• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN UPACARA CABURKEN BULUNG (KAWIN GANTUNG) DI DESA BELINTENG KAB LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN UPACARA CABURKEN BULUNG (KAWIN GANTUNG) DI DESA BELINTENG KAB LANGKAT."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN UPACARA CABURKEN

BULUNG

(KA

WIN GANTUNG) DI DESA BELINTENG

KAB.LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Diuji Dalam Ujian-Mempertahankan Skripsi

Oleh:

DESI REH MALEM

NIM.0210310672

11- -GL~. T-ER_I~-~A-

·

1-1 - - - - --

~

ASA L

• : P=NF.HBIT

[

"'l .t t.O U~<.

:

OJ/b6tLl

_I

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

F AKUL T AS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS

NEGERI MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ioi diajukao oleh DESI REB MALEM. NIM. 0210310672 Program studi S-1 Peodidikaa Sejarah

Fabltas D•u Sosial Universitas Negeri Medao

Telab Diperiksa dan Disetujui Untuk Diaji Dalam Ujiao Mempertabaokan Skripsi

W\.

Ketua Jaruuo Pend. Sejarah

Medan, Februari 2007

Dosea

pembimbiog Skripsi

Dra. ni Aodayaoi, M.Si NIP.131410007

Dra. Puspitawati, M.Si NIP.l31924049

---·

j",~!UK

PcRPUSi

MI.•U\1\1

1

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESABAN

Skripsi ia.i Diajakaa oleb

Desi

Rela

M.lem,

NIM.

0210310672 Telab Dipertahaakaa didepan Tim Pengaji

Pada Taoggall

M.ret

2007

Dna.

Puspitawati, M.Si

Pembimbing

Dra. Samsidar Taojung, M.pd Peoguji

Drs. Payerli Pasaribu. M.Si Penguji

Dra. Trisni Alldayani, M.Si Penguji

TIMPENGUJI

Disdlljui daa Disahkan Pada Tanggall

M.ret

2007

Puma Ujian,

Dekan

Falmltu Dma Sosial Uaimed

Drs. Resto, MS

NIP. 131 662 724

(4)

ABSTRAK

Desi Rchmalem, 0210310672, Pelaksanaan Upcara Caburken Bulung (Kawin

Gantung) di

Desa

Bclinteng Kabupaten Langkal Skripsi jurusan Sejarah, Fakultas

llmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2007.

Pcnclitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi upacara Caburken Bulung dalam

kchidupan sosial budaya masyarakat Karo, meodeskripsikan proses pelak t.aan

upacara Caburken Bulung dalam kehidupan .masayarak:t Karo di ·desa Uel n1 •tg

Kabupatcn Langkat, memaltami makna dari simbol yang digunakan dalam proses pelaksanaan upacara, terutama arti dari benda-benda yang men]adi lambang atau simbol yang dipergunakan, untuk mengetahui bagairnana pengaruh upacara tersebut terhadap kchidupan masyarakat Karo.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi laogsune ::tda

pelaksanaan upacara Caburken Bulung dan dari kajian pustaka. Populasi pend m

masyarakat Karo di desa Belinteng yang mengerti tentang upacara Caburken Buumg, sampcl dalam penelitian adalah Bapak Rahem Ointing (Ketua Ada!} dukun J!llr '

sibaso), orang tua si anak yang dl CaburkenBulung. masyarakat de s.~ yllng mcnyaksikan.

Pelaksanaan upaeara ini biasanya dilakukan di tempat pihak perempuan atau sesuai dengan musyawarah dimana ingin dilaktikan upacara tersebut ingin dilah. "' 111.

Upacara ini dihadiri oleh unsur rakut sitelu (kalimbubu, senina I sembuyak d an unak

bent}. Dalam upacara Caburken Bulung disediakan benda-benda yang memthk makna-makna yang tcrkandung didalamnya seperti piso pengambal (piso I'-'"'

lada), cincin, sejenis rumputan (parang teguh) dan lain-lain.

Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah upacara Caburken Bulung Ill' ., 1 •

untuk menghindari malapetaka, menyembuhkan anak yang sering sakit-sak t.

mcmpererat persaudaraan.

(5)

KATAPENGANTAR

Puji dan syuJ....'11r penulis panjatkan kepada Allah SWf alaS rahmat dan hidayah

Nyalah, penulis dapat menyelcsaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperleh gelar sarjaoa pendidikan, dengan judul

" PELAKSANAAN UPACARA CABURK.EN BULUNG (KAWIN GANTUNG) DI

DESA BELINTENG KABUP A TEN LANGKA T".

