PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA
(Studi Deskriptif pada Atlet Bola Basket Putra Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
KEVIN WAHYUDI AMANDA
0900996
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENAGLAMI CEDERA
Oleh
Kevin Wahyudi Amanda
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Kevin Wahyudi Amanda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Kevin Wahyudi Amanda
NIM : 0900996
JUDUL : PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET
YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA (Studi Deskriptif
Pada Atlet Bola Basket Liga Mahasiswa Putra Regional Jawa
Barat Tahun 2013/2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Komarudin, M.Pd. NIP. 197204031999031003
Pembimbing II
Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. NIP. 195107281984031001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
ABSTRAK
PROFIL ASPEK PSOKLOGIS ATLET BOLABASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA
Dosen pembimbing : Dr. Komarudin, M.Pd
Drs. Enjang Rahmat, M.Pd
Kevin Wahyudi Amanda*
2014
Permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana profil psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera. Tujuan yang ingin diangkat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera. Keguanaan dari hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi lembaga ataupun organisasi keolahragaan serta individu dalam berbagai hal khususnya tentang teori dan aplikasi tentang profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera dan dapat memberikan pengalaman berharga melihat dari pengalaman atlet yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan variabel profil aspek psikologis atlet. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 orang atlet bola basket putra ligamahasiswa jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera. Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data yang diperoleh, maka hasil penelitian ini diperoleh atlet bola basket liga mahasiswa putra jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera rata-rata memiliki self-confidence, positive energy, visual Imagery, motivational, dan attitude control yang berada pada skor dengan katagori sedang, sedangkan pada dimensi negative energy dan attention control atlet bolabasket liga mahasiswa putra jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera rata-rata memiliki skor dengan katagori rendah.
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Psychological Aspect Profile of Basket Ballers Who Have Sustained Injury
(A Descriptive Study of Male Basketballers in the Student League 2013/2014in the West Java Region)
Abstract
The study case that is taken up in this study is about psychological aspect profile of basket ballers who have sustained injury. The aim of this study is to explore a reflection of psychological aspect profile of basketballers who have sustained injury.The benefit of this study, theoretically, can be used as a reference and information for sport institutions or organisations and for individuals in any aspects, in particular, the things about theories and applications which are in relation to psychological aspect profile of basket ballers who have sustained injury and it can give a valuable experience from the athletes that have been participants in this study. This study uses a descriptive method, along with its variable is the athlete
psychological profile. A purposive technique is used to take samples that are used in this study; there are 62 basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region that are involved in this study. Instrument or tool that is used in this study is an enquiry. Based on data processing and data analysis of the study, it is obtained that the basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region, in average, have self-confidence, positive energy, visual Imagery, motivational, and attitude control obtained scores at the medium level. Meanwhile, in the negative energy dimension and attention control, the basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region, in average, obtained scores at the low level.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMAKASIH iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 4 D. Manfaat Penelitian 4 E. Batasan Penelitian 5 F. Batasan Istilah 5
G. Struktur Organisasi Skripsi……….. 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, KAJIAN PUSTAKA……….. 8
A. Tinjauan Teoritis……… 8
1. Pengertian Profil 8
2. Pengertian Psikologis 8
3. Pengertian Aspek Psikologi 9 4. Pengertian Cedera 36
BAB III METODE PENELITIAN……… 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 40
1. Populasi 40
2. Sampel 40 3. Lokasi penelitian 41
B. Metode Penelitian 42 C. Instrumen Penelitian 42
D. Analisis Data 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 52
A. Prosedur Pengolahan Data 52
B. Penyekoran Data 52 C. Pengelompokan Jenis Data... 53
D. Diskusi Penemuan……….. 56
BAB V KESIMPULAN……… 60
A. Kesimpulan 60 B. Saran 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Dimensi Energi Positif 26
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Sikap……….. 35
3.1. Alur Penelitian 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket 64
2. Validitas Instrumen 68
3. Input Data Uji Coba Angket 69
4. Input Data Angket 71
5. Grafik Hasil Penjumlahan Angket 75
6. Jadwal Pertandingan 76
7. Surat Keputusan Skripsi 77
8. Surat Penelitian Dari UPI 82
9. Gambar Penelitian 83
10. Kartu Bimbingan 84
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bola basket merupakan olahraga dinamis dan menuntut kesiapan fisik
yang perima dengan dukungan teknik, taktik, dan mental yang memadai.
Pergerakan pemain dalam pertandingan, baik dengan bola maupun tanpa bola
sangat cepat dan dengan hilir mudik mencari-cari celah daerah yang dapat
diterobos untuk memasukan bola kekeranjang lawan. Kondisi ini berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, sehingga begitu menguras tenaga dan energi. Oleh
karena itu dalam olahraga perlu ditunjang dengan fisik yang baik. Apabila atlet
tersebut mempunyai kondisi fisik yang baik maka secara otomatis memiliki
tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh yang
baik pula.
