• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Lounge Bar Dan Klub malam Khusus Gay Di BNR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Lounge Bar Dan Klub malam Khusus Gay Di BNR."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Lounge Bar dan Klub Malam ini dirancang untuk umum yang target utamanya adalah kaum Gay. Berdasarkan tujuan perancangannya, konsep yang digunakan berawal dari karakteristik gay yang menyukai akan lekukan tubuh yang lebih berbentuk, sedangkan tubuh gay sendiri pada dasarnya kaku. Maka konsep perancangannya mengacu pada perubahan antara geometri kaku ke geometri yang dibuat dinamis yaitu konsep Body Shape Transformation, konsep ini berpengaruh pada elemen-elemen desain yaitu penggunaan bentuk, warna dan material dalam komponen ruang (lantai, dinding dan palfon).

Lounge, Bar dan Klub Malam khusus Gay ini memiliki fasilitas-fasilitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kaum gay. Fasilitas yang jarang atau bahkan tidak ada pada public space lain yang sejenis, misalnya: klub malam yang terbagi 2, toilet dan make up room gay, dan juga ruang private.

Suasana yang ingin ditampilkan adalah elegan, show off, dan glamour.

(2)

iv

1.3 Identifikasi Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Kajian ... 5

1.6 Manfaat Perancangan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

1.8 Metodologi Pengumpulan Data ... 6

BAB II HOMOSEKSUALITAS, FASILITAS LOUNGE, BAR DAN KLUB MALAM ... 8

2.1 Homoseksualitas ... 8

2.1.1 Definisi Homoseksualitas ... 8

2.1.2 Homoseksual merupakan Bagian dari Sejarah ... 10

2.1.3 Homoseksual: Keturunan atau Pilihan ... 10

2.1.4 Jenis-jenis Homoseksual ... 11

2.1.5 Ciri-ciri Kaum Homoseksual ... 12

2.1.6 Tipe Pasangan yang Diincar Kaum Homo ... 15

2.1.7 Faktor Penyebab Homoseksual ... 16

2.1.8 Keberadaan Kaum Homoseksual di Indonesia ... 19

2.2 Fasilitas Lounge, Bar dan Klub Malam untuk Gay ... 18

2.2.1 Lounge... 19

2.2.2 Bar... 20

(3)

v

2.2.3 Nightclub ... 23

2.2.3.1 Gay Club ... 24

2.2.4 Beberapa Tempat Hiburan khusus Gay yang Telah Ada ... 24

2.3 Pencahayaan ... 26

2.3.1 Pengertian Cahaya ... 27

2.3.2 Jenis-jenis Pencahayaan ... 29

2.3.3 Jenis-jenis Lampu ... 29

2.3.3.1 Lampu Pijar ... 29

2.3.3.2 Lampu Halogen ... 31

2.3.3.3 Lampu Pendar ... 32

2.3.3.4 Lampu LED ... 33

2.3.3.5 Lasser ... 35

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 39

3.1 Fungsi Objek Studi ... 39

3.1.1 Deskripsi Umum ... 40

3.1.2 Denah ... 43

3.2 Implementasi Konsep ... 44

3.2.1 Konsep Body Shape Transformation dalam perancangan Lounge Bar dan Klub Malam khusus Gay ... 44

3.2.2 Analisis Gay dengan Konsep Body Shape Transformation ... 45

3.2.3 Fungsi Bangunan yang akan dibuat ... 46

3.2.3.1 Lounge ... 46

3.2.3.2 Nightclub ... 46

3.3 Analisa Fisik ... 48

3.4 Analisa Fungsional ... 50

3.4.1 Pengguna ... 50

(4)

vi

3.4.3 Bubble Diagram ... 52

3.4.4 Zoning Blocking ... 54

3.4.5 Programming dan User Activity ... 55

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR LOUNGE, BAR DAN KLUB MALAM KHUSUS GAY ... 57

