• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN TAPPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA SWASTA TELADAN CINTA DAMAI MEDAN T.P. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN TAPPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA SWASTA TELADAN CINTA DAMAI MEDAN T.P. 2011/2012."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN TAPPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA SWASTA TELADAN CINTA DAMAI MEDAN T.P.2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

O L E H

MISSI MELDA SIANIPAR

NIM. 708114200

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

ABSTRAK

Missi Melda Sianipar. NIM. 708114200. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan T.P. 2011/2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Medan, 2012.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS dengan menerapkan

kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS di SMA Swasta

Teladan Cinta Damai Medan T.P. 2011/2012.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan yang beralamat di Jl. Pendidikan No. 62 Cinta Damai Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian kelas XI IS yang berjumlah 32 orang.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kolaborasi model pembelajaran Mind

Mapping dan TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana dalam tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah essay test diberikan secara individual yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses kegiatan belajar mengajar dan teknik analisis data menggunakan reduksi data dan sajian data.

Hasil penelitian pada siklus I diperoleh kelulusan secara klasikal adalah 66,18% dan pada siklus II kelulusan secara klasikal adalah 72,43%, menunjukkan terjadi peningkatan kelulusan secara klasikal sebesar 6,25%. Dari hasil lembar observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I terdapat 11 orang (34,37%) siswa yang dikategorikan aktif. Sedangkan pada siklus II terdapat 17 orang (53,12%) siswa yang dikategorikan aktif dan sangat aktif.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kolaborasi model

pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.

(4)

iv

ABSTRACT

Missi Melda Sianipar. NIM. 708114200. Application of Collaborative Learning Model Mind Mapping and TAPPS to Increase Activity and Accounting Student Learning Results of Class XI IS of SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Learning Year 2011/2012. Thesis Of Economy Education Major, Accounting Education Study Program, State University of Medan, 2012.

The problem of this research were the low activity and accounting students learning outcomes of accounting learning. This study aims to determine whether

the collaborative learning model Mind Mapping and TAPPS can improve activity

and learning outcomes of accounting students on the subject in Class XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.

The research was conducted in SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan in located at Jl. Pendidikan 62 Medan in 2011/2012, with grade subjects XI IS was totaling 32 people, while the object of this research is the collaborative

learning model Mind Mapping and TAPPS. The research is a classroom action

research (PTK) which consists of two cycles, where in each cycle consists of four phases of planning, action, observation and reflection. In collecting data were used test and observation. The test used was an essay test given individually conducted every end of the cycle. Observation of student’s learning activities carried out directly on the process of teaching and learning activities and analysis of data using data reduction and presentation of data.

The results obtained in Cycle I the classical graduation was 66,18%. In Cycle II the classical graduation was 72,43%, showing an increase in classical graduation of 6,25%. The research result saws that happened increase student learning activity from Cycle I to Cycle II. On Cycle I, student activity with active criteria are 11 people (32,37%). On Cycle II, student with active criteria to very active criteria increase become 17 people (53,12%).

Based on this we can conclude the collaborative learning model Mind

Mapping and TAPPS can improve activity and learning outcomes of accounting students grade XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Learning Year 2011/2012.

(5)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Pemecahan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ... 11

2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran Mind Mapping ... 11

(6)

vi

2.1.3. Kolaborasi Mind Mapping dengan TAPPS ... 19

2.1.4. Aktivitas Belajar Siswa ... 22

2.1.2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 24

2.2. Penelitian Yang Relevan ... 27

2.3. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1.Subjek Penelitian ... 32

3.2.2.Objek Penelitian ... 32

3.3. Defenisi Operasional ... 32

3.4. Prosedur Penelitian ... 34

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Penelitian 4.1.1.Hasil tes ... 45

4.1.2.Hasil observasi ... 47

4.2. Teknik Analisis Data 4.2.1.Reduksi Data ... 48

(7)

vii 4.3. Pembahasan Penelitian

4.3.1.Siklus I ... 52

4.3.2.Siklus II ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 60

(8)

viii

DAFTAR TABEL Tabel

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping ... 13

Tabel 3.1. Siklus Tindakan Kelas ... 37

Tabel 3.2. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 41

Tabel 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I dan Siklus II ... 45

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 34

Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa ... 46

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 3 : Struktur Organisasi Penelitian

Lampiran 4 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Lampiran 5 : Surat Perjanjian/Kontrak Penelitian

Lampiran 6 : Soal Pre Tes dan Jawaban

Lampiran 7 : Soal Postes Siklus I dan Jawaban

Lampiran 8 : Soal Postes Siklus II dan Jawaban

Lampiran 9 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Tindakan Awal (Pre Tes)

Lampiran 10 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Postes I

Lampiran 11 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Postes II

Lampiran 12: Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 13 : Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 14 : Dokumentasi Penelitian

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses

interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang

ada di dalamnya. Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, yang di

dalamnya ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran antara lain tujuan,

materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau kondisi belajar, media

pembelajaran, lingkungan belajar, model pembelajaran, serta evaluasi. Semua

unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan dalam

proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan

model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran. Akan tetapi, pada kenyataannya pada saat ini masih saja banyak

guru yang menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam proses belajar

mengajar.

Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar, yang

mempunyai peranan penting dalam keberhasilan seorang siswa dalam menerima

dan menguasai pelajaran secara optimal. Di dalam proses belajar mengajar guru

sangat dibutuhkan kecakapannya untuk mengarahkan siswa menjadi lebih aktif.

Apabila guru mampu membuat pelajaran menjadi menarik dan inovatif bagi siswa

maka ini akan memberikan dampak yang positif bagi siswa . Siswa akan diajak

untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya dalam proses belajar

(12)

2

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA Swasta Teladan

Cinta Damai Medan terhadap siswa kelas XI IS terdapat beberapa masalah yang

dihadapi di dalam kelas yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Salah satu masalah tersebut adalah kurangnya keaktifan dari siswa

dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengar penjelasan materi

pelajaran dari guru kemudian menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan

guru. Hal seperti ini cenderung membuat siswa menjadi bosan, malas, dan bahkan

menganggap pelajaran akuntansi menjadi pelajaran yang membosankan.

Akibatnya, pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran akuntansi sangat rendah

dan hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Ini disebabkan karena guru

masih berperan dominan dalam proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa di

dalamnya.

Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil

wawancara dengan guru bidang studi akuntansi kelas XI IS di SMA Swasta

Teladan Cinta Damai Medan terhadap hasil belajar siswa, diperoleh keterangan

bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat

dari data hasil ulangan akuntansi harian siswa yang menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi cukup rendah, yaitu

dari 32 orang siswa kelas XI IS hanya 40% (12 orang) siswa yang memperoleh

nilai di atas 65 sedangkan 60% (20 orang) siswa memperoleh nilai di bawah 65

yang belum memenuhi SKBM. Dimana standar ketuntasan belajar minimal

(SKBM) mata pelajaran akuntansi yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu

(13)

3

digunakan oleh guru bidang studi belum efektif, sehingga siswa sulit memahami

materi pelajaran yang diberikan oleh guru dan berdampak pada nilai mereka.

Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan bahwa mutu

pembelajaran yang dilakukan guru juga masih rendah. Guru masih kurang kreatif

dalam memilih dan membuat variasi berbagai model-model pembelajaran yang

menarik dan tepat bagi siswa sehingga dalam proses pembelajaran masih terjadi

penyampaian satu arah dari guru kepada siswa tanpa adanya umpan balik (feed

back) dari siswa. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan proses belajar mengajar di dalam kelas menjadi sangat membosankan, terkesan fakum karena siswa tidak

aktif di dalam kelas dan pada akhirnya siswa hanya melamun, termenung,

mengantuk bahkan ada yang membuat keributan di dalam kelas.

Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dapat dipengaruhi oleh kurangnya

keaktifan siswa di dalam kelas atau model pembelajaran yang digunakan pada saat

proses belajar mengajar. Untuk itu penulis menganggap diperlukan model

pembelajaran yang menarik bagi siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa.

Jika kondisi tersebut terus-menerus dibiarkan maka keadaan tersebut bisa

dipastikan dapat menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan aktivitas

dan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak akan

tercapai. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu

dengan menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menarik

(14)

4

Untuk itu, penulis menganggap perlu diadakan suatu upaya penerapan

model pembelajaran yang menyenangkan, agar siswa dapat lebih aktif di dalam

kelas dan hasil belajar siswa juga dapat meningkat. Berdasarkan masalah

tersebut, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Mind Mapping (Peta

Pikiran) dan TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem Solving) yang cocok

digunakan dalam pelajaran akuntansi. Kolaborasi merupakan perpaduan antara

model pembelajaran Mind Mapping dan model TAPPS yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan

melibatkan seluruh siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) merupakan model

pembelajaran mencatat materi pelajaran secara kreatif dengan menggunakan otak

kiri, otak kanan, warna, gambar, serta simbol dimana dalam proses pembuatannya

siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.

Model pembelajaran TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem Solving) adalah

model pembelajaran dimana adanya kerjasama antara pasangan dan berfungsi

sebagai metode berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengungkapkan

secara lisan kepada teman lain.

Melalui kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS

diharapkan dapat mengubah kesan bagi siswa bahwa pelajaran akuntansi adalah

pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami. Serta dapat membantu siswa

untuk dapat memunculkan ide-ide baru dan kreatif yang dapat membuat siswa

menjadi lebih aktif di dalam kelas. Model pembelajaran ini cocok digunakan pada

(15)

5

diaplikasikan pada materi yang bersifat teori, sedangkan model pembelajaran

TAPPS dapat diaplikasikan pada materi perhitungan mengenai akuntansi.

