• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL TUKAR (LEARNING EXCHANGE) DENGAN MODEL SIKLUS (LEARNING CYCLE) UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas xi iis di sma negeri 14 bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL TUKAR (LEARNING EXCHANGE) DENGAN MODEL SIKLUS (LEARNING CYCLE) UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas xi iis di sma negeri 14 bandung."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Model Pembelajaran . . . 10

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran . . . 10

2.1.2. Ciri-ciri Model Pembelajaran . . . .. 11

2.1. 3. Fungsi dan Sumber Model Pembelajaran . . . 12

2.2. Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14

2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14 2.2.2. Teori Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . . 15

2.2.3. Prinsip Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 16

2.2.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . 17

2.2.5. Skenario Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . 17

2.2.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tukar (Learning

Exchange) . . .

(2)

2.2.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tukar

(Learning Exchange) . . .

20

2.3. Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 21

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22

2.3.2. Teori Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22

2.3.3. Unsur-unsur Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . 22

2.3.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 24

(3)

3.3. Populasi dan Sampel . . . 45

(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan . . .

5.2. Implikasi . . .

5.3. Rekomendasi . . .

103

104

105

DAFTAR PUSTAKA ………... 107

(5)

DAFTAR TABEL

4.1 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Pretest) Kelompok

Eksperimen dan Kontrol . . .

70

4.2 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan

Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

71

4.3 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan

Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . . 72

4.4 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu

untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . . 73

4.5 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu

untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . . 74

4.6 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi

Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

75

4.7 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi

Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . . 76

4.8 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja

Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

(6)

4.9 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja

Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

77

4.10 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan

Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . . 78

4.11 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan

Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . . 79

4.12 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat

terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok

Eksperimen dan Kontrol . . . . . . .

80

4.13 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat

terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok

Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

81

4.14 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Posttest) Kelompok

Eksperimen dan Kontrol . . .

82

4.15 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok

Eksperimen 1 dengan Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 83

4.16 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok

Eksperimen 2 dengan Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . .

85

4.17 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok Kontrol

dengan Model Konvensional . . .

88

4.18 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 1 . . . 90

4.19 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 2 . . . 91

4.20 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Kontrol . . . 92

4.21 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol . . . 93

4.22 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan

Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 94

4.23 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen2 dan

Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 95

4.24 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan

Kelompok Eksperimen2 . . . . . . . . .

(7)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif . . . 41

3.2 Variabel Penelitian . . . 42

3.3 Alur Penelitian . . . 59

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

A.2 : Hasil Tes dan Observasi, Rata-rata, Simpangan Baku dan Uji Normalitas

A.3 : Uji Homogenitas

A.4 : Uji Hipotesis

Lampiran B

B.1 : Kisi-kisi dan Instrumen Lembar Observasi

B.2 : Kisi-kisi dan Instrumen Tes

B.3 : Silabus

B.4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

3.1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan untuk melihat

sebab-akibat antara variabel bebas (model tukar dan siklus belajar) dengan variabel

terikat (motivasi belajar siswa).

Metode kuasi eksperimen menurut Furchan (2004, hlm. 39) adalah:

Suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut. Tujuan utama eksperimen ialah untuk menetapkan apa yang mungkin terjadi.

Metode kuasi eksperimen melihat apakah ada pengaruh terhadap sebuah

perlakuan pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang

ada atau tidaknya pengaruh tindakan itu apabila dibandingkan dengan tindakan

lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan

proses pengumpulan, analisis, interpretasi data serta penulisan hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design,

dimana pada penelitian ini menggunakan pratest atau pretest dan pascatest atau

posttest yang kelompok eksperimen dan kontrol dipilih tidak secara random

melainkan sudah ditentukan. Dalam desain awalnya diberikan pretest untuk

mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir yang

menentukan keberadaan setelah diberlakukannya perlakuan sebuah model

(10)

Data yang dipilih berupa tes hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Berikut ini desain yang digunakan menurut Sudjana (1989, hlm. 44) :

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelas (X) Pra-Test Perlakuan PascaTest

Eksperimen (1) Y1 X Y2

Kontrol Y1 - Y2

Eksperimen (2) Y1 X Y2

Keterangan:

Y1 : Nilai tes sebelum dilakukan perlakuan.

X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen 1 dengan penerapan

model tukar (learning exchange) dan kelas eksperimen 2

model siklus (learning cycle).

Y2 : Nilai tes sesudah perlakuan.

3.1.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

kuantitatif dimana penelitian ini dilakukan untuk menggunakan pengukuran

disertai analisis secara statistik. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif merupakan

sebuah penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian yang menyangkut

variabel-variabel objek yang teliti.