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik saran, kritik, dorongan kepada penulis dengan maksud

untuk mendapatkan basil yang baik agar karya tulis ini dapat memberikan sumbangan

bagi khasanah ilmu pengetahuan atau setidaknya untuk pribadi penulis sendu.

Bagi pihak-pihak yang Ielah mcrnberikan bantuan, saran, kritik, doron!\i n dalam

pcnyusunan skripsi penulis, maka dikesempatan ini peoulis ingin menghaturkao

ribuan terima kasih terutama kepada :

- Kedua orang tua pcnulis yaitu ayahanda (Aim) dan ibunda tercinta yang tclab

memberi pcogayoman, bimbingan dan dorongan kepada penu lis dengan kasib

sayang, kcsabaran dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan ~~ t 1111.,

serta abang Tua, engah, unda, kak liken sidik, dan Amelia, yam tcrus

mendulrung peoulis, kiranya Allah SWT dapat melindungi kita scmua

- Bapak Drs. Restu MS sclaku dekan fakultas ilmu sosial UNIMEO.

- lbu Ora, Trisni Andayani M.Si, selaku ketua jurnsan pendidikan :.ejarah

UNIMED.

- lbu Ora. Lukita Ningsih,M.Hum selaku sclcretaris jurusan pendidil.-an scjardb

UNIMEO.

- lbu Ora, Puspitawati, MSi, selaku dosen pembimbing skripsi y:u. clah

banyak memberikan arahan dan dorongan serta meluangkan waktunya pada

pcnulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

(6)

- lbu Dra. Samsidar Tanjung MPd, selaku Penasehat Akademik selama penulis menimba ilmu di jurusan Pendidikan Sejarah.

- Bapak Rajanami Sembiring, selaku Camat di kecamatan Sei Bingai yang telah memberikan izin dan bantuan da!am pengumpulan data selama penelitJan d1 lakukan dan juga kepada Bapak Jabaten Torong, selaku Kepala

Desa

Belinteng yang telah banyak membantu.

- Spesial buat bang Rigan yang telah banyak meluangkan waktu dengan mcncmani dan menjaga penulis selama penelitian sampai penyclesaian skn >si ini, makasih ya atas kesabaran, kesetiaan dan dorongan serta motivas1 yaug selalu diberikan kepada penulis.

- Sahabat-sahabatku yang k"U kasihi Juni, Kak Rubiah, Ima, Yetty yang selah mempcrhatikan, mendukung, serta mcmberikan banyak saran, kritik dan dua

kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

- Bapak dan lbu serta teman-teman khususnya warga desa Belinteng yang ll'fal· berscdia memberi dan membantu penulis dalam pengumpulan data selama pcnelitian berlangsung.

- Teman-teman khususnya stambuk 2002, yang terus memperhatikan dau memberi semangat kepada penulis.

Semua p1hak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi '"' menjadi hutang budi dan pcngorbanan mereka adalah pemberian yang tak tenula1 manakala ada yang kurang patut dan pantas dari penulis

"Maar'

jualah yang h:m\'a bisa diucapkan. Semoga skripsi ini yang jaub dari kesempumaan dapat memben manfaat bagi peminat sejarah khususnya pembaca umumnya sebagai penamh<tf wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2007

~~m

NIM 02 1 031 0672
(7)

DAFTAR lSl

ABSTRAK ... ..

KATA PENGANTAR ... II

DAFTAR ISL.. ... -

... - ... --.... - -.. ---

LV

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

I

B. Tdentifikasi Masalah...

5

C. Pembatasan Masalah. ...

5

D. Perumusan Masatah ...

5

E. Tujuan Penel itian... 6

F.

Manfaat Penelitian ...

6

BAB

II KAJIAN

PUST AKA

A.

Kerangka Teoritis...

8

B. Kerangka Konseptual ... ... ... ... ... II

C.

Kerangka Berpikir...

14

BAB Lll METOOOLOGI PENELITIAN

A.

