PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R
(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
ISMA SAFITRI
0604748
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam
Pembelajaran Membaca Intensif dengan
Metode PQ4R
(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)
Oleh
Isma Safitri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Isma Safitri 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)
ABSTRAK
IsmaSafitri
0604748
Skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam Pembelajaran Membaca Intensif Siswa (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)”. Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI dengan siswa kelas VIII C.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah penggunaan metode membaca intensif dalam pembelajaran membaca.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan membaca sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan media surat kabar serta keefektifan media surat kabar dalam pembelajaran membaca intensif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain tes awal dan tes akhir dengan kelompok tunggal.
Kemampuan siswa dalam membaca intensif tergolong rendah, karenakelas mendapatkan nilai rata-rata 71,68. Dan setelah menggunakan metode PQ4R dalam membaca intnesif di kelas eksperimen, nilai rata-rata mengalami peningkatanyaitu 89,36. Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Metode PQ4R efektif diterapkan dalam membaca intensif untuk siswa kelas VIII.
THE USING OF NEWSPAPER AS A MEDIUM IN THE LEARNING OF INTENSIVE READING WITUH PQ4R METHODE IN CLASS VIII C OF LABSCHOOL UPI
BANDUNG JUNIOR HIGH SCHOOL
ABSTRACT
The title of this essay is “The Using of Newspaper as a medium in the learning of intensive reading with PQ4R Methode in Class VIII C of Labschool UPI Bandung Junior High School (The research of apparent experiment to the student of class VII C at Labschool UPI Bandung Junior High School. The research was the student taken place at Labschool UPI Bandung Junior High School especially Class VIII C.
The matter of the research is the using of intensif reading methode in the learning of reading.
The purpose of the research are descripting the ability of read before and after the student joined the learning of intensive reading with newspaper as the medium and the effectivity of newspaper in the learning of intensive reading. This research used experimental methode, with the designs of the initial test and the final test by the single group.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMA KASIH...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1
1.2Identifikasi Masalah...3
1.3Batasan Masalah...3
1.4Rumusan Penelitian...3
1.5Tujuan Penelitian...3
1.6Manfaat Penelitian...4
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Media...5
21.1 Jenis Media Pembelajaran...6
21.2 Tujuan Media Pembelajaran...7
21.3Fungsi Media Pembelajaran...7
2.2 Media Surat Kabar...9
22.1 Fungsi Surat Kabar...10
22.2 Manfaat Surat Kabar...11
2.3 Membaca Intensif 23.1 Jenis-jenis Membaca...13
23.3 Metode Membaca Intensif...17
2.4 Langkah Pemanfaatan...18
2.5 Hipotesis...19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian...20
3.2 Variabel Penelitian...21
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...21
3.4 Sumber Data
3.2 1 Populasi...21
3.21 sampel...21
3.5 Definisi Operasional...22
3.6 Instrumen Penelitian
3.6. 1 Instrumen Pembelajaran...22
3.6. 2 Instrumen Evaluasi...25
3.6. 3 Lembar observasi...32
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Observasi...33
3.7.2 Teknik Tes...34
3. 8 Teknik Pengumpulan Data...34
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...39
4.2 Deskripsi Data Kemampuan Membaca Intensif...40
4.2.2 Deskripsi Data Tes Akhir...41
4.2.3 Deskripsi Data Hasil Observasi...41
4.3 Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif Siswa 4.3.1 Analisis Data Tes Awal Kemampuan Membaca Intensif Siswa...43
4.3.2 Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Membaca Intensif Siswa...44
4.4 Pengujian Pernyataan Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif 4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal...46
4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir...49
4.5 Uji Hipotesis...52
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...56
5.2 Saran...56
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam berbahasa ada keterampilan yang harus dikuasai yaitu menyimak,
membaca, berbicara dan menulis. Keterampilan tersebut ada dalam kurikulum
sekolah. Yang artinya empat keterampilan berbahasa tersebut wajib diajarkan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata kata bahasa tulis.
Berdasarkan terdengar atau tidaknya membaca dibagi menjadi dua jenis yaitu
membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan
membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan
intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi
yang disampaikan oleh penulis baik berupa pikiran, gagasan, perasaan, sikap
ataupun pengalaman menulis. Sedangkan membaca dalam hati adalah kegiatan
membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi hati yang dibacanya.
