• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARANb MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4 : Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARANb MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4 : Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN

MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

ISMA SAFITRI

0604748

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam

Pembelajaran Membaca Intensif dengan

Metode PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

Oleh

Isma Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Isma Safitri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

ABSTRAK

IsmaSafitri

0604748

Skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam Pembelajaran Membaca Intensif Siswa (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)”. Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI dengan siswa kelas VIII C.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah penggunaan metode membaca intensif dalam pembelajaran membaca.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan membaca sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan media surat kabar serta keefektifan media surat kabar dalam pembelajaran membaca intensif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain tes awal dan tes akhir dengan kelompok tunggal.

Kemampuan siswa dalam membaca intensif tergolong rendah, karenakelas mendapatkan nilai rata-rata 71,68. Dan setelah menggunakan metode PQ4R dalam membaca intnesif di kelas eksperimen, nilai rata-rata mengalami peningkatanyaitu 89,36. Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Metode PQ4R efektif diterapkan dalam membaca intensif untuk siswa kelas VIII.

THE USING OF NEWSPAPER AS A MEDIUM IN THE LEARNING OF INTENSIVE READING WITUH PQ4R METHODE IN CLASS VIII C OF LABSCHOOL UPI

BANDUNG JUNIOR HIGH SCHOOL

ABSTRACT

The title of this essay is “The Using of Newspaper as a medium in the learning of intensive reading with PQ4R Methode in Class VIII C of Labschool UPI Bandung Junior High School (The research of apparent experiment to the student of class VII C at Labschool UPI Bandung Junior High School. The research was the student taken place at Labschool UPI Bandung Junior High School especially Class VIII C.

The matter of the research is the using of intensif reading methode in the learning of reading.

The purpose of the research are descripting the ability of read before and after the student joined the learning of intensive reading with newspaper as the medium and the effectivity of newspaper in the learning of intensive reading. This research used experimental methode, with the designs of the initial test and the final test by the single group.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...3

1.3Batasan Masalah...3

1.4Rumusan Penelitian...3

1.5Tujuan Penelitian...3

1.6Manfaat Penelitian...4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Media...5

21.1 Jenis Media Pembelajaran...6

21.2 Tujuan Media Pembelajaran...7

21.3Fungsi Media Pembelajaran...7

2.2 Media Surat Kabar...9

22.1 Fungsi Surat Kabar...10

22.2 Manfaat Surat Kabar...11

2.3 Membaca Intensif 23.1 Jenis-jenis Membaca...13

(6)

23.3 Metode Membaca Intensif...17

2.4 Langkah Pemanfaatan...18

2.5 Hipotesis...19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian...20

3.2 Variabel Penelitian...21

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...21

3.4 Sumber Data

3.2 1 Populasi...21

3.21 sampel...21

3.5 Definisi Operasional...22

3.6 Instrumen Penelitian

3.6. 1 Instrumen Pembelajaran...22

3.6. 2 Instrumen Evaluasi...25

3.6. 3 Lembar observasi...32

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Observasi...33

3.7.2 Teknik Tes...34

3. 8 Teknik Pengumpulan Data...34

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...39

4.2 Deskripsi Data Kemampuan Membaca Intensif...40

(7)

4.2.2 Deskripsi Data Tes Akhir...41

4.2.3 Deskripsi Data Hasil Observasi...41

4.3 Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif Siswa 4.3.1 Analisis Data Tes Awal Kemampuan Membaca Intensif Siswa...43

4.3.2 Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Membaca Intensif Siswa...44

4.4 Pengujian Pernyataan Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif 4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal...46

4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir...49

4.5 Uji Hipotesis...52

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...56

5.2 Saran...56

DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam berbahasa ada keterampilan yang harus dikuasai yaitu menyimak,

membaca, berbicara dan menulis. Keterampilan tersebut ada dalam kurikulum

sekolah. Yang artinya empat keterampilan berbahasa tersebut wajib diajarkan.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata kata bahasa tulis.

Berdasarkan terdengar atau tidaknya membaca dibagi menjadi dua jenis yaitu

membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan

membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan

intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi

yang disampaikan oleh penulis baik berupa pikiran, gagasan, perasaan, sikap

ataupun pengalaman menulis. Sedangkan membaca dalam hati adalah kegiatan

membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi hati yang dibacanya.

Penggunaan media surat kabar cocok digunakan dengan jenis membaca intensif.