Lokasi Pcnelitian... 15

B. Populasi

dan

Sampel ... ___________ ... 16

C. Teknik Pengumpulan Data ... 16

D. Teknik Analisa Data... ... ... .... ... ... 17

(8)

BAB TV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Mengcnai Suku Batak Karo ... 18

a. Sejarah Sui-"'11 Batak Karo ... ... I ll b. Sistem Kekerabatan Suku Batak Karo ... 20

c. Sistern Religi ... 2ll d . Jenis-Jenis Perkawinan pada Masyarakat Karo ... 29

B. Masyarakat Karo di

Desa

Belintcng ... 31

I . Sejarah

Desa

Belinteng ... 31

2. Letak dan Luas Desa Belinteng ... 32

3. Keadaan Penduduk Desa Belinteng .. .. ... ... 33

C. Pembahasan Hasil Penelitian Upacara ... J I . Maksud Pelaksanaan Upacara Caburken Bulung ... 1~

2. Proses Pelaksanaan Upacara Caburken Bulung ...

:w

3. Makna Yang Terkandung Dalam Simbol-Simbol Yang Dipergunakan Pada Upacara Caburken Bulung ... 60

4. Pelaksanaan Upacara Caburken Bulung Pada Masa .Ki:ni ... 61

S. Perubahan Yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Dalam Upacara Caburken BulungPada Saat Ini Dengan Upacara Caburke Bulung Di Masa l.alu ... 63

(9)

A. Latar Belakang Masalab

BAB I

PENDAHULUAN

Kehidupan k~lompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab

kebudayaan ada kerena adanya masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud dari

kebudayaan itu adalah adat istiadat sedangkan upacara merupakan wujud nyald

aktifitas dari adat istiadat yang berbubungan dengan segala aspek kehidupan manusia

baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Dalam masyarakat tradisional mengaL.1ifkan kebudayaan itu antara lain

diwujudkan dalam pelaksanaan berbagai macarn upacara tradisiooal yang roemant;

menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan Jewat pew·.uisan

(transfonnasi) tradisi yang telah diturunkan dari generasi ke generasi

Setiap tindakan manusia yang dilakukan melalui proses belaj ar di..chut

kebudayaaiL Didalam kebudayaan terdapat unsur-unsur yang bersifat universal

artinya unsur-unsur tersebut didapatkan didalam semua kebudayaan dari semu:• s k

bangsa yang ada di dunia. Unsur-unsur ini disebut dengan istilah unsur kebudayaan

universal, terdiri dari tujuh unsur yakni : Bahasa; Sistem Pengetahuan; Org;.misasi

Sosial; Sistern Peralatan Hidup; Sistem mata Pencaharian Hidup; Sistem Religi: dar

Sistem Kesenian. (Koen~araningrat 1981 , 203-204 ).

Salah satu unsur kebudayaan yang universal tersebut adalah sistem religt

(sistem kepercayaan), didalam sistem religi tennuat sistem upacara. Upacara tersebJJt

biasanya berupa perayaan atau adat kebesaran yang dipandang mengandung tujuan.

(10)

2

'.Ujuan tertenllL Biasanya upacara dilakukan bersama dengan para kerabat alau dapat

pula dilak:ukan sendiri-sendiri. Hal ini bertujuan untuk berkomunikasi dan

mengembangkan hubungan baik dcngan makluk halus dan supra natural seperti

Tuhan, roh para leluhur, setan, bantu, dan sebagainya.

Pada masyarakat Karo terdapat berbagai bentuk upacara yang berhubungan

dengaB kepercayaan religius mereka. Menurut Bangun (1986 : 41-42) walaupun

masyarakat Karo secara resmi telah memeluk ajaran Kristen. lslam dan Katolik,

namun masih' ditemukan pada pemeluk agama tersebut adanya keterikalan pada

kepercayaan tra<lisionalnya. Oimana masih berkembang terus usaha membuat

jimat-jimat, pergi ke gua untuk mendapatkan berkah,memberi penghormalan kepada

roh-roh nenek moyang dengan upacara, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat Karo belum bisa meninggalkan secara penuh kepercayaan tradisionalnya,

meskipun mereka sudah memeluk agama yang melarang penyelenggaraan segala

ritual-ritualtersebul.