Metode penelitian pada pendekatan kuantitatif ini menekankan pada

penelitian pada populasi atau sampel serta beberapa teknik pengambilan sampel.

Pengumpulan datanya pun menggunakan instrumen penelitian yang terlebih

dahulu diuji validitas, reliabilitas, uji kesukaran dan daya pembeda soal, setelah

dianggap instumen layak diberikan pada sampel maka data yang didapatkan dari

sampel dianalisis untuk menguji hipotesis diberlakukannya sebuah model

(11)

Proses penelitian kuantitatif pun digambarkan oleh Sugiyono (2014, hlm.

49) yang menyatakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa

peneliti harus sudah jelas” maka bagan penelitian kuantitatif digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif

3.1.3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengemukakan bahwa “variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudia ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini difokuskan pada model

pembelajaran tukar (learning exchange) sebagai X1 dan model pembelajaran

siklus (learning cycle) sebagai X2 yang disebut sebagai variabel bebas atau

independen. Untuk motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dianggap

sebagai Y variabel terika atau variabel dependen. Untuk gambaran variabel

(12)

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengungkapkan bahwa:

1) Variabel Independen, atau disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2) Variabel Dependen, atau disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam hal ini antara variabel independen dan dependen saling berkaitan erat satu

sama lain dan saling mempengaruhi. Setelah mengetahui variabel penelitian,

maka peneliti mencoba menguraikan operasionalisasi variabel dari penelitian ini,

yaitu dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.2

model pembelajaran model pembelajaran

tukar (learning exchange).

b. Pelaksanaan model pembelajaran model

pembelajaran tukar (learning exchange)

dalam proses pembelajaran Sosiologi.

c. Evaluasi penerapan model pembelajaran

tukar (learning exchange).

2 Model Pembelajaran

Siklus (Learning Cycle)

a. Perencanaan langkah-langkah penggunaan

model pembelajaran model pembelajaran

siklus (learning cycle).

b. Pelaksanaan model pembelajaran model

pembelajaran siklus (learning cycle) dalam

proses pembelajaran Sosiologi.

c. Evaluasi penerapan model pembelajaran

siklus (learning cycle).

3. Motivasi Belajar a. Memilih materi yang akan diberikan kepada

peserta didik pada proses pembelajaran

(13)

b. Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran.

c. Melaksanakan observasi untuk melihat

motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

model pembelajaran tukar (learning

exchange) ataupun model pembelajaran

siklus (learning cycle) dilaksanakan.

d. Melakukan tes tertulis berupa 30 soal pilihan

ganda untuk melihat kemampuan awal

(pretest) dan kemampuan akhir (posttest)

sebagai data pendukung berhasilnya motivasi

belajar sebuah model pembelajaran

dilaksanakan.

e. Menafsirkan motivasi belajar siswa dan hasil

belajar siswa.

3.2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung.

Objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa di SMA Negeri

14 Bandung yang berlokasi di Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung, sedangkan

yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 1

diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar

(learning exchange) XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang

menggunakan model siklus (learning cycle) dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan

sebagai kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah.

Alasan peneliti memilih SMA Negeri 14 Bandung sebagai lokasi penelitian

karena aspek sebagai berikut:

1) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota andung, SMA

Negeri 14 Bandung berada pada klaster ketiga, sehingga bisa digeneralisasikan

(14)

2) Hasil wawancara dengan guru Sosiologi SMA Negeri 14 Bandung, sekolah ini

jarang menggunakan model-model yang inovatif dalam proses

pembelajarannya khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini.

3) Berdasarkan informasi dari guru Sosiologi di sekolah menyatakan bahwa

materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya tidak memakai

model-model pembelajaran yang inovatif dalam menunjang pembelajaran sehingga

memungkinkan untuk peneliti dapat melihat perbedaan kemampuan

pemahaman siswa yang dilihat dari motivasi dan prestasi belajar dengan model

tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Dalam sebuah penelitian keberadaan populasi merupakan hal yang sangat

penting, dimana populasi merupakan sumber data dalam sebuah penelitian.

Darmadi (2013, hlm. 48), menjelaskan bahwa:

Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Darmadi, Sugiyono (2014, hlm 117),

menjelaskan bahwa, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud populasi adalah sekumpulan individu dalam hal ini adalah siswa yang

dijadikan subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang menggambarkan

kondisi subjek tersebut untuk mencapai sebuah tujuan dari penelitian yang

dilakukan oleh seorang peneliti.

