• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Etos Kerja Masyarakat Jepang Dalam Film Messengers.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Etos Kerja Masyarakat Jepang Dalam Film Messengers."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

概要

序論

労働倫理とは、個人や団体の中で現れる仕事に抱く概念、また勤労に内包

されるものといえる。労働倫理によ って人は向上心を抱き、行動意欲を 保ち、

全力を尽くすことができるのである。日本人は勤勉で働き者だと言われてい

る。この特性は日本発展の成功における一つの重要な要素である。日本の労

働社会では改善システムと呼ばれているものである。

本論

改善とは継続される改善活動とい う経営の専門用語であり、経営、経 営者、

会社員を対象に与えられた課題である。なぜなら改善は個人や団体の責任を

具現化することができるからである。改善の哲学は絶えず改良する姿勢に焦

点を置く。これは日本人の生き様そのものである。改善は微々たる修正の積

み重ねであるが、長期的に見ればリスクを減少し、段階的に進展を促すもの

である。日本社会におけるこの労働倫理に筆者は興味を持ち、映画メッセン

ジャーに問題意識を持ち、分析、追究する。この映画は優雅に暮らす一人の

デザイナー、なおみが事業に失敗し 無一文になる場面から、物語が始ま った。

なおみは自転車便“TOKYO EXPRESS”の配達員として働くことになる。

(2)

本論では社会 学論の観点 から筆者は 分析する。労 働倫理は、 社会の中

で社員と他の社員との関係によ りで きることから、社会学との深い 関連 性を

持つことを示している。映画メ ッセ ンジャーにて見られる労働倫理は改 善で

ある。会社“TOKYO EXPRESS”の改善内容は次のようである。

1. 経 営志向の 労働倫理 。TOKYO EXPRESS の社員らは業務の最適化

に 向 け 、 新 案 ( 改 善 ) を 提 出 、 実 施 し た 。 こ れ は TOKYO EXPRESS が 受注され た配達物を 事 務所まで毎回 取りに行き 、配達

目的地まで 行くやり 方から、 無線連 絡から中継 ポイント を設け、配

達ルートをマラソン式に改善した。

2. グル ープ志向 の労働倫 理 。TOKYO EXPRESS では業務終了後の飲

み会の場面 が映し出 されてい る。飲 み会の場面 では社員 同士のねぎ

らいの場だ けでなく 、仕事に 関する 意見を本音 で出し合 うことで、

業務の問題 点を挙げ 、解決案 を探り 、運行から 試行錯誤 を重ね、新

た な 業 務 基 準 を 生 み 出 す こ と が で き た の で あ る 。 こ の TOKYO EXPRESS の改善は経営方針にあるチームの機能別管理である。これ

は、経営学 のチーム オリエン テーシ ョンに位置 づいてい る。この方

法では、品 質管理の 導入、自 由に経 営権を渡し 、新規加 入者を増や

すことで問題解決に挑む方法である。

3. 個 人 志 向 の 勤 労 倫 理 。 な お み の 勤 労 倫 理 の 変 化 は TOKYO

(3)

主義が強く 、高慢で 強欲であ った。 チーム内で 働く個人 では、この

ような態度 は、改善 に相応し くない のである。 しかし新 しい環境の

変化によっ て、なお みは自身 の態度 を改めざる をえず、 感情の抑制

や 仕 事 の 態 度 に お け る 意 識 改 善 に よ っ て 、 な お み は TOKYO EXPRESS のチームとして受け入れられ、仕事にも労働倫理が生まれ

たのである。

結論

以上を 分析した 結果、筆 者の結論 は「“TOKYO EXPRESS” 自転車便 配

達 会 社 に 導 入 し た 改 善 シ ス テ ム は ゆ る や か で は あ る が 、 “TOKYO EXPRESS”の業務方式をより効率的にした。当初、各配達員が自ら荷物を会

社まで取り、一人で目的地に 届ける という旧方式から手間を省い たバト ンタ

ッチ方式に改善した。配達チ ームに も連携が生まれ、各々の長所 を生か し、

短所を補うことでチームの団結力が強まっていった。配達に関して素人のな

おみが、新しい環境になじめ るとい う変化も見られた。環境の変 化から 異な

る環境の配達員になった後、 就労経 験から仕事を大事にし、問題 に順応 し、

チームと協力することができ る様に なったというなおみの感情の 変化も 良く

解 る 。 こ れ ら の 変 化 は“TOKYO EXPRESS”に 導 入 し た 改 善 シ ス テ ムの 影

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. . i

HALAMAN PENGESAHAN……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……….. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI……….. iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI………. viii