Broughton dalam Tarigan (1979:10) mengungkapkan setiap guru bahasa

haruslah menyadari serta memahami benar-benar membaca adalah suatu

keterampilan yang komplek yang rumit yang mencangkup atau melibatkan

serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain

keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : (1) pengenalan terhadap

aksara serta tanda-tanda baca (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan

unsur-unsur lingustik yang formal (3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan

(9)

Saat ini minat membaca siswa masih tergolong rendah. Hal ini tentunya dipicu

oleh beberapa faktor misalnya kualitas perpustakaan yang masih jauh dari kata

memadai, sumber pembelajaran membaca hanya menggunakan buku teks, tidak

ada standar minimal bagi siswa tentang bacaan wajib yang harus diselesaikan tiap

jenjang pendidikan. Dengan kenyataan tersebut maka guru juga memiliki andil

besar dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa salah satunya dengan

lebih kreatif dalam memilih pembelajaran membaca.

Citicos dan Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah

satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator

menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar menarik sehingga

siswa juga tertarik untuk membaca, salah satu media membaca yang menarik

yaitu surat kabar. Di dalam surat kabar siswa akan mendapatkan laporan tercepat

dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik. Membaca

surat kabar akan lebih menarik karena tidak ada keterikatan dengan buku teks

yang biasa digunakan akan banyak tema dalam satu bacaan yang ditemukan,

seperti olahraga, politik, sosial, ekonomi dan banyak lainnya. Banyak informasi

yang dapat digali oleh siswa melalui surat kabar, namun sebelumnya penggunaan

media ini tentunya harus disesuaikan dengan jenis membaca yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

Pengajaran membaca di sekolah-sekolah tampaknya masih menghadapi

berbagai masalah. Hal ini bisa dilihat dari minat, dan kemampuan pihak siswa

masih rendah. Oleh karena itu siswa-siswa harus diberi kesempatan dan dilatih

untuk membaca buku majalah, media, puisi.

Pengajaran membaca di sekolah bukanlah pengajaran tentang membaca

Intensif yang kaku dan tidak menarik.guru harus berusaha menyampaikan materi

yang dapat menarik minat siswa terhadap membaca. Terutama pembahasan

tentang permasalahan yang ada dalam membaca dan membahasnya dengan cara

dan gaya yang menarik, sehingga dapat membangkitkan minat siswa terhadap

membaca. Pembahasan guru yang menarik akan meninggalkan kesan yang dalam

di hati siswa, sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca.

Kemampuan membaca para siswa masih cukup kurang, dari 100% , yang

cukup menguasai hanya 50% saja. Itu pun dengan nilai yang masih minim.

Karena nilai KKM di sekolah tersebut hanya 70, jadi masih banyak anak yang

(10)

Guru juga harus dapat membaca intensif dan perannya berhubungan dengan

melakukan berbagai kegiatan. Melalui membaca siswa diajak untuk memahami

dan menghayati isi bacaan. Pengetahuan tentang membaca hanyalah sebagai

penunjang dalam berbahasa. Siswa harus dapat menemukan teori membaca

melalui pengalaman.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah :

1. keterampilan membaca perlu mendapat perhatian karena keterampilan

membaca seringkali dianggap menjenuhkan karena terpaku pada teks bacaan,

2. kurang variatifnya media dan teknik pembelajaran yang digunakan

menyebabkan berkurangnya antusiasme dalam pembelajaran membaca,

3. pemanfaatan media dan teknik yang tepat dan bagus dapat meningkatkan

kualitas hasil belajar khususnya dalam pembelajaran membaca.

1.3 Batasan Masalah

Karena kompleksnya permasalahan, maka masalah dibatasi pada aspek

metode, sehingga yang dibahas dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui

penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif kelas VIII.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah. Permasalahan penelitian, yaitu :

1. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti

pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?

2. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti

pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?

3. bagaimana kefektifan menggunakan media surat kabar dalam pembelajaran

bahasa intensif ?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti pembelajaran

membaca intensif dengan media surat kabar,

2. kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti pembelajaran

membaca intensif dengan media surat kabar,

3. tanggapan siswa mengenai penggunaan media surat kabar dalam

pembelajaran membaca intensif,

(11)

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis seperti

dibawah ini :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pembelajaran untuk mata

pembelajaran bahasa indonesia terutama sebagai sarana dalam pembelajaran

membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R.

2. Manfaat praktis

- Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan membaca siswa khususnya

membaca intensif. Sehingga siswa mampu menyerap banyak informasi dan

menambah pembendaharaan pengetahuaanya.

- Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih pembelajaran

membaca didalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan

dalam proses belajar mengajar.

- Peneliti

Sebagai Calon Guru Bahasa Indonesia peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam

memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan membaca yang

biasanya terpaku pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi pemicu

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data yang diperlukan untuk mencapain tujuan penelitian dan menjawab

masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen.

Dalam penelitian ini, karena sengaja menimbulkan suatu kejadian atau keadaan,

kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari

hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang ditimbulkan peneliti.

Metode eksperimen yang dipilih yaitu dengan menggunakan model quasi eksperimen

atau eksperimen semu kategori tes awal dan tes akhir dalam kelompok tunggal ( pre-tes

dan pos-tes one group design).

Rumus :

X1 O X2

Desain tes awal dan akhir yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menempuh tiga

langkah sebagai berikut :

Kelompok Pretes Perlakuan postes

Eksperimen (E) O1 X O2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen

O1 = Tes awal (pretes)

O2 = Tes akhir (postes)

X = Perlakuan pembelajaran menggunakan surat kabar

Berikut ini penjelasan langkah-langkah desain tersebut :

1. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan membaca intensif sebelum

(13)

2. Memberikan perlakuan berupa penggunaan media surat kabar dalam pembelajaran

membaca intensif.

3. Memberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan membaca intensif setelah

perlakuan dilakukan (postes)

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Variabel Bebas, pada penelitian ini adalah penggunaan metode PQ4R

2) Variabel Terikat, pada penelitian ini adalah pembelajaran membaca intensif.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI Bandung pada siswa kelas VIII.

3.4 Sumber Data

3.4.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Untuk memperoleh data penelitian,

diperlukan sumber data. Dalam setiap penelitian harus selalu berhadapan dengan objek yang

diteliti. Maka dalam hal ini peneliti menentukan populasi penelitian adalah siswa SMP

Labschool UPI Bandung kelas VIII C.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Labschool UPI Bandung

dengan mengambil satu kelas dipilih secara random dan yang terpilih adalah kelas VIII-C

sejumlah 19 orang siswa (satu kelas) yang mengikuti seluruh tahapan penelitian dari mrates

sampai postes. Penentuan sampel pada penelitian mengambil dengan cara random kelas,

dengan anggapan bahwa setiap individu atau kelompok dalam populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk dijadikan sampel penelitian serta diharapkan unsur subjektivitas dapat

(14)

3.5 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis

merasa perlu menjelaskan variabel dalam judul penelitian ini.

1) Metode belajar PQ4R merupakan metode membaca intensif yang digunakan untuk

membantu siswa dalam mengingat-ingat apa yang dibaca. P singkatan dari preview

maksudnya membaca selintas dengan cepat, Q singkatan dari quetion yang artinya

bertanya, serta 4R artinya read yaitu membaca (Trianto, 2007 :93)

2) Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang

dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai

empat halaman setiap hari.

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen pemeblajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dijadikan acuan oleh peneliti dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang ideal

adalah proses pemebelajaran yang telah direncanakan terlebih dahulu. RPP yang dibuat

menjadi acuan dalam proses pembelajaran. RPP ini mengacu pada silabus yang merupakan

penjabaran dari KTSP. Rencana pembelajaran untuk kelas eksperimen ini telah disusun oleh

peneliti dan dapat dilihat sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

KKM : 70

A. Standar Kompetensi :

Membaca

(15)

B. Kompetensi Dasar :

Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara

intensif

C. Indikator :

 Mampu menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar  Mampu menyimpulkan isi dari berita

 Mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut D. Tujuan Pembelajaran :

1. Setelah membaca contoh berita di media surat kabar, peserta didik mampu

menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar (teliti, produktif)

2. Peserta didik mampu menyimpulkan isis dari berita (cermat, kritis)

3. Peserta didik mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut

(produktif, konsentrasi)

E. Materi Pembelajaran :

 Pengertian membaca intensif  Jenis membaca

 Metode membaca intensif

 Menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat dipat diambil dari berita tersebut F. Alat/Bahan/Sumber Belajar

- Power point

- Infokus

- Contoh berita di media surat kabar

- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII

G. Metode Pembelajaran

1. Inkuiri

2. Observasi

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemu

an ke- Langkah-langkah pembelajaran

Karakter

(16)

1

1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.