Penggunaan media surat kabar cocok digunakan dengan jenis membaca intensif.
Broughton dalam Tarigan (1979:10) mengungkapkan setiap guru bahasa
haruslah menyadari serta memahami benar-benar membaca adalah suatu
keterampilan yang komplek yang rumit yang mencangkup atau melibatkan
serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain
keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : (1) pengenalan terhadap
aksara serta tanda-tanda baca (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan
unsur-unsur lingustik yang formal (3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan
Saat ini minat membaca siswa masih tergolong rendah. Hal ini tentunya dipicu
oleh beberapa faktor misalnya kualitas perpustakaan yang masih jauh dari kata
memadai, sumber pembelajaran membaca hanya menggunakan buku teks, tidak
ada standar minimal bagi siswa tentang bacaan wajib yang harus diselesaikan tiap
jenjang pendidikan. Dengan kenyataan tersebut maka guru juga memiliki andil
besar dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa salah satunya dengan
lebih kreatif dalam memilih pembelajaran membaca.
Citicos dan Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah
satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar menarik sehingga
siswa juga tertarik untuk membaca, salah satu media membaca yang menarik
yaitu surat kabar. Di dalam surat kabar siswa akan mendapatkan laporan tercepat
dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik. Membaca
surat kabar akan lebih menarik karena tidak ada keterikatan dengan buku teks
yang biasa digunakan akan banyak tema dalam satu bacaan yang ditemukan,
seperti olahraga, politik, sosial, ekonomi dan banyak lainnya. Banyak informasi
yang dapat digali oleh siswa melalui surat kabar, namun sebelumnya penggunaan
media ini tentunya harus disesuaikan dengan jenis membaca yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
Pengajaran membaca di sekolah-sekolah tampaknya masih menghadapi
berbagai masalah. Hal ini bisa dilihat dari minat, dan kemampuan pihak siswa
masih rendah. Oleh karena itu siswa-siswa harus diberi kesempatan dan dilatih
untuk membaca buku majalah, media, puisi.
Pengajaran membaca di sekolah bukanlah pengajaran tentang membaca
Intensif yang kaku dan tidak menarik.guru harus berusaha menyampaikan materi
yang dapat menarik minat siswa terhadap membaca. Terutama pembahasan
tentang permasalahan yang ada dalam membaca dan membahasnya dengan cara
dan gaya yang menarik, sehingga dapat membangkitkan minat siswa terhadap
membaca. Pembahasan guru yang menarik akan meninggalkan kesan yang dalam
di hati siswa, sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca.
Kemampuan membaca para siswa masih cukup kurang, dari 100% , yang
cukup menguasai hanya 50% saja. Itu pun dengan nilai yang masih minim.
Karena nilai KKM di sekolah tersebut hanya 70, jadi masih banyak anak yang
Guru juga harus dapat membaca intensif dan perannya berhubungan dengan
melakukan berbagai kegiatan. Melalui membaca siswa diajak untuk memahami
dan menghayati isi bacaan. Pengetahuan tentang membaca hanyalah sebagai
penunjang dalam berbahasa. Siswa harus dapat menemukan teori membaca
melalui pengalaman.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah :
1. keterampilan membaca perlu mendapat perhatian karena keterampilan
membaca seringkali dianggap menjenuhkan karena terpaku pada teks bacaan,
2. kurang variatifnya media dan teknik pembelajaran yang digunakan
menyebabkan berkurangnya antusiasme dalam pembelajaran membaca,
3. pemanfaatan media dan teknik yang tepat dan bagus dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar khususnya dalam pembelajaran membaca.
1.3 Batasan Masalah
Karena kompleksnya permasalahan, maka masalah dibatasi pada aspek
metode, sehingga yang dibahas dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui
penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif kelas VIII.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah. Permasalahan penelitian, yaitu :
1. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti
pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?
2. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti
pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?
3. bagaimana kefektifan menggunakan media surat kabar dalam pembelajaran
bahasa intensif ?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :
1. kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti pembelajaran
membaca intensif dengan media surat kabar,
2. kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti pembelajaran
membaca intensif dengan media surat kabar,
3. tanggapan siswa mengenai penggunaan media surat kabar dalam
pembelajaran membaca intensif,
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis seperti
dibawah ini :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pembelajaran untuk mata
pembelajaran bahasa indonesia terutama sebagai sarana dalam pembelajaran
membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R.