Sebubungan dengan hal tersebut, masyarakat Karo j uga ada yang menganut

kepercayaan tradisional Karo yang disebut dengan Pemena (Pemena berarti pertama

atau sebelum ada yang mendahului). Penganut Pemena percaya kepada kekuatan

alam seperti pohon-pohon besar, gua-gua, batu-batu besar dan lain-lairt Oisamping

itu juga mempercayai kekuatan

dari

rob-rob halus, makhluk halus, roh-roh leluhur

dan sebagainya (kepercayaan ini tergolong pada animisme dan dinamisme). Mereka

juga mempunyai suatu kepercayaan kepada Tuhan pencipm alam semesta yang

mereka sebut dengan Kiniteken (Penganutnya <lisebut Erlciniteken yang artinya orang

(11)

3

Salah satu upacara yang berhubungan dengan kepercayaan tradisional Karo, dimana upacara ini sampai sekaraog masih seriog dilaksanakan oleh masyarakat Karo adalah upacara Caburken bulung yakni perkaw:inan yang diJaksanakan ketika seseorang masih anak-anak dengan impalnya yaitu antara anak kalimbubu (pibak

pernberi

gadis/pihak perempuan) dengan putera Anajc beru(pihak penenma

gadis/pihak laki-laki).

•I

Menurut (Bangun 1986: 141 ); perkawinan yang dilakukan semasa orang masih anak-anak maksudnya adalah untuk menghindar:i penyakit atau

imtuk

lebih mempererat hubungan keluarga dimana setelah dewasa diharapkan antara kcdua orang ini dilanj utkan kejenjang perkawinan yang sesungguhnya:·

Upacara caburken bulung adalah upacara perkawinan simbolis dan bersifat sementara, hal ini biasanya akan dilakukan karena adanya mimpi buruk yang dialami oleh pihak kalimbubu maupun pihak anak beru atau untuk menghilangkan perasa:u yang mengganjal diantara mereka yang mungkin dikarenal.:an selama ini hubw1ga mereka tidak baik (antara kalimbubu dan anak bern). Upacara ini biasanya jnta dilakukan bila banyak kejadian-kejadian yang mengganggu dalam kehidupan seseorang selain dari mimpi buruk sebagai tersebut diatas juga bisa karena anak yang bersangkutan sering sakit-sakitan dan Jain-Jain.

(12)

4

Meslcipun perkawinan caburken bullmg sifatnya serncnt:aill tetapi tetap

dilak-ukan

upacara

sebagaimana upacara perkawinan umumnya seperti adanya

pemberian mas kawin (unjuken) , dan juga diadakan pesta (Purba, 1990 : 9). Tetapi

berbeda halnya dari perkawinan usia dewasa dimana pada pasangan dewasa setelah

melakukan upacara perkawinan , pasangan suami istri akan hidup bersama, maka

perkawinan yang terjadi pada masa anak-anak ini hanya sebagai simbol saja, sebab

anak yang dinikahkan ini tcrkadang masih bayi.

Sekalipun upacara ini umum dilakukan oleh masyarakat Karo pada masa lalu

khususnya, tetapi tidak pada semua orang ini bisa diJakukan karena caburken bufung

ini hanya bisa dilaksanakan terbatas hanya pada mereka yang bertutur impaf saja, dan

upacara inipun hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup yakni sebelwn seseorang

menikah yang sesungguhnya.

Seiring dengan perkembangan zaman terutama dengan semakin banyaknya

rnasyarakat menganut agama, dimana dari ketentuan agama banyak yang

mengganggap haJ ini agak menyimpang dari ketentuan agama. Juga dengan makin

berkembangnya ilmu pengetahuan seltingga banyak orang yang lebih bcrpikir

rasional maka lcini semakin jarang orang yang mau melakukan upacara tersebut.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dan mengingat bahwa

upacara ini unik dimana peneliti menduga tidak banyak suku Jain khususnya eli

Indonesia yang melak-ukannya sebelum warisan budaya ini benar-benar menJadi

hiJang. maka peneliti tertarik untuk mendokumentasikan proses pelaksanaan upacara

caburken bufung pada masyarakat Karo di desa Belinteng, Kabupaten LangkaL

(13)

5

simbol-simbol yang dipergunakan dan untuk melihat apakah ada perubahan dalam

pelaksanaan upacara coburken bulung pada saat ini dengan di masa lalu.

B. Idenlifikasi Masalab

Berdasarkan Ia tar belakang .masalah diatas maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beril-ut :

I. Sistem religi (sistem kepercayaan) sebagai bagian dari un.sur kebudayaan yang

universal.

2. Bentuk upacara yang bcrhubungan dcngan kepercayaan religius pada masyarakat

Karo.

