DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Model Pembelajaran . . . 10
2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran . . . 10
2.1.2. Ciri-ciri Model Pembelajaran . . . .. 11
2.1. 3. Fungsi dan Sumber Model Pembelajaran . . . 12
2.2. Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14 2.2.2. Teori Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . . 15
2.2.3. Prinsip Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 16
2.2.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . 17
2.2.5. Skenario Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . 17
2.2.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tukar (Learning
Exchange) . . .
2.2.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tukar
(Learning Exchange) . . .
20
2.3. Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 21
2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22
2.3.2. Teori Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22
2.3.3. Unsur-unsur Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . 22
2.3.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 24
3.3. Populasi dan Sampel . . . 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan . . .
5.2. Implikasi . . .
5.3. Rekomendasi . . .
103
104
105
DAFTAR PUSTAKA ………... 107
DAFTAR TABEL
4.1 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Pretest) Kelompok
Eksperimen dan Kontrol . . .
70
4.2 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan
Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .
71
4.3 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan
Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . . 72
4.4 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu
untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . . 73
4.5 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu
untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . . 74
4.6 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi
Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .
75
4.7 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi
Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . . 76
4.8 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja
Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .
4.9 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja
Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .
77
4.10 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan
Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . . 78
4.11 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan
Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . . 79
4.12 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat
terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok
Eksperimen dan Kontrol . . . . . . .
80
4.13 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat
terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok
Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .
81
4.14 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Posttest) Kelompok
Eksperimen dan Kontrol . . .
82
4.15 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok
Eksperimen 1 dengan Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 83
4.16 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok
Eksperimen 2 dengan Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . .
85
4.17 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok Kontrol
dengan Model Konvensional . . .
88
4.18 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 1 . . . 90
4.19 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 2 . . . 91
4.20 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Kontrol . . . 92
4.21 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol . . . 93
4.22 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan
Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 94
4.23 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen2 dan
Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 95
4.24 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan
Kelompok Eksperimen2 . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR
3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif . . . 41
3.2 Variabel Penelitian . . . 42
3.3 Alur Penelitian . . . 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
A.1 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
A.2 : Hasil Tes dan Observasi, Rata-rata, Simpangan Baku dan Uji Normalitas
A.3 : Uji Homogenitas
A.4 : Uji Hipotesis
Lampiran B
B.1 : Kisi-kisi dan Instrumen Lembar Observasi
B.2 : Kisi-kisi dan Instrumen Tes
B.3 : Silabus
B.4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
3.1.1. Metode Penelitian
Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan untuk melihat
sebab-akibat antara variabel bebas (model tukar dan siklus belajar) dengan variabel
terikat (motivasi belajar siswa).
Metode kuasi eksperimen menurut Furchan (2004, hlm. 39) adalah:
Suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut. Tujuan utama eksperimen ialah untuk menetapkan apa yang mungkin terjadi.
Metode kuasi eksperimen melihat apakah ada pengaruh terhadap sebuah
perlakuan pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang
ada atau tidaknya pengaruh tindakan itu apabila dibandingkan dengan tindakan
lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan
proses pengumpulan, analisis, interpretasi data serta penulisan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design,
dimana pada penelitian ini menggunakan pratest atau pretest dan pascatest atau
posttest yang kelompok eksperimen dan kontrol dipilih tidak secara random
melainkan sudah ditentukan. Dalam desain awalnya diberikan pretest untuk
mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir yang
menentukan keberadaan setelah diberlakukannya perlakuan sebuah model
Data yang dipilih berupa tes hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Berikut ini desain yang digunakan menurut Sudjana (1989, hlm. 44) :
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas (X) Pra-Test Perlakuan PascaTest
Eksperimen (1) Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2
Eksperimen (2) Y1 X Y2
Keterangan:
Y1 : Nilai tes sebelum dilakukan perlakuan.
X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen 1 dengan penerapan
model tukar (learning exchange) dan kelas eksperimen 2
model siklus (learning cycle).
Y2 : Nilai tes sesudah perlakuan.
3.1.2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kuantitatif dimana penelitian ini dilakukan untuk menggunakan pengukuran
disertai analisis secara statistik. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif merupakan
sebuah penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian yang menyangkut
variabel-variabel objek yang teliti.
Metode penelitian pada pendekatan kuantitatif ini menekankan pada
penelitian pada populasi atau sampel serta beberapa teknik pengambilan sampel.