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Pembatasan Masalah……….... 5

1.3 Tujuan Masalah……… 5

1.4 Metode dan Pendekatan Penelitian……….. 5

1.5 Organisasi Penulisan……… 7

BAB II LANDASAN TEORI……….. 9

2.1 Sosiologi……….. 9

2.2 Etos Kerja Masyarakat Jepang………11

2.3 KAIZEN………. 13

BAB III KAIZEN DALAM FILM MESSENGERS……….... 19

(5)

3.2 Etos Kerja Yang Berorientasi Pada Kelompok………. 27

3.2.1 Nomikai Dalam Perusahaan Tokyo Express……….. 28

3.2.2 Cara Briefing Perusahaan Tokyo Express……….. 31

3.3 Etos Kerja Yang Berorientasi Pada Individu………. 37

3.3.1 Naomi Sebelum Menjadi Pengantar Surat……….. 38

3.3.2 Naomi Setelah Menjadi Pengantar Surat……… 41

BAB IV KESIMPULAN……… 44

DAFTAR PUSTAKA………. 46

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Jepang, saat kita mendengar kata ini, kita akan segera membayangkan suatu negara yang bersih, tertib, rapi dan teknologi canggih. Orang Indonesia saat ini sudah banyak yang mengetahui tentang Jepang. Kaum muda di Indonesia sering mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Jepang, misalnya matsuri, cosplay, lomba memasak dan sebagainya. Tetapi, tidak semua dari mereka pernah

berkunjung ke Jepang. Dengan banyaknya media yang tersedia, informasi mengenai Jepang sangat mudah didapat, baik melalui surat kabar, berita televisi, drama, film, novel, komik, film animasi dan sebagainya. Melalui media tersebut, tidak hanya hiburan yang didapat, tapi juga banyak pelajaran yang dapat diambil. Misalnya, dengan membaca novel kita dapat mengetahui mengenai sejarah bangsa Jepang, dengan menonton drama dan film kita dapat mengetahui kehidupan sehari-hari orang Jepang.

(7)

Sebagai contoh, saat kita menonton drama “コード・ブルー” (code blue), kita secara tidak langsung mendapat pengetahuan mengenai dunia medis di Jepang, bagaimana cepatnya tim medis Jepang dalam menangani pasien dalam kondisi sesulit apapun, bagaimana rumitnya tanggung jawab mereka terhadap masyarakat. Saat kita menonton drama “ 最高の人生の終わり方~エンデイン

グプラナー” (saikou no jinsei no owarikata~ending planner), dapat mengetahui

bahwa di Jepang ada bisnis rumah duka, dimana petugas-petugasnya merasa wajib memberikan pelayanan yang terbaik bagi orang-orang yang meninggal, dengan memberikan mereka suatu upacara pemakaman yang indah.

Saat menonton film “メ ッ セ ン ジ ャ ー” (Messenger), penulis merasa bahwa bangsa Jepang yang selama ini hanya kita kenal sebagai pekerja keras, sebenarnya dapat kita ketahui secara lebih mendalam, faktor-faktor apa saja yang membuat mereka menjadi pekerja keras, kendala apa saja yang bangsa Jepang hadapi dalam bekerja, bagaimana mereka mempertahankan kinerja mereka, semua itu dapat kita pelajari.

Pada film ini, diceritakan perubahan pola pikir pada pemeran utamanya, Naomi Shimizu, seorang public relation di rumah mode Italia bernama Enrico Dandolo yang awalnya terbiasa hidup mewah, tiba-tiba jatuh miskin karena

rumah mode tempatnya bekerja mendadak dinyatakan gulung tikar, dan perusahaan Ataka Trading menghentikan kerja sama mereka dengan Enrico Dandolo. Kebangkrutan Enrico Dandolo diumumkan tepat pada hari peluncuran

(8)

mendapatkan berita itu secara serentak melalui telepon. Tidak lama, petugas dari Ataka Trading datang untuk menarik semua investasi yang sudah terlanjur masuk

ke Enrico Dandolo. Semua aset milik Naomi disita untuk menutupi hutang perusahaan, karena Ataka Trading mengetahui ternyata kekayaan dan fasilitas yang dimiliki Naomi merupakan pemberian dari Hiroshi Okano yang menggunakan uang perusahaan. Menghadapi hal ini, Hiroshi memilih untuk menyelamatkan diri dan menyerahkan masalah Naomi kepada rekannya, bahkan memperbolehkan rekannya melakukan apa saja terhadap Naomi, asalkan dirinya tidak terseret ke dalam masalah. Semua aset Naomi di kantor sudah disita, termasuk kartu kredit, perhiasan, pakaian, yang tersisa hanya mobil Alpha Romeo merah. Naomi ketakutan mobil itu akan disita juga, maka dia segera melarikan diri dengan mobil tersebut.

