• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 162009054 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 162009054 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai “Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga tahun 1980 -2010”. Adapun teori-teori yang ditulis adalah teori mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Kesempatan kerja.

2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Undang –Undang (UU)

(2)

pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 1993. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.1

Pengertian PDRB Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut (BPS,PDRB Propinsi Salatiga Tahun 2003)” 2

Jadi dari beberapa pendapat dapat di simpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah yang mampu diciptakan berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah.

Istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gabungan dari empat kata yaitu: Pertama: Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, Kedua: Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh faktor-faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau bukan, ketiga: Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh

1

Sadono Sukirno, op.cit. hal 56

(3)

penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan, dan Keempat: Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena masih mengandung biaya penyusutan.

(4)

Untuk lebih jelas dalam menghitung angka-angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ada tiga pendekatan yang cukup kerap digunakan dalam melakukan suatu penelitian, yaitu :

1. Menurut pendekatan Produksi

“Dalam pendekatan produksi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing - masing total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi dan nilai biaya antara yaitu bahan baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi.3

2. Menurut pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidaklangsung neto.pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha meliputi bunga yang dibayarkan neto, sewa tanah, dan keuntungan.

Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data dan tidak adanya metode yang akurat yang dapat dipakai dalam mengukur nilai produksi dan biaya antara dari berbagai kegiatan jasa, terutama kegiatan yang tidak mengutip biaya.

3

(5)

3. Menurut pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negri. Jika dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan stok dam ekspor neto.

Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disusun dalam dua bentuk, yaitu:

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Menurut BPS pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan yaitu jumlah nilai produksi atau pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut harga tetap. Dengan cara menilai kembali atau mendefinisikan berdasarkan harga-harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riilnya.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

(6)

sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah sesuai Undang - Undang No.33 Tahun 2004 Pasal 1 adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sesuai denganUndang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah pasal 6 bahwa Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sendiri yang sah :

Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah ,Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

 Pendapatan berasal dari pemberian Pemerintah, yang terdiri dari :

Sumbangan dari pemerintah, Sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundangan, Pendapatan lain-lain yang sah.

 Peningkatan pendapatan daerah dapat dilaksanakan melalui langkah

langkah sebagai berikut :

a. Intensifikasi, melalui upaya :

1) Pendapatan dan peremajaan objek dan subjek pajak dan retribusi daerah. 2) Mempelajari kembali pajak daerah yang gunakan mencari kemungkinan

untuk dialihkan menjadi retribusi.

3) Mengintensifikasi retribusi daerah yang ada.

(7)

b. Penggalian sumber - sumber penerimaan baru (ekstensifikasi)

Penggalian sumber-sumber pendapatan daerah tersebut harus ditekankan agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Sebab pada dasarnya tujuan meningkatkan pendapatan daerah melalui upaya ekstensifikasi adalah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.

2.3 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan peluang untuk bekerja yang tersedia di lapangan pekerjaan untuk angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan. Gilarso menyatakan bahwa :

“kesempatan kerja (employment) adalah banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk kerja. Masalah kesempatan kerja merupakan tantang bagi generasi muda. Persoalan muncul karena pertumbuhan angkatan kerja yang cepat (karena laju pertambahan penduduk), yang kurang diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Mutu dan produktivitas tenaga kerja masih rendah. Masalah lain adalah penyebaran angkatan kerja yang tidak merata, baik sektrol maupun regional. Sementara itu angkatan muda terdidik bertambah dengan cepatnya, jumlah wanita yang mencari pekerjaan semakin banyak dan setengah pengangguran di sector informal semakin meluas”.4

Perluasan kesempatan kerja sebagai salah satu sasaran pemerataan pembangunan yang sekaligus berfungsi untuk menciptakan katahanan nasional serta partisipasi aktif masyarakat pada umumnya, khususnya generasi muda dan wanita dalam memikul beban, tanggungjawab serta hak untuk menikmati kembali hasil pembangunan, tidak dapat terlepas dari factor – factor dominan yang mempengaruhinya, seperti:

