pajak reklame, pajak hotel dan restoran, pajak
bumi dan bangunan dan lain-lain. Dalam hal ini penulis akan mencoba
menganalisis besarnya penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten
Karanganyar dari tahun 2006 sampai 2008. Penulis mengambil pajak hotel dan
restoran sebagai bahan karena melihat bahwa di Kabupaten Karanganyar sudah
cukup banyak hotel dan restoran yang sudah mempunyai NPWPD dan jumlahnya
dari tahun ke tahun terus meningkat.
Melihat pesatnya penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten
Karanganyar menunjukkan bahwa Pajak hotel dan restoran merupakan salah satu
sumber PAD yang memegang peranan cukup penting dalam penerimaan kas
besarnya penerimaan PAD di mana pajak tersebut merupakan indikator penting
untuk menilai tingkat kemandirian perintah di bidang pembangunan. Semakin
tinggi peranan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar
merupakan cerminan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam
membiayai penyelenggaraan pererintah dan pembangunan.
Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel
dan Restoran, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat
mempelancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola
secara efektif dan efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara
aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang
salah satunya adalah pajak Hotel dan Restoran. Atas dasar latar belakang ini,
penulis dalam menyusun tugas akhirnya mengambil judul: “EVALUASI
KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
KARANGANYAR:”
C. PERUMUSAN MASALAH
Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu potensi penerimaan
penyusunan Tugas Akhir ini mencoba merumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Bagaimana tingkat perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Karanganyar?
2. Seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD
(Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Karanganyar?
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar
dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui tingkat perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Karanganyar dalam mengoptimalkan penerimaan dari Pajak Hotel dan
Restoran.
E. PENELITIAN
a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu perpajakan
khususnya pajak daerah
b. Menerapkan teoti yang diperoleh di bangku kuliah dengan realita di
daerah.
2. Bagi DPPKAD Karanganyar
Memberikan sumbangan pikiran dalam menganalisis penerimaan pajak
hotel dan dalam melaksanakan pengawasan pemungutan pajak hotel agar
dicapai hasil yang maksimal.
3. Bagi pihak lain
Sebagai bahan informasi atau acuan untuk peneliti lain dalam
menyelesaikan tugas akhir.
F. METODE PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah seberapa besar penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kabupaten Karanganyar.
2. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh
dengan mempelajari literature, makalah-makalah, majalah, Undang-Undang
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara wawancara secara langsung
kepada petugas atau pejabat yang berwenang
b. Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data,
laporan-laporan, ataupun tulisan dari petugas atau pejabat yang berwenang
c. Metode Analisis Data
1) Analisis Kualitatif
Yaitu proses analisis data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka
atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pajak hotel.
2) Analisis Kuantitatif
Yaitu analisis yang menggunakan angka atau rumus. Analisis ini
Digunakan untuk mengetahui cara-cara penghitungan pajak hotel dan
restoran dan efektifitas penerimaan pajak hotel dan restoran yang
diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.
Realisasi pajak hotel dan restoran
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Perpajakan di Indonesia
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus
menerus dan bersinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
rakyat baik secara material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan
tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan. Salah satu
usaha dalam pembiayaan pembangunan yaitu dengan menggali
sumber-sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu pajak.
Ada beberapa definisi dan pendapat mengenai makna pajak yaitu
sebagai berikut.
a. Menurut Prof. Dr. Rrochmat Soemitro, S.H.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang –
Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
b. Menurut Mr. Dr. N.J. Fieldmann
Pajak adalah prestasi yang dapat dipaksakan sepihak oleh dan teutang
kepada penguasa (menurut norma – norma yang ditetapkan secara
umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk
menutup pengeluaran – pengeluaran secara umum (Waluyo dan Ilyas,
2002: 4).
c. Menurut Prof. Dr. M.J.H.Smeets
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma – norma
umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya kontraprestasi yang
dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah
membiayai pengeluaran pemerintah (Waluyo dan Ilyas, 2002:4).
d. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum (Suandy, 2002:9).
e. Menurut Kesit
Pajak adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada Negara karena
Undang-Undang, dan atas pembayaran tersebut pemerintah tidak
Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 disebutkan bahwa
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
2. Ciri Pajak
a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang.
b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara
langsung.
c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan.
d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan.
