Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN
SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Departemen Pendidikan Biologi
oleh :
SARIPAH
1103852
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pembelajaran Berbasis
Praktikum Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Penguasaan Konsep Sistem
Ekskresi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Saripah
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SARIPAH
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN
SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Prof.Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd
NIP. 195107261978032001
Pembimbing II
Dr. Peristiwati, M.kes.
NIP. 196403201991032001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Biologi
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi” telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis praktikum terhadap peningkatan sikap ilmiah dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi, serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy experiment. Sampel penelitian adalah kelas XI MIA-1 sebagai kelas kontrol dan XI MIA-3 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala sikap dan soal penguasaan konsep. Hasil tes penguasaan konsep dan skala sikap dianalisis secara kuantitatif yaitu dari rata-rata skor pretest dan posttest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Instrumen lain yang mendukung adalah lembar observasi kinerja dan angket yang dianalisis secara kualitatif yaitu dianalisis perindikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis praktikum memberikan pengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah dan penguasaan konsep siswa. Sikap ilmiah siswa kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,24 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,31. Penguasaan konsep siswa kelas kontrol mengalami peningkatan dengan rata-rata N-gain sebesar 0,20 dan pada kelas eksperimen sebesar 0,40. Secara umum pembelajaran berbasis praktikum memberikan pengaruh positif terhadap siswa.
Kata kunci: pembelajaran berbasis praktiku, sikap ilmiah siswa, penguasaan konsep
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The research tittled “Practicum Based Learning to Improve Scientific attitude and excretion system concept mastery” was conducted at SMA Negeri 1 Lembang. This research aimed to analyze the influence of practicum based learning model on the improvement of the students scientific attitude and excretion system concept mastery, and the students response on practicum based learning. The method of the research was quasi experiment. The sample of the research was XI MIA-1 as the controlled class and XI MIA-3 as the experimental class. The instruments used in this research were attitude scale and concept mastery test. The result of attitude scale and concept mastery test which was analyzed quantitatifly was the average of pretest and posttest score in both classes. Other instruments which supported the research were observation worksheet and questionnaire which was analyzed qualitatifly per indicator. The result of the research showed that practicum based learning model gave significant influence on the students scientific attitude and concept mastery. The improvement of the students scientific attitude in controlled class was 0.24 while in experimental class was 0.31. Meanwhile, the improvement of the average of gained score on the students concept mastery in controlled class was 0.20 and in experimental class was 0.40. therefore, it can be concluded that practicum based learning gave positive influence on the students.
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
PERNYATAAN ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Batasan Masalah 6
F. Asumsi 6
G. Struktur Organisasi Skripsi 7
BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK
MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM
EKSKRESI
9
A. Pembelajaran Berbasis Praktikum 9
B. Penguasaan Konsep 13
C. Sikap Ilmiah 14
D. Hubungan Pembelajaran Berbasis Praktikum, Sikap Ilmiah, dan Penguasaan
konsep 17
E. Sistem Ekskresi 18
BAB III METODE PENELITIAN 22
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian 22
C. Lokasi dan Subjek Penelitian 23
D. Definisi Operasional 23
E. Instrumen Penelitian 25
F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 28
G. Teknik Pengambilan Data 30
H. Pengolahan Data 31
1. Uji Validitas 31
2. Reliabilitas Instrumen 32
3. Tingkat kesukaran 33
4. Daya Pembeda 33
5. Uji Prasyarat 34
6. Uji Hipotesis 36
I. Prosedur Penelitian 40
1. Tahap Persiapan 40
2. Tahap Pelaksanaan 40
3. Tahap kesimpulan 40
J. Alur Penelitian 41
BAB 1V TEMUAN DAN PEMBAHASAN 42
A. Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum 42 B. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum 53 C. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Praktikum 66 D. Kinerja Siswa Dalam Pelaksanaan Praktikum 70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 78
A.Simpulan 78
B. Implikasi dan Rekomendasi 78
DAFTAR PUSTAKA 80
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya sains (IPA) dan teknologi,
di satu sisi memang memberikan banyak manfaat bagi penyediaan beragam
kebutuhan manusia. Namun disisi lain, hal ini sekaligus menjadi tantangan yang berat
bagi kalangan pendidik untuk menyiapkan masyarakat yang bermodal melek sains,
yaitu masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring,
mengaplikasikan, serta turut berkontribusi bagi perkembangan sains dan teknologi itu
sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat. Ilmu
pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang berhubungan erat dengan fenomena alam.
IPA bukan hanya penguasaan konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan proses penemuan(Subiantoro, 2007). Oleh karena itu membelajarkan IPA
akan berbeda dengan pembelajaran ilmu-ilmu lain seperti bahasa atau ilmu sosial.
Berdasarkan pengamatan secara empiris di lapangan, Subiantoro (2007)
mengatakan bahwa banyak guru-guru yang membelajarkan siswanya dengan strategi
dan metode yang kurang representatif serta kurang mendukung pemenuhan
kebutuhan keilmuan IPA. Hal tersebut tentunya menyebabkan pencapaian hasil
belajar siswapun menjadi terbatas pada aspek pengetahuan (kognitif) saja, tetapi
belum banyak mengalami pengembangan aspek sensori-motori, afektif dan nilai-nilai
(values).