4 Gilarso T, 2004, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Penerbit Kanisius, Yogjakarta,

(8)

1. Kependudukanu

Penduduk mencerminkan kondisi dua dimensional, disatu pihak dapat merupakan modal dasar kearah tercapainya sasaran pembangunan nasional, tetapi juga sekaligus dapat menjadi beban nasional jikalau angka pertumbuhan penduduk tersebut tidak disertai oleh adannya perluasan kesempatan kerja.

2. Kedudukan Geografi dan Sumber Daya Alam

Kedudukan geografi yang strategis dapat merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai wadah maupun wahana untuk menciptakan dan perluasan kesempatan kerja.

3. Kondisi Ekonomi

Sector formal dengan padat modal dengan teknologi maju serta sector informal yang padat karya, merupakan factor dominan yang mempengaruhi kemungkinan perluasan kesempatan kerja. 4. Sosial Budaya

Social budaya bangsa dengan pranata sosialnya merupakan nilai nilai yang dapat mendorong atau menghambat mobilitas angkatan kerja baik secara geografis, sektoral ataupun jenis pekerjaan, untuk mencapainya perluasan angkatan kerja.

5. Politik

Politik dalam pengertian pengambilan keputusan suatu kebijakan yang akan diambil, merupakan factor dominan yang tidak dapat diabaikan dalam kebijaksanaan nasional untuk menciptakan iklim yang sehat bagi perluasan kesempatan kerja”.5

Kebijakan polotik yang diambil pada dasarnya harus dapat meningkatkan produktifitas sumber daya manusia yang lebih tinggi agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas. Program –program yang disusun oleh pemerintahpun harus mampu meningkatkan kesempatan kerja. Selain itu perlu adanya kebijakanyang terpadu dalam masalah ketenagakerjaan yang meliputi:

a) pengadaan lapangan kerja yang baru yang dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia.

b) Pola pendidikan untuk menaikan produktifitas tenaga kerja yang tersedia melalui pendidikan yang bersifat formal dan informal.

5 Sagir, Soeharsono, Kesempatan Kerja, Ketahanan nasional dan Pembangunan Manusia

(9)

c) Kebijakan mengenai teknologi tepat untuk sector – sector tertentu sehingga kegiatan dalam sector tersebut tidak saja dapat meningkat tetapi juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar.

d) Pengarahan lebih nyata mengenai adanya keharusan pembaharuan antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi lemah.

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

Menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 - 64tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut”.6

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja. Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu negara, karena:

1. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi. 2. Sumber daya alam

3. Kewiraswastaan

Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Ada pula masalah yang ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:

6

(10)

1. Masalah - masalah perluasan kesempatan kerja. 2. Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja 3. Pengangguran

Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut diantaranya:

a. Jumlah dan sebaran usia penduduk

b. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda c. Peranan keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda d. Pertambahanya penduduk yang tinggi

e. Meningkatnya jaminan kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, yang disebut tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk usia kerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 2008 dan sesuai dengan yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO) adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang dikelompokkan kedalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

2.4 Penelitian Terdahulu

(11)

dan Adi (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2004) dengan judul Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Variabel bebas terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD),sedangkan variabel terikatnya yaitu Belanja Daerah. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi linier dengan menggunakan periode penelitian tahun 2000 - 2002. Hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah pada tahun 2001. Kusumadewi dan Rahman (2007) dengan judul penelitian Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Indonesia. Variabel bebas terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sedangkan variabel terikatnya yaitu Belanja Daerah. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi linier dengan menggunakan periode penelitian tahun 2001-2004. Hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah.

(12)

diperoleh bahwa Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah.

[image:12.595.74.502.214.751.2]

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas dapat dibuat tabel penelitian terdahulu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama,

tahun, Judul Variabel bebas dan variabel terikat Alat Analisis dan Periode Penelitian Hasil Penelitian

1. Prakosa (2004) dengan judul Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY). Variabel bebas terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Variabel terikatnya yaitu Belanja Daerah. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi linier dengan menggunakan periode penelitian tahun 2000 - 2002.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Alokasi Umum,

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah pada tahun 2001.

(13)

Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/ kota di Indonesia. Variabel terikatnya yaitu Belanja Daerah.

2001 - 2004.

3. Harianto dan Adi (2007) dengan judul Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah (PAD)dan Pendapatan Per Kapita. Variabel bebas terdiri dari Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Variabel terikatnya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD)dan Pendapatan Per Kapita. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi linier dengan menggunakan periode penelitian tahun 2001 - 2004.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah.

4. Maimunah (2006) dengan judul penelitian Flypapper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Variabel bebas penelitian terdiri dari DAU dan PAD. Variabel terikatnya adalah belanja daerah. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi linier dengan menggunakan periode penelitian tahun 2003 - 2004.

(14)

Belanja Daerah Pada Kabupaten / Kota di Pulau Sumatera. 5. Darwanto

dan Yustikasari (2007) dengan judul Pengaruh Pertumbuha n Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD)dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasi an Anggaran Belanja Modal. Variabel bebas penelitian terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD)dan Dana Alokasi Umum. Variabel terikatnya adalah Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah se Jawa-Bali baik kabupaten dan kota dari tahun 2004 –

Hasil penelitian diperoleh bahwa

pengujian secara parsial yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal antara lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana alokasi umum. Sedangkan .

6. Adi (2006) dengan judul Hubungan Antara Pertumbuha n Ekonomi Daerah, Belanja Pembangun an dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)(Stud i Pada Kabupaten dan Kota se-Jawa Variabel bebas penelitian terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan Variabel terikatnya adalah Pendapatan Asli Daerah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah se Jawa-Bali baik kabupaten dan kota dari tahun 1998 – 2000.

(15)

Bali)

2.5 Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat disusun kerangka pikir konseptual penelitian, sebagai berikut.

Kerangka Dasar Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran di atas dapat di jelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di pengaruhi oleh Kesempatan Kerja. Adanya perluasan Kesempatan kerja berarti pula perluasan kesejhteraan umum bagi masyarakat luas, sehingga manusia yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja tidak saja turut berpartisipasi memikul beban pembangunan, tetapi juga ikut serta menikmati hasil pembangunan.

Penelitian ini terdiri dari variable dependen dan independen . Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai variable dependen (Y) dan variabel yang mempengaruhinya atau variable independennya (X) Kesempatan Kerja ( ). 2.6. Devinisi Operasional Variabel

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

��

Kesempatan Kerja PDRB

(16)

2.6.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

2.6.2. Kesempatan Kerja (KK)

Kesempatan kerja (employment) adalah jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah angkatan kerja. Kesempatan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kesempatan kerja yang terjadi pada tahun 1980 – 2010 di Kota Salatiga.

2.7 Hipotesis

a. Hipotesis Kerja

Hipotesis adalah jawaban sementara/ kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya harus diuji secara empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Kesempatan kerja berpengaruh negatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kota Salatiga tahun 1980 -2010.

b . Hipotesis Statistik 1. Ho :

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan flypaper effect dalam transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah

Penelitian ini membatasi dan memfokuskan pada pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah (BD) dan flypaper effect

Penelitian ini membatasi dan memfokuskan pada pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah (BD) dan flypaper effect

“Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di pulau Sumatera”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,

Berdasarkan temuan empiris dan argumen diatas, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokas Khusus (DAK) dan

Penelitian ini membatasi dan memfokuskan pada pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah (BD) dan flypaper effect

Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera, Simposium nasional Akuntansi IX,

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan untuk mengetahui adanya flypaper effect pada pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi umum