ABSTRAK
EFEK DARK CHOCOLATE TERHADAP PENINGKATAN
ALERTNESS DAN AWARENESS
Sri Herlina Dalimunthe, 2013
Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.
Latar Belakang Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan
makanan yang tidak asing dikonsumsi di masyarakat. Dark chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang mengandung persentase cocoa paling tinggi. Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif.
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate
terhadap peningkatan alertness dan awareness.
Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan tes “t” berpasangan.
Subjek penelitian terdiri atas 30 orang wanita dan pria dengan rentang usia 19-25 tahun. Dengan data yang diukur adalah Skor Jhonson Pascal Test setelah dan sebelum mengkonsumsi dark chocolate. Analisis data menggunakkan uji “t“ berpasangan.
Hasil Rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah
sebesar 93.50 (SD = 15.531) lebih rendah daripada rerata skor Johnson Pascal test sebelum memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350) dengan p<0.01.
Kesimpulan Dark Chocolate meningkatkan alertness dan awareness.
ABSTRACT
THE EFFECT OF DARK CHOCOLATE ON INCREASING
ALERTNESS AND AWARENESS
Sri Herlina Dalimunthe, 2013
Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.
Background Chocolate (Theobroma cacao L.) is a kind of food that widely
consumed in the world. Dark chocolate is one type of chocolate that contains the highest percentage of cocoa. High levels of psychoactive substances within dark chocolate can be a positive influence on the brain to increase awareness, alertness, concentration and cognitive function.
Objectives The purpose of this research is to determine the effect of dark
chocolate on increasing alertness and awareness.
Methods This research is a quasi experimental with the paired "t" test. Subject
consists of 30 women and men with the age ranged of 19-25 years. The research experiment measured score of Johnson Pascal Test after and before consuming dark chocolate. Data are analyzed using paired “t” test with = 0.05
Results The average score of Johnson Pascal test after eating dark chocolate
is 93.50 (SD = 15 531) are lower than the average score of Johnson Pascal test before eating dark chocolate 115.23 (SD = 24 350) with p <0.01, respectively.
Conclusions Dark chocolate increases alertness and awareness
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 1
1.3 Tujuan Penelitian ... 1
1.4 Manfaat Penelitian ... 1
1.5 Kerangka Pemikiran ... 2
1.6 Hipotesis Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cokelat ... 4
2.2.1 Definisi Alertness ... 14
2.2.2 Definisi Awareness ... 15
2.3. Anatomi dan fisiologi Alertness dan Awareness ... 15
2.3.1 Formatio Reticularis ... 15
2.3.2 ARAS (Ascending Reticular Activating System) ... 16
2.3.2 Fisiologi Alertness dan Awareness ... 17
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 19
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20
3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 20
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20
3.4 Prosedur Penelitian ... 21
3.4.1 Persiapan Penelitian ... 21
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 21
3.4.3 Uji Pendahuluan ... 21
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 22
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 23
5.2 Saran ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 25
LAMPIRAN ... 28
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Bahan farmakologi aktif pada cokelat ... 9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Theobroma cacao ... 4
Gambar 2.2 Struktur caffeine ... 7
Gambar 2.3 Struktur theobromine... 8
Gambar 2.4 Formatio reticularis ... 15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Johnson Pascal Test ... 28
Lampiran 2 Informed Consent ... 29
Lampiran 3 Analisis Statistik ... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi di masyarakat, selain dikonsumsi sebagai cokelat batangan, cokelat sendiri banyak diaplikasikan menjadi beragam makanan atau minuman yang menarik. Mitos umum cokelat yang beredar di masyarakat adalah cokelat dapat menyebabkan obesitas, gigi berlubang, jerawat, dan lainnya (merdeka.com, 2012). Tidak banyak orang mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi cokelat dalam kadar tertentu, dapat memberikan berbagai efek yang sangat bermanfaat.
Dark chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang tidak mengandung susu dengan kandungan persentase cocoa yang lebih tinggi yaitu 70% - 99% (Wikipedia, 2012). Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif (Cherry, 2012). Dark chocolate mengandung 2 alkaloid utama yaitu caffeine dan theobromine yang merupakan golongan methylxanthine dan dapat menstimulasi otak (Xanthine, 2013).
1.2Identifikasi Masalah
Apakah dark chocolate meningkatkan alertness.