Kurangnya variasi dalam memilih strategi dan metode pembelajaran tampaknya
disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru akan fungsi kegiatan praktikum atau
kegiatan hands-on bagi pemahaman konsep siswa secara konstruktivistik, terutama
konsep-konsep yang abstrak. Selain itu, keterbatasan guru dalam mengelola
pembelajaran berpraktikum adalah masalah target dan waktu untuk pencapaian isi
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran berpraktikum. Padahal strategi belajar
dengan menggunakan praktikum dapat mendukung siswa untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan berfikir (hands on dan minds on) (Hayatet al., 2011).
Melalui pembelajaran berbasis praktikum siswa dirangsang untuk aktif dalam
memecahkan masalah, berfikir kritis dalam menganalisis permasalahan dan fakta
yang ada, serta menemukan konsep dan prinsip sehingga tercipta kegiatan belajar
yang lebih bermakna dengan suasana belajar yang kondusif.
Pentingnya praktikum dalam pembelajaran IPA juga dinyatakan oleh para pakar
pendidikan. Hudson (1996 dalam Hayatet al., 2011) menyatakan bahwa praktikum
dalam pembelajaran IPA dapat: 1) memotivasi siswa dan merangsang minat serta
hobinya, 2) mengajarkan keterampilan-keterampilan yang harus dilakukan di
Laboratorium, 3) membantu perolehan dan pengembangan konsep-konsep, 4)
mengembangkan sebuah konsep IPA dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam melaksanakan IPA tersebut, 5) menanamkan sikap ilmiah, dan 6)
mengembangkan keterampilan sosial.
Halimatul dan Supriyanti (2006 dalam Hayat et al., 2011) memperkuat pendapat
Hudson dengan menjelaskan fungsi praktikum yaitu: (1) memperjelas konsep yang
disampaikan di kelas melalui contoh langsung dengan alat, bahan atau peristiwa alam,
(2) meningkatkan keterampilan intelektual siswa melalui observasi atau pencarian
informasi teori secara lengkap dan selektif yang mendukung pemetan persoalan
praktikum, melatih dalam memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan dan
keterampilan terhadap situasi yang dihadapi, (3) melatih dalam merancang
eksperimen, menginterpretasi data dan membina sikap ilmiah. Jika dilihat lebih
seksama pendapat para ahli di atas banyak menekankan bahwa kegiatan praktikum
dapat menstimulus terbentuknya sikap ilmiah.
Carin dan Sund (1997) menyatakan bahwa serangkaian sikap dan nilai yang dapat
ditumbuhkan melalui kerja ilmiah adalah: (1) memupuk rasa ingin tahu dalam
memahami dunia sekitarnya, (2) mengutamakan bukti, (3) bersikap skeptis, (4)
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
positif terhadap kegagalan. Dalam pembelajaran sikap ilmiah siswa sangat
dibutuhkan dikarenakan dengan sikap ilmiah tersebut pembelajaran akan berjalan
dengan baik sehingga mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang
diinginkan. Selain itu menurut Natalina (2013),sikap siswa terhadap pembelajaran
biologi juga berkorelasi positif dengan prestasi belajar. Oleh sebab itu untuk
mencapai prestasi belajar biologi yang lebih baik maka sikap positif siswa terhadap
pembelajaran biologi harus ditingkatkan. Dengan memperhatikan kondisi tersebut,
maka guru dituntut untuk melakukan perbaikan atau memilih strategi yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar. Strategi yang dipilih hendaknya
melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat membangkitkan sikap belajar siswa
dalam pembelajaran dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran biologi yang dikehendaki
adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif baik secara
fisik, mental, intelektual untuk memahami konsep-konsep biologi tanpa mengabaikan
hakikat IPA itu sendiri, yaitu mencakup komponen produk ilmiah, proses Ilmiah, dan
sikap ilmiah dalam pembelajaran. Rustaman (2003) mengemukakan bahwa dalam
pendidikan sains kegiatan praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar, khususnya biologi. Praktikum dalam pembelajaran biologi sangat
diperlukan untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan
abstrak padahal belajar biologi tidak sekedar belajar tentang fakta, konsep, prinsip,
hukum dalam wujud pengetahuan deklaratif. Akan tetapi belajar biologi juga belajar
tentang cara memperoleh sains, cara sains dan aplikasi sains. Menurut Redjeki (dalam
Sudargo, 2009) mengatakan bahwa belajar dari pengalaman langsung pada
pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang terbaik. Melalui kegiatan
praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor dalam memahami suatu fenomena alam. Hastuti (2013) mengatakan
bahwa praktikum juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa terutama dalam
mempelajari biologi karena siswa belajar dari pengalaman langsung. Siswa yang
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempelajari sesuatu sehingga akan mudah mengerti suatu konsep yang diajarkan.
Kurangnya motivasi yang diberikan akan berakibat pada rendahnya sikap ilmiah
siswa dalam belajar. Rendahnya sikap ilmiah siswa terhadap pembelajaran biologi
dikarenakan proses pembelajaran yang diterapkan lebih mengutamakan hasil belajar,
penyajian guru dalam mengajar lebih terfokus pada penciptaan target kurikulum.
Oleh sebab itu, melalui pembelajaran berbasis praktikum siswa akan terlibat aktif
dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami suatu
konsep biologi. Maka sikap siswa seperti inillah yang harus diubah sehingga
ketertarikan siswa lebih kuat untuk mempelajari biologi.
