SKRIPSI
Oleh :
ELIDA DWI WULANDARI 0911010038
Kepa da
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Oleh :
ELIDA DWI WULANDARI 0911010038
Kepa da
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
Disusun Oleh : ELIDA DWI WULANDARI
0911010038 / FE / IE
Telah diper taha nkan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Ekonomi Pembanguna n Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pemba ngunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tangga l 31 Mei 2013
Univer sitas Pemba ngunan Nasional “Veter an” J awa Timur
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : KAJ IAN PUSTAKA ... 7
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Pengertian Bank ... 9
2.2.1.1 Peranan Perbankan ... 13
2.2.12 Kewajiban Bank ... 15
2.2.1.3 Tugas dan Fugsi Bank ... 16
2.2.1.4 Jenis dan Macam Bank ... 20
2.2.1.5 Resiko Usaha Bank ... 25
2.2.1.6 Sumber Dana Bank... 27
2.2.2 Pengertian Tabungan Masyarakat ... 32
2.2.2.1 Alat Penarikan Tabungan ... 33
2.2.2.2 Jenis-Jenis Tabungan ... 34
2.2.2.3 Motivasi Untuk Menabung ... 36
2.2.3 Teori Suku Bunga ... 37
2.2.4 Pengertian Inflasi ... 40
2.2.4.1 Penggolongan Inflasi ... 41
2.2.4.2 Efek Akibat Inflasi ... 45
2.2.4.3 Cara Mencegah Inflasi ... 45
2.2.4.4 Pengaruh Inflasi ... 46
2.2.4.5 Hubungan Inflasi dengan Tabungan Masyarakat ... 47
2.2.5 Pengertian Jumlah Kantor Bank ... 48
2.2.5.1 Jenis-Jenis Kantor Bank ... 49
2.2.5.2 Hubungan Jumlah Kantor Bank dengan Tabungan Masyarakat ... 50
2.3 Kerangka Pikir ... 51
2.4 Hipotesis ... 54
BAB III : METODE PENELITIAN... 55
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 55
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 56
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 57
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 58
3.4.1 Teknik Analisis ... 58
3.4.2 Uji Hipotesis ... 59
3.5 Uji Asumsi Klasik (BLUE) ... 63
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian ... 67
4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Surabaya ... 67
4.1.2 Gambaran Umum Kota Surabaya ... 68
4.2.1 Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat... 70
4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga ... 72
4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi ... 72
4.2.4 Perkembangan Jumlah Kantor Bank ... 74
4.3 Analisis dan Uji Hipotesis ... 75
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 75
4.3.2 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 80
4.3.3 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 81
4.3.4 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 83
4.4 Pembahasan ... 89
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
5.1 Kesimpulan ... 94
5.2 Sar an ... 95
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI J UMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK-BANK UMUM DI KOTA SURABAYA” dengan lancar.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar di jenjang pendidikan Sarjana (Strata-1).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. Ec. Wiwin Priana, MT Selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran telah mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.
ii Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak dan ibu Dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Pimpinan dan Staf Tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Ayah dan Ibu serta kakak saya tercinta yang memberi dukungan baik secara moral dan materil serta doa sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 8. Kepada Wahyu Pramana tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang telah
membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan angkatan Tahun 2009 terima kasih dukungan dan doanya.
iii
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak tersebut diatas. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak ada yang sempurna, sehingga penulis menghargai kritik dan saran yang membangun jika ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi referensi pendidikan kita semua.
Surabaya, April 2013
Elida Dwi Wulandar i Abstr aksi
Tabungan Masyarakat pada Bank Umum merupakan perkembangan dan kemajuan bank dalam membangun pelayanan sejalan dengan pertumbuhan dan berkembangnya ekonomi masyarakat. Peran perbankan perlu ditingkatkan sesuai fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Tingkat Suku Bunga (X1), Tingkat Inflasi (X2) dan Jumlah Kantor Bank (X3) terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank Umum di Kota Surabaya (Y). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder berkala (time series) yang diambil dalam kurun waktu 13 tahun yaitu mulai tahun 1999 samapai dengan tahun 2011. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS). Untuk menganalisis data menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 13.00 dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dan uji-F statistik.
Hasil uji hipotesis secara simultan variabel bebas (X) Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Jumlah Kantor Bank berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di Kota Surabaya (Y). Secara parsial variabel bebas Tingkat Suku Bunga (X1), Tingkat Inflasi (X2) tidak berpengaruh nyata negatif terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di Kota Surabaya (Y) sedangkan untuk variabel Jumlah Kantor Bank (X3) berpengaruh nyata dan positif terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di Kota Surabaya (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara-negara maju seperti di negara Jepang, Amerika, Jerman,
serta di negara-negara sedang berkembang, khususnya di Negara kita
Indonesia. Sektor perbankan sangat besar mempengaruhi kegiatan ekonomi
suatu negara dimanapun berada, baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. Hampir semua faktor yang berhubungan dengan berbagai
kegiatan sistem keuangan selalu menggunakan jasa bank. Oleh karena itu,
kemajuan suatu bank di suatu Negara dapat pula dijadikan tolak ukur
kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara maka
semakin besar pula peranan perbankan dalam mengedalikan Negara tersebut.
Artinya keberadaan dunia perbankan semakin di butuhkan pemerintah dan
masyarakatnya.
Dunia perbankan sangat penting bagi kemajuan ekonomi, sehingga
ada anggapan bahwa bank merupakan “Nyawa“ untuk menggerakan roda
perekonomian suatu Negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi
bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya hal penciptaan
uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang usaha, dan
tempat mengamankan uang, serta tempat melakukan investasi dan jasa
keuangan lainya. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau
berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang
biasanya adalah untuk keamanan uang dan untuk melakukan investasi
dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpananya. Sedangkan
menyalurkan dana kepada masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan, dengan
kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkanya
(Kasmir, 2003: 1-3).
Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan
masyarakat umum. Sesuai dengan perkembangan zaman dewasa ini, kegiatan
menabung sudah beralih dari rumah kepada lembaga keuangan seperti bank.