4.1 Data Hasil Survey ... 57

4.2 Konsep Desain ... 58

4.2.1 Konsep Ruang ... 64

4.2.2 Konsep Bentuk ... 66

4.2.3 Konsep Material ... 66

4.2.4 Konsep Warna ... 67

4.2.5 Konsep Sirkulasi ... 67

4.2.6 Konsep Pencahayaan ... 68

4.2.7 Konsep Penghawaan ... 69

4.3 Prelimenary Desain ... 70

4.3.1 Lounge... 70

4.3.2 Klub Malam ... 75

BAB V SIMPULAN ... 86

(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Vilage soho ... 25

Gambar 2.2 Vilage soho ... 25

Gambar 2.3 Vilage soho ... 25

Gambar 2.4 Copacabana ... 26

Gambar 2.5 Ambient Lighting ... 28

Gambar 2.6 Local Lighting ... 28

Gambar 2.7 Accent Lighting ... 28

Gambar 2.8 Natural Lighting ... 29

Gambar 2.9 Lampu Pijar ... 30

Gambar 2.11 Lampu Halogen ... 31

Gambar 2.12 Lampu Halogen ... 31

Gambar 2.13 Lampu Neon ... 35

Gambar 2.14 LED ... 35

Gambar 2.15 Laser ... 36

Gambar 3.1 Site Analysis ... 40

Gambar 3.2Kawasan Pertokoan ... 41

Gambar 3.3 Nirwana Epicentrum ... 42

Gambar 3.4 Denah ... 43

Gambar 3.5Tampak... 43

Gambar 3.6 Potongan... 43

(6)

viii

Gambar 3.8 Zoning Blocking Lantai Klub Malam... 54

Gambar 4.1 Transformasi Hewan ... 59

Gambar 4.2 Transformation Lantai Lounge ... 60

Gambar 4.3 Transformation Lantai 2 Klub Malam ... 61

Gambar 4.4 Transformation pada dinding dan ceilling ... 66

Gambar 4.5 Transformation pada layout ... 66

Gambar 4.6 Material-material ... 66

Gambar 4.7 Skema Warna ... 67

Gambar 4.8 Jenis lampu downlight ... 68

Gambar 4.9 Hanging Lamp kristal... 68

Gambar 4.10 Lampu LED, laser dan halogen... 69

Gambar 4.11 Suasana klub malam... 69

Gambar 4.12 Layout Lantai 1 ... 70

Gambar 4.13 Potongan 2 Lantai 1 ... 71

Gambar 4.14 Ruang Live Music ... 71

Gambar 4.15 Potongan 4 Lantai 1 ... 71

Gambar 4.16 Pola Lantai Denah Khusus Lantai 1 ... 72

Gambar 4.17 Potongan 1 Lantai 1 ... 72

Gambar 4.18 Potongan 3 Lantai 1 ... 73

Gambar 4.19 Ceilling Lantai 1... 74

Gambar 4.20 Layout Lantai 2 ... 75

Gambar 4.21 Potongan 4 Lantai 2 ... 76

Gambar 4.22 Potongan 2 Lantai 2 ... 76

(7)

ix

Gambar 4.23 Potongan 1 Lantai 2 ... 78

Gambar 4.24 Suasana Klub Malam ... 78

Gambar 4.25 VIP room ... 78

Gambar 4.26 Urinoir Gay ... 79

Gambar 4.27 Pola Lantai 2 ... 80

Gambar 4.28 Ceilling Lantai 2... 81

Gambar 4.29 Detail Interior Ceilling ... 82

Gambar 4.30 Suasana Klub Malam ... 82

Gambar 4.31 Detail Interior Dinding Kaca dan Botol ... 83

Gambar 4.32 Detail Interior ruang VIP ... 84

(8)

x

DAFTAR DIAGRAM

3.1 Beberapa Tipe Gay ... 44

3.2 Alur Kegiatan User Umum pada Lounge ... 50

3.3 Alur Kegiatan User Umum pada Klub Malam ... 50

3.4 Alur Kegiatan User Gay pada Lounge ... 51

3.5 Alur Kegiatan User Gay pada Klub Malam ... 51

3.6 Alur Kegiatan Staff ... 51

3.7 Bubble Diagram Bangunan ... 52

3.8 Bubble Diagram Lantai Lounge... 52

3.9 Bubble Diagram 2 Klub Malam ... 53

(9)

