• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Reksadana Saham pada PT. Bahana TCW Investment Management dengan Mengunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Reksadana Saham pada PT. Bahana TCW Investment Management dengan Mengunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRACT

Investment needs to consider about return and risk that will be obtained. To get the big profit we can do by investing in mutual fund, this is a of way to collect funds from society investors to be invested in a portfolio securities by investment managers. To measure the performance of return and risk we can use of Sharpe, Treynor and Jensen method. The result of this research on PT. Bahana TCW Investment Management within one year period in 2011, show that use methods Sharpe, Treynor and Jensen Bahana Dana Prima is a mutual fund that have the best performance, followed by Dana Ekuitas Andalan and Dana Ekuitas Prima. Bahana Dana Prima in the amount of (0.00825) by Sharpe calculation, (0.00012) by Treynor calculation and (0.00016)by Jensen calculatian. Followed by Dana Ekuitas Andalan in the amount of (0.01258)by Sharpe calculation, (0.00019) by Treynor calculation and (0.00023)by Jensen calculation. And the last is Dana Ekuitas Prima in the amount of (0.01529)by Sharpe calculation, (0.00023) by Treynor calculation and (0.00028)by Jensen calculation.

(2)

ix

ABSTRAK

Dalam berinvestasi perlu mempertimbangkan akan adanya return dan risiko yang akan didapat. Salah satu cara untuk memperoleh keuntungan yang besar adalah dengan berinvestasi di reksadana. Ini merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Untuk pengukuran kinerja return dan risiko dapat menggunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Dari hasil penelitian terhadap PT. Bahana TCW Investment Management selama periode satu tahun yaitu tahun 2011, menunjukan bahwa baik menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen Bahana Dana Prima merupakan Reksadana Saham yang memiliki kinerja paling baik, diikuti Dana Ekuitas Andalan dan Dana Ekuitas Prima. Bahana Dana Prima yaitu sebesar (0,00825) dengan perhitungan Sharpe, (0,00012) dengan perhitungan Treynor dan (0,00016) dengan perhitungan Jensen. Diikuti oleh Dana Ekuitas Andalan yaitu sebesar (0,01258) dengan perhitungan Sharpe, (0,00019) dengan perhitungan Treynor dan (0,00023) dengan perhitungan Jensen. Dan yang terakhir adalah Dana Ekuitas Prima yaitu sebesar (0,01529) dengan perhitungan Sharpe, (0,00023) dengan perhitungan Treynor dan (0,00028) dengan perhitungan Jensen.

(3)

x

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN...iv

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka...6

2.1.1 Investasi...6

(4)

xi

2.1.3.2 Faktor-faktor Evaluasi Kinerja Portofolio...20

2.1.3.3 Mengukur tingkat Return Portofolio...21

2.1.3.4 Evaluasi Kinerja Portofolio...24

2.2 Rerangka Teoritis...28

2.3 Rerangka Pemikiran...29

2.4 Penelitan Terdahulu...30

2.5 Model Penelitian...32

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian...33

3.1.1 Jenis Penelitian...33

3.1.2 Populasi dan Sampel...33

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data dan Ukuran Sampel...34

3.1.4 Definisi Operasional Variabel...35

3.1.5 Jenis Data...37

3.1.6 Metode dan Analisis Data...37

(5)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...47

4.2 Pembahasan...51

4.2.1 Evaluasi Kinerja Portofolio dengan Metode Sharpe...51

4.2.2 Evaluasi Kinerja Portofolio dengan Metode Treynor...52

4.2.3 Evaluasi Kinerja Portofolio dengan Metode Jensen...53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...55

5.2 Saran...56

DAFTAR PUSTAKA...58

LAMPIRAN...60

(6)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses Keputusan Investasi...8

Gambar 2 Rerangka Teoritis...28

Gambar 3 Rerangka Pemikiran...29

(7)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penelitian Terdahulu...30

Tabel II Definisi Operasional Variabel...35

Tabel III Profil Manajer Investasi dan Direksi...42

Tabel IV Nilai Return, Standar Deviasi, Beta dan Return Bebas Risiko...47

Tabel V Kinerja Reksadana Saham Bahana TCW dan IHSG diukur dengan indeks Sharpe, Treynor dan Jensen...48

