PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas tentang Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta
Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
PUJI RAHAYU
NIM. 1003959
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Tentang Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh : Puji Rahayu NIM.1003959
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan siswa kelas V. Penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis yaitu minimnya bahan bacaan yang sesuai di perpustakaan, kurangnya minat siswa untuk menulis serta pembelajaran yang dilakukan secara konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini melatih siswa untuk aktif bekerjasama dengan kelompok dalam pembelajaran di kelas, pada model ini siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan diskusi dari kegiatan awal hingga akhir pembelajaran dengan bimbingan guru, dengan bergabungnya siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli, membuat pendeskripsian berdasarkan gambar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis-Taggart yang peneliti ambil untuk penelitian terdiri dari dua siklus yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini observasi dan tes. Adapun rentang peningkatannya peneliti memakai uji gain. Keberhasilan tersebut dilihat dari hasil belajar siswa pada nilai postes siklus I mencapai (83,3 %) dan pada nilai postes siklus II meningkat menjadi (91,6%) .
Kata Kunci: Menulis, Karangan Deskripsi, Model Cooperative Learning Tipe
Jigsaw
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas tentang Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh Kabupaten
Purwakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh PUJI RAHAYU
NIM. 1003959
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Drs. Endang Hidayat,M.Pd. NIP. 19560912 198403 1 001
Pembimbing II
Indah Nurmahanani, S.S, M.Pd NIP. 19800110 200501 2 002
Mengetahui, Ketua Program PGSD S1
UPI Kampus Purwakarta
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Model Cooperative Learning ... 9
1. Pengertian Cooperative Learning ... 9
2. Karakteristik Cooperative Learning ... 10
3. Tujuan Cooperative Learning ... 12
4. Tipe-tipe Cooperative Learning ... 13
B. Cooperative LearningTipe Jigsaw ... 15
1. Pengertian Tipe Jigsaw ... 15
2. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Jigsaw ... 16
3. Langkah-langkah Pembelajaran Tipe Jigsaw ... 17
iv
1. Pengertian Menulis ... 18
2. Tujuan Menulis ... 19
3. Manfaat Menulis ... 21
4. Fungsi Menulis ... 21
5. Langkah-langkah Menulis ... 22
D. Karangan ... 23
1. Pengertian Karangan ... 23
2. Jenis Karangan ... 23
E. Karangan Deskripsi ... 25
1. Pengertian Karangan Deskripsi ... 25
2. Ciri-ciri Karangan Deskripsi ... 26
3. Jenis Karangan Deskripsi ... 26
4. Unsur-unsur Karangan Deskripsi ... 27
5. Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi ... 28
F. Penelitian yang Relevan ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
B. Jenis Penelitian ... 32
C. Prosedur Penelitian ... 37
D. Definisi Operasional ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 47
1. Lokasi Penelitian ... 47
2. Data Siswa ... 49
v
4. Deskripsi Awal Pembelajaran ... 50
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 52
1. Pelaksanaan Siklus I ... 53
2. Pelaksanaan Siklus II ... 70
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
1. Hasil Aktivitas Siswa ... 85
2. Hasil Belajar Siswa ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Spiral PTK (Kemmis dan Mc Taggart) ... 35
Gambar 4.1 Denah SDN 8 Ciseureuh ... 48
vii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Tingkat Keberhasilan Siswa Kelas V
Pada Awal Pembelajaran ... 52
Diagram 4.2 Interpretasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-1 ... 64
Diagram 4.3 Interpretasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-2 ... 69
Diagram 4.4 Interpretasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan ke-1 ... 80
Diagram 4.5 Interpretasi Hasil Sktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke-2 ... 82
Diagram 4.6 Peningkatan Nilai Rata-rata (Pretes dan Postes) ... 84
Diagram 4.7 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 85
Diagram 4.8 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 86
Diagram 4.9 Perbandingan Nilai Diskusi Siklus I dan Siklus II ... 87
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Surat Izin Melakukan Penelitian ... 95
Lampiran B 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 96
2.2 Format Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 106
2.3 Format Lembar Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 108
2.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan Deskripsi Siklus I ... 110
2.5 Lembar Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan Deskripsi Siklus I ... 114
Lampiran C 3.1 Soal Tes Penulisan Karangan Deskripsi Kelompok Siklus I ... 118
3.2 Soal Postes Penulisan Karangan Deskripsi Siklus I ... 124
3.3 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ... 130
ix
3.5 Analisis Data Gain dalam Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V
Siklus I ... 146
Lampiran D
4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 148
4.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model
Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan
Deskripsi Siklus II ... 157
4.3 Lembar Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dalam Menulis Karangan Deskripsi Siklus II ... 161
Lampiran E
5.1 Soal Tes Penulisan Karangan Deskripsi Kelompok Siklus II ... 165
5.2 Soal Postes Penulisan Karangan Deskripsi Siklus II ... 171
5.3 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ... 177
5.4 Daftar Daftar Nilai Pretes dan Postes Siswa dalam Menulis
Karangan Deskripsi Siklus II ... 187
5.5 Analisis Data Gain dalam Menulis Karangan Deskripsi
Siswa Kelas V Siklus II ... 190
Lampiran F
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau pelatihan bagi peranannya di masa datang.