2. Manfaat praktis
- Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan membaca siswa khususnya
membaca intensif. Sehingga siswa mampu menyerap banyak informasi dan
menambah pembendaharaan pengetahuaanya.
- Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih pembelajaran
membaca didalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan
dalam proses belajar mengajar.
- Peneliti
Sebagai Calon Guru Bahasa Indonesia peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam
memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan membaca yang
biasanya terpaku pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi pemicu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mencapain tujuan penelitian dan menjawab
masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen.
Dalam penelitian ini, karena sengaja menimbulkan suatu kejadian atau keadaan,
kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang ditimbulkan peneliti.
Metode eksperimen yang dipilih yaitu dengan menggunakan model quasi eksperimen
atau eksperimen semu kategori tes awal dan tes akhir dalam kelompok tunggal ( pre-tes
dan pos-tes one group design).
Rumus :
X1 O X2
Desain tes awal dan akhir yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menempuh tiga
langkah sebagai berikut :
Kelompok Pretes Perlakuan postes
Eksperimen (E) O1 X O2
Keterangan :
E = Kelas eksperimen
O1 = Tes awal (pretes)
O2 = Tes akhir (postes)
X = Perlakuan pembelajaran menggunakan surat kabar
Berikut ini penjelasan langkah-langkah desain tersebut :
1. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan membaca intensif sebelum
2. Memberikan perlakuan berupa penggunaan media surat kabar dalam pembelajaran
membaca intensif.
3. Memberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan membaca intensif setelah
perlakuan dilakukan (postes)
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Variabel Bebas, pada penelitian ini adalah penggunaan metode PQ4R
2) Variabel Terikat, pada penelitian ini adalah pembelajaran membaca intensif.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI Bandung pada siswa kelas VIII.
3.4 Sumber Data
3.4.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Untuk memperoleh data penelitian,
diperlukan sumber data. Dalam setiap penelitian harus selalu berhadapan dengan objek yang
diteliti. Maka dalam hal ini peneliti menentukan populasi penelitian adalah siswa SMP
Labschool UPI Bandung kelas VIII C.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Labschool UPI Bandung
dengan mengambil satu kelas dipilih secara random dan yang terpilih adalah kelas VIII-C
sejumlah 19 orang siswa (satu kelas) yang mengikuti seluruh tahapan penelitian dari mrates
sampai postes. Penentuan sampel pada penelitian mengambil dengan cara random kelas,
dengan anggapan bahwa setiap individu atau kelompok dalam populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel penelitian serta diharapkan unsur subjektivitas dapat
3.5 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis
merasa perlu menjelaskan variabel dalam judul penelitian ini.
1) Metode belajar PQ4R merupakan metode membaca intensif yang digunakan untuk
membantu siswa dalam mengingat-ingat apa yang dibaca. P singkatan dari preview
maksudnya membaca selintas dengan cepat, Q singkatan dari quetion yang artinya
bertanya, serta 4R artinya read yaitu membaca (Trianto, 2007 :93)
2) Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai
empat halaman setiap hari.
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen pemeblajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dijadikan acuan oleh peneliti dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang ideal
adalah proses pemebelajaran yang telah direncanakan terlebih dahulu. RPP yang dibuat
menjadi acuan dalam proses pembelajaran. RPP ini mengacu pada silabus yang merupakan
penjabaran dari KTSP. Rencana pembelajaran untuk kelas eksperimen ini telah disusun oleh
peneliti dan dapat dilihat sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
KKM : 70
A. Standar Kompetensi :
Membaca
B. Kompetensi Dasar :
Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara
intensif
C. Indikator :
Mampu menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar Mampu menyimpulkan isi dari berita
Mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut D. Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah membaca contoh berita di media surat kabar, peserta didik mampu
menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar (teliti, produktif)
2. Peserta didik mampu menyimpulkan isis dari berita (cermat, kritis)
3. Peserta didik mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut
(produktif, konsentrasi)
E. Materi Pembelajaran :
Pengertian membaca intensif Jenis membaca
Metode membaca intensif
Menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat dipat diambil dari berita tersebut F. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Power point
- Infokus
- Contoh berita di media surat kabar
- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII
G. Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Observasi
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemu
an ke- Langkah-langkah pembelajaran
Karakter
1
1. Kegiatan Awal
Peserta didik bersama guru mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.