 Peserta didik dimotivasi mengenai pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.  Peserta didik diberikan penjelasan tentang

kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai pengertian membaca intensif.

 Peserta didik menyebutkan jenis-jenis membaca.  Peserta didik secara bergantian menyebutkan

contoh berita.

 Peserta didik membaca contoh berita yang ada dalam buku paket kemudian menjawab

pertanyaan.

ELABORASI

 Peserta didik diberikan lagi contoh berita yang terdapat di surat kabar kemudian menjawab

pertanyaan yang telah diberikan.

 Peserta didik membaca cepat sebelum memulai bahan bacaan.

 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada bahan bacaan.

 Peserta didik membaca secara teliti dan seksama  Peserta didik memahami informasi yang mereka

baca.

 Peserta didik menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut.

KONFIRMASI

 Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja

(17)

masing-masing.

3. Kegiatan Akhir

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.  Peserta didik diberikan kesempatan untuk

bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan

pembelajaran.

 Guru menutup pembelajaran.

10’

3.6.2 Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yaitu berupa tes pembelajaran membacs intensif. Membacs

intensif dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada awal pertemuan prates dan akhir pertemuan

postes. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca intensif sebelum

diberikan perlakuan. Sedangkan pada tes akhir pertemuan dilakukan untuk mengetahui

kemampuan membaca intensif siswa setelah diberi perlakuan. Tes yang digunakan pada saat

awal dan akhir pertemuan merupakan kegiatan tes yang sama yaitu mebaca intensif.

Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan membaca intensif dengan

menggunakan metode PQ4R, diadeakan dua kali tes. Tes pertama yaitu siswa membaca

intensif tidak menggunakan media surat kabar. Dan tes yang kedua yaitu membaca intensif

dengan menggunakan media surat kabar.

SOAL PRATES

NAMA :

KELAS :

PILIHAN GANDA !

1. Usaha apa yang dibuat oleh ibu Emma Siti Komariah ?

a. keripik c. abon

b. kue d. kerupuk

2. Siapa pelaku usaha dendeng Bakar Abon Sehati ?

a. Siti Komariah c. Emma Komariah

b. Siti Hamidah d. Emma Siti Komariah

3. Kapan pertama kali bisnis dendeng Abon Sehati dimulai ?

a. tahun 2008 c. tahun 2011

(18)

4. Berapa umur ibu Emma Siti Komariah?

a. 40 tahun c. 42 tahun

b. 41 tahun d. 43 tahun

5. Di kota mana usaha dendeng Abon Bakar Sehati didirikan ?

a. Cimahi c. Jakarta

b. Ciamis d. Surabaya

6. Apa bahan utama untuk membuat dendeng Abon Bakar ?

a. daging sapi dan ayam c. kambing

b. ikan d. ayam

7. Apa terobosan baru dari makanan dendeng yang ibu Emma buat?

a. bertekstur lembab c. berwarna kuning kecoklatan

b. rasanya yang asin d. bertekstur kering dan renyah

8. Berapa lama ibu Emma bereksperimen terobosan baru ubtuk usaha dendeng tersebut ?

a. 1 tahun c. 6 bulan

b. 5 bulan d. 2 tahun

9. Di kota manakah abon tersebut telah dipasarkan?

a. Toko oleh-oleh Bandung c. Toko oleh-oleh Sukabumi

b. Toko oleh-oleh Jakarta d. Toko oleh-oleh Bogor

10. Apa nama produk Abon buatan Emma Siti Komariah?

a. Dendeng Abon Bakar Sehati c. Dendeng Abon Panggang

b. Dendeng Abon Mawar Melati d. Dendeng Abon Sejati

11. Bagaimana proses pembuatan dendeng ?

a. Daging yang dibumbui, dipipihkan, dipanggang

b. Daging di jemur, dipipihkan, dipanggang

c. Daging di cuci, dipipihkan, digoreng

d. Daging direndam. Dibumbui, digoreng

12. Bagaimana bentuk dendeng setelah dibakar ?

a. keripik c. keripik / emping

b. emping d. bakso

13. Dari manakah ibu Emma mendapatkan resep dendeng bakar tersebut?

a. tetangga c. anak

b. nenek d. saudara

14. Berapa jumlah murid sekolah inklusi yang didirikan ibu Emma ?

(19)

b. 90 siswa d. 15 siswa

15. Berapa kilogram daging yang dibutuhkan untuk membuat dendeng dalam satu kali

produksi ibu Emma S?