Pengumpulan datanya pun menggunakan instrumen penelitian yang terlebih
dahulu diuji validitas, reliabilitas, uji kesukaran dan daya pembeda soal, setelah
dianggap instumen layak diberikan pada sampel maka data yang didapatkan dari
sampel dianalisis untuk menguji hipotesis diberlakukannya sebuah model
Proses penelitian kuantitatif pun digambarkan oleh Sugiyono (2014, hlm.
49) yang menyatakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa
peneliti harus sudah jelas” maka bagan penelitian kuantitatif digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
3.1.3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengemukakan bahwa “variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudia ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini difokuskan pada model
pembelajaran tukar (learning exchange) sebagai X1 dan model pembelajaran
siklus (learning cycle) sebagai X2 yang disebut sebagai variabel bebas atau
independen. Untuk motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dianggap
sebagai Y variabel terika atau variabel dependen. Untuk gambaran variabel
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengungkapkan bahwa:
1) Variabel Independen, atau disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2) Variabel Dependen, atau disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam hal ini antara variabel independen dan dependen saling berkaitan erat satu
sama lain dan saling mempengaruhi. Setelah mengetahui variabel penelitian,
maka peneliti mencoba menguraikan operasionalisasi variabel dari penelitian ini,
yaitu dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 3.2
model pembelajaran model pembelajaran
tukar (learning exchange).
b. Pelaksanaan model pembelajaran model
pembelajaran tukar (learning exchange)
dalam proses pembelajaran Sosiologi.
c. Evaluasi penerapan model pembelajaran
tukar (learning exchange).
2 Model Pembelajaran
Siklus (Learning Cycle)
a. Perencanaan langkah-langkah penggunaan
model pembelajaran model pembelajaran
siklus (learning cycle).
b. Pelaksanaan model pembelajaran model
pembelajaran siklus (learning cycle) dalam
proses pembelajaran Sosiologi.
c. Evaluasi penerapan model pembelajaran
siklus (learning cycle).
3. Motivasi Belajar a. Memilih materi yang akan diberikan kepada
peserta didik pada proses pembelajaran
b. Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran.
c. Melaksanakan observasi untuk melihat
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
model pembelajaran tukar (learning
exchange) ataupun model pembelajaran
siklus (learning cycle) dilaksanakan.
d. Melakukan tes tertulis berupa 30 soal pilihan
ganda untuk melihat kemampuan awal
(pretest) dan kemampuan akhir (posttest)
sebagai data pendukung berhasilnya motivasi
belajar sebuah model pembelajaran
dilaksanakan.
e. Menafsirkan motivasi belajar siswa dan hasil
belajar siswa.
3.2. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung.
Objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa di SMA Negeri
14 Bandung yang berlokasi di Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung, sedangkan
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 1
diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar
(learning exchange) XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang
menggunakan model siklus (learning cycle) dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan
sebagai kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah.
Alasan peneliti memilih SMA Negeri 14 Bandung sebagai lokasi penelitian
karena aspek sebagai berikut:
1) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota andung, SMA
Negeri 14 Bandung berada pada klaster ketiga, sehingga bisa digeneralisasikan
2) Hasil wawancara dengan guru Sosiologi SMA Negeri 14 Bandung, sekolah ini
jarang menggunakan model-model yang inovatif dalam proses
pembelajarannya khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini.
3) Berdasarkan informasi dari guru Sosiologi di sekolah menyatakan bahwa
materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya tidak memakai
model-model pembelajaran yang inovatif dalam menunjang pembelajaran sehingga
memungkinkan untuk peneliti dapat melihat perbedaan kemampuan
pemahaman siswa yang dilihat dari motivasi dan prestasi belajar dengan model
tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Dalam sebuah penelitian keberadaan populasi merupakan hal yang sangat
penting, dimana populasi merupakan sumber data dalam sebuah penelitian.
Darmadi (2013, hlm. 48), menjelaskan bahwa:
Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Darmadi, Sugiyono (2014, hlm 117),
menjelaskan bahwa, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud populasi adalah sekumpulan individu dalam hal ini adalah siswa yang
dijadikan subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang menggambarkan
kondisi subjek tersebut untuk mencapai sebuah tujuan dari penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti.