3. Kcbcradaan upacara tradisional caburken bulung sebagai upacara penyembuhan

di Desa Belinteng Kabupaten Langkat.

C. P embatasan Masalah

Yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ioi adalah " Pclaksanaan

Upacara coburken bulung (Kawin Gantung) di

Desa

Belinteng Kahupaten Langkat" .

D. Perumusan Masala h

Yang mcnjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

I. Apa j!Ungsi upacara caburken bulung pada masyarakat Karo khususnya di lokasi

penelitiao.

2. Bagaimaoakah proses pelaksanaan upacara caburken bulung di desa Belinteng

(14)

6

3. Apa makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam proses pelaksanaan

upacara caburken bulung tersebut ?

4. Apakah ada terjadi perubaban dalam pelaksanaan upacara caburken bulung pada

saat ini dengan upacara caburken bulung di masa lalu.

E. Tujuan Penelitiao

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah sebag~i berik--ut :

I. Untuk mengetahui fungsi upacara tersebut dalam kehidupan sosial l•udaya

masyarakat Karo di lokasi pene litian.

2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan upacara Caburken Bulunr dalam

kehid upan masyarakat Karo di desa Belinteng Kabupaten Langkat.

3. Unruk dapat memahami makna dari simbol yang digunakan da lam proses

pelaksanaan upacara caburken bulung tersebut terutama arti dari benda-bcnda

yang menjadi lambang atau simbol yang dipergunakan.

4. Untuk mcngetahui perubahan dalam pclaksanaan upacara caburkcn bulunr p.1da

saat ini dengan upacara caburken bulung di masa lalu

F. Maofaat Peoelitiao

Adapun manfaat yang io&>in diperoleh sesudah melakukan peneliti'\11 101

adalah :

I. Membcrikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca mengcnai

pelaksanaan Upacara caburken bulung.

(15)

7

3. Sebagai

bahan

masukan khususnya bagi geoerasi muda supaya lebih mengcnal

tradisi budaya masyarakat Karo.

4. Sebagai bahan perhatian PEMDA-SU agar upacara Caburken bulung menjadi

salah satu aset budaya nasiooal yang mempunyai potensi untuk menjadi daya

tarik wisatawan.

5. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam pernbuatan

(16)

A. Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1,. Masyarakat karo di desa Bclintcng adalah roasyarakat yang masih mcmcgang

teguh nilai-nilai budaya asli, hal ini dibuktikan dengan masih dilaksanalcannya

upacara caburken bulung. Fungsi upacara caburken buhmg adalah untuk

mengusir bala atau mcnjadi obat karena salah satu pihak sering sakit-sakitan

dan mempererat tali silaturahmi antara pihak kalimbubu dengan pihak wmk

beru.

2. Pclaksanaan upacara caburken bulung biasanya dilakukan di rumah pihak

perempuan atau scsuai dengan keputusan kedua belah pihak. Sebelum upacara

dilaksanakan tcrlcbih dahulu ditentukan hari yang baik ( nikJik wari melm!t)

yang dilakukan oleh g un1 simeteh wari telu puluh ( dukun yang meng('l'lh •1

hari yang baik diantara tiga pul uh hari yang ada ).

3. Dalam upacara caburken bulung dihadiri oleh seluruh kelompok kerahat d.!P

masing-masing pihak seperti pihak laki-laki ( sukut I pihak yang mengadak 1

pesta), kalimbubu (pihak \wnita) dan anak beru ( dari pihalc lalci-lal-i dan u.m

pihak perempuan ).

4. Proses pelaksanaan caburken bulung memiliki arti dari benda-benda van

menjadi lambang atau simbol yang dipergunakan seperti : Piso pengumbat.

(piso tumbuk !ada) digunakan sebagai lambang pengikat tendi antara si

lalu-laki dengan impalnya agar tendinya keras seperti besi mersik; ( mw

(17)

66

Pengambat (cincin pemgikat), melambangkan bahwa tefUfi si wanita diikat dengan impalnya; Parang Teguh (sejenis rerumputan yang kuat dan teguh} melambangkan

