INTISARI
Sistem pendineinan dieunakan untuk penyimpanan bahan makanan, minuman, obat,
vaksin atau bahan lainnya aear tidak cepat rusak atau membusuk. Saat ini sebaeian besar
pendinein yane dipakai bekerja denean sistem kompresi uap dan mempereunakan refireeran
sintetik. Refireeran sintetik mempunyai dampak neeatif pada linekunean seperti merusak
lapisan ozon dan menimbulkan pemanasan elobal. Banyak usaha dilakukan untuk mencari
sistem pendinein alternatip yane lebih ramah linekunean dan salah satunya adalah sistem
pendinein termoelektrik. Sistem pendinein termoelektrik memerlukan sumber DC yane dapat
diperoleh dari cas aki. Tujuan dari pembuatan alat pendinein air yaitu : (1) Membuat alat
pendinein air denean mempereunakan alat peltier. (2) Meneetahui karakteristik dari alat
pendinein air meneeunakan peltier denean variasi volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml. (3)
Meneetahui suhu sisi panas peltier denean variasi volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml.
Peneujian alat pendinein air meneeunakan 4 peltier denean ranekaian pararel
dilalukan denean melakukan beberapa variasi antara lain : (1) variasi volume air 400 ml, 300
ml, 200 ml. Peneujian alat pendinein air dilakukan di Laboratorium Konversi Enerei
Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.
Dari percobaan alat pendinein yane telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebaeai berikut : (1) Alat pendinein air denean meneeunakan modul
termoelektrik (peltier) berhasil dibuat dan mampu mendineinkan air denean baik. (2) Alat
pendinein denean meneeunakan 4 buah modul peltier yane telah dibuat mampu
mendineinkan air denean volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml, dalam waktu yane berbeda
denean pencapaian suhu air terendah sebesar 19,5 ºC.
i
ALAT PENDINGIN AIR MENGGUNAKAN 4 PELTIER
TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
WATER AIR CONDITIONER USING 4 PELTIERS
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree
Mechanical Engineering Study Program
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
vii
INTISARI
Sistem pendinginan digunakan untuk penyimpanan bahan makanan, minuman, obat, vaksin atau bahan lainnya agar tidak cepat rusak atau membusuk. Saat ini sebagian besar pendingin yang dipakai bekerja dengan sistem kompresi uap dan mempergunakan refrigeran sintetik. Refrigeran sintetik mempunyai dampak negatif pada lingkungan seperti merusak lapisan ozon dan menimbulkan pemanasan global. Banyak usaha dilakukan untuk mencari sistem pendingin alternatip yang lebih ramah lingkungan dan salah satunya adalah sistem pendingin termoelektrik. Sistem pendingin termoelektrik memerlukan sumber DC yang dapat diperoleh dari cas aki. Tujuan dari pembuatan alat pendingin air yaitu : (1) Membuat alat pendingin air dengan mempergunakan alat peltier. (2) Mengetahui karakteristik dari alat pendingin air menggunakan peltier dengan variasi volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml. (3) Mengetahui suhu sisi panas peltier dengan variasi volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml.
Pengujian alat pendingin air menggunakan 4 peltier dengan rangkaian pararel dilalukan dengan melakukan beberapa variasi antara lain : (1) variasi volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml. Pengujian alat pendingin air dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dari percobaan alat pendingin yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Alat pendingin air dengan menggunakan modul termoelektrik (peltier) berhasil dibuat dan mampu mendinginkan air dengan baik. (2) Alat pendingin dengan menggunakan 4 buah modul peltier yang telah dibuat mampu mendinginkan air dengan volume air 400 ml, 300 ml, 200 ml, dalam waktu yang berbeda dengan pencapaian suhu air terendah sebesar 19,5 ºC.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan
anugerah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir ini merupakan
salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Alat Pendingin Air
Menggunakan 4 Peltier ” ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. P.H. Prima Rossa, S.Si, M.Sc selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. PK. Purwadi, M.T selaku Ketua Program studi Teknik Mesin, Dosen
Pembimbing Tugas Akhir dan Dosen Pembimbing Akademik.
3. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan
materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
4. Ag. Rony Windaryawan yang telah membantu memberikan ijin dalam
penggunakan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian ini.
5. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril
maupun materil, dan saudara - saudaraku yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah mendukung dan memberi semangat penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
6. Seluruh anak kost pjka 9”. Mas ruby, aryo, mylo, paul, awang, gusti dan
x
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... v
xi
3.3. Proses Pemasangan Komponen – komponen Alat Pendingin ... 26
3.4. Uji Coba Alat Pendingin ... 38
4.1.1. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 400 ml 43
4.1.2. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 300 ml 44
4.1.3. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 200 ml 46
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Efek Seebeck dan Efek Peltier ... 7
Gambar 2.2. Peltier (Termoelektrik) ... 9
Gambar 2.3. Cara kerja Termoelektrik (TEC) ... 10
Gambar 2.4. Perpindahan Panas Konduksi ... 11
Gambar 2.5. Perpindahan Panas Konveksi ... 13
Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah Pelaksanaan ... 16
Gambar 3.2. Konstruksi Alat Pendingin. ... 17
Gambar 3.3. Rangka peralatan pendingin air ... 19
Gambar 3.15. Skema pemasangan komponen-komponen alat pendingin ... 26
Gambar 3.16. Skema rangkaian alat pendingin yang selesai dirangkai ... 27
xiii
Gambar 3.25. Obeng plus (+) ... 34
Gambar 3.26. Cas aki ... 35
Gambar 3.27. Transformator/Travo ... 35
Gambar 3.28. Termokopel ... 36
Gambar 4.7. Suhu air yang didinginkan untuk semua volume percobaan .... 52
