REPRESENTASI STEREOTYPE TERHADAP SUKU PAPUA KOROWAI (Analisis Semiotika tentang Representasi Stereotype Terhadap Suku Papua
Korowai dalam Film Lost In Papua )
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Gabriella Hemas Sabatini
L 100080088
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ii
REPRESENTASI STEREOTYPE TERHADAP SUKU PAPUA KOROWAI (Analisis Semiotika tentang Representasi Stereotype Terhadap Suku Papua
Korowai dalam Film Lost In Papua )
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Gabriella Hemas Sabatini
L 100080088
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta ridho-Nya yang selalu tercurah kepada uswatul khasanah
Rasululloh SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
REPRESENTASI STEREOTYPE TERHADAP SUKU PAPUA KOROWAI
(Analisis Semiotika tentang Representasi Stereotype terhadap Suku Papua Korowai dalam Film Lost In Papua).
Menyadari keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas peranan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu menerangi setiap langkahku dalam mencari ilmu yang barokah.
2. Bapak Dr. Husni Thamrin, selaku Dekan Fakultas Komunikasi dan Informatika.
3. Ibu Rinasari Kusuma, M.I.Ikom, selaku Ketua Program Studi Komunikasi FKI, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Mas Fajar Juanedi, S.Sos.,M.Si, selaku dosen pembimbing satu yang telah meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, ilmu dan nasehat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Rinasari Kusuma, M.I.Ikom, selaku dosen pembimbing dua yang telah
memberi masukan, bimbingan, dan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.
6. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, memberikan kasih sayang, dan dukungan tanpa penulis minta yang selalu memotivasi penulis untuk melakukan yang terbaik.
viii MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Asy-Syarh :5) “Kebahagiaan dan kesuksesan tidak akan datang tanpa adanya sebuat perjuangan”
(Penulis)
“Only God knows what will happen now, and some how. No matter how hard you
try, you cant stop us now. Everything that’s wrong must come out as one. One soul, one blood, one love, one heart, keep your vision alive and keep it smart”
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
x
4. Stereotype dalam Komunikasi Antarbudaya ... 20
5. Etnik dan Ras ... 23
6. Sinematografi ... 25
7. Semiotika Komunikasi sebagai Bidang Kajian ... 29
F. Metode Penelitian ... 35
1. Jenis Penelitian ... 35
xi
xii
4. Representasi Stereotype Mata Pencaharian ... 82
a. Makna Denotasi ... 82
b. Makna Konotasi ... 83
c. Mitos ... 84
5. Representasi Stereotype Bahasa ... 85
a. Makna Denotasi ... 85
b. Makna Konotasi ... 87
c. Mitos ... 89
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Unsur Makna dari Pierce ... 32
Bagan 2 Model Semiotika Saussure ... 33
Bagan 3 Peta Tanda Roland Barthes ... 35
Bagan 4 Signifikasi Dua Tahap Kedua Barthes ... 38
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perbedaan Pakaian ... 74
Gambar 2 Perbedaan Tempat Tinggal ... 79
Gambar 3 Rumah Pohon ... 80
xvi ABSTRAK
GABRIELLA HEMAS SABATINI, L100080088, REPRESENTASI STEREOTYPE TERHADAP SUKU PAPUA KOROWAI (Analisis Semiotika tentang Representasi Stereotype Terhadap Suku Papua Korowai dalam Film “Lost In Papua”).
Penelitian ini memiliki judul representasi stereotype terhadap Suku Papua Korowai dalam film Lost In Papua. Adanya penggambaran stereotype terhadap suku Papua Korowai yang digambarkan sebagai suku kanibal, primitif dan kejam. Suku Korowai adalah kelompok sosial yang merupakan penduduk asal dalam wilayah Kabupaten Merauke, provinsi Papua. Keistimewaan dari suku Korowai adalah memiliki rumah-rumah pohon yang tinggi.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes. Analisis dilakukan per-scene
yang menunjukkan representasi stereotype terhadap suku Papua Korowai. Data ini dianalisis berdasarkan aspek sinematografi dan aspek sosial melalui tahap denotatif dan konotatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya representasi stereotype suku Papua Korowai dalam film Lost In Papua sebagai suku primitif dan kanibal. Pemakaian oposisi biner dalam tahap konotasi yang membedakan antara suku Papua Korowai dan masyarakat Papua modern dalam hal berpakaian, tempat tinggal, mata pencaharian, bahasa, dan kanibalisme.
Representasi mengenai stereotype terhadap suku Papua Korowai digambarkan dalam film Lost In Papua ini dalam bentuk tanda-tanda baik secara verbal maupun nonverbal. Penggambaran tanda-tanda ini melalui pengemasan di dalam bentuk-bentuk seperti primitif dan kanibalisme. Stereotype terhadap suku Papua Korowai yang masih merupakan peradaban primitif dikarenakan masyarakat dari suku Papua Korowai belum mampu menerima budaya dari luar dan masih mempertahankan budaya maupun adat nenek moyangnya. Kanibalisme yang terjadi sudah mulai dihilangkan sejak tahun 1990-an .