TESIS
MANAJEMEN KINERJA PENGA WAS SEKOLAH
DI KABUPATEN ACEH SINGKIL
Disusun dan diajukan oleh :
KASPANI
~~:061188 130017
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada T anggal 19 Oktober 2009 dam Dinyatakan Telah
~ emenuhiSalah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Medan, 19 Oktober 2009
~en yetuju i
Tim Pembimbing
Pembimbing I
(Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd)
NIP.19580509198611 1001
Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan
(Prof. Dr.H. Syaiful Sagala, M.Pd)
NIP.195805091986111001
(Prof. Dr. Siman Nurhadi,
~.Pd)NIP. 195501081983 031007
Ql.l]j: ~.rogram
Pascasarjana
NO. NAMA
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
TANDATANGAN
.~
1.
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd
NIP. 19580509198611 l OOt
(Ketua)
2. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd
NIP. 195501081983 03 1007
(Sekretaris)
3. Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, MSi
NIP. 19630520198703 1004
(Anggota)
4. Dr. Sukarman Purba, M.Pd
NIP.19620523198703 1002
(Anggota)
5. Dr. Arif Rahman, M.Pd
NIP. 19660412199203 1001
(Anggota)
Nama Mahasiswa
: Kas Pani
NIM
: 061188130017
Tanggal Lulus
:
19
Oktober
2009
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang teJah memberikan
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini
dengan judul "Manajemen Kinerja Pengawas Sekolah di Kabupaten Aceh
Singkil".
Dengan hati yang tulus dan ikhlas, peneliti menyampaikan terimakasih
kepada Prof.
Dr.
Belferik Manullang, Direktur Program Pasca Srujana Unimed,Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M .Pd, Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
sekaligus sebagai Pembimbing I, dan Prof. Dr. Siman, M.Pd, sebagai Pembimbing
II, Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, M.Si, Dr. Arif Rahman, M .Pd,
Dr.
SukarrnanPurba, M.Pd. Masing-masing sebagai nara sumber yang telah memberikan saran
dan bimbingan yang sangat berharga dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
Ucapan terimakasih juga disarnpaikan kepada Asisten Direktur dan Dosen
Pascasarjana Unimed yang telah memberikan pengetahuan yang berharga, begitu
pula kepada rekan-rekan Mahasiswa angkatan XI Eksekutif Program Studi
Administrasi Pendidikan Unimed, dan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh Singkil, Bapak Drs. Abd. Rakhman, M.Pd, ternan pengawas
sekolah, Kepala Sekolah, dan Para Guru yang telah memberikan informasi derni
selesainya tesis ini.
Teristimewa ucapan terimakasih buat isteri tercinta Julianti N ur yang
selalu memberikan motivasi, semangat, pengertian, dan perhatian dengan penuh
kesabaran selama peneliti mengikuti perkuliahan sarnpai menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih yang
tak
terhingga kepada Ibunda dan Adik-adik tercinta atasdoa dan dukungannya sehingga peneliti dapat meraih kesuksesan dalam hidup ini.
Begitu pula buat ananda tercinta Annisa Fatimatuzzahra, Mohammad Heikal, dan
Reza Fahlevi yang hari-hari mereka terusik dengan kesepian karena papa mereka
bolak-balik antara Singkil dan Medan untuk mencari secerca harapan di masa
de pan.
Dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan kernampuan, peneliti rnenyadari sepenuhnya akan kekurangan dan kelemahan penulisan tesis
ini.
Untuk itu peniliti mengharapkan saran dan kritik konstruktif untuk kesernpurnaan tesis ini.Akhir
kata sernoga tesisini
bennanfaat bagikita
semua. AminMedan, 05 Oktober 2009 Peneliti
KASPANI
ABSTRAK
Kas Pani. Manajemen Pengawas Sekolah di Kabupaten Aceh SingkiJ. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2009.
Manajemen Kine.lja Pengawas Sekolah dalam penelitian ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan usaha rekrutmen (perencanaan), pola pembinaan (pengarahan)
dan
penilaian (pengendalian) prestasi bagi pengawas sekolah dalam memberikan bantuan profesional dalam bentu.k supervisi akademik dan supervisi manajerial terhadapguru,
kepala sekolah,dan
personil lainnya di sekolah agar dapat menjalankan tugasnya denganbaik.