xi

DAFTAR TABEL

3.2 Analisa Fisik ... 49

3.3 Programming dan User Activity ... 55

3.4 Programming dan User Activity ... 56

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari ataupun tidak, keberadaan kaum homo di dunia ini semakin meningkat pesat. Secara umum, diperkirakan jumlah kaum homo yang ada di tengah masyarakat adalah 1% hingga 10% dari jumlah populasi. Tetapi menurut laporan kontroversi Kinsey Reports pada tahun 1984, menyebutkan bahwa setidaknya 37% pria dari total keseluruhan pria telah setidaknya mengalami pengalaman seks bersama pria lainnya1. Di Indonesia sendiri jumlah kaum homoseksual meningkat, terbukti dari banyaknya komunitas-komunitas gay, lesbi dan banci yang semakin hari semakin ramai. Menurut data statistic ada 8 sampai 10 juta populasi pria Indonesia yang pada suatu waktu pernah terlibat pengalaman homoseksual.2

1

Azhari Rama, Kencana Putra, Membongkar Rahasia Kaum Homoseksual, Jakarta, HUJJAH press, 2008:66

(11)

2

Sebenarnya, kehidupan kaum gay tidak berbeda dengan apa yang biasa kita

sebut “kaum normal”. Mereka makan, minum dan kadang terluka. Hal yang

membedakan kaum gay dengan kaum heteroks hanya orientasi seksualnya. Selebihnya tidak ada perbedaan. Seperti masyarakat pada umumnya, kaum gay pun mempunyai starta sosial. Pembagian kelas terlihat dari tempat ngeber (berkumpul, hangout), cara berpakaian dan beraksesoris. Kaum gay yang low class biasanya ngeber di diskotik murah dan tidak terkenal, sedangkan kaum gay yang high class biasanya lebih menginginkan suatu private party. Mereka tidak peduli akan biaya mahal yang

dikeluarkan . Biasanya para gay ini memiliki atau memilih tempat ngeber yang berkhususkan kaum mereka sendiri, alasan pertama dikarenakan di tempat umum, belum tentu semua orang menerima kaum gay. Ada beberapa orang yang ketika kaum gay datang ke diskotik , mereka akan membuang muka atau mendengus jijik. Walau kaum gay berprinsip “gak usah peduli apa kata orang”, tetapi hal ini tetap saja membuat mereka tidak nyaman. Alasan keduanya adalah, mereka ingin mendapat ketenangan dan privasi. Banyak sekali gay yang tidak ingin diketahui identitas aslinya. Mereka biasanya termasuk gay high class yang telah memiliki kehidupan yang mapan (eksekutif muda) ataupun telah beristri. Dengan dua alasan diatas, penulis ingin menciptakan sebuah media berupa lounge,bar dan club khusus gay.

Mengapa khusus gay? Hal ini penulis lakukan mengingat sebagian dari mereka merupakan orang-orang yang berkontribusi banyak bagi dunia bisnis dan kemajuan Negara, terlepas dari prilaku yang menyimpang. Penulis ingin membuat tempat untuk bersantai dan hiburan, sebagai saran pengapresiasian diri agar mereka bisa tetap eksis dalam bidang kehidupan luar.

Mengapa lounge dan bar? Fungsi ini dipilih mengingat kehidupan gay tidak

berbeda dengan “kaum normal” yang mengalami kepenatan dalam bekerja. Banyak

orang yang benar-benar harus menemukan cara untuk beristirahat dan bersantai setelah, atau bahkan selama, satu hari kerja. Ditambah lagi untuk para gay, dalam kehidupan sehari-hari mereka dituntut untuk bersikap wajar dan kadang tidak menjadi diri sendiri.