Gambar 4.8. Suhu sisi panas peltier untuk volume air : 400 ml, 300 ml, 200 ml ... 53
Gambar 4.9. Nilai TH, TC dan (TH-TC) dari waktu ke waktu, volume air 400 ml ... 54
Gambar 4.10. Nilai TH, TC dan (TH-TC) dari waktu ke waktu, volume air 300 ml. ... 55
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Suhu air yang didinginkan, untuk volume : 400 ml ... 43
Tabel 4.2. Suhu air yang didinginkan, untuk volume : 300 ml ... 45
Tabel 4.3. Suhu air yang didinginkan, untuk volume : 200 ml ... 46
Tabel 4.4. Suhu sisi panas peltier untuk volume air : 400 ml ... 47
Tabel 4.5. Suhu sisi panas peltier untuk volume air : 300 ml ... 49
Tabel 4.6. Suhu sisi panas peltier untuk volume air : 200 ml ... 50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peltier panas dingin yang ada di pasaran ... 60
Lampiran 2. Rangkaian pararel menggunakan papan pcb ... 62
Lampiran 3. Rangkaian pararel ... 62
Lampiran 4. Peltier/keramik panas dingin ... 63
Lampiran 5. Peltier (TEC) ... 64
Lampiran 6. Peltier Cooler TEC12706 ... 65
Lampiran 7. Thermoelectric Cooling Module ... 66
Lampiran 8. Semiconductor peltier thermoeletric module ... 67
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di saat kemajuan teknologi yang begitu pesat,ilmuwan atau lembaga
dalam bidang teknologi demi menghasilkan suatu alat yang dapat menjadikan
kehidupan menjadi nyaman, praktis, dan ramah lingkungan, demi mempermudah
segala sesuatu untuk kelangsungan hidupnya, Manusia tidak pernah berhenti
mencoba bereksperimen untuk menciptakan suatu alat yang dapat dipakai untuk
memberikan hasil yang maksimal namun mudah dalam pengaplikasiannya. Salah
satu alat yang mudah dalam pembuatan dan pengoperasiannya di bidang teknik
pendingin adalah modul thermoelektrik yang diberi nama Peltier. Penggunaan peltier juga lebih ramah lingkungan dibandingkan mesin siklus kompresi uap
karena tidak mengandung refrigeran. Berdasarkan hal tersebut dilakukan kajian tentang penerapan efek peltier untuk alat pendingin minuman. Untuk peltier ini dibutuhkan listrik DC untuk mendapatkan efek panas dan dingin di kedua sisi
elemen peltier. Sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan keinginan. Dari
definisi diatas maka salah satu sisi peltier dapat berfungsi untuk menurunkan
temperatur ruangan yang hendak didinginkan (khusus ruangan yang sangat kecil).
Dengan alat ini manusia menemukan solusi ketika menginginkan meminum air
Meskipun tinggal di negara tropis (Indonesia), bukan berarti tidak
membutuhkan alat pendingin makanan dan minuman. Lihat saja kini sudah
banyak perumahan, Perusahaan, Perkantoran, Swalyan dan Mall yang memasang
alat pendingin minuman karena memang sudah menjadi kebutuhan utama untuk
minum-minuman dingin, apalagi di Negara indonesia banyak terdapat daerah
tropis yang sangat panas seperti wilayah indonesia bagian Timur seperti NTT,
Ambon, dan Papua yang suhunya sangat panas.
Ada beberapa jenis pendingin yang menggunakan modul thermoelektrik
(peltier) antara lain pendingin prosesor komputer, pendingin makanan, pendingin
obat-obatan, pendingin air minum pada dispenser (ringan, tidak seberat pendingin
kompresi uap), pendingin minum kaleng pada mobil (car cool box). Selain praktis
dalam pemasangan, Dengan adanya alat ini, diharapkan mampu membuka wacana
kita tentang adanya Termoelektrik yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan refrigerant (gas freon).
Oleh karena itu, diperlukan suatu rancangan model pendingin air
menggunakan peltier yang nantinya dapat dihasilkan koefisien perpindahaan kalor
yang baik. Dari keadaan tersebut, memperlihatkan pentingnya penelitian ini perlu
dilakukan, mengingat pentingnya peltier di masa kini, maka peneliti sangat
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang penggunaan peltier untuk peralatan
1.2. Tujuan
Tujuan dari Penelitian adalah :
1. Membuat alat pendingin air dengan mempergunakan peltier.
2. Mengetahui karakteristik dari alat pendingin yang telah di buat :
a) Mengetahui suhu terendah yang mampu dihasilkan alat pendingin peltier
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu terendah, dengan volume
air : 400 ml
b) Mengetahui suhu terendah yang mampu dihasilkan alat pendingin peltier
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu terendah, dengan volume
air : 300 ml
c) Mengetahui suhu terendah yang mampu dihasilkan alat pendingin peltier
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu terendah, dengan volume
air : 200 ml
3. Mengetahui suhu sisi panas peltier dengan variasi volume air 400 ml, 300 ml,
200 ml.
1.3 Batasan Masalah
Batasan – batasan dalam pembuatan alat pendingin adalah :
1. Peralatan pendingin mempergunakan peltier sebanyak 4 buah.
2. Susunan peltier pada peralatan pendingin menggunakan rangkaian pararel.
3. Sisi panas peltier dihubungkan dengan plat alumunium dan heatsink.
4. Sisi dingin peltier dihubungkan pada dasar bak dari alumunium yang berisi
1.4 Manfaat dari hasil Penelitian ini adalah
1. Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan terkait dengan penggunaan
peltier untuk mesin pendingin.
2. Dapat di pergunakan sebagai referensi bagi para penelitian lain yang terkait
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sejarah Peltier
Efek peltier pertama kali ditemukan oleh Jean Charles Athanase Peltier
pada tahun 1834 dengan memberikan tegangan pada dua sambungan logam yang
berbeda, yang ternyata menghasilkan perbedaan temperatur. Sedangkan
thermoelektrik sebagai sebuah sistem pertama kali di teliti pada tahun 1950.
Termoelektrik ini digunakan pada sistim pengkondisian ruangan (AC) dan sistem
pendingin.
2.2 Peltier- thermoelectric cooler
Peltier ini adalah modul Thermo-Electric (TEC), dibungkus oleh keramik
tipis yang berisikan batang-batang Bismuth Telluride didalamnya. Ketika disuplai
tegangan DC salah satu sisi akan menjadi panas, sementara sisi lainnya akan
dingin (peltier effeck) atau sebaliknya jika sisi panas peltier ini diberi panas dan
sisi dingin diberi pendingin (terjadi perbedaan suhu) maka akan menghasilkan
arus listrik (seeback effeck). Kesimpulannya peltier ini bisa sebagai generator
mini.