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI IIS di SMA

(15)

Tabel 3.3

Populasi Penelitian: Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Populasi

XI IIS 1 43 Siswa

XI IIS 2 42 Siswa

XI IIS 3 40 Siswa

Jumlah 125 Siswa

3.3.2. Sampel

Menurut Darmadi (2013, hlm. 50) menjelaskan bahwa “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Arifin (2009, hlm. 215) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian dari

populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah

populasi dalam bentuk mini (mini population)”.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dan populasi

memiliki kaitan yang sangat erat, dimana sampel adalah sebagian dari populasi

yang subjek penelitiannya memiliki karakteristik tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang-orang yang terpilih atau

menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu. Jadi,

sampel ditentukan sendiri oleh si peneliti tidak ditentukan secara acak dan kelas

yang menjadi sampel disini adalah 3 kelas terdiri dari kelas XI IIS 1 diperlakukan

sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar (learning exchange)

XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang menggunakan model

siklus (learning cycle), dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan sebagai kelas

kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah. Sampel yang

digunakan adalah sampel non acak yang disesuaikan dengan tujuan penelitian itu

sendiri. Sampel yang akan diambil dilihat dari hasil belajar, jenis kelamin dan

(16)

Menurut Riduwan (dalam laman Hendry, 2010) memberikan gambaran

mengenai rumus penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu

sebagai berikut :

� = N. � +N

Keterangan : n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

� = nilai presisi yang ditetapkan

Dalam objek penelitian ini populasinya diketahui sebanyak 125 siswa, dan

tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 15%.

� = N. � + N

= 5. , 55 + = , 5+ = , 5 = ,

Karena jumlah sampel sebesar 32,79 maka dibulatkan menjadi 33

responden (siswa) perkelas yang artinya 99 siswa yang menjadi sampel.

3.4. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen yang

menggunakan model tukar (learning exchange), model siklus (learning cycle)

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional, maka peneliti ini

harus didukung oleh instrumen penelitian. Instrumen penelitian sangat diperlukan

dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Dalam penelitian ini

instrumen yang digunakan adalah:

3.4.1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang didalamnya melakukan pemuatan

perhatian pada sebuah objek. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Hadi

(1989, hlm. 136)

(17)

arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dapat diartikan bahwa observasi adalah salah satu teknik dalam penelitian yang

didalamnya mencatat apa yang terjadi dalam sebuah penelitian untuk kelengkapan

dari tujuan penelitian.

Dalam hal ini observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas XI IIS 1

sebagai kelas eksperimen 1 yang menerapkan model tukar (learning exchange),

kelas XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen 2 yang menerapkan model siklus

(learning cycle), dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol yang menerapkan

metode konvensional di SMA Negeri 14 Bandung.

Dalam pembuatan lembar observasi peneliti menggunakan skala

pengukuran rating scale. Menurut Riduwan dan Sunarto (2013, hlm. 28)

mengemukakan bahwa: “Pembuatan dan penyusunan instrumen dengan

menggunakan rating scale yang penting harus dapat mengartikan atau

menafsirkan setiap skor yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap

instrumen”. Yang artinya bahwa rating scale ini merupakan skala pengukuran

yang dapat mengartikan setiap jawaban instrumen motivasi belajar siswa.

3.4.2. Tes

Tes digunakan sebagai salah satu alat ukur dalam mengukur keterampilan,

pengetahuan dan sikap yang dimiliki individu yang diaplikasikan melalui

sekumpulan latihan dan alat ukur lainnya. Menurut Arifin (2009, hlm. 118),

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Dapat dikatakan bahwa tes merupakan salah satu teknik dalam penelitian yang

menuntut responden menjawab berbagai pertanyaan yang nantinya akan

digunakan sebagai salah satu alat ukur kemampuan dari responden tersebut.

Pada penelitian ini digunakan sistem pretest dan postest. Pretest untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dilakukan dan postest

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan proses

(18)

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan postest

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Pada penelitian ini

untuk hasil akhirnya tes digunakan sebagai salah satu tolak ukur untuk mengukur

bagaimana keberhasilan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar sosiologi. Adapun bentuknya yaitu test multiple choise (pilihan

ganda) sebanyak 30 soal.

Untuk memperoleh soal tes yang baik, maka soal-soal tes tersebut

diujicobakan, agar dapat diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembeda

1) Uji Validitas

Instrumen tes dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu yang dapat

diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Kerlinger (dalam Darmadi, 2013, hlm.

110) “does the instrumen measure what it is supposed to measure” yang artinya

bahwa sebuah instrumen yang dibuat oleh peneliti dapat mampu mengukur apa

yang dimaksudkan. Validitas yang digunakan adalah validitas permukaan yang

dianggap kriteria sederhana yang melihat tes secara sepintas apakah tes tersebut

dapat memenuhi syarat validitas apa tidak. Sehingga dapat terlihat keabsahan soal

tes agar tidak menimbulkan penafsiran lain.