3. Hubungan pajak dengan pendapatan
Dalam suatu jenis pajak kita akan mengenal istilah pajak proporsional,
pajak progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah
pendapatan. Suatu pajak akan disebut proporsional jika mengenakan tarif
presentase yang sama tanpa melihat pendapatan seseorang. Sehingga setiap
pendapatannya. Sedangkan untuk pajak progresif berbeda sama sekali
dengan pajak proporsional.
Pajak progresif adalah pajak yang mengenakan tarif dalam persentase
yang meningkat menurut bertambah tingginya pendapatan seseorang.
Sedangkan pajak regresif adalah pajak yang mengenakan tarif persentase
yang lebih rendah pada mereka yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif
dan regresif mungkin akan menimbulkan kekacauan pengertian. Kata-kata
itu merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan proporsi pajak terhadap
berbagai pendapatan
4. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan
bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
a. Fungsi Anggaran
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan
tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara
membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk
pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan
pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan
sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat
dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.
b. Fungsi Mengatur
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka
melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk
yang tinggi untuk produk luar negeri.
c. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain
dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk
membiayai pembanguna sehingga dapat membuka kesempatan kerja,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
5. Syarat Pemungutan Pajak
a. Pemungutan pajak harus adil
b. Pengaturan pajak harus berdasar UU
c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
d. Pemungutan pajak harus efisien
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
6. Klasifikasi Pajak
Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang – Undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut.
1. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi), terdiri atas :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2. Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten / Kota), terdiri atas :
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
h. Pajak Bumi dan Bangunan
i. Pajak Lain – lain
B. PENGERTIAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
Pajak Hotel dan Restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah pungutan
daerah atas pelayanan Hotel dan Restoran.
1. Ketentuan Umum Pajak Hotel dan Restoran
a. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap / istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainya
dimiliki dan kelola oleh pihak untuk pertokoan dan yang sama, kecuali
perkantoran.
b. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang
disediakan dengan dipungut bayaran tidak termasuk usaha jasa atau
katering
c. Pengusaha Hotel dan Restoran adalah orang pribadi atua badan yang
dalam lingkungan pekerjaan atau pekerjaannya, melakukan usaha di
bidang jasa penginapan atau rumah makan
d. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan
e. Pemumungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dati
penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta
pengawasan penyetoran
f. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah adalah surat yang digunakan oleh
Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak
yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan
g. Surat Setoran Pajak Daerah adalah surat yang digunakan Wajib Pajak
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke
Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
h. Surat Ketetapan Pajak Daerah adalah surat keputusan yang menentukan
besarnya jumlah pajak yang terutang.
i. Surat Tagihan Pajak Daerah adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
2. Wajib Pajak, Subyek Pajak, dan Obyek Pajak Hotel dan Restoran
a. Yang menjadi subyek Pajak Hotel dan Restoran adalah orang pribadi
atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan atau
restoran.
b. Yang menjadi Wajib Pajak Hotel dan Restoran adalah Pengusaha hotel
dan restoran.
c. Yang menjadi obyek Pajak Hotel dan Restoran adalah :
Ø Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.
Ø Fasilitas pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas
penginapan atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan
kemudahan dan kenyamanan.
Ø Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu
hotel dan bukan untuk umum.
Ø Penjualan makanan dan minuman di tempat yang dilengkapi
dengan fasilitas penyantapannya, termasuk yang di bawa pulang.
3. Dasar Pengenaan dan tarif Pajak Hotel dan Restoran
a. setiap pengusaha hotel diwajibkan melakukan pengenaan pajak kepada
setiap orang atau badan yang menjadi konsumen hotel
b. Pengenaan pajak dilaksanakan dengan cara menambah pungutan pajak
sebesar tarif pajak (yaitu sebesar 10%) terhadap setiap pembayaran
yang dilakukan oleh konsumen kepada pengusaha hotel.
c. Apabila pengusaha hotel tidak bisa melaksanakan pengenaan pajak
kepada konsumen, maka pajak ditanggung pengusaha hotel.
4. Wilayah Pemungutan dan cara penghitungan pajak
a. Wilayah Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran yang terutang adalah
di wilayah Daerah Kabupaten Karanganyar.
b. Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak dengan dasar pengenaan pajak.
C. PEMBAHASAN
Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu jenis pajak daerah yang
dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, selain pajak Hotel dan
Restoran, jenis Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Karanganyar adalah Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Peran Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah yang memegang peranan cukup penting dalam penerimaan hasil daerah,
dalam rangka menghimpun dana untuk membiayai pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan disamping untuk mengawasi dan menertibkan hotel
dan restoran yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, bias dilihat
berdasarkan data yang telah melaporkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
menjadi bukti bahwa peran Pajak Hotel dan Restoran itu cukup penting.