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta
didik diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional (sisdiknas, 2009,hlm.343) bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Hal tresebut sejalan dengan Sadulloh, U,dkk. (2007,hlm.79)
mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang
menentukan dalam kegiatan pembelajaran. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran sangat berperan penting dalam
pendidikan karena pembelajaran merupakan hasil perubahan tingkah laku
berdasarkan pengalaman individu tersebut terhadap lingkungannya untuk
membentuk karakter siswa yang baik serta berilmu. Pembelajaran adalah
segala yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dengan melatih
potensi serta mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik. Agar
kegiatan pembelajaran bermakna haruslah menyenangkan sehingga
tercapainya tujuan yang diharapkan.
2
Dalam proses belajar mengajar penggunaan model pembelajaran
sangatlah penting karena merupakan pembaharuan dalam pengajaran,
model pembelajaran dapat menentukan keberhasilan guru sebagai
fasilitator serta motivator dalam proses pembelajaran dan pengajaran di
kelas. Suprijono, A. (2010,hlm.55-57) berpendapat bahwa guru merupakan
fasilitator yang bertanggung jawab atas pembelajaran dan hasil belajar
siswa, guru juga mengarahkan kelompok siswa ke tujuan intrinsik yang
merupakan tujuan untuk memperoleh rasa senang dalam pembelajaran
serta arah hasilyang sudah disiapkan sebelumnya.
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki lima komponen yang
biasa dinilai yaitu aspek membaca, aspek menulis, aspek menyimak,aspek
berbicara dan sastra. Lima komponen ini sangat mendukung dan saling
berkaitan dengan pembelajaran bahasa anak di sekolah dasar hingga tahap
pendidikan selanjutnya. Komponen ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis
Bahasa merupakan dasar pengetahuan manusia, karena bahasa adalah alat
untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang
lain baik lisan maupun tulisan dan menyampaikan fungsi sebagai alat
untuk berfikir. Bahasa yaitu alat untuk mengembangkan peradaban dan
alat untuk berkomunikasi serta belajar.
Dalam pembelajaran bahasa kegiatan menulis, menyimak,
berbicara serta membaca tidak dapat dipisahkan karena semuanya saling
berkaitan terutama aspek berbicara dan menulis karena kudua aspek ini
selalu muncul dalam pembelajaran.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan
atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Lado dalam
Tarigan (1983,hlm.21) menulis adalah menurunkan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut,
3
karangan sederhana yaitu paragraf, paragraf adalah satuan bahasa yang
mengandung satu tema perkembangan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mengekspresikan ide dalam
bentuk tulisan dengan tujuan tertentu sehingga dapat dinikmati oleh
pembaca. Ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan beraneka ragam salah
satunya dalam bentuk karangan, karangan yaitu bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema
yang utuh. Salah satu jenis karangan yang dijumpai di sekolah dasar
adalah karangan deskripsi selain adanya karangan narasi, argumentasi,
eksposisi dan persuasi. Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi
biasanya siswa diminta membaca contoh karangan dari buku yabg sudah
ada tanpa adanya penjelasan lebih mengenai karangan deskripsi dari guru
sehingga tidak heran jika siswa hanya mengenal karangan deskripsi
sebagai paragraf yang menjelaskan tentang sebuah peristiwa atau kejadian
sebagai telaah. Padahal banyak yang bisa di deskripsikan seperti
pendeskripsian orang atau sebuah tempat misalnya ruang kelas.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada kelas V
di SDN 8 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta, kemampuan menulis siswa
masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan hasil Ulangan Tengah Semester
yaitu 66,6% siswa belum mencapai KKM 65. Beberapa hal yang
mempengaruhi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi seperti
pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, tidak adanya
penggunaan media, minimnya bahan bacaan yang sesuai di perpustakaan
sehingga menyebabkan siswa tidak memiliki banyak referensi tentang
karangan deskripsi. Siswa juga tidak bisa mengembangkan ide yang
dimilikinya karena kurangnya pelatihan menulis sehingga minatnya untuk
menulis masih kurang serta siswa juga mengalami kesulitan dalam
memilih kata yang akan dirangkai menjadi kalimat terutama kata pertama
untuk memulai kegiatan menulis karangan deskripsi sehingga pemilihan
4
Ketepatan memilih metode akan memberi dampak positif bagi
peningkatan serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pendidik
menggunakan metode atau model pembelajaran karena dalam konteks
pembelajaran ditemui masalah yang ada pada peserta didik. Model
cooperative learning ini dikembangkan untuk mencapai hasil akademik
serta mengembangkan keterampilan serta kemampuan siswa karena dalam
bekerjasama di dalam kelas dengan temannya. Cooperative learning tipe
jigsaw siswa dikelompokkan dalam dua kelompok yang pertama sebagai
kelompok asal yang nantinya terdiri dari 4-6 siswa dan adanya kelompok
ahli yang terdiri dari 6 siswa sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan karena terjadi multi komunikasi seperti dari guru kepada
siswa dan dari siswa kepada guru serta dari siswa kepada siswa.
Menurut Davidson dan Warshan (1992) dalam Isjoni
(2013,hlm.28) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan
pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan
pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintregasikan
keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Menurut Slavin
(2005,hlm.41) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembeljaran
yang membimbing siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.
Bedasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa lebih dilatih untuk saling bekerjasama
dalam pembelajaran di kelas serta bertanggung jawab atas materi yang
akan disampaikan kepada orang lain. Pembelajaran kooperatif
dilaksanakan melalui berbagai proses antara peserta belajar sehingga dapat
mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.
Pada pembelajaran kooperatif banyak tipe yang digunakan salah
satunya yaitu tipe jigsaw yang merupakan tipe yang cocok digunakan
5
dalam kelompok yaitu siswa sebagai kelompok asal dan siswa sebagai
kelompok ahli sekaligus memberi dan menerima informasi. Tipe jigsaw ini
akan membantu pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi
karena siswa dilatih untuk menjadi narasumber dalam artian pemberi
informasi dan sebagai penerima sehingga pembelajaran menjadi aktif.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memudahkan guru dalam
mengajar karena mengefisienkan waktu pembelajaran di kelas serta
melatih siswa agar mampu bekerjasama serta berani untuk mengemukakan
pendapatnya.
Dari kesulitan yang dialami oleh siswa dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang telah dilakukan masih kurang efektif, kurang
memotivasi serta kurang memfasilitasi siswa untuk aktif dan kreatif dalam
pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa tidak terbiasa
membangun pengetahuannya sendiri, sehingga pembelajaran menjadi tidak
bermakna dan pemahaman siswa tidak optimal. Peneliti akan menerapkan
model cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran bahasa
Indonesia karena dalam pembelajaran ini siswa dibimbing untuk
bekerjasama di dalam kelas.
Model cooperative learning tipe jigsaw akan berhasil jika
dilaksanakan di kelas V SDN 8 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta untuk
mata pelajaran bahasa Indonesia. peneliti akan mengkaji serta
memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model
cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran menulis karangan
deskripsi. Penulis mengajukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Cooperative Learning tipe jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Karangan Deskripsi Siswa Sekolah Dasar”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam pembelajaran tidak terlepas dari masalah yang muncul
selama kegiatan berlangsung baik berasal dari dalam kelas maupun luar
6
Ciseureuh di Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran bahsa Indonesia
yaitu dalam aspek menulis karangan deskripsi yang disebabkan oleh
beberapa faktor, hal tersebut dapat terjadi karena :
1. Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional.
2. Tidak adanya penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran
sehingga siswa hanya belajar dari buku sumber yang disediakan di
sekolah saja.
3. Minimnya bahan bacaan yang sesuai di perpustakaan sehingga
menyebabkan siswa tidak memiliki banyak referensi tentang karangan
deskripsi.
4. Siswa sulit untuk mengembangkan ide yang dimilikinya karena
kurangnya pelatihan menulis sehingga minatnya masih kurang.
5. Siswa sulit memilih kata yang akan dirangkai menjadi kalimat utama
dalam penulisan karangan deskripsi.
6. Pemberian judul yang sama dengan teman sebangku.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah pokok pada penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan
kemampuan menulis karangan deskripsi siswa. Adapun fokus penelitiannya
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana aktivitas siswa kelas V SDN 8 Ciseureuh dalam pembelajaran
menulis karangan deskripsi selama penerapan model cooperative learning
tipe jigsaw ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SDN 8 Ciseureuh dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi setelah penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran
7
pada penerapan model cooperative learning tipe jigsaw kelas V SDN 8 Ciseureuh
secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas V SDN 8 Ciseureuh dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi selama penerapan model
Cooperative Learning tipe jigsaw.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V SDN 8 Ciseureuh dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi setelah penerapan model
Cooperative Learning tipe jigsaw.
E. Manfaat Penenlitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
pedoman untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi
siswa kelas V sekolah dasar melalui model Cooperative Learning tipe
jigsaw. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan guru dalam
menggunakan strategi pembelajaran serta menambah wawasan
guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan kualitas mengajar dalam pembelajaran di kelas.
2. Bagi Sekolah
a. Sebagai upaya untuk menambah model pembelajaran.
b. Menjadi masukan dalam melaksanakan pembinaan terhadap guru
dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
a. Sebagai motivasi untuk mengembangkan kreativitas dan keaktifan
dalam menulis karangan deskripsi.
8
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika skripsi ini terdiri dari V bab, bab I diawali
pendahuluan dan diakhiri dengan bab V kesimpulan dan saran.
Bab I berisikan bab pendahuluan yang meliputi: a) latar belakang
masalah, b) identifikasi masalah, c) rumusan masalah, d) tujuan penelitian,
e) manfaat penelitian dan f) struktur organisasi skripsi.
Bab II berisikan kajian pustaka atau kerangka pemikiran yang
berkaitan dengan teori pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang
kemampuan menulis karangan deskripsi yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Bab III berisikan metode penelitian meliputi: a) lokasi dan subjek
penelitian, b) jenis penelitian, c) prosedur penelitian, d) definisi
operasional, e) instrumen penelitian, f) teknik pengumpulan data dan g)
teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV berisikan tentang pembahasan penelitian meliputi: a)
deskripsi data awal penelitian, b) pelaksanaan dan data hasil penelitian dan
c) pembahasan hasil penelitian (yang sesuai dengan rumusan masalah).