Menabung di bank bukan saja menghindarkan dari resiko kehilangan atau
kerusakan, akan tetapi juga memperoleh penghasilan dari bunga. Dengan
demikian jumlah uang akan bertambah dari waktu ke waktu sekalipun tidak
ditambah. Pengertian tabungan itu sendiri menurut Undang-Undang
perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikanya hanya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu dengan yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek dan alat lainya yang dipersamakan dengan itu
Suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima oleh
masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian kegiatan
dari pendapatan tersebut, akan disisikan oleh penerima pendapatan sebagai
tabungan. Penabungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk
membiayai pengeluaran konsumsi semasa sudah mencapai usia pensiun,
untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak pada masa mereka dewasa
yang akan datang. Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang
berbeda tentang faktor penting yang menentukan jumlah tabungan dalam
masyarakat. Pandangan tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang
digolongkan sebagai ahli ekonomi klasik, berkeyakinan bahwa jumlah
tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan
masyarakat. Sedangkan menurut pandangan modern. Yaitu pandangan setelah
klasik, jumlah tabungan tergantung kepada pendapatan nasional. Pada tingkat
pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah negative, yaitu konsumsi
masyarakat lebih tinggi dari pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat. (Sukirno, 2003: 385).
Untuk meningkatkan suatu dana dalam negeri sebagai sumber dana
untuk pembangunan, perlu diupayakan melalui pengarahan dana dari
masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan dan perbankan, dengan cara
memberikan kebebasan dalam hal memberikan tingkat bunga, sehingga
dengan demikian lebih banyak menarik masyarakat dalam menempatkan
dilaksanakan penyempurnaan yang berkaitan dengan perdagangan efek dan
memberikan fasilitas pajak bagi masyarakat pembeli obligasi. Tindakan
tersebut dimaksudkan, agar bank-bank lebih dalam mengerahkan dana dari
masyarakat, sehingga pembangunan ekonomi dapat dibiayai tanpa
menimbulkan pengaruh inflator. (Harijanto, 2000: 38).
Kesimpulan diatas bahwa fungsi utama mencari nasabah dan
menghimpun dana sangatlah menentukan pertumbuhan suatu bank. Sebab
dana yang berhasil dihimpun sangatlah menentukan pertumbuhan suatu bank.
Dana yang berhasil dihimpun tentunya akan menentukan volume dana yang
dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana.
Peranan dana masyarakat dalam bentuk tabungan ini, menarik minat penulis
untuk melakukan sebuah penelitian secara lebih mendalam mengenai
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besar kecilnya suatu jumlah
tabungan masyarakat pada bank-bank umum, khusunya di Kota Surabaya.
Dengan mengambil sebuah judul “Beberapa Faktor Yang
Mempengar uhi J umlah Tabungan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum
Di Kota Sur abaya”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas latar belakang yang ada, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan yang dibahas didalam penelitian ini sebagai
1. Apakah terdapat pengaruh mengenai tingkat suku bunga, tingkat inflasi,
dan jumlah kantor bank terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank
umum di Kota Surabaya ?
2. Manakah dari tiga variabel-variabel diatas yang paling dominan
pengaruhnya terhadap jumlah tabungan masyarakat di Kota Surabaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan
jumlah kantor bank terhadap penghimpunan jumlah tabungan masyarakat
pada bank umum di Kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui manakah dari tiga variabel-variabel di atas yang paling
dominan pengaruhnya terhadap jumlah tabungan masyarakat di Kota
Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan, antara lain :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
2. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berwenang sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan perbankan yang
berkaitan dengan tabungan masyarakat.
3. Sebagai peneliti diharapkan dapat memberikan suatu tambahan informasi
pengetahuan, serta memberikan masukan-masukan kepada seluruh
mahasiswa UPN “VETERAN” Jawa Timur, khususnya pada mahasiswa
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian dalam penelitian ini pernah
dilakukan, antara lain oleh :
1. Suyanti (2002)
Dengan judul penelitian “ Beberapa Faktor Yang Mempengar uhi
J umlah Tabungan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Kota
Sur abaya.” Dimana variabel terikat (Y) yaitu jumlah tabungan
masyarakat dan dengan variabel bebas (X1) tingkat suku bunga tabungan,
(X2) jumlah kantor bank, (X3) pendapatan perkapita, (X4) inflasi. Dari
hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa koefisien determinasi
sebesar 0.983. Hasil ini berarti bahwa variabel bebas mampu menerangkan
variabel terikat (Y) yaitu sebesar 98.30 % dan sisanya sebesar 1.7 %
diterangkan variabel lain, kemudian dari hasil penelitian dengan
menggunakan uji F, diketahui bahwa variabel bebas yaitu (X1) inflasi
berpengaruh secara simultan dan secara parsial pendapatan pendapatan
perkapita terhadap variabel terikat (Y) yaitu tabungan masyarakat. Dan
setelah diuji secara parsial menunjukan bahwa variabel bebas berpengaruh
2. Irawan (2005)
Dalam penelitian yng berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi
Penghimpunan Dana Tabungan Pada Bank Umum Pemeritahan Di
Sur abaya“. Secara simultan menunjukan bahwa adanya suatu hubungan
yang nyata antara variabel bebas yaitu pendapatan perkapia (X1), tingkat
inflasi (X2), dan jumlah penduduk (X3) terhadap penghimpunan dana
tabungan pada bank umum pemerintahan di Kota Surabaya. Sedangkan
secara parsial, variabel pendapatan perkapita (X1) berpengaruh secara
nyata terhadap penghimpunan dana tabungan pada bank umum
pemerintahan di kota Surabaya (Y), variabel tingkat inflasi (X2) tidak
berpengaruh secara nyata terhadap penghimpunan dana tabungan pada
bank umum di kota Surabaya (Y) dan variabel jumlah penduduk (X3)
berpengaruh secara nyata terhadap penghimpunan dana tabungan pada
bank umum pemerintah di kota Surabaya (Y).
