MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
(STUDI TENTANG PENGARUH REKRUTMEN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH DI PRIANGAN TIMUR)
DISERTASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Administrasi Pendidikan
Promovendus :
Yohamir Syamsu, Drs. M.Pd.
NIM 0907803
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM DOKTOR (S3) SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Yohamir Syamsu, menyatakan bahwa disertasi dengan judul
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH, studi tentang pengaruh rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan Kerja terhadap kinerja pengawas sekolah menengah di Priangan Timur, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan,
YOHAMIR SYAMSU
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
(STUDI TENTANG PENGARUH REKRUTMEN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH DI PRIANGAN TIMUR)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA
DISERTASI
Promotor Merangkap Ketua,
Prof. H. Udin Syaefudin S
a’ud
, Ph.D.
Ko-Promotor Merangkap Sekretaris,
Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsudin Makmun, M.A.
Anggota,
Dr. H. Endang Herawan, M.Pd.
Diketahui dan Disetujui oleh
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Diketahui dan Disetujui oleh
Penguji
Prof. DR. H. Muhammad Zarkasy, M.Ak.
Diketahui dan Disetujui oleh
Penguji
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH Studi tentang Pengaruh rekrutmen, Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Menengah di Priangan Timur
Yohamir Syamsu, NIM :0907803
Pentingnya memahami tupoksi pengawas dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan, menuju sekolah efektif, melalui peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan tupoksi pengawas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Karena itulah penting untuk melihat kinerja pengawas dengan sejumlah variabel-variabel determinan yang mempengaruhinya. Masalah pokok penelitian ini adalah Seberapa besar Pengaruh rekrutmen, Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan kerja Pengawas terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Menengah di Priangan Timur?. Penelitian ini dibatasi dan hendak menjawab pokok masalah tentang pengaruh Rekrutmen, Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja Pengawas, terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Menengah di Priangan Timur Propinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang Rekrutmen, Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja Pengawas serta pengaruhnya terhadap kinerja pegawas sekolah baik secara persial maupun simultan. Menganalisis secara kritis temuan hasil penelitian serta merekomendasikan suatu model manajemen alternatif pengembangan kinerja pengawas. Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survai. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kompetensi, serta instrumen model inventori. Pengujian instrumen dilakukan dengan cara Uji Validitas dan Reliabilitas. Untuk uji prasyarat digunakan Uji Normalitas dan Uji Linieritas dan untuk pengolahan Data Regresi Korelasi digunakan Analisis Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a).gambaran tentang Rekrutmen Pengawas sekolah tinggi; (b).Kompetensi pengawas sekolah pada kategori sedang; (c).Motivasi dipersepsikan tinggi, (d).dan kepuasan kerja pengawas sekolah menengah dipersepsikan tinggi. Sedangkan gambaran kinerja pengawas dipersepsikan tinggi. Secara parsial, proses rekrutmen pengawas memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pengawas. demikian juga variable kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pengawas. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa secara simultan rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pengawas. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan agar keberadaan pengawas tidak hanya dijadikan sebagai pelengkap dalam sebuah sistem pengelolaan pendidikan bagi pemerintah daerah. Hasil kerja pengawas dalam bentuk rekomendasi, hendaknya dijadikan sebagai salah satu landasan pengelolaan lembaga dalam melakukan perbaikan atau peningkatan mutu pendidikan. Diperlukan kerja sama antara pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan menempatkan posisi yang sejajar, tetapi tetap mengedepankan terwujudnya kinerja pengawas yang memberikan arti bagi pengelolaan sekolah. Bagi guru interaksi dan komunikasi dengan pengawas merupakan salah satu bagian dari proses refleksi kritis dalam upaya memperbaiki pendidikan.
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
The Job Performance Quality of Senior High School Supervisor, (A case study of the influence of recruitment, competency, motivation, and job satisfaction through the
performance of senior high school supervisor in East Priangan). By : Yohamir Syamsu, NIM : 0907803
It is important to understand the main duty of school supervisor in order to increase the quality of education management to become effective schools. In addition, effective school can be gained through increasing professionalism of teachers and education personnel. The main duty of school supervisor is to improve the quality of education. That's the reason why it is important to evaluate the school supervisor’s performance and a number of determinant variables which influence the performance. The subject matter of this research is "how much the influence of recruitment, competency, motivation and job satisfaction through the performance of senior high school supervisor in East Priangan). This research is limited and subject to answer the main problem about the influence of recruitment, competence, motivation and job satisfaction through the performance of senior high school supervisor in East Priangan. The purpose of the study is to describe the recruitment, competency, motivation and job satisfaction of supervisor’s work and its influence on the performance of supervisory school supervisor either partially or simultaneously. In addition, it is critically analyze the research findings and recommend a model or management or school supervisor performance development of alternative strategies. The result of the study shows that: (a). overview of the recruitment towards school supervisor is perceived high; (b). the competency of school supervisor are perceived average; (c). motivation is perceived high, (d). and job satisfaction of supervisor’s is perceived high. Meanwhile, the overview of the performance of school supervisor’s is perceived high. Partially, school supervisor’s recruitment has significant impact on school supervisor’s performance. Likewise variable competence, motivation, and job satisfaction has significant impact on the performance of the school supervisor. The result of the study education. Cooperation between supervisors, principals, and teachers by placing equal footing, is needed but it still put forward the realization of supervisory performance that gives value to the school management. For teachers interaction and communication between teachers and supervisors can be seen as part of the process of critical reflection as an effort to improve education.
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian. 13 1. Identifikasi Masalah ... 2. Batasan dan Rumusan masalah ……….. 13 15 a. Batasan Masalah ... 15
b. Rumusan Masalah ……… 3. Pertanyaan Penelitian ... 15 16 C. Tujuan Penelitian ... 17
1. Tujuan Umum ... 17
2. Tujuan Khusus ... 17
D. Manfaat Penelitian ... 18
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN... 21
A. Kajian Kinerja Pengawas dalam Konteks Administrasi Pendidikan... 21
B. Efektivitas Kinerja Pengawas …………... 26
1. Konsepsi Tentang Efektifitas ……... 26
2. Pengertian Kinerja Pengawas ……... 33
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pengawas ………... 35
a. Faktor dari dalam diri sendiri ……... 38
b. Faktor dari luar diri sendiri ……... 40
4. Penilaian Kinerja ………... 42
5. Dimensi kinerja Pengawas ... 44
C. Proses Rekrutmen Pengawas ... 45
1. Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Administrasi Pendidikan …………... 45
2. Aktifitas Sumber Daya Manusia Pendidikan ... 48
3. Konsepsi tentang Rekrutmen ... 50
4. Dimensi proses rekrutmen ………... 51
D. Kompetensi Pengawas ... 51
1. Konsep Kompetensi ……... 51
2. Dimensi Kompetensi Pengawas ... 54
E. Motivasi Berprestasi ... 58
1. Pengertian Motivasi …... 58
2. Teori-teori Motivasi ………... 60
3. Karakteristik Motivasi Berprestasi ………... 68
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ...