Bab V merupakan bab terakhir berisikan: a) kesimpulan dan b)
saran.
Bagian terakhir adalah daftar pustaka, pada bagian ini dituliskan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam menerapkan model
Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan deskripsi ini adalah di Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh yang terletak
di jalan raya Sadang komplek Yon Armed 9, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang terdiri dari 24 siswa
yaitu 13 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. SDN 8 Ciseureuh
ini yang terdiri dari satu bangunan dengan enam ruang kelas yang meliputi kelas
1,2,3,4,5 dan 6, satu kantor guru dan kepala sekolah, satu kantin, satu
perpustakaan dan dua toilet, dengan 11 tenaga pengajar, kepala sekolah dan
penjaga sekolah.
Pengambilan lokasi SDN 8 Ciseureuh ini sebagai lokasi penelitian
bertujuan untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran pembelajaran bahasa
Indonesia. Dipilihnya SDN 8 Ciseureuh sebagai tempat penelitian dengan
berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Lokasi penelitian ini sekaligus lokasi peneliti melakukan kegiatan
Pelaksanaan Latihan Profesi (PLP) sehingga memudahkan peneliti untuk
berkoordinasi dengan pihak sekolah.
b. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Purwakarta, tepatnya di SDN 8
Ciseureuh, lokasi sekolah ini tidak jauh dari jalan raya, suasana belajar
cukup baik serta mendapatkan respon positif serta dukungan dari pihak
sekolah.
32
B. Jenis Penelitian
Kunandar dalam Ekawarna (2011,hlm.5) mengungkapkan bahwa “PTK
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu proses pembelajaran di kelasnya”. PTK ini betujuan melakukan perbaikan
pembelajaran ke arah yang lebih baik. Hartadi, T. (2010,hlm.16) mengungkapkan
bahwa ‘Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk kajian berupa tindakan yang
dilakukan oleh pelaku dalam kelas untuk memperbaiki pembelajaran dengan
memperdalam pemahaman serta mengaitkan tujuan yang hendak dicapai’.
Arikunto, S. (2006,hlm.91) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan
terjadi dalam sebuah kelas, penelitian tindakan kelas sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan di semua jenjang dan jenis sekolah”. Perbedaan antara penelitian
formal dengan PTK Ekawarna (2011,hlm.6) yaitu :
Tabel 3.1
Perbedaan antara penelitian formal dengan PTK
Penelitian Formal PTK
Dilakukan oleh orang luar Dilakukan oleh guru atau dosen Sampel harus representative Kerepresentatifan sampel tidak
Diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliabel Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan
Menuntut penggunaan analisis statistic
Tidak digunakan analisis statistik yang rumit
Mempersyaratkan hipotesis Tidak selalu menggunakan hipotesis Mengembangkan teori serta tidak
memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
Tidak mengembangkan teori serta memperbaiki praktik pembelajaran secara
langsung
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu
penelitian tindakan reflektif yang dilakukan di dalam kelas secara bersiklus,
dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan
validitas data dalam PTK tidak diperhatikan seperti pada penelitian formal atau
33
Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
membedakannya dengan penelitian-penelitian lain. Hartadi, T. (2010,hlm.20)
mengemukakan ada 5 karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu :
a. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah permasalahan yang
biasa muncul dari kegiatan sehari-hari dari proses pengelolaan
pembelajaran.
b. Kontekstual, artinya pelaksanaan penelitian berlangsung bersaam dengan
pelaksanaan proses pengelolaan pembelajaran yang sesungguhnya.
c. Kolaborasi (partisipatoris), dalam pelaksanannya melibatkan pihak lain
sebagai partner kerja atau sebagai observer atau PTK dilaksanakan dengan
teman sejawat.
d. Luwes atau fleksibel, dalam pelaksanaan penelitian guru, pihak sekolah
maupun siswa tidak merasakan sebagai objek penelitian tetapi lebih
merasakan sebagai rekan kerja.
e. Situasional dan spesifik, penelitian berlangsung dalam situasi yang
sesungguhnya dan fokus pengamatan dibatasi pada aspek-aspek yang telah
dipertimbangkan serta disepakati bersama.
Sejalan dengan Hartadi, T, Ekawarna (2011,hlm.6-7) karakteristik PTK
yaitu : “a) bersifat siklus atau berulang, b) bersifat jangka panjang atau
longitudinal, c) bersifat partikular-spesifik, d) bersifat partisipatoris, e) bersifat
emik bukan etnik, f) bersifat kolaboratif atau kooperatif, g) bersifat kasuistik, h)
menggunakan konteks alamiah kelas, i) menggunakan adanya kecukupan data
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan j) bermaksud mengubah kenyataan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik PTK adalah
PTK dilakukan karena adanya permasalahan di kelas, siswa sebagai objek
penelitian dengan guru sebagai pelaku peneliti. Pelaksanaan penelitian yang
dilakukan oleh guru harus bisa menyelesaikan masalah yang muncul dalam
34
Berdasarkan karakteristik di atas, tujuan pelaksanaan PTK adalah
memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan metode atau tindakan baru
yang ditemukan atau diyakini telah teruji mampu meningkatkan hasil
pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas hasil belajar siswa, secara
lengkap tujuan PTK menurut Hartadi, T. (2010,hlm.17) adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki kondisi yang dirasakan terjadi di sekolah atau di kelas yang
sangat mendesak, paling utama dan yang mempunyai dampak serta dapat
menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Meningkatkan mutu pengelolaan dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru.
d. Menumbuhkan serta mengembangkan budaya akademik di lingkungan
sehingga tercipta sikap kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir
kritis dan kewirausahaan dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan.