3. Citra (2008)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengar uhi J umlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di
Kota Sur abaya”. Melalui penelitian Regresi I . Berpengaruh secara
simultan bahwa pendapatan perkapita, tingkat inflasi, jumlah kantor bank
umum berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat
sebagai variabel terikat. Secara parsial pendapatan perkapita (X1)
berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap jumlah tabungan
signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat (Y). Secara parsial
jumlah kantor bank umum (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan
positif terhadap jumlah tabungan (Y). Variabel bebas yang dominan
mempengaruhi variabel pendapatan perkapita (X1), karena variabel
Koefisien Determinasi Parsial yang paling besar dibandingkan variabel
bebas lainya.
Penelitian yang dilakukan peneliti pada kesempatan kali ini
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaanya terletak pada
variabel yang dilakukan digunakan adalah Tingkat Suku Bunga (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Jumlah Kantor Bank (X3), sedangkan variabel Y
adalah Jumlah Tabungan Masyarakat dan dilakukan pada tahun dan tempat
yang berbeda.
2.2 Landasan Teori
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa teori
yang digunakan untuk mendukung penjelasan-penjelasan serta untuk
mendukung analisis-analisis pembahasan yang akan dilakukan.
2.2.1 Pengertian Bank
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998
tentang perubahan UU NO 7 Tahun 1992 tentang perbankan yakni bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk kredit
rakyat banyak. Berikut ini di kemukakan beberapa definisi bank dari berbagai
sumber lain:
1. “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak” (Martono, 2002:20).
2. “Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa dalam lalulintas dan peredaran uang” (Simorangkir, 2002:
10).
3. “Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang bertujuan memberikan
kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperoleh
dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru
berupa uang giral” (Martono, 2002: 20).
4. “Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediares), yang menyalurkan dana
dari pihak yang berlebihan dana (idlle fund/surplus unit) kepada pihak
yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu
tertentu” (Dendawijaya, 2001: 25).
Dari berbagai penjelasan mengenai definisi diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan definisi bank sebagai berikut: Bank merupakan suatu lembaga
keuangan yang berperan dalam menyediakan jasa-jasa penghimpunan dana
berperan penting dalam pembangunan negara melalui moblisasi dan alokasi
dana pembangunan.
Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama
orang-orang yang hidup didaerah perkotaan, bahkan didaerah pedesaan
sekalipun saat ini kata bank bukan merupakan kata asing dan aneh. Menyebut
kata bank setiap orang selalu mengaitkanya dengan uang. Hal ini tidak salah,
karena bank memang merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan
berbagai jasa keuangan. Dalam Negara-negara maju bank bahkan sudah
merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi atau
melakukan transaksi. (Kasmir, 2003 : 11).
Di Indonesia, bank merupakan lembaga keuangan atau badan usaha
yang mendapat kepercayaan masyarakat dalam menyimpan atau menaruh
dana-dananya. Dana yg dimaksud dapat berupa tabungan, giro, deposito
maupun sertifikat deposito. Dengan demikian maka masalah mengenai
perbankan yang kita kenal sekarang ini adalah merupakan rangkaian serta
sambungan dari masalah perbankan yang telah beratus-ratus tahun yang lalu,
dimana bank itu telah ada. (Harijanto, 2001 : 11).
Untuk lebih ringkasnya, secara garis besar kegiatan bank sebagai
Gambar 1
Pemasaran Bank
Sumber : Kasmir, 2004, Pemasaran Bank, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 10
Keterangan gambar :
a. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank akan
memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai
keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan atau tidak, penilaian ini
dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat
dikembalikanya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab
jenis kredit yang biasa diberikan hampir semua bank adalah kredit
investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan.
b. Menghimpun dana (Funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi
bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya
adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk melakukan
investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpananya.
Tujuan lainya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi Bank
pembayaran. Untuk memenuhi tujuan diatas, baik untuk mengamankan
uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana
yang disebut tabungan.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainya seperti pengiriman uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar
negeri (inkaso), letter of credit, safe deposit box, bank garansi, bank
notes travelers cheque dan jasa lainya. Jasa-jasa bank lainya ini
merupakan dana.
2.2.1.1 Peranan Perbankan.
Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank
mempunyai peranan yang penting baik aktivitas perekonomian. Peranan
strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana
yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif
dan efisien kearah peningkatan taraf hidup. Bank dan lembaga keuangan
bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial
intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang amat fital untuk
menunjang kelancaran perekonomian.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan penting
a) Pengalihan asset (assets transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik
dana yaitu surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan
pemilik dana dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah
berperan sebagai pengalih asset dari surplus (lenders) kepada unit defisit
(borrowers).
b) Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan
jasa. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan
bukan bank (giro, tabungan, deposito, saham, dan sebagainya). Merupakan
pengganti dari uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
c) Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang
berbeda-beda untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentinganya.
d) Efisiensi (Eficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank, dapat menurunkan biaya
bukan bank sebagai broker (brokorae) adalah mempertemukan pemilik dan
pengguna modal. Lembaga keuangan memperlancar dan mempertemukan
pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak
simetri antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif.
Peranan lembaga keuangan menjadi penting untuk memecahkan masalah
ini. Indonesia dengan pasar yang belum efisien, dan adanya informasi
yang tidak sempurna mengalami ekonomi biaya tinggi. Ekonomi biaya
tinggi akan menyebabkan Indonesia tidak dapat berpaling dalam pasar
global.
2.2.1.2 Kewajiban Bank
Beberapa aturan sudah ditetapkan langsung dari pemerintahan
maupun melalui Bank Indonesia terutama mengenai perbankan, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, bank memiliki
beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Setiap bank diwajibkan memelihara kepentingan likuiditas dan
solvabilitas dengan perbandingan tertentu menurut ketentuan umum yang
ditetapkan Bank Indonesia.
2. Bank wajib memberikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan
bahan mengenai usahanya menurut cara yang ditentukan oleh Bank
Indonesia.
