EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER
COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED
CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN
KEMATANGAN KARIR
Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Diah Susilawati NIM 1302261
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
DIAH SUSILAWATI
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER
COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED
CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN
KEMATANGAN KARIR
Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing,
Prof. Dr. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd. NIP 196606011991031005
Mengetahui
Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan,
Karya ini kupersembahkan untuk Anakku tercinta Hilman Akbar
“Kami (Allah) pasti akan menguji kamu, hingga nyata dan terbukti mana yang pejuang dan mana yang sabar dari kamu” (QS. Muhammad, 47: 31)
HALAMA HALAMAN JUDUL
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER
COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED
CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN
KEMATANGAN KARIR
Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015
N HAK CIPTA
Oleh
Diah Susilawati
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang
Bimbingan dan Konseling
© Diah Susilawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Hasil pengamatan dan studi pendahuluan, menunjukkan bahwa peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015, umumnya masih kebingungan tentang karir di masa depan sehingga diperlukan strategi bimbingan tertentu yang efektif untuk mengoptimalkan kematangan karir. Sehubungan itu, penelitian ini ditujukan untuk menguji efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused Career Counseling dalam peningkatan kematangan karir. Untuk mengkaji masalah penelitian, digunakan teori konstruksi karir dari Savickas serta teori bimbingan dan konseling karir Holland dan Brief-focused. Desain yang digunakan adalah cross sectional survey dengan metode kuasi eksperimen. Subjeknya adalah 112 orang yang dipilah untuk strategi konvensional, Holland Types for Career Counseling, Solution-Focused Career Counseling masing-masing adalah 36, 39, dan 37 orang yang dipilih dengan teknik simple random. CMI-Form C yang telah diadaptasi digunakan untuk mengungkap data, kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan ANOVA dan Pasca ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling lebih efektif dibandingkan strategi kovensional dalam mengoptimalkan kematangan karir peserta didik SMA. Strategi Holland Types for Career Counseling sangat efektif untuk meningkatkan dimensi concern, curiosity, dan confidence dibandingkan dengan strategi Solution-Focused Career Counseling dan konvensional. Sementara itu, Solution-Focused Career Counseling sangat efektif untuk mengembangkan dimensi consultation dibanding strategi Holland Types for Career Counseling dan konvensional. Implikasi teoretis-metodologis dan praktis juga diungkapkan dalam penelitian ini.
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Preliminary study and observation shows that the tenth grade students of SMA Negeri (State Senior High School) 1 Cimahi City Academic Year 2014/2015 in general are still confused with their future careers, thereby requiring certain effective counseling strategies to optimize their career maturity. In this regard, the research is aimed to test the effectiveness of Holland Types for Career Counseling and Solution-Focused Career Counseling strategies in improving career maturity. To analyze the problem under research, Savickas’ career construction theory and
Holland’s career and brief-focused counseling and guidance theories were employed. The research used cross-sectional survey design with quasi-experimental method. The subjects consisted of 112 students taken with simple random technique, divided into three groups treated with conventional strategy, Holland Types for Career Counseling, and Solution-Focused Career Counseling with a number of 36, 39, and 37 students for each group, respectively. CMI-Form C was adapted to discover data, which were then analyzed statistically using ANOVA and Post-ANOVA tests. Research results show that Holland Types for Career Counseling and Solution-Focused Career Counseling strategies were more effective than the conventional one in optimizing senior high school students’ career maturity. Holland Types for Career Counseling was significantly more effective in improving the dimensions of concern, curiosity, and confidence than Solution-Focused Career Counseling and conventional strategies. Meanwhile, Solution-Focused Career Counseling was significantly more effective to develop the dimension of consultation compared to Holland Types for Career Counseling and conventional strategies. Theoretical, methodological, and practical implications are also revealed in this research.
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ……… i
KATA PENGANTAR ……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. v
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ……… viii
DAFTAR ISI ……… ix
DAFTAR TABEL ……… xi
DAFTAR GAMBAR ……… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……… 5
1.3 Tujuan Penelitian ………... 6
1.4 Manfaat/Signifikansi Penelitian ……… 7
1.5 Struktur Organisasi Tesis ………... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN …… 10 2.1 Kajian Pustaka ……… 10
2.1.1 Pengertian Karir……… 10
2.1.2 Teori Perkembangan Karir ……….. 13
2.1.3 Konsep Holland Types for Career Counseling ………… 26
2.1.4 Konsep Solution-Focused Career Counseling ………… 30
2.1.5 Kematangan Karir: Konsep dan Definisi ………. 37
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
Kematangan Karir Peserta Didik ………..