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI IIS di SMA
Tabel 3.3
Populasi Penelitian: Jumlah Siswa
Kelas Jumlah Populasi
XI IIS 1 43 Siswa
XI IIS 2 42 Siswa
XI IIS 3 40 Siswa
Jumlah 125 Siswa
3.3.2. Sampel
Menurut Darmadi (2013, hlm. 50) menjelaskan bahwa “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Arifin (2009, hlm. 215) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian dari
populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah
populasi dalam bentuk mini (mini population)”.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dan populasi
memiliki kaitan yang sangat erat, dimana sampel adalah sebagian dari populasi
yang subjek penelitiannya memiliki karakteristik tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang-orang yang terpilih atau
menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu. Jadi,
sampel ditentukan sendiri oleh si peneliti tidak ditentukan secara acak dan kelas
yang menjadi sampel disini adalah 3 kelas terdiri dari kelas XI IIS 1 diperlakukan
sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar (learning exchange)
XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang menggunakan model
siklus (learning cycle), dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan sebagai kelas
kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah. Sampel yang
digunakan adalah sampel non acak yang disesuaikan dengan tujuan penelitian itu
sendiri. Sampel yang akan diambil dilihat dari hasil belajar, jenis kelamin dan
Menurut Riduwan (dalam laman Hendry, 2010) memberikan gambaran
mengenai rumus penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu
sebagai berikut :
� = N. � +N
Keterangan : n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
� = nilai presisi yang ditetapkan
Dalam objek penelitian ini populasinya diketahui sebanyak 125 siswa, dan
tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 15%.
� = N. � + N
= 5. , 55 + = , 5+ = , 5 = ,
Karena jumlah sampel sebesar 32,79 maka dibulatkan menjadi 33
responden (siswa) perkelas yang artinya 99 siswa yang menjadi sampel.
3.4. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen yang
menggunakan model tukar (learning exchange), model siklus (learning cycle)
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional, maka peneliti ini
harus didukung oleh instrumen penelitian. Instrumen penelitian sangat diperlukan
dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah:
3.4.1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang didalamnya melakukan pemuatan
perhatian pada sebuah objek. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Hadi
(1989, hlm. 136)
arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dapat diartikan bahwa observasi adalah salah satu teknik dalam penelitian yang
didalamnya mencatat apa yang terjadi dalam sebuah penelitian untuk kelengkapan
dari tujuan penelitian.
Dalam hal ini observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas XI IIS 1
sebagai kelas eksperimen 1 yang menerapkan model tukar (learning exchange),
kelas XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen 2 yang menerapkan model siklus
(learning cycle), dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol yang menerapkan
metode konvensional di SMA Negeri 14 Bandung.
Dalam pembuatan lembar observasi peneliti menggunakan skala
pengukuran rating scale. Menurut Riduwan dan Sunarto (2013, hlm. 28)
mengemukakan bahwa: “Pembuatan dan penyusunan instrumen dengan
menggunakan rating scale yang penting harus dapat mengartikan atau
menafsirkan setiap skor yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap
instrumen”. Yang artinya bahwa rating scale ini merupakan skala pengukuran
yang dapat mengartikan setiap jawaban instrumen motivasi belajar siswa.
3.4.2. Tes
Tes digunakan sebagai salah satu alat ukur dalam mengukur keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang dimiliki individu yang diaplikasikan melalui
sekumpulan latihan dan alat ukur lainnya. Menurut Arifin (2009, hlm. 118),
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Dapat dikatakan bahwa tes merupakan salah satu teknik dalam penelitian yang
menuntut responden menjawab berbagai pertanyaan yang nantinya akan
digunakan sebagai salah satu alat ukur kemampuan dari responden tersebut.
Pada penelitian ini digunakan sistem pretest dan postest. Pretest untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dilakukan dan postest
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan proses
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan postest
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Pada penelitian ini
untuk hasil akhirnya tes digunakan sebagai salah satu tolak ukur untuk mengukur
bagaimana keberhasilan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar sosiologi. Adapun bentuknya yaitu test multiple choise (pilihan
ganda) sebanyak 30 soal.
Untuk memperoleh soal tes yang baik, maka soal-soal tes tersebut
diujicobakan, agar dapat diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya pembeda
1) Uji Validitas
Instrumen tes dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu yang dapat
diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Kerlinger (dalam Darmadi, 2013, hlm.
110) “does the instrumen measure what it is supposed to measure” yang artinya
bahwa sebuah instrumen yang dibuat oleh peneliti dapat mampu mengukur apa
yang dimaksudkan. Validitas yang digunakan adalah validitas permukaan yang
dianggap kriteria sederhana yang melihat tes secara sepintas apakah tes tersebut
dapat memenuhi syarat validitas apa tidak. Sehingga dapat terlihat keabsahan soal
tes agar tidak menimbulkan penafsiran lain.