Salah satu konsep biologi yang penting untuk diajarkan di jenjang SMA adalah
sistem ekskresi manusia yang meliputi materi struktur dan fungsi organ ekskresi
manusia, mekanisme pembentukan urin dan kelainan serta penyakit pada sistem
ekskresi yang mungkin terjadi serta implikasinya pada saling temas. Sistem ekskresi
merupakan materi yang kompleks karena melibatkan struktur organ dan proses
fisiologi yang terjadi di dalam tubuh. Materi tersebut melibatkan proses fisiologi di
dalam tubuh dan pemahaman struktur anatomi suatu organ sehingga siswa cenderung
menganggap materi sistem ekskresi rumit dan sulit. Ketika materi tersebut diajarkan
dengan metode pembelajaran konvensional siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru saja, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran dan tidak memperoleh
pengalaman langsung yang memudahkan siswa untuk memahami materi tersebut
sehingga motivasi siswa berkurang dan hasil penguasaan konsep siswa menjadi
rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan metode pembelajaran yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman langsung dalam rangka membangun
pengetahuannya sendiri dan memudahkan siswa untuk menguasai konsep ini secara
baik dan benar. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran berbasis
praktikum terhadap sikap ilmiah dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi?”
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka rumusan masalah
dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perbedaan kemampuan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran tentang
sistem ekskresi?
2. Bagaimanakah perbedaan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran tentang sistem
ekskresi ?
3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum
pada materi sistem ekskresi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis praktikum terhadap
sikap ilmiah dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Guru.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru dalam
menerapkan pembelajaran berbasis praktikum dan melatih sikap ilmiah yang
dimliki oleh siswa
2. Bagi Siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dan terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa memiliki
pengalaman belajar yang lebih bermakna.
E. Batasan Masalah Penelitian
Agar permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini tidak meluas, maka
permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Penguasaan konsep yang diukur adalah penguasaan konsep ranah kognitif
sesuai dengan taksonomi Bloom dari C1 sampai dengan C6.
2. Sikap ilmiah siswa yang akan diukur meliputi sikap ingin tahu, sikap respek
terhadap data/fakta, berfikir kritis, kreatif, kerjasama, tekun dan peduli
terhadap lingkungan sekitar.
F. Asumsi Penelitian
1. Menurut Howard dan Miskowski (2005) pembelajaran yang menantang
peserta didik menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan
dapat meningkatkan keikutsertaan dan rasa keingintahuan dalam belajar,
memperbaiki pola pikir, serta membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan penelitian.
2. Salah satu strategi pembelajaran yang baik dan sejalan dengan hakikat
kontruktivisme adalah penerapan model pembelajaran berbasis praktikum
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Rustaman (2003) mengatakan bahwa dalam pendidikan sains kegiatan
laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar khususnya biologi.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab 1 ini dipaparkan mengenai tahapan yang ditulis oleh peneliti dalam
hal merumuskan masalah pentingnya pembelajaran berbasis praktikum untuk
meningkatkan sikap ilmiah dan penguasaan konsep sistem ekskresi. Dalam bab 1
peneliti menyampaikan informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan
dengan urutan penulisan sebagai berikut:
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah Penelitian
F. Asumsi Penelitian
G. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Pada bab 2 peneliti memaparkan mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan variabel penelitian. Urutan penulisan sebagai berikut:
A. Pembelajaran Berbasis Praktikum
B. Penguasaan Konsep
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Hubungan Pembelajaran Berbasis Praktikum, Sikap Ilmiah dan Penguasaan
Konsep
E. Sistem Ekskresi
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini bersifat procedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca
untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitian dari mulai
metode penelitian yang akan diterapkan, instrument yang digunakan, tahapan
pengumpulan data hingga langkah-langkah analisis data yang digunakan. Untuk
itu dalam bab metode penelitian penulis menjelaskan bagaimana cara-cara
penelitian yang akan dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
A. Metode Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
F. Analisis Uji Coba Instrumenn
G. Teknik Pengambilan Data
H. Pengolahan Data
I. Prosedur Penelitian
J. Alur Penelitian
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menyampaikan hal utama, yaitu temuan penelitian berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan
urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Pada bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara
acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok. Namun, dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan
untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami sudah
terbentuk dalam satu kelompok utuh, seperti kelompok siswa dalam satu kelas.
Dengan kondisi seperti itu kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak
dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek
penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya sehingga penelitian harus dilakukan
dengan menggunakan intact group. Dengan pertimbangan kondisi tersebut maka
penelitianini menggunakan metode penelitian Quasy Experimental. Penelitian Quasy
Experimental melibatkan kelompok subjek utuh dalam penelitiannya (Wiersman,
2009).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design
Pretest-Posttest. Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design
Pretest-Posttest dianggap sebagai desain penelitian yang paling banyak digunakan di dalam
teknik kuasieksperimen (Ariyanti, 2012). Pada desain penelitian Nonequivalent
Control Group Design Pretest-Posttest hanya melibatkan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, Desain penelitian seperti ini dianggap
sebagai bentuk yang paling sederhana (Wiersman, 2009).