Tiap-tiap cabang olahraga mempunyai sifat dan karakteristik yang
berbeda-beda dan pesertanya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Seorang
pemain bola basket harus memiliki dan menguasai teknik bermain bola basket,
didalam permainan bola basket ada dua gerakan yaitu gerakan dengan
menggunakan bola dan gerakan tanpa bola (moving whit the ball and moving whit
out the ball) oleh karna itu seorang atlet bola basket harus menguasai teknik ini
yang diperlukan saat menyerang dan menguasai bola. Dalam permainan bola
basket diperlukan pergerakan yang multi arah dan situasional, oleh karena itu
diperlukan kemampuan untuk mengubah posisi tubuh kesegala arah yang berguna
bagi atlet dalam menggiring bola dan menipu lawan sehingga pemain bisa
mencetak angka, bermain bola basket tidak hanya sekedar berlari-lari dan
membawa bola saja melainkan kita harus menghadapi lawan yang jaraknya cukup
dekat dan body contact akan sering terjadi.
Dalam mencapai suatu prestasi, tentu banyak hal yang harus dilalui oleh
seorang atlet. Tidak jarang dalam proses meraih prestasi yang diinginkan, atlet
dapat mengalami cedera, olahraga basket merupakan salah satu olahraga yang
2
seorang pemain basket harus terus tetap bergerak untuk mencari posisi baik pada
saat menyerang maupun pada saat bertahan. Kejadian cedera pada saat bermain
bola basket sering terjadi, menurut www.fibaeurope.com tipe-tipe cedera olahraga
basket dikategorikan menjadi dua yaitu acute (traumatic) injury dan overuse
injury. Starkey C. Injuries and Illnesses in the National Basketball Association: A
10-Year Perspective Journal of Athletic Training 2000;35(2):161-167 secara
umum cedera acute biasanya terjadi pada ligamen. Cedera ini merupakan cedera
yang paling sering dialami oleh atlet bola basket. Dilaporkan 37,1% atlet tingkat
universitas mengalami cedera tersebut, dan 27,8% atlet professional
mengalaminya. Sedangkan overuse injury merupakan cedera yang dikarenakan
oleh penggunaan komponen tubuh melampaui kemampuan atlet itu sendiri.
Suatu penelitian pada tahun 2010 yang dilakukan East Bay Sports
Medicine and Orthopaedic Associates di California terhadap 237 klub, diketahui
bahwa cedera paling umum yang diderita atlet bola basket adalah pada bagian
lutut. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa 77% cedera pemain ada pada
bagian bawah tubuh, terutama kaki. Sebanyak 21% di antaranya pada lutut dan 18
% menimpa pergelangan kaki (www.eastbaysportmed.com).
Salah satu penyebab langsung cedera saat bermain basket antara lain
terjatuh dan salah posisi mendarat yang mengakibatkan adanya kerusakan pada
jaringan lunak (soft tissue) seperti tendon dan ligamen otot. Sampai terjadinya
fraktur (patah tulang) yang memerlukan penanganan medis lanjutan.
Penyebab lain adalah overuse injury (pemakaian berlebihan) yaitu cedera
yang diakibatkan karena cedera ringan yang berulang-ulang dalam kurun waktu
lama. Cedera ini berhubungan dengan beratnya beban latihan, istirahat yang
kurang, perawatan cedera sebelumnya yang kurang tepat, serta persiapan dalam
pertandingan (seperti warming up, stretching dan cooling down setelah
pertandingan) yang kurang optimal.
Menurut Moran dalam bukunya sport and axercise psychology (2005:3)
Hampir sepanjang tiga dekade terakhir, penelitian telah menunjukan faktor-faktor
olahraga. faktor psikologis memiliki peranan penting dari kemunculan dan masa
penyembuhan cedera olahraga. Hal ini diawali dengan penelitian yang dilakukan
oleh Holmes (1970) mengenai cedera pada atlet. Berbagai penelitian mencoba
untuk menjelaskan variabel psikologis manakah yang mempengaruhi cedera pada
atlet.
Cedera akibat olahraga kompetisi memang paling sering dijumpai pada
atlet, baik dari atlet amatir maupun professional. Dampak dari cedera pada atlet
tidak hanya mempengaruhi aktifitas fisik tetapi juga psikologis. Faktor psikologis
mempunyai peran penting dalam masa rehabilitasi cedera. Dengan demikian perlu
dipahami sejauh mana cedera mempengaruhi aspek psikologis.