a. 10 kg c. 8 kg

b. 5 kg d. 15 kg

16. Pernyataan yang tidak benar, kecuali...

a. Abon sapi di masak selama 6 jam

b. Abon sapi dibumbui, dipipihkan lalu dipanggang

c. Abon bakar “sehati” terbuat dari daging ayam dan daging sapi d. Abon bakar “sehati” yaitu abon dengan terobosan terbaru 17. 1. Daging sapi diberi bumbu

2. setelah diberi bumbu lalu daging tersebut dipipihkan

3. abon ini terbuat dari daging sapi dan ayam

4. daging tersebut dipanggang sehingga mendapatkan tekstur lebih renyah

Langkah- langkah pembuatan dendeng sapi yang benar adalah...

a. 4, 3, 2, 1 c. 1, 2, 3, 4

b. 3, 1, 2, 4 d. 2, 1, 3, 4

18. Di tangan ibu Emma Siti Komariah, abon tersebut memiliki varian baru yang bertekstur

kering dan renyah.

Arti kata yang bercetak miring adalah...

a. bermacam-macam c. jenis

b. variasi d. rasa

19. 1. Awalnya abon ini hanya diproduksi musiman, dan sekarang bisa diproduksi 2 kali

dalam seminggu

2. mendirikan sekolah inklusi untuk masyarakat

3. untuk sekolah inklusi dia telah memiliki 80 murid

Pencapaian apa yang di dapat ibu Emma setelah memproduksi dendeng bakar...

a. 1, 2 c. 3, 2

b. 2, 1 d. 1, 2, 3

20. Kalimat di bawah ini yang benar, kecuali...

a. Abon bakar hanya di jual di Cimahi, Bandung

b. Emma membangun bisnis tersebut pada tahun 2010.

(20)

d. Ibu Emma sempat mengalami kerugian cukup besar.

ESSAY !

1. Jelaskan bagaimana proses pembuatan Dendeng Abon Bakar Sehati?

2. Seperti apa pengalaman ibu Emma saat baru mendirikan usaha tersebut?

3. Usaha apa yang dilakukan ibu Emma agar Abon Bakar lebih bervariasi?

SOAL POSTES

NAMA :

KELAS :

PILIHAN GANDA !

1. Apa judul artikel tersebut ?

a. Perajin tahu terancam bangkrut

b. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat

c. Harga kedelai yang mahal

d. Perajin tempe gulung tikar

2. Dimana komunitas Koperasi Tahu Tempe Indonesia?

a. Banjar c. Jakarta

b. Bandung d. Bekasi

3. Berapa umur perajin tahu tempe yang bernama Dudi Adut ?

a. 30 tahun c. 35 tahun

b. 32 tahun d. 34 tahun

4. Dimana perajin Dudi Adut tinggal ?

a. Blok tahu, Parung lesang

b. Blok tempe, Parung lesang

c. Blok M, Jakarta

d. Blok D, Bandung

5. Berapa harga normal kedelai per kg di pasar?

a. Rp 10.00 – Rp 10.500 b. Rp 8.000 – Rp 8.750 c. Rp 7.500 – Rp 8.000 d. Rp 9.000 – Rp 9.500

(21)

a. Rp 10.00,00 c. Rp 9.500,00

b. Rp 8000,00 d. Rp 9.100,00

7. Berapa kg kedelai yang biasanya perajin tahu tempe beli perhari?

a. 20 Kg c. 75 Kg

b. 70 Kg d. 50 Kg

8. Berapa kg per hari pak Dudi membutuhkan kedelai untuk memproduksi tahu?

a. 35 - 40 kg c. 20 – 25 kg b. 40 - 42 kg d. 30 – 32 kg

9. Siapa Ketua Koperasi Tahu Tempe Kota Banjar ?

a. Nyoman c. Oding Homsin

b. Zainal Arifin d. Edy Suryadi

10. Berapa ton kedelai yang dibutuhkan oleh anggota perajin tahu?

a. 400 ton c. 365 ton

b. 525 ton d. 465 ton

11. Berapa ton yang disepakati oleh Bulog dalam mengirimkan kedelai perbulan ?

a. 70 ton c. 90 ton

b. 80 ton d. 100 ton

12. Apa singkatan dari Koperasi Tahu Tempe Indonesia?

a. KTTI c. KTTII

b. KTI D. KKTI

13. Pada bulan apa informasi jatah kedelai tersebut bisa disalurkan ?

a. November atau Desember c. Maret atau April

b. Januari atau Februari d. Mei atau Juni

14. Berapa harga kedelai per kg yang minta oleh pak Oding Homsin ?

a. Rp 9.000,00 c. Rp 7.900,00

b. Rp 8.900,00 d. Rp 8.500,00

15. Apa penyebab tingginya harga kedelai ?

a. Perajin tahu tempe terancam gulung tikar

b. Harga tahu tempe mahal

c. Ukuran tahu tempe di perkecil

d. Perajin tahu tempe melakukan unjuk rasa

(22)

2. Para pembeli kedelai hanua bisa membeli 50 kg/hari.

3. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 90 ton/bulan.