Atas pertimbangan tersebut, penulis menilai perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind

Mapping dan TAPPS Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan

Tahun Pembelajaran 2011/2012.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IS SMA

Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?

2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS

SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?

3. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping

dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai

Medan?

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

(16)

6

1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping

dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan aktivitas belajar

akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?

2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping

dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi

siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?

1.4. Pemecahan Masalah

Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas adalah melakukan penerapan model

pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dan TAPPS ( Thinking Aloud Pair

Problem Solving). Model ini digunakan untuk memecahkan masalah yang

ditemukan di dalam kelas, yaitu siswa kurang aktif dan pembelajaran hanya

berpusat pada guru saja tanpa adanya feed back (umpan balik) dari siswa. Situasi

seperti inilah yang menyebabkan proses belajar mengajar yang terjadi di dalam

kelas terasa membosankan dan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah salah satu cara

menarik mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Mind

Mapping juga bisa dikatakan sebagai teknik mencatat kreatif dan model ini jauh

lebih mudah dari pada pencatatan tradisional. Dengan menggunakan teknik

mencatat kreatif ini, siswa lebih cepat dan mudah dalam menguasai pelajaran

akuntansi karena siswa sudah mengetahui inti dari materi pelajaran tersebut.

Sedangkan model pembelajaran TAPPS merupakan pengembangan dari

(17)

7

kooperatif. Siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)

pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Model pembelajaran

TAPPS juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran

di dalam kelas. Dengan asumsi, siswa-siswa itu memiliki umur yang sama,

kematangan atau harga diri yang tidak jauh berbeda agar siswa itu tidak akan

merasa terpaksa untuk menerima ide-ide dari temannya sendiri.

Dalam proses pembelajaran yang dikolaborasikan adalah cara mencatat

kreatif siswa dengan menggunakan Mind Mapping yang digunakan pada materi

yang tergolong teori, sedangkan untuk materi yang tergolong perhitungan dapat

digunakan model pembelajaran TAPPS dimana siswa bersama dengan teman satu

kelompoknya belajar bersama untuk memecahkan masalah atau soal perhitungan.

Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan

TAPPS diawali dengan menerapkan model pembelajaran TAPPS terlebih dahulu

yaitu guru membentuk kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

yang bersifat heterogen. Hal ini dilakukan agar di dalam setiap kelompok terdapat

pencampuran antara siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, sedang

dan rendah. Setelah terbentuk kelompok, guru kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan menjelaskan

materi pelajaran yang akan dipelajari.

Setelah guru selesai menyampaikan materi pelajaran, guru kemudian

menyuruh siswa untuk membuat catatannya sendiri berdasarkan kreativitas mind

mapping dari masing-masing siswa. Setelah siswa selesai membuat catatannya,

(18)

8

dikerjakan secara bersama-sama. Kemudian di dalam setiap kelompok, dibentuk

lagi menjadi dua pasangan, dimana pasangan I (pertama) akan bertindak sebagai

PS (Problem Solver) yang bertugas untuk memecahkan masalah sedangkan

pasangan II (kedua) akan bertindak sebagai L (Listener) yang bertugas untuk

mendengarkan solusi atau pemecahan masalah yang dijelaskan oleh PS. Listener

juga bisa memberikan sanggahan jika solusi atau pemecahan masalah yang

dijelaskan oleh PS kurang tepat. Kegiatan ini dilakukan hingga seluruh PS

mendapat giliran dan kemudian akan dilanjutkan dengan pertukaran posisi antara

PS dan Listener dengan masalah yang berbeda.

Model pembelajaran TAPPS yang menekankan diskusi kelompok

diharapkan dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam berkomunikasi,

sehingga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan

guru. Model pembelajaran ini juga dapat memfasilitasi siswa yang

kemampuannya berbeda-beda. Siswa yang memiliki pengetahuan yang lebih

tentang materi yang sedang dipelajari dapat menunjukkan kepeduliannya kepada

teman-temannya dengan membantu teman-temannya yang kurang mampu untuk

belajar bersama secara kelompok. Dengan adanya kolaborasi dari model Mind

Mapping dan TAPPS diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa.

Dari uraian di atas, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah

dengan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA

(19)

9

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind

Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa

kelas XI IS di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.

2. Untuk mengetahui dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind

Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas

XI IS di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam meningkatkan wawasan dan

pengetahuan mengenai kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan

TAPPS.