Berikut ini akan penulis sajikan tabel tentang jumlah Wajib Pajak Hotel dan
Restoran di Kabupaten Karanganyar pada Tahun Anggaran 2006 sampai dengan
2008.
Tabel II.1
Obyek Hotel dan Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2006-2008
No Macam 2006 2007 2008
1 Hotel 88 100 122
2 Restoran 80 84 84
Sumber: Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar.
Data di atas berdasarka jumlah Hotel dan Restoran di Kabupaten
Karanganyar dengan pembagian klasifikasi berdasarkan fasilitas yang diberikan
oleh hotel bisa dilihat dari data yang lebih lengkap yaitu jumlah kamar yang
paling sedikit sampai paling banyak antara tiga sampai sembilan puluh kamar.
4 (empat), jenis melati satu berjumlah 48 (empat puluh delapan), jenis pondok
wisata berjumlah 68 (enam puluh delapan), jenis cottage berjumlah 2 (dua),
sedangkan masih ada tiga hotel yang tidak mempunyai jenis. Untuk jumlah
restoran yang berjumlah 84 ini berdasarkan keterangan dari pihak DPPKAD
Karanganyar sangat disayangkan tidak ada data mengenai jumlah restoran yang
ada di Kabupaten Karanganyar. Tinggi rendahnya penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kabupaten Karanganyar ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat
hunian hotel dan tingkat kunjungan ke restoran/rumah makan. Semakin tinggi
tingkat hunian hotel dan semakin tingginya tingkat kunjungan ke restoran/rumah
makan maka penerimaan Pajak Hotel dan Restoran juga akan rendah.
1. Perkembangan kontribusi Pajak hotel dan Restoran di kabupaten
Karanganyar.
Dari tahun ke tahun pajak hotel dan restoran semakin meningkat di
Kabupaten Karanganyar, hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya hotel
dan restoran dan ditambah semakin banyak hotel dan restoran yang mau
membayar pajak dan ini dapat dilihat bahwa tahun 2008 saja pajak hotel dan
restoran telah mencapai Rp 943.034.602,00 dari pada tahun 2007 yang hanya
Rp 694.732.633,00, sedangkan penerimaan di tahun 2006 hanya sebesar Rp.
605.468.607,00.
Perkembangan hotel dan restoran di Kabupaten Karanganyar dari
mobilitas masyarakatnya yang membutuhkan hotel dan restoran. Jumlah
wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata di Kabupaten
Karanganyar setiap tahun semakin bertambah, hal ini disebabkan oleh
semakin banyaknya obyek wisata baru yang di buka dan itu sangat berperan
besar dalam meningkatkan penerimaan dalam sektor pajak.
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran untuk Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2008
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Total dari penerimaan realisasi dari
Tahun Anggaran 2006 sampai 2008 adalah 2.242.235.842,00.
Dari data di atas dapat dilihat perkembangan kontribusi Pajak Hotel
dan Restoran dari Tahun Anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2008 di
Kabupaten Karanganyar mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
2. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kabupaten
Karanganyar.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar terdiri atas
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Pajak
Hotel dan Restoran merupakan salah satu dari Pajak Daerah yang dipungut
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.
Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Karanganyar dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan
Besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli
daerah di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel II.3.
Tabel II.3
Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Tahun Anggaran 2006-2008
Tahuin Anggaran PAD (Rp) Realisasi Pajak (Rp) Kontribusi (%)
2006 36.643.670.700 605.468.607 1,65 %
2007 53.050.726.320 694.732.633 1,30 %
2008 58.400.628.420 943.034.602 1,61 %
Sumber : Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak
Hotel dan Restoran terhadap Pendaptan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Karanganyar pada tahun anggaran 2006 - 2008 bervariasi antara 1.65%
sampai dengan 1.61%. Naik turunnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran
dikarenakan banyak tidaknya kunjungan ke hotel dan restoran.
Dilihat dari kontribusinya, Pajak Hotel dan Restoran mempunyai
peranan yang relatif masih kecil, walaupun demikian, penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran dapat membantu Pemerintahan Daerah Kabupaten Karanganyar
dalam usahanya meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dan
Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar
dalam 3 (tiga) Tahun Anggaran terakhir selalu melebihi target. Walaupun
begitu masih banyak hal-hal yang menjadi kendala dalam memaksimalkan
penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar antara lain :
1. Kurangnya pengawasan terhadap Wajib Pajak dan kurangnya mutu
pelayanan.