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ………. 50
2.3 Kerangka Pikir……….. 54
2.4 Hipotesis Penelitian ………... 55
BAB III METODE PENELITIAN ……… 57
3.1 Desain Penelitian ……….. 57
3.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel …………. 57
3.3 Metode Penarikan Sampel ……… 59
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ………. 59
3.5 Prosedur Intervensi ………... 63
3.6 Metode Analisis Data ……… 66
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ………. 69
4.1 Temuan Penelitian ………. 69
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 77
BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ………. 87
5.1 Simpulan ……… 87
5.2 Rekomendasi ………. 87
5.3 Keterbatasan Penelitian ………. 88
DAFTAR PUSTAKA ……… 90
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1 Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir
Sebelum Uji Coba ……… 60
3.2 Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir
Setelah Uji Validitas Butir Item ……….………. 62
4.1 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik pada Kelompok Strategi Konvensional
dan Holland……….. 69
4.2 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik pada Kelompok Strategi Konvensional
dan Solution-Focused ……….………….. 70
4.3 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik pada Kelompok Strategi Holland dan
Solution-Focused …...………. 71
4.4 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik Dimensi Concern pada Kelompok Strategi Holland
dan Solution-Focused dengan Konvensional ……….. 72
4.5 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta
Didik Dimensi Concern pada Kelompok Strategi Holland,
Solution-Focused, dan Konvensional ………. 73
4.6 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik Dimensi Curiosity pada Kelompok Strategi
Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ………. 74
4.7 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta
Didik Dimensi Curiosity pada Kelompok Strategi Holland,
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
4.8 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik Dimensi Confidence pada Kelompok Strategi
Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ……… 75
4.9 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta
Didik Dimensi Confidence pada Kelompok Strategi Holland,
Solution-Focused, dan Konvensional ………. 75
4.10 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir
Peserta Didik Dimensi Consultation pada Kelompok Strategi
Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ……… 76
4.11 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta
Didik Dimensi Consultation pada Kelompok Strategi Holland,
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1 Enam Tipe Kepribadian Holland ……….…. 27
2.2 Tahapan Perkembangan Karir menurut Teori Tradisional……… 39
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
L-1. CMI-Form C versi Asli………. 95
L-2. CMI-Form C versi Adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia ……… 98
L-3. Proses dan Hasil Perhitungan Uji Validitas ……….. 101
L-4. Proses Perhitungan Analisis Reliabilitas ……….. 144
L-5. Uji Asumsi Statistik ……….………. 184
L-6. Proses Perhitungan Selisih Pre dan Post Test……… 189
L-7. Proses dan Hasil Pengujain Hipotesis………... 217
L-8. Perangkat Program Intervensi ……….………... 296
L-9. Surat Izin Penelitian ... 438
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Secara kronologis, peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) umumnya
berusia 15-18 tahun berada pada fase remaja tengah. Salah satu tugas terpenting
yang harus diselesaikan pada masa ini menurut Havighurst (Yusuf, 2000, hlm. 83)
adalah memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan. Mengacu pada pendapat
Super (Dillard, 1985, hlm. 20-21) perkembangan karir pada masa remaja termasuk
ke dalam tahap eksplorasi. Tahap ini merupakan tahap paling penting bagi transisi
remaja dan memiliki tiga tugas utama, yaitu individu mengkristalisasikan,
menspesifikasikan, serta mengimplementasikan pilihan karirnya.
Pada masa remaja, kematangan karir sangat penting karena sangat
diperlukan dalam menentukan masa depan. Selain itu, perencanaan karir dan
keputusan karir merupakan bagian dari aspek pembangun kematangan karir.
Super (dalam Sharf, 1992, hlm. 155) mengemukakan bahwa kematangan karir
diartikan sebagai “readiness to make a good choicesin career planning, career exploration, desicion making, world of work information, knowledge of preferred
occupational group, realism, and career orientation”.
Sejalan dengan pandangan Super, terkait dengan kematangan karir, Alam
(2013, hlm. 19) mengungkapkan sebagai berikut.
Career maturity is reflected by an individual’s mature behavior in coping with the tasks of career development, compared with that of others dealing with the same tasks (Super & Bohn, 1970). It is generally accepted as comprising both cognitive and affective components. The cognitive component is consisted of decision-making skills; the affective component includes attitudes toward the career decision-making process.
Mengacu pada pandangan Super dan Alam, kematangan karir seyogianya dicapai
oleh remaja secara optimal karena selain sebagai kesiapan menentukan masa
depan yang tepat juga merupakan kompetensi atau keterampilan mengambil
2
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keputusan dan sikap terhadap proses pengambilan keputusan terkait dengan
berbagai dimensi kehidupan di masa depan.
Dalam praktik pendidikan di SMA, tidak sedikit di antara peserta didik
yang telah memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang kemana mereka akan
melanjutkan pendidikan dan pekerjaan apa yang dicita-citakan setelah mereka
lulus dari perguruan tinggi (PT). Bahkan semua ini telah mereka persiapkan sejak
lama berkat arahan orang tua maupun eksplorasi secara mandiri. Namun karena
bertambahnya pengetahuan baru, informasi dari berbagai sumber, pergaulan
dengan teman, serta mempelajari realita yang ada, di antara mereka ada yang
berubah pikiran dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Kenyataannya, peserta
didik SMA pada umumnya tidak mudah menyelesaikan tugas perkembangan
karirnya.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada awal tahun 2015
terhadap peserta didik kelas X, XI dan XII SMA Negeri 1 Kota Cimahi. Peserta
didik kelas X yang terdiri atas 360 orang, 86,98% di antara mereka bingung
memilih jurusan di SMA dan 98,2% belum mengetahui secara pasti departemen
yang akan dilamar di PT serta pekerjaan apa yang akan mereka kejar setelah lulus
SMA maupun jika lulus dari PT. Peserta didik kelas XI Jurusan IPA yang terdiri
atas 274 orang, sebanyak 94,53% belum mengetahui secara pasti departemen
yang akan dilamar di PT serta pekerjaan apa yang akan mereka kejar setelah lulus
SMA maupun jika lulus dari PT. Hal yang sama dialami oleh peserta didik kelas
XI Jurusan IPS yang terdiri atas 102 orang sebanyak 94,12% bingung tentang
karirnya di masa depan. Kendati untuk kelas XII ada sedikit penurunan persentase
peserta didik yang bingung, namun angkanya masih tinggi, yakni 94,38% dari 267
untuk Jurusan IPA dan 93,27% dari 104 orang untuk Jurusan IPS. Fenomena yang
terjadi pada sebagian besar peserta didik di SMA Negeri 1 Kota Cimahi ini sesuai
dengan hasil studi yang dilakukan oleh beberapa penelitian lain sebelumnya di
berbagai daerah sebagaimana diungkapkan Syamsiah (2012) dalam
repository.upi.edu. Dengan mengutip hasil penelitian Rauf (2006), Syamsiah
3
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pekanbaru pada program IPA sebanyak 74,17% dan pada program IPS sebanyak
81,90% mengindikasikan belum matang. Lebih lanjut, Syamsiah mengungkapkan
hasil penelitian yang sama di wilayah Kota Bandung yang dilakukan oleh
Prihantoro (2007), Nurbani (2006), dan Nurlaelasari (2009). Hasil lacakan
penulis secara online tentang perkembangan kematangan karir peserta didik
SMA di berbagai daerah di Indonesia hasilnya masih tetap belum
menggembirakan. Gejala rendahnya kematangan karir peserta didik, yang
ditunjukkan dengan masih banyaknya peserta didik yang belum memiliki
kesiapan dalam memilih dan memutuskan karirnya, apabila dibiarkan berlanjut,
akan membuat peserta didik berada dalam kebingungan yang berkelanjutan terkait
dengan perencanaan dan pengambilan suatu keputusan karir.