Cedera secara psikologis dapat mempengaruhi prestasi atlet. Ketakutan
akan mendapatkan cedera akan mengakibatkan prestasi yang rendah. Pengalaman
pernah mendapatkan cedera pada pertandingan/latihan sebelumnya juga bisa
menurunkan prestasi seorang atlet. Secara garis besar aspek-aspek psikologis
dalam olahraga meliputi motivasi, kepribadian, kepercayadirian, kedisiplinan,
stress, kecemasan dan frustrasi.
Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran proses seorang atlet dalam
menghadapi dan mengatasi cederanya selama latihan maupun pada saat
berkompetisi, dapat dibuat sebuah profil psikologis. Profil psikologis atlet
biasanya berupa gambaran kepribadian secara umum, potensi intelektual dan
fungsi daya pikirnya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada
umumnya tidak berubah banyak dari waktu kewaktu untuk membantu mengenal
profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal
dengan "psikotes", dengan bantuan berbagai macam alat ukur yang memeriksa
aspek-aspek psikologis atlet.
Tingkat kompetisi juga berpengaruh dalam kondisi psikologis seorang atlet.
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa psikolog olahraga menunjukan bahwa
pada tingkatan yang lebih tinggi, dinamika proses psikologis lebih rendah
dikarenakan atlet yang bertanding diajang tersebut telah memiliki pengalaman
4
profesional, faktor psikologis sering dianggap sebagai faktor X dari keberhasilan
seorang atlet.
Tidak banyak atlet yang bisa bangkit dari keterpurukanya setelah
mengalami cedera olahraga, namun ada juga yang bisa keluar dari tekanannya
karena berbagai faktor, baik faktor lingkungan maupun faktor psikologis yang
berbeda-beda untuk bangkit kembali, untuk itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti “PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA.”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang,
pertanyaan peneliti dalam penilitian ini adalah: Bagaimana profil aspek psikologis
atlet bola basket yang pernah mengalami cedera?
C. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah
mengalami cedera.
D. Manfaat penelitian
Suatu penelitian dilakukan tidak semata-mata hanya untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan, melainkan harus pula memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan setidaknya pada bidang ilmu yang di teliti.
Penulis berharap hasil penelitiannya ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a) penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang
berarti bagi lembaga atau organisasi keolahragaan serta individu dalam
berbagai hal khususnya tentang teori dan aplikasi tentang profil aspek
psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera dan dapat
memberikan pengalaman berharga melihat dari pengalaman atlet yang
b) penelitian ini juga mengkaji profil aspek psikologis atlet bola basket yang
pernah mengalami cedera agar setidaknya dipahami dan dimengerti oleh
para atlet sehingga bisa menjadi acuan kedepannya.
c) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengayaan literature dan
pengembangan mata kuliah psikologi olahraga bagi lembaga keolahragaan
khususnya FPOK-UPI.
2. Secara praktis
a) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para
pelatih, tentang bagaimana cara menanggulangi permasalahan psikologis
atlet setelah mengalami cedera.
b) khususnya untuk para atlet, penelitian ini diharapakan dapat memberikan
wawasan, motivasi serta semangat juang tentang bagaimana mengatasi
permasalahan psikologis setelah mengalami cedera.
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah, untuk
menjaga agar ruang lingkup penelitian tidak luas dan permasalahanya diketahui
secara jelas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Fokus dalam penelitian ini adalah profil aspek psikologis atlet bola basket yang
pernah mengalami cedera.
2. Objek penelitian ini adalah atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa
barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera, dengan jumlah sampel
62 orang.
F.Batasan Istilah
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga
dapat menimbulkan kekeliruan dan ketidak cocokan atau mengaburkan
pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan penjelasan isitilah dengan
6
1. Profil. Menurut pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, depdikbud adalah, “Gambaran, grafik yang memberikan fakta tengtang hal-hal khusus.” (http://kamusbahasaindonesia.org/profile).
2. Dari penelusuran terhadap pandangan beberapa ahli psikologi olahraga
(R.H. Cox, 1985;Singer, 1980;Sudibyo, 1989) dalam Husdarta (2010: 4) bahwa: “Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga guna
mendongkrak kualitas kepribadian atlet dan peforma individu maupun,
ditandai oleh sejumlah interaksi dengan individu lain dan situas-situasi
ekternal yang menstimulasinya.”
3. Atlet berasal dari bahasa Yunani: athlos yang berarti “kontes” dan kontes adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif.” Para atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata. Seringkali kata ini digunakan untuk merujuk secara
spesifik kepada peserta atletik.