3. Setiap bank wajib atas permintaan Bank Indonesia atas petugas yang
pemeriksaan buku dan berkas-berkas yang padanya guna penyelidikan
dan kebenaran dan bahan-bahan yang telah di berikanya itu dan
seterusnya untuk memberikan segala bantuan dalam pelaksanaan
pemeriksaan buku dan berkas-berkas tersebut. (Kasmir, 2003 : 20).
2.2.1.3 Tugas dan Fungsi Bank
Bank memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting bagi
pembangunan Indonesia, karena selama ini sumber dana yang digunakan
dalam pembangunan berasal dari perbankan, beberapa tugas dan fungsi
perbankan dalam masyarakat adalah :
1. Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan
bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya
dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi
atau menjumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank untuk menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan
berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat
dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran,
pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas
pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem
pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat.
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifkat deposito, tabungan dan atau bentuk lainya yang dapat
dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana
jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainya.
Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang / jasa maupun
transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang
berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya
dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang
beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian
pihak-pihak yang melkukan transaksi internasional dapat ditangani dengan
lebih mudah, cepat dan murah.
5. Penyimpanan Barang – Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang
paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat
menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan,
uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank
umum disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi
yang semakin pesat memyebabkan bank memperluas jasa pelayanaan
dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa – Jasa Lainya
Di Indonesia pemberian jasa – jasa lainya oleh bank umum juga
semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik,
telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM,
membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini
amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak
yang menggunakanya.
Adapun secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai Agent of Trust,
1. Agent Of Trust,
Yaitu lembaga yang landasanya kepercayaan. Dasar utama
kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun
dana dan penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dananya di
Bank apabila dilandasi rasa kepercayaan. Dalam fungsi ini akan dibangun
kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan
kepercayaan ini akan terus berlanjut ke pihak debitur. Kepercayaan ini
penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa
diuntungkan untuk baik dari segi penyimpanan dana, penampung dana
maupun penerima peyaluran dana tersebut.
2. Agent Of Development .
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
ekonomi. Kegiatan penghimpunan dana dan penyalur dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sector rill. Kegiatan
Bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan tidak dapat
dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi.
Distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank kini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat umum.
Dari tugas dan fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran
yang menyeluruh atau secara komperehensif dan lengkap mengenai fungsi
bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai
lembaga perantara keuangan, bank juga mempunyai tugas dan fungsi untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
2.2.1.4 J enis dan Macam Bank.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 terhadap berbagai
macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat dari
fungsinya, dan dari segi kepemilikannya.
1. Dilihat dari segi fungsinya :
a) Bank Umum (Comersial Bank)
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam
kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk
pendek. Sifat yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada, begitu pula dengan
wilayah operasionalnya dapat dilakukan diseluruh wilayah.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
memaksimalkan kegiatan usaha secara konvesional. Dalam kegiatanya
BPR tidak memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank BPR
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, giro dan lainya yang dapat disamakan dengan itu. Artinya
jasa-jasa yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan atau jasa bank umum. (Kasmir, 2004 : 19)
2. Dilihat dari segi kepemilikannya :
A. Bank-Bank Milik Negara terdiri dari :
1.Bank sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan Undang –
Undang No. 13 tahun 1968.
2.Bank Umum Milik Negara :
Contoh :
- Bank Negara Indonesia (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
B. Bank milik Pemerintah Daerah :
Adalah bank – bank pembangunan daerah yang berada di
setiap propinsi, diatur dalam Undang – Undang NO. 13 / 1962. Bank
ini biasanya mempunyai cabang di setiap kabupaten atau kotamadya
di wilayah Propinsi yang bersangkutan.
Contoh :
- BPD Jawa Timur
- BPD Jawa Tengah
- BPD Jawa Barat
C. Bank Umum Milik Swasta dapat dibagi menjadi :
1. Bank Milik Swasta Nasional,
Adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki Warga Negara
Contoh :
Yaitu bank yang kepemiikan saham-sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Contoh :
- Bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank
3. Dilihat dari segi status :
Ditinjau dari segi kemampuan dalam melayani masyarakat maka
bank umum dibagi kedalam 2 macam. Pembagian jenis ini disebut juga
pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Status bank
yang dimaksud adalah :
A. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,
dll.
B. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melakukan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi Cara Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara menentukan harga baik
jual maupun harga beli terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
A. Bank yang berdasarkan prinsip Konvesional
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk disimpan seperti
2. Untuk jasa-jasa bank lainya pihak bank ibarat menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
presentase tertentu.
B. Bank yang berdasarkan prinsip Syariah
Adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainya.
Dalam menentukan harga bagi pihak yang berdasarkan prinsip
Syariah adalah sebagai berikut :
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(Murababah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(Ijarah)
5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (Ijara wa iqtina). (Kasmir, 2004 : 39)
2.2.1.5 Resiko Usaha Bank.
Resiko usaha bank atau business risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan
diterima. Semakin tidak pasti hasil yang diperoleh suatu bank, semakin besar
premi resiko atau bunga yang diinginkan oleh investor. Resiko usaha yang
dapat dihadapi oleh bank antara lain, sebagai berikut :
1. Resiko Kredit (Default Risk)
Merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah
mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta
bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Resiko penawaran dalam sekuritas (Investment Risk)
Merupakan suatu resiko dalam sekuritas berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian akibat adanya suatu penurunan nilai pokok dari
portofolio surat-surat berharga, misalnya : obligasi dan surat-surat
berharga lainya yang dimiliki bank. Oleh karena itu, dalam situasi tingkat
bunga yang berfluktuasi, bank akan menghadapi kemungkinan resiko
perubahan harga pasar atas porto folio sekuritasnya. Aspek lain yang
berkaitan dengan aspek ini adalah keadaan strktur pasar dimana sekuritas
tersebut diperdagangkan.