Tujuan di atas pada prinsipnya mengarah kepada perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran serta meningkatkan sikap profesional guru dan
menumbuhkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam perbaikan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.
Desain yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model
siklus (cyrcle), setiap siklus tidak hanya berlaku untuk satu kali, melainkan
beberapa kali sampai mencapai tujuan yang diinginkan.Dalam hal ini guru terlibat
aktif dan intensif dalam rangkaian penelitian.
Menurut Arikunto, S. (2010,hlm131) komponen dalam Penelitian
Tindakan Kelas ada empat yaitu : a) perencanaan atau planning, b) tindakan atau
acting, c) pengamatan atau observing dan d) refleksi atau reflecting. Hubungan
antar keempat komponen ini menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan yang
berulang, siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Berikut merupakan Model spiral PTK menurut Mc. Taggart
35
Gambar 3.1
Model spiral PTK menurut Mc. Taggart (Arikunto,S, dkk.2011,hlm.16)
Hartadi, T. (2010,hlm.22-24) secara operasional tindakan penelitian dalam
setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan (planning)
Kegiatan perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh
peneliti yang diawali dengan kegiatan penelitian kemudian dilanjutkan
dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini
merupakan kegiatan pendahuluan yang ditinjau untuk mengidentifikasi
masalah dan menemukan masalah yang terjadi di kelas.
Pelaksanaan (acting) Penyusunan Rencana (planning)
Siklus I
Observasi (observving) Refleksi (reflecting)
Siklus II
Penyusunan Rencana (planning)
Pelaksanaan (acting)
Observasi (observing) Refleksi (reflecting)
36
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat.Tahap ini berlangsung di dalam kelas, tujuan dari
tindakan ini adalah upaya yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki
peembelajaran yang dilakukan sebelumnya.
3. Pengamatan Terhadap Tindakan (observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dari rencana yang telah dibuat. Pengamatan dapat dilakukan oleh orang
lain ataupun oleh peneliti itu sendiri, hal ini dilakukan untuk melihat hasil
dari tindakan yang dilaksanakan.
4. Refleksi Terhadap Tindakan (reflecting)
Tahap ini merupakan tahap untuk memproses data yang didapat saat
melakukan pengamatan, temuan pada saat pelaksanaan pembelajaran
ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Kegiatan refleksi ini merupakan
dasar penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
berikutnya. Data yang didapat kemudian ditafsirkan, dianalisis dan
disintesis. Dalam tahap ini dimungkinkan untuk melibatkan kerjasama
dengan orang luar seperti halnya observer dalam tindakan observasi,
sehingga data yang didapat lebih akurat.
Prinsip penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, S. (2010,hlm.129-130)
adalah :
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi ktriteria yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta berada dalam jangkuan kewenangan peneliti untuk melakukan
perubahan.
2. Kegiatan penelitian,baik interverensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis interverensi yang digunakan harus efektif dan efisien artinya terpilih
37
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka setiap langkah
dari tindakan yang dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang
berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan
pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (going on).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan karena adanya masalah dalam sebuah kelas, yang terdiri
dari empat tahap pelaksanaan yaitu perencanaan, tindakan, pelaksanaan dan
refleksi.
C. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanankan melalui beberapa tahap
yang sesuai dengan desain yang digunakan.Dalam penelitian ini peneliti berusaha
menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus penelitian dan dalam
waktu yang bersamaan peneliti juga menganalisis dan merefleksikan
permasalahan yang ada sebagai dasar untuk melakukan perbaikan rencana
tindakan selanjutnya. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Tahapan Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas ini perencanaan menjadi langkah pertama
yang menjadi dasar untuk langkah berikutnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan
masalah yanga ada di kelas, tahap perencanaan ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Permintaan izin penelitian kepada Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri 8
Ciseureuh.
b. Melakukan observasi dan wawancara untuk mendapat gambaran awal tentang
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V.
38
d. Menyusun LKS.
Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. LKS bertujuan untuk memandu siswa dalam memahami
materi dan mengerjakan soal.
e. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi (observasi
aktivitas siswa dan aktivitas guru) dan soal tes kemampuan menulis karangan
deskripsi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan
menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dengan tahapan : guru
menempelkan gambar di papan tulis, bertanya jawab dengan siswa tentang
gambar, membuat kerangka karangan, siswa dibagi menjadi empat kelompok
yang disebut kelompok asal, siswa diberi lembar penulisan karangan deskripsi,
dalam diskusi siswa mempelajari materi pembelajaran (teks deskripsi), siswa
dibagi kedalam 6 kelompk yang disebut sebagai kelompok ahli dan yang terakhir
siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw. Observasi
dilakukan oleh observer yang merupakan guru kelas V dan menggunakan lembar
observasi yang telah tersedia sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan
(format terlampir di halaman 117).
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan meninjau kembali kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung dengan melihat instrumen pengamatan.
Dalam tahap refleksi ini dapat mengetahui kekurangan yang ada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, selain itu juga dapat mengetahui kritik dan
39
D. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan peneliti supaya tidak ada kesalahan
pemahaman oleh pembaca mengenai penjelasan variabel bebas dan variabel
terikat padapenelitian yang dilakukan.
1. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Majid, A. (2013,hlm.174) mengungkapkan bahwa :“pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang dapat dilaksanakan
dalam semua mata pelajaran pada setiap jenjang pendidikan serta
meningkatkan kejasama antar siswa dalam kelompok. Siswa saling
bekerjasama dengan teman sejawat dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran
yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok
lain.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada penelitian ini siswa
dikelompokkan menjadi 6 kelompok besar yang terdiri dari 4 siswa yang
disebut sebagai “tim asal” yang selanjutnya dibagi menjadi lagi menjadi 4
kelompok kecil yang terdiri dari 6 siswa yang disebut sebagai “tim ahli”.
Masing-masing anggota kelompok dalam kelompok inti atau tim ahli
diberikan materi yang berbeda dalam kelompok ini siswa berdiskusi
dengan teman kelompoknya, kemudian siswa dibagi lagi ke dalam
kelompok ahli dan siswa sebagai kelompok ahli yang mendapatkan materi
40
teman-temannya, mengungkapakan pemahaman yang di dapat pada
kelompok ahli.
2. Menulis Karangan Deskripsi
Kemampuan menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa di Sekolah Dasar. Kegiatan menulis sendiri ini tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran bahasa, menulis ialah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tertentu sehingga tujuan yang
dimaksud dapat tersampaikan kepada pembaca.Menulis juga digunakan
seseorang sebagai alat komunikasi.Pada penelitian ini kegiatan menulis
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
karangan deskripsi dalam pembelajaran kelompok.
Karangan deskripsi merupakan tulisan yang melukiskan atau
mengemukakan suatu objek. Karangan deskripsi tujuannya memberikan
rincian atau detail tentang objek sehingga memberi pengaruh pada emosi
dan menciptakan daya imajinasi kepada pembaca sehingga pembaca
seolah mengalami, mendengar serta merasakan langsung mengenai apa
yang disampaikan oleh penulis.
Pada penelitian ini kegiatan menulis siswa dikembangkan dalam
bentuk karangan deskripsi. Kegiatan menulis karangan deskripsi bertujuan
agar siswa mampu menggambarkan objek pendeskripsian yang telah
diamati (bentuk gambar).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang
diperlukan untuk mendukung proses penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Iskandarwassid (2011,hlm.179) tes adalah suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang
41
pengskoran yang diberikan untuk melihat kemampuan serta hasil dari
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat
yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan
peserta didik dalam memahami suatu materi yang telah disampaikan.Tes disusun
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar dan kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi.Tes diberikan di setiap akhir siklus.
2. Lembar Observasi
Arikunto, S. (2010,hlm.199) “obsevasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengacap”. Observasi sebagai
alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang
sebenarnya ataupun dalam situasi buatan. Lembar observasi digunakan peneliti
sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang
akurat. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terfokus, observer
memberikan tanda ceklist (√) pada lembar observasi jika muncul perilaku yang
diharapkan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek observasi aktivitas siswa meliputi kegiatan siswa selama melaksanakan
pembelajaran dengan model cooperative learning tipe jigsaw. Aspek-aspek
tersebut di antaranya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru,
keaktifan, mengikuti langkah pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw,
membaca LKS dengan teliti dan seksama, mengerjakan LKS secara
berkelompok sesuai pembelajaran tipe jigsaw, mengemukakan pendapat,
berani dalam bertanya mengenai hal yang belum dipahami dan
mempresentasikan jawaban kelompok.
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Aspek observasi aktivitas guru meliputi kemampuan guru dalam membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga meliputi kegiatan sebagai
42
1) Kegiatan awal pembelajaran yang meliputi kegiatan : mempersiapkan
siswa untuk belajar, apersepsi, menyampaikan tujuan serta
langkah-langkah pembelajaran
2) Kegiatan inti yang meliputi kegiatan : Presentasi Kelas (melengkapi bahan
pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran dengan jelas), Belajar
Kelompok (mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan
berbeda-beda, menjelaskan tugas kelompok, memotivasi siswa untuk berperan aktif
dalam diskusi, membimbing dan mengarahkan siswa berdiskusi) dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3) Kegiatan Akhir meliputi kegiatan melakukan refleksi dan rangkuman
pembelajaran serta melaksanakan evaluasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005,hlm.1315) teknik merupakan cara
sistematis mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu teknik merupakan cara yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh data, menyelesaikan langkah-langkah
yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi)
Teknik yang dipilih untuk penelitian ini yang pertama adalah pengamatan
atau observasi yang bertujuan untuk mengamati keadaan kelas selama
pembelajaran pada siswa kelas V di SDN 8 Ciseureuh.
2. Pemberian tes tulis
Pemberian tes secara tertulis dimaksudkan supaya peneliti mampu melihat
dan menilai kemampuan menulis siswa kelas V di SDN 8 Ciseureuh dalam
menulis karangan deskripsi.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data ini terbagi ke dalam analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif. Supardi dalam Arikunto (2009,hlm.131) menyatakan bahwa ‘data
[image:30.595.113.515.143.630.2]kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
43
pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang
baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat diambil secara
kualitatif’.
Berikut ini adalah pemaparan kriteria penilaian dan teknik analisis data
yang dilakukan oleh peneliti.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa kata-kata bukan angka,
sehingga peneliti dapat mengetahui minat serta sikap siswa terhadap
pembelajaran bahasa indonesia dengan model cooperative learning tipe jigsaw
yang digunakan oleh peneliti malalui kriteria penilaian karangan deskripsi
berdasarkan modifikasi dari analisis Djiwandono (2011.hlm.121-123) dan
Nurgiyantoro, B (2010,hlm.428).
No Aspek Yang Dinilai Indikator Skor
1 Kerapihan Menulis Sangat jelas dan bersih Jelas dan bersih
Kurang terbaca dan bersih Tidak terbaca dan bersih
20 15 10 5 2 Penggunaan EYD yang
benar
Sangat sesuai dengan ejaan Sesuai dengan ejaan
Kurang sesuai dengan ejaan Tidak sesuai dengan ejaan
20 15 10 5 3 Ketepatan isi dengan judul Sangat jelas tentang judul
Jelas tentang judul
Kurang jelas dengan judul Tidak sesuai dengan judul
20 15 10 5 4 Ketepatan pendeskripsian
objek
Sangat jelas tentang objek Jelas tentang objek
Kurang jelas dengan objek Tidak sesuai dengan objek
20 15 10 5 5 Kosakata dan diksi Sangat tepat dan bervariasi
Tepat dan bervariasi
Kurang tepat dan kurang bervariasi
44
Tidak tepat dan kurang bervariasi
5
Jumlah 100
Keterangan :
Skor minimal yang dicapai adalah 5
Skor maksimal yang dicapai adalah 20
Skor ideal adalah 100
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data berupa angka atau bilangan.Dalam
konteks penelitian ini data kuantitatif merupakan hasil tes siswa dalam
kemampuan menulis karangan deskripsi. Berikut merupakan analisis data hasil tes
merupakan analisis data secara kuantitatif.
a) Perhitungan Mean (Rata-rata) Siswa
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata perolehan skor
siswa dalam menulis karangan deskripsi. Berikut cara perhitungannya :
Rata-rata =
b) Perhitungan ketuntasan belajar secara individu
Penskoran terhadap jawaban siswa pada tes kemampuan menulis karangan
deskripsi. Penskoran dilakukan berdasarkan modifikasi dari analisis Arikunto, S
(2006,hlm.489). Hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi setiap siklus
dihitung dengan rumus :
Ketuntasan individu = × 100
Menurut Arikunto, S (2006,hlm.489) nilai pada persentase kemudian
diklasifikasikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan menulis
45
Tabel 3.2
Klasifikasi kategori kemampuan siswa (Kategori Nilai Kognitif)
Rentang Nilai Kategori
80-100 Sangat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Sangat kurang
c) Perhitungan Ketuntasan Belajar Kelas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa kelas V di SD Negeri 8
Ciseureuh Purwakarta pada mata pelajaran bahasa indonesia yaitu 65. Untuk itu
siswa dikatakan tuntas jika siswa tersebut mencapai standar KKM. Untuk
menghitung ketuntasan belajar secara klasikal, dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
Ketuntasan Belajar Kelas = x 100%
d) Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi
siswa secara keseluruhan, dapat dilihat dari rata-rata hasil tes secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus Gain (UPI, Metode Penelitian) sebagai berikut:
= !" − "!"
$% &'%( &)"%( − "!"
Kategori yang sudah dinormalisasikan adalah sebagai berikut:
*+> 0,7 = Tinggi
0,3 <*+ ≤ 0,7 = Sedang
46
e) Analisis Data Observasi
Untuk mengolah data yang bersifat kualitatif yaitu hasil observasi guru
dan siswa digunakan skala 1 sampai 4 dengan interpretasi :
1 = kurang 3 = baik
2 = cukup 4 = sangat baik
Selanjutnya setiap siklus diambil rata-rata persentasenya lalu
dikonversikan ke dalam aturan Suherman dan Sukjaya (Yuliani, 2011,hlm.112)
sebagai berikut :
90% ≤ A <100% = Sangat Baik 75% ≤ B <90% = Baik
55% ≤ C <75% = Cukup 40% ≤ D <55% = Kurang 0% ≤ E <40% = Jelek
f) Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian adalah acuan untuk
mempertimbangkan hasil yang akan dicapai setelah dilakukan tindakan.