4. Para pedagang kekurangan persediaan kedelai.

5. Pemerintah siap memenuhi kekurangan kedelai bagi para pengrajin tahu tempe.

Apa dampak negatif dari mahalnya kedelai...

a. 1 c. 2, 3

b. 2 d. 1, 3

17. Kalimat berikut yang benar adalah...

a. Pak Oding mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya ia mengajukan

permohonan sebanyak 365 ton/ bulan.

b. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 100 ton

c. Setelah idul adha harga kedelai menembus Rp 9.200/kg

d. Umumnya yang terpaksa berhenti sementara, yang rata- rata memproduksi di atas 60

kg/hari

18. 1. Harga kedelai bisa stabil seperti biasa

2. pemerintah menyediakan kedelai dengan jumlah yang sesuai

3. pedagang tahu ingin mencoba lapangan pekerjaan yang baru

4. walaupun kedelai mahal, para pedagang tetap mempertahankan kualitas.

Apa saja harapan para penjual tahu dan tempe setelah harga kedelai mahal...

a. 4, 3 c. 1, 2

b. 2, 4 d. 1, 4

19. Karena harga kedelai yang melambung tinggi, beberapa pengrajin tahu tempe terancam

gulung tikar

Arti kata yang bercetak miring adalah...

a. bangkrut c. sukses

b. merugi d. gagal

20. kalimat berikut ini yang benar, kecuali...

a. banyak para pedagang tahu tempe yang terancam gulung tikar

b. pemerintah tidak menyediakan kedelai sesuai permintaan pedagang

c. para pedagang biasa saja menanggapi kenaikan harga kedelai

(23)

ESSAY

1. Kenapa para perajin tahu tempe terancam gulung tikar?

2. Mengapa harga kedelai yang mahal menjadi dilema bagi para perajin tahu tempe ?

3. Bagaimana cara Oding menyiasati tingginya harga kedelai ?

I. Penilaian

1. Teknik penilaian : tes tertulis, penugasan

2. Bentuk instrumen : soal pilihan ganda, uraian

3. Soal instrumen : dalam lampiran

Format Penilaian

Aspek Deskriptor Skor

Mampu menyarikan hal

 Bacalah berita yang telah diberikan oleh guru dengan

menggunakan metode

membaca intensif.

 Jawablah pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

1 - 10

Nilai akhir = skor 1 + skor 2 x 10

2

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan membaginya dalam dua tahap yaitu persiapan

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

a. Persiapan Pembelajaran

Pada tahap persiapan pembelajaran ini, peneliti merancang tujuan pembelajaran membaca

intensif dengan menggunakan metode PQ4R untuk kelas eksperimen. Persiapan

pembelajaran meliputi : 1) perumusan kompetensi dasar, 2) perumusan indikator, 3)

(24)

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini peneliti merancang tujuan pemebelajaran

membaca intensif dengan media surat kabar dengan metode PQ4R untuk kelas

eksperimen.

3.6.3 Lembar Observasi

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

No. Aspek yang di nilai Nilai

1. Kemampuan Membuka Pelajaran Menarik perhatian siswa

Mengkondisikan agar merasa senang dan nyaman belajar membaca intensif

Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi)

Memberikan stimulus materi ajar yang akan disampaikan yaitu tentang membaca intensif

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

Mengarahkan siswa untuk hening sejenak guna mengaplikasikan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif

Antuasiasme mimik dalam penampilan saat menyampaikan materi 3. Penguasaan Materi Pokok Pembelajaran

Materi ajar disampaikan sesuai dengan yang tercantum dalam RPP, yaitu pembelajaran membaca intensif menggunakan metode PQ4R

(25)

Ketepatan dalam memberikan sugesti sesuai dengan langkah-langkah dalam metode PQ4R

Mencerminkan penguasaan materi ajar secara profesional. 4. Implementasi Skenario Pembelajaran