Kematangan karir merupakan kematangan perilaku individu dalam
melakukan coping terhadap tugas perkembangan karir yang di dalamnya
mengandung dimensi kognitif dan afektif. Dalam perspektif ini, Crites (dalam
Sharf, 1992) menyatakan bahwa kematangan karir seseorang ditandai adanya
sikap dan kompetensi terhadap karir. Sikap mengacu pada kesediaan individu
mengambil keputusan terhadap karir dan bertanggung jawab atas segala
konsekuensi keputusan tersebut. Sementara itu, kompetensi merujuk pada
kemampuan individu memahami kekuatan diri dalam kaitannya dengan dunia
pekerjaan. Demikian pentingnya optimalisasi kematangan karir bagi masa depan
peserta didik SMA, maka fenomena rendahnya kematangan karir sebagaimana
terungkap dalam penelitian sebelumnya, perlu penanganan dengan segera.
Upaya optimalisasi kematangan karir peserta didik sepertinya belum cukup
hanya melalui layanan instruksional dan layanan bimbingan dan konseling karir
(BKK) konvensional yang selama ini telah dan sedang dilaksanakan oleh para
guru bimbingan dan konseling (BK) di sekolah, melainkan memerlukan layanan
khusus melalui layanan BKK yang terpadu dan padan dengan layanan pendidikan
lainnya yang dirancang secara khusus pula. Strategi BKK yang secara empirik
4
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
strategi bimbingan karir kelompok dan strategi konseling karir kelompok.
Diungkapkan oleh Babatunde & Osakinle (2013, hlm. 484) bahwa:
The Group Career Guidance (GCG) and Group Career Counselling (GCC) techniques lead to improvement in the students’ vocational maturity and career decision-making skills. On the basis of the findings, it is recommended that Group Career Guidance (GCG) and Group Career Counselling (GCC) techniques should be put in use for students in Senior Secondary Schools to improve their vocational maturity behaviour. Group work among the students should also be encouraged to facilitate cooperation and sense of belonging among group members for better adjustment.
Berkaitan dengan strategi kelompok dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling karir, berdasarkan kajian literatur, akan ditemukan banyak ragam
strategi. Apabila dikelompokkan semua strategi yang dimaksud dapat
dikategorikan ke dalam strategi instruksional, strategi substansial atau
interpersonal, dan strategi permainan. Strategi instruksional merupakan bentuk
penyelenggaraan bimbingan karir yang diintegrasikan atau dipadukan dalam
pengajaran (instruksional). Strategi cenderung bersifat informatif dari pada
pemrosesan informasi. Strategi bimbingan karir instruksional yang terpadu
dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara klasikal atau
kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran, seperti:
pengajaran unit, home room, karyawisata, ceramah tokoh atau narasumber,
media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket
bimbingan karir.
Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir
melalui hubungan interpersonal antara guru bimbingan dan konseling dengan
peserta didik. Untuk mempergunakan strategi ini, diperlukan penguasaan teori dan
praktik konseling, di samping disiplin ilmu penunjang dan konseling karir. Ada
beberapa teknik atau pendekatan konseling karir yang dapat diterapkan oleh guru
bimbingan dan konseling. Crites (1981) mengemukakan enam pendekatan
konseling karir, yaitu trait and factor career counseling, client-centered career
counseling, psychodynamic career counseling, developmental career counseling,
5
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu strategi permainan dalam praktiknya menggunakan berbagai teknik dan media
bermain untuk pelaksanaan bimbingan karir.
Akhir-akhir ini muncul pemikiran dan paradigma baru dalam bimbingan dan
konseling, termasuk di dalamnya bimbingan dan konseling karir. Para ahli,
praktisi, dan konseli mulai berpikir bahwa dalam pandangan masalah kini lebih
baik berfokus pada solusi dalam waktu yang relatif cepat dibanding pada
pengungkapan dan diskusi yang panjang berkaitan dengan latar belakang dan
gejala masalah. Atas dasar pemikiran itu, maka muncullah strategi bimbingan
konseling yang singkat dan berfokus pada solusi. Dalam konteks bimbingan dan
konseling karir, penelitian ini memilih dua dari sekian banyak strategi yang
secara konseptual dipandang efektif dalam meningkatkan kematangan karir
peserta didik SMA. Strategi yang dimaksud adalah Holland Types for Career
Counseling dan Solution-Focused Career Counseling. Pemilihan kedua strategi
tersebut didasari oleh pemikiran bahwa strategi konseling karir Holland
menyediakan prosedur dan panduan yang jelas serta rinci bagaimana individu
dipandu untuk memimpikan karir terbaik, aktivitas apa yang dilakukan untuk
mencapainya, kompetensi apa yang dimiliki, perasaan dan sikap terhadap
pekerjaan, dan melakukan estimasi diri terkait dengan karir yang dimimpikan
tersebut. Semua itu dapat dilakukan dalam kurun waktu yang relatif cepat,
mengutamakan aktivitas peserta didik secara maksimal, dan dilakukan secara
klasikal. Dilain pihak, strategi Solution-Focused Approach to Career Counseling
memiliki kemiripan dengan Holland dan merupakan salah satu strategi mutakhir
dalam layanan bimbingan karir. Diungkapkan oleh Looby (2014, hlm. 1) bahwa,
“I was first exposed to the solution-focused approach to career counseling in 2012 through training and consultation provided by expert Teri Pichot at the
Denver Center for Solution-Focused Brief Therapy”. Kendati kedua strategi
tersebut pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya di luar negeri, namun untuk
kontek Indonesia, khususnya pada peserta didik SMA, belum pernah dilakukan.
6
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
strategi konseling tersebut dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik
SMA.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Masalah pokok penelitian ini adalah: Strategi apakah yang efektif untuk
meningkatkan kematangan karir peserta didik SMA Negeri 1 Kota Cimahi?
Untuk lebih memperjelas masalah yang akan diteliti, masalah pokok penelitian
itu selanjutnya diturunkan ke dalam sub-sub permasalahan sebagai berikut:
1) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling lebih efektif
dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan
kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?