Untuk pendingin (TEC) sisi panas peltier ini harus diturunkan serendah
mungkin, bisa gunakan heatsink dan fan (dan pasta thermal untuk
memaksimalkan pendinginan). Jika sisi panas peltier 60 derajat maka sisi
dinginnya sekitar 0 derajat, atau perbedaan suhunya antara kedua sisi peltier ini
Jika digunakan untuk generator sisi panas peltier ini tidak boleh di tempelkan
langsung ke sumber panas, sebaiknya digunakan media penghantar panas seperti
pasta termal.
Penggunaan peltier bisa untuk kulkas mini, pendingin prosesor, pendingin
aquarium, AC, ice box, air intake untuk mobil, pendingin untuk box panel listrik
yang lainnya atau mungkin pembangkit listrik mini tenaga panas, sumber panas
bisa diambil dari knalpot, blok mesin dll.
Catatan tentang peltier : Umur peltier umumnya sekitar 50 rb jam
operasional dengan ketentuan volt max 12-15V, suhu pada sisi panas peltier 80
derajat (tipe TEC). Alat peltier ini juga bisa dirangkai menggunakan rangkaian
paralel atau rangkaian seri. Jika dirangkai menggunakan rangkaian paralel maka
voltase tetap dan ampere bertambah, jika dirangkai menggunakan rangkaian seri
maka voltase bertambah dan ampere tetap.
2.3 Efek Thermoelektrik
Teori dasar dari efek thermokopel ditemukan dari sifat perpindahan listrik dan
panas dari logam yang berbeda. Dalam keadaan tertentu, ketika suhu berbeda
diberikan pada logam, terjadi vibrasi dan pergerakan atom electron yang diakibatkan
karena perbedaan potensial pada bahan. Perbedaan potensial ini dihubungkan dengan
fakta bahwa elektron lebih panas. Arus yang bervariasi untuk logam yang berbeda
pada suhu yang sama disebabkan perbedaan konduktivitas panasnya. Jika rangkaian
tertutup oleh hubungan konduktor, arus akan ditemukan yang mengalir pada loop
tertutup. Deskripsi yang tepat tentang efek ini adalah emf ada karena keberadaan arus
yang mengalir dalam rangkaian. Kita lihat reprsentasi Gambar 2.1. dari efek ini di
dihubungkan dengan temperatur T1 dan T2. kita tidak dapat membuat lup tertutup
dengan logam yang sama karena perbedaan potensial pada masing-masing kaki akan
menjadi sama, yang menyebabkan tidak adanya tegangan emf. Sebagai catatan adalah
emf dihasilkan sebanding dengan perbedaan suhu diantara dua titik.
Gambar 2.1. Efek Seebeck dan Efek Peltier.
2.4 Efek Seeback
Tiga belas tahun setelah penemuan Seeback, J. Peltier menemukan efek
termoelektrik yang kedua. Dia menemukan bahwa bagian dari arus listrik yang dilalui
oleh dua konduktor elektrik tersebut menghasilkan panas dan dingin bergantung pada
arah pegerakan elektronnya.
Pada awalnya, terlihat tidak ada hubungan antara penemuan Seeback dan
Peltier. Namun, pada 1855, W. Thomson (yang kemudian menjadi Lord Kelvin)
menemukan keterkaitan antara dua penemuan tersebut. Dengan menerapkan teori
Termodinamika, dia mendapatkan hubungan antara koefisein yang ditetapkan
Thomson menemukan bahwa perlu adanya teori ketiga dari Termoelektrik
untuk menunjukkan keterkatian terdapat dalam sebuah konduktor yang homogen.
Efek ini dikenal sebagai efek Thomson, yaitu: terdiri dari pemanasan dan pendinginan
yang memiliki kemampuan keterbalikan ketika sedang berlangsung pemanasan dan
pendinginan dengan aliran arus elektron.
2.5 Efek Peltier
Efek peltier pertama kali ditemukan oleh Jean Charles Athanase Peltier
pada tahun 1834, menemukan suatu teori pembalik efek seebeck. Teori ini disebut
Efek peltier. Jean Charles Athanase Peltier menemukan bahwa ketika suatu
termokopel diberikan tegangan, maka akan terjadi perbedaan temperatur pada
kedua sisinya. Teori ini sering juga dikenal sebagai Thermoelectric cooler (TEC).
2.6 Elemen peltier
Peltier adalah suatu komponen yang mengaplikasikan efek peltier. Peltier
merupakan sebuah komponen yang tergolong komponen Thermoelektrik, dimana
ketika terjadi perbedaan suhu diantara dua sisinya maka komponen ini
mengubahnya menjadi besaran tegangan listrik, dan begitu pula sebaliknya, ketika
suatu tegangan listrik diberikan kepada komponen ini, maka dapat mengubahnya
Gambar 2.2 Peltier (Termoelektrik)
2.7 Cara kerja Termoelektrik
Elektron akan mengalir melalui arus DC berpindah secara bebas ke
konduktor tembaga termoelektrik. Elektron akan masuk dari tembaga ke sisi
panas tipe p. Pada semikondutor tipe-p, elektron akan bergerak memenuhi lubang
untuk dapat berpindah kembali ke tembaga. Ketika elektron memenuhi lubang,
elektron harus menurunkan tingkat energi ke energi yang lebih rendah. Pada
proses ini, elektron akan melepas panas. Elektron akan berpindah dari tipe-p
kembali ke konduktor tembaga. Elektron kembali ditubruk ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Pada proses ini, elektron kembali menyerap panas. Elektron akan
berpindah secara bebas melalui tembaga hingga mencapai semi konduktro tipe-n.
Elektron yang hendak masuk ke dalam tipe n harus menaikkan tingkat energi
untuk berpindah melalui semi konduktor. Panas diserap ketika peristiwa ini
secara bebas melalui tembaga. Pada fasa ini, energi akan diturunkan ke tingkat
energi yang lebih rendah. Panas dilepas dalam proses ini. Bagian elektron yang
menyerap panas dan melepas panas akan disatukan dalam satu aliran. Hal ini
membuat satu sisi akan panas akibat pelepasan energi terus-menerus. Sedangkan,
satu sisi akan dingin akibat penyerapan panas terus menerus. Rangkaian tersebut
akan tampak seperti gambar 2.3.