5. Dimensi Motivasi Berprestasi ……… 71
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Kepuasan Kerja ………...
1. Defenisi Kepuasan Kerja ……….. 2. Defenisi Kepuasan Kerja Pengawas ………. 3. Teori Psikologi yang Mendasari Kepuasan Kerja ……… 4. Faktor-faktor Kepuasan Kerja Pengawas ………. 5. Dimensi-dimensi Kepuasan Kerja Pengawas …………..
75
75
77
77
84
89
G. Kerangka Berpikir ………... 89
H. Asumsi ... 95
I. Hipotesis Penelitian ... 97
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 99
A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel... 99
1. Lokasi Penelitian... 99
2. Populas dan Sampel ... 99
B. Desain Penelitian ... 103
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 1. Pendekatan Penelitian ………... 2. Metodologi ……… 105 105 110 D. Definisi Operasional... 110
E. Kisi-kisi Penelitian... 116
F. Instrumen Penelitian ... 128
G. Pengembangan Instrumen Penelitian …... 129
1. Uji Validitas Instrumen ……... 130
2. Uji Reliabilitas Instrumen …... 132
H. Teknik Pengumpulan Data ……….. 138
I. Teknik Analisis Data …... 140
1. Menghitung Gambaran Umum Jawaban Responden.. 140
2. Uji Persyaratan Analisis... 141
a. Uji Normalitas Data ………... 141
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengolahan dan Analisi Data ………...
4. Pengujian Hipotesis ………..
143
145
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 147
A. Hasil Penelitian ... 147
1. Deskripsi Rekrutmen Pengawas, Kompetensi Pengawas, Motivasi Berprestasi, Kepuasan kerja, dan Efektifitas Kinerja Pengawas Sekolah Menengah di Priangan Timur ... 147 a. Gambaran Umum rekrutmen Pengawas ……... 147
b. Gambaran Umum Kompetensi Pengawas ... 153
c. Gambaran Umum Motivasi Berprestasi ... 158
d. Gambaran Umum Kepuasan Kerja …... 165
e. Gambaran Umum Kinerja Pengawas ... 2. Uji Distribusi Normal ………. 171 178 3. Uji Hipotesis ... 183
B. Pembahasan ... 224
C. Model Hipotetik Strategi Pengembangan Kinerja Pengawas ……... 246
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 259
A. Kesimpulan ... 259
B. Rekomendasi... 260
DAFTAR PUSTAKA ... 264
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data hasil uji kompetensi pengawas tingkat Jawa Barat ... 6
1.2 Data pelaksanaan kerja lapangan pengawas sekolah di binaan ... 8
1.3 Data hasil motivasi internal pengawas sekolah di lapangan ... 8
1.4 Data hasil motivasi eksternal pengawas sekolah ... 9
2.1 Dimensi kinerja pegawai ………... 36
3.1 Populasi Penelitian... 100
3.2 Sampel Penelitian... 102
3.3 Kisi-kisi penelitian variable rekrutmen pengawas (X1)... 118
3.4 Kisi-kisi penelitian variable kompetensi pengawas ( X2) ... 119
3.5 Kisi-kisi penelitian variable motivasi berprestasi pengawas ( X3). 123 3.6 Kisi-kisi penelitian variable kepuasan kerja pengawas ( X4) ... 125
3.7 Kisi-kisi Penelitian Variabel kinerja pengawas (Y) ………... 126
3.8 Hasil uji coba Instrumen penelitian Variabel Kinerja Pengawas ... 134
3.9 Hasil uji coba Instrumen penelitian Variabel Rekrutmen ……….. 135
3.10 Hasil uji coba Instrumen penelitian Variabel Kompetensi ... 136
3.11 Hasil uji coba Instrumen penelitian Variabel Motivasi berprestasi 137
3.12 Hasil uji coba Instrumen penelitian Variabel Kepuasan Kerja ... 138
4.1 Gambaran umum rekrutmen pengawas sekolah menengah di Priangan Timur………... 148
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Timur tingkat SMP………... 155
4.4 Gambaran umum kompetensi pengawas sekolah di Priangan Timur tingkat SMA………... 156
4.5 Gambaran umum kompetensi pengawas sekolah di Priangan Timur tingkat SMK………... 157
4.9 Gambaran proporsi lima variable penelitian menurut rata-rata persepsi responden, dan hasil tes berdasarkan kategori pengawas. 176 4.10 Hasil uji coba Autokorelasi………... 179
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap efektivitas kinerja pengawas………...
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap kompetensi pengawas……….
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap kompetensi pengawas……….
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap motivasi berprestasi...……….
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap motivasi berprestasi...……….
Hasil uji regresi sederhana rekruitmen pengawas sekolah
menengah terhadap kepuasan kerja pengawas………
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.20
Hasil uji regresi sederhana kompetensi pengawas sekolah
menengah terhadap efektifitas kinerja pengawas………..
Hasil uji regresi sederhana kompetensi pengawas sekolah
menengah terhadap motivasi berprestasi………...………..
Hasil uji regresi sederhana kompetensi pengawas sekolah
menengah terhadap motivasi berprestasi………..……….. Hasil uji anova………
Hasil uji regresi sederhana kompetensi pengawas sekolah
menengah terhadap kepuasan kerja………..………..
Hasil uji regresi sederhana kompetensi pengawas sekolah
menengah terhadap kepuasan kerja………..……….. Hasil uji anova………
Hasil uji regresi sederhana motivasi berprestasi pengawas
sekolah menengah terhadap efektifitas kinerja pengawas ………
Hasil uji regresi sederhana motivasi berprestasi pengawas
sekolah menengah terhadap efektifitas kinerja pengawas ……… Hasil uji anova………
Hasil uji regresi sederhana kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah terhadap efektifitas kinerja pengawas ……….