2) Apakah strategi Solution-Focused Career Counseling lebih efektif
dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan
kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?
3) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi
Solution-Focused Career Counseling sama efektifnya dalam meningkatkan
kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?
4) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi
Solution-Focused Career Counseling lebih efektif dibandingkan dengan strategi
konvensional dalam meningkatkan dimensi-dimensi kematangan karir
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi, penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui kematangan karir peserta didik SMA sebelum dan setelah
intervensi serta mengetahui efektivitas strategi Holland Types for Career
Counseling dan Solution-Focused Career Counseling dalam meningkatkan
kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota
7
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan maksud penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas
strategi Holland Types for Career Counseling dengan strategi konvensional
dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di
SMA Negeri 1 Kota Cimahi.
2) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas
strategi Solution-Focused Career Counseling dengan strategi konvensional
dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di
SMA Negeri 1 Kota Cimahi.
3) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas
strategi Holland Types for Career Counseling dengan Solution-Focused
Career Counseling dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik,
khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi.
4) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas
strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused
Career Counseling dengan strategi konvensional dalam meningkatkan
dimensi-dimensi kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1
Kota Cimahi.
1.4 Manfaat/Signifikansi Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, hasil penelitian ini
memiliki kegunaan baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi aspek guna
laksana, sebagai berikut:
Pertama, bagi aspek keilmuan, berguna untuk memperoleh masukan
empirik untuk menambah informasi yang menyangkut isu kematangan karir
peserta didik kelas X SMA. Evidensi ilmiah tentang kematangan karir mereka
dapat dijadikan dasar untuk pembinaan karir mereka ke arah yang lebih optimal.
Tersedianya data dan informasi perkembangan karir peserta didik, baik secara
8
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pedagogis yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan
karir setiap peserta didik. Penerapan Holland Types for Career Counseling
dengan Solution-Focused Career Counseling dalam peningkatan kematangan
karir pada latar SMA di Indonesia akan memperkaya khasanah model intervensi
perkembangan karir.
Kedua, bagi keperluan praktis, hasil penelitian ini berguna untuk bahan
informasi yang dapat memberikan manfaat implementatif bagi guru BK di sekolah
dalam mengoptimalkan perkembangan karir. Informasi tentang efektivitas
penerapan Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career
Counseling dalam peningkatan kematangan karir pada latar SMA dapat dijadikan
landasan untuk memilih strategi yang efektif untuk mengembangkan kematangan
karir peserta didik. Kajian ini pun menjadi lebih penting karena berdasarkan The
McKinsey Global Institute’s Report, yang dipublikasikan pada bulan September 2012, memprediksikan bahwa “… the demand for Indonesian skilled workers will
increase from 55 million in 2012 to 113 million in 2030 to keep the country in
stable growth”. Pendidikan formal dengan ragam jenis dan berbagai latar
keilmuannya, diyakini memiliki andil yang besar dalam menyiapkan tenaga
terampil dan memiliki daya saing di era global tersebut (Akhmad, 2015).
Ketiga, bagi penyelenggaraan BK di sekolah (SMP dan SMA) hasil
penelitian ini memberikan masukan bagi upaya pengembangan kematangan karir
peserta didik dengan menggunakan strategi yang lebih efektif dan mutahir.
Keempat, bagi pengambil kebijakan dalam pengelolaan pendidikan dan
bimbingan dan konseling di SMA, hasil penelitian ini menyediakan landasan
empirik dalam melakukan reorientasi layanan bimbingan dan konseling karir yang
lebih hirau terhadap dimensi kepribadian dan partisipasi optimal dari peserta didik
dalam pengambilan keputusan karir.
Kelima, bagi praktisi intervensi konseling yang tertarik dengan strategi yang
simpel dan waktu yang cepat, hasil penelitian ini menyediakan evidensi ilmiah
Solution-9
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Focused Counseling dalam optimalisasi kematangan karir peserta didik pada
latar pendidikan formal.
1.5 Struktur Orgnisasi Tesis
Pernyajian tesis ini struktur penulisannya diorganisasikan ke dalam lima
bab. Bab I pendahuluan, di dalamnya membahas lima subbab, yakni latar
belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Bab II landasan
teoretis yang isinya dipilah ke dalam empat subbab, yaitu kajian pustaka, hasil
penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
Kajian pustaka memaparkan perkembangan teori dan kemutahiran masalah yang
dikaji. Sesuai dengan permasalahan penelitian ini maka uraiannya
mengetengahkan enam hal, yaitu: (1) pengertian karir; (2) teori perkembangan
karir; (3) konsep Holland Types for Career Counseling; (4) konsep
Solution-Focused Career Counseling; (5) kematangan karir: konsep dan definisi; dan (6)
strategi bimbingan dan konseling untuk mengakselerasi kematangan karir peserta
didik. Subbab penelitian terdahulu yang relevan, menyajikan hasil telaahan kritis
peneliti terhadap hasil-hasil penelitian tentang ragam intervensi untuk
mengoptimalkan kematangan karir peserta didik. Subbab kerangka pemikiran
memaparkan bagaimana kristalisasi pemikiran dan posisi teoretik peneliti dalam
memandang masalah yang dikaji berdasarkan hasil telaahan teoretik dan empirik
yang menjadi acuan dasar dalam merumuskan hipotesis penelitian. Sedangkan
subbab hipotesis penelitian memaparkan rumusan verbal tentang hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian.
Bab III metodologi penelitian, di dalamnya mengetengahkan enam subbab,
yaitu desain penelitian, variabel penelitian dan operasionalisasi variabel, metode
penarikan sampel, teknik dan prosedur pengumpulan data, prosedur intervensi,
dan metode analisis data. Bab IV temuan dan pembahasan penelitian. Temuan
penelitian menyajikan hasil yang diperoleh berdasarkan proses analisis data sesuai
10
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan pembahasan merupakan diskusi tentang hasil penelitian berdasarkan
argumen logis dan teori yang telah dipaparkan pada Bab II atau materi lain yang
ditemukan kemudian namun belum tertulis pada Bab II. Sedangkan Bab V
menyajikan simpulan, implikasi, rekomendasi, dan keterbatasan hasil penelitian,
sehingga bab ini dipilah ke dalam empat subbab. Pada bagian terakhir disajikan
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini mengkaji masalah yang sedang terjadi pada saat penelitian
dilakukan. Data penelitian diperoleh berdasarkan dua kali survai dengan
menggunakan perangkat kuesioner terhadap sampel yang dipilih dari populasi
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi tahun ajaran 2014/2015.