2. Masih adanya restoran/rumah makan yang belum terdaftar di DPPKAD
Kabupaten Karanganyar karena kurangnya sosialisasi dari DPPKAD
Kabupaten Karanganyar.
3. Rendahnya kesadaran Pengusaha Hotel dan Restoran dalam
menyetorkan pajaknya sehingga menyebabkan pendapatan DPPKAD
Kabupaten Karanganyar mengalami kerugian.
4. Kurang tegasnya pihak DPPKAD dalam menagih Pajak Hotel dan
Restoran, sehingga masih ada Pengusaha Hotel dan Restoran yang
pajaknya menunggak.
5. Kurangnya petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel dan
Restoran di Dipenda Karanganyar.
6. Kurangnya kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang
terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada
serta membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan
7. Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga pengembangan kualitas
obyek-obyek pariwisata di Kabupaten Karanganyar sedikit terhambat.
Agar dapat meningkatkan penerimaan penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran maka upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Karanganyar antara lain berikut ini.
1. Melaksanakan sistem pemantauan di lapangan oleh petugas Dipenda
kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran. Pemantauan dilakukan dengan
surat tugas atau dengan cara memata-matai kegiatan di hotel dan restoran
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang tingkat hunian/jumlah
tamu dan untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh Wajib Pajak
Hotel dan Restoran.
2. Melakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran dalam
hal pembukuan dan pencatatan yang berhubungan dengan hotel dan
restoran untuk menghindari manipulasi data oleh Wajib Pajak Hotel dan
Restoran serta untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak Hotel dan Restoran
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
3. Mempromosikan obyek wisata atau tempat lain yang potensial dikunjungi,
sehingga menarik orang untuk datang ke tempat tersebut. Maka
diharapkan turis tersebut akan dapat meningkatkan tingkat hunian hotel,
dan restoran/rumah makan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
BAB III
TEMUAN
A. KELEBIHAN
1. Besarnya realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dari tahun ke tahun
selalu mengalami peningkatan.
2. Realisai penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada Tahun Anggaran 2006
sampai dengan Tahun Anggaran 2008 selalu melebihi target.
3. Adanya upaya Dinas Pendapatan Daerah terhadap wajib pajaknya lewat
penyuluhan dan pembinaan untuk menyadarkan wajib pajaknya dalam
memenuhi kewajiban membayar pajak.
B. KELEMAHAN
1. Kurangnya pengawasan terhadap Wajib Pajak dan kurangnya mutu
pelayanan.
2. Masih adanya restoran/rumah makan yang belum terdaftar di DPPKAD
Kabupaten Karanganyar karena kurangnya sosialisasi dari DPPKAD
Kabupaten Karanganyar.
3. Rendahnya kesadaran Pengusaha Hotel dan Restoran dalam menyetorkan
pajaknya sehingga menyebabkan pendapatan DPPKAD Kabupaten
4. Kurang tegasnya pihak DPPKAD dalam menagih Pajak Hotel dan Restoran,
sehingga masih ada Pengusaha Hotel dan Restoran yang pajaknya
menunggak.
5. Kurangnya petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel dan Restoran
di Dipenda Karanganyar.
6. Kurangnya kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang
terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada serta
membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan jalan,
pengadaan transportasi, pembangunan sarana hiburan.
7. Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga pengembangan kualitas
BAB IV
REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dari data analisis terhadap peranan Pajak Hotel dan Restoran yang
penulis lakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran selama 3 (tiga) Tahun Anggaran terakhir selalu mengalami
peningkatan, tetapi kontribusi/peranan Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pajak
Dearah maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih relatif kecil.
Kontribusi/peranan Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD pada Tahun
Anggaran 2006 sebesar 1,65 %, Tahun Anggaran 2007 sebesar 1,30% dan Tahun
Anggaran 2008 sebesar 1,61%. Walau demikian, penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran cukup membantu Pemerintah Daerah dalam usaha meningkatkan PAD
di Kabupaten Karanganyar.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar yaitu
dengan mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya membayar pajak dalam
menunjang pembangunan dan mengadakan sosialisasi peraturan Pajak Hotel dan
B. SARAN
1. Meningkatkan pengawasan terhadap Wajib Pajak dan mutu pelayanannya.
2. Perlu adanya peningkatan pendataan obyek Pajak Hotel dan Restoran baru
supaya pendataannya lebih maksimal.
3. Melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran tentang
pentingnya pendapatan pemerintah daerah dari sektor pajak.
4. Petugas atau aparat perpajakan hendaknya lebih tegas dalam menangani
Wajib Pajak yang menunggak membayar kewajiban perpajakannya, sehingga
dapat mengurangi jumlah Wajib Pajak yang menunggak pajaknya..
5. Perlu ditambah jumlah petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel
dan Restoran di Dipenda Karanganyar.
6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang
terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada serta
membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan jalan,
pengadaan transportasi, pembangunan sarana hiburan sehingga akan
meningkatkan kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten
Karanganyar.
7. Perlunya kerjasama dengan investor sehingga mereka melakukan investasi
atau penanaman modal di sektor pariwisata yang diharapkan dapat digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Ricard dan Wirawan B Ilyas. 2004. Hukum Pajak. Edisi Revisi. Salemba Empat. : Jakarta.
Mardiasmo.2003. Perpajakan. Edisi revisi. Andi Offset : Yogyakarta.
Mulyadi.1993. Sistem Akuntansi. Andi Offset : Yogyakarta.
Munawir. 1981. Pokok – Pokok Perpajakan. Liberty : Yogyakarta.
Prakoso, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. UUI Press ; Yogyakarta
Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun 2006
Uraian Target Realisasi
Pendapatan Asli Daerah 36.643.670.700,00 46.101.961.954,
00
Pajak Daerah 14.311.250.000,00 14.543.182.743,
00
Hasil Retribusi Daerah 13.881.512.800,00 13.822.394.094,
00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4.228.000.000,00 3.711.857.967,0 0
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 4.213.907.900,00 14.024.527.150, 00
Dana Perimbangan 484.803.566.000,00 501.675.627.79
4,00
Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bkn Pajak 16.953.530.000,00 26.383.270.154, 00
Dana Alokasi Umum 421.432.000.000,00 421.432.000.00
0,00
Dana Alokasi Khusus 23.800.000.000,00 23.800.000.000,
00
Bagi Hasil Pajak & Bantuan Keuangan dari Propinsi 22.618.036.000,00 30.060.357.640, 00
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Jumlah Keseluruhan
521.438.236.700,00 547.777.589.74
8,00
Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun 2007
URAIAN TARGET 2007 REALISASI
Pendapatan Asli Daerah 53,050,726,320.00 56,927,110,040.00
Pajak Daerah 16,594,912,520.00 19,053,558,538.00
Pajak Hotel 437,525,000.00 440,428,766.00
Pajak Hiburan 203,000,000.00 204,557,075.00
Pajak Reklame 209,874,000.00 218,820,882.00
Pajak Penerangan Jalan 15,336,000,000.00 17,749,147,173.00 Pjk.Pengambilan & Pengolahan Bahan Gal.Gol C 150,013,520.00 175,165,775.00
Pajak Parkir 7,100,000.00 11,135,000.00
Hasil Retribusi Daerah 17,340,577,300.00 15,802,859,089.00
Retribusi Jasa Umum 13,528,420,000.00 1,142,705,151.002,
Retribusi Pelayanan Kesehatan 9,190,000,000.00 8,318,169,757.00 Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan 336,540,000.00 324,431,930.00 Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte
Catatan Sipil 1,465,000,000.00 1,024,631,500.00
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat 50,000,000.00 50,000,000.00
Retribusi Pelayanan Parkir Di tepi Jalan Umum 68,250,000.00 68,264,000.00 Retribusi Pelayanan Pasar 1,692,500,000.00 1,620,991,464.00 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 635,000,000.00 643,332,500.00
Ret.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran - -
Retribusi Pelayanan Administrasi 91,130,000.00 92,884,000.00
Retribusi Jasa Usaha 1,863,142,300.00 1,558,533,554.00
Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 525,802,300.00 490,421,741.00
Retribusi Terminal 501,000,000.00 333,220,300.00
Retribusi Tempat Khusus Parkir 71,500,000.00 75,825,000.00 Retribusi Penyediaan Dan / Atau Penyedotan
Kakus 6,840,000.00 6,916,000.00
Retribusi Rumah Potong Hewan 45,000,000.00 40,098,000.00 Ret. Tempat Rekreasi & Olahraga 713,000,000.00 612,052,513.00
Retribusi Perijinan Tertentu 1,949,015,000.00 2,101,620,384.00
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 800,000,000.00 806,140,349.00 Retribusi Ijin Gangguan / Keramaian 550,000,000.00 572,559,060.00