Pada penelitian ini, uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus

korelasi product-moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson,

sebagai berikut:

� =

� ∑ − ∑

√{�∑

− ∑

}{�∑ − ∑

}

(Arifin, 2009, hlm.254)

Keterangan: r : koefisien korelasi butir

(19)

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks

validitas tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Validitas

Angka Keterangan

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009, hlm.257)

Dalam perhitungan sampel peneliti memakai 33 sampel yang kemudian

disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan

1%. Adapun hasilnya sebagai berikut :

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 5% = 0,344

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 1% = 0,442

2) Uji Reliabilitas

Menurut Darmadi (2013, hlm. 118) “reliabilitas adalah tingkatan pada

mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur”. Dalam

hal ini reliabilitas dapat dikatakan sebagai pengumpul data untuk menyatakan

apakah instrumen tes yang dihasilkan apakah sudah baik atau tidak.

Untuk mengetahui reliabilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan

rumus Spearman-Brown dengan teknik dua ganjil-genap.

r

nn

=

+ � − �

.

.

(Arifin, 2009, hlm. 262)

Keterangan: rnn : Uji reliabilitas instrumen

r1.2 : Hasil uji korelasi Product-Moment

n : panjang tes yang selalu sama dengan 2

(20)

Sebelumnya, untuk menghitung besaran r1.2 digunakan rumus korelasi

Product-Moment berikut ini :

r =

∑ xy

√ ∑ x ∑ y

(Arifin, 2009, hlm. 262)

Keterangan: rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor tiap item ganjil

∑y : jumlah skor total item genap

∑x2 : jumlah skor-skor x yang dikuadratkan ∑y2 : jumlah skor-skor y yang dikuadratkan

∑xy : jumlah perkalian x dan y

Besar koefisien reliabilitas diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria

reliabilitas, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas

Angka Keterangan

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009, hlm.257)

3) Uji Daya Pembeda

Menurut Arifin (2009, hlm. 273) uji daya pembeda adalah:

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Dapat dikatakan bahwa daya pembeda digunakan ketika peneliti ingin

(21)

Peneliti mengkelompokkan siswa dengan mengambil sampel 27% dari siswa yang

ada. Yang dibagi menjadi kelompok bawah (kurang pandai) dan kelompok atas

(pandai). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus

sebagai berikut:

� = � − �

Dimana � =

dan,

� =

(Arikunto, 2006, hlm 213)

Keterangan: D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi kelompok atas yang menjawab betul

PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab betul

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

soal dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang

menjawab soal dengan benar

Adapun klasifikasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Rentan Nilai Kriteria

0,70 - 1,00 Baik sekali

0,40 - 0,69 Baik

0,20 - 0,39 Cukup

0,00 - 0,19 Jelek

-1,00 - 0,00 Jelek sekali

(22)

4) Uji Tingkat Kesukaran

Menurut Arifin (2009, hlm. 266), tingkat kesukaran soal adalah

“pengukuran seberapa besat derajat kesukaran suatu soal”. Dalam hal ini peneliti

melihat seberapa besar kesukaran tiap butir soal. Untuk menghitung tingkat

kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan rumus:

� =

∑ �

(Arifin, 2009, hlm. 272)

Keterangan: P : indeks tingkat kesukaran item

∑ � : jumlah siswa yang menjawab benar per

item soal

N : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 sampai dengan 0,30 Sukar

0,31 sampai dengan 0,70 Sedang

0,70 sampai dengan 1,00 Mudah

(Arifin, 2009, hlm. 272)

5) Hasil Uji Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrumen penelitian berupa tes objektif pilihan ganda sebnyak 30 soal dengan 5

opsi jawaban.

Uji coba instrumen ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IIS di SMA

Negeri 11 Bandung yang berjumlah 33 siswa yang mempunyai karakteristik yang

(23)

Perhitungan uji coba instrumen penelitian yang dilakukan meliputi

perjitungan validitas butir soal, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya beda,

dan perhitungan indeks kesukaran butir soal. Berikut adalah tabel hasil coba.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Pretes)

(24)

22 0,734 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

23 0,067 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)

24 0,503 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

25 0,123 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

26 0,613 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

27 0,419 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

28 0,554 (Valid)

0,437

0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

29 0,536 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

30 0,433 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product

moment, berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui soal yang tidak valid

sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal

yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument

tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,437 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat

diklasifikasikan sedang.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan

pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas

atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak 1

soal termasuk kategori sukar dan 29 soal sedang.