Tenggang waktu antara pengumpulan data pretest dan postest dibatasi oleh
pelaksanaan intervensi, yakni sekitar dua bulan. Sehubungan dengan hal itu,
karena tenggang waktu pengumpulan data pretest dan postest tidak terlalu jauh,
maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan
ke dalam cross sectional survey (Shaugnessy & Zechmeister, 1994, hlm.129).
Sedangkan metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan strategi
nonequivalen control group design (Sheskin, 2004).
3.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
Ada tiga variabel yang menjadi lingkup kajian penelitian ini, yaitu tingkat
kematangan karir (X1) sebagai variabel dependent, sedangkan variabel
independent-nya adalah strategi Holland Types for Career Counseling (X2), dan
Solution-Focused Career Counseling (X3). Secara operasional, masing-masing
variabel tersebut dijelaskan berikut ini.
1) Kematangan karir. Konsep kematangan karir dalam penelitian ini
merupakan suatu titik kulminasi perkembangan karir peserta didik
sebagaimana diukur dengan Career Maturity Inventory (CMI)-Form C yang
dikembangkan Crites & Savickas (2011). Kematangan karir di sini mewakili
sikap terhadap dan keyakinan tentang proses pilihan karir. Kematangan
karir ini mengungkap empat dimensi, yaitu Concern, Curiosity, Confidence,
Consultation. Secara operasional, kematangan karir ini tampak dalam skor
58
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diperoleh setiap responden sebagaimana diungkap dengan CMI Form
C versi adaptasi ke dalam bahasa dan konteks Indonesia.
2) Strategi Holland Types for Career Counseling. Dalam penelitian ini,
Holland Types for Career Counseling diartikan sebagai strategi konseling
yang mengacu pada teori RIASEC dari Holland. Strategi ini menempuh
prosedur: (1) setiap rombel peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok dengan anggota 2-5 orang; (2) setiap kelompok mempelajari dan
mendiskusikan klasifikasi pekerjaan dan persyaratan pendidikan formal
beserta kode-kodenya sebagaimana disajikan dalam The Occupational
Finder; (3) setiap peserta didik dalam kelompoknya, masing-masing
menuliskan delapan jenis pekerjaan utama yang diprioritaskan dengan
menggunakan format Occupational Daydreams; (4) setiap peserta didik
memberikan kode pekerjaan yang tertulis pada format Occupational
Daydreams dengan menggunakan format The Self-Directed Search (SDS),
Pengkodean pekerjaan ini mengacu pada The Occupational Finder; (5)
setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap aktivitas yang suka
atau tidak suka dilakukannya dengan menggunakan format Activities pada
SDS; (6) setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap kompetensi
yang dimilikinya dengan menggunakan format Competencies pada SDS; (7)
setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang disukai
dengan menggunakan format Occupation pada SDS; (8) setiap peserta didik
melakukan pengecekan terhadap estimasi diri dengan menggunakan format
Self-estimates pada SDS; (9) setiap peserta didik melakukan analisis untuk
mengorganisasikan jawaban hingga menemukan summary code. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan format How to Organize Your Answers
pada SDS; (10) setiap responden ditugaskan untuk mendalami bidang
pekerjaan yang menjadi pilihannya melalui berbagai sumber dan
mendatangi dan atau menelaah biografi orang yang sukses dalam bidang
59
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mereka lakukan pada proses eksplorasi sebagaimana diperoleh pada
langkah ke-10.
3) Solution-Focused Career Counseling. Strategi Solution-Focused Career
Counseling dalam penelitian ini mengacu pada salah satu strategi konseling
yang berpusat pada solusi ketimbang masalah dan dapat berlangsung dalam
waktu yang relative cepat. Strategi ini terdiri atas tujuh tahapan, yaitu: tahap
sebelum sesi, pembentukan hubungan kolaborasi, menggambarkan masalah,
menetapkan tujuan yang diinginkan, berfokus pada solusi atas masalah,
mencapai tujuan, dan terminasi.
3.3 Metode Penarikan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah kematangan karir seluruh
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015
Anggota populasi penelitian ini adalah sebanyak 360 orang yang terdiri atas 10
rombongan belajar atau kelas, yakni kelas X-1 sampai dengan X-10. Satuan
sampling dalam penelitian ini adalah kelas. Untuk keperluan penelitian dipilih tiga
kelas secara random. Ketiga kelas tersebut masing-masing akan diberikan
intervensi melalui strategi konseling karir konvensional, strategi Holland Types
for Career Counseling, dan strategi Solution-Focused Career Counseling.
Penentuan kelas yang akan dikenai setiap strategi itu juga dilakukan secara
random dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Berdasarkan prosedur tersebut telah terpilih kelas X-4 yang diintervensi
melalui strategi konseling karir konvensional, kelas X-5 yang diintervensi dengan
strategi Holland Types for Career Counseling, dan kelas X-6 yang diintervensi
dengan strategi Solution-Focused Career Counseling. Banyak peserta didik pada
masing-masing kelas adalah 36, 39, dan 37 orang. Dengan demikian, total
partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 112 orang.
60
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kematangan karir peserta
didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015. Untuk
mengungkap data digunakan instrument berupa Career Maturity Inventory
(CMI)-Form C yang dikembangkan oleh Crites & Savickas (2011). Inventory ini terdiri
atas 24 butir pernyataan yang mengungkap empat dimensi kematangan karir
sebagaimana telah diungkapkan dalam definisi operasional variabel penelitian.
Jawaban responden dinyatakan dengan cara memilih satu dari dua alternatif
jawaban yang disediakan. Kedua alternative jawaban itu adalah setuju (agree)
dan tidak setuju (disagree). Untuk lebih jelasnya, CMI-Form C ini dapat disimak
pada lampiran L-1.