Pada penelitian ini, uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus
korelasi product-moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson,
sebagai berikut:
� =
� ∑ − ∑
∑
√{�∑
− ∑
}{�∑ − ∑
}
(Arifin, 2009, hlm.254)
Keterangan: r : koefisien korelasi butir
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks
validitas tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Validitas
Angka Keterangan
0,81 - 1,00 Sangat tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2009, hlm.257)
Dalam perhitungan sampel peneliti memakai 33 sampel yang kemudian
disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan
1%. Adapun hasilnya sebagai berikut :
Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 5% = 0,344
Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 1% = 0,442
2) Uji Reliabilitas
Menurut Darmadi (2013, hlm. 118) “reliabilitas adalah tingkatan pada
mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur”. Dalam
hal ini reliabilitas dapat dikatakan sebagai pengumpul data untuk menyatakan
apakah instrumen tes yang dihasilkan apakah sudah baik atau tidak.
Untuk mengetahui reliabilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan
rumus Spearman-Brown dengan teknik dua ganjil-genap.
r
nn=
+ � − �
�
..
(Arifin, 2009, hlm. 262)
Keterangan: rnn : Uji reliabilitas instrumen
r1.2 : Hasil uji korelasi Product-Moment
n : panjang tes yang selalu sama dengan 2
Sebelumnya, untuk menghitung besaran r1.2 digunakan rumus korelasi
Product-Moment berikut ini :
r =
∑ xy
√ ∑ x ∑ y
(Arifin, 2009, hlm. 262)
Keterangan: rxy : koefisien korelasi
∑x : jumlah skor tiap item ganjil
∑y : jumlah skor total item genap
∑x2 : jumlah skor-skor x yang dikuadratkan ∑y2 : jumlah skor-skor y yang dikuadratkan
∑xy : jumlah perkalian x dan y
Besar koefisien reliabilitas diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas
Angka Keterangan
0,81 - 1,00 Sangat tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2009, hlm.257)
3) Uji Daya Pembeda
Menurut Arifin (2009, hlm. 273) uji daya pembeda adalah:
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.
Dapat dikatakan bahwa daya pembeda digunakan ketika peneliti ingin
Peneliti mengkelompokkan siswa dengan mengambil sampel 27% dari siswa yang
ada. Yang dibagi menjadi kelompok bawah (kurang pandai) dan kelompok atas
(pandai). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus
sebagai berikut:
� = � − �
Dimana � =�
dan,
� =
�(Arikunto, 2006, hlm 213)
Keterangan: D : daya pembeda
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab betul
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab betul
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab soal dengan benar
Adapun klasifikasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Rentan Nilai Kriteria
0,70 - 1,00 Baik sekali
0,40 - 0,69 Baik
0,20 - 0,39 Cukup
0,00 - 0,19 Jelek
-1,00 - 0,00 Jelek sekali
4) Uji Tingkat Kesukaran
Menurut Arifin (2009, hlm. 266), tingkat kesukaran soal adalah
“pengukuran seberapa besat derajat kesukaran suatu soal”. Dalam hal ini peneliti
melihat seberapa besar kesukaran tiap butir soal. Untuk menghitung tingkat
kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan rumus:
� =
∑ �
�
(Arifin, 2009, hlm. 272)
Keterangan: P : indeks tingkat kesukaran item
∑ � : jumlah siswa yang menjawab benar per
item soal
N : jumlah seluruh siswa peserta
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Keterangan
0,00 sampai dengan 0,30 Sukar
0,31 sampai dengan 0,70 Sedang
0,70 sampai dengan 1,00 Mudah
(Arifin, 2009, hlm. 272)
5) Hasil Uji Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen penelitian berupa tes objektif pilihan ganda sebnyak 30 soal dengan 5
opsi jawaban.
Uji coba instrumen ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IIS di SMA
Negeri 11 Bandung yang berjumlah 33 siswa yang mempunyai karakteristik yang
Perhitungan uji coba instrumen penelitian yang dilakukan meliputi
perjitungan validitas butir soal, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya beda,
dan perhitungan indeks kesukaran butir soal. Berikut adalah tabel hasil coba.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Pretes)
22 0,734 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)
23 0,067 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)
24 0,503 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
25 0,123 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
26 0,613 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)
27 0,419 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
28 0,554 (Valid)
0,437
0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)
29 0,536 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
30 0,433 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product
moment, berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui soal yang tidak valid
sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal
yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument
tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,437 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat
diklasifikasikan sedang.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan
pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas
atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak 1
soal termasuk kategori sukar dan 29 soal sedang.