Peserta didik dimotivasi mengenai pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi. Peserta didik diberikan penjelasan tentang
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Peserta didik bertanya jawab mengenai pengertian membaca intensif.
Peserta didik menyebutkan jenis-jenis membaca. Peserta didik secara bergantian menyebutkan
contoh berita.
Peserta didik membaca contoh berita yang ada dalam buku paket kemudian menjawab
pertanyaan.
ELABORASI
Peserta didik diberikan lagi contoh berita yang terdapat di surat kabar kemudian menjawab
pertanyaan yang telah diberikan.
Peserta didik membaca cepat sebelum memulai bahan bacaan.
Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada bahan bacaan.
Peserta didik membaca secara teliti dan seksama Peserta didik memahami informasi yang mereka
baca.
Peserta didik menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut.
KONFIRMASI
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja
masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan
pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
10’
3.6.2 Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi yaitu berupa tes pembelajaran membacs intensif. Membacs
intensif dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada awal pertemuan prates dan akhir pertemuan
postes. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca intensif sebelum
diberikan perlakuan. Sedangkan pada tes akhir pertemuan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca intensif siswa setelah diberi perlakuan. Tes yang digunakan pada saat
awal dan akhir pertemuan merupakan kegiatan tes yang sama yaitu mebaca intensif.
Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan membaca intensif dengan
menggunakan metode PQ4R, diadeakan dua kali tes. Tes pertama yaitu siswa membaca
intensif tidak menggunakan media surat kabar. Dan tes yang kedua yaitu membaca intensif
dengan menggunakan media surat kabar.
SOAL PRATES
NAMA :
KELAS :
PILIHAN GANDA !
1. Usaha apa yang dibuat oleh ibu Emma Siti Komariah ?
a. keripik c. abon
b. kue d. kerupuk
2. Siapa pelaku usaha dendeng Bakar Abon Sehati ?
a. Siti Komariah c. Emma Komariah
b. Siti Hamidah d. Emma Siti Komariah
3. Kapan pertama kali bisnis dendeng Abon Sehati dimulai ?
a. tahun 2008 c. tahun 2011
4. Berapa umur ibu Emma Siti Komariah?
a. 40 tahun c. 42 tahun
b. 41 tahun d. 43 tahun
5. Di kota mana usaha dendeng Abon Bakar Sehati didirikan ?
a. Cimahi c. Jakarta
b. Ciamis d. Surabaya
6. Apa bahan utama untuk membuat dendeng Abon Bakar ?
a. daging sapi dan ayam c. kambing
b. ikan d. ayam
7. Apa terobosan baru dari makanan dendeng yang ibu Emma buat?
a. bertekstur lembab c. berwarna kuning kecoklatan
b. rasanya yang asin d. bertekstur kering dan renyah
8. Berapa lama ibu Emma bereksperimen terobosan baru ubtuk usaha dendeng tersebut ?
a. 1 tahun c. 6 bulan
b. 5 bulan d. 2 tahun
9. Di kota manakah abon tersebut telah dipasarkan?
a. Toko oleh-oleh Bandung c. Toko oleh-oleh Sukabumi
b. Toko oleh-oleh Jakarta d. Toko oleh-oleh Bogor
10. Apa nama produk Abon buatan Emma Siti Komariah?
a. Dendeng Abon Bakar Sehati c. Dendeng Abon Panggang
b. Dendeng Abon Mawar Melati d. Dendeng Abon Sejati
11. Bagaimana proses pembuatan dendeng ?
a. Daging yang dibumbui, dipipihkan, dipanggang
b. Daging di jemur, dipipihkan, dipanggang
c. Daging di cuci, dipipihkan, digoreng
d. Daging direndam. Dibumbui, digoreng
12. Bagaimana bentuk dendeng setelah dibakar ?
a. keripik c. keripik / emping
b. emping d. bakso
13. Dari manakah ibu Emma mendapatkan resep dendeng bakar tersebut?
a. tetangga c. anak
b. nenek d. saudara
14. Berapa jumlah murid sekolah inklusi yang didirikan ibu Emma ?
b. 90 siswa d. 15 siswa
15. Berapa kilogram daging yang dibutuhkan untuk membuat dendeng dalam satu kali
produksi ibu Emma S?
