HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN MOTIVASI MELAKSANAKAN KUNJUNGAN ANC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBELA
KOTA SURAKARTA
Amalia Dinda Ayu Pradani *)
Program Studi DIV Bidan Pendidik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
*)
Email : amaliadindaayu@yahoo.com
Abstrak
Latar Belakang: Deteksi dini gejala dan tanda bahaya dalam pemeriksaan kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah komplikasi selama hamil. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan adalah status gravida. Ibu yang tidak mempunyai pengalaman tentang kehamilan cenderung mengalami kecemasan yang lebih tinggi sehingga lebih termotivasi untuk memeriksakan kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gravida dengan motivasi melaksanakan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Metode: Desain observational analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dengan jumlah sampel 81 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman’s Rank. Hasil: Sebagian besar responden adalah Ibu hamil multigravida sebanyak 53 responden (65,4%) sedangkan Ibu hamil primigravida sebanyak 28 responden (34,6%). Sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan kunjungan ANC sebanyak 45 responden (55,6%) sedangkan yang mempunyai motivasi rendah sebanyak 36 responden (44,4%). Hasil uji hipotesis dengan
Spearman’s Rank diperoleh nilai significancy (ρ value) sebesar 0.000 (ρ < 0.05). Simpulan:
Terdapat hubungan yang bermakna antara status gravida dengan motivasi ibu dalam melaksanakan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Kata Kunci: Gravida, Motivasi, ANC
Correlation between Gravida Status and Motivation to Conduct ANC Visits at the Work Region of Community Health Center of Sibela
Surakarta City
Abstract
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang baik memberikan peluang untuk menilai status kesehatan serta memberikan informasi yang memadai tentang kehamilan dan persalinan. Selain itu, ANC dapat mengidentifikasi dan mengantisipasi sedini mungkin kehamilan risiko tinggi dan memantau perkembangan kehamilan serta melakukan intervensi yang relevan untuk mencegah berbagai komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebaliknya, pelayanan ANC yang tidak memadai mengakibatkan angka kematian ibu (AKI) tinggi pula. Pelayanan kesehatan maternal biasanya diperoleh di puskesmas atau puskesmas pembantu dan dikenal dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang mencakup pelayanan ANC (Mia, 2013).
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan adalah status gravida. Ibu yang baru pertama hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya. Sebaliknya, ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu anak atau lebih mempunyai anggapan bahwa ibu sudah berpengalaman sehingga kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. Dilihat dari segi pengalaman dalam kehamilan dan melahirkan dapat diartikan bahwa ibu dengan gravida yang tinggi akan mempunyai pengalaman tentang kehamilannya secara langsung (Walyani, 2014).
Perilaku seseorang dapat ditentukan oleh motivasinya. Motivasi adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2010). Motivasi ibu hamil untuk melakukan perawatan antenatal berbeda- beda dan dipengaruhi oleh daya yang menggerakkan dalam dirinya. Taufik (2007) mengatakan bahwa motivasi dalam setiap diri individu memiliki tiga sub variabel yaitu kebutuhan, harapan dan minat.
Cakupan Nasional K4 di Indonesia tahun 2010 sebesar 61,4% , data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 80%, masih dibawah dari angka
sasaran yang ditargetkan berdasarkan Milleneum Development Goals (MDGs) periode tahun 2010-2015 yaitu angka cakupan ditargetkan 95% (Siska, 2012). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang terbaru menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu tahun 2012 tercatat 59,2 per 100.000 kelahiran hidup. Cakupan ANC paling rendah di Kota Surakarta adalah di Puskesmas Sibela yaitu sebanyak 86,2%. Prosentase ini masih dibawah prosentase seluruh cakupan ANC di Kota Surakarta yaitu sebesar 97,6%. Target pencapaian kegiatan cakupan ANC menurut Depkes RI adalah sebesar 95%. Oleh sebab itu Puskesmas Sibela dipilih sebagai tempat penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sibela pada bulan Januari dari hasil wawancara pada 7 ibu hamil, terdapat 4 ibu hamil yang mempunyai motivasi kurang dalam melaksanakan ANC.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Ida Ayu A.S.W tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin selama kehamilan di Poli Kebidanan Rumkit Polpus R.S.Sukanto tahun 2009 menyebutkan bahwa dari analisis hubungan paritas dengan motivasi ibu hamil untuk melakukan ANC menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan p=0,007. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah terletak pada variabel penelitian dan tempat penelitian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “hubungan status gravida dengan motivasi melaksanakan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela tahun 2015”.