2. Sebagai bahan informasi bagi sekolah, khususnya bagi guru bidang studi

akuntansi dalam perencanaan dan pengembangan perangkat pembelajaran

guna lebih meningkatkan mutu pendidikan di SMA Swasta Teladan Cinta

Damai Medan.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan

(20)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Hasil belajar akuntansi siswa dengan menerapkan kolaborasi model

pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS pada kompetensi dasar menyusun

laporan keuangan perusahaan jasa mengalami peningkatan ketuntasan belajar

siswa sebesar 15,63% yaitu dari 65,62% pada siklus I menjadi 81,25% pada

siklus II.

2. Dengan diterapkannya kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan

TAPPS maka aktivitas siswa mengalami peningkatan dimana pada siklus I

persentase aktivitas siswa tiap indikator sebagian besar mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada siklus I

tidak ada siswa untuk kriteria sangat aktif, 11 orang (34,3%) untuk kategori

aktif, 15 orang (46,8%) untuk kategori cukup aktif, 6 orang (18,7%) untuk

kategori kurang aktif, dan tidak ada siswa untuk kategori tidak aktif.

Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3 orang (9,37%)

untuk kategori sangat aktif, 14 orang (43,7%) untuk kategori aktif, 13 orang

(40,6%) untuk kategori cukup aktif, 2 orang (6,2%)untuk kategori kurang aktif

(21)

60

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru khususnya kepada guru

akuntansi diharapkan dapat menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind

Mapping dan TAPPS sebagai suatu alternatif dalam mengajar akuntansi khususnya pada materi laporan keuangan karena dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar akuntansi siswa.

2. Dalam menerapkan pembagian kelompok guru hendaknya memperhatikan

tingkat kemampuan masing-masing siswa agar siswa yang memiliki

kemampuan tinggi dapat membimbing teman satu kelompoknya yang memilik

kemampuan sedang.

3. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melakukan penelitian dengan

waktu yang lebih lama dan dengan sumber yang lebih luas. Agar dapat

dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anita.2007. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_053678_chapter2.pdf

Model Pembelajaran Thinking Aloud Pairs Problem Solving (TAPPS) pada Topik Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa, Bandung : UPI

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Aqib, Zaenal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Bloom, Benyamin. 1975. Taxonomi of Education Objective. Dalam Sudjana,

Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.

Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

Ferawati, Bersalina. 2011. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind

Mapping dengan TAPPS Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 8 Medan T.P. 2010/2011. Medan

: Skripsi FE UNIMED.

Ginting, Danial. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas V SD Negeri 104225 Desa Perpanden Kecamatan

Kutalimbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Medan : Skripsi FIP UNIMED.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hanuri, Nurhadi. 2011.

http://psb-psma.org/content/blog/3604-metode-pembelajaran-kooperatif-model-tapps-thinking-aloud-pair-problem-solving

Metode Pembelajaran Kooperatif Thinking Aloud Pair Problem Solving

(23)

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Juliantara, Ketut. 2010.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/ Aktivitas Belajar (20 Februari 2012)

Manurung, Yusmida Laura. 2011. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran

Mind Mapping dan Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 2 Pematang Siantar

Tahun Pembelajaran 2010/2011. Medan : Skripsi FE UNIMED.

Saleh, Andri. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung : Tinta Emas

Publishing.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Penerbit Nusa Media.

Sliawatimena. 2008. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5108716.pdf

Sliawatimena in Peta Konsep (19 Oktober 2008). dalam Indriani, Netty.

2008. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS

Dengan Menggunakan Mind Mapping Pada Kelas IX-1 SMP N 5 Padang Panjang. Hal 9. Jurnal pendidikan. Vol 1:5:7-16. Padang Panjang : Dinas Pendidikan.

Subhani, Armin. 2011.

http://stkipselong.blogspot.com/2011/02/pengertian-thinking-aloud-pair-problem.html Pengertian Thinking Aloud Pair Problem

Solving ( 14 Februari 2012)

Sudjana. 1996. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5108716.pdf Proses

Belajar Mengajar (1996). dalam Siswanto, Joko. 2011. Pengaruh Model

(24)

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana

Pustaka.

Windura, S. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta : Elex Media

Gambar

Tabel Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping ..........................
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Rataan Pellet Durability Index berada pada kisaran 94,16-94,95% (Lampiran 9) selama masa simpan yang menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai minimum

Tugas akhir ini telah periksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk di pertahankan dihadapan Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin

Manajemen Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi umum ... Manajemen Pengadaan Tenaga Pendidik (Dosen

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data implementasi keistimewaan kebijakan di sektor pertanahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam konsep negara kesatuan

berfluktuasi dengan begitu lebar menyebabkan para investor lebih tertarik untuk bermain di pasar mata uang dari pada di pasar modal karena tingkat keuntungan yang

Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian guna

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, agar penelitian ini lebih berfokus maka masalah yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini adalah

puzzle. 2) Hasil belajar siswa kelas VIIIE SMP N 2 Banyudono dalam pembelajaran Biologi melalui strategi pembelajaran inquiring minds want to know dengan media gambar