PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN TAPPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA SWASTA TELADAN CINTA DAMAI MEDAN T.P.2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
O L E H
MISSI MELDA SIANIPAR
NIM. 708114200
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
ABSTRAK
Missi Melda Sianipar. NIM. 708114200. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan T.P. 2011/2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Medan, 2012.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS dengan menerapkan
kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS di SMA Swasta
Teladan Cinta Damai Medan T.P. 2011/2012.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan yang beralamat di Jl. Pendidikan No. 62 Cinta Damai Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian kelas XI IS yang berjumlah 32 orang.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kolaborasi model pembelajaran Mind
Mapping dan TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana dalam tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah essay test diberikan secara individual yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses kegiatan belajar mengajar dan teknik analisis data menggunakan reduksi data dan sajian data.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh kelulusan secara klasikal adalah 66,18% dan pada siklus II kelulusan secara klasikal adalah 72,43%, menunjukkan terjadi peningkatan kelulusan secara klasikal sebesar 6,25%. Dari hasil lembar observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I terdapat 11 orang (34,37%) siswa yang dikategorikan aktif. Sedangkan pada siklus II terdapat 17 orang (53,12%) siswa yang dikategorikan aktif dan sangat aktif.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kolaborasi model
pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.
iv
ABSTRACT
Missi Melda Sianipar. NIM. 708114200. Application of Collaborative Learning Model Mind Mapping and TAPPS to Increase Activity and Accounting Student Learning Results of Class XI IS of SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Learning Year 2011/2012. Thesis Of Economy Education Major, Accounting Education Study Program, State University of Medan, 2012.
The problem of this research were the low activity and accounting students learning outcomes of accounting learning. This study aims to determine whether
the collaborative learning model Mind Mapping and TAPPS can improve activity
and learning outcomes of accounting students on the subject in Class XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.
The research was conducted in SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan in located at Jl. Pendidikan 62 Medan in 2011/2012, with grade subjects XI IS was totaling 32 people, while the object of this research is the collaborative
learning model Mind Mapping and TAPPS. The research is a classroom action
research (PTK) which consists of two cycles, where in each cycle consists of four phases of planning, action, observation and reflection. In collecting data were used test and observation. The test used was an essay test given individually conducted every end of the cycle. Observation of student’s learning activities carried out directly on the process of teaching and learning activities and analysis of data using data reduction and presentation of data.
The results obtained in Cycle I the classical graduation was 66,18%. In Cycle II the classical graduation was 72,43%, showing an increase in classical graduation of 6,25%. The research result saws that happened increase student learning activity from Cycle I to Cycle II. On Cycle I, student activity with active criteria are 11 people (32,37%). On Cycle II, student with active criteria to very active criteria increase become 17 people (53,12%).
Based on this we can conclude the collaborative learning model Mind
Mapping and TAPPS can improve activity and learning outcomes of accounting students grade XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan Learning Year 2011/2012.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Rumusan Masalah ... 5
1.4. Pemecahan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 9
1.6. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ... 11
2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran Mind Mapping ... 11
vi
2.1.3. Kolaborasi Mind Mapping dengan TAPPS ... 19
2.1.4. Aktivitas Belajar Siswa ... 22
2.1.2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 24
2.2. Penelitian Yang Relevan ... 27
2.3. Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1.Subjek Penelitian ... 32
3.2.2.Objek Penelitian ... 32
3.3. Defenisi Operasional ... 32
3.4. Prosedur Penelitian ... 34
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Penelitian 4.1.1.Hasil tes ... 45
4.1.2.Hasil observasi ... 47
4.2. Teknik Analisis Data 4.2.1.Reduksi Data ... 48
vii 4.3. Pembahasan Penelitian
4.3.1.Siklus I ... 52
4.3.2.Siklus II ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 59
5.2. Saran ... 60
viii
DAFTAR TABEL Tabel
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping ... 13
Tabel 3.1. Siklus Tindakan Kelas ... 37
Tabel 3.2. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 41
Tabel 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I dan Siklus II ... 45
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir ... 31
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 34
Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa ... 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 : Struktur Organisasi Penelitian
Lampiran 4 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Lampiran 5 : Surat Perjanjian/Kontrak Penelitian
Lampiran 6 : Soal Pre Tes dan Jawaban
Lampiran 7 : Soal Postes Siklus I dan Jawaban
Lampiran 8 : Soal Postes Siklus II dan Jawaban
Lampiran 9 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Tindakan Awal (Pre Tes)
Lampiran 10 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Postes I
Lampiran 11 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Postes II
Lampiran 12: Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 13 : Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 14 : Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses
interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang
ada di dalamnya. Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, yang di
dalamnya ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran antara lain tujuan,
materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau kondisi belajar, media
pembelajaran, lingkungan belajar, model pembelajaran, serta evaluasi. Semua
unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan
model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran. Akan tetapi, pada kenyataannya pada saat ini masih saja banyak
guru yang menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam proses belajar
mengajar.
Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar, yang
mempunyai peranan penting dalam keberhasilan seorang siswa dalam menerima
dan menguasai pelajaran secara optimal. Di dalam proses belajar mengajar guru
sangat dibutuhkan kecakapannya untuk mengarahkan siswa menjadi lebih aktif.
Apabila guru mampu membuat pelajaran menjadi menarik dan inovatif bagi siswa
maka ini akan memberikan dampak yang positif bagi siswa . Siswa akan diajak
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya dalam proses belajar
2
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA Swasta Teladan
Cinta Damai Medan terhadap siswa kelas XI IS terdapat beberapa masalah yang
dihadapi di dalam kelas yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Salah satu masalah tersebut adalah kurangnya keaktifan dari siswa
dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengar penjelasan materi
pelajaran dari guru kemudian menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan
guru. Hal seperti ini cenderung membuat siswa menjadi bosan, malas, dan bahkan
menganggap pelajaran akuntansi menjadi pelajaran yang membosankan.
Akibatnya, pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran akuntansi sangat rendah
dan hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Ini disebabkan karena guru
masih berperan dominan dalam proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa di
dalamnya.
Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi akuntansi kelas XI IS di SMA Swasta
Teladan Cinta Damai Medan terhadap hasil belajar siswa, diperoleh keterangan
bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat
dari data hasil ulangan akuntansi harian siswa yang menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi cukup rendah, yaitu
dari 32 orang siswa kelas XI IS hanya 40% (12 orang) siswa yang memperoleh
nilai di atas 65 sedangkan 60% (20 orang) siswa memperoleh nilai di bawah 65
yang belum memenuhi SKBM. Dimana standar ketuntasan belajar minimal
(SKBM) mata pelajaran akuntansi yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu
3
digunakan oleh guru bidang studi belum efektif, sehingga siswa sulit memahami
materi pelajaran yang diberikan oleh guru dan berdampak pada nilai mereka.
Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan bahwa mutu
pembelajaran yang dilakukan guru juga masih rendah. Guru masih kurang kreatif
dalam memilih dan membuat variasi berbagai model-model pembelajaran yang
menarik dan tepat bagi siswa sehingga dalam proses pembelajaran masih terjadi
penyampaian satu arah dari guru kepada siswa tanpa adanya umpan balik (feed
back) dari siswa. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan proses belajar mengajar di dalam kelas menjadi sangat membosankan, terkesan fakum karena siswa tidak
aktif di dalam kelas dan pada akhirnya siswa hanya melamun, termenung,
mengantuk bahkan ada yang membuat keributan di dalam kelas.
Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dapat dipengaruhi oleh kurangnya
keaktifan siswa di dalam kelas atau model pembelajaran yang digunakan pada saat
proses belajar mengajar. Untuk itu penulis menganggap diperlukan model
pembelajaran yang menarik bagi siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Jika kondisi tersebut terus-menerus dibiarkan maka keadaan tersebut bisa
dipastikan dapat menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan aktivitas
dan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak akan
tercapai. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu
dengan menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menarik
4
Untuk itu, penulis menganggap perlu diadakan suatu upaya penerapan
model pembelajaran yang menyenangkan, agar siswa dapat lebih aktif di dalam
kelas dan hasil belajar siswa juga dapat meningkat. Berdasarkan masalah
tersebut, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Mind Mapping (Peta
Pikiran) dan TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem Solving) yang cocok
digunakan dalam pelajaran akuntansi. Kolaborasi merupakan perpaduan antara
model pembelajaran Mind Mapping dan model TAPPS yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan seluruh siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) merupakan model
pembelajaran mencatat materi pelajaran secara kreatif dengan menggunakan otak
kiri, otak kanan, warna, gambar, serta simbol dimana dalam proses pembuatannya
siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.
Model pembelajaran TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem Solving) adalah
model pembelajaran dimana adanya kerjasama antara pasangan dan berfungsi
sebagai metode berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengungkapkan
secara lisan kepada teman lain.