SUBJEK DAN METODE
Juli 2015. Populasi target : ibu hamil. Populasi aktual: seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sibela yaitu sebanyak 438 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Dengan Rumus Solvin terpilih responden sebanyak 81 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tentang status gravida berisi satu pertanyaan tertutup dan motivasi ANC diukur dengan menggunakan skala likert. Pernyataan kuesioner motivasi terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Penilaian untuk status gravida dan motivasi menggunakan skala ordinal.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur
No Umur frekuensi Persentase (%) 1 < 20 tahun 7 8,6 2 20-35 tahun 69 85,2
3 >35 tahun 5 6,2
Total 81 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan frekuensi Persentase (%)
1 IRT 54 66,7
2 Wiraswasta 25 30,8
3 PNS 2 2,5
Total 81 100
Sumber : Data Primer,2015
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan frekuensi Persentase (%) 1 Dasar
(SD/SMP) 18 22,2
2 Menengah
(SMA) 48 59,3
3 Lanjut (Diploma/ S1/S2/S3)
15 18,5
Total 81 100
Sumber : Data Primer,2015
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Gravida
No Paritas frekuensi Persentase (%) 1 Primigravida 28 34,6 2 Multigravida 53 65,4 3 Grandemulti
gravida
0
0
Total 81 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan motivasi dalam melaksanakan kunjungan ANC
No Sikap frekuensi Persentase (%)
1 Tinggi 45 55,6
2 Rendah 36 44,4
Total 81 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Hubungan Status
Gravida dengan motivasi ANC Status
Gravida
Motivasi
Jumlah Tinggi Rendah
Primigravida 24 4 28
Multigravida 21 32 53
Grandemulti gravida
0 0
0
Total 45 36 81
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Spearman’s Rank Hubungan Pengetahuan dengan Sikap
Uji N r ρ value
Spearman’s Rho 81 0,441 0,000
Sumber : Data Primer, 2015
PEMBAHASAN A. Status Gravida Ibu Hamil
dan tidak ada satupun untuk ibu grandemultigravida.
Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 69 responden (85,2%). Status gravida dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut DepKes RI (2008), umur berhubungan dengan status gravida dimana umur ibu hamil yang lebih tua maka masa produktif lebih panjang dan cenderung memiliki kehamilan yang lebih banyak.
Sebagian besar pekerjaan responden adalah sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 54 responden (66,7%). Menurut Friedman (2005), pekerjaan adalah jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.
Sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah pendidikan menengah (SMA/sederajat) yaitu sebanyak 48 responden (59,3%). Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (Notoatmodjo, 2010). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang (Friedman, 2005).
B. Motivasi Ibu melaksanakan ANC Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden yang mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan kunjungan ANC yaitu sebanyak 45 responden (55,6%) dan sebanyak 36 responden (44,4%) mempunyai motivasi rendah.
Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 69 responden (85,2%). Menurut DepKes RI (2008), Semakin cukup umur, tingkat
kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup dewasa, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Usia 20-35 tahun yang merupakan sebagian besar umur responden dalam penelitian ini termasuk ke dalam usia reproduktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan yang mempengaruhi motivasinya untuk melakukan pemeriksaan ANC.
Sebagian besar pekerjaan responden adalah sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 54 responden (66,7%). Pekerjaan adalah jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Maka pekerjaan ikut mempengaruhi pemeriksaan kehamilan ibu karena berhubungan dengan status ekonomi yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Ibu selama hamil, antara lain kebutuhan pemeriksaan kehamilan, makanan bergizi yang dikonsumsi sehari-hari, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan, dan transportasi/sarana angkutan (Walyani, 2014).
bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang bependidikan tinggi akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih termotivasi untuk memeriksakan kesehatan dirinya dan bayi dalam kandungannya.
Di dalam penelitian ini masih cukup banyak Ibu hamil yang memiliki motivasi rendah untuk melaksanaan kunjungan ANC yaitu sebanyak 36 responden (44,4%). Ibu yang mempunyai motivasi rendah dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dapat disebabkan ibu belum mempunyai kesadaran dan belum mempunyai anggapan pemeriksaan kehamilan sebagai suatu kebutuhan untuk kesehatan ibu dan bayi sehingga minat untuk ANC masih rendah, hal tersebut sesuai dengan Taufik (2007) yang menyebutkan bahwa motivasi dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu kebutuhan, harapan, dan minat. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi ibu hamil dalam melaksanakan kunjungan ANC antara lain pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis, informasi, dukungan (DepKes RI, 2008).
C. Hubungan Status Gravida dengan Motivasi Melaksanakan Kunjungan ANC
Hasil penelitian pada tabel 4.10 hasil uji hipotesis dengan Spearman’s Rank diperoleh nilai significancy (ρ value) sebesar 0,000 (ρ < 0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status gravida ibu hamil dengan motivasi melaksanakan. Nilai korelasi (r) adalah sebesar 0.441 yaitu diantara angka 0.40-0.599 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang (Dahlan, 2014).
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa 24 responden primigravida mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan kunjungan ANC. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu yang mempunyai gravida yang rendah lebih mempunyai keinginan yang besar untuk memeriksakan kehamilannya, karena
kehamilannya ini merupakan suatu yang sangat diharapkannya, sehingga mereka sangat menjaga kehamilannya tersebut dengan sebaik-baiknya. Mereka menjaga kehamilannya tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin demi menjaga kesehatan janinnya (Walyani, 2014).