Tabel 3.1 Desain Nonequivalent Control Group Design Pretest-Posttest
Kelompok pretest perlakuan posttest
Eksperimen Y1 X1 Y2
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Ariyanti, 2012)
Keterangan:
Y1 = Pretest yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol
X1 =Penerapan pembelajaran berbasis praktikum pada kelas eksperimen
X2=Penerapan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok pada
kelas kontrol (pembelajaran konvensional)
Y2 = Posttest yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol
Desain ini digunakan khusus untuk penelitian yang ingin membandingkan hasil
dari dua perlakuan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin
menganalisis perbandingan peningkatan sikap ilmiah dan penguasaan konsep antara
siswa yang mendapat pembelajaran berbasis praktikum dengan siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
kelompok.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Lembang, yang berlokasi di Jl. Maribaya
No. 68 Lembang. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada observasi sebelumnya,
bahwa SMA Negeri 1 Lembang merupakan satu-satunya SMA yang berstatus negeri
di wilayah lembang dan memiliki fasilitas laboratorium yang cukup lengkap. Waktu
penelitian dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran tentang sistem
ekskresi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester II
tahun ajaran 2014/2015 di SMAN 1 Lembang. Pengambilan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dilakukan dengan teknik cluster random sampling.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara
operasional untuk menghindari kesalahan penafsiran dari maksud dan tujuan yang
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pembelajaran Berbasis Praktikum adalah pembelajaran yang memiliki lima
fase atau tahapan. Pertama fase orientasi masalah , pada tahapan ini guru
menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru
menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Kedua fase
perumusan masalah, pada fase ini guru membimbing siswa untuk
merumuskan masalah berdasarkan tujuan penyelidikan yang akan dilakukan,
kemudian siswa diberikan waktu untuk mengidentifikasi langkah-langkah
kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Ketiga fase melakukan
penyelidikan, pada fase ini siswa melakukan penyelidikan dengan cara
melakukan kegiatan praktikum tentang mengidentifikasi adanya
karbondioksida dari paru-paru, mengidentifikasi bagian-bagian ginjal yang
berperan dalam sistem ekskresi dan mengidentifikasi kandungan urin orang
normal dan urin orang yang menderita gangguan sistem ekskresi. Keempat
fase mengatasi kesulitan, setelah siswa mendapatkan data dari kegiatan
penyelidikan selanjutnya siswa melakukan interpretasi data dengan cara
berdiskusi dengan teman kelompoknya. Kelima fase merefleksikan hasil
penyelidikan, setelah melakukan diskusi kelompok kemudian siswa
melakukan diskusi kelas dengan cara salah satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dengan kelompoknya.
2. Sikap ilmiah siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap ingin
tahu, sikap respek terhadap data/fakta, berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka
dan kerjasama, tekun serta peduli terhadap lingkungan sekitar yang diukur
menggunakan skala sikap (Lampiran C2).
3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengusaan
konsep siswa pada materi sistem ekskresi. Pengusaan konsep siswa tentang
sistem ekskresi diukur melalui tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda
sebanyak 30 soal dengan lima pilihan jawaban pada jenjang kognitif dari C1
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Skala Sikap
Skala sikap ditunjukkan sebagai pedoman untuk mengungkap aspek-aspek
sikap ilmiah siswa seperti sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data/fakta,
berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka dan kerjasama, tekun serta peduli
terhadap lingkungan sekitarpada saat praktikum sistem ekskresi dengan
menggunakan skala sikap model Likertdengan 4 alternatif jawaban. Skala
sikap yang digunakan terdiri dari 10 butir pernyataan yang tersebar pada
aspek-aspek sikap ilmiah yang diisi dengan memberikan tanda ceklis pada
lembar jawaban dengan empat kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun kisi-kisi skala
sikap dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Skala Sikap
Aspek Sikap Ilmiah Nomor
Pernyataan Orientasi jawaban
Rasa ingin tahu 1 Positif
8 Positif
13 Negatif
16 Positif
Respek terhadap data/fakta 2 Positif
3 Positif
Berfikir kritis 5 Neatif
19 Negatif
Kreatif 4 Positif
17 Negatif
Terbuka dan kerja sama 7 Negatif
9 Positif
10 Positif
14 Positif
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tekun 18 Positif
20 Negatif
Peka terhadap lingkungan sekitar 6 Positif
11 Negatif
12 Positif
2. Tes Penguasaan Konsep
Tes tertulis ini terdiri dari pretest dan posttest. Tes tertulis berupa soal pilihan
ganda sebanyak 30 soal dengan lima pilihan jawaban pada jenjang kognitif
dari C1 sampai C6. Instrumen tes ini berfungsi untuk mengetahui penguasaan
konsep awal siswa dan setelah pembelajaran. Adapun kisi-kisi instrumen tes
penguasaan konsep terdapat padatabel 3.3.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep
Jenjang
Kognitif Soal Nomer Soal Jumlah Soal
C1 2,6,23 3
C2 1,17,13,16,7,5,10,12,14,20,21,25,30 13
C3 8,9,11,18,26,29,4,3,15,19 10
C4 22,24 2
C5 27 1
C6 28 1
Jumlah seluruh soal 30
3. Lembar Observasi Kinerja
Lembar observasi kinerja ini digunakan untuk mengetahui kinerja siswa