Untuk kepentingan penelitian ini, CMI-Form C tersebut dimodifikasi
alternatif jawabannya menjadi skala 9 sehingga dikhotomis setuju dan tidak setuju
itu diperlebar menjadi skala 1-9. Responden memberikan jawaban atas setiap butir
item dengan cara melingkari salah satu angka, yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
sebagai representasi kekuatan posisi jawaban yang bersangkutan berkaitan dengan
kesetujuan dan atau ketidaksetujuannya atas pernyataan butir item tertentu. Makin
mendekati angka 1, jawaban responden itu mengandung makna bahwa yang
bersangkutan menunjukkan dirinya yang makin tidak setuju dengan isi atau
makna yang digambarkan dalam butir item tersebut. Sebaliknya, makin mendekati
angka 9, jawaban responden itu mengandung makna bahwa yang bersangkutan
menunjukkan dirinya yang makin setuju dengan isi atau makna yang digambarkan
dalam butir item tersebut. Karena secara umum sudah diketahui bahwa jarak
antara angka 1 ke 2, angka 2 ke 3, angka 3 ke 4 dan seterusnya memiliki satuan
yang sama, maka hasil pengukuran dengan menggunakan skala angka 1-9 dapat
dikategorikan data interval (Sheskin, 2004, hlm. 32). Kisi-kisi CMI-Form C ini
dapat disimak pada tabel berikut.
Tabel 3.1
61
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Dimensi No. Item Jumlah
Sebelum digunakan, CMI-Form C ini terlebih dahulu diterjemahkan oleh
tiga orang penterjemah secara terpisah, kemudian hasil dari ketiga penterjemah
tersebut digabung menjadi satu hasil terjemahan utuh dan terpadu yang lebih
bermakna, lebih menggambarkan konstruk, dan memiliki tingkat keterbacaan
yang tinggi, dalam arti dapat dipahami maknanya oleh minimal 2 dari tiga
pembaca. Setelah itu, selanjutnya adalah menterjemahkan kembali ke dalam
bahasa asli, yakni Bahasa Inggeris, oleh tiga penterjemah secara terpisah.
Hasilnya kemudian dipadukan menjadi satu terjemahan utuh. Apabila hasilnya
sama dengan versi asli, maka dapat dikatakan bahwa proses adaptasi itu sudah
tepat. Berdasarkan hasil analisis, versi hasil terjemahan kembali dari Bahasa
Indonesia ke Bahasa Inggeris telah sesuai dengan versi aslinya. CMI-Form C versi
terjemahan dalam Bahasa Indonesia yang diujicobakan dalam penelitian ini,
disajikan pada lampiran L-2.
Kegiatan berikutnya adalah melakukan uji coba secara empirik. Uji coba
dilakukan kepada 360 peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun
Ajaran 2014/2015. Uji coba dilakukan secara built in bersamaan dengan
pelaksanaan pretest. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir
item dan reliabilitas perangkat instrumen. Sebelum melakukan uji validitas,
terlebih dahulu dilakukan replace terhadap jawaban responden pada butir-butir
item unfavourable, yakni 1 untuk jawaban 9, 2 untuk jawaban 8, 3 untuk jawaban
7, 4 untuk jawaban 6, 6 untuk jawaban 4, 7 untuk jawaban 3, 8 untuk jawaban 2,
dan 9 untuk jawaban 1.
Untuk menguji validitas setiap butir item, dilakukan dengan cara
menghitung koefisien korelasi antara skor butir item yang sedang dianalisis
62
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk efisisensi perhitungan, koefisien validitas butir item ini dihitung dengan
rumus Spearman rank order correlation (Daniel, 1989, hlm. 387), sehingga tidak
memerlukan uji asumsi normalitas dan signifikasi serta linieritas regresi terlebih
dahulu sebagaimana dituntut oleh teknik korelasi yang tergolong parametrik.
Semua perhitungan korelasi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS. Suatu butir item dinyatakan memiliki koefisien validitas yang signifikan
jika memiliki arah korelasi positif dan memiliki p-value, sebagaimana ditunjukkan
dalam out put program SPSS pada baris signifikasi untuk 1-tailed test, lebih kecil
dari 0,05.
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 24 butir item yang dianalisis
validitasnya, diperoleh 18 butir item yang signifikan dan 6 butir item yang tidak
signifikan. Dari ke-18 butir item yang signifikan tersebut, koefisien validitasnya
merentang dari 0,091 (butir item nomor 14 dan 24) sampai dengan 0,681 (butir
item nomor 21). Sementara itu butir item yang tidak valid adalah nomor 8, 12, 13
dan nomor 17 dengan koefisien validitas masing-masing memiliki arah negatif
serta butir item nomor 20 dan 22 yang memiliki p-value lebih besar dari 0,05.
Proses dan hasil perhitungan uji validitas ini secara lengkap disajikan pada
lampiran L-3.
Kisi-kisi CMI-Form C yang sudah diuji validitasnya serta memiliki
koefisien validitas yang signifikan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir Setelah Uji Validitas Butir Item
No. Dimensi
No. Item Jumlah
Asli Baru
Unfavourable Favourable Unfavourable Favourable
63
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diketahui butir-butir item yang memiliki koefisien validitas yang
signifikan, maka selanjutnya adalah menganalisis reliabilitas perangkat
instrument. Untuk kepentingan efisiensi, sebagaimana halnya uji validitas, analisis
reliabilitas perangkat instrument ini menggunakan split-half method dengan teknik
ganjil-genap. Perhitungan koefisien korelasi skor total butir-butir item nomor
genap dengan skor total butir-butir item nomor genap digunakan teknik
Spearman rank order correlation (Daniel, 1989, hlm. 387). Hasil perhitungan
menunjukkan harga korelasi antara skor total butir item nomor ganjil dengan skor
total butir item nomor genap adalah sebesar 0,769. Koefisien reliabilitas yang
dihasilkan melalui rumus ini baru menunjukkan reliabilitas separo instrumen.