Melalui kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS
diharapkan dapat mengubah kesan bagi siswa bahwa pelajaran akuntansi adalah
pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami. Serta dapat membantu siswa
untuk dapat memunculkan ide-ide baru dan kreatif yang dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif di dalam kelas. Model pembelajaran ini cocok digunakan pada
5
diaplikasikan pada materi yang bersifat teori, sedangkan model pembelajaran
TAPPS dapat diaplikasikan pada materi perhitungan mengenai akuntansi.
Atas pertimbangan tersebut, penulis menilai perlu untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind
Mapping dan TAPPS Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan
Tahun Pembelajaran 2011/2012.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IS SMA
Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?
2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS
SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?
3. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping
dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai
Medan?
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
6
1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping
dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan aktivitas belajar
akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?
2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping
dan model pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi
siswa kelas XI IS SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan ?
1.4. Pemecahan Masalah
Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas adalah melakukan penerapan model
pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dan TAPPS ( Thinking Aloud Pair
Problem Solving). Model ini digunakan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan di dalam kelas, yaitu siswa kurang aktif dan pembelajaran hanya
berpusat pada guru saja tanpa adanya feed back (umpan balik) dari siswa. Situasi
seperti inilah yang menyebabkan proses belajar mengajar yang terjadi di dalam
kelas terasa membosankan dan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah salah satu cara
menarik mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Mind
Mapping juga bisa dikatakan sebagai teknik mencatat kreatif dan model ini jauh
lebih mudah dari pada pencatatan tradisional. Dengan menggunakan teknik
mencatat kreatif ini, siswa lebih cepat dan mudah dalam menguasai pelajaran
akuntansi karena siswa sudah mengetahui inti dari materi pelajaran tersebut.
Sedangkan model pembelajaran TAPPS merupakan pengembangan dari
7
kooperatif. Siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Model pembelajaran
TAPPS juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
di dalam kelas. Dengan asumsi, siswa-siswa itu memiliki umur yang sama,
kematangan atau harga diri yang tidak jauh berbeda agar siswa itu tidak akan
merasa terpaksa untuk menerima ide-ide dari temannya sendiri.
Dalam proses pembelajaran yang dikolaborasikan adalah cara mencatat
kreatif siswa dengan menggunakan Mind Mapping yang digunakan pada materi
yang tergolong teori, sedangkan untuk materi yang tergolong perhitungan dapat
digunakan model pembelajaran TAPPS dimana siswa bersama dengan teman satu
kelompoknya belajar bersama untuk memecahkan masalah atau soal perhitungan.
Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan
TAPPS diawali dengan menerapkan model pembelajaran TAPPS terlebih dahulu
yaitu guru membentuk kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
yang bersifat heterogen. Hal ini dilakukan agar di dalam setiap kelompok terdapat
pencampuran antara siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, sedang
dan rendah. Setelah terbentuk kelompok, guru kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan menjelaskan
materi pelajaran yang akan dipelajari.
Setelah guru selesai menyampaikan materi pelajaran, guru kemudian
menyuruh siswa untuk membuat catatannya sendiri berdasarkan kreativitas mind
mapping dari masing-masing siswa. Setelah siswa selesai membuat catatannya,
8
dikerjakan secara bersama-sama. Kemudian di dalam setiap kelompok, dibentuk
lagi menjadi dua pasangan, dimana pasangan I (pertama) akan bertindak sebagai
PS (Problem Solver) yang bertugas untuk memecahkan masalah sedangkan
pasangan II (kedua) akan bertindak sebagai L (Listener) yang bertugas untuk
mendengarkan solusi atau pemecahan masalah yang dijelaskan oleh PS. Listener
juga bisa memberikan sanggahan jika solusi atau pemecahan masalah yang
dijelaskan oleh PS kurang tepat. Kegiatan ini dilakukan hingga seluruh PS
mendapat giliran dan kemudian akan dilanjutkan dengan pertukaran posisi antara
PS dan Listener dengan masalah yang berbeda.
Model pembelajaran TAPPS yang menekankan diskusi kelompok
diharapkan dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam berkomunikasi,
sehingga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan
guru. Model pembelajaran ini juga dapat memfasilitasi siswa yang
kemampuannya berbeda-beda. Siswa yang memiliki pengetahuan yang lebih
tentang materi yang sedang dipelajari dapat menunjukkan kepeduliannya kepada
teman-temannya dengan membantu teman-temannya yang kurang mampu untuk
belajar bersama secara kelompok. Dengan adanya kolaborasi dari model Mind
Mapping dan TAPPS diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa.