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Posttes)
No Validitas butir soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
1 0,783 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)
2 0,604 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)
3 0,589 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)
4 0,556 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)
6 0,262 (Tidak valid) 0,849 0,22 (Cukup) 0,48 (Sedang)
7 0,242 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,52 (Sedang)
8 0,727 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)
9 0,168 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)
10 0,459 (Valid) 0,33 (Cukup 0,39 (Sedang)
11 0,429 (Valid)
0,849
0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)
12 0,24 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
13 -0,038 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,45 (Sedang)
14 0,436 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
15 0,293 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)
16 0,169 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)
17 0,49 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
18 0,202 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)
19 0,338 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
20 0,41 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)
21 0,541 (Valid) 0,56 (Baik) 0,33 (Sedang)
22 0,339 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,45 (Sedang)
23 0,491 (Valid) 0,67 (Baik) 0,36 (Sedang)
24 0,27 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,42 (Sedang)
25 0,429 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
26 0,44 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)
27 0,465 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
28 0,302 (Tidak valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)
29 0,428 (Valid) 0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)
30 0,351 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)
Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product
sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal
yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument
tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,849 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat
diklasifikasikan sangat tinggi.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan
pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas
atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak
semua soal dikategorikan sedang.
3.5. Prosedur Penelitian
3.5.1. Tahap Persiapan
1) Peneliti melakukan studi pendahuluan yang berupa observasi awal mengenai
proses pembelajaran di SMA Negeri 14 Bandung dan wawancara dengan
guru Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.
2) Merumuskan masalah penelitian yang akan peneliti lakukan, dimana peneliti
tertarik untuk melihat motivasi belajar Sosiologi. Peneliti pun melakukan
penelitian jenis kuasi eksperimen dengan menggunakan model tukar
(learning exchange) dan model siklus (learning cycle) dan mulai mencari
studi pendahuluan yang dibutuhkan.
3) Menentukan dan menyusun instrumen tes berupa pretest dan posttest serta
lembar observasi. Selain itu juga penelitia mempersiapkan dan memahami
perangkat pembelajaran seperti, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
bahan ajar, format penilaian, penentuan populasi dan sampel beserta
penentuan kelas eksperimen dan kontrol.
4) Judgement instrumen.
5) Uji coba instrumen yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bandung.
6) Analisis uji coba instrumen berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
3.5.2. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.
2) Memberikan perlakuan (treatment) kepada sampel penelitian dengan
menggunakan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning
cycle) dan digunakan juga lembar observasi untuk melihat motivasi belajar
ketika siswa diberi perlakuan.
3) Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui
hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan
model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).
3.5.3. Tahap Penyusunan Laporan
1) Mengolah hasil data penelitian.
2) Menganalisis hasil data penelitian.
3) Membandingkan hasil tes dan motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Setelah menguraikan secara terperinci mengenai setiap tahapan dari proses
penelitian maka, peneliti mengambil sebuah kesimpulan prosedur penelitian
secara singkat yang digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 3.3
Alur kegiatan penelitian
Merumuskan masalah
Studi pendahuluan
Menentukan dan Menyusun instrumen
Judgement instrumen
Uji coba instrumen
Analisis uji coba instrumen
Tes awal (pretest) Tes awal (pretest) Tes awal (pretest)
Perlakuan/treatment
Konvensional Perlakuan/treatment
Model siklus
(Learning cycle) Perlakuan/treatment
Model tukar
(Learning exchange)
Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest)
Pengolahan dan analisis data
3.6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian bertujuan untuk menjawab
hipotesis dan dari hasil penelitian yang diolah tersebut dapat memberikan
informasi mengenai masalah yang diteliti.
3.6.1. Analisis Data Hasil Tes
Analisis data hasil tes berupa penskoran dilihat dari hasil tes berupa pretest
dan posttest bentuk soal pilihan ganda dengan menggunakan metode rights only,
yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau soal tidak
dijawab diberi skor nol. Maka rumus yang digunakan adalah:
(dalam laman, Kholifah, 2012)
Keterangan: S : skor yang dicari
R : Right (Jumlah jawaban yang benar)
3.6.2. Analisis Data Hasil Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan untuk melihat jalannya proses
pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Data
mengenai motivasi belajar selama proses pembelajaran berlangsung antara model
tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle) mata pelajaran
Sosiologi, dapat dianalisis dengan menggunakan skala rating scale menilai
dengan kategori SB-B-CB-KB-STB (sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik,
dan sangat tidak baik).
3.6.3. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan antara data empirik dengan
data harapan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran
yang berupa skor kemampuan yang diperoleh dari pretest, lembar observasi yang
berisi indikator motivasi belajar dan posttest akan berdistribusi pada sebuah data
yang normal atau tidak normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji X2
Square, dengan langkah-langkah pengolahan data yang dijelaskan dalam skripsi
Pujiastuti (2014) , sebagai berikut:
1) Menentukan Rentang Skor
2) Menentukan banyak kelas interval (K)
3) Menentukan panjang kelas interval (P)
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
Interval Fi Xi FiXi (Xi-X) (Xi-X)2 Fi(Xi-X)2
5) Menghitung rata-rata (Mean)
Keterangan: X : rata-rata (mean)
Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas
interval
R = Skor maksimum - Skor minimum
K = 1 + 3,3 log n
P =
�
X = ∑ �� ��
6) Menentukan simpangan baku
Keterangan: S : Simpangan baku
X : rata-rata (mean)
Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas
interval
n : jumlah responden
7) Menghitung harga baku (Z)
Keterangan: Z : Harga baku
K : Batas kelas
X : rata-rata (mean)
S : Simpangan baku
8) Menghitung luas interval (Li)
Keterangan: L1 : nilai peluang baris atas
L2 : nilai peluang baris bawah
9) Menghitung X2 Chi-Square
Keterangan: X2: chi-square hitung
f0 : frekuensi data yangs esuai dengan tanda kelas
fh : frekuensi ekspetasi
S = √�� �� − �̅
�−
Z = �− �̅
Li = L1 - L2
X2 = � − �ℎ
Hasil perhitungan X2hitung akan dibandingkan dengan X2tabel dengan tingkat
kepercayaan 95%. Untuk derajat kebebasan (dk = k-1) dan untuk mengetahui
distribusi apakah normal atau tidak normal maka ketentuannya adalah, apabila
X2hitung < X2tabel berarti data berdistribusi normal dan untuk distribusi tidak normal
ketentuannya adalah, X2hitung > X2tabel.
3.6.4. Uji Homogenitas Data
Setelah kita mengetahui hasil uji normalitas, maka langkah selanjutnya
adalah mancari nilai homogenitasnya.Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui varian populasi, apakah populasi mempunyai varian yang homogen
atau heterogen. Uji homogenitas data yang digunakan adalah uji Bartlett. Adapun
langkah-langkahnya diungkapkan dalam skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut:
1) Membuat tabel skor dari 3 kelompok data (kelompok eksperimen1,
eksperimen2 dan kontrol)
2) Menghitung nilai X dengan rumus Uji Bartlett
Sampek
Kelompok
dk 1/dk Si2 log Si2 (dk)log Si2
Eksperimen1
Eksperimen2
Kontrol
∑ (ni-1) ∑ (1/ni-1) ∑ (ni-1) (log Si2)
Jumlah
3) Menentukan harga X2hitung diatas X2tabel dengan derjaat kebebasan dkpembilang
(k-1) dan dkpenyebut (k-1) dengan taraf kesalahan 5%. Jika diperoleh X2hitung >
3.6.5. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Setelah semua data penelitian terkumpul baik uji normalitas ataupun uji
homogenitas, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis. Setelah
dilakukan uji normalitas dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah
uji statistik pengujian dua pihak atau dua arah. Adapun langkah-langkahnya yang
dikutip dari skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut:
1) Rumus yang digunakan
thitung = �̅ − �̅
√ �� + ��
Keterangan:
X1
: nilai rata-rata kelas eksperimen 1
X2
: nilai rata-rata kelas eksperimen 2
S12 : varian kelas eksperimen 1
S22 : varian kelas eksperimen 1
n1 : jumlah responden kelas eksperimen 1
n2 : jumlah responden kelas eksperimen 1
2) Menentukan derajat kebebasan
dk = n1 + n2 - 2
3) Menentukan nilai tabel
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan
dengan nilai tabel, penarikan kesimpulannya sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, hasil penelitian maka
peneliti menarik sebuah kesimpulan dimana pada hipotesis pertama dimana kelas
eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange)
dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional terdapat perbedaan
motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Perbedaan tersebut diperkuat
dengan bukti hasil uji hipotesis dengan uji-t. Pada hipotesis kedua dimana kelas
eksperimen2 yang menggunakan model pembelajaran siklus (learning cycle)
dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional tidak terdapat
perbedaan motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Dan untuk hipotesis
terakhir dimana kelas eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar
(learning exchange) dengan kelas eksperimen2 yang menggunakan model
pembelajaran siklus (learning cycle) terdapat perbedaan motivasi belajar dilihat
dari hasil belajar siswa.