Gambar 2.3 Cara kerja Termoelektrik (TEC)
2.8 Perpindahan Panas
Perpindahan panas atau heat transfer adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energi sebagai akibat dari adanya perbedaan temperatur diantara dua
Energi yang berpindah tersebut dinamakan kalor atau panas (heat). Panas akan
berpindah dari medium yang bertemperatur lebih tinggi ke medium dengan
temperatur yang lebih rendah. Perpindahan ini berlangsung terus sampai terjadi
kesetimbangan temperatur di antara kedua medium tersebut. Perpindahan panas
dapat terjadi melalui beberapa mekanisme yaitu : perpindahan secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
2.8.1. Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas jika panas
mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah, dengan
media pengantar panas tetap. Perpindahan panas konduksi dapat berlangsung pada
benda padat,cair dan gas. Contoh perpindahan panas konduksi adalah besi atau
logam yang dipanaskan pada salah satu ujungnya maka ujung lainnya akan terasa
panas, seperti pada Gambar 2.4.
Persamaan laju umum untuk perpindahan panas dengan cara konduksi
dikenal dengan hukum fourier yang dirumuskan sebagai berikut:
berpindah ke temperatur yang lebih rendah.
2.8.2. Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara
permukaan padat dengan fluida yang mengalir disekitarnya, dengan menggunakan
penghantar berupa fluida (cairan atau gas). Contoh perpindahan panas konveksi
adalah air yang dipanaskan dipanci, air di bagian bawah naik karena massa
Gambar 2.5. Perpindahan Panas Konveksi
Persamaan perpindahan panas konveksi dikenal sebagai hukum Newton
untuk pendinginan, yang dirumuskan sebagai berikut:
q = h.A(Ts − T∞ ) ...(2.2)
Pada persamaan (2.2) :
q = laju perpindahan panas (W)
h = koefisien perpindahan panas konveksi W/(m².K)
A = luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida (m²)
Ts= temperatur permukaan (K)
T∞= temperatur fluida yang mengalir dekat permukaan (K)
Macam-macam konveksi yaitu:
1. Konveksi bebas/konveksi alamiah (free convection/natural convection)
Perpindahan panas dimana aliran fluida yang terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan massa jenis, tanpa adanya alat bantu penggerak aliran
fluida.
Contoh: plat panas dibiarkan berada diudara sekitar tanpa ada sumber
2. Konveksi paksa (forced convection)
Perpindahan panas dimana aliran fluida yang terjadi disebabkan karena
adanya alat bantu penggerak aliran fluida.
Contoh: plat panas dihembus udara dengan kipas atau blower.
2.2 Tinjauan Pustaka
Kapa Cossa Jonahtan (2011), melakukan penelitian terhadap peralatan
Cryosurgery. Pengujian terhadap peralatan Cryosurgery dilakukan dengan
menggunakan satu dan dua termoelektrik. Dalam hal ini peralatan termoelektrik
yang digunakan adalah peltier. Peralatan Cryosurgery diberi beban plat tembaga.
Suhu rendah minimum yang dapat dicapai sebesar -50,86 ºC, jika
mempergunakan peltier dengan daya 57,36 watt. Sedangkan pada penggunaan dua
peltier suhu rendah minimum yang dapat dicapai sebesar -56,46 ºC (untuk daya
sebesar 44,3 watt) dan -54,68 ºC (untuk daya sebesar 37,2 watt).
Lia Muliani, Gandi Sugandi dan Elli Herlia, (2003), melakukan penelitian
terkait dengan peltier yang dipergunakan pada peralatan pendingin mini
menggunakan tenaga surya. Penelitian yang dilakukan menggunakan satu peltier
untuk mendinginkan vaksin sebesar 50 cc. Diperoleh suhu terendah sampai 5 ºC
dengan waktu yang diperlukan sekitar 10 menit. Jika digunakan 4 buah peltier
maka waktu yang digunakan 2,5 menit. Selanjutnya untuk mempertahankan suhu
(fluktuatif ± 2 ºC ) maka waktu yang dibutuhkan lebih kecil lagi.
Sandya Priyambada (2012) melakukan penelitian Pendingin Kabin Mobil
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran suhu udara dalam kabin tanpa alat pendingin berbasis
termoelektrik. Tahap kedua dilakukan dengan cara melakukan pengukuran suhu
udara dalam kabin dengan mempergunakan alat pendingin berbasis termoelektrik.
Hasil penelitian memperlihatkan : (1) bila tanpa alat pendingin suhu udara dalam
kabin mobil dapat mencapai suhu 52,4 ºC. (2) bila menggunakan alat pendingin,
16 BAB III
METODE PEMBUATAN ALAT
3.1. Diagram Alir Pelaksanaan
Langkah kerja yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas akhir ini disajikan
dalam Gambar 3.1. :
Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah Pelaksanaan Mulai
Perancangan Alat Pendingin
Persiapan Komponen-komponen Alat Pendingin
Alat baik
Pengolahan Data
3.2. Alat Dan Bahan
Alat pendingin air beserta komponen-komponennya tersaji pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Konstruksi Alat Pendingin.
Keterangan Gambar :
1. Rangka alat pendingin air
2. Baut pengancing penutup bagian atas
3. Penutup bak penampung bagian atas
5. Saluran lubang air masuk
6. Bak penampung air bagian bawah
7. Penutup dan pembuka untuk mengisi air
8. Kran
9. Penutup bak penampung bagian atas
10. Saluran pembuangan air
11. Papan Pcb
12. Heatsink
Alat pendingin air pada konstruksi seperti pada Gambar 3.2. memiliki
beberapa bagian penting, yaitu :
1. Rangka alat pendingin air
Rangka alat pendingin air berfungsi sebagai kaki-kaki pendukung
peralatan pendingin air. Gambar 3.3 menyajikan gambar dari rangka
Gambar 3.3. Rangka peralatan pendingin air.
2. Baut pengancing
Baut pengancing berfungsi untuk mengunci penutup bagian atas agar tetap
rapat. Gambar 3.4. menyajikan gambar baut pengunci
3. Penutup bak
Penutup bak atas berfungsi untuk menutup bak agar udara luar tidak dapat
masuk pada saat proses pendinginan air. Gambar 3.5. menyajikan gambar
penutup bak
Gambar 3.5. Penutup bak atas.