Tabel VI Return dan Standar Deviasi...49

Tabel VII Return dan Beta...50

Tabel VIII Kinerja Reksadana Indeks Sharpe...51

Tabel IX Kinerja Reksadana Indeks Treynor...52

Tabel X Kinerja Reksadana Indeks Jensen...53

(8)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Nilai Aktiva Bersih Reksadana Saham Bahana Dana Prima, Dana Ekuitas Prima dan Dana Ekuitas Andalan...60

Lampiran B Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...67

Lampiran C Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)...76

Lampiran D Perhitungan Return, Standar Deviasi dan Beta pada Reksadana

Bahana Dana Prima...77

Lampiran E Perhitungan Return, Standar Deviasi dan Beta pada Reksadana Dana Ekuitas Prima...90

Lampiran F Perhitungan Return, Standar Deviasi dan Beta pada Reksadana Dana Ekuitas Andalan...102

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berkembang. Taraf hidup masyarakat

Indonesia pun mulai meningkat terlihat dari gaya hidup yang mereka lakukan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan segmen pendapatan

kelas menengah mencapai separuh populasi penduduk Indonesia yakni sekitar 56,7

persen dari 240 juta jiwa. Menurut Wahdah dan Hartanto (2012) untuk kelangsungan

hidup, manusia berusaha memenuhi kebutuhan. Kebutuhan dasar manusia adalah

makanan, pakaian dan rumah sebagai tempat tinggal. Setelah kebutuhan dasar

terpenuhi, dengan adanya kelebihan dana yang dimiliki maka kelebihan dana tersebut

ditabung untuk kebutuhan dimasa mendatang. Akan tetapi untuk memenuhi

kebutuhan dimasa mendatang tidaklah cukup dengan menabung, karena tingkat

bunga yang di terima lebih kecil dibandingkan besarnya inflasi. Oleh karena itu

seseorang akan mencari alternatif agar return yang diperoleh dapat lebih tinggi.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dimasa

mendatang. Melalui aset riil, dilakukan dengan membeli tanah, rumah, emas dan aset

berwujud lainya. Selain melalui aset riil dapat juga dalam bentuk aset keuangan baik

melalui pasar modal maupun pasar uang. Menurut Anik (2010) Investasi pasar modal

merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan

(10)

2

besar dibandingkan menempatkan dana dalam deposito. Untuk memperoleh

keuntungan yang besar dalam investasi biasanya para pemodal lebih cenderung

memilih saham. Selanjutnya Anik (2010) menuturkan bahwa bagi masyarakat

pemodal akan mengalami kesulitan dalam melakukan investasi saham, selain modal

yang dimiliki terbatas dan risiko yang akan dihadapi cukup tinggi, para investor tidak

dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar modal.

Untuk itulah muncul reksadana yang digunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh

manajer investasi (Eko dan Ubaidillah, 2005). Reksadana menurut Undang-undang

Pasar Modal No.8 tahun 1995 merupakan wadah yang dipergunakan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam

portofolio yang dilakukan oleh manajer investasi.

Reksadana diperkenalkan di Indonesia oleh PT. Danareksa tahun 1976.

Dengan adanya kemudahan berinvestasi membuat perkembangan reksadana semakin

meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (BAPEPAMLK) menunjukan bahwa total Nilai Aktiva Bersih (NAB)

pada tahun 2009 sebesar Rp. 109,95 triliun. Pada tahun 2010 sebesar Rp. 139,09

triliun. Dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 163,15 triliun. Di lihat dari data tersebut

total Nilai Aktiva Bersih (NAB) terus meningkat setiap tahunnya, dan komposisi

terbesar Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana adalah reksadana saham. Total

reksadana saham tersebut mencapai angka Rp. 61,01 triliun (BAPEPAMLK, 2012).

Reksadana di Indonesia saat ini begitu berkembang pesat, para investor

(11)

3

masyarakat. Sedangkan informasi mengenai kinerja reksadana yang bersangkutan

sangatlah terbatas sehingga terjadi kebingungan bagi investor dalam memilih jenis

reksadana yang akan dipilih (Anik, 2010). Menurut Jogiyanto (2009), investor perlu

mengetahui apakah sasaran investasi mereka tercapai atau tidak. Alasan tersebut

menuntut investor perlu melakukan perhitungan kinerja portofolio dan

membandingkannya dengan sasaran investor. Selanjutnya Jogiyanto (2009)

menuturkan bahwa kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan return portofolio

dan pengukuran yang melibatkan faktor return dan risiko investasi. Pengukuran

kinerja berdasarkan return portofolio dianggap tidak cukup untuk mengakomodasi

jika terjadi adanya tukaran antara return dan risiko, sehingga perlu dipertimbangkan

kesesuaian antara tingkat return dan risiko. Berdasarkan pertimbangan risiko

tersebut, pengukuran kinerja yang menggunakan faktor return dan risiko diperlukan

untuk mengakomodasi kondisi terjadinya tukaran antara return dan risiko.

Menurut Sharpe et al. (1997) penilaian kinerja portofolio yang disesuaikan

dengan tingkat risikonya adalah Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode

Jensen. Menurut Sulistyorini (2009) Pengukuran kinerja portofolio dengan metode

Sharpe, Jensen, dan Treynor akan memiliki karakteristik angka indeks yang berbeda

satu sama lain, sehingga tidak dapat dibandingkan satu sama lainnya secara langsung

sehingga diperlukan standarisasi ukuran kinerja. Berdasarkan uraian diatas, maka

judul yang dipilih dalam mengadakan penelitian ini adalah “ANALISIS KINERJA

REKSADANA SAHAM PADA PT. BAHANA TCW INVESTMENT

(12)

4

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Invetment

Management dengan menggunakan metode Sharpe?

2. Bagaimana kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Invetment

Management dengan menggunakan metode Treynor?

3. Bagaimana kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Invetment

Management dengan menggunakan metode Jensen?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengukur kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Investment

Management yang diukur dengan menggunakan model Sharpe.

2. Mengukur kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Investment

Management yang diukur dengan menggunakan model Treynor.

3. Mengukur kinerja portofolio reksadana saham PT. Bahana TCW Investment

Management yang diukur dengan menggunakan model Jensen.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Mengetahui kinerja portofolio reksadana saham pada PT. Bahana TCW Invetment

Management dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen, serta merealisasikan

teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah guna membantu dalam menyelesaikan

(13)

5

2. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi mengenai hasil analisis kinerja reksadana saham PT.

Bahana TCW Investment Management dengan mengunakan metode Sharpe,

Treynor dan Jensen guna membantu dalam menilai kinerja perusahaan.

3. Bagi Investor

Memberikan tambahan informasi bagi para investor mengenai kinerja reksadana

saham yang selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan investasi.

4. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dalam

bidang manajemen keuangan, khususnya tentang kinerja portofolio reksadana

saham. Dan memberikan tambahan wawasan dan pandangan mengenai kinerja

(14)

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan oleh peneliti

terhadap PT. Bahan TCW Investment Management, maka dapat diambil sebuah

kesimpulan.

1. Kinerja portofolio reksadana saham pada Bahana TCW dengan mengunakan

Metode Sharpe menunjukan bahwa ketiga reksadana memiliki kinerja yang

kurang baik karena kinerjanya dibawah dari kinerja pasar. Tetapi jika hanya

dilihat dari ketiga reksadana saham yang ada, reksadana Bahana Dana Prima

memiliki kinerja yang paling baik diikuti oleh Dana Ekuitas Andalan dan Dana

Ekuitas Prima.

2. Kinerja portofolio reksadana saham pada Bahana TCW dengan mengunakan

Metode Treynor menunjukan bahwa ketiga reksadana memiliki kinerja yang

kurang baik karena kinerjanya dibawah dari kinerja pasar. Tetapi jika hanya

dilihat dari ketiga reksadana saham yang ada, reksadana Bahana Dana Prima

memiliki kinerja yang paling baik diikuti oleh Dana Ekuitas Andalan dan Dana

Ekuitas Prima.

3. Kinerja portofolio reksadana saham pada Bahana TCW dengan mengunakan

Metode Jensen menunjukan bahwa ketiga reksadana memiliki kinerja yang

(15)

56

dilihat dari ketiga reksadana saham yang ada, reksadana Bahana Dana Prima

memiliki kinerja yang paling baik diikuti oleh Dana Ekuitas Andalan dan Dana

Ekuitas Prima.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diikuti adalah sebagia berikut.

1. Ketika akan berinvestasi perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah

investasi tersebut merupakan portofolio satu-satunya atau salah satu dari

banyaknya portofolio. Jika merupakan satu-satunya portofolio yang dimiliki,

sebaiknya menggunakan perhitungan Metode Treynor dalam pengambilan

keputusan, karena Treynor menggunakan risiko sistematis yaitu risiko yang

dipengaruhi oleh pasar dan risiko sistematis itu tidak dapat dihilangkan

sehingga harus diperhatikan ketika akan berinvestasi. Sebaliknya jika

portofolio itu merupakan satu dari banyak portofolio, sebaiknya

menggunakan perhitungan Sharpe dalam pengambilan keputusan, karena

Sharpe menggunakan risiko total yang melibatkan risiko sistematis dan tidak

sistematis agar apa yang akan diinvestasikan dapat diperkirakan terlebih

dahulu seberapa besar risiko yang akan didapat.