Untuk penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi
sosiologi pembahasan konflik. Dalam hal ini peneliti melihat kelas eksperimen1
ini memiliki kemauan untuk belajar, penggunaan waktu untuk belajar, ulet
menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan
pendapat, minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa dan
tentunya hasil belajar siswa terlihat sangat baik dengan peningkatan yang sangat
baik dibandingkan kelas lainnya. Dalam hal ini terlihat peran model pembelajaran
yang tidak hanya sekedar guru yang berperan dalam proses pembelajaran tetapi
siswa juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Selain siswa dapat terlibat
dalam proses pembelajaran, peneliti melihat bahwa siswa dapat menerapkan
konsep sosiologi seperti interaksi sosial karena pada proses pembelajaran tukar
(learning exchange) menerapkan konsep interaksi sosial. Kepekaan sosial pun
juga sangat berpengaruh terhadap diterapkannya model pembelajaran tukar
apa sebenarnya konflik yang juga dihubungkan dengan kejadian nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat dialami dalam diri siswa itu sendiri ataupun dari
apa yang dilihat oleh siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri dan
berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan fase-fase pembelajaran tukar
(learning exchange).
Dari hasil temuan penelitian pun, pada ketiga kelas pada awalnya memiliki
motivasi yang rendah dan berakibat pula pada hasil pretest mereka yang rendah.
Peningkatan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen1 yang mana kelas tersebut
menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange), dimana model ini
dapat menumbukan motivasi belajar dan tentunya hasil belajar siswa dapat
meningkat seiring dengan motivasi belajar yang mulai tumbuh dalam diri siswa.
Penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) diharapkan dapat
menjadi alternatif untuk menerapkan model pembelajaran inovatif yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa dan yang
tidak kalah pentingnya adalah adanya penerapan konsep sosiologi dalam
kehidupan sehari-hari dalam hal ini adalah interaksi sosial dan kepekaan sosial.
5.2. Implikasi
Setelah menarik kesimpulan dari sebuah penelitian tentu mempunyai
implikasi untuk penelitian-penelitian yang akan datang serta adanya implikasi
dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Sosiologi. Seperti diketahui
bahwa model pembelajaran tukar (learning exchange) dan model pembelajaran
siklus (learning cycle) mengembangkan konsep Sosiologi salah satunya adalah
konsep interaksi sosial dan kepekaan terhadap fenomena sosial di lingkungan
masyarakat kita. Ketika penelitian dilakukan dan uji hipotesis pun dilakukan maka
dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan keberhasilan motivasi belajar pada
kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran tukar (learning
exchange) dan kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran siklus
(learning cycle). Hal ini dikarenakan bahwa konsep Sosiologi tadi seperti
interaksi sosial dan kepekaan dapat dilaksanakan dengan baik dan kedua kelas
Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa kontribusi model pembelajaran
terhadap motivasi belajar Sosiologi sudah baik, karena selama ini masalah yang
dihadapi oleh guru Sosiologi adalah kurang mampunya mengembangkan konsep
Sosiologi dalam kehidupa sehari-hari. Selain itu kurangnya perhatian terhadap
pengembangan model pembelajaran pun menjadi hal yang membuat motivasi
belajar siswa dinilai rendah. Diperlukan adanya upaya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa yang akan berdampak pula pada hasil belajar siswa yang
memuaskan, dengan cara mengadakan perbaikan seluruh aspek dari mulai
penerapan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari hingga pengemabangan
model pembelajaran. Dengan mengadakan perbaikan diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar yang memuaskan.
Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan diantaranya
sebagai berikut:
1) Pengembangan model pembelajaran yang ternyata amat penting sebagai
sebuah inovasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya sekedar teacher
centered. Sehubungan dengan hal itu perlu dikembangkan lebih lanjut
mengenai pengembangan model pembelajaran tersebut.
2) Menerapkan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dan kepekaan
sosial. Perlu kiranya dilakukan implementasi konsep Sosiologi dalam
kehidupan sehari-hari seperti interaksi sosial tidak hanya sekedar teori
semata.
5.3. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas,
maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan rekomendasi guna
menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa dapat mendapatkan hasil yang
maksimal, maka dapat dilakukan dengan hal tersebut:
1) Saran bagi Guru
a) Sebaiknya guru dapat menerapkan konsep Sosiologi tidak hanya saat
proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan sehari-hari baik
b) Perlu adanya inovasi pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar
siswa, maka dari itu guru perlu mengembangkan pengetahuannya
mengenai model pembelajaran inovatif.