selama melaksanakan kegiatan praktikum sistem ekskresi. Lembar penilaian
kinerja siswa pada saat pelaksanaan praktikum dengan menggunakan lembar
observasi. Dalam penelitian ini, pengambilan data melalui lembar observasi
melibatkan delapan observer. Sebelumnya, observer sudah mendapatkan
penjelasan yang meliputi penjelasan penggunaan lembar observasi pada saat
kegiatan praktikum berlangsung. Adapun kisi-kisi lembar observasi kinerja
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Kinerja Siswa
Membuktikan adanya karbondioksida yang dikeluarkan dari paru-paru No Indikator
1. Meniup air kapur dengan benar dan hati-hati 2. Mengamati perubahan warna
3. Mengisi data hasil pengamatan pada tabel 4. Memberi label pada setiap gelas kimia
Struktur dan bagian ginjal No Indikator
1. Menyayat ginjal domba dengan benar 2. Mengamati bagian-bagian ginjal
3. Mengisi data hasil pengamatan pada tabel Uji kandungan urin No Indikator
1. Menggunakan pipet tetes dengan benar (memijat karet dan melepaskan ketika berada di dalam larutan)
2. Menggunakan Bunsen dengan hati-hati
3. Mencampurkan larutan sampai merata atau homogen 4. Mengamati perubahan warna
5. Membaca gelas ukur dengan tepat (sejajar meniscus) 6. Mengisi data hasil pengamatan pada tabel
7. Memberi label pada setiap tabung
4. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa ini digunkan sebagai instrumen dengan tujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
berbasis praktikum. Adapun kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa
Aspek yang diukur Indikator Nomer
Angket
Pembelajaran berbasis praktikum pada materi sistem
ekskresi
Mengetahui tanggapan siswa mengenai kegiatan praktikum pada materi sistem ekskresi
1, 4, 6, 7, 8 Mengungkap kepercayaan diri siswa pada saat
melaksanakan praktikum 9
Mengungkap kendala yang dihadapi siswa ketika
praktikum 5
Mengungkap efisiensi waktu yang diperlukan
dalam kegiatan praktikum 10 Kelebihan dan
kekurangan kegiatan pembelajaran berbasis praktikum pada materi sistem
ekskresi
mengungkap ketertarikan siswa terhadap pelajaran
biologi melalui kegiatan praktikum sistem ekskresi 3 Mengungkap kesulitan siswa terhadap pelajaran
biologi melalui kegiatan praktikum sistem ekskresi
2
F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum melakukan pengambilan data menggunakan instrumen penelitian,
terlebih dahulu dilaksanakan judgement oleh dosen ahli kemudian dilakukan uji
coba instrumen. Uji coba dilakukan pada kelas yang sudah mendapatkan materi
yang akan diteliti. Adapun instrumen yang akan diujicobakan adalah soal
penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda dan skala sikap. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap butir soal. Soal penguasaan
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap yang diuji coba dianalisis menggunakan software SPSS versi.16 for
Windouws.
Dari pengujian menggunakan software ANATES pilihan ganda untuk soal
penguasaan konsep dan software SPSS versi.16 for Windouwsuntuk skala sikap,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Soal penguasaan konsep
No Soal Daya Pembeda (%) Tingkat
Kesukaran Validitas Reliabilitas Keputusan
1 20.00 Sangat Mudah 0.360
0.37
direvisi
2 30.00 Sukar 0.264 dipakai
3 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
4 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
5 10.00 Sangat Mudah 0.332 direvisi
6 10.00 Sangat Mudah 0.248 direvisi
7 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
8 30.00 Sedang 0.293 dipakai
9 60.00 Sukar 0.731 dipakai
10 20.00 Mudah 0.752 dipakai
11 30.00 Sangat Mudah 0.556 dipakai
12 30.00 Sangat Mudah 0.505 dipakai
13 10.00 Sedang 0.063 direvisi
14 40.00 Sedang 0.611 dipakai
15 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
16 -10.00 Sangat Mudah -0.110 dibuang
17 0.00 Sangat Sukar 0.00 dibuang
18 -10.00 Sangat Sukar -0.241 dibuang
19 10.00 Sangat Mudah 0.248 direvisi
20 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
21 40.00 Sukar 0.531 dipakai
22 40.00 Sangat Mudah 0.357 direvisi
23 20.00 Sangat Sukar 0.372 direvisi
24 20.00 Sangat Mudah 0.299 direvisi
25 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
26 0.00 Sangat Mudah 0.00 dibuang
27 20.00 Sangat Mudah 0.299 direvisi
28 50.00 Sedang 0.535 dipakai
29 20.00 Sangat Mudah 0.42 direvisi
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Hasil Analisis Uji Coba Skala Sikap
r Tabel = 0,334
No
Pernyataan Validitas Reabilitas Keputusan
1 Tidak Valid
0,770
Direvisi
2 Valid Dipakai
3 Valid Dipakai
4 Tidak Valid Direvisi
5 Tidak Valid Direvisi
6 Valid Dipakai
7 Tidak Valid Direvisi
8 Valid Dipakai
9 Valid Dipakai
10 Tidak Valid Direvisi
11 Valid Dipakai
12 Valid Dipakai
13 Valid Dipakai
14 Valid Dipakai
15 Tidak Valid Direvisi
16 Valid Dipakai
17 Valid Dipakai
18 Tidak Valid Direvisi
19 Tidak Valid Direvisi
20 Valid Dipakai
G. Teknik Pengambilan Data
Adapun teknik pengambilan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian tes penguasaan konsep (Lampiran C1) dan skala sikap
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan penilaian kinerja pada siswa saat kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh observer (Lampiran C4).
3. Memberikan tes penguasaan konsep (Lampiran C1)dan skala sikap (Lampiran
C2) setelah pembelajaran (posttest) tentang materi sistem ekskresi.
4. Memberikan angket kepada siswa untuk mendapatkan hasil mengenai respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran berbasis praktikum yang telah
dilakukan (Lampiran C5).
H. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diolah dengan cara sebagai berikut:
1. Pengolahan data tes penguasaankonsep Pretest dan Posttest
Pengolahan data tes objektif dilakukan dengan menggunakan uji statistik
terhadap data pretest dan posttest. Data tersebut diperoleh dengan memberikan tes
objektif pilihan ganda sebanyak 30 soal kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Langkah pertama dalam pengolahan data kuantitatif tersebut adalah
menghitung skor jawaban (pretest dan posttest) dengan cara memberi skor 1
untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah, kemudian skor yang
telah diperoleh diubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan suatu instrumen
tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur (Arikunto, 2012). Pengukuran validitas instrumen yang digunakan
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
koefisien korelasi = validitas butir soal
jumlah seluruh siswa
skor tiap siswa pada butir soal
skor total tiap siswa
= jumlah skor seluruh siswa pada butir soal
= jumlah skor total seluruh siswa pada tes
Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi menggunakan
tabel kategori validitas butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,800 Tinggi
0,400-0,600 Cukup
0,200-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen tes.
Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila tes tersebut
menghasilkan skor secara ajeg yaitu skor yang relatif stabil/tetap walaupun
diberikan pada situasi yang berbeda ketika diuji ulang dari satu pengukuran ke
pengukuran lainnya (Arikunto, 2012). Pengukuran reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
jumlah hasil perkalian antara p dan q
banyaknya item
standar deviasi dari tes (akar varians)
Nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi menggunakan
tabel kategori reliabilitas butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.9. Kategori Reliabilitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80-1,00 Sangat tinggi 0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
c. Tingkat Kesukaran
Indeks taraf kesukaran adalah suatu angka atau bilangan yang menunjukkan
sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2012). Pengukuran tingkat
kesukaran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut:
P =
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
P = taraf kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar untuk suatu soal
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kategori tingkat kesukaran untuk mengklasifikasi setiap instrumen
tes dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10. Kategori Tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
0,00<P≤0,30 Soal sukar
0,30<P≤0,70 Soal sedang
0,70<P≤1,00 Soal mudah
(Arikunto 2012)
d. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana butir soal dapat membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan
berkemampuan rendah.
Arikunto, 2012)
Keterangan:
D = daya pembeda
J = jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun kategori daya pembeda untuk mengklasifikasi setiap instrumen tes
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
[image:31.612.165.496.99.175.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11. Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2012)
e. Uji Prasyarat
Uji prasayarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis
akan dilakukan melalui uji statistik parametrik atau nonparametrik (Sudjana,
2005).Semua pengujian statistik pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS Versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007. Uji
prasyarat ini terdiri dari :
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdebut
berdistribusi normal atau tidak. Uji Shapiro-Wilk digunakan pada uji
normalitas ini. Pengujian normalitas data skor pretes menggunakan uji dua
pihak, hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0: Data skor pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: Data skor pretes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Pada penelitian ini, digunakan taraf signifikansi 0,05 maka kriteria
pengujiannya adalah :
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
Hasil uji normalitas menentukan hasil jenis uji selanjutnya. Hasil pengujian
yang menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Tetapi apabila
data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka digunakan
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua
buah distribusi atau lebih. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji
F atau Levene’s tes. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji dua
pihak, hipotesisnya sebagai berikut :
H0: = (Varians kelas eksperimen dan varians kelas kontrol homogen)
H1: ≠ (Varians kelas eksperimen dan varians kelas kontrol tidak
homogen). Dengan,
: variansi kelas kontrol
: variansi kelas eksperimen
Taraf signifikansi 0,05 digunakan pada penelitian ini maka kriteria
pengujiannya adalah :
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa varians indeks gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama maka pengujian dilanjutkan dengan uji
perbedaan dua rata-rata dengan uji t. Apabila varians indeks gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak sama maka digunakan uji t’.
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata serta
membandingkan N-gain yang diperoleh pada kelas kontrol dengan eksperimen.
Jenis uji dua rata-rata yang digunakan bergantung kepada jumlah sampel, jika
≥ 30 dan data berdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik yaitu uji t
independen, namun jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji
Mann-Whitney (Sudjana, 2005). Hipotesis dalam pengujian berikut ini adalah:
H0= tidak dapat perbedaan yang signifikan.
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa di awal, data pretest
dan posttest berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka uji
kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney
(statistika nonparametrik). Hipotesis ujinya adalah sebagai berikut.
H0: µk = µe (rata-rata skor pretes kelas eksperimen dan kontrol sama/tidak
berbeda secara signifikan)
H1: µk ≠ µe (rata-rata skor pretes kelas eksperimen dan kontrol tidak
sama/berbeda secara signifikan)
Pada penelitian ini, digunakan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian
hipotesisnya adalah :
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Posttest)
Uji ini dilakukan dalam menguji perbedaan dua rata-rata skor posttest yang
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka uji perbedaan
dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney (statistika
nonparametrik). Hipotesis ujinya adalah sebagai berikut.