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Posttes)

No Validitas butir soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 0,783 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

2 0,604 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

3 0,589 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

4 0,556 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

(25)

6 0,262 (Tidak valid) 0,849 0,22 (Cukup) 0,48 (Sedang)

7 0,242 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,52 (Sedang)

8 0,727 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

9 0,168 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)

10 0,459 (Valid) 0,33 (Cukup 0,39 (Sedang)

11 0,429 (Valid)

0,849

0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

12 0,24 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

13 -0,038 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,45 (Sedang)

14 0,436 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

15 0,293 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)

16 0,169 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)

17 0,49 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

18 0,202 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)

19 0,338 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

20 0,41 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

21 0,541 (Valid) 0,56 (Baik) 0,33 (Sedang)

22 0,339 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,45 (Sedang)

23 0,491 (Valid) 0,67 (Baik) 0,36 (Sedang)

24 0,27 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,42 (Sedang)

25 0,429 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

26 0,44 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

27 0,465 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

28 0,302 (Tidak valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

29 0,428 (Valid) 0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

30 0,351 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product

(26)

sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal

yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument

tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,849 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat

diklasifikasikan sangat tinggi.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan

pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas

atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak

semua soal dikategorikan sedang.

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1. Tahap Persiapan

1) Peneliti melakukan studi pendahuluan yang berupa observasi awal mengenai

proses pembelajaran di SMA Negeri 14 Bandung dan wawancara dengan

guru Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.

2) Merumuskan masalah penelitian yang akan peneliti lakukan, dimana peneliti

tertarik untuk melihat motivasi belajar Sosiologi. Peneliti pun melakukan

penelitian jenis kuasi eksperimen dengan menggunakan model tukar

(learning exchange) dan model siklus (learning cycle) dan mulai mencari

studi pendahuluan yang dibutuhkan.

3) Menentukan dan menyusun instrumen tes berupa pretest dan posttest serta

lembar observasi. Selain itu juga penelitia mempersiapkan dan memahami

perangkat pembelajaran seperti, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,

bahan ajar, format penilaian, penentuan populasi dan sampel beserta

penentuan kelas eksperimen dan kontrol.

4) Judgement instrumen.

5) Uji coba instrumen yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bandung.

6) Analisis uji coba instrumen berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

(27)

3.5.2. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.

2) Memberikan perlakuan (treatment) kepada sampel penelitian dengan

menggunakan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning

cycle) dan digunakan juga lembar observasi untuk melihat motivasi belajar

ketika siswa diberi perlakuan.

3) Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui

hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan

model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).

3.5.3. Tahap Penyusunan Laporan

1) Mengolah hasil data penelitian.

2) Menganalisis hasil data penelitian.

3) Membandingkan hasil tes dan motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

(28)

Setelah menguraikan secara terperinci mengenai setiap tahapan dari proses

penelitian maka, peneliti mengambil sebuah kesimpulan prosedur penelitian

secara singkat yang digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 3.3

Alur kegiatan penelitian

Merumuskan masalah

Studi pendahuluan

Menentukan dan Menyusun instrumen

Judgement instrumen

Uji coba instrumen

Analisis uji coba instrumen

Tes awal (pretest) Tes awal (pretest) Tes awal (pretest)

Perlakuan/treatment

Konvensional Perlakuan/treatment

Model siklus

(Learning cycle) Perlakuan/treatment

Model tukar

(Learning exchange)

Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest)

Pengolahan dan analisis data

(29)

3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian bertujuan untuk menjawab

hipotesis dan dari hasil penelitian yang diolah tersebut dapat memberikan

informasi mengenai masalah yang diteliti.

3.6.1. Analisis Data Hasil Tes

Analisis data hasil tes berupa penskoran dilihat dari hasil tes berupa pretest

dan posttest bentuk soal pilihan ganda dengan menggunakan metode rights only,

yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau soal tidak

dijawab diberi skor nol. Maka rumus yang digunakan adalah:

(dalam laman, Kholifah, 2012)

Keterangan: S : skor yang dicari

R : Right (Jumlah jawaban yang benar)

3.6.2. Analisis Data Hasil Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan untuk melihat jalannya proses

pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Data

mengenai motivasi belajar selama proses pembelajaran berlangsung antara model

tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle) mata pelajaran

Sosiologi, dapat dianalisis dengan menggunakan skala rating scale menilai

dengan kategori SB-B-CB-KB-STB (sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik,

dan sangat tidak baik).