Apakah dark chocolate meningkatkan awareness.
1.3Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui apakah dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness.
1.4Manfaat Penelitian
2
1.5Kerangka Pemikiran
3
dari caffeine dan theobromine adalah dapat menghambat reseptor adenosin A1. Inhibisi dari reseptor adenosin dapat menyebabkan pengeluaran neurotransmitter otak seperti dopamine, serotonin dan norepinephrine (Weinberg & K, 2013). Neurotransmitter akan mengaktivasi pengeluaran adenylcyclase. Pengeluaran adenylcylclase ditambah dengan inhibisi phospodiesterase menyebabkan peningkatan 3’,5’ cAMP. 3’,5’ cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase A yang menyebabkan fosforilase protein pada kanal K+ yang menyebabkan blok kanal K+ dan terjadi aksi potensial pada neuron pre sinaptik (Tortora & Derrickson, 2009).
Aksi potensial pada neuron pre sinaptik akan menyebabkan pengeluaran neurotransmitter yang berdifusi dan berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembukaan kanal ion di membran subsinaps sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pascasinaps. Respon dari kombinasi neurotransmitter-reseptor menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+ yang menyebabkan depolarisasi dari neuron pascasinaps (Sherwood, 2001). Impuls yang dihasilkan oleh depolarisasi pascasinaps akan diteruskan menuju formatio reticularis kemudian ke ARAS (Ascending Reticular Activating System) dan mengaktifkan sistim simpatis yang menyebabkan peningkatan alertness dan awareness.
1.6Hipotesis Penelitian
Dark chocolate meningkatkan alertness
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Dark chocolate meningkatkan alertness.
Dark chocolate meningkatkan awareness.
5.2Saran
Dark chocolate dapat dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan camilan untuk meningkatkan alertness dan awareness dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh Dark Chocolate terhadap peningkatan Alertness dan
Awareness
Sri Herlina Dalimunthe, Iwan Budiman
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Abstract
Background Chocolate (Theobroma cacao L.) is a kind of food that widely consumed in the world. Dark chocolate is one type of chocolate that contains the highest percentage of cocoa. High levels of psychoactive substances within dark chocolate can be a positive influence on the
brain to increase awareness, alertness, concentration and cognitive function. Objectives The
purpose of this research is to determine the effect of dark chocolate on increasing alertness and
Conclusions Dark chocolate increases alertness and awareness
Key words : dark chocolate, alertness and awareness
Abstrak
Latar Belakang Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan
yang tidak asing dikonsumsi di masyarakat. Dark chocolate merupakan salah satu jenis
dari cokelat yang mengandung persentase cocoa paling tinggi. Kadar zat psikoaktif yang
tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan
awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif.
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap
peningkatan alertness dan awareness.
Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan tes “t” berpasangan.
Subjek penelitian terdiri atas 30 orang wanita dan pria dengan rentang usia 19-25 tahun.
Dengan data yang diukur adalah Skor tes Jhonson Pascal setelah dan sebelum
mengkonsumsi dark chocolate. Analisis data menggunakkan uji “t“ berpasangan.
Hasil Rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah sebesar
93.50 (SD = 15.531) lebih rendah daripada rerata skor Johnson Pascal test sebelum
memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350) dengan p<0.01.
Kesimpulan Dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness.
Kata kunci :dark chocolate, alertness dan awareness
Pendahuluan
Cokelat (Theobroma cacao L.)
merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi di masyarakat,
selain dikonsumsi sebagai coklat
batangan, cokelat sendiri banyak
diaplikasikan menjadi beragam
Mitos umum cokelat yang beredar di
masyarakat adalah cokelat dapat
menyebabkan obesitas, gigi berlubang, jerawat, dan lainnya (1). Tidak banyak
orang mengetahui bahwa dengan
Dark Chocolate merupakan salah satu
jenis dari cokelat yang tidak
mengandung susu dengan kandungan
persentase cocoa yang lebih tinggi yaitu
70% - 99% (2). Kadar zat psikoaktif yang
tinggi dalam Dark Chocolate dapat
berpengaruh positif pada otak dalam
meningkatkan awareness, alertness,
konsentrasi dan fungsi kognitif (3). Dark chocolate mengandung 2 alkaloid utama
yaitu caffeine dan theobromine yang
merupakan golongan methylxanthine dan
dapat menstimulasi otak (4).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek dark chocolate dalam
meningkatkan alertness dan awareness.