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat instrumen (full test
reliability), perlu dilanjutkan perhitungannya dengan menggunakan teknik
Spearman-Brown prophecy formula (Drummond & Jones, 2010, hlm. 90). Hasil
analisis menunjukkan koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat instrument
sebesar 0,869 yang berdasakan tabel criteria evaluating reliability coefficient
(Drummond & Jones, 2010, hlm. 90) termasuk kategori high reliability. Proses
perhitungan secara lengkap dapat dipelajari pada lampiran L-4.
Memperhatikan hasil uji validitas butir item dan hasil analisis reliabilitas
perangkat instrument, maka CMI-Form C hasil adaptasi yang terdiri atas 18 butir
item, dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan informasi tersebut maka
CMI-Form C versi hasil adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, layak untuk digunakan
sebagai instrumen pengumpul data kematangan karir dalam penelitian ini.
3.5 Prosedur Intervensi
Sebagaimana telah diulas pada bab II, prosedur intervensi dalam penelitian
ini secara singkat dipaparkan sebagai berikut.
Secara khusus, langkah-langkah yang dilakukan guru BK sebagai peneliti
dalam melaksanakan intervensi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
64
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Setiap rombel peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 2-5 orang dengan tujuan membangun interaksi yang lebih intens
dan kohesif sehingga kelompok kelas menjadi dinamis.
2) Setiap kelompok mempelajari dan mendiskusikan klasifikasi pekerjaan dan
persyaratan pendidikan formal beserta kode-kodenya sebagaimana disajikan
dalam The Occupational Finder.
3) Setiap peserta didik dalam kelompoknya, masing-masing menuliskan
delapan jenis pekerjaan utama yang diprioritaskan dengan menggunakan
format Occupational Daydreams. Setelah semua selesai mengisi format
tersebut, mereka berdiskusi tentang berbagai hal terkait dengan delapan
pilihan pekerjaan tersebut.
4) Setiap peserta didik memberikan kode pekerjaan yang tertulis pada format
Occupational Daydreams dengan menggunakan format The Self-Directed
Search (SDS). Pengkodean pekerjaan ini mengacu pada The Occupational
Finder.
5) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap aktivitas yang suka
atau tidak suka dilakukannya dengan menggunakan format Activities pada
SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan
setiap peserta didik dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam
kelompok. Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan
tanya jawab.
6) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap kompetensi yang
dimilikinya dengan menggunakan format Competencies pada SDS. Setelah
selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta
didik dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok.
Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya
jawab.
7) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang disukai
dengan menggunakan format Occupation pada SDS. Setelah selesai
65
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah
masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab.
8) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap estimasi diri dengan
menggunakan format Self-estimates pada SDS. Setelah selesai dikerjakan,
berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta didik dengan cara
menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah masing-masing
memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab
9) Setiap peserta didik melakukan analisis untuk mengorganisasikan jawaban
hingga menemukan summary code. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan format How to Organize Your Answers pada SDS. Setelah
selesai dikerjakan, berikutnya adalah diadakan diskusi dan tanya jawab
10) Setiap responden ditugaskan untuk mendalami bidang pekerjaan yang
menjadi pilihannya melalui berbagai sumber dan mendatangi dan atau
menelaah biografi orang yang sukses dalam bidang pekerjaan yang
diminatinya.
11) Melakukan diskusi kelas tentang hasil yang mereka lakukan pada proses
eksplorasi sebagaimana diperoleh pada langkah ke-10.
Manakala dikaji lebih mendalam, diperoleh indikasi bahwa strategi konseling
karir Holland menempuh prosedur yang sederhana dan jelas sehingga
memungkinkan dilaksanakan oleh konselor pemula atau belum memiliki
pengalaman profesional yang mumpuni. Selain itu, konseling karir Holland juga
memberi peluang kepada peserta didik untuk melakukan pencarian karir yang
sesuai dengan karakteristik pribadi, minat, lingkungan pendukung, dan
kompetensi diri yang dapat ditimbang oleh peserta didik secara mandiri. Model ini
juga lebih efisien karena dapat diterapkan secara klasikal dalam waktu yang relatif
pendek.
Sementara itu, langkah-langkah yang dilakukan guru BK sebagai peneliti
dalam melaksanakan intervensi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
66
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Tahap 0: tahap sebelum sesi. Tahap ini berfokus pada penyadaran kepada
konseli agar mau berubah dengan mengatasi masalahnya. Pada tahap ini
juga dilakukan kontrak konseling terkait dengan waktu yang diperlukan
untuk proses konseling.
2) Tahap 1: pembentukan hubungan kolaborasi. Pada tahap ini konselor
menjelaskan kepada konseli bahwa dirinya adalah ahli yang memiliki
pengalaman dan pemahaman mendalam tentang dirinya. Selain itu, konselor
menyadarkan konseli bahwa dirinya memiliki kekuatan-kekuatan yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalahnya. Konselor membangun
hubungan dengan saling percaya, kolaboratif, empati, dan tentative.
3) Tahap 2: menggambarkan masalah. Pada tahap ini fokus utamanya adalah
mengungkapkan masalah yang terjadi. Pada tahap ini tidak memerlukan
waktu yang lama, yakni sekitar 15 menit, setelah itu fokus utamanya adalah
pada tujuan yang disukai.
4) Tahap 3: menetapkan tujuan yang diinginkan. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan tentang pandangan konseli terhadap masa
depannya. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah: (1) Bagaimana Anda
tahu bahwa Anda mengikuti proses ini dapat bermanfaat bagi Anda? (2)
Apa harapan Anda terhadap sesi ini? (3) Apa yang menjadi tujuan pertama
Anda? (4) Bagaimana Anda tahu kapan hidup Anda menjadi lebih baik? (5)
Bagaimana Anda tahu kapan Anda merasa lebih baik?