Penyajian materi ajar relevan dengan apa yang tertuang dalam RPP  Proses pembelajaran mencerminkan guru-siswa, dengan berpusat pada

siswa

Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa  Cermat dalam pemanfaatan waktu, sesuai dengan alokasi yang

direncanakan

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Memperhatikan penggunaan prinsip jenis media Tepat saat penggunaan

Terampil dalam mengoperasikan

Membantu kelancaran dan kenyaman proses pembelajaran 6. Evaluasi

Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

 Melakukan evaluasi sesuai butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu yang direncanakan

Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang 7. Kemampuan Menutup Pelajaran

Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajar Memberikan kesempatan bertanya

Menginformasikan materi ajar berikutnya

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Observasi

Observasi bisa didefinisikan sebagai tindakan untuk mengamati, mencari dan

mengadakan pertimbangan terhadap suatu peristiwa atau keadaan. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan menganalisis efektivitas suatu metode pembelajaran dan mengamati

(26)

oleh guru dalam hal ini peneliti. Berupa penilaian yang akan di isi oleh pengamat pada saat

melakukan pembelajaran.

Lembar observasi ini meliputi lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran. Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan

observer diakumulasikan untuk mengetahui nilai total dan nilai rata-rata yang diberikan

observer.

3.7.2 Teknik Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau

tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam bentuk awal (pretes) dan

akhir (postes). Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum menggunakan

metode PQ4R dan media surat kabar.sedangkan tes akhir untuk melihat kemampuan siswa

sesudah menggunakan metode PQ4R dan media surat kabar.

Berupa soal yang disajikan pada saat prates dan postes. Tes yang peneliti gunakan

berupa tes tertulis dengan jumlah soal sebanyak 23 soal, yang terdiri dari 20 soal pilihan

ganda dan 3 essai.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

memproses data yang diperoleh, setelah data terkumpul. Data yang dikumpulkan berasal dari

hasil prates dan postes membaca intensif, hasil observer. Setelah pelaksanaan tes dilakukan

kegiatan selanjutnya adalah mengoreksi pekerjaan siswa, menilai pekerjaan siswa, dan

menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa dari hasil tes.

Skor yang diperoleh adalah skor mentah, dan masih harus diolh lebih lanjut untuk

dijadikan nilai jadi. Skor-skor itu sendiri belum banyak memberikan arti sebelum diolah

dengan teknik tertentu. Analisis data skor biasanya dipergunakan dengan teknik statistik.

Untuk mengetahui keadaan data yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan

masalah dalam penelitian ini, maka pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul. Data

dalam penelitian ini meliputi data observer, dan hasil menjawab soal prates dan postes.

Dalam pengolahan data kuantitatif peneliti menggunakan software SPSS versi 17.0 for

windows. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorof dan uji hipotesis dengan uji

(27)

Data hasil tes sebagai berikut

1) Uji reabilitas antar penimbang

Mengolah data yang diperoleh dari hasil pengamatan observer lalu menafsirkanya.

Rumus untuk menghitung skor aktivitas guru adalah sebagai berikut

S =

Keterangan :

S = nilai dari setiap observer

O = jumlah nilai aspek yang diperoleh

JA = jumlah seluruh aspek

Setelah mendapat skor dari setiap observer, peneliti menghitung skor total

dari seluruh observer dengan rumus berikut.

St =

Keterangan :

St = skor total

S1 = skor dari pengamat 1

S2 = skor dari pengamat 2

Berikut penafsiran skor total aktivitas guru

4,00-3,50 = sangat baik

3,49- 3,00 = baik

2,99-2,50 = cukup

(28)

Data mengenai proses pembelajaran dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan

perhitungan skor dari setiap kategori yang diberikan oleh observer (Subana dan Sudrajat,

2008).

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembeljaran

membaca intensif dengan metode PQ4R berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer

yakni dengan rumus.

R =

2) Uji Normalitas dan Homogenitas

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai peneliti terlebih dahulu menguji

normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok.

Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai beikut.

a) Menentukan nilai mean dengan rumus

X =

b) Menentukan simpangan baku (devisiasi)

Sd = √

c) Menentukan daftar observasi dan ekspentasi

- Rentang skor (R) = skor terbesar- skor terkecil

- Banyak kelas (Bk) 1,33 log n

- Panjang kelas (P)

P =

- Derajat kebebasan = B = 3

d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memperoleh t hitung

x² = keterangan :

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = frekuensi ekspektasi

Data dikatakan normal jika chi-kuadrat (X)² hitung, chi-kuadrat tabel. Untuk

itu harga (X)² (t hitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat dengan derajat

kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3. Jika diperoleh

(29)

dikatakan bahwa data distribusi normal. Jika (X)² (t hitung), lebih besar dari (X)² ( t

tabel) maka dapat dikatakan bahwa data distribusi tidak normal.