4. Liga mahasiswa atau biasa disingkat dengan (LIMA) adalah sebuah
komite pelaksanaan kompetisi cabang olahraga ditingkat mahasiswa, liga
mahasiswa dilaksankan setahun sekali dengan waktu yang berbeda
sesuai cabang olahraga, sejak terbentuknya pada tanggal 15 mei 2012
lalu, LIMA telah berhasil menyelenggarakan empat cabang olahraga
antara lain bola basket, badminton, renang dan golf. Dengan peserta
mencapai lebih dari 50 universitas dari seluruh Indonesia. Tahun ini liga
mahasiswa akan membuka cabang olahraga baru yakni cabang olahraga
Futsal. Olahraga yang kini menjadi salah satu cabang olahraga favorit
tersebut rencana akan diselenggarakan pada bulan maret 2014 dan
semoga liga mahasiswa bisa menjadi penunjang prestasi.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan
diuraikan berdasarkan sistematis penulis sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah, dan struktur organisasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS
PENELITIAN
Dalam kajian pustaka berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan tentang profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah
mengalami cedera.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas mengenai lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Berisi pengolahan data atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Mengenai penyusunan tempat dan waktu dalam penelitian ini, penulis
menjabarkan sebagi berikut:
1. Observasi beberapa atlet bola basket yang pernah mengalami cedera di
masing-masing tim bola basket universitas.
2. Mengindentifikasi beberapa atlet bola basket liga mahasiswa jawa barat yang
pernah mengalami cedera.
3. Pertimbangan juga dilakukan dengan mempertimbangakan
kesanggupan peneliti dengan mengacu pada tenaga, anggaran, waktu dan
lokasi penelitian.
4. Melakukan pendekatan secara personal, mengurus proses administratif dan
perizinan secara formal.
Menurut Arikunto (2006: 130) menjelaskan bahwa: “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensual.” Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bola basket liga mahasiswa atau
biasa disingkat dengan (LIMA) Putra Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014,
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah atlet yang pernah mengalami
cedera yang berkompetisi dalam Liga tersebut. Pemgambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2006: 16) purposive
sampling yaitu menetukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang
dapat memberikan data secara maksimal. Karena bebagai hal dan keterbatasan
waktu serta biaya, dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tim bola basket
putra saja. Dasarnya mengambil tim bola basket putra saja adalah karena peneliti
juga merupakan atlet bola basket yang bermain dalam kompetisi Liga Mahasiswa
Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014 sehingga memudahkan peneliti untuk
41
Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh mahasiswa UPI semester enam
yang merupakan atlet bola basket yang bermain dalam kompetisi liga mahasiswa
yang membantu peneliti dalam menyebar angket, setelah peneliti dan rekannya
menemukan dan menentukan tempat dan sampel penelitiannya, yaitu tim bola
basket universitas yang mengikuti Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun
2013/2014, kemudian peneliti mengadakan penelitian atau pengambilan data
secara personal melalui observasi pada tanggal 7 oktober 2013, dan mengadakan
penelitian yang intensif mendalam dan formal dengan melampirkan perizinan
administrasi. Penelitian dilakukan disetiap tim bola basket universitas yang
mengikuti Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014 yang
dilakukan di GOR padjajaran, balai santika UNPAD, dan sport hall UPI
dibandung. Penulis gambarkan suatu proses penelitian. Proses penelitian dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1.
Observasi (Pencarian dan Pengamatan Lokasi Penelitian)
Penentuan Tempat Penelitian
Pendekatan/Pengambilan Data Secara Personal
Pengambilan Data cedera atlet Penelitian Secara Formal
Observasi Data
Analisa Data
Kesimpulan
Teknik Angket Wawancara Catatan/Temuan Penelitian Proses Administrasi dan Perizinan
Alur penelitian
B. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan
tujuan penelitian itu sendiri, menggunakan metode yang tepat akan menunjang
tercapainya penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif di jelaskan oleh Arikunto (1990:
309) bahwa: Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Dari penjelasan diatas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian apa adanya yang
terjadi dilapangan berdasarkan informasi yang didapat. Pendekatan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif mengenai profil aspek psikologis atlet
bola basket yang pernah mengalami cedera. Menurut Rusli Lutan (2007: 62)
mendefenisikan bahwa variabel kuantitatif adalah variabel yang bisa diukur
berada dalam beberapa tingkatan suatu kontinum dari yang kecil sampai yang
besar. Misalnya tinggi badan (cm) dari yang pendek sampai dengan yang tinggi.
Dari penjelasan dan pendapat diatas tentang metode deskriptif serta
pendekatannya, penulis berpendapat dalam penelitian ini yang cocok digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu ingin mengetahui profil aspek
psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera pada Atlet Bola
Basket Putra liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014. Diharapkan
dalam penelitian ini mampu mendapatkan dan menilai hasil dari aspek-aspek
psikologis atlet yang pernah mengalami cedera dalam kompetisi Liga mahasiswa
Bola Basket Putra Regional Jawa Barat 2013/2014, sehingga dapat menjadi
acuan.
43
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psychological
Performance Inventory yang berbentuk angket oleh diciptakan oleh Loehr (1986).