Jcuatnya

ikatan antara tefUfi

sehingga

sangat sulit untuk

diputuska~ Vis Arinteneng (sejenis kain adat Karo yang berwama hitam), melambangkan agar jiwa dan te fUfi bisa tenang dan penyakit bisa sembuh,

tidak

ada yang menggangu; Pinggan Pasu, Pasu berarti berkat. sehingga pinggan pasu d(gunakan agar segala berkat yang diberikan kalimbubu kepada arwfc

beru dapat d.iterima tanpa terhalang apapun; Nasi, A yam yang masih lengkap, telur ayam ; melambangkan kebersamaan antara anak beru dan fcalirnbubu

tidak pemah tcrpisahkan dan lain-lain

5. Pada masa l.;ni upacara caburken bulung telab jarang dilaksankan, hal tru dipengaruhi olch beberapa faktor diantaranya adalah: Faktor agama, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Proses pelaksanaan upacara caburken bulung sejak dahulu sampai sekarang sudah ada mengalami perubahan pcrubahan yang terjadi seperti pada musik pengiring, mahar/emas ka" tn.

penentuan hari pelaksanaan, dan pantangan-pantangan dalam ikatan cahurke11

(18)

DAFfAR P USTAKA

Bangun, Roberto, 2006, Mengenal Suku Karo, PT. Kesaint Blane lndah, Jakarta

Bangun Tridah, 1986, Manusia Batak Karo, PT. Gunung Agung, • Jakarta

Ginting, EP. DR. Pdt. 1994, Religi Karo, Membaca Relegi Karo

Dengan Mata Uang Yang Baru, Kabanjahe, Abdi Karya.

Ginting, Perdana S.Th. 1990. Religi Adat Karo

Koentjaraningrat, 1983, Metode-Metode Pe nelitian Masyarakat (Editor), Jakarta : PT. Gramedia

_ _ _ _ 1982, Pengantar llm u Antropologi Aksara Barn, Jakarta.

_ _ _ _ 1982, Sejarah Teori Antropologi Ul Mess, Jakarta

_ _ _ _ 1999, Man usia dan Kebudayaan di Indonesia, Djarnbatan

Meuraxa Dada, 1983, Sejarah Kebudayaan Suk'll di Sumatera Utara, Medan

Me1alatoa M Yunus, 1995, Ensiklopedia Suku-Suku Bangsa di

' Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Prinst

Darwan,

Darwin, 1984, Sejarah dan Kebudayaan Karo, Jakarta,

CV. Yrama Prinst

_ _ _ _ 1985, Adat Karo Kongres Kebudayaan Karo, Medan

Purba,

VE,

1990, Mengeoa1 Tradisiooa1 Masyarakat Karya Medan Fakultas Sastra USU

Pasaribu, Rudolf, 1988, Agama, Suku dan Batako1ogi, Medan : Penerbi 1 Pieter.

Ro1ita, 2003,

Proses

Pe1aksanaan

Upacara

Ngemabh Anak Kulau,

Skripsi Jurusan Scjarah Faku1tas llmu Sosial Universitas Negen Mcdan.

(19)

Sembiring, Sri Alem, 1992, Guru Si Baso. Sk:ripsi Sarjana Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Singarimbun, Masri, 1982, Metode Penelitian Survey Jakarta LPJES

Sitepu, AG, 1981/1982, Seni Mengeoal Kerajinan Tradisional Karo, Depdikbud Rl

Sitepu Bujur, 1996, Pilar Budaya Karo, Percetakan Bali Scan, Medan

Suyono, Aryono, 1988, Kamus Antropologi, Jakarta, Akademika

Press.

Tarigan, HG, 1990, Perciken Budaya Karo, Bandung : Yayasan Merga Silima

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Ini dapat dilihat dari ketertarikan masyarakat dalam hal ini orang tua khususnya untuk datang ke posyandu integrasi BKB dan pos PAUD untuk mengetahui

Dari 80 responden, diketahui jumlah responden yang memiliki sikap positif tentang pemakaian alat kontrasepsi tubektomi adalah sebanyak 70 responden atau

Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana

adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena

Fenomena Pertemuan Dua Lautan Perspektif Alquran dan Sains (Analisa Penafsiran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan Al-Furqan ayat 53), Muhammad Farid Al-Azhar, Skripsi,

Dari Gambar 15 tampak bahwa nilai skala Likert pada responden guru untuk Aspek Tampilan pada Interaksi Pengguna adalah 84% sehingga masuk dalam kategori

Cobalah kamu lakukan pembelajaran dengan menekankan pada proses mengamati teman atau guru kamu yang memberikan contoh atau melakukan tugas belajar gerak. Ajukan pertanyaan