3.6.3. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan antara data empirik dengan

data harapan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran

yang berupa skor kemampuan yang diperoleh dari pretest, lembar observasi yang

berisi indikator motivasi belajar dan posttest akan berdistribusi pada sebuah data

yang normal atau tidak normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji X2

(30)

Square, dengan langkah-langkah pengolahan data yang dijelaskan dalam skripsi

Pujiastuti (2014) , sebagai berikut:

1) Menentukan Rentang Skor

2) Menentukan banyak kelas interval (K)

3) Menentukan panjang kelas interval (P)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

Interval Fi Xi FiXi (Xi-X) (Xi-X)2 Fi(Xi-X)2

5) Menghitung rata-rata (Mean)

Keterangan: X : rata-rata (mean)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas

interval

R = Skor maksimum - Skor minimum

K = 1 + 3,3 log n

P =

X = ∑ �� ��

(31)

6) Menentukan simpangan baku

Keterangan: S : Simpangan baku

X : rata-rata (mean)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas

interval

n : jumlah responden

7) Menghitung harga baku (Z)

Keterangan: Z : Harga baku

K : Batas kelas

X : rata-rata (mean)

S : Simpangan baku

8) Menghitung luas interval (Li)

Keterangan: L1 : nilai peluang baris atas

L2 : nilai peluang baris bawah

9) Menghitung X2 Chi-Square

Keterangan: X2: chi-square hitung

f0 : frekuensi data yangs esuai dengan tanda kelas

fh : frekuensi ekspetasi

S = √�� �� − �̅

�−

Z = �− �̅

Li = L1 - L2

X2 = � − �ℎ

(32)

Hasil perhitungan X2hitung akan dibandingkan dengan X2tabel dengan tingkat

kepercayaan 95%. Untuk derajat kebebasan (dk = k-1) dan untuk mengetahui

distribusi apakah normal atau tidak normal maka ketentuannya adalah, apabila

X2hitung < X2tabel berarti data berdistribusi normal dan untuk distribusi tidak normal

ketentuannya adalah, X2hitung > X2tabel.

3.6.4. Uji Homogenitas Data

Setelah kita mengetahui hasil uji normalitas, maka langkah selanjutnya

adalah mancari nilai homogenitasnya.Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui varian populasi, apakah populasi mempunyai varian yang homogen

atau heterogen. Uji homogenitas data yang digunakan adalah uji Bartlett. Adapun

langkah-langkahnya diungkapkan dalam skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut:

1) Membuat tabel skor dari 3 kelompok data (kelompok eksperimen1,

eksperimen2 dan kontrol)

2) Menghitung nilai X dengan rumus Uji Bartlett

Sampek

Kelompok

dk 1/dk Si2 log Si2 (dk)log Si2

Eksperimen1

Eksperimen2

Kontrol

∑ (ni-1) ∑ (1/ni-1) ∑ (ni-1) (log Si2)

Jumlah

3) Menentukan harga X2hitung diatas X2tabel dengan derjaat kebebasan dkpembilang

(k-1) dan dkpenyebut (k-1) dengan taraf kesalahan 5%. Jika diperoleh X2hitung >

(33)

3.6.5. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah semua data penelitian terkumpul baik uji normalitas ataupun uji

homogenitas, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis. Setelah

dilakukan uji normalitas dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah

uji statistik pengujian dua pihak atau dua arah. Adapun langkah-langkahnya yang

dikutip dari skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut:

1) Rumus yang digunakan

thitung = �̅ − �̅

√ � + �

Keterangan:

X1

: nilai rata-rata kelas eksperimen 1

X2

: nilai rata-rata kelas eksperimen 2

S12 : varian kelas eksperimen 1

S22 : varian kelas eksperimen 1

n1 : jumlah responden kelas eksperimen 1

n2 : jumlah responden kelas eksperimen 1

2) Menentukan derajat kebebasan

dk = n1 + n2 - 2

3) Menentukan nilai tabel

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan

dengan nilai tabel, penarikan kesimpulannya sebagai berikut:

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

(34)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, hasil penelitian maka

peneliti menarik sebuah kesimpulan dimana pada hipotesis pertama dimana kelas

eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange)

dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional terdapat perbedaan

motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Perbedaan tersebut diperkuat

dengan bukti hasil uji hipotesis dengan uji-t. Pada hipotesis kedua dimana kelas

eksperimen2 yang menggunakan model pembelajaran siklus (learning cycle)

dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional tidak terdapat

perbedaan motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Dan untuk hipotesis

terakhir dimana kelas eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar

(learning exchange) dengan kelas eksperimen2 yang menggunakan model

pembelajaran siklus (learning cycle) terdapat perbedaan motivasi belajar dilihat

dari hasil belajar siswa.

Untuk penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi

sosiologi pembahasan konflik. Dalam hal ini peneliti melihat kelas eksperimen1

ini memiliki kemauan untuk belajar, penggunaan waktu untuk belajar, ulet

menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan

pendapat, minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa dan

tentunya hasil belajar siswa terlihat sangat baik dengan peningkatan yang sangat

baik dibandingkan kelas lainnya. Dalam hal ini terlihat peran model pembelajaran

yang tidak hanya sekedar guru yang berperan dalam proses pembelajaran tetapi

siswa juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Selain siswa dapat terlibat

dalam proses pembelajaran, peneliti melihat bahwa siswa dapat menerapkan

konsep sosiologi seperti interaksi sosial karena pada proses pembelajaran tukar

(learning exchange) menerapkan konsep interaksi sosial. Kepekaan sosial pun

juga sangat berpengaruh terhadap diterapkannya model pembelajaran tukar

(35)

apa sebenarnya konflik yang juga dihubungkan dengan kejadian nyata dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat dialami dalam diri siswa itu sendiri ataupun dari

apa yang dilihat oleh siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri dan

berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan fase-fase pembelajaran tukar

(learning exchange).

Dari hasil temuan penelitian pun, pada ketiga kelas pada awalnya memiliki

motivasi yang rendah dan berakibat pula pada hasil pretest mereka yang rendah.

Peningkatan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen1 yang mana kelas tersebut

menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange), dimana model ini

dapat menumbukan motivasi belajar dan tentunya hasil belajar siswa dapat

meningkat seiring dengan motivasi belajar yang mulai tumbuh dalam diri siswa.

Penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) diharapkan dapat

menjadi alternatif untuk menerapkan model pembelajaran inovatif yang dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa dan yang

tidak kalah pentingnya adalah adanya penerapan konsep sosiologi dalam

kehidupan sehari-hari dalam hal ini adalah interaksi sosial dan kepekaan sosial.

5.2. Implikasi

Setelah menarik kesimpulan dari sebuah penelitian tentu mempunyai

implikasi untuk penelitian-penelitian yang akan datang serta adanya implikasi

dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Sosiologi. Seperti diketahui

bahwa model pembelajaran tukar (learning exchange) dan model pembelajaran

siklus (learning cycle) mengembangkan konsep Sosiologi salah satunya adalah

konsep interaksi sosial dan kepekaan terhadap fenomena sosial di lingkungan

masyarakat kita. Ketika penelitian dilakukan dan uji hipotesis pun dilakukan maka

dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan keberhasilan motivasi belajar pada

kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran tukar (learning

exchange) dan kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran siklus

(learning cycle). Hal ini dikarenakan bahwa konsep Sosiologi tadi seperti

interaksi sosial dan kepekaan dapat dilaksanakan dengan baik dan kedua kelas

(36)

Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa kontribusi model pembelajaran

terhadap motivasi belajar Sosiologi sudah baik, karena selama ini masalah yang

dihadapi oleh guru Sosiologi adalah kurang mampunya mengembangkan konsep

Sosiologi dalam kehidupa sehari-hari. Selain itu kurangnya perhatian terhadap

pengembangan model pembelajaran pun menjadi hal yang membuat motivasi

belajar siswa dinilai rendah. Diperlukan adanya upaya untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa yang akan berdampak pula pada hasil belajar siswa yang

memuaskan, dengan cara mengadakan perbaikan seluruh aspek dari mulai

penerapan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari hingga pengemabangan

model pembelajaran. Dengan mengadakan perbaikan diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar yang memuaskan.

Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan diantaranya

sebagai berikut:

1) Pengembangan model pembelajaran yang ternyata amat penting sebagai

sebuah inovasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya sekedar teacher

centered. Sehubungan dengan hal itu perlu dikembangkan lebih lanjut

mengenai pengembangan model pembelajaran tersebut.

2) Menerapkan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dan kepekaan

sosial. Perlu kiranya dilakukan implementasi konsep Sosiologi dalam

kehidupan sehari-hari seperti interaksi sosial tidak hanya sekedar teori

semata.

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas,

maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan rekomendasi guna

menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa dapat mendapatkan hasil yang

maksimal, maka dapat dilakukan dengan hal tersebut:

1) Saran bagi Guru

a) Sebaiknya guru dapat menerapkan konsep Sosiologi tidak hanya saat

proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan sehari-hari baik

(37)

b) Perlu adanya inovasi pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar

siswa, maka dari itu guru perlu mengembangkan pengetahuannya

mengenai model pembelajaran inovatif.

2) Saran bagi Siswa

a) Selain guru, siswa pun harus mampu menerapkan konsep Sosiologi tidak

hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan

sehari-hari baik berupa interaksi sosial maupun kepekaan sosial. Dalam

hal ini perlu adanya kerja sama baik dari pihak guru ataupun siswa. Hal

ini dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

3) Saran bagi Sekolah

a) Dapat memfasilitasi ketika pengembangan model pembelajaran inovatif

guna menumbuhkan motivasi belajar siswa.