Alat ukur ini merupakan alat ukur yang mengukur aspek-aspek psikologis atlet
yang pernah mengalami cedera, aspek-aspek tersebut adalah self confidence,
negative energy, attention control, visualization and imagery control, motivation,
positive energy, dan attitude control. Teknik angket merupakan suatu teknik
komunikasi secara tidak langsung sebagai alat pengumpul data dalam menjawab
penelitian. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dari
variabel, Aspek Psikologis Atlet Bolabasket yang pernah mengalami cedera.
Keuntungan penggunaan teknik angket atau kuisioner dijelaskan oleh Arikunto
(2006: 152) sebagai berikut:
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b) Dapat dibagikan secara serentak pada banyak responden
c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden.
d) Dapat dibuat anonim sehingga bagi semua responden dapat memberikan
pertanyaan yang benar-benar sama.
Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup, maksud angket
tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan dalam angket telah ditetapkan oleh
peneliti dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu
alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapatnya berdasarkan pertanyaan atau
pernyataan tersebut.
Untuk menjawab dan mendeskripsikan masalah yang telah dirumuskan,
diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil jawaban
tergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan
ketepatan data diperoleh bergantung kepada alat pengumpulan data yang
digunakan serta sumber data. Alat pengumpul data harus memenuhi syarat
validitas dan relibilitas. Hal ini dijelaskan oleh Arikunto (2006: 168) bahwa:
Instrumen yang baik harus ada dua persyaratan penting yaitu valid dan realiabel.
Dalam pembuatan instrumen khususnya profil aspek psikologis atlet bola
berdasarkan teori Loehr (1986: 161) alat ukur tersebut adalah Psychological
Perfomance Inventory yang dibuat oleh Loehr (1986) yaitu alat ukur mengenai
aspek psikologis, setiap komponen pertanyaan dan pernyataan yang disesuaikan
dengan variabel penelitian yang hendak diteliti dalam alat ukur tersebut
diantaramya adalah self confidence, negative energy, attention control,
visualization and Imagery control, motivation, positive energy, dan attitude
control. Dalam pembobotan skor, peneliti mengacu kepada skala sikap model
likert, yang penulis kutip dari Nurhasan & Hasanudin (2007: 349) sebagai berikut.
Untuk pertanyaan positif, yaitu Hampir selalu (HS) = 5, Sering (S) = 4,
Kadang-kadang (K) = 3, Jarang (J) = 2, dan Hampir Tidak Pernah (HTS) =1.
Sedangkan untuk pertanyaan negatif, yaitu Hampir Selalu (HS) = 1, Sering (S) =
2, kadang-kadang (K) = 3, Jarang (J) = 4, dan Hampir Tidak Pernah (HTP) = 5.
Dalam merumuskan pertanyaan atau pernyataan dalam angket, penulis
berpedoman pada penjelasan Sugiono (2013: 143) sebagai berikut:
1. Isi dan tujuan pertanyaan/pernyataan.
2. Bahasa yang digunakan.
3. Tipe dan bentuk perntanyaan/pernyataan.
4. Pertanyaan tidak mendua.
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa.
6. Pertanyaan tidak menggiring.
7. Panjang pertanyaan (tidak terlalu panjang).
8. Urutan pertanyaan.
9. Prinsip pengukuran.
10. Penampilan fisik angket.
a) Prosedur pengambilan Data
Tugas terstor adalah mengambil data penelitian yang ditulis dalam bentuk
bentuk format penelitian seperti berikut ini:
1) Angket
2) Pendekatan kepada sampel
3) Kualifikasi testor, mahasiswa FPOK semester 6
45
Dalam pengambilan sampel disetiap tim bola basket universitas peneliti
dibantu oleh mahasiswa UPI semester enam untuk mengambil data disepuluh tim
bola basket universitas di bandung yang mengikuti kompetisi liga mahasiswa, lalu
tugas dibagi dan angket disebar ke tim bola basket universitas dengan pembagian
tugas sebagai berikut: 1) Rega Midun Alfian menyebar angket ke tim bola basket
universitas: UNIKOM, ITT TELKOM, STKS, dan ITHB. 2) Lalu peneliti sendiri
menyebar angket ke tim bola basket universitas: UNPAD, UPI, UNPAR,
WIDYATAMA, dan MARANATHA.
Penyebaran angket ini dilakukan setelah tim bola basket universiatas
selesai bertanding penyebaran angket ini dilakukan selama dua minggu oleh
karena keterbatasan waktu, tenaga dan jadwal pertandingan yang hanya
dilaksanakan sebulan dua kali sehingga menyulitkan testor untuk menyebar
angket karena harus menunggu jadwal pertanding selanjutanya, penyebaran
angket berlangsung pada pertengahan bulan november dan bulan desember
tepatnya pada tanggal 15 November hingga 13 Desember 2013.
b) Prosedur Pengisian Angket
Setelah latihan dan berdoa testor mengumpulkan atlet lalu testor
menjelaskan tentang bagaimana cara untuk mengisi angket dan biodata atlet.