Persoalan mendasar sebagai masalah penelitian adalah "Bagaimanakah mekanisme rekrutmen. pada pembinaan, danpenilaian prestasi kerja p engawas seko/ah di Kabupaten Aceh Singkil. " Tujuan
penelitian
ini
ingin men getahui "Manajemen kinerja pengawas sekolah yang berkaitan dengan mekanisme rekrutmen, pola pembinaan dan penilaian prestasi kerja".Penelitian ini menggunakan metode "kualitatif' dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan
studi dokumentasi. Data diperoleh dari informan yakni koordinator pengawas sekolah, pengawas sekolah, guru, kepala sekolah, kepala BKPP, dan Kcpala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil. Jadwal Kegiatan Penelitian dimulai sejak Mei sampai dengan September 2009.Hasil temuan penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Manajemen Kinerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil belum berlangsung dengan baik, karena 3 (tiga) komponen penting dalam manajemen kinerja yaitu (1 ) rekrutmen, (2) pola pembinaan,
dan
(3) penilaian prestasi kerja belum dilaksanakan secara profesional. Sebagai salah satu contoh rnisalnya, dalam rekrutmen pengawas sekolah belum sepenuhnya mengacu pada Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Implikasinya adalah kualitas kinetjadan
profesionalisme pengawas sekolah menjadi kurang optimum.ABSTRACT
Kas Pani : Management of Superintendent Performance in Aceh Singkil District.
A Thesis. Medan : Postgraduate Program of UNIMED, 2009.
Management of superintendent performance in this research is something related to attempt, recruitment (planning), directive pattern and evaluation of achievement (controlling) for principals in providing the professional help in the forms of academic supervision and managerial supervision on teachers, principals, and another personal to complete the tasks well. The main problem of research is "How is the mechanism of recruitment, direction and performance evaluation of superintendents in District of Aceh Singkil". The objective of research would
be
to know ''The Performance Management of superintendents related to mechanism of recruitment, directive pattern and performance evaluation".This was qualitative research by using technic of data collection through observation, interview, and documrnentation study. The data ws gained from informants, i.e., coordinator of school superintendent, superintendents, teachers, principals, chief of BKPP, and Chief Agency of Education in District of Aceh Singkil. The schedule of research activity started from May to September
2009.
The result of research could be concluded: The Management of superintendent performance in district of Aceh Singkil was not accomplished appropriately, because three important components in performance management:
(I ) recruitment, (2) directive pattern, and (3) evaluation of performance, were not completed professionally. For example, in recruitment the school superintendent
did
not make reference fully on Regulation of Educational Ministry No.12 I 2007
regarding Standard of School/Madrasah Supervision. The implication was that quality of performance and professionalism of school superintendent was suboptimal.For solution, this research suggests and recommends to improve the performance of school supervision in Educational Service of Aceh Singk.il district particularly in implementation of recruitment, direction, and evaluation of superintendent performance by relying on development pattern and human power empowerment.
DAFfARISI
Halaman
ABSTRA.K. ••••••••••••••••••••••.•..••..•..•.•.••••.••••••••...••...••.••••••••••••••.•••••.••••••••••..••••
i.ABSTRACT ••••••••••••••••••••••.••..•••••.•.••.•••..•.••.•••••••••••.••••••••.•.•.••....•..•..•••.•..••••.••
iiKA
TAPENGANT AR ..•...•....•....•...•.•...•...•.•...•....•••.•••••••••
iiiDAFf AR lSI ... v
DAIT ART ABEL ... vii
DAFr
ARG.AMBAR •••••••••••••..••••••••••••••••••••••••••••••••••••••...••.•••••••.•..•••.•••...• vii.i
D AFf AR LAMP IRAN ···---···ix
B.AB I PENDAH"ULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Fokus
Penelitian ... ...
7C. Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... ... .... ... ...
8
E. Manfaat
Penelitian ... ... ...
8F.
Batasan Istilah .... ... ...
9BAB ll KAJIAN
PUSTAKA .••.•••.•••••..•..•.•••.•••••....•..•..••.•..•...•.••.•.••..••.••.•.•10
A. Dasar Teoritis ... ... ... ... l O
1.Konsep Manajemen Kinerja ... ...
102.
Pengawas Sekolah ... ... ..
123.
Manajemen Kineija Pengawas Sekolah ...
16
4.
Re.krutmen Pengawas Sekolah ... ... ..
255.
Pembinaan Pengawas Sekolah ... ...
306.
Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah ... ... .
34B. Dasar Konseptual ... ... ... ... .. .... 42
C.
Penelitian yang Relevan ... ... ....
45B.AB
m
METODE PENELITIAN ...47
A. Subjek Penelitian ... 4 7
B.Teknik Pengumpulan Data ... ...
49C.
Analisa Data ... 51
D. Keabsahan Penelitian ... ... ... ...
53B.AB IV
PAPARAN DATA DANHASIL
PENELITIAN ...•.••..••.•••••••.•••57
A. Paparan Data ... ... 57
1.
Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil .. .... 57
2. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil 58
3. Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas)
Dinas Pendidikan ... 60
4. Manajemen Kinerja Pengawas Sekolah di
Kabupaten Aceh Singkil. ... 62
5. Meknisme Rekrutmen Pengawas Sekolah Kabupaten Aceh Singkil ... ... 63
6. Pola Pembinaan Terhadap Pengawas Sekolah ... ... 73
7. Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah ... ... 81
B.
Hasil Penelitian ... ... ...90
1. Meknisme Rekrutmen Pengawas SekoJab Kabupaten Aceh Singkil ...
90
2.
Pola Pembinaan Terhadap Pengawas Sekolah ...96
3. Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah ... 100
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 106
A. Simpulan ... .... ... .. ... ... ... ....
I 06
B. Implikasi ... ... 107C. Saran ... ... 108
DAFI'AR PUSTAKA ... llO LAMPIRAN-LAMPIRAN ... llO RIWAYAT illDUP
-
z
?
m
DAFT ART ABEL
Halaman
TABEL
1. Dimensi Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pengawas sekolah ... 39
[image:10.523.39.474.86.624.2]DAYfAR GAMBAR
[image:11.523.35.473.89.600.2]Halaman
GAMBAR
1. Kerangka Konseptual Penelitian ... .... 44 2. Struktur Organisasi Dinas Pend.idikan Kabupaten Aceh Singkil ... 59 3. Struktur Organisasi Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas)
Kabupaten Aceh Singkil ... 61
DAFT AR LAMPIRAN
Halaman
LAMP IRAN
1. Pedoman Wawanca.ra Untuk Memperoleh Data dari lnforman ... 112
2. Pedoman Pengamatan (Observasi) ... ... ... 128 3. Pedoman Teknik Dokumentasi ... l 29 4. Hasil Wawancara Dengan Kepala BKPP
Kabupaten Aceh Singkil ... ... 130 5. Hasil Wawancara Dengan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil ... 131 6. Hasil Wawancara Dengan Koordinator Pengawas Sekolah
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil ... .... 13 7 7. Hasil Wawancara D engan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh Singkil ... ... 140 8. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Kabupaten Aceh Singkil ... ... ... 142 9. Hasil Wawancara Dengan Guru Kabupaten Aceh
Singkil ... ... 143 10. Matrik Hasil Penelitian Manajemen Kinerja Pengawas Sekolah
Di Kabupaten Aceh Singkil ... ... 144 11. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil ... 148 12. Struktur Organisasi Koordinator Pengawas Sekolah
Kabupaten Aceh Singkil ... 149 13. Jadwal Pertemuan Berkala Antar Pengawas Sekolah ... 150 14. Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana ... 151 15. Surat Izin Penelitian dari Kepa1a Dinas Pendidikan
dan
Kepala BKPP Kabupaten Aceh Singkil ... 153 16. Foto Kegiatan Penelitian ... ... ... 155
A. La tar Belakang Masalab
BABI
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu unsur dari tenaga kependidikan, sesuai dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasi o na~
pengawas sekolah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
keseluruhan upaya meningkatkan mutu dan kinerja sekolah.
Peran penting dan strategisnya fungsi pengawas sekolah tercennin tidak
hanya dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala sekolah
semata, tetapi juga karena fungsi dan perannya sebagai supervisor akademik dan
supervisor manajerial terutama dalam meningkatkan kinerja sekolah.
Dalam Surat Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara (Kepmen
PAN) Nomor 118/1996 disebutkan. "bahwa pengawas sekolah adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
pengawasan dan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan
menengah."
Sesuai dengan Kepmen PAN tersebut, dapat diartikan dengan kedudukan
yang strategis ini akan dapat memengaruhi mutu pendidikan secara keseluruhan.
Karena dengan adanya pengawasan yang dilakukan pengawas sekolah akan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar di kalangan guru dengan cara
Hal ini sesuai dengan asumsi yang didasarkan pada kenyataan, bahwa
setiap orang yang bekerja memerlukan penghargaan dan dorongan dari orang lain.
Jika seseorang pada awalnya malas, tetapi dengan didorong oleh orang lain, maka
ia akan termotivasi kembali untuk melakukan sesuatu. Disinilah, urgensi tugas
dari
seorang pengawas sekolah. Salah satu di antaranya adalah memberikan dorongan
(motivasi) agar tenaga kependidikan, seperti guru, kepala sekolah, dan personil
lainnya termotivasi untuk bekerja.
Menurut Siahaan, Rambe, dan Mahidin (2006:3) ada pun tugas terpenting
pengawas sekolah adalah:
"Memberikan berbagai altematif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Ketika muncul sesuatu yang mengganggu konsentrasi
guru
atau kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran, maka kehadiran pengawas sekolah untuk melakukan perbaikan sangat diperlukan. Karena itu, pemberdayaan penagawas sekolah sangat diperlukan untuk meningkatkan fungsinya sebagai motivator, fasilitator, dan sekaligus katalisator pengajaran ".Begitu pula Sahertian (2000: 19) menyatakan, " tugas pengawas sekolah
menjadi penting karena memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan
kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa ".
Menyimak pendapat Siahaan, Rambe, Mahidin, dan Sahertian, j elas benar
peran dan fungsi dari pengawas sekolah sangat penting dan strategis. Namun
kenyataannya, peran dan fungsi strategis dari pengawas sekolah ini sangat jauh dari
ideal dan konseptualnya.
Hal ini diakui oleh Surya Darma, Direktur Tenaga Kependidikan, Dirjen
PMPTK Depdiknas, pengawas sekolah selama ini jarang sekali diperbincangkan,
baik dalam forum diskusi ilmiah maupun pemberitaan di media massa. Bahkan
sejauh ini, eksistensi mereka justru sering dikonotasikan dengan hal-hal negatif,
sepertj tugasnya hanya duduk- duduk di kantor, dan kalau memeriksa ke sekolah
sering meminta uang saku ( Majalah Guru, Nomor 01/ Tahun 1 / Desember 2006 ).
Selain itu, Siahaan, Rambe, dan Mahidin (2006:9) menyatakan :
" Ada keluhan di kalangan guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya, tentang perilaku pengawas sekolah yang cenderung hanya mencari-cari kesalahan semata yang tanpa dapat mencarikan sotusi yang cepat dan tepat sebagaimana yang dibutuhkan mereka yang bennasalah. Kecendrungan ini mengakibatkan guru-guru t idak simpati dengan pengawas sekolah. Akibatnya, guru-guru tidak menjadikan pengawas sekolah sebagai mitra dalam penyelesaian masalah. Bahkan dianggap menyulitkan pengembangan karir guru".
Adanya asumsi atau anggapan negatif yang dilebelkan kepada pengawas
sekolah seperti yang disebutkan di atas, ada yang berpendapat penyebabnya adalah
kontribusi dari manajemen kinetja pengawas sekolah yang masih rendah. Ruky
(2006:5) menyatakan, manajemen kinerja adalah sesuatu yang berkaitan dengan
usaha, kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan
organisasi untuk merencanakan, mengarabkan, dan mengendalikan prestasi
karyawannya.
Berdasarkan pendapat Ruky tentang manajemen kinetja, diasumsikan ada
tiga hal yang menyebabkan manajemen kinetja pengawas seko lah rendah atau
kurang bermutu, yaitu ( 1) berkaitan dengan perencanaan, yaitu proses mekanisme
rekruitrnen yang tidak bemilai akademik danjauh dari mekanisme rekruitmen yang
baik dan benar. Artinya pengangkatan pengawas sekolah selama ini adalah
kebijakan dari pejabat yang berwenang untuk menempatkan seseorang karena
bermasalah. Selama ini mereka yang diangkat jadi pengawas sekolah berasal dari
guru,
kepala sekolah, dan pejabat struktural yang kompetensinya tidak bagus.Siahaan, Rambe, dan Mahidin (2006:9) menyatakan, " mereka menjadi pengawas
sekolah, bukan iarena kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya, tetapi
cenderung karena beberapa hal, seperti telah habis masa jabatan struktural,
membuat kesalahan di unit kerja, memperpanjang usia pensiun, kerja pengawas
lebih ringan, dan kontrol terhadap mereka lebib longgar''.
Adanya asumsi seperti ini, seakan-akan menjustifikasi atas stigma bahwa jabatan pengawas sekolah tempatnya " orang buangan" yang peran dan namanya
"mentereng" (supervisor), tapi tidak memiliki taring atau di ibaratkan bagaikan
macan ompong; (2) berkaitan dengan peogarahan, yaitu pembinaan terhadap
pengawas sekolah jarang sekali diadakan, jika pun ada sifatnya tidak
berkesinambungan; dan (3) berkaitan dengan pengeodaliao prestasi kerja yaitu
penilaian prestasi kerja belum maksimal dan cenderung rendah. Karena pole rekruitmen pengawas sekolah dari mereka yang mempunyai masalah menyebabkan
motivasi dan kinerja kurang bagus.
Cahyani (2005:89) menyatakan, penilaian prestasi kerja sangat strategis
dan penting dalam upaya meningkatkan kinerja baik bagi pengawas sekolah
maupun lembaga pendidikan. Walaupun begitu masih banyak yang belum serius
dan ada memandang dengan sebelah mata bahwa pengendalian (penilaian) prestasi
kerja belum terlalu perlu.
Bagi pengawas seko lah ada anggapan, penilaian prestasi kerja tidak
mendapat manfaat maksimal. Mereka merasa bahwa penilaian yang dialami tidak
dilakasanakan secara objektif dan tidak benar-benar memengaruhi promosi, karir
atau pun kenaikan gaji.
Begitu pula bagi leD)baga pendidikan, penilaian prestasi kerja dilakukan
kurang serius, indikasinya terlihat dengan tidak dilakukannya secara berkala
penilaian prestasi kelja ini dengan mengikuti metode resmi tertentu.
Selain itu, jika dilihat dari fenomena di atas, pemerintah pun nampaknya
kurang memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk mendukung kualitas
dan profesionalisme pengawas sekolah. Buktinya antara lain masih ada pengawas
sekolah yang diangkat atau ditugaskan sebagai pengawas sekolah yang berasal dari
PNS Non guru.
Sebelum dikeluarkannya peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah hal ini masih
dibenarkan, itupun seorang caJon pengawas sekolah harus lulus lebih dahulu
sebagai pengawas sekolah, dan telah mengikuti dan mempunyai Surat Tamat
Pendidikan dan Pelatihan kelulusan sebagai pengawas sekolah. Hal ini sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) Nomor
220/U/2000 tentang pengangkatan PNS Non Guru sebagai Pengawas sekolah.
Tetapi dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah!Madrasah tersebut, seharusnya pemerintah daerah dalam merekrut atau
mengangkat pengawas sekolah berpedoman pada Permendiknas Nomor 12 Tahun
2007 tersebut. Pada Pasal I ayat (l) menyebutkan, " untuk dapat diangkat sebagai
pengawas sekolah/ madrasah, seseorang wajib memenuhi standar pengawas
sekolah yang berlaku secara nasional".
Dalam lampiran Pennendiknas ~omor 12 Tahun 2007 itu juga, secara
jelas dan tegas dinyatakan tentang standar kualifikasi pendidikan dan kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah. Selain seorang eaton
pengawas sekolah berasal dari
guru
atau kepala sekolah, kualifikasi pengawasTKJRA dan SDIMI berpendidikan minimum Sarjana (S1 ) atau Diploma empat
(0-IV) Kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi. Sedangkan kualifikasi
pengawas SMP/MTsN, SMAIMA, dan SMK/MAK memiliki pendidikan minimum
Magister (S2) dengan berbasis sarjana (S 1) dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan pada perguruan tinggi terakreditasi.
Dalam Pennendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tersebut terdapat enam
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah, yaitu: (I)
kompetensi kepribadian; (2) kompetensi supervisi manajerial; (3) kompetensi
supervisi akademik; ( 4) kompetensi evaluasi pendidikan; (5) kompetensi penelitian
dan pengembangan; (6) kompetensi sosial.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap pengawas sekolah
di Kabupaten Aceh Singkil diperoleh fakta dari laporan, dokumen, dan pengamatan
bahwa fenomena pengawas sekolah seperti yang disebutkan diatas terjadi pada
manajemen kinerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil.