4. Bak penampung air
Bak penampung air berfungsi sebagai wadah/tempat dari penampung air
yang akan didinginkan pada saat proses pendinginan. Gambar 3.6.
menyajikan gambar dari bak penampung air.
5. Saluran lubang air masuk
Saluran lubang air masuk berfungsi untuk mengalirkan air kedalam bak.
Gambar 3.7. menyajikan gambar dari bak penampung air.
Gambar 3.7. Saluran lubang air masuk.
6. Bak penampung air bagian bawah
Bak penampung air bagian bawah berfungsi sebagai wadah/tempat air
yang dipergunakan untuk mendinginkan heatsink yang terjadi akibat
perpindahan panas agar tetap dingin pada saat uji coba alat. Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Bak penampung air bagian bawah.
7. Penutup dan pembuka
Penutup dan pembuka berfungsi untuk mengisi air untuk proses uji coba
alat. Gambar 3.9. memperlihatkan gambar penutup dan pembuka.
8. Kran air
Kran air kegunaannya sebagai pembuka saluran air dalam bak pendingin.
Gambar 3.10. memperlihatkan gambar kran air.
Gambar 3.10. Kran air.
9. Plat alumunium
Plat alumunium berfungsi sebagai penutup bak penampung bagian atas
dan dudukan peltier dan penahan heatsink. Gambar 3.11. memperlihatkan
Gambar 3.11. Plat alumunium.
10. Saluran pembuangan air
Saluran pembuangan air berfungsi sebagai pelepas kalor pada heatsink
yang sudah didinginkan oleh air. Gambar 3.12. memperlihatkan gambar
saluran pembuangan air.
11. Papan PCB
Papan PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board dengan adanya
PCB maka komponen-komponen elektronika itu menjadi terlihat rapi tidak
semrawut dan mudah untuk melacak kesalahan atau kerusakan bila
peralatan tersebut suatu saat nanti mengalami gangguan. Gambar 3.13.
memperlihatkan gambar papan pcb.
Gambar 3.13. Papan PCB.
12. Heatsink Alumunium
Heatsink Alumunium berfungsi membantu proses pendinginan sebuah
processor.Secara teknik, semakin luas permukaan perpindahan panas
sebuah benda maka akan semakin cepat proses pendinginan benda
tersebut.Gambar 3.14. menyajikan gambar heatsink alumunium.
3.3. Proses Pemasangan Komponen-komponen Alat Pendingin.
Komponen-komponen alat pendingin seperti elemen peltier, papan pcb
dan kabel di solder dipapan pcb menggunakan alat solder dan timah.
Komponen-komponen alat pendingin seperti bak penampung bawah dipasang pada rangka
alat pendingin serta heatsink yang dipasang melekat bersama dengan plat
alumunium sebagai pengantar kalor panas yang akan didinginkan oleh air yang
mengalir. Komponen-komponen elemen peltier, papan pcb dipasang diatas plat
alumunium dan bak atas penampung air dipasang diatas elemen peltier. Bak
penampung atas diikat menggunakan baut agar tetap rapat, Gambar 3.15.
Memperlihatkan proses pemasangan komponen-komponen alat pendingin.
Gambar 3.15. Skema pemasangan komponen-komponen alat pendingin. Penutup dan pembuka
Bak penampung air
Elemen peltier Kran air
Papan pcb Plat alumunium
Lubang pengikat heatsink Heatsink
Rangkaian alat pendingin yang sudah selesai dirangkai, tersaji pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16. Skema rangkaian alat pendingin yang selesai dirangkai.
Dalam pembuatan alat pendingin digunakan beberapa peralatan
penunjang, diantaranya :
1. Dioda
Dioda berfungsi sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal
DC. Gambar 3.17. memperlihatkan gambar dioda. Penutup dan pembuka
Bak penampung air yang di dinginkan
Elemen peltier
Saluran air masuk
Saluran air keluar
Gambar 3.17. Dioda 50A.
2. Kapasitor
Fungsi kapasitor adalah untuk menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk
arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik,
sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus
listrik. Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai
filter/penyaring,perata tegangan DC pada pengubah AC to DC,pembangkit
gelombang ac atau oscillator. Gambar 3.18. memperlihatkan gambar
Gambar 3.18. Kapasitor 80V 10000µF.
3. Kabel
Kabel adalah conductor /penghantar yang telah diisolasi yaitu dilindungi
dari gangguan mekanis dan pengkaratan, disekat agar kedap air
mempergunakan material standard sehingga mempunyai kemampuan
Gambar 3.19. Kabel NYAF 2,5mm 450/750 Volt.
4. Thermal pasta
Thermal pasta sangat penting dalam membantu proses perambatan panas
sehingga kinerja heatsink menjadi lebih maksimal. Gambar 3.20.
memperlihatkan thermal pasta yang berada di dalam tempatnya.
5. Solder listrik
Solder listrik adalah alat yang berfungsi melelehkan timah, dipakai pada
pemasangan kaki komponen elektronika pada jalur papan cetak (PCB).
Gambar 3.21. menyajikan gambar solder listrik.
Gambar 3.21. Solder listrik.
6. Timah solder
Timah Solder adalah kawat dari bahan timah yang dibuat khusus dan
digunakan untuk menyambung kaki komponen elektronika dengan jalur
papan cetak PCB. Timah ini dilelehkan dengan solder. Gambar 3.22.
Gambar 3.22. Timah solder.
7. Pemotong Pipa (Tubing cutter)
Pemotong Pipa (Tubing cutter) fungsinya untuk memotong pipa-pipa pada
mesin pendingin agar potongan yang dihasilkan bisa rata. Untuk
Gambar 3.23. Pemotong pipa (Tubing cutter).
8. Tang
Tang adalah alat yang digunakan untuk mencengkeram, memotong kawat
atau kabel. Dalam pembuatan alat pendingin ini tang digunakan untuk
memotong kabel. Gambar 3.24. memperlihatkan sebuah tang.
9. Obeng plus (+),
Obeng plus berfungsi sebagai alat untuk membuka dan memasang baut
kepala plus (bunga). Gambar 3.25. memperlihatkan sebuah obeng.
Gambar 3.25 Obeng plus (+).
10. Cas aki
Fungsi cas aki sebagai pengisian kembali/pengecasan/recharge aki secara
optimal adalah hal yang paling penting untuk merawat dan mendukung
Gambar 3.26. Cas aki.