Dengan memperhatikan petunjuk pengisian angket dan mengisi angket sesuai
pilihan yang telah disediakan pada angket tersebut, mengisi angket dengan
sujur-jujurnya, pengisian angket dilakukan dimasing-masing tim bola basket universitas
dengan waktu pengisian kurang lebih 40 menit.
c) Pengambila data cedera (sampel)
Pengambilan data dilakukan disetiap tempat Club/Universitas berlatih,
dengan mengisi biodata pada format yang telah disediakan testor, proses
pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu peneliti mewawancara
langsung dan menanyakan cedera apa yang telah dialami atlet dan cara kedua
yaitu peneliti menyediakan angket dengan format yang testor sediakan sehingga
atlet hanya tinggal memilih saja option yang telah disediakan testor dalam angket
Selanjutnya testor merekavitulasi hasil, baik angket maupun wawancara
untuk dimasukan kedalam file dan selanjutnya akan dievaluasi.
d) Uji coba Angket
Setelah membuat butir pertanyaan berdasarkan alat ukut yang diciptaka
Loehr (1986), selanjutnya penulis mengadakan uji coba angket untuk menguji
kadar validitas dan realiabilitas instrument. Uji angket ini dilakukan kepada 20
atlet UKM Bola Basket UPI yang tidak bermain dalam liga mahasiswa dan 15
pemain klub basket PIMNAD yang bermain diliga yang berbeda, guna untuk
mengetahui keabsahan dan keterandalan instrumen, peneliti menguji dengan uji
validitas dan realiabilitas tes.
(1) Pengujian Validitas Instrumen Angket
Menurut Arikunto (2006: 168) menjelaskan bahwa: “Validitas adalah suatau alat ukur yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen.”
Langkah-langakah menguji validitas instrumen adalah sebagai berikut:
(a) Mengumpulkan data dan memberi skor kepada masing-masing butir
pertanyaan sesuai dengan jawaban responden.
(b) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden.
(c) Menyusun skor dari skor yang diperoleh secara keseluruhan dari yang
tertinggi sampai terendah.
(d) Mencari nilai rata-rata setiap butir penyataan baik kelompok atas maupun
kelompok bawah dengan melakukan analisis item. Untuk validitas perbutir,
membandingkan nilai dalam corrected item total correlation dengan kriteria
Guildford.
Sebelum alat ukur digunakan untuk mengambil data penelitian, dilakukan
uji coba (try out) terhadap kedua alat ukur untuk mengukur reliabilitas dan
validitas masing-masing alat ukur, dengan menggunakan 35 orang sampel
penelitian. Pengukuran validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
47
menjaring data penelitian. Ada dua syarat bila suatu instrumen (angket) dikatakan
baik, yaitu valid dan reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid bila butir-butir
pertanyaan atau pernyataan pada instrumen tersebut mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Sedangkan suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang (responden) terhadap
pertanyaan/pernyataan yang diajukan konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunalan perangkat SPSS
(Statistical Package For Social Science). Semua hasil data alat ukur dimasukan
kedalam program, kemudian diolah sehingga diperoleh koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach (α). Kategori reliabilitas diperoleh dengan mengacu pada kriteria Brown & Thompson (1993), Bahwa (α) alpha ≥ 0,7 alat ukur dinyatakan reliabel,
jika (α) alpha ≤ 0,7 alat ukur dinyatakan tidak reliabel. Dapat dilihat pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2.
Tabel hasil koefesien reliabilitas
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of
Items
.897 .899 42
Dari tabel diatas diketahui bahwa Alpha Cronbach (α) alat ukur diperoleh Koefisen α= 0,897 Berdasarkan kriteria Brown & Thompson (1993), alat ukur penelitian dapat diandalkan.
Pengukuran validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan item-item
pada alat ukur dengan bantuan perangkat lunak SPSS ((Statistical Package For
Social Science), korelasi dilakukan dengan melakukan uji korelasi spearman.
Untuk mendapatkan validitas setiap item alat ukur penelitian, koefisien validitas
diperoleh dengan mengacu kepada kriteria Guilford (1956).
Sedangkan kategori validitas mengunakan kriteria Guilford (1956).
sebagai berikut:
Koefisien korelasi 0,2-0,39 : Item dapat digunakan tapi perlu direvisi.
koefisien korelasi 0,4-0,69 : Item dapat digunakan.
Kofisien korelasi 0,7-0,89 : Item bagus dapat digunakan.
koefisien korelasi 0,9-1 : Item sangat bagus dapat digunakan.