Di dalam penelitian ini terlihat bahwa ada 4 responden primigravida yang mempunyai motivasi rendah dalam melaksanakan kunjungan ANC, dan ada 21 responden multigravida mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan kunjungan ANC. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pengaruh pengetahuan, sosial budaya,dan dukungan sosial yang kurang. Menurut DepKes RI (2008) motivasi untuk melakukan kunjungan ANC dipengaruhi juga oleh faktor eksternal antara lain pengetahuan, bahwa ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Keadaan lingkungan keluarga dan budaya yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya.
media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care DepKes RI (2008).
Peneltian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Ida A.A.S.W (2009) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin selama kehamilan di Poli Kebidanan Rumkit Polpus R.S.Sukanto menyebutkan bahwa dari analisis hubungan paritas dengan motivasi ibu hamil untuk melakukan ANC menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan p=0,007. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah terletak pada variabel penelitian dan tempat penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Sebagian besar responden adalah Ibu hamil multigravida dengan jumlah yaitu sebanyak 53 responden (65,4%) sedangkan Ibu hamil primigravida yaitu sebanyak 28 responden (34,6%).
2. Sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan kunjungan ANC yaitu sebanyak 45 responden (55,6%) sedangkan yang mempunyai motivasi rendah yaitu sebanyak 36 responden (44,4%). 3. Terdapat hubungan yang bermakna
antara status gravida dengan motivasi ibu dalam melaksanakan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis dengan Spearman’s Rank diperoleh nilai significancy (ρ value) sebesar 0.000 (ρ < 0.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna. Nilai korelasi (r) adalah sebesar 0.441 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan peran dalam memfasilitasi masyarakat seperti penyuluhan, guna mendapatkan informasi tentang pentingnya pemeriksaan ANC, serta menganjurkan setiap Ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin atau jika ada keluhan, agar motivasi ANC meningkat. 2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, khususnya Ibu hamil diharapkan dapat mengerti kebutuhan pemeriksaan dalam kehamilan serta mematuhi anjuran dari bidan untuk memeriksakan ANC secara rutin. Suami dan keluarga dari Ibu hamil diharapkan ikut mendukung dan memotivasi Ibu untuk melaksanakan kunjungan ANC. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penulis berharap pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang lebih kompleks pengaruhnya terhadap motivasi ANC selain status gravida, misalnya pendidikan, pengetahuan, serta mengkaji frekuensi ANC ibu hamil dan menghubungkan dengan motivasi ibu hamil dalam melaksanakan ANC. Sampel yang digunakan diharapkan dapat mengambil di daerah lain selain di Puskesmas Sibela yang mempunyai masalah dalam cakupan ANC yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M. S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Ed.6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia. pp.28, 45, 96
Dinkes Kota Surakarta., 2013. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta. Hasibuan., 2007. Organisasi dan Motivasi.
Hastono, SP., 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC. pp.117, 97, 103
Hidayat, A.A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. pp.126 Hindun., 2008. Upaya Meningkatkan Kinerja Bidan Di Desa dalam Pelayanan Antenatal Berdasarkan Perspektif karakteristik Bidan di Desa dan Ibu hamil di Kabupaten Bangkalan. http://www.support@lib.unair.ac.id (20 November 2014)
Jannah, N., 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi. pp.5, 168-9
Laksman, H.T., 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta:Djambatan. pp.143
Mia., 2013. Indonesia Belum Mampu Turunkan Angka Kematian. http://www.jpnn.com/read/2013/09/27/ 192979/Indonesia-Belum-Mampu-Turunkan-Angka-Kematian-Ibu- (20 November 2014)
Moorhead, G. dan Griffin, R.W., Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. pp.86
Mubarak W., I. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Salemba Medika. pp. 245-46
Mufdlilah., 2009. ANC Fokus. Jakarta: Nuhamedika. pp.7, 23
Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. pp.119,123, 131
______________., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. pp.37-8,115,123, 176, 182-3 Nursalam., 2008. Konsep Dan Penerangan
Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. pp.5,91-2, 111
Putri, C.Y., 2014. Hubungan Antara Status Paritas Ibu Dengan Motivasi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lebak Barang. STIKES Muhammadiyah Pekajangan. KTI. Riyanto A., 2009. Pengolahan data dan
Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika. pp. 57-9
Sembiring, A., 2012. Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Ibu Hamil Tentang Risiko Kehamilan Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar. Universitas Sumatera Utara. Thesis. Supari, F., 2008. AKI dan AKB Tahun 2007.
http://askep-askeb.html, (20 November 2014)
Sugiyono., 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.pp.87
Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. pp.4-5
Taufiqurrohman, MA., 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CSGF. pp.54 Varney, H, dkk., 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ed.4. Vol.2. Jakarta: EGC. pp.523
Walyani, ES., 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press pp.78, 84, 90-2.
Widoyoko, EP., 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. pp.165.