3. Resiko Liquditas (Liquidity Risk)
Resiko yang mungkin dihadapi oleh bank umum memenuhi kebutuhan
liquiditasnya dalam rangka untuk memenuhi permintaan kredit dalam
rangka untuk memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh
4. Resiko Operasional (Operational Risk)
Adalah ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank, seperti
kemungkinan terjadinya kegagalan atau jasa-jasa dan produk-produk baru
yang diperkenalkan.
5. Resiko Penyelewengan (Fraund Risk)
Adalah berkaitan dengan kerugian-kerugian yang dapat terjadi akibat
ketidak jujuran, penipuan, moral, dan perilaku yang kurang baik dari
penjabat, karyawan, dan nasabah bank.
6. Resiko Fidusi (Fiduciary Risk)
Adalah apabila bank dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak
sebagai wali amanat baik untuk individu maupun untuk badan usaha.
Titipan atau simpanan yang diberikan kepada bank harus benar-benar
dikelola dengan baik, bila bank mengalami kegagalan melaksanakan tugas
tersebut dianggap merupakan resiko kerugian sebagai wali amanat.
(Siamat, 1993 : 19).
2.2.1.6 Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa
penghimpunan dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat untuk jangka waktu
tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya untuk menghimpun dana
dalam bentuk simpanan (deposito) sangat menentukan pertumbuhan suatu
Dalam menghimpun dana tersebut sudah tentu bank harus mengenal
sumber-sumber dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat
dengan bentuk yang berbeda-beda. Adapun sumber-sumber dana bank
tersebut dapat dibedakan menjadi :
1) Dana yang bersumber dari bank itu sndiri .
Adalah dana yang berbentuk modal setoran yang berasal dari
pemegang saham dan cadangan-cadangan , serta keuntungan bank yang
belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Dana yang berasal dari bank sendiri terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
1. Modal yang disetorkan.
Adalah jumlah uang yang disetorkan secara efektif oleh
pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal
setoran pertama dari pemilik bank digunakan bank untuk menarik
minat masyarakat.
2. Cadangan – cadangan
Adalah sebagaian dari laba bank yang di sisihkan dalam
bentuk cadangan modal lainya yang digunakan untuk menutupi
timbulnya resiko-resiko dikemudian hari.
3. Laba yang ditahan
Adalah sejumlah uang yang mestinya milik para pemegang
saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan
2) Dana yang berasal dari masyarakat luas.
Adalah merupakan sumber dana yang besar dan merupakan sumber
dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana
masyarakat luas, dapat dilakukan dalam bentuk :
1. Simpanan Giro (Demand Deposit).
Adalah simpanan pihak ketiga pada pihak bank yang
penarikanya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
surat perintah, pembayaran atau pemindah bukuan, simpanan itu
dilakukan dengan kesepakatan atau perjanjian antara pihak nasabah
dengan bank, antara bank dan nasabah sangat terikat.
2. Tabungan (Saving Deposit)
Adalah sebagaian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga.
3. Deposito Berjangka (Time Deposit)
Adalah simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang
penarikanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Jatuh tempo deposito umumnya :
• 1 bulan (jangka depan)
• 3 bulan
• 6 bulan
• 24 bulan
4. Sertifikat Deposito (Certificate Deposito)
Adalah deposito berjangka yang bukti simpananya dapat
diperjualbelikan.
Karakteristik jenis simpanan ini adalah :
a. Diterbitkan bank dengan atas tunjuk dan dengan jangka waktu
5. Deposito Harian (Deposito On Call)
Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikanya
hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan lebih dahulu sesuai
kesepakatan pihak bank dan nasabah.
6. Pasar Uang Antar Bank (Interbank Call Money Market).
Adalah sumber dana melalui pasar uang antara bank yang
paling cepat diperoleh dan umumnya digunakan bagi bank-bank yang
mengalami kliring.
7. Rekening Tabungan (Saving Deposit).
Adalah sumber dana yang penarikanya dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati dan tidak dapat ditarik dengan cek atau
Bentuk Rekening Tabungan :
1. Rekening Perseorangan.
Adalah rekening atas nama perorangan dana berlaku untuk semua
jenis tabungan.
2. Rekening Tunggal.
Adalah rekening yang dibuka atas nama satu orang akan tetapi
orang tersebut dapat menunjukan orang lain untuk menarik atau
mengambil tabungan tersebut.
3. Rekening Atas Nama Badan Usaha.
Adalah rekening badan usaha kecil dimana besar kecilnya badan
usaha tersebut ditentukan oleh bank.
3) Dana yang berasal dari lembaga keuangan (Bank maupun non Bank).
Adalah dana yang pada umumnya diperoleh bank dalam bentuk
pinjaman. Sebagaimana telah dikatakan bahwa umumnya dana yang
berasal dari lembaga keuangan ini diperoleh bank sebagai pinjaman, baik
peminjam jangka pendek maupun jangka panjang yang sesuai dengan
kebutuhan dari bank peminjam. Lembaga keuangan dapat diartikan secara
luas yaitu suatu lembaga keuangan dapat berbentuk bank maupun non
Dana yang berasal dari lembaga keuangan, terdiri atas :
1. Call Money
Adalah dana rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lainya,
paling lama tujuh hari dan setiap waktu dapat ditarik kembali oleh bank
yang meminjamkan tanpa dikenakan dilakukan oleh bank-bank.
2. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non Bank.
Kadang kalau tidak berbentuk pinjaman tapi lebih banyak berbentuk
surat berharga yang diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.
3. Pinjaman antar Bank.
Adalah bantuan modal yang lazimnya diberikan sebagai pinjaman
tentunya yang berarti dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pinjam meminjam yang sering terjadi adalah pemberian pinjaman dari
bank yang kuat ke bank yang relatif lebih rendah (Kasmir, 2004 : 61).
2.2.2 Pengertian Tabungan Masyarakat.
Adapun pengertian dari beberapa penulis mengenai tabungan, antara
lain :
1. Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pula keingginan masyarakat untuk
menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan
lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, guna
2. Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek bilyet giro dan atau alat lainya yang dipersamakan
dengan itu. (Kasmir, 2002 : 74).