11. Transformator/Travo
Yang dimaksud dengan trafo ini adalah alat yang berbentuk gulungan
kawat yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari input ke output.
Gambar 3.27. memperlihatkan sebuah transformator/travo.
Dalam pengambilan data digunakan beberapa peralatan penunjang, di antaranya :
1. Termokopel
Termokopel adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu
besaran entalpi refrigeran sebagai data yang dibutuhkan. Jenis termokopel
yang digunakan adalah Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al
alloy)). Prinsip kerjanya ujung kabel ditempelkan pada bagian yang akan
diukur kemudian menghidupkan termokopel tekan T1 atau T2 sensor
akan secara otomatis bekerja dan hasilnya ditampilkan pada layar digital.
Gambar 3.28. memperlihatkan sebuah termokopel.
2.Multimeter digital
Fungsi multimeter dapat digunakan untuk berbagai tujuan atau aktivitas
dalam merangkai atau membuat perlengkapan elektronik, diantaranya
untuk mengukur resistansi, mengukur tegangan DC, mengukur daya,
mengukur tegangan AC, Mengukur Arus (Searah), menguji kondensator,
menguji hubungan pada sirkuit, menguji diode, menguji Transistor,
mengukur daya dan lain-lain. Gambar 3.29. memperlihatkan sebuah
multimeter digital.
Gambar 3.29 Multimeter digital.
3. Ampere meter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik. Alat multi tester
listrik yang disebut avometer, gabungan dari fungsi amperemeter,
Lorentz dan gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang
selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir
maka semakin besar pula simpangannya. Gambar 3.30. memperlihatkan
sebuah amperemeter.
Gambar 3.30 Amperemeter.
3.4. Uji Coba Alat Pendingin 3.4.1. Gambar Skema
Gambar 3.31. Skema rangkaian alat.
3.4.2. Penjelasan Cara Kerja
Arus listrik dari Pln adalah arus tegangan AC, disalurkan ke travo dan cas
aki. Cas aki adalah tegangan DC, arus tegangan AC diubah menjadi arus tegangan
DC menggunakan cas aki. Arus tegangan DC dari cas aki disalurkan kedioda,
capasitor. Arus tegangan DC dari dioda dan capasitor disalurkan ke elemen peltier
sehingga elemen peltier berkerja dengan arus tegangan DC. Arus tegangan DC
diberikan ke elemen peltier, sehingga elemen peltier mengalami dua suhu yang
berbeda. Sisi atas elemen peltier menjadi dingin dan sisi bawah elemen peltier
menjadi panas. Sisi dingin atas elemen peltier untuk mendinginkan air, sedangkan
untuk sisi bawah elemen peltier menjadi panas. Sisi panas elemen peltier akan
didinginkan oleh air yang mengalir sebagai media untuk mendinginkan panas dari
elemen peltier. Sisi panas yang didinginkan oleh air akan mempercepat proses
pendingin air pada elemen peltier. Maka sisi dingin atas elemen peltier dapat
mempercepat proses air menjadi dingin, semakin dingin sisi panas elemen peltier
maka dapat mempercepat proses pendinginan air oleh elemen peltier. Untuk
mengetahui suhu air yang didinginkan elemen peltier dan panas yang dihasilkan
elemen peltier digunakan termometer digital sebagai alat pengukur suhu. Proses
pengambilan data mempergunakan alat multimeter digital digunakan untuk
mengatur tegangan agar stabil 12 volt. Amperemeter digunakan untuk mengetahui
berapa Tegangan Amper yang dihasilkan elemen peltier dalam proses
pengambilan data.
3.5. Variasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan volume air yang di dinginkan.
a) Penelitian I : Mempergunakan volume air : 400 ml.
b) Penelitian II : Mempergunakan volume air : 300 ml.
c) Penelitian III : Mempergunakan volume air : 200 ml.
3.6. Langkah Pengambilan Data
Pengambilan data beserta suhu air yang didinginkan elemen peltier dan
suhu panas pada elemen peltier menggunakan termokopel digital, multimeter,
amperemeter dilakukan secara bersama-sama. Hal pertama yang dilakukan adalah
pada tempatnya, agar saat proses pengambilan data tidak ada kendala pada alat
ukur. Selanjutnya untuk pengambilan data memerlukan proses sebagai berikut :
1. Memasang rangkaian kabel pada travo, cas aki, dioda, capasitor,
multimeter, ampere meter dan elemen peltier.
2. Memasang ujung kabel termokopel pada dinding ruang pendingin.
3. Mengisolasi tempat ruang pendingin air agar tidak terjadi kontak
6. Alat pendingin siap untuk di uji coba.
7. Pengambilan data dilakukan setiap dua menit, perubahan suhu air yang
didinginkan elemen peltier dan suhu panas pada elemen peltier dicatat
sebagai hasil data penelitian.
3.7. Langkah Pengolahan Data
Dengan hasil data-data yang telah diperoleh, maka data tersebut dapat
diolah. Data – data kemudian disajikan dalam bentuk grafik untuk memudahkan
3.8. Cara Mengambil Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang sudah di analisis, maka dapat diperoleh suatu
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh harus mampu menjawab tujuan dari
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 400 ml.
Hasil penelitian suhu air yang didinginkan untuk volume air 400 ml di
sajikan pada Tabel 4.1. Penggambaran data dalam bentuk grafik disajikan pada
Gambar 4.1.
Tabel 4.1. Suhu air yang didinginkan, untuk volume : 400 ml.
No Waktu t (menit)
Lanjutan Tabel 4.1.
No Waktu t (menit)
Suhu air yang di dinginkan T1 (ºC)
4.1.2. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 300 ml.
Hasil penelitian suhu air yang didinginkan untuk volume air 300 ml di
sajikan pada Tabel 4.2. Penggambaran data dalam bentuk grafik disajikan pada
Tabel 4.2. Suhu air yang didinginkan, untuk volume : 300 ml.
No waktu t (menit)
4.1.3. Hasil penelitian suhu air didinginkan untuk volume air 200 ml.
Hasil penelitian suhu air yang didinginkan untuk volume air 200 ml di
sajikan pada Tabel 4.3. Penggambaran data dalam bentuk grafik disajikan pada
Gambar 4.3.