(12)

3

Mengapa club? Fungsi ini dipilih karena para gay menyukai hiburan untuk tempat mereka bersenang-senang dan berinteraksi dengan sesama gay lainnya. Pada area lounge dan bar penulis ingin memberikan ketenangan dan privasi untuk mereka yang ingin bersantai, sementara pada area club ini, penulis ingin menciptakan area bersenang-senang, berekspresi , dan berinteraksi.

1.2 Ide / Gagasan Konsep

Pada projek ini penulis akan membuat suatu bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya kaum gay akan tempat bersantai dan hiburan. Lounge dan Klub Malam yang akan dirancang tidak hanya memberikan suatu public space yang memiliki fasilitas-fasilitas yang umum dimiliki Lounge dan Klub Malam lainnya, tetapi juga memberi fasilitas-fasilitas khusus untuk kaum Gay yang merupakan target utama Lounge dan Klub Malam ini.

Konsep yang akan digunakan berawal dari karakteristik gay. Gay yang menyukai tubuh yang ideal dengan proses pembentukan di gym, oleh sebab itu kaum gay akan terus berlatih dan berolahraga untuk merubah badannya menjadi lebih bagus, tidak kaku dan berbentuk. Maka konsep perancangannya mengacu pada perubahan, yaitu „Body Shape Transformation‟. Penulis memilih konsep ini karena ingin menerapkan karakteristik gay yang selalu ingin berubah, karena meskipun gay merupakan laki-laki tetapi hati mereka memiliki sifat dan karakteristik feminin.

(13)

4

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang diidentifikasikan dalam projek ini adalah:

1. Bagaimana penerapan sifat dan karakteristik gay untuk tema dan konsep Lounge, Bar dan Nightclub agar menciptakan desain interior yang dapat diterima dan dirasakan nyaman dan dapat memenuhi keinginan user?

2. Apa fasilitas khusus yang diinginkan kaum gay yang tidak ada pada Lounge, Bar dan Nightclub pada umumnya?

3. Bagaimana menciptakan sirkulasi yang baik dan sesuai dengan aturan ergonomi yang yang dapat mendukung aktifitas user?

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memaparkan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan interior Lounge, Bar dan Klub Malam Khusus Gay, antara lain:

1. Menerapkan sifat dan karakteristik gay untuk tema dan konsep Lounge, Bar dan Nightclub agar menciptakan desain interior yang dapat diterima dan dirasakan nyaman dan dapat memenuhi keinginan user

2. Menciptakan fasilitas khusus yang diinginkan kaum gay yang tidak ada pada Lounge, Bar, dan Nightclub pada umumnya.

(14)

5

1.5 Ruang Lingkup Kajian

Untuk dapat membahas dan menjelaskan permasalahan yang ada, maka penulis berlandaskan pada teori-teori untuk memperkuat argumen, seperti:

a. Gay merupakan sebutan untuk pria yang memiliki kelainan seksual yaitu pesuka sesama jenis.

b. Lounge, Bar dan Nightclub merupakan tempat bersantai dan mendapatkan hiburan yang disukai para kaum Gay.

c. Bangunan ini merupakan bangunan bergaya futuristik.

d. Konsep desain dari Lounge, Bar dan Nightclub adalah perubahan dari geometri kaku (maskulin) hingga ke geometri yang lebih dinamis (feminin).

Penulis memilih teori-teori ini sebagai landasan dan acuan dalam berpikir arena dengan teori-teori ini dapat memperkuat argumen dan pendapat dari penulis. Teori ini dipilih dan digunakan karena berdasarkan pendapat dari pakar sehingga argumen dapat menjadi kuat dan tentunya teori ini mempunyai keunggulan masing-masing dalam setiap argumen.

1.6 Manfaat Perancangan

Manfaat perancangan ini adalah:

1.Bagi Penulis

Dapat dijadikan tolak ukur dalam perancangan Lounge, Bar dan nightclub yang sedang dalam proses perencanaan.

2.Bagi Pihak Lain

(15)

6

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I. Bab ini berisi penulis latar belakang, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, ruang lingkup kajian, manfaat perancangan, sistematika penulisan, dan metodologi pengumpulan data.