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah siswa mencapai tuntas belajar yaitu mencapai 65,00 atau lebih dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai kriteria 85% dari jumlah seluruh siswa.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, obeservasi serta pembahasan yang telah
dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah:
1. Aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada tindakan siklus I dan II menunjukkan perubahan yang positif. Hal ini
terbukti dengan keaktifan dan keseriusan siswa dalam menulis karangan
deskripsi. Selama proses pembelajaran kegiatan siswa diwarnai dengan
aktivitas yang menyenangkan. Pada pembelajaran siklus I menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa berdiskusi dalam kelompok asal
serta kelompok ahli dengan tema karangan deskripsi yang telah ditentukan
guru. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk melakukan kerjasama
untuk membuat karangan deskripsi bersama teman kelompoknya dengan
teks karangan deskripsi yang berbeda yang disebut sebagai kelompok asal,
selain itu siswa juga dituntut untuk memberi informasi kepada kelompok
lain yang mendapatkan teks karangan deskripsi yang sama yang disebut
sebagai tim ahli tentang karangan yang telah dibuat sebelumnya pada tim
asal. Pada pembelajaran siklus II aktivitas siswa menjadi lebih baik lagi
dari siklus I.
2. Hasil belajar menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN 8
Ciseureuh Purwakarta dalam pembelajaran bahasa indonesia setelah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan
peningkatan yang signifikan. terlihat adanya peningkatan dari nilai postes
dan pretes siklus I dan siklus II. Pada siklus I 79,16% dengan nilai
rata-rata yaitu 66,04 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 91,66%
dengan nilai rata-rata yaitu 80,20 sedangkan pada siklus I nilai kelompok
dengan rata 60 sedangkan pada siklus II nilai kelompok dengan
91
rata 71,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa dalam
menulis karangan deskripsi setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw telah berhasil memenuhi kriteria ketuntasan
minimum.
Kesiapan guru dan siswa dalam proses penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadaphasil belajar siswa. Apabila guru
mempersiapakan perencanaan secara terprogram maka pembelajaran akan
berlangsung dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa kemampuan menulis
karangan deskripsi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkat. Saran untuk penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yaitu :
1. Sekolah Dasar
Untuk keberhasilan peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran
di kelas hendaknya guru lebih kreatif dalam menggunakannya sehingga siswa
mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Kerja sama guru dan kepala
sekolah dalam pengelolaan sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman
kepada guru mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai sarana
pembelajaran.
2. Para pembaca
Agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran, penelitian ini diharapkan
akan memberikan masukan dalam meningkatkan mutu dan efektivitas
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan menulis karangan
92
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah,A, C. & Susanna, S. (2007). Pokoknya Menulis: Cara menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat.
Akhadiah, S. dkk. (1992a). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Akhadiah,S, dkk. (1996b). MENULIS. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Arikunto, S. (2006a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Arikunto, S, dkk. (2011b). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BUMI AKSARA.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Denim, S. (2010). Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru. Bandung: ROSDA.
Djiwandono, S. (2011). Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajaran Bahasa. Malang: Indeks.
Departemen Pendidikan Nasional (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP PRESS
Fauziah, A. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. (Skripsi). Purwakarta. UPI PGSD: Tidak Diterbitkan.
Fitriana. (2013). Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. UPI PGSD:
Purwakarta. Tidak Diterbitkan.
Huda, M. (2013). Cooperative Learning Metode, Tehnik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartadi, T. (2010). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah & Kelas. Karawang: CV Sehati Media.
Isah,C. & Iyos, AR. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
93
Isjoni, M. (2012a). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: ALFABETA.
Isjoni, M. (2013b). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar, S. (2012). Metodologi Kajian Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).
Iskandarwassid & Sunendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: ROSDA.
Julaeha. (2012). Peningkatan menullis Deskripsi di Sekolah Dasar demgan Menggunakan Metode Field Trip. (Skripsi). UPI PGSD: Purwakarta. Tidak Diterbitkan.
Keraf, G. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: NUSA INDAH.
Kauchak,D. & Eggen,P. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta : Indeks.
Kosasih, HE. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: YRAMA WIDYA.
Kontesa, E. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Menigkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (Skripsi). UPI PGSD: Purwakarta. Tidak Diterbitkan.
Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: RAJAWALI PERS.
Majid, A. (2013) Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.
Marahimin, S. (2010). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Mustopa, HW. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. (Skripsi). UPI PGSD: Purwakarta. Tidak Diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
94
Resmini,N. & Juanda,D. (2007). Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.
Rubiyanto. (2013) Model Pembelajaran Jigsaw. [Online]. Tersedia di : (http://carapedia.com/model_pembelajaranjigsawinfo587.html) Diakses 26 November 2013.
Rukoyah, S. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Strategi Think Talk Write (TTW). (Skripsi). UPI PGSD: Purwakarta. Tidak Diterbitkan.
Sadulloh, Uyoh. dkk. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.
Semi,A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: ANGKASA
Sisdiknas (2009). Undang- Undang Sisdiknas UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang- Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 tahun 2005. Jakarta: Asa Mandiri.
Suyatno. (2010). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Sofan,A. & Iif,KA. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarata : Prestasi Pustaka.
Slavin,R.E. (2005). Cooperative Laerning Teori,Riset dan Praktik. Bandung : Nusamedia.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Laerning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, D. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : ANGKASA.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : UPI.
Yamin, M. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: ROSDA.