Retribusi Ijin Trayek 17,500,000.00 21,438,200.00
Retribusi Ijin dan Pengelolaan Titik Reklame 145,500,000.00 203,506,272.00 Retribusi Ijin Penggilingan Padi 15,600,000.00 8,000,000.00 Ret. Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja 25,000,000.00 25,725,637.00 Ret. Tanda Daftar Perusahaan 65,000,000.00 74,965,000.00 Ret. Surat Ijin Usaha Perdagangan 47,500,000.00 61,745,000.00 Ret. Ijin Usaha Industri 24,000,000.00 50,854,346.00
Ret. Tanda Daftar Gudang 2,500,000.00 880,000.00
Retribusi Ijin Usaha Jasa Kontruksi 80,000,000.00 88,000,000.00 Ret.Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Lab.DKK 16,000,000.00 16,080,000.00 Retribusi Ijin Sarana Kesehatan dan sarana Umum 34,400,000.00 27,200,000.00 Retribusi Ijin Lembaga Pelatihan Kerja 400,000.00 1,075,000.00 Retribusi Penggunanan Jalan 20,000,000.00 13,992,000.00 Retribusi Ijin Usaha Pengelolaan Pariwisata 15,000,000.0 37,426,500.00 Retribusi Ijin Perfilman dan VCD 615,000.00 650,000.00 Retribusi Penerimaan RSPD 20,000,000.00 20,100,000.00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang dipisahkan 4,460,000,000.00 4,173,550,013.00
Bagian Laba Atas Penyertaan Mdl pd.Persh.Mlk.
Daerah/BUMD 4,460,000,000.00 4,173,550,013.00
Perusahaan Daerah Air Minum 1,000,000,000.00 800,000,000.00
Apotik Sukowati 30,000,000.00 13,000,000.00
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 14,655,236,500.00 17,897,142,400.00
Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak
dipisahkan 775,614,000.00 767,544,000.00
Penjualan Drum Bekas 80,000,000.00 71,860,000.00
Penjualan Hasil Peternakan Sapi Kereman 26,400,000.00 26,400,000.00 Penjualan Hasil Peternakan Sapi Gaduhan
Propinsi 10,050,000.00 10,050,000.00
Penerimaan Jasa Giro 1,855,000,000.00 2,712,428,593.00
Pendapatan Bunga Deposito 4,411,122,500.00 6,814,029,784.00
Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah - 200,000.00
Pdpt dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal
21 1,200,000,000.00 1,209,940,854.00
Pendapatan Dari Lain - Lain Penerimaan 6,413,500,000.00 6,392,999,169.00
Dana Perimbangan 521,246,530,000.00 537,015,657,558.00
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil bkn Pajak 18,953,530,000.00 36,290,857,558.00
Bagi Hasil Pajak 18,325,000,000.00 35,552,655,958.00
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 12,000,000,000.00 19,165,863,517.00 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Atas Tanah dan
Bangunan 4,000,000,000.00 4,425,644,668.00
Bagi hasil dari PPH Psl 25 & Psl 29 Wajib Pjk
Orang Pribadi 2,325,000,000.00 3,044,139,051.00
Dalam Negeri dan PPh Psl 21 - 7,075,357,244.00
Bagi Hasil Bagian PBB dari Pusat - 1,841,651,478.00
Bagi Hasil Bagian BPHTB dari Pusat - -
Bagi Hasil bukan Pajak/sumber Daya Alam 628,530,000.00 738,201,600.00 Bagi hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 464,709,000.00 634,591,305.00 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan - -
Bagi hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 163,821,000.00 163,821,000.00
Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi -
Dana Alokasi Umum 459,156,000,000.00 459,156,000,000.00
Dana Alokasi Khusus 43,137,000,000.00 41,568,800,000.00
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 48,210,355,920.00 47,375,097,134.00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah 30,044,450,000.00 29,209,191,214.00
Daerah lainnya
Dana Bagi Hasil pajak dari provinsi 30,044,450,000.00 29,209,191,214.00 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 7,766,241,000.00 8,552,141,903.00 Bagi hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor 7,161,793,000.00 6,015,930,921.00
Bagi hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor 14,495,709,000.00 13,911,150,086.00
Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan ABT 442,623,000.00 457,688,834.00
Bg Hsl dr Pjk pengambilan & Pemanfaatan Air
Permukaan 21,580,000.00 27,402,438.00
Retribusi Kelebihan Muatan 78,370,000.00 171,181,769.00 SP3 Propinsi / Lain-lain 61,181,000.00 46,308,580.00
Tera Ulang 16,953,000.00 12,622,842.00
Perijinan Usaha Perkebunan - 14,763,841.00
Cukai - -
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - -
Bantuan Keuangan dari provinsi 11,665,905,920.00 11,665,905,920.00
Jumlah keseluruhan 622,507,612,240.00 641,317,864,732.00
Target & Realisasi Pendapatan
Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun Des 2008
Uraian Target Realisasi
Pendapatan Asli Daerah 58.400.628.420,00 64.455.300.801,00
Pajak Daerah 19.355.480.000,00 21.874.872.161,00
Pajak Restoran 291.384.000,00 367.613.892,00
Pajak Hiburan 223.668.000,00 191.433.518,00
Pajak Reklame 250.020.000,00 255.641.360,00
Pajak Penerangan Jalan 17.918.000.000,00 20.280.324.727,00
Pajak Pengambilan dan
Hasil Retribusi Daerah 19.396.099.920,00 17.367.149.208,00
Retribusi Jasa Umum 15.075.902.500,00 14.951.022.001,00
Retribusi Pelayanan Kesehatan 10.623.972.700,00 10.983.332.366,00 Retribusi Pelayanan
Persampahan / Kebersihan 351.540.000,00 313.398.380,00
Retribusi Pengantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil
1.467.659.300,00 1.014.132.000,00 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
55.000.000,00 55.000.000,00 Retribusi Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum 69.300.000,00 69.365.000,00
Retribusi Pelayanan Pasar 1.761.000.000,00 1.742.118.005,00
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 656.770.000,00 670.371.250,00
Ret Pemeriksaan alat Pemadam Kebakaran - -
Retribusi Pelayanan Administrasi 90.660.500,00 103.305.000,00
Retribusi Jasa Usaha 2.003.332.970,00 1.692.043.685,00
Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 558.884.500,00 582.253.934,00
Retribusi Terminal 500.000.000,00 312.998.400,00
Retribusi Tempat Parkir Khusus 84.000.000,00 84.225.000,00
Retribusi Penyediaan dan / atau Penyedotan Kakus 6.916.000,00 6.992.000,00
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 792.999.970,00 666.145.451,00
Retribusi Perijinan Tertentu 2.316.864.450,00 2.555.268.718,00
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 993.966.000,00 1.021.420.100,00 Retribusi Ijin Gangguan / Keramaian 557.500.000,00 745.717.940,00
Retribusi Ijin Trayek 23.898.450,00 23.587.600,00
Retribusi Ijin Peruntukan Pengunaan Tanah 75.000.000,00 89.340.010,00 Retribusi Ijin dan Pengelolaan Titik Reklame 220.000.000,00 280.924.220,00
Retribusi Ijin Pengilingan Padi 8.400.000,00 7.000.000,00
Ret. Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja 26.000.000,00 24.859.148,00
Ret. Tanda Daftar Perusahaan 97.200.000,00 81.910.000,00
Ret. Surat Ijin Usaha Perdagangan 86.400.000,00 61.985.000,00
Ret. Ijin Industri 59.400.000,00 43.083.200,00
Ret. Tanda Daftar Gudang 10.000.000,00 1.930.000,00
Retribusi Ijin Usaha Jasa Kontruksi 10.000.000,00 47.000.000,00 Ret. Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Lab. DKK 17.430.000,00 17.505.000,00 Retribusi Ijin Sarana Kesehatan dan Sarana Umum 36.120.000,00 39.150.000,00
Retribusi Ijin Lembaga Kerja 400.000,00 2.550.000,00
Retribusi Pengunaan Jalan 27.500.000,00 29.361.500,00
Retribusi Ijin Usaha Pengelolaan Pariwisata 25.000.000,00 14.795.000,00
Retribusi Ijin Perfilman dan VCD 650.000,00 650.000,00
Retribusi Penerimaan RSPD 22.000.000,00 22.500.000,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 5.570.000.000,00 4.598.113.757,00
Bagian Laba Atas Penyertaan mdl pd. Pers. Mlk Daerah / BUMN
5.570.000.000,00 4.598.113.757,00
Perusahaan Daerah Air Minum 1.200.000.000,00 600.000.000,00
Apotik Sukowati 20.000.000,00 5.000.000,00
Bank Daerah 1.900.000.000,00 1.500.000.000,00 Bank Kredit Kecamatan (BKK) Marger 400.000.000,00 250.558.652,00 Bank Kredit Kecamatan (BKK) Non Marger 150.000.000,00 165.503.712,00
Bank Kredit Desa (BKD) 900.000.000,00 876.807.050,00
Lain-lain Pendaptan Asli Daerah yang Sah 14.079.048.500,00 18.783.980.479,00
Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipidahkan 842.352.500,00 1.417.061.600,00
Penjualan Drum Bekas 80.000.000,00 76.782.500,00
Penjualan Bahan-bahan bekas Bangunan - 50.000.000,00
Penjualan Hasil Pertanian / benih Padi 101.995.800,00 102.918.700,00 Penjualan Hasil Perikanan / Benih Ikan 93.640.200,00 93.665.000,00 Hasil Lelang Tanah Eks Bondo Deso 540.316.500,00 1.067.295.400,00 Penjualan Hasil Peternakan Sapi Kereman 26.400.000,00 26.400.000,00
Penjualan Hasil Peternakan Sapi Gaduhan Propinsi -
Penerimaan Jasa Giro 1.817.000.000,00 2.612.938.432,00