Hasil uji validitas alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Tabel hasil koefisien Validitas
Dengan merujuk kepada koefisien korelasi Guilford (1956), koefisien tiap
item pada alat ukur penelitian tergolong pada kategori sangat tinggi, tinggi, cukup
Item Koefisien α (alpha) keterangan Item Koefisien α (alpha) Keterangan
1 .354 Valid 22 .364 Valid
2 .346 Valid 23 .346 Valid
3 .350 Valid 24 .338 Valid
4 .240 Valid 25 .216 Valid
5 .431 Valid 26 .389 Valid
6 .204 Valid 27 .552 Valid
7 .457 Valid 28 .216 Valid
8 .310 Valid 29 .663 Valid
9 .427 Valid 30 .427 Valid
10 .345 Valid 31 .484 Valid
11 .517 Valid 32 .240 Valid
12 .552 Valid 33 .258 Valid
13 .417 Valid 34 .596 Valid
14 .484 Valid 35 .266 Valid
15 .437 Valid 36 .463 Valid
16 .583 Valid 37 .551 Valid
17 .527 Valid 38 .408 Valid
18 .349 Valid 39 .359 Valid
19 .257 Valid 40 .360 Valid
20 .354 Valid 41 .284 Valid
21 .504 Valid
49
tinggi, dan rendah. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan alat ukur ini
dapat mengukur apa yang hendak diukur (valid).
D. Analisis Data
Menurut Spradley (1980) dalam Sugiono (2013: 224) bahwa: “Analisis data dalam jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan
pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan
antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mecari
pola.” Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini terbagi pada beberapa tahapan sebagai berikut, seperti yang penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Potongan Pengurangan Data)
Reduksi adalah suatu cara pemotongan/pengurangan data yang harus
dibuang atau tidak dipakai saat pengumpulan data. Dalam kegiatan pengumpulan
data akan menghasilkan sejumlah data yang bila dibiarkan terus menumpuk dan
akan menyulitkan peneliti dalam mengetahui sejauh mana data yang telah
dikumpulkannya. Untuk memudahkan peneliti, maka data yang telah terkumpul
direduksi dengan maksud menajamkan dan menggolongkan atau mengorganisasi
data sehinggga peneliti dengan mudah mengetahui data apa saja yang telah
terkumpul, data apa saja yang harus dibuang/tidak terpakai serta data apa saja
yang belum terkumpul. Reduksi dilakukan selama proses pengumpulan data
berlangsung, adapun data-data yang direduksi terdiri dari hasil dokumentasi
(perhitungan angket).
2. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi
Kegiatan menarik kesimpulan dilakukan oleh peneliti sejak dari awal, hal
ini memudahkan peneliti untuk memperoleh makna dari setiap data yang telah
dikumpulkan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas
pernyataan peneliti yang diperoleh pada setiap tahap-tahap/proses penelitian
terjadi. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara dan masih diragukan,
menjaga tingkat kepercayaan penelitian. Pada akhir penelitian, penarikan
kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan data yang diperoleh dalam
setiap penelitian berlangsung, sehingga pada akhirnya menjadikan data atau suatu
kesimpulan yang utuh.
3. Display Data (mengelompokan data).
Setelah diseleksi selanjutnya mengelompokan atau menggolongkan data
dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pengolahan atau
penafsiran data. Display adalah suatu cara menggolongkan data kedalam
kelompok-kelompok sehingga mudah dapat untuk dibaca dan dipahami serta
mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari peneliti.
Dalam hal ini data hasil reduksi digolongkan berdasarkan susunan instrumen
penelitian pada setiap sumber data, sehingga memudahkan untuk menarik
kesimpulan atau menjawab masalah penelitian. Untuk mengetahui atau
memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarakan masalah
yang diungkap, maka penulis menggunakan teknik perhitungan data sebagai
berikut:
a) Mencari rata-rata jawaban keseluruhan sampel dengan cara menjumlahkan
rata-rata keseluruhan soal semua sampel, kemudian dibagi jumlah soal.
b) Mencari rata-rata jawaban tiap atlet sampel penelitian.
Mengenai perhitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan Rusli
Lutan (2007: 62) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut: data yang
bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran
dapat diproses dengan cara seperti dibawah ini:
a) Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh
persentase
b) Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan
selanjutnya dibuat tabel, kemudian diproses menjadi perhitungan untuk
mengambil kesimpulan.
Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat
51
pasikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera, maka peneliti
menggunakan kriteria untuk memberikan makna pada hasil yang diperoleh.
Adapun hasil kriteria yang penulis susun menggunakan kriteria pengolahan
sebagia berikut.