H0: µe = µk (rata-rata skor posttest kelas eksperimen tidak lebih baik dari
rata-rata skor posttest kelas kontrol)
H1: µe> µk (rata-rata skor posttest kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata
skor posttest kelas kontrol)
Pada penelitian ini, digunakan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian
hipotesisnya adalah :
H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05
H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α= 0,05,
artinya kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,05 sudah lazim digunakan karena dinilai cukup ketat untuk mewakili
perbedaan antara variabel-variabel yang diuji. Is - T 1
Menghitung nilai N-gain dengan rumus:
Keterangan:
<g>N-gain
T2 = nilai posttest
T 1 = nilai pretest
Is = skor maksimal
Tabel 3.12.Kriteria N-gain
Rentang Kriteria
g>0,70 Tinggi
0,30≥g≥0,70 Sedang
g<0,30 Rendah
(Hake, 1999)
2. Pengolahan skala sikap
Data yang diperoleh dari kemunculan setiap item sikap ilmiah pada skala
sikap, dihitung dengan menggunakan rumus:
NP =
(Purwanto, 2009)
Keterangan:
NP = nilai persen munculnya aspek sikap ilmiah yang diamati
R = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
SM = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Hasil dari perhitungan presentase sikap ilmiah siswa di atas kemudian
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
[image:35.612.171.479.123.209.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13. Kategori Persentase Sikap Ilmiah Siswa
Persentase Predikat
86-100% Sangat Baik
75-85% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
<54% Kurang Sekali
(Purwanto, 2009)
3. Pengolahan kinerja
Penilaian kinerja siswa pada saat pelaksanaan praktikum diukur dengan
menggunakan lembar observasi kinerja sswa. Nilai kinerja siswa dalam praktikum
diperoleh dengan cara menghitung:
(Arikunto, 2012)
Presentasi yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.14. Kategorisasi Hasil Kinerja Siswa
Persentase Kategori
86% - 100% Sangat baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤ 54% Kurang sekali
(Purwanto, 2008)
4. Angket Respon Siswa
Data yang diperoleh melaui angket diolah dengan cara melakukan penyekoran
setiap aspek pada angket. Setiap pernyataan terdiri dari dua pilihan ya atau tidak.
[image:35.612.188.467.484.566.2]Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Presentase angket =
(Arikunto, 2012)
Hasil presentase perhitungan kuantitatif ini ditafsirkan dengan menggunakan
kategorisasi menurut Koentjaraningrat (dalam Handayani, 2010) pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.15. Kategorisasi Hasil Persentase Angket Respon Siswa
Persentase Kategorisasi
0% Tidak satupun
1% - 30% Sebagian kecil 31% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 80% Sebagian besar 81% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
(Handayani, 2010)
I. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang akan dilakukan ini dibagi ke dalam tiga tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyusunan laporan. Ketiga tahap
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian ini yaitu studi
kepustakaan, observasi ke sekolah, menyusun instrument, judgement
instrument, membuat perangkat pembelajaran berbasis praktikum (Lampiran
A1), membuat perangkat pembelajaran berdasarkan model konvensional
(Lampiran A2), meminta pertimbangan mengenai instrument pada dosen ahli
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari melakukan pretest baik pada kelas
kontrol maupun kelas eksperimen, melaksanakan kegiatan pembelajaran
dimana pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis
praktikum dengan fase-fase tertentu (fase orientasi masalah, fase perumusan
masalah, fase melakukan penyelidikan, fase mengatasi kesulitan dan fase
merefleksikan hasil penyelidikan). Sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional diskusi kelompok. Kemudian
pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Memberikan
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (Lampiran C4) pada praktikum
uji karbondioksida dari paru-paru, uji untuk mengidentifikasi bagian-bagian
ginjal, uji kandungan glukosa, uji kandungan protein, uji kandungan klorida
dan uji kandungan ammonia dalam urin. Memberikan skala sikap pada kelas
eksperimen (Lampiran C2) dan skala sikap kelas kontrol (Lampiran C3) dan
memberikan angket respon siswa (Lampiran C5) pada kelas eksperimen.
3. Tahap pasca pelaksanaan
Setelah dilakukan analisis statistika terhadap hasil penelitian, kemudian data
dibahas dan dibuat kesimpulannya.
J. Alur Penelitian
Pembuatan Instrumen penelitian (Tes penguasaan konsep, Skala sikap, Lembar observasi kinerja dan Angket respon siswa.
Judgemen instrumen kepada tiga dosen ahli lalu revisi instrumen
Uji coba instrumen penelitian pada kelas
XII IPA 2 Analisis data
hasil uji coba Perbaikan
instrumen
Kelas Kontrol
Diberikan pretest (tes penguasaan konsep dan skala sikap)
Kelas eksperimen
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
:Tahap persiapan
:Tahap pelaksanaan
[image:38.612.127.547.85.426.2]:Tahap pasca pelaksanaan
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Kelas Kontrol
Melakukan pembelajaran sistem ekskresidengan metode diskusi kelompok.
Kelas eksperimen
Melakukan pembelajaran sistem ekskresi berbasis praktikum dengan sintaks:
Fase orientasi masalah:
Guru menggali pengetahuan siswa dengan menjelaskan materi tentang macam-macam pengeluaran pada manusia, organ-organ yang terlibat dalam sistem ekskresi dan mekanisme pembentukan urin secara umum. Fase perumusan masalah:
Siswa dibimbing oleh guru untuk menentukan rumusan masalah
Fase melakukan penyelidikan:
Siswa melakukan penagamatan untuk mengidentifikasi karbondioksida dari paru-paru, mengamati bagian-bangian ginjal dan melakukan uji urin.