Hasil uji regresi sederhana motivasi kepuasan kerja pengawas
sekolah menengah terhadap efektifitas kinerja pengawas ……… Hasil uji anova……… Hasil regresi berganda ……… Hasil uji kelayakan model ………..
Hasil uji anova ………...
Koefisien korelasi………... Korelasi antar variable ………...
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.40
Koefisien model 1- sub struktur satu………..
Summary model 1- sub struktur satu ……….
Koefisien model ……….
Anova model1-sub struktur dua ……….
Koefisien model 1- sub struktur dua ………..
Summary model 1- sub struktur dua ……….
Rangkuman model summarymodel 1,2 sub stuktur satu………… Koefisien model………..
Anova model 1-sub struktur tiga ………
Koefisien model 1- sub struktur tiga ………..
Summary model 1- sub struktur tiga ……….
Rangkuman model summarymodel 1,2 sub stuktur dua …………
Anova model1-sub struktur empat ……….
Koefisien model sub struktur empat ………..
Summary model 1- sub struktur empat ….……….
Rangkuman model summarymodel 1,2,3,4 sub stuktur dua .……
Koefisien masing-masing variable ……….
Model summary ……….
Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsug, pengaruh
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik rata-rata skor kompetensi pengawas persatuan pendidikan. 5
1.2 Grafik rerata skor kompetensi pengawas berdasarkan pendidikan. 6
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengawas ……… 14
2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja………... 35
2.2 Dimensi kinerja individu ………... 36
2.3 Kinerja individu dari sudut pimpinan ………... 38
2.4 Ruang lingkup manajemen Pendidikan... 46
2.5 Proses rekrutmen………. 50
2.7 Kerangka pikir penelitian dan hubungan antar variabel…………. 97
3.1 Desain Penelitian ………... 104
3.2 Siklus Proses Penelitian Survei Model Wallace (1973)... 107
3.3 Siklus Proses Penelitian Survei Model Wallace ……... 108
4.1 Grafik dimensi proses rekruitmen pengawas Sekolah Menengah.. 149
4.2 Diagram Kompetensi pengawas sekolah ... 154
4.3 Grafik Dimensi Motivasi berprestasi……….. 159
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.5 Grafik Dimensi Kinerja Pengawas Sekolah Menengah... 172
4.6 Gambar distribusi Normal………... 178
4.7 Histogram distribusi Normal………... 179
4.8 Kerangka hubungan antar variabel ……… 206
4.9 Hubungan kausal empiris dari koefisien jalur pada sub struktur satu variable X1, X2, ………... 209
4.9 Hubungan kausal empiris dari koefisien jalur pada sub struktur dua variable X1, X2, X3………... 213
4.10 Hubungan kausal empiris dari koefisien jalur sub struktur tiga variable X1, X4 ... 216
4.12 Hubungan kausal empiris variable X1, X2, X3, X4, dan Y ... 220
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN: Halaman
1 Riwayat Hidup Penulis...
2 SK Pembimbing Disertasi ...
3 Izin Observasi/Penelitian ...
4 Populasi Penelitian...
5 Sampel Penelitian ...
6 Kisi-Kisi Penelitian ...
7 Instrumen Penelitian ...
8 Data Statistik Uji Validitas dan Reliabilitas ……...
9 Data Skor ...
10 Data Statistik Uji Normalitas, Linieritas dan Korelasi...
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Saat ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya
kekayaan alam, melainkan pada sumber daya manusia (SDM), dimana sumber
daya manusia berkorelasi positif dengan mutu pendidikan. Mutu pendidikan
sering diindikasikan dengan kondisi baik, memenuhi syarat, dan segala
komponen yang harus ada dalam pendidikan. Komponen-komponen tersebut
adalah masukan, proses, dan keluaran. Mutu pendidikan tercapai apabila
komponen-komponen masukan, proses, dan keluaran, telah memenuhi syarat
tertentu. Tenaga kependidikan adalah salah satu komponen masukan yang
banyak berperan dalam peningkatan mutu, dan mampu menjawab
tantangan-tantangan dengan cepat dan penuh tanggung jawab.
Tenaga kependidikan pada masa sekarang dituntut tenaga kependidikan
yang senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan
kompetensi, budaya kerja dan mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Dengan
demikian pendidikan mesti terus diupayakan agar menjadi kepedulian semua
pihak, sehingga kualitasnya semakin bermutu dan semakin demokratis, yang
akhirnya anak bangsa Indonesia menjadi semakin kompetitif. Kita mengetahui
bahwa pendidikan adalah kunci untuk kemajuan dan pembangunan, oleh karena
itu harus selalu dalam posisi strategis yang harus dipahami dengan benar oleh
segenap pengambil kebijakan.
Pentingnya peranan pendidikan yang dikemukakan Fattah (2004: 27) yang
menyatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam
peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan
berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap
fertilitas masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berkaitan dengan sumber daya manusia ternyata indeks pembangunan
sumber daya manusia Indonesia bila dibandingkan dengan Negara-negara lain di
dunia, khususnya di Asia Tenggara, Indonesia masih mendapat peringkat yang
memprihatinkan. Indonesia ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan
Negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand, yaitu
peringkat ke 110 dari 117 negara yang disurvey. Negara tetangga kita seperti
Singapura, Brunei, Malayasia dan Thailand masing-masing mendapat ranking 25,
33, 61, dan 73. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian UNDP yang dikemukakan
Furqon dalam (International Journal of Education, vol 1, 2007. 125-138) bahwa: HDI (Human Development Index) of Indonesia ranks 110 out of 117 surveyed countries, far below some other South Asian countries such as Singapore, Brunei, Malaysia, and Thailand ranking 25, 33, 61, and 73 respectively.
Fenomena yang terjadi di masyarakat menurut Suyanto HD dkk. (2005:
43) yang menyatakan bahwa angkatan kerja Indonesia yang berpendidikan sebesa
r 53 %; yang berpendidikan SD 43 %; yang berpendidikan sekolah menengah 11
%, sedangkan yang berpendidikan tinggi hanya 2 %. Rendahnya SDM Indonesia
diperkuat juga laporan dai Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, dengan
menunjuk pada rendahnya pendidikan angkatan kerja kita. Kutipan laporan
tersebut adalah sebagai berikut: “Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang
diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun”. Meski demikian, jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini,
dikarenakan sering terjadi mismatch dalam pasar kerja. Pada Agustus 2006, dari total angkatan kerja sebesar 106,39 juta, sekitar 89,72 persen dari mereka telah
bekerja. Sebagian dari mereka yang bekerja 73,72 persen berpendidikan rendah
Yaitu dibawah SLTA, (BPS,2007: 49).
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, harus diakui bahwa kualitas
sumber daya Indonesia dari waktu ke waktu belum mengalami perbaikan yang
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpendidikan dan hanya sebagaian kecil saja yang berpendidikan (terdidik)
terutama berasal dari perguruan tinggi.
Keberhasilan pembelajaran dan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kerja keras dari guru-guru yang mengampu mata pelajarannya, dan keberhasilan
guru merupakan cermin keberhasilan pengawas yang bertugas membina dan
mengarahkan guru khususnya pada peran akademik pengawas, hal ini sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah (pedoman Permendiknas No.
12). Fenomena sumber daya manusia sebagai produk pendidikan seperti
dikemukakan di atas, salah satu penyebabnya adalah karena faktor kinerja
pengawas sekolah yang belum mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara
optimal, sehingga berdampak terhadap mutu proses dan efektivitas layanan
pembelajaran. Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat
dalam jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Kegiatan pengawas sekolah
adalah menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pelatihan profesional
guru. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran
pengawas sekolah setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan
kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya.
Pengawas sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan yang
harus turut bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan, karena
keberhasilan penyelenggaraan pendidikkan yang berkualitas sangat terkait erat
dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan tanpa menafsirkan faktor-faktor lainnya seperti sarana
prasarana dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan suatu subsistem
penting dari keseluruhan sistem pendidikan nasional yang memiliki peranan kuat
dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Pengawas sekolahpun merupakan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di
sekolah.
Pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang
memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya. Dengan demikian,
menjadi seorang pengawas sekolah yang professional dituntut dapat
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manjerial serta
kegiatan pembimbingan dan pelatihan professional guru dengan optimal. Selain
itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu
dilaksanakan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk
menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih
mengarahkan sekolah kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif,
efesien dan produktif.
Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu
pendidikan nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggung jawab yang harus
dipikul pengawas sekolah juga menjadi besar pula, seluruh kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pengawas pada saat era globalisasi ini terkait erat dengan
motivasi kerja dalam melakukan peran kepengawasannya yang disesuaikan
dengan perkembangan kemajuan pesat pada bidang kurikulum, metodologi,
peralatan dan penilaian. Begitu juga, telah terjadi perubahan pada bidang
administrasi, organisasi dan personil atau sumber daya manusia, dan supervisi
pendidikan. Maka secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa perubahan yang
terjadi merupakan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang menyangkut
semua aspek atau komponen yang ada.
Kinerja pengawas sekolah banyak ditentukan oleh berbagai faktor. Salah
satunya adalah regulasi tentang proses rekrutmen pengawas. Diakui selama ini
proses rekrutmen pengawas sekolah belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagaimana dipersyaratkan dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang
standar pengawas sekolah/madrasah. Selama ini dalam beberapa kasus, rekrutmen
pengawas tidak sesuai dengan prosedur, bahkan terdapat beberapa kebijakan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain proses rektutmen, kinerja pengawas sekolah juga ditentukan oleh
kompetensi dasar seorang pengawas sekolah. Charles E. Johnson (1974) dalam
Wina Sanjaya (2010: 17) menyatakan “Competency as rational performance which satisfactirity meets the objective for a desired condition”. Kompetensi merupakan kinerja rational guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan. Dari data yang ada, (BSNP, 2009: 16-18)
berdasarkan hasil uji kompetensi pengawas menunjukkan bahwa kompetensi
pengawas sekolah pada umumnya masih rendah.
Berikut adalah data hasil uji kompetensi pengawas sekolah yang
dilaksanakan Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2009 pada 33 provinsi di
seluruh Indonesia.
Grafik 1.1
Grafik Nilai Rata-rata Skor Kompetensi Pengawas di Setiap Satuan Pendidikan Berdasarkan Dimensi Kompetensi
Sumber : Profil kompetensi pengawas satuan pendidikan ( 2009:16-18)
Bersamaan dengan uji publik standar kualifikasi dan kompetensi pengawas
satuan pendidikan yang dilaksanakan BSNP di 33 provinsi. Direktorat Tenaga
Kependidikan melaksanakan uji coba tes kompetensi pengawas pendidikan
menengah dengan menggunakan instrumen uji kompetensi yang telah disusun
berdasarkan enam dimensi kompetensi, hasil uji kompetensi tersebut diperlihatkan
oleh grafik 1.1 di atas.
0 10 20 30 40 50 60
TK/SD SMP SMA/SMK TOTAL
kepribadian
manajerial
evaluasi
sosial
akademik
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari enam dimensi kompetensi pengawas satuan pendidikan, kompetensi
yang nilainya paling tinggi adalah kompetensi kepribadian, kemudian
dibawahnya kompetensi supervisi manajerial, dan kompetensi supervisi akademik
sedangkan kompetensi yang paling rendah adalah kompetensi social. Kompetensi
lain yang juga rendah adalah kompetensi penelitian dan evaluasi pendidikan.
Grafik 1.2
Grafik Nilai Rata-rata Skor Kompetensi Pengawas di Satuan Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : Profil kompetensi pengawasan satuan pendidikan (2009:16-18)
Berdasarkan Grafik 1.2, hasil uji coba tes kompetensi pengawas satuan
pendidikan menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengawas
jejang TK/SD adalah yang tertinggi, dimana pengawas dengan latar belakang S2
memiliki penguasaan kompetensi tertingi. Penguasaan kompetensi terendah
terdapat pada jenjang pengawas SMP. Dari grafik diatas dapat juga disimpulkan
bahwa masih terdapat pengawas dengan kualifikasi akademik diploma, pada hal
aturan yang berlaku mempersyaratkan kualifikasi akademik pengawas sekolah
minimal adalah S2.
0 10 20 30 40 50 60
TK/SD SMP SMA/SMK TOTAL
DIPLOMA
S1
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah data tentang hasil uji kompetensi pengawas sekolah
provinsi Jawa Barat Angkatan 1 yang diselenggarakan di Bandung tahun 2011,
dengan hasil sebagaimana tercantum pada Tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Hasil Uji Kompetensi Pengawas Sekolah Angkatan 1 Tingkat Jawa Barat Tahun 2011
No Kota / Kabupaten Pre Test Post Test
1 Bandung Barat 42.12 40.85
2 Depok 46.16 41.46
3 Bekasi 34.67 37.84
4 Bogor 44.57 42.37
5 Cirebon 45.96 80.84
6 Ciamis 47.44 70.56
7 Indramayu 38.70 81.30
8 Karawang 39.46 75.23
9 Majalengka 46.67 81.92
10 Kuningan 36.67 80.46
11 Karawang 39.90 80.03
Rata-rata 42.29 64.81
Kategori Kurang sekali Kurang
Sumber : Laporan Diklat Pengawas Sekolah Provinsi Jawa Barat Angkatan 1 Tahun 2011
Kriteria Nilai Akhir
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71.80 – 84,99 = Baik Sekali 71.00 – 77.46 = Baik 51.00 – 70.99 = Kurang 00.00 – 50.99 = Kurang Sekali
Dari hasil data uji kompetensi pengawas sekolah angkatan 1 tingkat Jawa
Barat Tahun 2011 seperti terlihat diatas ternyata belum cukup menggembirakan,
sehubungan dengan masih rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh para
pengawas dengan nilai awal saat pre test sebesar 42,29 point dengan kategori kurang sekali, dan nilai akhir saat post test sebesar 64,81 point masih dengan kategori kurang, dan hanya memiliki nilai peningkatan kompetensi sebesar 22.32
point saja.
Selain oleh kedua hal tersebut di atas, rendahnya kinerja pengawas sekolah
juga ditentukan oleh rendahnya motivasi berprestasi. Data empirik tentang
motivasi kerja pengawas sekolah di Kabupaten Ciamis mengacu kepada teori
motivasi kerja pengawas sekolah M.C Donald dalam Tabrani Rusyan (1989:100)
yaitu dorongan dan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seorang
pengawas sekolah, sehingga mampu bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
upayanya untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah
binaannya, yang dipengaruhi oleh aspek internal dan eksternal dirinya.
Tabel 1.2
Data Pelaksanaan Kerja Lapangan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis pada Sekolah Binaannya
No Uraian Presentase Jumlah Keterangan
1 2.1 Menilai Sekolah Binaan 2.2 Mensupervisi Sekolah
Sumber : Laporan Tahunan Pengawas Sekolah Tahun Pelajaran 2010-2011
Sebagai data penunjang untuk variabel motivasi kerja pengawas sekolah,
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuisioner tentang persepsi kepala sekolah sekabupaten Ciamis terhadap Pengawas
Sekolah SMA/SMK dengan sampel sebanyak 76 orang.
Sebagai suatu studi pendahuluan, kuisioner yang kembali penulis
dapatkan sebanyak 52 set dari 76 set kuisioner yang disebar, kemudian diolah dan
menghasilkan data seperti pada tabel berikut :
Tabel 1.3
Data Hasil Motivasi Internal Pengawas Sekolah di Lapangan
No Motivasi Internal Aplikasi di Lapangan Prosentase 1 Menjalankan peran sebagai
agen of change di sekolah
Berusaha lebih keras untuk memperbaiki proses KBM
26,3 %
2 Menjalankan peran sebagai inovator di sekolah binaan nya.
Berinisiatif sebagai teladan dalam pembinaan
68,6 %
Sumber : diolah dari hasil kuisioner.
Dari Tabel 1.3 di atas, berdasarkan persepsi dari 76 kepala sekolah di
indikasikan bahwa, motivasi internal pengawas sekolah dalam aplikasinya
sebagai agent of change pada sekolah binaannya (menjadi pribadi yang selalu berusaha lebih keras untuk memperbaiki proses KBM), hanya berkisar 26,3%.
Artinya pengawas yang mampu membina perbaikan proses KBM untuk seluruh
mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran hanya 26,3 %, sedangkan 73,7 %
adalah pengawas sekolah yang mungkin hanya mampu memperbaiki proses
KBM berdasarkan mata pelajaran yang diampunya saja. Menurut kompetensi
yang harus dikuasai oleh pengawas (Kompetensi Supervisi Akademik), pengawas
sekolah harus mampu membina guru dalam hal perbaikan proses KBM untuk
seluruh mata palajaran atau rumpun mata pelajaran di sekolah binaanya.
Demikian pula dalam menjalankan peran sebagai inovator di sekolah
binaannya untuk berinisiatif sebagai teladan dalam pembinaan berkisar 68,6 %
diaplikasikan melalui pembinaan yang disesuaikan dengan jadwal kunjungan,
15,3 % melakukan pembinaan tanpa dimintakan oleh pihak sekolah, 7,3 %
melakukan pembinaan saat terjadi masalah, dan 8,8 %elakukan pembinaan
sewaktu-waktu. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi internal pengawas
sekolah di Kabupaten Ciamis, belum cukup signifikan sebagaimana tersirat dalam
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi kepribadian untuk memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan
pendidikan.
Tabel 1.4
Data Motivasi Eksternal Pengawas Sekolah
No Motivasi Eksternal Aplikasi di Lapangan Prosentase
1 Pengawas menekan kan adanya koordi nasi dan aturan yang bersifat dinamis dari semua komunitas kerja sekolah
Ada upaya menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Ada kebutuhan akan pengakuan dan status
Menggunakan segenap kemampuan dalam melaksana kan tugas
Membandingkan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh
diindikasikan bahwa data tentang motivasi eksternal pengawas sekolah di
Kabupaten Ciamis, dalam menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, berkisar 70,1 % dengan menyatakan “siap” sisanya “tidak siap” sebesar 2 %, “kurang siap” sebesar 19,7 % dan “sangat siap” sebesar 8,8 %. Sedangkan kebutuhan akan pengakuan dan status sebesar 56,9 % menyatakan “perlu” dan aplikasi pengawas sekolah untuk menggunakan segenap kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diapresiasikan dengan kemampuan
pengawas sekolah dalam bergaul dengan lingkungan kerja sebesar 40,9 % yaitu
mengenal dan akrab dengan seluruh stake holder di sekolah binaan, sisanya adalah
mengenal dan akrab hanya dengan sebagian stake holder. Untuk upaya pengawas
sekolah dalam membandingkan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh sebesar 42,3 % dinyatakan dengan “menerima insentif yang diperoleh meskipun tidak sesuai” dan 32,8 % “menerima insentif kalau sudan sesuai”, 15,3 % “mempertanyakkan kalau sudah sesuai” dan 9,5 % “selalu melihat kesesuaian”.
Kalau mengambil retata pada motivasi eksternal pengawas sekolah di
Kabupaten Ciamis berkisar 52,55 %, hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kompetensi kepribadian dimana pengawas sekolah harus mampu
menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stake holder pendidikan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007.
Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas,
karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai
tingkat produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu
organisasi. Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). T.R. Mitchell dalam Sedarmayanti (2009: 51), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu :1) Quality of Work, 2) Promptness, 3) Initiative, 4) capability, dan 5) communication yang dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Di samping itu pengukuran
profesionalisme juga ditetapkan : performance = Ability x motivation.Jadi dari pernyataan tersebut, telah jelas bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang
kinerja seseorang, maka perlu pengkajian khusus tentang kemampuan atau
kompetensi dan motivasi.Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja adalah
kemampuan dan kemauan.Memang diakui bahwa banyak orang mampu tetapi
tidak mau sehingga tetap tidak menghasilkan.Demikian pula halnya banyak orang
mau tetapi tidak mampu juga tetap tidak menghasilkan kinerja apa-apa.
Menurut penelitian lain yang diambil dari (Nana Sudjana: 2006, Standar
Mutu Pengawas, Jakarta: Depdiknas) yang dilakukan terhadap sejumlah pengawas
dari seluruh provinsi ternyata pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan
kemampuan kinerjanya boleh dikatakan belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pembinaan para pengawas yang dilaksanakan secara terencana dan
bersinambungan yang mengarah pada kemampuan profesional para pengawas
dan pengembangan karirnya sebagai tenaga fungsional berlum banyak
dilaksanakan. Lemahnya pembinaan para pengawas diduga berkaitan dengan
sumberdaya yang terbatas pada setiap dinas pendidikan, baik sumber daya
manusia, sumber daya keuangan maupun sumber daya informasi. Selain itu
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan mutu pendidikan terkesan kurang optimal, sehingga program
pembinaan bagi para pengawas belum menjadi prioritas, optimalisasi kinerja
pengawas tidak menjadi indikator kinerja kepala daerah. Di sisi lain, peran
pengawas sekolah dalam konteks kelembagaan sebagai pembuat rekomendasi
kebijakan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Salah satu kelemahannya
karena pengawas tidak berhasil mengelola informasi hasil pekerjaannya untuk
dijadikan sebagai dasar pertimbangan kebijakan pemerintah. Masalah lain yang
tidak kalah runyam adalah rendahnya daya kolaborasi pengawas sekolah. Dalam
hal ini kerja sama antara korwas maupun kinerja APSI belum terlihat manfaatnya
terhadap peningkatan kinerja kolaboratif dalam tataran teknis. Hal ini terlihat dari
belum adanya program yang tercermin pada kalender kegiatan pengawas,
prosedur operasi standar, bahkan penyeragaman perangkat administrasi standar
yang wajib dipenuhi oleh pengawas sekolah untuk menjamin seluruh pengawas
dapat memenuhi criteria minimal. Pada sisi lain, hasil kerja yang dicapai para
pengawas dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya belum begitu signifikan
terhadap kemajuan-kemajuan sekolah binaannya. Oleh karena itu, posisi, peran
dan eksistensi pengawas kurang mendapat perhatiian dibandingkan dengan guru
dan kepala sekolah.
Hal yang sangat keliru jika terjadi jabatan pengawas sekolah hanya
dijadikan transit para kepala sekolah atau birokrat atau pejabat bermasalah,
sakit-sakitan, atau dijadikan tempat parkir bagi para birokrat yang hendak
memperpanjang masa pensiun. Hal tersebut diatas bisa jadi sangat berpengaruh
terhadap rekrutmen dan motivasi kerja. Motivasi kerja adalah salah satu faktor
penting yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas disamping faktor-faktor
lainnya. Sebagaimana dikatakan Robbins (2008: 187) Kinerja merupakan interaksi
antara kemampuan dan motivasi. Sungguh ironis sekali kalau hal itu terjadi,
karena di satu sisi pengawas sekolah sebagai penjamin mutu (quality control)tapi disisi lain lembaga kepengawasan tidak ditempatkan dalam posisi yang
proposional. Berkaitan dengan tugas kepengawasan, di Departemen Pendidikan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Inspektur Jenderal dalam kaitan dengan audit control. Sedangkan pengawasan yang berkaitan dengan quality control pada satuan pendidikan dilakukan oleh aparat pengawasan pendidikan, yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah.
Nampaknya sangat sulit meningkatkan kinerja pengawas sekolah tanpa
dukungan kompetensi dan motivasi kerja yang memadai. Kurangnya kinerja
pengawas sekolah dalam melakukan tugas pokok kepengawasannya dipredikasi
menjadi salah satu penyebab rendahnya profesionalisme pengawas sekolah.
Kepuasan kerja pengawas menentukan kinerja pengawas sekolah. Tiffin
(1994:40) mengatakan bahwa: kepuasan kerja behubungan erat dengan sikap
karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, makin tinggi kepuasan kerja seseorang
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif. Sebaliknya ketidak puasan
kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. Bahwa positif dan negatifnya
sikap kerja seseorang, mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan.
Berdasarkan kajian dan hasil penelitian serta data-data yang disebutkan di
atas, kinerja pengawas sekolah merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti
mengingat pengawas sekolah; (1) merupakan front terdepan dalam menjaga mutu pendidikan, hal ini sesuai dengan tugas pokoknya yaitu membina dan menilai
sekolah, (2) jika pengawas sekolah tidak disertai dengan kompetensi yang
memadai dan motivasi kerjanya, maka pembinaan dan penilaian sekolah tidak
akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengawas sekolah dapat
meningkatkan atau ditingkatkan kinerjanya sesuai harapannya sendiri atau
lembaga, (3) pengawas sekolah diharuskan memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi dan sertifikasi pengawas untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan uraian dan alasan-alasan di atas, maka dirasakan penting untuk
melakukan penelitian tentang : MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
MENENGAH, studi tentang pengaruh rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas sekolah menengah di Priangan Timur.
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dengan data-data empirik yang telah
dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi bahwa masalah pokok yang dihadapi
pengawas sekolah menengah adalah rendahnya kinerja pengawas sekolah. Adapun
faktor-faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap kinerja pengawas ialah
proses rekrutmen pengawas sekolah menengah, kompetensi pengawas sekolah
menengah, motivasi berprestasi, kepuasan kerja, dan fasilitas/sarana-prasarana.
Sedangkan Gibson et. Al. (1995:56), memberikan gambaran lebih rinci dan
komprehensif tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
performance/kinerja, yaitu : variabel individu, meliputi kemampuan,
keterampilan, mental fisik, latar belakang keluarga, tingkat social, pengalaman,
demografi (umur, asal-usul, jenis kelamin); variabel organisasi, meliputi sumber
daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi, desain pekerjaan, kepuasan
kerja; dan variabel psikologis yang meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian,
belajar dan motivasi. Gambaran aspek-aspek yang menjadi variable-variabel yang
ikut mempengaruhi mutu kinerja pengawas sekolah menengah, sebagaimana
digambarkan pada gambar 1.1 berikut ini :
Mutu Kinerja Pengawas
Sekolah menengah Kepemimpinan
sekolah
Kompetensi Pengawas
Komitme n Pe ngawas
Rekrutmen Pengawas Fasilitas/Sarana-prasarana Kesejahteraan Pengawas
Faktor Internal Faktor eksternal
Budaya Organisasi
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBAR 1.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Kinerja Pengawas Sekolah Diambil dari Berbagai Sumber dan Hasil Penelitian
(Tiffin:1994, Gibson et al:1995, T.R. Mitchell:2001, Nana Sudjana:2006, Robbins:2008 )
Dalam penelitian ini dilakukan kajian deskriptif analitik terhadap mutu
kinerja pengawas sekolah menengah dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarka data-data dan indikator mutu kinerja pengawas sekolah menengah,
maka variabel-variabel rekrutmen pengawas sekolah menengah, kompetensi
pengawas sekolah menengah, motivasi berprestasi pengawas sekolah menengah,
dan kepuasan kerja pengawas sekolah menengah merupakan variabel-variabel
determinan yang mempengaruhi mutu kinerja pengawas sekolah menengah.
2. Batasan dan Rumusan Masalah a. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, dalam penelitian ini
penulis secara konseptual membatasi penelitian pada masalah mutu kinerja
pengawas sekolah menengah dan faktor-faktor determinan yang
mempengaruhinya yaitu: rekrutmen pengawas sekolah menengah (X1),
kompetensi pengawas sekolah menengah (X2), motivasi pengawas sekolah
menengah (X3), dan kepuasan kerja pengawas sekolah menengah (X4).
Sedangkan secara kontektual penelitian ini dibatasi pada mutu kinerja pengawas
sekolah menengah di Priangan Timur. Motivasi
Kualifikasi Akademik
Kepuasan Kerja
Pe rse psi Pe ngawas Iklim ke rja Pe ngawas
Kolegial dan Kemitraan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dilihat dari tingkat kepentingannya, proses rekrutmen, kompetensi
pengawas, motivasi berprestasi, dan kepuasan kerja pengawas merupakan faktor
yang paling penting yang dapat meningkatkan kinerja seorang pengawas.
Keempat faktor tersebut diduga merupakan faktor determinan yang
mempengaruhi kinerja pengawas sekolah di Wilayah Priangan Timur.
b. Rumusan Masalah
Secara sistematika kaitan antara variabel penelitian rekrutmen pengawas
sekolah menengah, kompetensi pengawas sekolah menengah, motivasi
berprestasi pengawas sekolah menengah, dan kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah serta pengaruhnya terhadap kinerja pengawas sekolah menengah di
priangan Timur.
Adapun penelitian akan dilakukan pada pengawas sekolah Menengah
yang berada di wilayah Priangan Timur. Berdasarkan batasan konseptual
(rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja, serta pengaruhnya
terhadap mutu kinerja pengawas sekolah menengah), dan batasan kontekstual
(pengawas sekolah menengah di Priangan Timur) secara umum rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
Seberapa besar pengaruh rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas sekolah menengah di wilayah Priangan Timur?.
3. Pertanyaan Penelitian
Selanjutnya berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan
kerja terhadap kinerja pengawas Sekolah menengah di wilayah Priangan
Timur ?”.
b. Bagaimana pengaruh parsial rekrutmen terhadap kinerja pengawas
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Bagaimana pengaruh parsial rekrutmen terhadap kompetensi pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
d. Bagaimana pengaruh parsial rekrutmen terhadap motivasi pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur ?”.
e. Bagaimana pengaruh parsial rekrutmen terhadap kepuasan kerja pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
f. Bagaimana pengaruh parsial kompetensi terhadap kinerja pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
g. Bagaimana pengaruh parsial kompetensi terhadap motivasi pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
h. Bagaimana pengaruh parsial kompetensi terhadap kepuasan kerja
pengawas Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
i. Bagaimana pengaruh parsial motivasi terhadap kinerja pengawas Sekolah
menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
j. Bagaimana pengaruh parsial kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
k. Bagaimana pengaruh parsial motivasi terhadap kepuasan kerja pengawas
Sekolah menengah di Wilayah Priangan Timur?”.
l. Bagaimana pengaruh simultan (bersama-sama) rekrutmen, kompetensi,
motivasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas Sekolah
menengah di Wilayah Priangan Timur ?.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum:
Secara umum penelitian ini disusun dengan tujuan Mendeskripsikan
gambaran empiris, deskriptif analitik mengenai variable-variabel rekrutmen,
kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas
Sekolah menengah di wilayah Priangan Timur baik secara parsial maupun
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Khusus:
Secara khusus, penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
tentang:
a) Deskripsi rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja terhadap
kinerja pengawas Sekolah menengah di wilayah Priangan Timur.
b)pengaruh parsial rekrutmen terhadap kinerja pengawas Sekolah menengah
di wilayah Priangan Timur.