Bagi investor yang ingin berinvestasi di PT. Bahana TCW Invetment

Management disarankan berinvestasi di reksadana Bahana Dana Prima

karena memiliki return yang paling tinggi dengan risiko yang sesuai. Tetapi

(16)

57

apakah merupakan portofolio satu-satunya atau portofolio satu dari

banyaknya portofolio.

2. Untuk analisis lebih lanjut hendaknya dapat melakukan perhitungan kinerja

portofolio tidak hanya menggunakan data perhari dalam satu tahun tetapi

dapat menggunakan data perhari dengan menghitung lebih dari satu tahun

(17)

58

DAFTAR PUSTAKA

Anik, S. (2010). Evaluasi Kinerja Reksadana dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Periode (1)2005-(12)2007. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Januari 2010, Nomor 1. Volume 12, hal.103-114.

Aria.bapepam.go.id

Brigham, Eugene F., dan Houston, joel F. (1999). Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan Buku Satu. Diterjemahkan oleh: Suharto, Dodo., dan Wibowo, Herman. Erlangga. Jakarta.

Fakhruddin, Hendy M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Edisi Terlengkap dan Terkini, PT. Elex Media Lomputindo. Jakarta.

Jogiyanto, H.M. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga Cetakan Pertama, BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam, BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama Cetakan Ketiga, BPFE. Yogyakarta. Husnan, Suad. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Martalena., dan Malinda, Maya. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama, ANDI. Yogyakarta.

Pratomo, Eko Priyo., dan Nugraha Ubaidillah. (2005). Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sharpe, William F., Alexander, Gordon J., dan Bailey, Jeffery V. (1997). Investasi. Edisi Bahasa Indonesia, jilid 2. Diterjemahkan oleh: Njooliangtik, Hendry., dan Agustiono. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Sulistyorini, Agustin. (2009). Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Tesis Magister Manajemen, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

(18)

59

Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat, Unit Penerbit dan Percetakan. Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan Dua. Edisi Keempat, Literata Lintas Media. Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama, Kanisius. Yogyakarta.

Wahdah, Rofiqah., dan Hartanto, Joko. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, April 2012, Nomor 1. Volume 13, hal.73-84.

Weston, J Fred., dan Copeland, Thomas E. (1992). Manajemen Keuangan. Diterjemahkan oleh: Wasana, A Jaka., dan Kirbrandoko. Binarupa Aksara. Jakarta.

Widjaja, Indra., dan Mahayuni, Waica. (2009). Analisis Kinerja Reksadana Fixed Income dan Hubunganya dengan Umur Reksadana. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Januari 2009, 01, Tahun II, Hal.122-140.

www.bahana.co.id

www.bapepam.go.id

www.bi.go.id

www.depdagri.go.id

www.duniainvestasi.com

Referensi

Dokumen terkait

PT DKJ pada saat dilakukan audit selama periode Juli 2015 s/d Juli 2016 tidak menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah industri dalam pemenuhan kebutuhan

Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram rute Sweta – Ampenan : load factor rata – rata angkutan umum penumpang Sweta – Ampenan 50,74 %, frekuensi rata – rata 28

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer mengenai karakteristik kendaraan (umur kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas mesin, jenis

Dalam perundang-undangan kita, aturan yang paling jelas dan mendekati perihal larangan prostitusi terdapat dalam Pasal 296 KUHP yang melarang setiap orang untuk dengan

Segala upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangil untuk membina kepribadian narapidana bisa dibilang sudah diusahakan secara maksimal

Penelitian Madris (2009) dengan menggunakan pendekatan analisis employment elasticity dapat menemukan bahwa; 1) Potensi ekonomi Sulawesi Selatan masih didominasi

Msp1 + dan Msp1 - untuk hormon pertumbuhan sehingga sampel induk (G0) sapi PO berada dalam keseimbangan alel dalam kajian populasi induk (G0) superior dan

Setiap pasien baru di terima di loket pendaftaran Lt.2 PKC Kec. Pasar Rebo, dan akan diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan informasi mengenai data identitas