BAB II. Bab ini berisi kajian penulis literatur yang berhubungan dengan gay, bar, lounge, nighclub, lighting , dan projek serupa yang telah ada.

BAB III. Bab ini berisi deskripsi objek bangunan, analisis tempat dan konsep umum desain.

BAB IV. Bab ini berisi paparan hasil perencanaan dalam bentuk gambar, aplikasi konsep dan keputusan-keputusan desain yang diambil.

BAB V. Bab ini berisi kesimpulan, saran yang merupakan hasil dari laporan yang penulis lakukan.

1.7 Metodologi Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey. Menurut Masri Singarimbun (1995;3) Penelitian survey merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Penelitian Lapangan (field research)

Data yang dikumpulkanmerupakan data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

(16)

7

2. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Tujuannya untuk memperoleh suatu pemahaman yang mendalam dalam menunjang proses pembahasan mengenai masalah-masalah yang diidentifikasi.

(17)

84

BAB V

SIMPULAN

Dalam merancang public space yang berhubungan dengan komunitas yang berbeda yaitu Gay maka kita harus memperhatikan kebutuhan user. Dalam perancangan

Lounge, Bar dan Klub Malam khusus Gay ini membutuhkan fasilitas-fasilitas yang khusus yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kaum Gay tersebut.

Dalam mendesain public space tersebut penulis harus lebih memperhatikan karakteristik kaum Gay agar desain public space ini dapat diterima dengan baik oleh kaum Gay. Elemen-elemen desain yang harus diperhatikan antara lain:

Warna : warna yang digunakan adalah warna-warna dari bendera Gay dan symbol kaum gay sendiri, dan juga warna elegan seperti hitam dan silver.

(18)

85

Bentuk : bentuk yang digunakan adalah bentuk geometri (mengacu pada tubuh pria yang kaku) tetapi dibuat terkesan lebih dinamis (mengacu kepada tubuh pria yang berotot).

malam lebih memilih lampu halogen, laser dan LED.

Skala : besaran ruang (dimensi dinding, lantai dan tinggi ceilling) disesuaikan dengan aktifitas users dalam ruang.

Pemunculan konsep “body shape transformation” sebagai konsep desain

dalam perancangan Lounge Bar dan Klub Malam khusus Gay ini berasal dari karakteristik gay sendiri yang selalu ingin merubah tubuh pria yang kaku menjadi tubuh pria yang berbentuk (berotot dan organik). Pengaplikasian konsep body shape transformation dari hasil perancangan desain adalah perubahan bentuk geometri yang kaku dibuat lebih dinamis misalnya dimiringkan atau diputar, hingga terbentuk ruangan yang tidak kaku. Hal ini terlihat dalam dinding yang terbentuk tidak lurus tetapi seperti keong atau payung (ruang VIP pada klub malam).

Selain itu penulis juga menyadari akan kebutuhan kaum gay yang menginginkan privat tambahan untuk kenyaman mereka dalam mengunjungi public space ini. Oleh karena itu penulis menyediakan area-area privat yang dapat diterima oleh kaum gay dan juga sirkulasi yang dirancang antara kaum gay dan user umum agar tidak saling mengganggu satu sama lain. Selain itu penulis juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan karakteristik mereka yang akan disukai oleh kaum gay, seperti:

-Terdapat toilet untuk gay. Pada toliet terdapat urinoir yang terbuka tanpa sekat. Pada dinding toilet gay banyak menggunakan cermin untuk memenuhi kebutuhan gay

(19)

86

-Terdapat make up room pada area toilet.

Sirkulasi merupakan faktor yang penting untuk kenyamanan pengunjung. Untuk itu penulis mencoba memisahkan sirkulasi antara pengunjung dan staff. Pengunjung dapat memasuki bangunan dengan menggunakan lift, sementara staff dapat menggunakan tangga.

Pada bangunan lounge, sirkulasi antara pengunjung gay dan umum tidak dibedakan, maka jika salah satu pengunjung ingin mendapatkan privasi, pengunjung dapat memsuki ruangan VIP.

(20)

87

DAFTAR PUSTAKA

Azhari,Rama.2008. Membongkar Rahasia Kaum Homoseksual, Jaringan Cinta Terlarang. Jakarta, HUJJAH press

Sebatu,Alfons.1994. Psikologi Jung. Jakarta, Gramedia Putaka Utama.

Pease,Barbara,Allan.2006.Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps. Jakarta, UFUK press.

Fa.2007.Macho Man Ngomon Cong. Jakarta, Foumediapublisher company.

Archer, Jhon & Lloyd Barbara, Sex and Gender, New York: Cambridge Uneversity Press (1995)

Bailey, J.M., & Bell, A.P., ‘Familiarity of female and male homosexuality’, Behaviour Genetics 23, 313-322 (1993)

Bailey, J.M., & Pillard, R.C., ‘A genetic study of male sexual orientation’ Archives of General Psychiatry 48, 1089-1096 (1991)

Barinaga, M., ‘Is homosexuality biological ?’ Science 253, 956-957 (1991)

Henry , W.A. III, ‘Born gay?’, Time, 44-47 (26 July 1993) See also; Maddox, J., ‘Is homosexuality hard-wired?’ Nature 353, 13 (1991)

McCormick, C.M., Witelson, S.F. & Kingstone, E., ‘Left handedness in homosexual

men and women : Neuroendocrine implications’, Psychoneuroendocrinology 15, 69-76

(21)

88

(22)

84

DAFTAR PUSTAKA

Azhari,Rama.2008. Membongkar Rahasia Kaum Homoseksual, Jaringan Cinta Terlarang. Jakarta, HUJJAH press

Sebatu,Alfons.1994. Psikologi Jung. Jakarta, Gramedia Putaka Utama.

Pease,Barbara,Allan.2006.Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps. Jakarta, UFUK press.

Fa.2007.Macho Man Ngomon Cong. Jakarta, Foumediapublisher company.

Archer, Jhon & Lloyd Barbara, Sex and Gender, New York: Cambridge Uneversity Press (1995)

Bailey, J.M., & Bell, A.P., ‘Familiarity of female and male homosexuality’, Behaviour Genetics 23, 313-322 (1993)

Bailey, J.M., & Pillard, R.C., ‘A genetic study of male sexual orientation’ Archives of

General Psychiatry 48, 1089-1096 (1991)

Barinaga, M., ‘Is homosexuality biological ?’ Science 253, 956-957 (1991)

Henry , W.A. III, ‘Born gay?’, Time, 44-47 (26 July 1993) See also; Maddox, J., ‘Is homosexuality hard-wired?’ Nature 353, 13 (1991)

McCormick, C.M., Witelson, S.F. & Kingstone, E., ‘Left handedness in homosexual

men and women : Neuroendocrine implications’, Psychoneuroendocrinology 15, 69-76

Referensi

Dokumen terkait

Orang yang bisa toleransi terhadap orang lain, yaitu orang yang bisa menerima pendapat, sikap, dll, dari orang lain atau pihak lain, siapa pun yang berbeda dengan pendapat,

Secaralebih luas Latuheru (1988) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah materi, alat, dan metode atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

: Sejauh diketahui tidak ada peraturan nasional atau kedaerahan spesifik yang berlaku untuk produk ini (termasuk bahan-bahan produk tersebut).

Pyramid disimpan sebagai suatu file baru berekstensi .rrd (Reduced Resolution Dataset).. Karena sistem koordinat peta yang akan kita registrasi koordinatnya adalah

Corporate Communication Management: Compiled from Organization Theory; Organizational Opik Abdurrahman Taufik, 2013 Determinasi Madrasah Efektif Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh karena itu, menurut hukum Islam petugas atau pejabat yang bertugas mengurus uang tersebut apabila melakukan pencurian dia berdosa dan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Tujuan utama dari penelitian ini adalah penggantian bahan bakar solar yang semakin mahal dengan bahan bakar dari limbah kilang minyak MFO 1000 cSt yang diencerkan dengan