(a) Angket
Pengolahan angket dengan cara membuat penyekoran dengan mengacu
kepada skala Likert seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Skala Angket
Skala likert Skor (+/-) Skala psikologi
Hampir selalu 5 Sangat tinggi
Sering 4 Tinggi
Kadang-kadang 3 Sedang
Jarang 2 Rendah
Hamper tidak pernah 1 Sangat rendah
Setelah dibuat sistem penilaian seperti yang telah dikemukan pada Tabel
3.4. Kemudian melakukan proses perhitungan rata-rata angket yang telah diisi
oleh setiap responden dan juga menghitung keseluruhan rata-rata setiap atlet bola
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai profil aspek psikologis atlet bola basket
putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah
mengalami cedera, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
self-confidence rata-rata termasuk dalam kriteria sedang.
2) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
negative energy termasuk dalam kriteria rendah.
3) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
attention control termasuk dalam kriteria rendah.
4) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
visualization and imagery termasuk dalam kriteria sedang.
5) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
motivation termasuk dalam kriteria sedang.
6) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
positive energy termasuk dalam kriteria sedang.
7) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional
jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi
attitude control termasuk dalam kriteria sedang.
Dari teori Loehr (1986) dapat disimpulkan bahwa atlet bola basket
62
mengalami cedera, melalui pengukuran profil aspek psikologis
dimensi-dimensinya rata-
rata, berada pada kategori sedang. Sehingga keadaan psikologis atlet bola
basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah
Mengalami cedera dirasa cukup baik dan dapat membantu mereka dalam
mengatasi pengalamannya pasca cedera sehingga dapat bermain bola basket
kembali.
B. Saran
Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis
kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina dan pelatih dalam proses latihan dan pertandingan agar
bisa memberikan motivasi, pendekatan yang lebih kepada atletnya
khususnya kepada atlet yang pernah mengalami cedera agar bisa
memberikan hasil yang maksimal dan tidak membeda-bedakan atlet.
2. Bagi para atlet yang sudah mengalami cedera baiknya dalam proses latihan
maupun bertanding agar terus tetap semangat tidak pantang menyerah bila
perlu melakukan proses penyembuhan yang maksimal.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam.
4. Bagi ketua atau pembina liga mahsiswa khususnya cabang olahraga bola
basket penulis menyarankan untuk lebih memperhatikan sarana dan
prasarana kesehatan khususnya penyediaan klinik penanggulangan cedera
agar cedera bisa diatasi seminimalisir mungkin agar cederanya dapat
diatasi.
5. Untuk meningkatakan kemampuan atlet yang pernah mengalami cedera
penulis sarankan kepada KONI dan pihak yang bersangkutan untuk
menyediakan motivator dan tenaga medis yang handal, khusus untuk para
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1990) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, (2010) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunarsa Singgih D, (1996) Psikologi Olahraga Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bpk
Gunung Mulia.
Husdarta, (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta:
P2LPTK.
Komarudin, (2010). Profil Keterampilan Psikologi Atlet bolabasket putri kota
bandung yang Diprediksi Mendali Emas pada PORDA XI jawa barat 2010.
Jurnal Wisata dan Olahraga. Bandung: PKR, PFOK-UPI.
Loehr. James, (1982). Mental toughness Training for sport: Achieving Athletic
Excellence. Lexington, Massachusetts:The Stephen Greene Press.
Moran, (2004) sport and axercise psychology: a critical introduction; New York;
Routledge.
Nurhasan & Hasanudin, (2007) Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: FPOK-UPI.
Oliver. (2004) Dasar-dasar bola basket bola basket. Bandung: pakaraya pustaka.
Rusli Ibrahim & Komarudin. (2007). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung:
FPOK-UPI.
Rusli Ibrahim & Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung:
FPOK-UPI.
Lutan, Rusli dkk, (2007). Modul penelitian pendidikan dalam penelitian Olahraga.
Bandung: FPOK-UPI.
Starkey C. (2000). Injuries and Illnesses in the national basketball Association: A
10-Years Perspective journal of athletick Training, tersedia di
http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xDf
63
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatie, Kualitatif, dan R&G. Bandung:
Alfabeta.
Type-type cedera dalam Olahraga bola basket, Tersedia di
http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xD
fdLXH1sp8bKWk28ka1.articleMode_on.html. [10 September 2013].
Universitas pendidikan Indonesia, (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI.
2010. East bay Sport Medicine and Orthopaedic Associates. Data cedera yang
umum di alami oleh atlet bola basket, Tersedia di
www.eastbaysportmed.com [23 september 2013].
2010. Pengertian profil menurut DEPDIKBU. Tersedia di
http://kamusbahasaindonesia.org/profil [10 agustus 2013].
2012. Pengertian Liga Mahasiswa, Tersedia di
http://www.ligamahasiswa/co.id/kemendikbud-apresiasi-kerja-keras-liga-mahasiswa [3 Oktober 2013].
2010. Pengertian Atlet, tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [15 oktober