Tabel 4.3. Suhu air yang didinginkan, untuk volume 200 ml.
No Waktu t (menit)
Gambar 4.3. Suhu air yang di dinginkan dari t = 0 sampai t = 30 menit
untuk volume air : 200 ml
4.1.4. Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 400 ml.
Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 400 ml di sajikan
pada Tabel 4.4. Penggambaran data dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar
4.4.
Tabel 4.4. Suhu sisi panas peltier untuk volume air 400 ml.
No waktu t (menit)
Lanjutan Tabel 4.4.
No Waktu t (menit)
4.1.5. Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 300 ml.
Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 300 ml di sajikan
pada Tabel 4.5. Penggambaran data dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar
4.5.
Tabel 4.5. Suhu sisi panas peltier untuk volume air 300 ml.
No waktu t (menit)
Gambar 4.5. Suhu sisi panas peltier dari t = 0 sampai t = 38 menit.
4.1.6. Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 200 ml.
Hasil penelitian suhu sisi panas peltier untuk volume air 200 ml di sajikan
pada Tabel 4.6. Penggunaan data dalam bentuk grafik di sajikan pada Gambar 4.6.
Tabel 4.6. Suhu sisi panas peltier untuk volume air 200 ml.
No waktu t (menit)
Lanjutan Tabel 4.6.
No waktu t (menit)
Suhu sisi panas peltier T2 (°C)
Gambar 4.7. menyajikan hasil penelitian untuk ketiga percobaan dengan
volume yang berbeda – beda : 400 ml, 300 ml, 200 ml. Nampak dari gambar
bahwa nilai suhu air yang didinginkan dipengaruhi oleh banyaknya air yang
didinginkan. Untuk percobaan dengan volume air 200 ml, diperoleh nilai suhu
dari waktu ke waktu paling rendah dibandingkan dengan percobaan dengan
volume air : 300 ml ataupun 400 ml. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan
proses pendinginan terhadap air dengan baik. Jika air yang didinginkan ini
dipergunakan untuk di minum, maka dengan suhu yang dihasilkan sudah dapat
memberikan rasa segar bagi peminumnya.
Pada percobaan dengan volume 400 ml, setelah pendinginan berjalan
selama 42 menit, diperoleh suhu air sebesar 19,5 ºC. Pada percobaan dengan
volume air 300 ml, setelah proses pendinginan berjalan selama 38 menit diperoleh
suhu air sebesar 19,5 ºC. Sedangkan pada percobaan dengan volume 200 ml,
setelah proses pendinginan berjalan selama 30 menit, diperoleh suhu air sebesar
19,5 ºC. Nampak dari ketiga hasil penelitian ini, suhu terendah yang mampu
dicapai alat pendingin sebesar 19,5 ºC. Dengan demikian waktu tercepat untuk
mencapai suhu 19,5 ºC adalah pada percobaan dengan volume terkecil (200 ml).
Gambar 4.8. memperlihatkan suhu sisi panas peltier untuk ketiga hasil
penelitian. Dari Gambar 4.8. nampak bahwa perjalanan suhu sisi panas peltier dari
waktu kewaktu untuk setiap penelitian berbeda, tetapi untuk waktu yang lama
(lebih dari 30 menit) suhu yang diperoleh tidak jauh berbeda. Untuk volume air
400 ml setelah 42 menit diperoleh suhu sisi panas peltier sebesar 29,3 ºC, untuk
volume air 300 ml setelah 38 menit diperoleh suhu sisi panas peltier sebesar 29,4
ºC dan untuk volume air 200 ml setelah 30 menit diperoleh suhu sisi panas peltier
sebesar 29,5 ºC. Dari hasil penelitian ini, didapatkan suhu rata – rata sisi panas
peltier adalah 29,4 ºC.
Gambar 4.9. Menyajikan hasil percobaan untuk volume air 400 ml dengan
nilai TH-TC yang dihasilkan peltier ketika digunakan dalam proses pendinginan.
Nampak dari Gambar 4.9. nilai TC-TH (perbedaan suhu rendah dan tinggi) lebih
rendah dari nilai yang ada pada spesifikasi peltier (TH-TC= 66 ºC). Hal ini berarti
peltier dapat pergunakan untuk peralatan pendingin dengan aman. Nilai TH-TC
selama proses ketika peltier digunakan tidak lebih dari 10 ºC. Nampak juga dari
gambar, nilai TH-TC mempunyai kecenderungan bernilai tetap setelah 25 menit
yaitu seharga 10 ºC.
Gambar 4.10. Menyajikan hasil percobaan untuk volume air 300 ml
dengan nilai TH-TC yang dihasilkan peltier ketika digunakan dalam proses
pendinginan. Nampak dari Gambar 4.10. nilai TC-TH (perbedaan suhu rendah
dan tinggi) lebih rendah dari nilai yang ada pada spesifikasi peltier (TH-TC= 66
ºC). Hal ini berarti peltier dapat pergunakan untuk peralatan pendingin dengan
aman. Nilai TH-TC selama proses ketika peltier digunakan tidak lebih dari 10 ºC.
Nampak juga dari gambar, nilai TH-TC mempunyai kecenderungan bernilai tetap
setelah 34 menit yaitu seharga 10 ºC.
Gambar 4.11. Menyajikan hasil percobaan untuk volume air 200 ml
dengan nilai TH-TC yang dihasilkan peltier ketika digunakan dalam proses
pendinginan. Nampak dari Gambar 4.11. nilai TC-TH (perbedaan suhu rendah
dan tinggi) lebih rendah dari nilai yang ada pada spesifikasi peltier (TH-TC= 66
ºC). Hal ini berarti peltier dapat pergunakan untuk peralatan pendingin dengan
aman. Nilai TH-TC selama proses ketika peltier digunakan tidak lebih dari 10 ºC.
Nampak juga dari gambar, nilai TH-TC mempunyai kecenderungan bernilai tetap
setelah 20 menit yaitu seharga 10 ºC.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan alat pendingin yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat pendingin air dengan menggunakan modul termoelektrik (peltier)
berhasil dibuat dan mampu mendinginkan air dengan baik.
2. Alat pendingin dengan menggunakan 4 buah modul peltier yang telah
dibuat mampu mendinginkan air dengan volume air 400 ml, 300 ml, 200
ml dalam waktu yang berbeda dengan pencapaian suhu air terendah
sebesar 19,5 ºC.