Bahan dan Cara
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimental semu yang dilakukan pada 30 sampel berusia
19-25 tahun. Alat-alat yang digunakan
adalah alat tulis, stopwatch digital, dan
lembar tes Johnson Pascal. Bahan yang
digunakan adalah dark chocolate 35 gram
dan air minum. Pada penelitian ini
subjek penelitian (SP) mula-mula
diminta mengerjakan Johnson Pascal Test.
Kemudian mereka istirahat selama 5 menit dan setelah istirahat mereka
diminta untuk memakan dark chocolate.
Setelah 2 jam mereka mengerjakan
kembali tes Johnson Pascal. Kemudian
dihitung skor yang merupakan waktu pengerjaan dan akurasi jawaban tes tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil Pengolahan DataRerata
Skor Setelah dan Sebelum Makan
setelah memakan dark chocolate adalah
sebesar 93.50 (SD = 15.531) dan rerata
skor Johnson Pascal test sebelum
memakan dark chocolate adalah sebesar
115.23 (SD = 24.350). Pengaruh dark
chocolate terhadap peningkatan alertness
dan awareness diuji menggunakan uji “t”
berpasangan dan diperolah nilai
p=0.000. Dengan demikian penurunan
skor tes Johnson Pascal setelah makan
dark chocolate perbedaannya sangat
signifikan yaitu sebesar 21, 73 (p<0.01)
dibandingkan skor tes Johnson Pascal
sebelum makan dark chocolate. Maka
didapatkan kesimpulan bahwa efek dark
chocolate terhadap peningkatan alertness
dan awareness sangat bermakna.
Hasil penelitian didapatkan bahwa
dark chocolate memiliki efek dalam
meningkatkan alertness dan awareness.
Hal ini terjadi karena dark chocolate
mengandung 2 senyawa alkaloid utama
yaitu caffeine dan theobromine yang
termasuk dalam golongan
methylxanthine dan memiliki struktur
kimia yang mirip. Theobromine memiliki
pengaruh yang mirip dengan caffeine
namun dalam skala yang lebih kecil (5).
Efek dari caffeine dan theobromine
adalah dapat menghambat reseptor
adenosine A1. Inhibisi dari reseptor
adenosine dapat menyebabkan
pengeluaran neurotransmitter otak
seperti dopamine, serotonin dan
norepinephrine (6). Neurotransmitter
akan mengaktivasi pengeluaran
adenylcyclase. Pengeluaran adenylcylclase
ditambah dengan inhibisi
phospodiesterase menyebabkan
peningkatan 3’,5’ cAMP. 3’,5’ cAMP
menyebabkan aktivasi protein kinase A yang menyebabkan fosforilase protein pada kanal K+ yang menyebabkan blok kanal K+ dan terjadi aksi potensial pada neuron pre sinaptik (7).
Aksi potensial pada neuron pre
sinaptik akan menyebabkan
pengeluaran neurotransmitter yang
berdifusi dan berikatan dengan reseptor
protein spesifik pada membran
permeabilitas neuron pascasinaps.
Respon dari kombinasi
neurotransmitter-reseptor menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+ yang menyebabkan depolarisasi dari neuron pascasinaps (8). Impuls yang dihasilkan oleh depolarisasi pascasinaps akan
diteruskan menuju formatio reticularis
kemudian ke ARAS (Ascending Reticular
Activating System) dan mengaktifkan
sistim simpatis yang menyebabkan
peningkatan alertness dan awareness.
Penelitian Yoas Adhitya Rahardjo
(tahun 2012) dengan judul
“Perbandingan Pengaruh Coklat Hitam
dengan Coklat Susu Terhadap
Kewaspadaan dan Ketelitian” dengan n 30 orang mendapatkan bahwa coklat hitam memiliki efek meningkatkan kewaspadaan sebesar 25,31% (p<0,01).
Penelitian tersebut mendukung
penelitian ini.
Simpulan
Dark chocolate meningkatkan
alertness dan awareness.
Daftar Pustaka
2. Wikipedia. Chocolate. [Online]
29-November-2012. [Cited: 1-December-2012.]
en.wikipedia.org/wiki/Chocolate.