3. Tabungan (Saving) adalah sisa dari pendapatan yang tidak dibelanjakan
oleh konsumen, atau secara matematis dapat dituliskan : S = Y – C,
dimana : S (tabungan), Y (pendapatan), C (konsumsi). (Suparmono, 2004 :
43).
2.2.2.1 Alat Penarikan Tabungan.
Ada beberapa alat untuk melakukan suatu penarikan di dalam
tabungan, hal ini tergantung bank masing-masing mau menggunakan sarana
yang mereka inginkan. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama. Alat-alat yang dimaksud, antara lain :
a. Buku Tabungan
Yaitu buku yang dipegang oleh nasabah, dimana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
Buku ini digunakan pada saat penarikan maupun penyetoran.
b. Slip Penarikan.
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama,
sejumlah uang. Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan dengan
buku tabungan.
c. Kwintasi.
Adalah bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama
dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan
secara bersamaan dengan buku tabungan.
d. Kartu ATM
Kartu yang fungsinya sebagai penarikan uang-uang tunai yang
pengambilanya di mesin-mesin ATM.
2.2.2.2 J enis-J enis Tabungan
Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa terdapat beberapa
jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak pada
fasilitas yang diberikan kepada si penabung sehingga menarik bagi si
penabung dan si penabung mempunyai banyak pilihan. Pada dewasa ini
terdapat 4 jenis tabungan. Jenis-jenis yang dimaksud adalah :
1. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
Adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu
dengan syarat penyetoran dan pengambilan yang untuk pertama diatur
a. Tabanas Umum
Yaitu tabungan yang berlaku bagi perseorangan dilaksanakan secara
sendiri-sendiri oleh penabungan yang bersangkutan.
b. Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka (tapelpram)
Yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui
organisasi pemuda, sekolah, dan satuan pramuka yang untuk pertama
kalinya diatur dalam program-program kerjasama antara bank Indonesia
dengan kwatir-kwatir nasional gerakan pramuka, keduanya tertanggal
22 Februari 1974.
c. Tabanas Pegawai
Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan
dilingkungan departemen, lembaga atau instansi pemerintah dan
perusahaan pemerintah maupun swasta yang pelaksanaanya dilakukan
secara kolektif.
2. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska)
Adalah tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa. Kegunaan
taska ini adalah tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa yang akan
di asumsikan untuk suatu perencanaan berupa biaya, seperti biaya kuliah,
biaya sekolah dan lain-lain.
3. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)
Adalah setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk
setiap muslim yang bersangutan. Besarnya ONH untuk setiap tahun musim
4. Tabungan Lainya.
Adalah tabungan yang dikeluarkan oleh masing-masing bank
dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Bank Indonesia. Hal-hal
lainya yang dapat diatur oleh penyelenggara dan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia.
2.2.2.3 Motivasi Untuk Menabung di Bank
Dorongan masyarakat untuk menabung di bank sangat erat berkaitan
dengan suatu pendapatan atau penghasilan yang mereka terima setiap
bulannya, yang setelah dikurangi oleh pengeluaran. Masyarakat yang
mempunyai pendapatan lebih, yaitu yang lebih cenderung untuk
menabungkan uangnya di bank, agar memperoleh bunga dari jumlah uang
yang mereka tabung setiap bulannya. Adapun motivasi masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank yaitu, antara lain :
1. Adanya Tingkat Suku Bunga yang Menarik.
Dengan menyimpan uang di bank, masyarakat akan mendapatkan suatu
keuntungan dari tingak suku bunga setiap akan menabung di bank,
daripada membiarkan uangnya dirumah tanpa menyimpanya di bank.
2. Uang yang disimpan di bank akan terjamin keamananya.
Bank akan bertanggung jawab penuh kepada setiap nasabah yang telah
karena itu, masyarakat yang menyimpan uang di bank berarti bank tersebut
telah memperoleh suatu kepercayaan dari masyarakat.
3. Belajar hidup hemat.
Dengan menabung, masyarakat akan lebih dapat mengkontrol pengeluaran
khususnya pengeluaran yang tidak terlalu penting, sehingga masyarakat
dapat berencana kedepan untuk berpola hidup hemat dalam pengeluaran
guna untuk memperoleh manfaat.
4. Dengan menyimpan uang di bank akan meringankan pembayaran.
Pada beberapa bank penabung akan memperoleh manfaat dan fasilitas
yang diberikan oleh bank.
2.2.3 Teori Suku Bunga
A.Teori Suku Bunga Klasik
Menurut kaum klasik, suku bunga yang menentukan besarnya
tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian
yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. Beranjak dari
teori ekonomi mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat bunga
merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang
modal dicampuradukan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai
hubungan subsitusif. Semakin langkah modal, semakin rendah tingkat
Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi
suku bunga, keinginan masyarakat untuk melalkukan investasi juga
sermakin kecil. Alasanya, seseorang pengusaha akan menambah
pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari
investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk dana
investasi tersebut merupakan ongkos untuk penggunaan dana (Cost of
Capital). Makin rendah suku bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong
untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin
kecil.
B.Teori Suku Bunga Keynes
Keynes mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik.
Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat
bunga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang. (ditentukan
dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP),
sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan mempengaruhi GNP (Nopirin, 1992). Keynes
mengansumsikan bahwa perekonomian belum mencapai full employment.
Oleh karena itu, Produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah
tingkat upah maupun tingkat harga. Dengan menurunkan tingkat bunga,
investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan produk nasional. Dengan
demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter dalam
Dari beberapa konsep tentang tingkat bunga, maka dapat kita
hubungkan antara tingkat suku bunga tabungan dengan tingkat bunga
kredit, dimana sektor perbankan menghimpun dana melalui giro, deposito
dan tabungan lalu disalurkan melalui berbagai fasilitas kredit. Jelaslah
bahwa penawaran kredit perbankan ditentukan oleh adanya akumulasi
modal dalam bentuk deposito dan tabungan sebagai salah satu sumber
dana perbankan dalam menyalurkan kredit.