a. 10 kg c. 8 kg
b. 5 kg d. 15 kg
16. Pernyataan yang tidak benar, kecuali...
a. Abon sapi di masak selama 6 jam
b. Abon sapi dibumbui, dipipihkan lalu dipanggang
c. Abon bakar “sehati” terbuat dari daging ayam dan daging sapi d. Abon bakar “sehati” yaitu abon dengan terobosan terbaru 17. 1. Daging sapi diberi bumbu
2. setelah diberi bumbu lalu daging tersebut dipipihkan
3. abon ini terbuat dari daging sapi dan ayam
4. daging tersebut dipanggang sehingga mendapatkan tekstur lebih renyah
Langkah- langkah pembuatan dendeng sapi yang benar adalah...
a. 4, 3, 2, 1 c. 1, 2, 3, 4
b. 3, 1, 2, 4 d. 2, 1, 3, 4
18. Di tangan ibu Emma Siti Komariah, abon tersebut memiliki varian baru yang bertekstur
kering dan renyah.
Arti kata yang bercetak miring adalah...
a. bermacam-macam c. jenis
b. variasi d. rasa
19. 1. Awalnya abon ini hanya diproduksi musiman, dan sekarang bisa diproduksi 2 kali
dalam seminggu
2. mendirikan sekolah inklusi untuk masyarakat
3. untuk sekolah inklusi dia telah memiliki 80 murid
Pencapaian apa yang di dapat ibu Emma setelah memproduksi dendeng bakar...
a. 1, 2 c. 3, 2
b. 2, 1 d. 1, 2, 3
20. Kalimat di bawah ini yang benar, kecuali...
a. Abon bakar hanya di jual di Cimahi, Bandung
b. Emma membangun bisnis tersebut pada tahun 2010.
d. Ibu Emma sempat mengalami kerugian cukup besar.
ESSAY !
1. Jelaskan bagaimana proses pembuatan Dendeng Abon Bakar Sehati?
2. Seperti apa pengalaman ibu Emma saat baru mendirikan usaha tersebut?
3. Usaha apa yang dilakukan ibu Emma agar Abon Bakar lebih bervariasi?
SOAL POSTES
NAMA :
KELAS :
PILIHAN GANDA !
1. Apa judul artikel tersebut ?
a. Perajin tahu terancam bangkrut
b. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
c. Harga kedelai yang mahal
d. Perajin tempe gulung tikar
2. Dimana komunitas Koperasi Tahu Tempe Indonesia?
a. Banjar c. Jakarta
b. Bandung d. Bekasi
3. Berapa umur perajin tahu tempe yang bernama Dudi Adut ?
a. 30 tahun c. 35 tahun
b. 32 tahun d. 34 tahun
4. Dimana perajin Dudi Adut tinggal ?
a. Blok tahu, Parung lesang
b. Blok tempe, Parung lesang
c. Blok M, Jakarta
d. Blok D, Bandung
5. Berapa harga normal kedelai per kg di pasar?
a. Rp 10.00 – Rp 10.500 b. Rp 8.000 – Rp 8.750 c. Rp 7.500 – Rp 8.000 d. Rp 9.000 – Rp 9.500