Di jalan, Naomi terus mencoba menghubungi Hiroshi, namun tidak berhasil. Akibat sibuk menelepon, Naomi tidak memperhatikan jalan dan tanpa sengaja menabrak seorang kurir sepeda yang melintas. Awalnya Naomi marah-marah, namun saat melihat kurir tersebut sepertinya terluka, Naomi menawarkan untuk memanggil ambulan. Bukannya minta dipanggilkan ambulan, kurir tersebut meminta tolong agar Naomi mengantarkan paket ke bank yang sedang ditujunya, dengan alasan sudah tidak ada waktu dan paket tersebut harus segera diantarkan, kemudian Naomi menyanggupi permintaan tersebut. Di bank itu, orang-orang Ataka Trading menemukan Naomi, dan melemparnya keluar. Tepat setelah

(9)

Di tempat lain, sebuah perusahaan jasa kurir sepeda, Tokyo Express, sedang menghadapi krisis, karena usaha mereka tersaingi dengan maraknya perusahaan jasa kurir motor. Dengan terlukanya kaki seorang kurir yang ditabrak Naomi, perusahaan jasa kurir sepeda tersebut semakin terpuruk karena kurirnya tinggal satu orang, maka pelanggan mereka akan makin banyak yang beralih menggunakan jasa kurir motor.

Polisi tersebut ternyata kenalan Yokota, korban yang ditabrak Naomi, yang meminta Naomi untuk bernegosiasi dengan Yokota agar Naomi tidak perlu menghadapi sidang pengadilan. Mereka pergi ke rumah sakit menemui Yokota, Naomi mengatakan akan melakukan apa saja untuk Yokota, karena Naomi sudah tidak memiliki harta apapun. Bukannya menuntut, Yokota meminta Naomi menggantikan dirinya sebagai kurir sepeda, dan menyuruh Naomi menemui Suzuki, rekan kerjanya. Naomi masih tinggi hati, menurutnya pekerjaan kurir sepeda merupakan pekerjaan rendah. Tapi karena tidak memiliki pilihan, Naomi dengan berat hati menemui Suzuki. Suzuki pun merasa Naomi kurang pas untuk menjadi kurir sepeda, namun Suzuki pun tidak memiliki pilihan, dan Naomi memulai pekerjaan barunya saat itu juga.

(10)

dan pikiran pada pekerjaan, agar pekerjaan yang dilakukannya selesai dengan hasil yang memuaskan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji sisi sosiologi dari film ini, bahwa etos kerja seseorang dapat berubah sebagai dampak dari perubahan lingkungan pekerjaan. Poin-poin etos kerja yang baik dari film ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya di Indonesia.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pembatasan masalah yang ingin diteliti oleh penulis adalah mengenai bagaimana etos kerja masyarakat Jepang yang tercermin pada film Messenger.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai etos kerja masyarakat Jepang yang diperlihatkan pada film Messenger.

1.4 Metode & PendekatanPenelitian

(11)

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Metode deskriptif analitis bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan atau gejala atau topik tertentu,antara suatu gejala dengan gejala lainnya Koentjaraningrat (1991: 29).

Penulis juga akan menggunakan metode kajian kepustakaan untuk memperoleh kejelasan dan informasi yang dibutuhkan. A d a p u n pendekatan yang akan digunakan dalam karya tulis ini adalah pendekatan sosiologi.

Auguste Comte memaparkan bahwa kata sosiologi berasal dari bahasa Yunani (latin), yaitu kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi :

1. Roucek dan Warren berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.

2. Pitirim A. Sorokin berpendapat sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral), dan antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala geografis, biologis).

(12)

4. Soerjono Soekanto, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang-orang yang ingin mengetahuinya.

Alasan penulis menggunakan pendekatan sosiologi, karena penelitian ini membahas mengenai etos kerja masyarakat Jepang. Etos kerja tidak hanya melibatkan masyarakat secara keseluruhan, namun juga secara individu. Karl Marx menyatakan bahwa individu yaitu manusia, merupakan tujuan dari sosialisme, yang harus menciptakan produksi dan organisasi masyarakat di mana manusia dapat mengatasi alienasi dari kerjanya, sesamanya, dirinya sendiri dan dari alam (Fromm, 2001:78).

1.4Organisasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membagi sistematika penulisannya ke dalam empat bab yang masing-masing bab dibagi ke dalam beberapa sub bab.