Pendapatan Bunga Deposito 4.724.346.300,00 7.049.062.405,00
Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah - 500.000,00
Pendpt denda keterlambatan pelaks pekerjaan - 945.030,00
Pdpt dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21 - -
Pendapatan Dari Lain-lain Penerimaan 6.695.349.700,00 7.703.473.012,00
Dana Perimbangan 594.506.960.000,00 598.405.031.163,00
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 34.636.210.000,00 37.350.586.163,00
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 15.500.000.000,00 19.305.158.262,00 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan 5.336.073.000,00 6.128.842.616,00
Bagi Hasil dari PPH Psl 25 & Wajib Pjk Orang Pribadi 3.260.400.000,00 4.821.862.324,00
Dalam Negeri dan PPH Psl 21 - -
Bagi Hasil Bagian PBB dari Pusat 8.000.000.000,00 4.025.137.340,00 Bagi Hasil Bagian BPHTB dari Pusat 1.643.887.000,00 2.452.438.611,00
Bagi Hasil bukan Pajak / Sumber Daya Alam 895.850.000,00 617.147.010,00 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 538.350.000,00 393.035.223,00 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan 350.110.000,00 163.213.161,00
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - 57.943.804,00
Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi 7.390.000,00 2.954.822,00
Dana Alokasi Umum 506.156.450.000,00 506.156.445.000,00
Dana Alokasi Khusus 54.898.000.000,00 54.898.000.000,00
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 100.660.171.650,00 108.489.309.405,00
Dana Darurat 28.120.000.0000,00 30.760.000.000,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainya
28.120.000.0000,00 30.760.000.000,00
Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 9.727.268.000,00 14.312.263.213,00
Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT 495.249.00,00 498.046.120,00
Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air 85.024.000,00 82.931.018,00
Retribusi Kelebihan Muatan 190.802.000,00 163.477.879,00
SP3 Propinsi / Lain-lain 61.181.000,00 40.041.137,00
Tera Ulang 18.650.000,00 12.725.280,00
Perijinan Usaha Perkebunan - -
Cukai 467.368.000,00 311.578.916,00
Perkebunan - 5.897.852,00
Dana Penyesuaian Infrastruktur 17.888.220.000,00 17.888.220.000,00 Dana Penyesuaian Tunj. Tenaga Pendidikan 9.219.883.400,00 9.219.880.800,00
Bantuan Keuagan dari Propinsi 16.523.281.250,00 16.523.281.250,00
Jumlah Keseluruhan 754.751.460.070,00 771.349.641.369,00
Karanganyar, Desember 2008
KEPALA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KARANGANYAR
Drs. MARGITO,MM Pembina Tk. I NIP. 500 050 870
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
NOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG
PAJAK HOTEL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KARANGANYAR
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Karanganyar Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran sudah tidak sesuai lagi, maka perlu diatur kembali tentang Pajak Hotel;
b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3684 );
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138 );
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan dibidang Pajak Daerah;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 7 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Tahun Nomor 49 ).
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Karanganyar;
b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah ;
c. Bupati adalah Bupati Karanganyar ;
d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
e. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Karanganyar ;
f. Pajak Hotel adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan hotel ;
g. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap / istirahat , memperoleh pelayanan , dan atau fasilitas lainnya yang dipungut bayaran , termasuk bangunan lainnya yang menyatu , dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama , kecuali untuk pertokoan dan perkantoran;
h. Pengusaha hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya;
i. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adal surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pahaj yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan daerah;