Bertolak dari fenomena itu, untuk melihat kondisi objektif pengawas
sekolah tersebut, maka inilah a1asan dilakukan penelitian tentang "Manajemen
Kinerja Pengawas Sekolah di Kabupaten Aceh Singkil".
Dengan alasan ini pula, menimbulkan keinginan yang besar dari peneliti
untuk mengkaj i dan meneliti hal-hal yang berkaitan dengan: (I) mekanisme
rekrutrnen pengawas sekolah; (2) pola pembinaan terhacjap pengawas sekolah; dan
(3) penilaian prestasi kerja dari pengawas sekolah.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan Jatar belakang masalah yang telah diuraikan, ma.ka fokus
penelitian ini adalah; "Bagaimanakah Manajemen Kinerja Pengawas Sekolah
di Kabu paten Aceh Singkil ?"
C. Masalah Penelitian
Bertitik tolak dari fokus penelitian tersebut, dapat di jabarkan dalam bentuk
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :
I. Bagaimanakah mekanisme rekrutmen pengawas sekolah di Kabupaten Aceh
Singkil ?
2. Bagaimanakah pola pembinaan pengawas sekolah di Kabupaten Aceh
Singkil?
3. Bagaimanakah penilaian prestasi kerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh
Singkil?
lVI
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen
Kinetia Pengawas Sekolah di Kabupaten Aceh Singkil. Secara khu~ s, penelitian
ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut:
I. Mekanisrne rekrutmen pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil.
2. Pola pembinaan pengawas sekolah di Kabupaten Aceb Singkil.
3. Penilaian prestasi kerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bennanfaat secara teoritis dan praktis yaitu:
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini penting dalam rangka mengkaji lebih lanjut konsep-konsep
teori yang berkaitan dengan mekanisrne rekrutmen, pola pembinaan, dan
prestasi kinerja pengawas sekolah. Disamping itu, basil penelitian ini dapat
memperkaya khazanah ilmu administrasi pendidikan dalam bidang manajemen
kinerja pengawas sekolah.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu:
a. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil
dan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten
Aceh Singkil dalarn upaya merek:rut, membina, dan meningkatkan prestasi
kerja pengawas sekolah.
b. Sebagai bahan masukan bagi pengawas sekolah untuk mengembangkan
diri, meningkatkan kinelja, dan profesionalisme mereka sebagai supervisor
akademik dan supervisor manajerial.
c. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk penelitian berikutnya.
F. Batasan lstilah
Untuk menghindari perbedaan interpretasi terhadap pokok pennasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini, maka digunakan batasan istilah sebagai berik:ut :
1. Manajemen kinelja adalah sesuatu yang berkaitan dengan usaha perencanaan,
pembinaan, dan evaluasi, terhadap prestasi kerja.
2. Pengawas sekolah ada1ah salah satu bagian dari tenaga kependidikan yang
tugasnya memberikan bantuan profesional dalam bentuk supervisi akademik
dan supervisi manajerial, agar guru, kepala sekolah, dan personil lainnya di
sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan bai k.
Dari batasan istilah tersebut, yang dimaksud dengan manajemen kinerja
pengawas sekolah dalam tesis ini adalah, sesuatu yang berkaitan dengan
mekanisme rekrutmen (perencanaan), pola pembinaan (pengarahan), dan penilaian
(pengendalian) prestasi kerja pengawas sekolah (tenaga kependidikan) dalam
memberikan bantuan profesional dalam bentuk supervisi akademik dan supervisi
manajerial terhadap guru, kepala sekolah, dan personil lainnya di sekolah agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
z
?
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan paparan data dan basil penelitian yang telah disampaikan pada
bagian terdahulu, maka simpulan penelitian ini sebagai berikut:
I. Manajemen kinerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil belum
berlangsung dengan baik, karena 3 (tiga) komponen penting dalam manajemen
kinerja yaitu, (1) rekrutmen (perencanaan); (2) pembinaan (pengarahan); dan
(3) penilaian prestasi kerja (pengendalian) belum dilaksanakan secara
profesional.
2. Dalam melaksanakan rekrutmen yang profesional, ada 3 (tiga) strategi yang di
lakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil yakni, (1)
menggunakan perencanaan sumber daya manusia; (2) menganalisis kebutuhan;
dan (3) menggunakan standar kualiftkasi dan kompetensi pengawas sekolah.
3. Standar kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan dalam Permendiknas
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil belum sepenuhnya dijadikan acuan
dalam merekrut pengawas sekolah.
4. Dalam upaya meningkatkan kinerja pengawas sekolah, Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh Singkil melakukan pola pembinaan terhadap pengaws sekolah
dengan strategi mengikutsertakan pengawas sekolah dalam program
pendidikan, pelatihan, workshop, seminar, diskusi, membuat laporan tugas
secara periodic, dan melaksanakan tertemuan antar pengawas sekolah secara
berkala
5. Dari basil penilaian prestasi kerja pengawas sekolah yang di laksanakan oleh
Koordinator pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil,
prestasi kerja yang diraih belum optimal. Hal ini terlihat belum
dilaksanakannya tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah secara maksimum
dan komitmen terhadap tugaspun masih rendah.
Kendala yang dihadapi oleh pengawas sekolah dalam mengembangkan
profesionalisme dan fungsinya, selain dari masalah kompetensi, juga persoalan
lokasi sekolah yang relatif jauh dan fasilitas kendaraan dinas yang tidak merata
>
dimiliki pengawas sekolah.Pengawas sekolah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
keseluruhan upaya meningkatkan mutu dan kinerja sekolah. Peran penting dan
strategisnya fungsi pengawas sekolah tersebut tercennin dalam membina
kemampuan profesional pendidik dan tenaga kependidikan baik dibidang
manajerial maupun akademik.
DaJam upaya meningkatkan manajemen kinerja pengawas sekolah di
Kabupaten Aceh Singkil, kontribusi rekrutmen, pola pembinaan dan penilaian
prestasi kerja yang berdasarkan pengembangan sumber daya manusia sangat
diperlukan, kalau tidak ingin j abatan pengawas sekolah diasumsikan sebagai
tempat buangan.
Sesuai dengan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, mekanisme rekrubnen
pengawas
sekolah belum mengacu padaPermendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah. Begitu pula pola pembinaan dan penilaian prestasi kerja belum
optimal dilakukan. Sementara, kebutuhan terhadap pengawas sekolah yang
profesional dan bermutu sangat dibutuhkan.
Melihat kenyataan ini, tidak ada pilihan lain bagi penentu kebij akan
khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil untuk memperbaiki
manajemen kinerja pengawas sekolah terutama mekanisme rekrubnen, pola
pembinaan, dan penilaian prestasi kerja kearah yang lebih profesional.
C. Saran
Saran-saran yang disampaikan berdasarkan hasil dan simpulan penelitian di
atas adalah sebagai berikut.
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil agar lebih memerhatikan
manajemen kinerja pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Singkil dengan cara
merubah strategi yang menyeluruh terhadap mekanisme rekrutmen, pola
pembinaan. dan penilaian prestasi kerja pengawas sekolah.
2. Dalam pelaksanaan rekrutmen pengawas sekolah, Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh Singkil agar memedomani Permendiknas Nomor 12 Tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah!Madrasah dengan mengacu pada
standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah.
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil agar memfokuskan pola
pembinaan dengan cara mengikutsertakan pengawas sekolah dalam program
pendidikan, pelatihan, workshop, seminar, dan diskusi supaya kinerja pengawas
sekolah lebih bermutu
dan
profesional.Kepala Dinas Pendidikan dan Koordinator Pengawas Sekolah Kabupaten Aceh
Singkil agar melakukan penilaian prestasi kerja pengawas sekolah secara
formal dan berkesinambungan sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan
evaluasi untuk diberikan penghargaan (reward) atau sanksi (punishmenJ).
5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil agar dapat mengusulkan
kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dan Pemerintah Aceh untuk
menyediakan fasilitas kendaraan dinas bagi pengawas sekolah ke sekolah
binaannya.
Pengawas sekolah Kabupaten Aceh Singkil agar berpikir positif, dan
menghilangkan persepsi negatif terhadap jabatan pengawas sekolah yang
selama ini dianggap sebagai ''tempat buangan" .
Pengawas sekolah agar meningkatkan kinerja, kompetensi, dan citra diri dengan terlibat aktif melaksanakan supervisi dan pembinaan ke sekolah binaan
supaya tidak ada kesan seolah-olah pengawas sekolah tidak melaksanakan
tugas kepengawasannya.
8 . Hasil penelitian ini dapat d ilanjutkan oleh peneliti lainnya dalam konteks yang
lebih luas.