(13)

Bab II Landasan teori, yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai kajian Sosiologi, sub bab kedua membahas Etos Kerja Masyarakat Jepang dan sub bab ke tiga membahas mengenai Kaizen.

Bab III Pembahasan terhadap film Messengers dengan fokus analisis pada etos kerja yang ditampilkan dalam film tersebut dan terdiri dari tiga sub bab dan masing-masing mempunyai anak bab. Sub bab pertama mengenai pembahasan Etos Kerja Tokyo Express Yang berorientasi Pada Manajemen, Sub bab kedua mengenai pembahasan Etos Kerja Yang Berorientasi Pada Kelompok dengan anak bab pertama membahas mengenai Nomikai dalam perusahaan Tokyo Express, anak bab kedua membahas mengenai Cara briefing Tokyo Express, Sub bab ketiga mengenai pembahasan Etos Kerja Yang Berorientasi Pada Individu dengan anak bab pertama membahas mengenai Sebelum Naomi menjadi pengantar surat dan anak bab kedua membahas mengenai Setelah Naomi menjadi pengantar surat.

(14)

BAB IV KESIMPULAN

Setelah menganalisis dari bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan. Dengan diterapkannya kaizen dalam suatu perusahaan akan menciptakan etos kerja yang lebih baik dan menjamin kemajuan bertahap yang memberikan hasil dalam jangka panjang. Begitupula kaizen yang diterapkan di perusahaan Tokyo Express untuk mencapai perbaikan dan kesinambungan dalam perusahaan. Kaizen dibagi menjadi tiga sesuai kebutuhan masing-masing dan diterapkan dalam film messengers. Pertama etos kerja yang berorientasi pada manajemen, terlihat dalam kaizen perusahaan Tokyo Express, ketika perusahaan mengubah cara kerja lama

yaitu yang awalnya setiap pengantaran surat diambil dari kantor, baru diantarkan ketempat tujuan dikembangkan menjadi cara kerja baru dengan sistem estafet.

(15)

tim fungsional silang juga termasuk pada orientasi kelompok. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan gugus kendali mutu dan manejemen sukarela untuk memecahkan masalah dengan menambahkan partner kerja. Agar pekerjaan berjalan dengan lancar.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Nazir, Ph.D.1983. Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia Beth B. Hess. Sociology. Macmillan Publishing Company ; New York.

Soerjono Soekanto. 1982. Pengantar Sosiologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik. Bandung : PT. Eresco.

Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH.,M.A. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

DAFTAR INTERNET

Kaltimbkd.info/index.php/id/berita-dan-artikel/artikel/2202-menengok-budaya-kerja-orang-jepang ( 01 maret 2013 ). “Menengok Budaya Kerja Orang Jepang” Inspirasiindonesia@yahoo.groups.com (12 Maret 2013) “Inspirasi Indonesia”

Publikasi.dinus.ac.id/index.php/semantic/article/download/28/187 (22 Mei 2013) www.mediakalla.com/mengenal-kaizen-lebih-dekat (13 Maret 2013)

“Mengenal Kaizen Lebih Dekat”

www.ceritadanwarta.com/2012/06/kaizen-prinsip-jepang-yang-membawa-kemajuan “Kaizen Prinsip Jepang Yang Membawa Kemajuan”

www.scribd.com/doc/29902345/Teori-Teori-Sosiologi “Teori-Teori Sosiologi”

Referensi

Dokumen terkait

Dalam uji coba ini diharapkan dapat mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan downtime antara penggunaan sistem breakdown maintenance

Telah dilakukan penelitian Simulasi Atom Hidrogen berdasarkan teori klasik berbasis JAVA dengan menggunakan IDE Eclipse yang bertujuan mengetahui dan memvisualisasikan Model

Berdasarkan uji hipotesis Topic Intrusion task 1 dan Topik Intusion task 2, disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki variance yang berbeda namun Means yang

Antusiasme masyarakat Tunggul Wulung khususnya masyarakat anggota majelis taklim begitu tinggi dan selalu hadir serta memenuhi ruangan tuan rumah dalam mempelajari agama.

Berbeda dengan surat biasa, sehelai akta dibuat dengan sengaja, untuk dijadikan bukti. Belumlah tentu bahwa akta itu, pada suatu waktu akan dipergunakan sebagai bukti di

Jika kategori yang berbeda tentunya akan menghasilkan kriteria penilaian yang berbeda dimana nilai interval akan dibagi berdasarkan banyaknya kategori pada kriteria penilaian

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier / Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal /

U prilogu sam napravila proračun lokalne čvrstoće glavnog rebra koji je gotovo identičan proračunu glavnog rebra trgovačkog broda. Kako je kod ratnih brodova najbitnija sigurnost