Dari uraian di atas, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah
dengan kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA
9
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind
Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa
kelas XI IS di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.
2. Untuk mengetahui dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Mind
Mapping dan TAPPS dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas
XI IS di SMA Swasta Teladan Cinta Damai Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mengenai kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan
TAPPS.
2. Sebagai bahan informasi bagi sekolah, khususnya bagi guru bidang studi
akuntansi dalam perencanaan dan pengembangan perangkat pembelajaran
guna lebih meningkatkan mutu pendidikan di SMA Swasta Teladan Cinta
Damai Medan.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil belajar akuntansi siswa dengan menerapkan kolaborasi model
pembelajaran Mind Mapping dan TAPPS pada kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa mengalami peningkatan ketuntasan belajar
siswa sebesar 15,63% yaitu dari 65,62% pada siklus I menjadi 81,25% pada
siklus II.
2. Dengan diterapkannya kolaborasi model pembelajaran Mind Mapping dan
TAPPS maka aktivitas siswa mengalami peningkatan dimana pada siklus I
persentase aktivitas siswa tiap indikator sebagian besar mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada siklus I
tidak ada siswa untuk kriteria sangat aktif, 11 orang (34,3%) untuk kategori
aktif, 15 orang (46,8%) untuk kategori cukup aktif, 6 orang (18,7%) untuk
kategori kurang aktif, dan tidak ada siswa untuk kategori tidak aktif.
Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3 orang (9,37%)
untuk kategori sangat aktif, 14 orang (43,7%) untuk kategori aktif, 13 orang
(40,6%) untuk kategori cukup aktif, 2 orang (6,2%)untuk kategori kurang aktif
60
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru khususnya kepada guru
akuntansi diharapkan dapat menerapkan kolaborasi model pembelajaran Mind
Mapping dan TAPPS sebagai suatu alternatif dalam mengajar akuntansi khususnya pada materi laporan keuangan karena dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar akuntansi siswa.
2. Dalam menerapkan pembagian kelompok guru hendaknya memperhatikan
tingkat kemampuan masing-masing siswa agar siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dapat membimbing teman satu kelompoknya yang memilik
kemampuan sedang.
3. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
waktu yang lebih lama dan dengan sumber yang lebih luas. Agar dapat
dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Anita.2007. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_053678_chapter2.pdf
Model Pembelajaran Thinking Aloud Pairs Problem Solving (TAPPS) pada Topik Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa, Bandung : UPI
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Aqib, Zaenal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Bloom, Benyamin. 1975. Taxonomi of Education Objective. Dalam Sudjana,
Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Ferawati, Bersalina. 2011. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Mind
Mapping dengan TAPPS Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 8 Medan T.P. 2010/2011. Medan
: Skripsi FE UNIMED.
Ginting, Danial. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas V SD Negeri 104225 Desa Perpanden Kecamatan
Kutalimbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Medan : Skripsi FIP UNIMED.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hanuri, Nurhadi. 2011.
http://psb-psma.org/content/blog/3604-metode-pembelajaran-kooperatif-model-tapps-thinking-aloud-pair-problem-solving
Metode Pembelajaran Kooperatif Thinking Aloud Pair Problem Solving
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Juliantara, Ketut. 2010.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/ Aktivitas Belajar (20 Februari 2012)
Manurung, Yusmida Laura. 2011. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran
Mind Mapping dan Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 2 Pematang Siantar
Tahun Pembelajaran 2010/2011. Medan : Skripsi FE UNIMED.
Saleh, Andri. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung : Tinta Emas
Publishing.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Penerbit Nusa Media.
Sliawatimena. 2008. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5108716.pdf
Sliawatimena in Peta Konsep (19 Oktober 2008). dalam Indriani, Netty.
2008. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS
Dengan Menggunakan Mind Mapping Pada Kelas IX-1 SMP N 5 Padang Panjang. Hal 9. Jurnal pendidikan. Vol 1:5:7-16. Padang Panjang : Dinas Pendidikan.
Subhani, Armin. 2011.
http://stkipselong.blogspot.com/2011/02/pengertian-thinking-aloud-pair-problem.html Pengertian Thinking Aloud Pair Problem
Solving ( 14 Februari 2012)
Sudjana. 1996. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5108716.pdf Proses
Belajar Mengajar (1996). dalam Siswanto, Joko. 2011. Pengaruh Model
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka.
Windura, S. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta : Elex Media