Melakukan uji homogenitas varian-varian tes awal dan tes akhir dengan rumus :

F =

Keterangan :

F hitung = nilai yang dicari

Vb = varian terkecil

Vk = varian terbesar

Data yang dinyatakan homogen F hitung < F tabel

3) Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji homogenitas dan normalitas, maka dapat ditentukan uji

hipotesis yang akan digunakan. Apabila skor prates dan postes berdistribusi normal dan

homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametik dengan uji-t.

Persamaan uji-t adalah sebagai berikut.

t =

keterangan :

N1 = jumlah sampel postes

N2 = jumlah sampel pretes

X1 = rata-rata skor postes

X2 = rata-rata skor pretes

S2 = variasi

Apabila skor pretes dan postes tidak homogen, maka dilakukan uji-t.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan

postes diurutkan dengan harga selisih kecil

b. Membuat nilai W. Nilai W adalah bilangan yang kecil dari jumlah rank positif dan

(30)

c. Menentukan nilai W dari tabel

Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga

W dihitung dengan rumus :

W = √

Untuk taraf signifikasi 0,01 , X =2.578, sedangkan untuk taraf signikasi 0,05, X =

1.96.

d. Pengujian hipotesis

Jika W > W a(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan setelah

menggunakan metode pembelajaran. Dan jika W < W a(n) artinya terdapat

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data penelitian pembelajaran

membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R, diperoleh simpulan sebagai berikut :

1) Nilai rata-rata kemampuan membaca intensif siswa SMP Labschool UPI Bandung

sebelum menggunakan metode PQ4R sebesar 71,68.

2) Nilai rata-rata kemampuan membacaintensif siswa SMP Labschool UPI Bandung

sesudah menggunakan metode PQ4R sebesar 89,36.

3) Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 30,8. Hal ini berarti metode

PQ4R dapat meningkatkan pembelajaran membaca intensif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data, pembahasan, dan simpulan yang telah diuraikan

oleh penulis. Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, agar kemampuan

membaca intensif dapat tercapai

2) hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah

jam wajib kunjung ke perpustakaan

3) hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas

yang dapat menunjang, seperti menambah koleksi buku perpustakaan dan orang tua

memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat

membentuk budaya baca.

4) guru dapat menggunakan metode PQ4R dalam membaca intensif, karena dari hasil

penelitian yang dilakukan penulis. Siswa mendapatkan suatu pembelajaran yang lain,

menyenangkan dan menarik.

5) Penelitian selanjutnya dapat diarahkan terhadap metode PQ4R terkait penggunaan

dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lain, atau diluar pembelajaran Bahasa

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, S.H 1996. Membaca 2. Jakarta : Cipta Karya.

Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mulyati, Yet. 1997, Membaca, Jakarta : Cipta Karya.

Tampubolon, DP.1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan

Efisien.Bandung: Agkasa.

_____1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung :

Angkasa.

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca.Bandung : CV.Sinar Baru.

Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Ganato

NV.

Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan Minat Baca Bahasa dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya.

Tarigan, Henry Guntur, 1979, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan fungsi pendengaran yang dimiliki anak tunarungu, berdampak pada hambatan komunikasi, yaitu selalu tidak sempurna (baik verbal maupun tulisan) sehingga dapat

Visi : Menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modren yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-758/KMK.01/1993 tentang Organisasi dan atau Kerja Direktorat Jenderal Pajak. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

[r]

09.30 hrs Overview of Mexico and Indonesia: two blooming economies, by Mr. Nick Gandolfo, Head of leading intemational business, HSBC.. 09'50 hrs Presentation of

yang lebih besar bagi para importir dan pemasok barang dalam memilih yang terbaik perusahaan inspeksi dan penguji yang ada di negara asal5. yang memiliki laboratorium

Hubungan antara komunikasi positif dalam keluarga dengan asertivitas pada siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta.. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi

mencapai efisiensi dan efektivitas. Upaya reformasi regulasi/peraturan usaha juga perlu dirancang dengan memperhatikan aspek kesetaraan akses usaha‐usaha kecil dan menengah