a. Rp 10.00,00 c. Rp 9.500,00
b. Rp 8000,00 d. Rp 9.100,00
7. Berapa kg kedelai yang biasanya perajin tahu tempe beli perhari?
a. 20 Kg c. 75 Kg
b. 70 Kg d. 50 Kg
8. Berapa kg per hari pak Dudi membutuhkan kedelai untuk memproduksi tahu?
a. 35 - 40 kg c. 20 – 25 kg b. 40 - 42 kg d. 30 – 32 kg
9. Siapa Ketua Koperasi Tahu Tempe Kota Banjar ?
a. Nyoman c. Oding Homsin
b. Zainal Arifin d. Edy Suryadi
10. Berapa ton kedelai yang dibutuhkan oleh anggota perajin tahu?
a. 400 ton c. 365 ton
b. 525 ton d. 465 ton
11. Berapa ton yang disepakati oleh Bulog dalam mengirimkan kedelai perbulan ?
a. 70 ton c. 90 ton
b. 80 ton d. 100 ton
12. Apa singkatan dari Koperasi Tahu Tempe Indonesia?
a. KTTI c. KTTII
b. KTI D. KKTI
13. Pada bulan apa informasi jatah kedelai tersebut bisa disalurkan ?
a. November atau Desember c. Maret atau April
b. Januari atau Februari d. Mei atau Juni
14. Berapa harga kedelai per kg yang minta oleh pak Oding Homsin ?
a. Rp 9.000,00 c. Rp 7.900,00
b. Rp 8.900,00 d. Rp 8.500,00
15. Apa penyebab tingginya harga kedelai ?
a. Perajin tahu tempe terancam gulung tikar
b. Harga tahu tempe mahal
c. Ukuran tahu tempe di perkecil
d. Perajin tahu tempe melakukan unjuk rasa
2. Para pembeli kedelai hanua bisa membeli 50 kg/hari.
3. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 90 ton/bulan.
4. Para pedagang kekurangan persediaan kedelai.
5. Pemerintah siap memenuhi kekurangan kedelai bagi para pengrajin tahu tempe.
Apa dampak negatif dari mahalnya kedelai...
a. 1 c. 2, 3
b. 2 d. 1, 3
17. Kalimat berikut yang benar adalah...
a. Pak Oding mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya ia mengajukan
permohonan sebanyak 365 ton/ bulan.
b. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 100 ton
c. Setelah idul adha harga kedelai menembus Rp 9.200/kg
d. Umumnya yang terpaksa berhenti sementara, yang rata- rata memproduksi di atas 60
kg/hari
18. 1. Harga kedelai bisa stabil seperti biasa
2. pemerintah menyediakan kedelai dengan jumlah yang sesuai
3. pedagang tahu ingin mencoba lapangan pekerjaan yang baru
4. walaupun kedelai mahal, para pedagang tetap mempertahankan kualitas.
Apa saja harapan para penjual tahu dan tempe setelah harga kedelai mahal...
a. 4, 3 c. 1, 2
b. 2, 4 d. 1, 4
19. Karena harga kedelai yang melambung tinggi, beberapa pengrajin tahu tempe terancam
gulung tikar
Arti kata yang bercetak miring adalah...
a. bangkrut c. sukses
b. merugi d. gagal
20. kalimat berikut ini yang benar, kecuali...
a. banyak para pedagang tahu tempe yang terancam gulung tikar
b. pemerintah tidak menyediakan kedelai sesuai permintaan pedagang
c. para pedagang biasa saja menanggapi kenaikan harga kedelai
ESSAY
1. Kenapa para perajin tahu tempe terancam gulung tikar?
2. Mengapa harga kedelai yang mahal menjadi dilema bagi para perajin tahu tempe ?
3. Bagaimana cara Oding menyiasati tingginya harga kedelai ?
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes tertulis, penugasan
2. Bentuk instrumen : soal pilihan ganda, uraian
3. Soal instrumen : dalam lampiran
Format Penilaian
Aspek Deskriptor Skor
Mampu menyarikan hal
Bacalah berita yang telah diberikan oleh guru dengan
menggunakan metode
membaca intensif.
Jawablah pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
1 - 10
Nilai akhir = skor 1 + skor 2 x 10
2
Untuk lebih jelasnya, peneliti akan membaginya dalam dua tahap yaitu persiapan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.
a. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, peneliti merancang tujuan pembelajaran membaca
intensif dengan menggunakan metode PQ4R untuk kelas eksperimen. Persiapan
pembelajaran meliputi : 1) perumusan kompetensi dasar, 2) perumusan indikator, 3)
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini peneliti merancang tujuan pemebelajaran
membaca intensif dengan media surat kabar dengan metode PQ4R untuk kelas
eksperimen.