Adanya tabungan masyarakat tidaklah berarti dana hilang dari
peredaran, tetapi dipinjam / dipakai oleh pengusaha untuk membiayai
investasi. Penabung mendapatkan bunga atas tabunganya, sedangkan
pengusaha bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan
yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga tersebut. Adanya
kesamaan antara tabungan dengan investasi adalah sebagai akibat
bekerjanya mekanisme tingkat bunga.
2.2.3.1 Hubungan Antar a Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Dengan J umlah
Tabungan Masyarakat.
Suku Bunga Indonesia (SBI) sangat berkaitan erat dengan balas jasa
yang diperoleh oleh masyarakat atas sejumlah dana atau pinjaman yang
diterima dalam waktu tertentu atau dengan kata lain semakin tinggi atau naik
meningkat karena balas jasa yang akan diterima lebih banyak atau tinggi
selain itu harus dilihat suku bunga dana atau kreditnya juga.
2.2.4 Pengertian Inflasi
Ada beberapa mengenai definisi tentang apa itu inflasi, yaitu antara lain :
1. Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum / barang-barang
secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam
barang itu naik dengan persentase yang sama, mungkin dapat terjadi
kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan
harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu.
(Boediono, 2001 : 98).
2. Inflasi dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan harga-harga umum
mengalami kenaikan secara terus–menerus dan menyeluruh (Yulianti,
2001 : 98).
3. Inflasi dapat didefinisikan sebagai proses kenaikan harga-harga umum
yang berlaku dalam suatu perekonomian (Sukirno, 2002 : 15).
Dari berbagai penjelasan diatas tentang inflasi tersebut maka dapat
disumpulkan bahwa inflasi adalah kenaikan harga barang – barang secara
umum dan terus menerus disebabkan oleh turunya nilai uang suatu pada
2.2.4.1 Penggolongan Inflasi
1) Penggolongan inflasi menur ut par ah tidaknya inflasi :
a. Inflasi ringan
Yaitu inflasi yang terjadi dibawah angka 10 % pertahun.
b. Inflasi sedang
Yaitu inflasi yang terjadi diantara angka 10 % - 30 % pertahun.
c. Inflasi berat
Yaitu inflasi yang terjadi diantara angka 30 % - 100 % pertahun.
d. Inflasi hiper inflasi
Yaitu inflasi yang terjadi diatas angka 100 % pertahun.
(Nopirin, 2000 : 27).
2) Penggolongan Inflasi menurut penyebabnya :
Penggolongan kedua ini adalah atas dasar sebab masalah awal dari
inflasi. Atas dasar ini, inflasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat (demand pull inflation).
Inflasi yang terjadi karena jumlah barang yang akan diminta secara total
aggregate demand/AD). Melebihi jumlah barang yang ditawarkan
dalam perekonomian (aggregate supply/AS). Dengan kata lain,
mengalami peningkatan sementara, disisi lain kapasitas produksi tetap /
tidak dapat ditingkatkan.
Gambar 2 : Demand Pull Inflation
Harga
P
P2
P1
O Y1 Y2
Sumber : Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomika Mikro, Edisi
Pertama, Hal 129
Keterangan :
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total oleh suatu
perekonomian ditunjukan oleh kurva AS. Mula-mula permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan tersebut
ditunjukan oleh kurva permintaan AD, sehingga dipasar terjadi harga
keseimbanan awal (P1) dan jumlah keseimbangan awal (Q1). Karena
kapasitas perekonomian tidak mampu menghasilkan barang dan jasa
melebihi penawaran awal AS dan disisi lain pemerintah meningkat
menjadi AD1 maka harga akan naik dari P1 menjadi P2. Kenaikan
sehingga menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan.Kenaikan
permintaan ini dapat diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk
maupun semakin bertambahnya jenis dan jumlah kebutuhan
masyarakat. (Suparmo, 2004 : 129).
b) Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi (cost push
inflation).
Dilihat dari sisi penawaran, kenaikan harga dapat terjadi karena turunya
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya jumlah produksi
beras menurun pada musim tanam tertentu yang disebabkan oleh
kegagalan panen. Turunya produksi beras dan disisi lain permintaanya
tetap akan dapat mengakibatkan kenaikan harga.
Keterangan :
Dalam kondisi normal, produksi beras ditunjukan oleh kurva penawaran
awal (S) dengan permintaan awal (D). Keseimbangan terjadi dititik E
dengan harga keseimbangan P1 dan jumlah keseimbangan Y1. Apabila
terjadi kegagalan panen, ini akan mengakibatkan turunya jumlah
produksi beras, sehingga kurva penawaranya bergeser kekiri atas dari
AS ke S2. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke
E1dan harga naik menjadi P2. (Suparmo, 2004 : 133).
3) Penggolongan Inflasi menurut asalnya.
Penggolongan yang ketiga ialah berdasarkan asal dari inflasi, antara lain :
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi dari dalam negeri merupakan inflasi yang timbul misalnya
karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru, serta adanya panen yang gagal dan sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation )
Inflasi yang berasal dari luar negeri merupakan inflasi yang timbul
misalnya karena harga-harga diluar negeri atau negara-negara
2.2.4.2 Efek Akibat Inflasi.
Inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat :
1. Inflasi menurunkan pendapatan rill orang-orang yang berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga,
maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang
berpendapatan tetap.
2. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagaian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan di
bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan.
3. Memperburuk pembagaian kekayaan.
Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemerosotan dalam nilai rill pendapatanya, dan pemilik kekayaan bersifat
keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaanya. (Sukirno,
2006 : 339).
2.2.4.3 Cara Mencegah Inflasi.
Mencegah suatu inflasi ada tiga bentuk kebijaksanaan, antara lain :
1. Kebijaksanaan fiskal
Dengan kebijaksanaan fiskal itu akan mengatasi masalah inflasi dalam
bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah, dan kebijaksanaan ini
menimbulkan efek yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam
pemerintah serta perpanjakan yang secara langsung dapat mempengaruhi
harga. Misalnya : penurunan biaya masuk import barang.
2. Kebijaksanaan moneter
Dengan kebijaksanaan moneter itu juga dapat mencegah inflasi atau
mengurangi inflasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk
menurunkan penawaran uang. Perubahan ini akan menaikkan suku bunga,
dengan kebijaksanaan moneter juga melalui pengaturan jumlah uang yang
beredar. Kebijaksanaan moneter antara lain :
• Discount rate : tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan bank
sentral kepada bank umum.
• Politik pasar terbuka : menarik uang beredar dengan cara menjual
surat berharga.
• Margin requitment : batasan maximum pemberian waktu.
3. Dengan dasar segi penawaran
Dengan melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya
produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak import dan
pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan
pertambahan produksi dan menggalakan perkembangan teknologi.
(Sukirno, 20 06 : 354).
2.2.4.4 Pengaruh Inflasi.
Sebenarnya siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan timbulnya
uang yang lebih, karena uang tersebut dapat diinvestasikan pada aset tanah,
rumah dan dialokasikan dipasar uang. Bentuk aset-aset tersebut akan
mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat dari pada bentuk aset lainya,
sehingga pemilik aset akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan aset
tersebut. Sebaliknya kelompok rendah akan mengalami penurunan daya lebih
uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang yang dimilik
akan mengalami penurunan daya beli, sehingga secara rill pendapatan orang
tersebut akan mengalami penurunan seiring dengan kenaikan inflasi
(Suparmono, 2004 : 138).
2.2.4.5 Hubungan Inflasi dengan Pemilik Tabungan.
Bagaimana inflasi yang dikaitkan dengan pemilik tabungan disuatu
bank. Pemilik tabungan di bank juga akan mengalami kerugian apabila bunga
yang diterima dari tabungan tersebut lebih rendah dari pada laju inflasi. Nilai
rill tabungan akan terus mengalami pengurangan seiring terjadinya inflasi.
Kondisi ini lebih para lagi apabila masyarakat menyimpan uangnya dirumah,
disatu sisi masyarakat kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan bunga
apabila menyimpan uangnya di bank (atau surat berharga), disisi lain uang
tersebut secara rill juga mengalami penurunan. Dengan demikian inflasi dapat
dikatakan sebagai pajak atas pendapatan sebagaian masyarakat, karena inflasi
akan mengurangi pendapatan masyarakat terutama pendapatan tetap.
2.2.5 Pengertian J umlah Kantor Bank
Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang
ditawarkan pada masyarakat untuk meraih minat masyarakat pada bank harus
dikembagkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup luas
yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini akan membantu memudahkan masyarakat untuk menabung
atau menggunakan jasa perbankan. Jumlah kantor bank meliputi kantor pusat,
kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kantor bank adalah banyaknya jumlah
kantor bank-bank umum yang menerima simpanan berupa tabungan dan agar
masyarakat lebih mudah dalam menggunakan jasa perbankan terutama dalam
hal menabung. Maka lembaga perbankan harus memperluas jaringan kantor
cabangnya agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, misalnya
dengan pembukaan kantor-kantor cabang dan kantor-kantor cabang
pembantu. Dengan semakin banyaknya jumlah kantor bank-bank umum yang
didirikan, maka sangat berpengaruh dalam upaya penyerapan dana
masyarakat pada lembaga keuangan bank.
Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang
ditawarkan pada masyarakat. Upaya ini ditunjang dengan adanya peningkatan
teknologi dalam pelayanan terhadap masyarakat untuk menabung. Hal ini
tentunya juga ditunjang dengan produk-produk perbankan yang memanjakan
juga dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup
luas dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Yang dimaksud dengan jenis kantor bank dapat dilihat dari luasnya
kegiatan jasa-jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya
kegiatan ini besar kecilnya kegiatan cabang bank tersebut tergantung dari
wilayah tergantung dari wilayah operasionalnya suatu bank. (Kasmir, 2004 :
45).
2.2.5.1 J enis-J enis Kantor Bank
Adapun jenis kantor bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Kantor Pusat
Merupakan kantor semua kegiatan perencanaan sampai kepada
pengawasan terdapat dikantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat
dan kantor pusat tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana
kantor bank lainya, akan tetapi mengendalikan jalanya kebijaksanaan
kantor pusat terhadap cabang-cabangnya. Dapat diartikan pula bahwa
kegiatan kantor pusat tidak melayani jasa bank kepada masyarakat umum.
b) Kantor Cabang Penuh
Merupakan salah satu cabang yang berada dibawah kantor cabang penuh
dimana penuh dimana kegiatan jasa bank yang paling lengkap. Dengan
kata lain, semua kegiatan perbankan ada dikantor cabang penuh dan
c) Kantor Cabang Pembantu
Merupakan kantor cabang yang berada dibawah kantor cabang penuh
dimana kegiatan jasa yang dilayani hanya sebagaian jasa. Perubahan status
dari cabang pembantu ke cabang penuh dimungkinkan apabila memang
cabang tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai cabang penuh dari kantor
pusat.
d) Kantor Kas
Merupakan kantor bank yang paling kecil dimana kegiatanya hanya
meliputi teller atau kasir saja. Dengan kata lain, kantor kas hanya
melakukan sebagaian kecil dari kegiatan perbankan dan berada dibawah
cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan sekarang ini banyak kantor
kas yang dilayani dengan mobil dan sering disebut dengan kas keliling.
(Kasmir, 2004 : 45).
2.2.5.2 Hubungan antara J umlah Kantor Bank dengan J umlah Tabungan
Masyarakat
Jumlah kantor bank sangat berkaitan dengan kemudahan fasilitas
yang ditawarkan bank pada masyarakat sehingga menarik minat masyarakat
untuk menabung. Maka bank harus melebarkan lokasi jaringan kantor cabang
pembantu yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini akan
memudahkan masyarakat untuk menabung atau menggunakan jasa perbankan
lainya. Yang semula enggan karena keterbatasan jarak dan waktu, dengan