ABSTRAK
Mahasiswa perlu melakukan pengambilan keputusan untuk mengelola keuangan atas biaya hidup dan kuliah agar tercukupi semua kebutuhan, oleh karena itu pengambilan keputusan perlu mengedepankan rasionalitas sehingga hasil keputusan tersebut tidak bias. Namun pada kenyataannya, pengambilan keputusan dalam memberlakukan uang saku kadang dipengaruhi oleh aspek irasional. Orang justru mengganggap uang memiliki label, sehingga individu memberlakukan nilai uang secara berbeda-beda tergantung sumber dan peruntukannya. Fenomena inilah yang dikenal dengan mental accounting. Mental accounting merupakan perilaku atau cara berpikir seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mengelompokan dan memberlakukan uang secara berbeda antara lain tergantung dari mana uang tersebut berasal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya fenomena mental accounting dalam pengelolaan uang saku mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini menarik diteliti , salah satu sebabnya karena fenomena mental accounting mengakibatkan mahasiswa untuk cenderung boros dalam pengelolaan uang saku. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan responden adalah mahasiswa UKSW yang menerima uang saku dan mendapat uang hasil kerja. Peneliti menyebarkan 68 kuesioner kepada mahasiswa UKSW. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif statistic, dan untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan fenomena mental accounting, maka digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat fenomena mental accounting dalam pengelolaan uang saku mahasiswa. Dimana dalam mengelola uang saku, mahasiswa membedakan nilai uang, berdasarkan waktu, tempat dan dari mana uang tersebut berasal. Hal ini menyebabkan mahasiswa berlaku boros dalam pemakaian uang saku di awal bulan daripada di akhir bulan.
Kata Kunci : Mental Accounting, Uang Saku, Uang Hasil kerja
v
ABSTRACT
Students need to make financial decisions for managing the cost of living and tuition that fulfilled all the requirements, and therefore need to put forward rational decision so that the decision is not biased. But in reality, the decision to apply a pocket money sometimes influenced by irrational aspects. People just assume money has a label, so that individuals apply value money differently depending on the source and allocation. This phenomena is known as mental accounting. Mental accounting is a behavior or way of thinking a person who has a tendency to grouped and apply the money differently among others, depending on where the money comes from. The purpose of this study was to find out the existence of mental accounting phenomena in management of pocket money to the student of Satya Wacana Christian University in Salatiga city. This interest to study, one of reason because the phenomena of mental accounting is likely to lead students to extravagant in the management of pocket money. Data collection in this study using a questionnaire, the respondents were students SWCU receiving pocket money and earn money from work. Researchers deploy 68 questionnaires to student. Techniques of analysis in this study using descriptive statistical analysis techniques, and to determine the relationship between demographic factors with mental accounting phenomena, the Chi-Square test was used. The results showed that there are mental accounting phenomena in management of student pocket money. Where in managing pocket money, students distinguish the value of money, based on the time, place and where the money comes from. This causes the student applies wasteful in the use of pocket money at the beginning of the month rather than at the end of the month.