5) Tahap 4: berfokus pada solusi atas masalah. Agar konseli berfokus pada
solusi, bukan pada masalah, maka konselor dapat menggunakan sejumlah
pertanyaan evaluative questions, coping questions, exepting-seeking
questions, dan solution-focused questions. Selain menggunakan
pertanyaan-pertanyaan tersebut, konselor juga dapat menggunakan cara berikut: (1)
amflication yang bertujuan untuk mendorong konseli menceriterakan secara
detail tentang bagaimana konseli menggunakan kekuatan dan sumber daya
yang dimiliki menuju tujuan yang disukai; (2) reframing yang bertujuan
67
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
complimenting yang bertujuan memperkuat upaya konseli ke arah
pencapaian tujuan.
6) Tahap 5: mencapai tujuan. Pada akhir tahap pertama, konseli diajak untuk
bergeser dari masalah ke solusi dan pada tahap kedua konseli diajak untuk
mencapai tujuan yang disukai. Pada tahap kelima ini, konseli diajak untuk
mencapai tujuannya secara lengkap. Konselor membantu konseli
mengevaluasi efektivitas konseling singkat berfokus solusi dengan
menggunakan skala. Konselor kemudian memberikan penguatan kepada
konseli dengan empati dan memuji kemajuan konseli.
7) Tahap 6: terminasi. Hal ini dilakukan ketika tujuan konseling tercapai.
Setelah terminasi, konselor penting melakukan tindak lanjut untuk
memastikan bahwa konseli tetap menjaga perubahan yang dilakukan.
3.6 Metode Analisis Data
Sebagaimana telah diulas dalam paparan butir 3.3, data yang dihasilkan
dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah skor jawaban responden dalam bentuk
persetujuan mereka yang merentang dari angka 1-9. Jawaban yang merentang
dalam bentuk angka 1-9 ini menghasilkan data dalam skala interval (Sheskin,
2004). Mengacu pada skala hasil pengukuran yang dihasilkan dalam penelitian ini
adalah interval serta teknik penentuan partisipan secara random, maka untuk
analisis data penelitian memungkinkan untuk menggunakan statistika parametrik.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan efektivitas tiga strategi
intervensi yang dianalisis melalui perbedaan tiga kelompok rata-rata yang antara
lain dapat diuji dengan uji kesamaan k buah rata-rata dengan teknik ANOVA.
Sehubungan itu, langkah awal dalam analisis data ini adalah sebagai berikut.
1) Mencatat data jawaban masing-masing responden pada setiap butir item
dalam tabel induk data. Penyajian data diorganisasikan sesuai kelompok
masing-masing yang diperolehnya pada saat pretest dan postest.
2) Melakukan replace jawaban responden pada nomor-nomor butir item
68
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi 7, jawaban 4 menjadi 6, jawaban 6 menjadi 4, jawaban 7 menjadi 3,
jawaban 8 menjadi 2, dan jawaban 9 menjadi 1.
3) Menghitung skor setiap responden untuk total dan aspek variabel dengan
mengacu pada kisi-kisi instrument.
4) Menguji asumsi-asumsi spesifik yang diperlukan sebagai prasyarat
penggunakan uji kesamaan k buah rata-rata, yakni uji normalitas dan
homogenitas varians. Untuk menguji normalitas, digunakan teknik One
Sample Kolmogorov-Smirnov sedangkan homogenitas varian diuji dengan
Levene’s Test of Equality of Error Varians dengan menggunakan harga p ˂
0,01. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kematangan karir peserta
didik pada kelompok yang menggunakan strategi konvensional, strategi
Holland Types for Career Counseling, maupun strategi Solution-Focused
Career Counseling, berasal dari populasi yang normal. Sementara itu hasil
uji homogenitas varians menunjukkan bahwa varians ketiga kelompok
tersebut bersifat homogen. Proses perhitungan secara lengkap disajikan pada
lampitan L-5.
5) Menghitung selisih skor pretest dan posttest untuk setiap responden pada
total dan setiap aspek variabel. Proses dan hasil perhitungannya disajikan
pada lampiran L-6.
6) Mengacu pada hasil uji asumsi khusus untuk pengoperasian statistika
parametrik dalam uji kesamaan k buah rata-rata, maka analisis data dalam
penelitian ini tepat menggunakan statistika parametrik dengan teknik
ANOVA. Terdapat tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini. Ketiga
hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis
statistik sebagai berikut.
H0 : µ1 = µ2= µ3
H1 : Salah satu tanda sama dengan, tidak berlaku
Kriteria pengujiannya adalah: Tolak H0 jika harga p untuk koefisien F yang
69
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tiga kelompok berdasarkan skor pretes dan posttest, maka digunakan teknik
ANOVA.
7) Apabila hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan, maka untuk melihat
kelompok mana saja yang berbeda tersebut, perlu dilakukan uji pasca
ANOVA dengan memilih teknik LSD dalam menu uji Post Hoc.
Keseluruhan proses analisis data ini akan menggunakan bantuan komputer
dengan mengoperasikan paket program SPSS. Proses dan hasil pengujian
Diah Susilawati, 2015
EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN
KETERBATASAN PENELITIAN
5.1 Simpulan
Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan, maka temuan penelitian ini
dapat dirumuskan dalam simpulan sebagai berikut.
1) Kematangan karir peserta didik yang diberikan layanan bimbingan karir
dengan strategi Holland Types for Career Counseling lebih optimal
dibandingkan dengan strategi konvensional.
2) Kematangan karir peserta didik yang diberikan layanan bimbingan karir
dengan strategi Solution-Focused Career Counseling lebih optimal
dibandingkan dengan strategi konvensional
3) Strategi Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused
Career Counseling sama efektifnya untuk mengoptimalkan kematangan
karir peserta didik.
4) Strategi Holland Types for Career Counseling sangat efektif untuk
meningkatkan dimensi concern, curiosity, dan confidence dibandingkan
dengan strategi Solution-Focused Career Counseling dan konvensional.
Sementara itu, Solution-Focused Career Counseling sangat efektif untuk
mengembangkan dimensi consultation dibanding strategi Holland Types for
Career Counseling dan konvensional.
5.2 Rekomendasi
Mengacu pada hasil pembahasan dan simpulan penelitian, maka dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1) Dalam penelitian ini terungkap bahwa Holland Types for Career Counseling
dan Solution-Focused Career Counseling efektif untuk mengoptimalkan
kematangan karir peserta didik. Sehubungan dengan hal itu maka dalam