2) Saran bagi Siswa
a) Selain guru, siswa pun harus mampu menerapkan konsep Sosiologi tidak
hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan
sehari-hari baik berupa interaksi sosial maupun kepekaan sosial. Dalam
hal ini perlu adanya kerja sama baik dari pihak guru ataupun siswa. Hal
ini dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3) Saran bagi Sekolah
a) Dapat memfasilitasi ketika pengembangan model pembelajaran inovatif
guna menumbuhkan motivasi belajar siswa.
4) Saran bagi Peneliti Selanjutnya
a) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan berupa penelitian berkaitan dengan pengaruh model
pembelajaran terhadap kepekaan sosial siswa.
b) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat membantu mengembangkan ilmu
dan pengetahuan dan mencari lebih banyak referensi yang tersedia baik
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmadi, Hamid. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan
Sosial. Bandung: Alfabeta.
Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, Sutrisno. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hidayat. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Perspektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Bandung: Alfabeta.
Rianto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.
Riduwan, dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Zaini, Hisyam., dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Jurnal
Elmirawati., Daharnis., dan Syahniar. (2013). Hubungan antara aspirasi siswa dan dukungan orang tua dengan motivasi belajar serta implikasinya terhadap bimbingan konseling. Konselor: Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (1), hlm. 107-113.
Katiah. (2008). Tukar Belajar Pada Kawasan Sentra Industri Pakaian Jadi Merupakan Alternatif Model Kuliah Kerja Usaha (KKU) Bagi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal ABMAS UPI. 8 (8), hlm. 1-4.
Kiswoyowati, Amin. (2011). Pengaruh. motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Jurnal Khusus, hlm 121-126.
Kulsum, U., Hindarto, N., (2011). Penerapan model Learning Cycle pada sub pokok bahasan kalor untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, hlm 128-133.
Kurniawan, Hana., dan Istiningrum, Andian Ari. (2012). Penerpaan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi kompetensi dasar menghitung mutasi dana kas kecil siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 9 (1), hlm 114-134.
Ngatini. (2012). Peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang fungsi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together bagi siswa SMP. Jurnal Manajemen Pendidikan,7 (2), hlm. 151-159.
Internet
Faiq, Muhammad. (2012). Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online].Tersedia:http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/05/mo del- pembelajaran-siklus-belajar.html. Diakses 17 September 2014.
Hakim. (2011). Model Pembelajaran LC (Learning Cycle). [Online].
Karoto, Singgih. (t.t). Inovasi Pembelajaran dengan Learning Exchange. [Online]. Tersedia: http://singgih-karoto.weebly.com/inovasi.html.
Diakses 26 Maret 2014.
Kholifah. (2012). Sistem Pemberian Skor. [Online]. Tersedia:
http://kholifahnurunjfe.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-skor_29.html. Diakses. 4 Maret 2015.
Maulina, Deasy. (2012). Model Pembelajaran Bertukar Pasangan. [Online]. Tersedia: http://belajar-sabar-ikhlas.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-bertukar-pasangan.html. Diakses 18 November 2014.
Puspita, Jessica Garci. (2013). Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://jessicaabdurrahman.blogspot.com/2013/02/model-Rusdiani, Emi. (2014). Contoh Cara Menganalisis Daya Pembeda Soal. [Online]. Tersedia: http://7893mimie.blogspot.com/2014/01/contoh-cara-menganalisis-daya-pembeda.html. Diakses 4 Maret 2015.
Sari, Dian Purnama. (2012). Sikap Motivasi dan Mawas Diri. [Online]. Tersedia:
http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/06/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/. Diakses 4 Maret 2015.
Suardika. (2010). Desain Pembelajaran dengan Pendekatan Siklus Belajar
(Learning Cycle). [Online]. Tersedia:
https://aritmaxx.wordpress.com/2010/04/12/disain-pembelajaran-dengan-pendekatan-siklus-belajar-learning-cycle/. Diakses 25 November 2014.
Sundari, Nanik. (2013). Jenis-jenis Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia:
http://naniksundari.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-motivasi-belajar.html. Diakses 4 Maret 2015.
Utomo, Pristiadi. (2009). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses 17
Fitri, Anik Khusniatul. (2013). Efektivitas Penerapan Metode Mindmap Dilihat
dari Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi siswa MAN Purworejo.
(Skripsi). Fakultas Sains dan Teknologi, Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Perdani, Ajeng. (2013). Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode
Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar: Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Pujiastuti, Sri. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Group Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.
Rachman, Aditya. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E
sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 Pengasih. (Skripsi). Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,