3. Cherry, Kendra. About.com.
psychoactive drugs. [Online] 2012.
[Cited: 1-Desember-2012.]
psychology.about.com/od/psychoa ctivedrugs/a/stimulants.htm.
4. Xanthine. Wikipedia. [Online] June
26, 2013. [Cited: July 2, 2013.] http://en.wikipedia.org/wiki/Xant hine.
5. Helmenstine, Ph.D., Anne Marie.
About.com. Theobromine chemistry.
[Online] 2013. [Cited: May 29, 2013.] http://chemistry.about.com/od/fac tsstructures/a/theobromine-chemistry.htm.
6. Weinberg, Bennett Alan and K,
Bonnie. Caffeine & Neurotransmitters.
Worldofcaffine.com. [Online] June
2013. [Cited: July 2, 2013.]
http://worldofcaffeine.com/caffein e-and-neurotransmitters/.
7. Tortora, Gerrard J and Derrickson,
Bryan.Principles of Anatomy and
Physiology. 2009. p. 648. Vol. 12.
8. Sherwood, Lauralee.Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. [ed.]
DAFTAR PUSTAKA
All about chocolate. (2013). Retrieved May 29, 2013, from http://www.xocoatl.org/flavor.htm
Bruso, J. (2013). Healthy Eating. Retrieved July 3, 2013, from
http://healthyeating.sfgate.com/disadvantages-chocolates-8967.html
Collingwood, J. (2006). Does Chocolate Addiction Exist? Retrieved July 3, 2013, from Psych Central: http://psychcentral.com/lib/2006/does-chocolate-addiction-exist/
Chan, M. 2012. The Miracle of Chocolate. (Taqien, Ed.) Surabaya, Indonesia: Tibbun Media. h (7-10, 11-14, 17-28)
Chemical land 21. 2013. Retrieved May 29, 2013, from
http://www.chemicalland21.com/lifescience/phar/CAFFEINE,%20ANHY DROUS.htm
Cherry, K. 2012. Stimulans. Retrieved 2012, Desember from About.com: psychology.about.com/od/psychoactivedrugs/a/stimulants.htm
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11). (Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, & dkk, Trans.) Jakarta: EGC. h (759-760)
Helmenstine, Ph.D., A. M. 2013. About.com. Retrieved May 29, 2013, from Theobromine chemistry:
http://chemistry.about.com/od/factsstructures/a/theobromine-chemistry.htm
Isselbacher, K. J., Braunwald, E., Wilson, J. D., Martin, J. B., Fauci, A. S., & Kasper, D. L. 1995. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. (A. H. Asdie, Ed.) Singapore: McGraw-Hill.
26
Lindt. (2011). Retrieved July 2, 2013, from http://www.lindtusa.com/info-exec/display/faq
MedlinePlus. (2012, November 1). Retrieved July 2, 2013, from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/caffeine.html
Merdeka. Top Stories. Retrieved 1-Desember-2012 from merdeka.com: www.merdeka.com/gaya/11-mitos-umum-tentang-cokelat.html
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Persarafan. Jakarta, Indonesia: Salemba Medika.
Pine Island Nursery. (2013). Retrieved May 29, 2013, from http://www.tropicalfruitnursery.com/fruitproducts_c1.htm. Unites States Departement of Agriculture Natural Resources Conservation Service.
2012, Mei 12. Retrieved from Plants Profile:
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243
Science. (n.d.). Retrieved from http://www.xocoatl.org/science.htm.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Vol. 2). (B. I. Santoso, Ed.) Jakarta, Indonesia: EGC.
Snell, S. R. 2007. Snell's Clinical Anatomy. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (Vol. 12). USA.
Weinberg, B. A., & K, B. (2013, June). Caffeine & Neurotransmitters. Retrieved
July 2, 2013, from Worldofcaffine.com:
http://worldofcaffeine.com/caffeine-and-neurotransmitters/
Wibowo, D. S. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. (S. Wahyudi, Y. Setyorini, & I. Basuki, Eds.) Malang, Indonesia: Bayumedia Publishing. h (74-75)
Wikipedia. (2012, 29-November). Chocolate. Retrieved 2012,1-December from Wikipedia: en.wikipedia.org/wiki/Chocolate
27
Wikipedia. (2013, June 22). Retrieved July 3, 2013, from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Awareness