Fase mengatasi kesulitan:
Siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompok mengenai hasil praktikum
Fase merefleksikan hasil penyelidikan:
Siswa mempresentasikan hasil praktikum di depan kelas Kelas Kontrol
Diberikan posttest (tes penguasaan konsep dan skala sikap)
Kelas eksperimen
Diberikan posttest (tes penguasaan konsep dan skala sikap) Kelas eksperimen
Pembagian dan pengumpulan angket respon siswa
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Lembang,
menunjukkan bahwa peningkatan sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu, sikap respek
terhadap data, sikap berfikir kritis, sikap kreatif, sikap kerjasama, sikap tekun dan
sikap peduli terhadap lingkungan siswa yang mendapat pembelajaran berbasis
praktikum pada materi sistem ekskresi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
mendapat pembelajaran secara konvensional menggunakan metode diskusi
kelompok. Demikian pula yang terjadi pada penguasaan konsep siswa, siswa yang
mendapat pembelajaran berbasis praktikum pada materi sistem ekskresi ebih baik
dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional menggunakan
metode diskusi kelompok jika ditinjau dari rata-rata N-gain. Selain itu berdasarkan
hasil angket, respon siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum pada materi
sistem ekskresi adalah positif.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan ternyata
pembelajaran berbasis praktikum dapat meningkatkan sikap ilmiah dan penguasaan
konsep siswa terhadap materi yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dan membuat
pembelajaran lebih menarik sehingga siswa merasakan suasana yang berbeda saat
belajar. Dengan demikian, untuk menjaga semangat belajar siswa selama kegiatan
pembelajaran, pembelajaran berbasis praktikum dapat dijadikan salah satu solusi
yang baik.
Berdasarkan uraian dan simpulan yang telah dipaparkan mengenai pembelajaran
berbasis praktikum, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain:
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan rekomendasi memilih metode
pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga dapat memberikan pengajaran
yang lebih baik lagi terhadap siswa. Sebaiknya guru lebih sering melatihkan
keterampilan dasar melakukan percobaan pada siswa.
b) Dalam menggunakan pembelajaran berbasis praktikum diharapkan guru
memperhatikan alokasi waktu yang digunakan.
2. Bagi Peneliti Lain
a) Pembelajaran berbasis praktikum ini dapat digunakan untuk diteliti pada
materi yang berbeda terutama pada konsep yang termasuk ke dalam ranah
kognitif C3 prosedural.
b) Bagi peneliti lain yang tertarik menggunakan pembelajaran berbasis
praktikum disarankan agar melakukan penyempurnaan dari penelitian ini
terutama mengenai fase-fase pada pembelajaran yang dilakukan. Pada fase
merumuskan masalah hendaknya siswa diberikan bimbingan yang
sungguh-sungguh agar siswa mampu membuat rumusan masalah yang ilmiah.
c) Dalam pembuatan instrumen penelitian hendaknya dibuat semenarik mungkin
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, S. (2005). Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Bandung: Grafindo.
Anderson, L. W. & Krathwohl, R.D. (2001). Taxonomy For Learning, Teaching, And assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Boston: MA (Person Education Group).
Arifin dan Mulyati. (2003).Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
Ariyanti. (2012). Non randomized control group pretest posttest. [Online]. Tersedia di: http://veraarianti.blogspot.com/2012/12/non-randomized-control-group-pretest_1364.html. Diakses 5 Oktober 2014.
Azwar, S. (1995). Sikap manusia: Sikap dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Basri, R. (2015). Kenali Ciri Urin Normal dan Tidak Normal. [Online]. Tersedia
di:http://berandasehat.com/kenali-ciri-urin-normal-dan-yang-tidak-normal.html. Diakses 3 September 2015.
Campbell, N.a., Reece. J.N., & Mitchell. L.G. (2004). Biologi: Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S.B. dan Zain , A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Duda, H.J. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya Pada Konsep Sistem Ekskresi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI. VOX Edukasi. 1, (2), hlm. 30-39.
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia di: http://www. Physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. Diakses 5 Oktober 2014.
Handayani, P. H. (2010). Pemanfaatan jejaring Facebook dalam peer assessment online untuk menilai sikap ilmiah pada hasil kerja praktikum pencemaran lingkungan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hastuti, A. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Hayat, M. Redjeki, S. dan Anggraeni, S.(2011). Pembelajaran berbasis praktikum pada konsep invertebrate untuk pengembangan sikap ilmiah siswa. Bioma, vol (2), tidak diterbitkan.
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Joyce, B., Weil, M. (2000). Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon
Kurnadi, K. A. (2009). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 1. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
Kurnadi, K. A. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi.
Marwati, A. (2011). Analisis Penerapan Asesmen Guru dan Asesmen Sebaya Dalam Menilai Kinerja Siswa Pada Praktikum Uji Urin. Skripsi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan
Natalina, M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Universitas Lampung.
National Science Teacher Association (NTSA). (2003). Scientific Litercy. [Online].
Tersedia di: http://www.nap.edu./readingroom/books/nses. Diakses 19 Juni
2015
Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Saripah, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rustaman, N. Y., Dirjosoemarto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjhani, K. dan Mimin (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. IMSTEP: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Subiantoro, A. W. (2007). Pentingnya praktikum dalam pembelajaran IPA. [Online].Tersedia:http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya-praktikum-dalam-pembelajaran-IPA.pdf. Diakses 12 Desember 2014.
Sudargo, F. (2009). Pembelajaran biologi berbasis praktikum untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa SMA.[Online].Tersedia:http://File.Upi.Edu/Direktoro/Sps/Prodi.Pendidikan_Ipa /195107261978032-Fransisca_Sudargo/Artikel_Hibah_Kompetitif.Pdf
Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suryosubroto, B. (2009). ProsesBelajar mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Taniredja, T. Faridli, E. Harmianto, S. (2011). Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.