3. Suhu sisi panas rata – rata dari keping peltier untuk ketiga volume air 400
ml, 300 ml, 200 ml, adalah 29,4 ºC.
5.2. Saran
Setelah dilakukan pengambilan data dari alat pendingin ada kekurangan
dan kelebihan yang perlu di perhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk
pengembangan alat pendingin ini, antara lain :
1. Pembuatan alat pendingin dibuat serapi mungkin agar lebih mudah
2. Sebelum proses pengambilan data sebaiknya dilakukan pengecekan
beberapa kali, pada rangkaian alat pendingin sehingga saat proses
pengambilan data tidak terjadi kendala seperti pemasangan rangkaian
kabel yang salah.
3. Penelitian dapat dikembangkan dengan mencari bentuk mesin pendingin
sehingga dihasilkan mesin pendingin dengan efisiensi yang tinggi.
4. Perlu dipelajari lebih lanjut dimana posisi elemen Peltier yang tepat
59
DAFTAR PUSTAKA
Diambil pada tanggal 26 April 2013 dari. http://www.peltier-info.com/
Diambil pada tanggal 29 April 2013 dari. http://Termoelektrik/peltier-pendingin-portable-20739216
Lia muliani, Gandi sugandi, Elli herlia. Perancangan Mini Refrigerator Thermoelektrik Tenaga Surya.pdf diambil pada tanggal 4 Mei 2013, dari
http://repository.upi.edu/operator/upload/ta_ptk_0808225_chapter3.pdf.
Kapa Cossa Jonathan. 2011. Pengujian Alat Cryosurgery Berbasis Elemen Peltier Ganda. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 6 Mei 2013, dari http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20165271.pdf
Sandya Priyambada. 2012. Pendingin Kabin Mobil Berbasis Termoelektrik. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 8 Mei 2013, dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata-20295619.pdf
60 LAMPIRAN
Peltier pendingin di Pasaran
Peltier yang ada di pasaran memilik bentuk seperti tersaji pada Gambar L.1.
Spesifikasi Peltier :
• Bentuknya tipis, berukuran 4 x 4cm dengan tebal hanya 4mm. Umumnya
dibungkus dengan keramik tipis yang berisikan batang-batang Bismuth
Telluride di dalamnya.
• Peltier yang memiliki 2 material semikonduktor
• Keping peltier umumnya diberi kode angka yang dituliskan di salah satu sisi
keping pendingin. Bila kode keping peltier angka 12706, maka berarti tegangan
masukan 12 volt, arus optimal yang diminta 6 ampere.
• Beda suhu antara sisi panas dan dingin bisa mencapai 65 derajat Celcius.
• Apabila sisi panas dibuat serendah mungkin, maka sisi dingin akan bisa sangat
dingin bahkan berbuih es. Contoh : sisi panas 80C (batas maksimal yang
diperbolehkan), maka sisi dingin akan 15 oC.
• Namun kelemahan Peltier adalah Arus yang dibutuhkan cukup besar, hingga
Gambar dibawah ini memperlihatkan rangkaian pararel menggunakan papan pcb.
Gambar L.2 Rangkaian pararel menggunakan papan pcb
Gambar struktur di bawah ini adalah bentuk rangkaian pararel. Struktur seperti ini biasa digunakan untuk menghubungkan peltier lebih dari satu.
Peltier / keramik panas dingin
Gambar L.4 Peltier/keramik panas dingin
Vmaks = 14,4 volt Imaks = 6,4 Ampere Rint = 1,98 ohm DeltaTmaks = 66 ºC Pmaks = 50 watt
Dimensi PxLxT = 40mm x 40mm x 3,8mm Suhu Operasi Maksimal = 138 ºC
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.
Peltier cooler, si keping demam yang panas dingin
Gambar L.5 Peltier (TEC)
Vmaks = 14,4 volt
Imaks = 6,4 amper
Rint = 1,98 ohm
DeltaTmaks = 66 derajat celcius
Pmaks = 50 watt
Dimensi PxLxT = 40mm x 40mm x 3,8mm
Suhu Operasi Maksimal = 138 derajat celcius
Kisaran umur pakai = 200.000 jam
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.
Peltier Cooler TEC12706
Gambar L.6 Peltier Cooler TEC12706
TEC12706 40mm x 40mm x 4mm.
Thermoelectric Cooler, Elemen pendingin dengan input listrik DC, satu sisi dingin dan satu sisi panas, spesifikasinya :
Vmaks = 14,4 volt
Imaks = 6,4 amper
Rint = 1,98 ohm
DeltaTmaks = 66 ºC
Pmaks = 50 watt
Dimensi PxLxT = 40mm x 40mm x 3,8mm
Suhu Operasi Maksimal = 138 ºC
Kisaran umur pakai = 200.000 jam
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.
Thermoelectric Cooling Module
Gambar L.7 Thermoelectric Cooling Module
TEC1-12703T125 Spesifikasi
Temperatur Sisi panas: 25 C,
Imax: 4 A,
Ceramic Material: Oksid aluminium ( 97% Al2O3, 3%
Strontiumcarbonate,Nanometre)
Konstruksi Patri: 138ºc, ( 99,3% Sn, 0,7% Cu)
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.
Semiconductor peltier thermoeletric module
Gambar L.8 Semiconductor peltier thermoeletric module
Quick Details
Place of Origin: Zhejiang China (Mainland)
Brand Name:
Maite Model Number: TEC1-12706
Vmax: 15,4V lmax: 6A Qcmax: 51,4
Colour: white Couples: 127 Dimension: 40 x 40x 3,7mm
Tmax: 67 ºC OEM: Accepted Material:
wire/Se/Bi/Te/Sn/Sb
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.
Peltier Cooler(Thermoelectric Cooler and Heater)
Gambar L.9 Peltier Cooler (Thermoelectric Cooler and Heater)
Ringkas dan ramping
Jenis: TEC1-12703
45W
Kopel: 127
Imax ( A): 4, Vmax ( V): 15,4
QCMAX ( W) 35,6
Tmax : 68 ºC
R( )" 1,12
Kawat Panjangnya: 133Mm ( 5")
Disegel Untuk perlindungan melawan terhadap embun.
Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari.