46
PENGAMATAN MODEL KOROSI
PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL
DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT
Dwisetiono
Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,
Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah
Jalan Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111. e-mail: dwisetiono@yahoo.com
Abstrak: Korosi merupakan peristiwa penurunan mutu material logam akibat interaksi dengan lingkungan. Laju korosi dapat dinyatakan sebagai pengurangan berat atau percent weight loss. Penelitian ini meneliti hubungan laju fluida air laut yang mengalir pada pipa baja terhadap laju korosi saluran sistem tersebut, melalui pemodelan aliran dengan menggunakan spesimen pipa jenis pipa galvanis dan pipa
seamless standar API 5L grade B dengan menerapkan variasi laju aliran 50%, 75%,
dan 100% (yang diatur dengan bukaan katup) dan dilaksanakan selama 4 bulan untuk mendapatkan laju korosi. Dari hasil percobaan ini didapatkan bahwa laju korosi pada pipa baja galvanis dan non galvanis mempengaruhi laju korosi pada pipa, dimana semakin tinggi laju aliran maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Korosi yang terjadi adalah korosi abrasi, korosi galvanis dan korosi pitting. Kata kunci: pipa sea wáter system,
Abstract: Corrosion is the deterioration of metal events due to interactions with the environment. Corrosion Rate is defined as the decreasing of metal weight or the percentage of metal weight loss. This research analyzing the relationship between sea water flow rate with corrosion rate of the pipe where the fluid flows. The research goes with API standard 5L grade B for the galvanized and seamless pipe material. The observation vary is 50%, 75% and 100% valve opening. The research shows that the higher flow rate of the fluid causes the higher corrosion rate of the pipe. The corrosion formed are abrasion corrosion, galvanize corrosion and pitting corrosion.
Keywords: sea water pipe system, flow rate, abrasion corrosion, percent weight loss.
PENDAHULUAN
Korosi dapat juga dikatakan sebagai penyakit dalam dunia teknik, walaupun secara langsung tidak termasuk produk teknik. Studi korosi adalah sejenis upaya pengendalian kerusakan akibat korosi agar supaya serangan terhadap produk teknik tersebut serendah mungkin dan
melampaui nilai ekonomisnya. Atau bisa dikatakan jangan sampai ada logam jadi rongsokan sebelum waktunya. Caranya adalah mengendalikan dengan sistem preventif untuk menghambat serangan korosi. Cara ini akan lebih baik daripada memperbaiki akibat korosi secara represif yang biayanya jauh lebih besar.
50 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Menurut Chamberlain (1991), selain kerugian biaya yang disebabkan korosi juga menyebabkan kerugian hilangnya efisiensi karena produk korosi tersebut misalnya akan menyumbat saringan dan jadi isolator panas. Selain dari itu material produk yang dihasilkan sistem akan terkontaminasi oleh produk korosi, juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan dimensi dan kekuatan konstruksi akibat penipisan oleh korosi.
Menurut Fontana (1997), gerakan relatif seperti kecepatan aliran pada awalnya dapat menaikkan laju korosi dengan membawa banyak oksigen ke permukaan material. Pada kecepatan tinggi hanya beberapa ion-ion oksigen saja yang bisa menjangkau permukaan material sehingga terjadi perlambatan (partial passivity). Jika hal ini terjadi maka laju korosi akan turun setelah terjadi kenaikkan pada awalnya. Di sisi yang lain kecepatan aliran yang tinggi akan dapat menaikkan laju korosi dengan merusak lapisan film pelindung atau menyebabkan kerusakan mekanis.
Menurut Chandler (1985), operasi suatu sistem perpipaan di kapal dapat menyebabkan penurunan mutu awal dari suatu pipa. Terjadinya penurunan mutu tergantung dari: Fungsi sistem, Jenis, Standar dan spesifikasi pipa, dan Tingkat pemeliharaan pipa. Penurunan mutu sistem pipa di dalam kapal khususnya di dalam kamar mesin disebabkan oleh: Pengkaratan (korosi), Retak dan Robek, Pengikisan dan deformasi.
Dari beberapa uraian dan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa penyebab terbesar penurunan kualitas dari suatu logam/baja adalah korosi. Sedangkan proses korosi sendiri dipengaruhi beberapa hal seperti misalnya lingkungan, material, cairan, dan kecepatan aliran. Dengan belum adanya pembahasan dan data tentang hubungan laju fluida air laut yang mengalir di dalam saluran pipa baja sea water system di kapal terhadap laju korosi pada pipa baja sea
water system tersebut penulis meneliti
hubungan tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan satu faktor perlakuan yaitu variasi laju aliran yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 0 persen, 50 persen, 75 persen, 100 persen dan variasi waktu pengujian yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan. Secara keseluruhan terdapat 24 perlakuan terhadap specimen yang telah dipersiapkan. Pada masing-masing perla-kuan diberikan pendataan meliputi jenis pipa, besar bukaan dari katup, dan waktu pengujian.
Sebagai contoh adalah spesimen untuk pipa yang berjenis PG.075.04 yang mempunyai arti PG untuk pipa galvanis dan PN untuk pipa non galvanis, 075 adalah besarnya bukaan katup dan 04 adalah lama bulan pengujian.
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 51 Skema Peralatan Uji Korosi
Gambar 1. Skema alat uji korosi sistem perpipaan tampak samping
52 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Gambar 3. Alat uji korosi pada sistem perpipaan
(a) (b) (c)
Gambar 4 (a) bak plastik, (b) Flowmeter, (c) Pengatur waktu (timer) pompa
Spesimen Penelitian
Spesimen yang digunakan adalah pipa galvanis dan pipa seamless (non galvanis) standar API 5L grade B, NPS ¾ inchi, sch 40.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pengujian Langkah pelaksanaan uji adalah sebagai berikut:
Langkah pertama adalah memasti-kan peralatan uji sesuai dengan skema percobaan yang direncanakan.
Kemudian membuka katup-katup berdasarkan perencanaan percobaan.
Kenudian melakukan uji coba kerja (running) perangkat percobaan.
Memastikan kondisi alat pengatur waktu otomatis (timer) pompa air dapat
berfungsi baik, sehingga dua pompa air dapat bekerja bergantian.
Memastikan tidak ada kebocoran dan penyumbatan dari sistem perpipaan dan selanjutnya pada tiap kurun waktu tertentu memastikan peralatan uji tetap bekerja secara stabil.
Melakukan pengukuran debit aliran fluida air laut dengan alat pengukur debit aliran/ flowmeter.
Setelah kurun waktu sampai pada saat yang direncanakan, beberapa pipa yang telah ditandai pada bulan yang bersangkutan dilepas untuk dilakukan pembersihan dan penimbangan.
Setelah proses percobaan selesai, dilakukan foto mikro untuk mengetahui korosi yang terjadi.
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 53
Gambar 5. Proses penimbangan spesimen Proses untuk melakukan fotomikro
pada tiap spesimen dilakukan dengan cara mengambil bagian dengan ukuran kurang lebih 15 mm, selanjutnya pada
spesimen dilakukan proses cetak fiber (bakelit) untuk menjaga kondisi produk korosi tidak berubah dan memudahkan dalam proses pemolesan.
(a) (b)
Gambar 6. (a) Potongan spesimen untuk foto mikro, (b) Proses fiber untuk membantu proses foto mikro
Proses pemolesan dilakukan secara
bertahap dengan tingkat kekasaran kertas gosok berturut-turut 200, 300, 400, 600, 800, 1000, 1500, dan 2000. Selanjutnya menggunakan alumina. (a) (b)
54 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Foto mikro dilakukan dengan tingkat perbesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x.
(a) (b)
Gambar 8. (a) mikroskop foto mikro, (b) Proses foto mikro
Perhitungan Aliran Fluida 1. Kecepatan aliran :
A Q
V
dengan V:Kecepatan aliran (m2/det) Q: Debit aliran (m3/det) A: Luas penampang basah pipa (m2)
2.Angka Reynold :
dengan V: kecepatan aliran (m2/det) D: diameter pipa (mm) V : kekentalan air - Re < 2300 , aliran laminer - 2300 < Re < 4000, aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan laju korosi menggunakan persamaan :
Berat korosi= berat awal spesimen – berat spesimen setelah dibersih-kan Persentase korosi % 100 spesimen awal berat spesimen korosi berat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data komposisi air laut pada perairan Surabaya (Tanjung Perak)
Komposisi air laut ini telah diteliti oleh Laboratorium Kimia Universitas Hang Tuah Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut :
Tabel 1. Data komposisi fluida air laut
Jenis analisa kadar
Salinitas 29,45 ‰
Klorinitas 16,3 ‰
pH 7,6
Oksigen terlarut 1,76 mlO2/lt
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 55 Data komposisi material pipa
Komposisi kimia logam pipa baja spesimen ini telah diteliti Laboratorium
Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut: Tabel 2. Data hasil pengujian pipa galvanis
Jenis pipa Kadar (%)
Fe C Mn Ni Si Zn
Galvanis 93,847 0,958 0,188 0,014 0,034 4,959
Non galvanis 99,794 0,038 0,154 - 0,014 -
(sumber : Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya) Analisa Data
Perhitungan laju aliran
Adapun data-data pompa adalah sebagai berikut :
Merk pompa : Panasonic Model : GA 125 JBE
Volt. : 220 volt 50 Hz
Max. output : 125 W
Max total head : 30 meter
Maks. kapasitas : 35 L/menit Laju aliran pada pipa awal
Dimana: diameter pipa,D = ¾”= 0,01905m - debit aliran, Q = 35 L /mnt = 0,0005833 m /3 s 2 2 01905 , 0 14 , 3 000583 , 0 4 . 4 D Q V 2,04 65 m/s Reynold number v = ((0,659 x 10-3 (28-1,0) – 0,05076 ) x ((28-1,0) + 1,7688 ) x 10-6 )) = 0,883x 10-6 6 -10 x 0,883 01905 , 0 0465 , 2 Re v D V = 44151,5572 (aliran turbulen) - Re < 2300 , aliran laminer - 2300< Re < 4000 ,aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen Laju korosi pada tiap pipa galvanis Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 50 %
56 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Gambar 10. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 50 % Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 0.61 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan.
Sedangkan pada gambar 10 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada laju aliran 50 % adalah sebesar 0,231 %.
Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 75 %
Tabel 3. Data perhitungan laju korosi galvanized pipe pada laju aliran 75 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat
korosi (gram) % korosi
1 263.45 263.37 0.08 0.030 %
2 259.84 259.61 0.23 0.089 %
3 263.9 263.31 0.59 0.224 %
4 253.89 252.45 1.44 0.567 %
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 57 0 0.51 1.5 2 2.5 1 2 3 4 be ra t kor osi
lama pengujian (bulan)
Berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 100%
Laju korosi
Gambar 12. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 75 % Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 1,44 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan.
Sedangkan pada gambar 12 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % adalah sebesar 0,567 %. Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 100 %
Tabel 4. Data perhitungan laju korosi pipa galvanis padalaju aliran 100 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi 1 258.85 258.72 0.13 0.050 % 2 258.25 257.85 0.4 0.155 % 3 262.66 262.04 0.62 0.236 % 4 258.52 256.33 2.19 0.847 %
58 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Gambar 14. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 100 %
Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100% atau sebesar 476,54 m/s adalah sebesar 2,19 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan.
Sedangkan pada gambar 14 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % adalah sebesar 0,847 %.
Rekapitulasi Laju Korosi Pipa Galvanis. Tabel 5. Data persentase korosi pipa galvanis
Laju korosi bulan ke -
1 2 3 4 Laju Aliran 50 0.019484 % 0.069324 % 0.139855 % 0.231 % 75 0.030366 % 0.088516 % 0.223570 % 0.567 % 100 0.050222 % 0.154889 % 0.236047 % 0.847 %
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 59 Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi pipa galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%.
Laju Korosi Pada Tiap Pipa Seamless (Non Galvanis)
Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 50 %
Tabel 6. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % penimbangan
bulan ke-
Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi 1 161.2 160.44 0.76 0.471 % 2 157.51 155.31 2.2 1.397 % 3 165.16 160.22 4.34 2.628 % 4 151.91 146.95 6.86 4.516 %
Gambar 16. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 50 %
Gambar 17. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % Pada gambar 16 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi menurut berat korosi
yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran
60 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
sebesar 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 6,86 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan.
Sedangkan pada gambar 17 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa
seamless yang dialiri fluida air laut
dengan laju aliran 50 % adalah sebesar 4,516 %.
Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 75 %
Tabel 7. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % penimbangan
bulan ke-
Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi 1 155.67 154.9 0.77 0.495 % 2 161.57 159.38 2.19 1.356 % 3 162.53 157.92 4.61 2.837 % 4 156.52 151.4 7.85 5.016 %
Gambar 18. Grafik berat korosi pada pipa seamless pada laju aliran 75 %
Gambar 19. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % Pada gambar 18 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang
dialiri fluida air laut dengan laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 61 sebesar 7,85 gram dalam kurun waktu
pengujian 4 bulan.
Sedangkan pada gambar 19 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa
seamless yang dialiri fluida air laut pada
laju aliran 75 % adalah sebesar 5,016 %. Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 100 %
Tabel 8. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi 1 160.46 159.63 0.83 0.517 % 2 159.43 157.04 2.39 1.499 % 3 159.9 154.81 5.09 3.183 % 4 155.65 150.17 7.95 5.108 %
Gambar 20. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 100 %
Gambar 21. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 100 %
Pada gambar 20 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 %
atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 7,95 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan.
62 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Sedangkan pada gambar 21 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa
seamless yang dialiri fluida air laut pada
laju aliran 100 % adalah sebesar 5,108 %.
Perbandingan Laju Korosi Tiap Pipa Seamless
Tabel 9. Data persentase korosi pipa non galvanis
Laju korosi bulan ke -
1 2 3 4
Laju aliran
50 0.471464 % 1.396737 % 2.627755 % 4.515832 % 75 0.494636 % 1.35545 % 2.836399 % 5.015334 % 100 0.517263 % 1.499091 % 3.183240 % 5.107614 %
Gambar 22. Perbandingan trend laju korosi pipa galvanis pada semua aliran Pada gambar 22 dapat dilihat bahwa
besar laju korosi pipa non galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%.
Perbandingan tiap laju korosi antara pipa galvanis dan pipa seamless.
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 63 Gambar 23. Perbandingan laju korosi seluruh pipa pada semua aliran
Pada gambar 23 dapat dilihat bahwa laju korosi pada pipa galvanis lebih besar daripada pipa non galvanis. Hal ini karena pada pipa galvanis mendapatkan perlin-dungan coating sehingga dapat dikatakan sebagai logam pasif. Sementara pada pipa non galvanis tidak mendapatkan perlin-dungan sama sekali sehingga dengan demikian dapat dikatakan sebagai logam aktif. Tingkat perlindungan oleh lapisan galvanis pada percobaan ini adalah berkisar 5 : 1 daripada pipa non galvanis.
Pada percobaan baik pada pipa galvanis maupun pada pipa non galvanis
menunjukkan bahwa laju aliran penuh (100%) menempati posisi paling atas daripada laju aliran yang mempunyai nilai di bawahnya. Perbedaan laju korosi pada pipa juga dipengaruhi oleh terhambatnya pembentu kan oksida pada logam/produk korosi. Dengan demikian perlindungan atau proses polarisasi yang sekiranya dapat melindungi logam secara alami pada permukaan pipa terkikis oleh laju aliran atau dapat dikatakan lapisan oksida logam tersebut tererosi oleh laju aliran. Pengamatan Metalografi
(a) (b)
Gambar 24. Foto mikro logam dasar pipa galvanis, (a) perbesaran 100x, (b) perbesaran 500x 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 la ju k o ro si (% )
lama pengujian (bulan)
Laju korosi semua pipa pada semua laju aliran
Kelompok pipa non galvanis
Kelompok pipa galvanis
laju 50% laju 75% laju 100% laju 50% laju 75% laju 100%
64 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013 Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 0 %
Gambar 25. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x
Gambar 26. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 50 %
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 65 Gambar 28. pipa galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x
Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 %
Gambar 29. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 50x
66 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013 Foto mikro pipa galvanis dengan laju aliran 100 %
Gambar 31. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x
Gambar 32. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x
(a) (b)
Gambar 33. Foto mikro logam dasar pipa non galvanis (a) perbesaran 100x (b) perbesaran 500x
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 67 Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 0 %
Gambar 34. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x
Gambar 35. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 50 %
68 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Gambar 37. pipa non galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 %
Gambar 38. pipa galvanis pada laju aliran 75%, perbesaran 50x
Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 69 Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 100 %
Gambar 40. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x
Gambar 41. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x Korosi Yang Terjadi
Setelah diamati hasil dari beberapa foto mikro yang ada, maka korosi yang terjadi pada pipa galvanis maupun pipa non galvanis adalah sebagai berikut : Korosi galvanis
Korosi galvanis dapat terjadi jika ada 2 jenis material yang berbeda potensial didekatkan atau dihubungkan, maka akan timbul arus listrik pada kedua material yang mengakibatkan korosi.
Korosi abrasi
Korosi abrasi dapat terjadi jika ada permukaan logam mengalami gesekan oleh air secara terus-menerus, sehingga
menim-bulkan korosi abrasi pada permukaan logam.
Korosi pitting
Korosi yang terjadi karena pada permukaan logam mengalami lubang-lubang kecil atau besar, hal ini dapat terjadi karena di sekitar logam terjadi konsentrasi ion negatif yang tinggi.
SIMPULAN
Laju korosi pada pipa non galvanis lebih tinggi daripada pipa galvanis untuk suatu laju aliran fluida air laut yang sama. Hal ini disebabkan karena lapisan galvanis
70 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
pada pipa galvanis memberikan perlin-dungan terhadap abrasi dan kerusakan.
Semakin tinggi laju aliran fluida air laut, maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya daya abrasi fluida dengan bertambahnya laju aliran. Dengan semakin bertambahnya waktu, maka pada permu-kaan pipa (logam) terjadi pitting terutama pada celah-celah akibat abrasi.
Korosi yang terjadi pada permukaan pipa adalah :
korosi abrasi korosi galvanis korosi pitting
DAFTAR RUJUKAN
American Bureau of Shipping (ABS). 2002.
Welding and Fabrication, Weld Test, Rule Requirements for Material and Welding. USA: American Bureau of
Shipping.
American Society for Testing and Materials (Section 3). 1994. Metal
Test Method and Analitical
Procedure. ASTM Standards Vol.
03.02, ASTM International. New York: American Society for Testing and Materials.
ASM International. 1992. Corrosion,
Volume 13. ASM International
Handbook Committee.
Chamberlain, J. 1991. Korosi untuk
Mahasiswa dan Rekayasawan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chandler, K.A. 1985. Marine and Offshore
Corrosion. London: Butterworth.
Fontana, Mars G. 1997. Corrosion
Engineering, Third Edition,
Singapore : McGraw-Hill Company. Talbot, David. 1998. Corrosion science
and technology. USA : CRC series in