4) Saran bagi Peneliti Selanjutnya

a) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan berupa penelitian berkaitan dengan pengaruh model

pembelajaran terhadap kepekaan sosial siswa.

b) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat membantu mengembangkan ilmu

dan pengetahuan dan mencari lebih banyak referensi yang tersedia baik

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmadi, Hamid. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan

Sosial. Bandung: Alfabeta.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hidayat. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Perspektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Bandung: Alfabeta.

Rianto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.

Riduwan, dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

(39)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Zaini, Hisyam., dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Jurnal

Elmirawati., Daharnis., dan Syahniar. (2013). Hubungan antara aspirasi siswa dan dukungan orang tua dengan motivasi belajar serta implikasinya terhadap bimbingan konseling. Konselor: Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (1), hlm. 107-113.

Katiah. (2008). Tukar Belajar Pada Kawasan Sentra Industri Pakaian Jadi Merupakan Alternatif Model Kuliah Kerja Usaha (KKU) Bagi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal ABMAS UPI. 8 (8), hlm. 1-4.

Kiswoyowati, Amin. (2011). Pengaruh. motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Jurnal Khusus, hlm 121-126.

Kulsum, U., Hindarto, N., (2011). Penerapan model Learning Cycle pada sub pokok bahasan kalor untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, hlm 128-133.

Kurniawan, Hana., dan Istiningrum, Andian Ari. (2012). Penerpaan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi kompetensi dasar menghitung mutasi dana kas kecil siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 9 (1), hlm 114-134.

Ngatini. (2012). Peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang fungsi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together bagi siswa SMP. Jurnal Manajemen Pendidikan,7 (2), hlm. 151-159.

(40)

Internet

Faiq, Muhammad. (2012). Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online].Tersedia:http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/05/mo del- pembelajaran-siklus-belajar.html. Diakses 17 September 2014.

Hakim. (2011). Model Pembelajaran LC (Learning Cycle). [Online].

Karoto, Singgih. (t.t). Inovasi Pembelajaran dengan Learning Exchange. [Online]. Tersedia: http://singgih-karoto.weebly.com/inovasi.html.

Diakses 26 Maret 2014.

Kholifah. (2012). Sistem Pemberian Skor. [Online]. Tersedia:

http://kholifahnurunjfe.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-skor_29.html. Diakses. 4 Maret 2015.

Maulina, Deasy. (2012). Model Pembelajaran Bertukar Pasangan. [Online]. Tersedia: http://belajar-sabar-ikhlas.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-bertukar-pasangan.html. Diakses 18 November 2014.

Puspita, Jessica Garci. (2013). Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://jessicaabdurrahman.blogspot.com/2013/02/model-Rusdiani, Emi. (2014). Contoh Cara Menganalisis Daya Pembeda Soal. [Online]. Tersedia: http://7893mimie.blogspot.com/2014/01/contoh-cara-menganalisis-daya-pembeda.html. Diakses 4 Maret 2015.

(41)

Sari, Dian Purnama. (2012). Sikap Motivasi dan Mawas Diri. [Online]. Tersedia:

http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/06/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/. Diakses 4 Maret 2015.

Suardika. (2010). Desain Pembelajaran dengan Pendekatan Siklus Belajar

(Learning Cycle). [Online]. Tersedia:

https://aritmaxx.wordpress.com/2010/04/12/disain-pembelajaran-dengan-pendekatan-siklus-belajar-learning-cycle/. Diakses 25 November 2014.

Sundari, Nanik. (2013). Jenis-jenis Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia:

http://naniksundari.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-motivasi-belajar.html. Diakses 4 Maret 2015.

Utomo, Pristiadi. (2009). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses 17

Fitri, Anik Khusniatul. (2013). Efektivitas Penerapan Metode Mindmap Dilihat

dari Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi siswa MAN Purworejo.

(Skripsi). Fakultas Sains dan Teknologi, Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Perdani, Ajeng. (2013). Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode

Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar: Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pujiastuti, Sri. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan Group Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.

(42)

Rachman, Aditya. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 Pengasih. (Skripsi). Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman MEA hanya digunakan sebagai acuan saja bila terdapat sengketa transnasional dalam perkara persaingan usaha yang tidak mencapai titik temu, maka dari

Untuk menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan khu- susnya PT Usaha Teknik Indonesia, maka data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis

[r]

Study Programme with Humanistic Theory (SAHUT) merupakan suatu program bimbingan belajar yang lebih menekankan pada teori belajar humanistik yang diberikan kepada anak-anak

Pada tahun ketiga telah dilaksanakan pengujian kompatibilitas pencampuran antara fungisida organic dengan mikroba antagonis dalam menekan perkembangan pathogen

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AHMAD KHATIB SAMBAS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah SSIII II.. Dosen Pembimbing

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika menggunakan teori Bruner dengan bantuan peta konsep dapat meningkatkan penalaran dan

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997