c) pengaruh parsial rekrutmen terhadap kompetensi pengawas Sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
d)pengaruh parsial rekrutmen terhadap motivasi pengawas Sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
e) pengaruh parsial rekrutmen terhadap kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
f) pengaruh parsial kompetensi terhadap kinerja pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
g) pengaruh parsial kompetensi terhadap motivasi pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
h) pengaruh parsial kompetensi terhadap kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
i) pengaruh parsial motivasi terhadap kinerja pengawas sekolah menengah
di wilayah Priangan Timur.
j) pengaruh parsial kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
k)pengaruh parsial motivasi terhadap kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah di wilayah Priangan Timur.
l) pengaruh simultan (bersama-sama) rekrutmen, kompetensi, motivasi, dan
kepuasan kerja terhadap kinerja pengawas Sekolah menengah di wilayah
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
m)Merekomendasikan suatu model hipotetik strategi alternatif rekrutmen dan
pengembangan mutu kinerja pengawas Sekolah menengah di wilayah
Priangan Timur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi para peneliti dan pengembangan kinerja pengawas Sekolah
menengah, khususnya telaah teoretik administrasi pendidikan mengenai proses
rekrutmen pengawas sekolah menengah, kompetensi pengawas sekolah
menengah, motivasi pengawas sekolah menengah, dan kepuasan kerja
pengawas sekolah menengah.
Secara praktik, penelitian dan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas mutu kinerja pengawas
Sekolah menengah, menciptakan dan memelihara iklim kerja yang kondusif
di lingkungan kerja pengawas sekolah menengah di Priangan Timur.
Selanjutnya model konseptual yang dilahirkan melalui hasil penelitian ini
dan rekomendasi penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
kualitas mutu kinerja pengawas Sekolah menengah di masa depan, dan
meningkatkan perhatian pemerintah pusat dan daerah dan dukungan
stakeholder lainnya, dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja pengawas Sekolah menengah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
E. Struktur Organisasi Disertasi
Penulisan disertasi ini terdiri dari lima (5) bab, yaitu : Bab I
Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian yang memuat
alasan-alasan rasional dan esensial yang mendorong peneliti tertarik
melakukan penelitian berdasakan fakta-fakta, data referensi serta temuan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta pertanyaan penelitian; tujuan penelitian; manfaat penelitian baik teoritis
maupun praktis; dan struktur organisasi penelitian.
Sebagai referensi ilmiah, dalam Bab II penulis menguraikan mengenai
kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Pada bagian
kajian pustaka disajikan teori-teori, konsep dan dali-dalil yang bersumber dari
pendapat para pakar peneliti serta hasil riset terdahulu yang berkaitan dengan
variabel rekrutmen pengawas sekolah, kompetensi, motivasi berprestasi,
kepuasan kerja pengawas, kerangka pemikiran dan hipotesis.
Selanjutnya agar hasil kajian dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, penulis uraikan Bab III tentang Metodologi Penelitian yang benar dan
relevan. Melalui metodologi penelitian yang penulis rancang, penulis dapat
memperoleh hasil penelitian yang teruji kebenarannya. Pada bagian ini,
disajikan penjelasan tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, serta
justifikasi dari pemilihan lokasi penelitian dan penggunaan sampel; desain
penelitian serta justifikasi pemilihan desain penelitian; pendekatan dan
metode penelitian, serta justifikasi penggunaan pendekatan dan metode
penelitian tersebut; definisi operasional untuk variable pertama (X1) rekrutmen pengawas sekolah menengah, variabel kedua (X2) adalah kompetensi pengawas sekolah menengah, variabel ketiga (X3) adalah motivasi pengawas sekolah menengah, dan variabel keempat (X4) adalah kepuasan kerja pengawas sekolah menengah, serta variabel terikat (Y) yaitu mutu kinerja pengawas sekolah menengah; instrumen penelitian, tujuan, cara serta
justifikasi penggunaan instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen
yang meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, serta
hasil-hasilnya; teknik pengumpulan data dan justifikasi penggunaan teknik
pengumpulan data. Pada bagian akhir bab III ini dijelaskan tentang analisa dan
pengolahan data, tahapan dan teknik yang digunakan dalam melakukan
analisis data penelitian.
Hasil penelitian tersebut, diuraikan dalam Bab IV tentang hasil
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data-data hasil penelitian dari setiap variabel; pengaruh dari rekrutmen
pengawas sekolah menengah, kompetensi pengawas sekolah menengah,
motivasi berprestasi pengawas sekolah menengah, dan kepuasan kerja
pengawas sekolah menengah, terhadap mutu kinerja pengawas Sekolah
Menengah di Priangan Timur baik secara parsial maupun simultan.
Selanjutnya dalam Bab V penulis uraikan tentang kesimpulan dari hasil
penelitian disertai rekomendasi penelitian yang dikaitkan dengan
temuan-temuan yang perlu di tindak lanjuti, saran operasional yang berkaitan dengan
variabel determinan, saran untuk pengawas sekolah dan pengambil kebijakan
di tingkat Dinas Pendidikan serta saran untuk peneliti lain yang mengkaji atau
melakukan riset tentang kinerja pengawas, yang kiranya dapat dimanfaatkan
Yohamir Syamsu, 2015
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Priangan Timur Propinsi Jawa Barat, yang terdiri dari lima kabupaten/kota, yaitu meliputi: Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Pemilihan wilayah Priangan Timur sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan
bahwa daerah ini merupakan daerah dengan perkembangan pengawas sekolah
cukup banyak dan dengan dinamika yang beragam.
Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
kinerja pengawas sekolah menengah di wilayah Priangan Timur Jawa Barat.
Faktor-faktor mutu kinerja pengawas yang menjadi fokus kajian adalah faktor
eksternal, yaitu rekrutmen pengawas sekolah menengah, dan faktor internal, yaitu
kompetensi pengawas sekolah menengah, kepuasan kerja pengawas sekolah
menengah, dan motivasi berprestasi pengawas sekolah menengah. Keempat
variabel itu ditetapkan sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya
adalah kinerja pengawas sekolah menengah. Pelaksanaan penelitian
menggunakan metode deskriptif analitik. Data dikumpulkan dengan alat
pengumpul data (APD) penelitian berupa angket dan studi dokumentasi. Data
tersebut diperoleh dari responden pengawas sekolah menengah, yang mewakili
pengawas sekolah muda, pengawas madya, dan pengawas utama.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009: 117).