3.6.3 Lembar Observasi
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
No. Aspek yang di nilai Nilai
1. Kemampuan Membuka Pelajaran Menarik perhatian siswa
Mengkondisikan agar merasa senang dan nyaman belajar membaca intensif
Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi)
Memberikan stimulus materi ajar yang akan disampaikan yaitu tentang membaca intensif
2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa
Mengarahkan siswa untuk hening sejenak guna mengaplikasikan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif
Antuasiasme mimik dalam penampilan saat menyampaikan materi 3. Penguasaan Materi Pokok Pembelajaran
Materi ajar disampaikan sesuai dengan yang tercantum dalam RPP, yaitu pembelajaran membaca intensif menggunakan metode PQ4R
Ketepatan dalam memberikan sugesti sesuai dengan langkah-langkah dalam metode PQ4R
Mencerminkan penguasaan materi ajar secara profesional. 4. Implementasi Skenario Pembelajaran
Penyajian materi ajar relevan dengan apa yang tertuang dalam RPP Proses pembelajaran mencerminkan guru-siswa, dengan berpusat pada
siswa
Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa Cermat dalam pemanfaatan waktu, sesuai dengan alokasi yang
direncanakan
5. Penggunaan Media Pembelajaran
Memperhatikan penggunaan prinsip jenis media Tepat saat penggunaan
Terampil dalam mengoperasikan
Membantu kelancaran dan kenyaman proses pembelajaran 6. Evaluasi
Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi
Melakukan evaluasi sesuai butir soal yang telah direncanakan dalam RPP
Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu yang direncanakan
Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang 7. Kemampuan Menutup Pelajaran
Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajar Memberikan kesempatan bertanya
Menginformasikan materi ajar berikutnya
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Observasi
Observasi bisa didefinisikan sebagai tindakan untuk mengamati, mencari dan
mengadakan pertimbangan terhadap suatu peristiwa atau keadaan. Dalam penelitian ini
observasi dilakukan menganalisis efektivitas suatu metode pembelajaran dan mengamati
oleh guru dalam hal ini peneliti. Berupa penilaian yang akan di isi oleh pengamat pada saat
melakukan pembelajaran.
Lembar observasi ini meliputi lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran. Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
observer diakumulasikan untuk mengetahui nilai total dan nilai rata-rata yang diberikan
observer.
3.7.2 Teknik Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau
tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam bentuk awal (pretes) dan
akhir (postes). Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum menggunakan
metode PQ4R dan media surat kabar.sedangkan tes akhir untuk melihat kemampuan siswa
sesudah menggunakan metode PQ4R dan media surat kabar.
Berupa soal yang disajikan pada saat prates dan postes. Tes yang peneliti gunakan
berupa tes tertulis dengan jumlah soal sebanyak 23 soal, yang terdiri dari 20 soal pilihan
ganda dan 3 essai.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
memproses data yang diperoleh, setelah data terkumpul. Data yang dikumpulkan berasal dari
hasil prates dan postes membaca intensif, hasil observer. Setelah pelaksanaan tes dilakukan
kegiatan selanjutnya adalah mengoreksi pekerjaan siswa, menilai pekerjaan siswa, dan
menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa dari hasil tes.
Skor yang diperoleh adalah skor mentah, dan masih harus diolh lebih lanjut untuk
dijadikan nilai jadi. Skor-skor itu sendiri belum banyak memberikan arti sebelum diolah
dengan teknik tertentu. Analisis data skor biasanya dipergunakan dengan teknik statistik.
Untuk mengetahui keadaan data yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan
masalah dalam penelitian ini, maka pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul. Data
dalam penelitian ini meliputi data observer, dan hasil menjawab soal prates dan postes.
Dalam pengolahan data kuantitatif peneliti menggunakan software SPSS versi 17.0 for
windows. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorof dan uji hipotesis dengan uji
Data hasil tes sebagai berikut
1) Uji reabilitas antar penimbang
Mengolah data yang diperoleh dari hasil pengamatan observer lalu menafsirkanya.
Rumus untuk menghitung skor aktivitas guru adalah sebagai berikut
S =
Keterangan :
S = nilai dari setiap observer
O = jumlah nilai aspek yang diperoleh
JA = jumlah seluruh aspek
Setelah mendapat skor dari setiap observer, peneliti menghitung skor total
dari seluruh observer dengan rumus berikut.
St =
Keterangan :
St = skor total
S1 = skor dari pengamat 1
S2 = skor dari pengamat 2
Berikut penafsiran skor total aktivitas guru
4,00-3,50 = sangat baik
3,49- 3,00 = baik
2,99-2,50 = cukup
Data mengenai proses pembelajaran dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan
perhitungan skor dari setiap kategori yang diberikan oleh observer (Subana dan Sudrajat,
2008).
Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembeljaran
membaca intensif dengan metode PQ4R berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer
yakni dengan rumus.
R =
2) Uji Normalitas dan Homogenitas
Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai peneliti terlebih dahulu menguji
normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok.
Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai beikut.
a) Menentukan nilai mean dengan rumus
X =
b) Menentukan simpangan baku (devisiasi)
Sd = √
c) Menentukan daftar observasi dan ekspentasi
- Rentang skor (R) = skor terbesar- skor terkecil
- Banyak kelas (Bk) 1,33 log n
- Panjang kelas (P)
P =
- Derajat kebebasan = B = 3
d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memperoleh t hitung
x² = keterangan :
Oi = frekuensi observasi atau pengamatan
Ei = frekuensi ekspektasi
Data dikatakan normal jika chi-kuadrat (X)² hitung, chi-kuadrat tabel. Untuk
itu harga (X)² (t hitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat dengan derajat
kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3. Jika diperoleh
dikatakan bahwa data distribusi normal. Jika (X)² (t hitung), lebih besar dari (X)² ( t
tabel) maka dapat dikatakan bahwa data distribusi tidak normal.
Melakukan uji homogenitas varian-varian tes awal dan tes akhir dengan rumus :
F =
Keterangan :
F hitung = nilai yang dicari
Vb = varian terkecil
Vk = varian terbesar
Data yang dinyatakan homogen F hitung < F tabel
3) Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji homogenitas dan normalitas, maka dapat ditentukan uji
hipotesis yang akan digunakan. Apabila skor prates dan postes berdistribusi normal dan
homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametik dengan uji-t.
Persamaan uji-t adalah sebagai berikut.
t =
√
keterangan :
N1 = jumlah sampel postes
N2 = jumlah sampel pretes
X1 = rata-rata skor postes
X2 = rata-rata skor pretes
S2 = variasi
Apabila skor pretes dan postes tidak homogen, maka dilakukan uji-t.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan
postes diurutkan dengan harga selisih kecil
b. Membuat nilai W. Nilai W adalah bilangan yang kecil dari jumlah rank positif dan
c. Menentukan nilai W dari tabel
Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga
W dihitung dengan rumus :
W = √
Untuk taraf signifikasi 0,01 , X =2.578, sedangkan untuk taraf signikasi 0,05, X =
1.96.
d. Pengujian hipotesis
Jika W > W a(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan setelah
menggunakan metode pembelajaran. Dan jika W < W a(n) artinya terdapat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data penelitian pembelajaran
membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R, diperoleh simpulan sebagai berikut :
1) Nilai rata-rata kemampuan membaca intensif siswa SMP Labschool UPI Bandung
sebelum menggunakan metode PQ4R sebesar 71,68.
2) Nilai rata-rata kemampuan membacaintensif siswa SMP Labschool UPI Bandung
sesudah menggunakan metode PQ4R sebesar 89,36.
3) Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 30,8. Hal ini berarti metode
PQ4R dapat meningkatkan pembelajaran membaca intensif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data, pembahasan, dan simpulan yang telah diuraikan
oleh penulis. Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.
1) hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, agar kemampuan
membaca intensif dapat tercapai
2) hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah
jam wajib kunjung ke perpustakaan
3) hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas
yang dapat menunjang, seperti menambah koleksi buku perpustakaan dan orang tua
memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat
membentuk budaya baca.
4) guru dapat menggunakan metode PQ4R dalam membaca intensif, karena dari hasil
penelitian yang dilakukan penulis. Siswa mendapatkan suatu pembelajaran yang lain,
menyenangkan dan menarik.
5) Penelitian selanjutnya dapat diarahkan terhadap metode PQ4R terkait penggunaan
dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lain, atau diluar pembelajaran Bahasa
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S.H 1996. Membaca 2. Jakarta : Cipta Karya.
Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Mulyati, Yet. 1997, Membaca, Jakarta : Cipta Karya.
Tampubolon, DP.1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien.Bandung: Agkasa.
_____1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung :
Angkasa.
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca.Bandung : CV.Sinar Baru.
Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Ganato
NV.
Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan Minat Baca Bahasa dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya.
Tarigan, Henry Guntur, 1979, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :