• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN NERACA PERDAGANGAN DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN NERACA PERDAGANGAN DI INDONESIA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NURVIANA AZIZAH

0711010032/ FE/ IE

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

Assalamu’alaikum

wr.wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga peneliti bias menyelesaikan

skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa

untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur Fakultas Ekonomi khususnya

Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam penulisan skripsi ini peneliti mengambil

judul “ Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Neraca

Perdagangan di Indonesia “. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam

penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena

masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada.Walaupun demikian

berkat bantuan dan bimbingan dari Ibu Dra. Ec. NiniekImaningsih, MP.Selaku

Dosen Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dari

awal untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat

tersusun dan terselesaikan dengan baik.

Atas terselesaikannya skripsi ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan

banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan

(3)

Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran”

Jawa Timur.

4.

Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah

dengan iklas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa

perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.

5.

Bapak-bapak dan ibu-ibu staf instansi Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Timur (BPS), dan beberapa perpustakan Universitas-universitas

negeri maupun swasta di Surabaya, yang telah memberikan banyak

informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk mengadakan penelitian

dalam penyusuna skripsi ini.

6.

Ayah, ibu, dan kakak beserta keluarga tercinta yang telah memberikan

motivasi, do’a, semangat dan dorongan moral, materil serta spiritualnya

yang tulus kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

7.

Seluruh mahasiswa dari Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, serta semua pihak yang

tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi,

(4)

Akhir kata, besar harapan bagi peneliti semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah

satu sumber informasi dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, April 2011

(5)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

ABSTRAKSI...xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Perumusan Masalah...4

1.3. Tujuan Penelitian...…...5

1.4. Manfaat Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu...6

2.2. Landasan Teori...8

2.2.1. Pengertian Neraca Perdagangan...…..8

2.2.1.1. Definisi Perdagangan...…...8

2.2.1.2. Perdagangn Internasional...9

(6)

Pembayaran...15

2.2.1.6. Cara untuk Mengatasi Ketidak seimbangan Neraca

Pembayaran Internasional...19

2.2.1.7. Cara-cara Pembayaran Internasional...19

2.2.1.8. Teori Harga...21

2.2.1.9. Teori Perdagangan Iternasional Teorema Hecsher

Ohlin (H-O)...23

2.2.2. Foreign Direct Investment (FDI)...25

2.2.2.1. Pengertian Foreign Direct Investment...…...25

2.2.2.2. Teori Foreign Direct Investment………...26

2.2.2.3. Keunggulan Foreign Direct Investment...27

2.2.2.4. Manfaat dari Foreign Direct Investment...28

2.2.3. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS)...….30

2.2.3.1. Pengertian Kurs Rupiah terhadap Dollar AS...30

2.2.3.2. Sistem Kurs Valas...….31

2.2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Nilai Tukar Mata Uang...35

2.2.3.4. Sistem Kurs yang Berubah-ubah...36

2.2.3.5. Sistem kurs yang Stabil...37

(7)

2.2.5. Hubungan Antar Variabel...43

2.2.5.1. Hubungan antara FDI dengan Neraca

Perdagangan...43

2.2.5.2. Hubungan antara Kurs dengan Neraca

Perdagangan...44

2.2.5.3. Hubungan antara PDB dengan Neraca

Perdagangan...45

2.3. Kerangka Pikir...46

2.4. Hipotesis...48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. DefinisiOperasional dan PengukuranVariabel...49

3.2. TeknikPenentuanSampel...50

3.3. Jenis Data danSumber Data...50

3.3.1. Jenis Data...50

3.3.2. Sumber Data...51

3.4. Teknik Pengunpulan Data...51

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...51

3.5.1. Teknik Analisis...51

(8)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian…………...61

4.1.1. Kondisi Geografis...61

4.1.2. Kependudukan…..………...…...61

4.1.3. PerkembanganInvestasi (PMA dan PMDN) di Indonesia..62

4.1.4. StrategiManajerial Yang PerluDibangun………..…..64

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian...67

4.2.1. Perkembangan Neraca Perdagangan ...68

4.2.2. Perkembangan FDI...69

4.2.3. Perkembangan Kurs Valuta Asing...70

4.2.4. Perkembangan Produk Domestik Bruto……...71

4.3.

Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE /Best

LinierUnbiased Estimator)…...72

4.3.1. Analisis Data Pengujian Hipotesis……...76

4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan ...…...77

4.3.3. Pembahasan …………..…….………...……...……...84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan...85

5.2. Saran...86

(9)

Gambar 1 : Kurva Alternatif Mengatasi Ketidakseimbangan Neraca

Pembayaran Internasional………..16

Gambar 2 : Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Tetap...31

Gambar 3 : Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Mengambang...32

Gambar 4 : Kerangka Pikir...44

Gambar 5 : Kurva Distribusi Penolakan / Penerimaan

Hipotesis Secara Simultan...52

Gambar 6 : Kurva Distribusi Penolakan/ Penerimaan Hipotesis

Secara parsial...53

Gambar 7 : Kurva Durbin-Watson...55

Gambar 8 : Kurva Statistik Durbin-Watson...71

Gambar 9: Kurva Distribusi KriteriaPenerimaan / PenolakanHipotesis

SecaraSimultanatauKeseluruhan………...76

Gambar 10 : Kurva Distribusi HasilAnalisissecaraParsialFaktor FDI (X1)

terhadapNeracaPerdagangan...78

Gambar 11 : Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial FaktorKursValas

(X2) terhadapNeracaPerdagangan (Y)…...79

(10)

Tabel 1 : Contoh Pencatatan Neraca Pembayaran………..12

Tabel 2 : Autokorelasi Durbin Watson...58

Tabel 3 : Perkembangan NeracaPerdagangan Tahun 1995 – 2009...68

Tabel 4 :

Perkembangan FDI Tahun 1995 – 2009………...69

Tabel 5 : Perkembangan Kurs Valas Tahun 1995– 2009...70

Tabel 6 : Perkembangan PDB Tahun 1995– 2009...71

Tabel 7 : Tes Multikoliner...74

Tabel 8 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman

Korelas...75

Tabel 9 : Analisis Varian (ANOVA)………...…...77

(11)

Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk Y1 (Descriptive

Statistics, Variables Entered / Removed, Model Summary, dan

ANOVA)

Lampiran 3

: Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (Coefficients, Collinearity

Diagnostics)

Lampiran 4

: Tabel Residuals Statistics

Tabel Correlations

Lampiran 5 : Tabel Durbin-Watson

Lampiran 6 : Tabel Pengujian Nilai F

(12)

Oleh:

NurvianaAzizah

Abstraksi

Sebagai Negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk

melaksanakan pembangunan yang besar. Disamping menggali sumber pembiayaan dalam negeri,

pemerintah juga mengundang juga sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah

Penanaman Modal Asing Langsung

(Foreign Direct Investment).

Tujuan penelitianya itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable Penanaman

Modal Asing Langsung (FDI) (X

1

), Kurs (X

2

), Produk Domestik Bruto (X

3

), Terhadap Neraca

Perdagangan Indonesia (Y). Alatanalisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan

menggunakan data sekunder yaitu data

timeseries

atau deret berkala dari tahun1995 sampai

dengan tahun 2009.

Dari pengujian hipotesis dinyatakan bahwa secara simultan variabel FDI (X

1

), Kurs (X

2

),

PDB (X

3

), berpengaruh secara nyata terhadap Neraca Perdagangan Indonesia (Y), dengan F

hitung

=12,145 >F

tabel

=2,201 maka H

o

ditolak H

i

diterima, secara simultan terhadap Neraca

Perdagangan di Indonesia. Variabel FDI t

hitung

sebesar 1,427 <t

tabel

sebesar 2,201 yang berarti

secara parsial FDI (X

1

) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Neraca Perdagangan (Y).

Variabel Kurs t

hitung

sebesar 4,574 > t

tabel

sebesar 2,201 yang berarti secara parsial Kurs (X

2

)

berpengaruh secara nyata terhadap Neraca Perdagangan Indonesia (Y). Variabel PDB t

hitung

-0,370 <t

tabel

sebesar 2,201 yang berarti secara parsial PDB (X

3

) tidak berpengaruh secara nyata

terhadap Neraca Perdagangan (Y).

(13)

1.1 Latar Belakang

Perdagangan antar Negara atau lebih dikenal dengan perdagangan

internasional, sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam

ruang lingkup dan jumlah yang terbatas, dimana pemenuhan kebutuhan

setempat (dalam negeri) yang tidak dapat diproduksi, mereka melakukan

transakai dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang lainnya

yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, dimana masing-masing Negara

tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk kebutuhannya sendiri). Hal

ini terjadi karena setiap Negara dengan mitra daganganya mempunyai

beberapa perbedaan, di antaranya perbedaan kandungan sumber daya alam,

iklim, penduduk, sumber daya manusia, spesifikasi tenaga kerja,

konfigurasi geografis, teknologi, tingkat harga, struktur ekonomi, sosial,

dan politik, dan sebagainya. Dari perbedaan tersebut diatas, maka atas

dasar kebutuhan yang saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran

yang dalam skala luas dikenal sebagai perdagangan internasional.

Investasi luar negeri langsung sebagai suatu arus pemberian pinjaman

kepada, atau pembelian kepemilikan, perusahaan luar negeri yang sebagian

besar modalnya dimiliki oleh penduduk dari Negara yang melakukan

investasi (investing country) FDI dapat terjadi apabila perusahaan melakukan

(14)

memasarkan suatu produk di luar negeri. Perusahaan yang melakukan FDI

akan menjadi perusahaan multinasional (multinasional enterprise). Selama

lebih dari 20 tahun yang lalu menunjukkan adanya peningkatan flow dan

stockFDI dalam perekonomian dunia. Terjadinya peningkatan FDI banyak

disebabkan oleh adanya perubahan politik dan ekonomi di Negara-Negara

sedang berkembang. Globalisasi perekonomian dunia, merupakan fenomena

yang juga mempunyai pengaruh positif terhadap volume FDI. Seperangkat

teori mencoba menjelaskan mengapa perusahaan akan menguntungkan

dengan melakukan investasi langsung dalam arti memasuki pasar luar negeri

apabila terdapat dua alternatif lainnya, yaitu mengekspor dan melakukan

lisensi. Ketidakstabilan sistem moneter akhir-akhir ini sangatlah

mengkhawatirkan perekonomian Indonesia, peran aktif pemerintah dalam

mengatasi hal ini sangatlah diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia,

mengingat bahwa moneter yang terjadi sangatlah berpengaruh besar terhadap

pelaksanaan pembangunan. Dalam pengambilan kebijakan moneter,

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta

dapat mencegah dan mengendalikan tingkat inflasi,tingkat ekspor, serta

terpeliharanya keseimbangan neraca perdagangan. (Rusdin,2002 : 2-10)

Peningkatan volume perdagangan luar negeri juga dipengaruhi kurs

mata uang asing.Permintaan terhadap mata uang asing timbul bila kita

mengimpor barang-barang dan jasa dari luar negeri atau melakukan investasi

(15)

Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang

cukup besar untuk melaksanakan pembangunan yang besar. Kebutuhan dana

yang besar tersebut terjadi karena upaya untuk mengejar ketertinggalan dari

negara-negara maju,baik dikawasan regional maupun kawasan global.

Disamping menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga

mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah

Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Invesment). (Sarwedi,

2001 : 17)

Jadi investasi yang semakin besar jumlahnya akan menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang semakin besar pula. Masyarakat dan dunia

mempunyai penanaman keuangan bank dan non bank yang berkaitan dengan

penghimpunan dana masyarakat maupun penetapan tingkat suku bunga

menjadi semakin penting. Selain ini tidak dapat dilepaskan pula kaitan

kondisi ekonomi makro, seperti yang ditunjukkan indikator-indikator

ekonomi makro. Seperti tercermin dari informasi angka-angka dalam produk

domestik bruto serta peningkatan investasi dalam teknologi dapat mendorong

peningkatan saldo neraca pembayaran Indonesia, karena itu upaya-upaya

yang dilakukan masyarakat dan dunia usaha dalam hal ini investor asing dan

pemerintah menggerakkan perekonomian tidak dapat dilepaskan dari hal

tersebut.(M.L Jhingan,2002 : 482)

Seiring dengan krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008

perdagangan Internasional Indonesia mengalami penurunan.Sejak tahun

(16)

posisi 27.9 miliar dollar AS di tahun 2005, pada tahun 2007 neraca

perdagangan Indonesia mencapai 39.6 miliar dollar. Akan tetapi pada tahun

2008 anjlok hingga sebesar 7.8 miliar dollar AS.Di tahun 2009 terjadi

peningkatan dan membaik ke level 19.7 miliar dollar AS. Sementara itu di

tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan pada periode januari hingga april

2010 neraca perdagangan Indonesia 8.8 miliar dollar AS, mengalami

kenaikan di bandingkan periode yang sama pada tahun 2009, sebesar 7.2

miliar dollar. Surplus transaksi berjalan menunjukkan bahwa ekspor suatu

Negara lebih besar dari pada impornya sehingga Negara tersebut mengalami

akumulasi kekayaan valuta asing dan mempunyai saldo positif dalam

investasi luar negeri. Sebaliknya, defisit transaksi berjalan berarti impor lebih

besar dari pada ekspor sehingga terjadi pengurangan investasi dalam luar

negeri.(www.bi.go.id, 2010)

kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah adalah kebijaksanaan

yang harus dapat mengatasi masalah perekonomian secara keseluruhan. Di

satu pihak dapat meningkatkan ekspor sebagai penghasil devisa guna

membiayai impor serta pembayaran bunga dan cicilan utang luar negeri, dan

di lain pihak dapat menekan laju inflasi. Penekanan laju inflasi diarahkan

untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat, terutama golongan

mayoritas yang banyak mengkonsumsi keperluan bahan pokok, tetapi disisi

lain juga merupakan alat yang ampuh untuk mempertahankan nilai tukar

(17)

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah Foreign Direct Investment (FDI), Kurs, dan PDB dapat

mempengaruhi perubahan Neraca Perdagangan Indonesia?

2. Manakah yang paling dominan, besar perubahan Foreign Direct

Invesment (FDI), Kurs, dan PDB pengaruhnya terhadap perubahan

Neraca Perdagangan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), Kurs, dan

PDB terhadap perubahan Neraca Perdagangan Indonesia.

2. Untuk Mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan

antara Foreign Direct Investment (FDI), Kurs, dan PDB Pengaruhnya

terhadap perubahan Neraca Perdagangan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan perekonomian dalam negeri terhadap

sektor perdagangan luar negeri.

2. Dapat memberikan informasi untuk digunakan sebagai bahan

pertimbangan penelitian selanjutnya.

3. Memberikan informasi sebagai pertimbangan untuk penelitian

(18)

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai neraca

perdagangan Indonesia dan hasil penelitian tersebut adalah :

Menurut Erwinda ( 2009 : X ) yang berjudul “Analisis Pengaruh

PMA, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi terhadap Neraca Perdagangan

Indonesia”. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis Fhitung =

5,546 > Ftabel = 3,48 pada tingkat α = 5% maka Ho ditolak dan Hi

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan PMA(X1),

JUB(X2), inflasi(X3), pengeluaran pemerintah(X4),secara bersama-sama

berpengaruh terhadap neraca perdagangan di Indonesia(Y).Secara parsial

PMA(X1) berpengaruh signifikan sebesar 0.05, dan berhubungan positif

terhadap variable terikat(Y), dimana thitung 3,626 > ttabel 2,228. JUB(X2)

berpengaruh signifikan sebesar 0,05 dan berhubungan positif terhadap

variable terikat(Y) dimana thitung 1,447 , ttabel 2,228. Inflasi(X3)

berpengaruh signifikan sebesar 0,05 dan berhubungan positif terhadap

variable terikat, dimana thitung 0,177< ttabel 2,228, pengeluaran pemerintah

(X4) berpengaruh signifikan sebesar 0,05 dan berhubungan positif

terhadap variable terikat(Y) dimana thitung -1,432 < ttabel – 2,228.

Menurut penelitian Nancy Nopelin ( 2009 ) yang berjudul

(19)

Indonesia” dengan variable terikatnya Neraca Perdagangan (Y), GDP

Indoneia (X1), GDP Jepang (X2), Nilai Tukar Riil (X3). Metode analisis

yang digunakan adalah metode analisis kointegrasi dan model yang

digunakan adalah Error Correction Model.Penelitian ini menggunakan

jangka panjang dan jangka pendek untuk mengetahui pengaruh nilai

tukar riil neraca perdagangan bilateral Indonesia – Jepang.Hasil yang

ditemukan bahwa perdagangan bilateral Indonesia dengan mitra dagang

utamanya dalam jangka panjang memenuhi kondisi Marshall-Lerner

sehingga fenomena J-curve juga terjadi.Sebaliknya Marshall-Lerner

condition tidak terjadi dalam jangka pendek sehingga tidak terjadi

fenomena J-curve dalam perdagangan Indonesia-Jepang. Artinya shock

dari nilai tukar riil tidak memberikan perbaikan terhadap Neraca

Perdagangan bilateral dalam jangka pendek.

Menurut Lies Maulina ( 2008 : X ) yang berjudul “Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan Indonesia” dengan

variable terikatnya Neraca Perdagangan (Y), Kurs (X1), Pertumbuhan

Ekonomi (X2), PMA (X3), Impor (X4), Dummy (X5). Model analisis

yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan

alat bantu computer Program Statistik Program for Social Science

(SPSS) Versi 11.0 yang menunjukkan pengaruh secara signifikan antara

variabel bebas dan variabel terikat.Kesimpulan dari variabel ini yaitu

secara simultan menunjukkan bahwa Kurs (X), Pertumbuhan Ekonomi

(20)

Perdagangan Indonesia (Y), ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar6,341

>Ftabel sebesar 3,33 maka Ho ditolak dan Hi diterima. Kurs Rp/US$ (X)

tidak berpengaruh terhadap Neraca Perdagangan Indonesia karena nilai

kurs yang naik atau turun menunjukkan kondisi perekonomian yang

tidak stabil.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Neraca Perdagangan Indonesia

Neraca perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai

impor komoditi dari suatu kegiatan transaksi perniagaan barang dan jasa

antara dua negara atau lebih.

2.2.1.1 Definisi Perdagangan

Fenomena transaksi dan pertukaran sudah merupakan komponen

dasar bagi kegiatan manusia di seluruh dunia. Sekalipun di desa – desa

yang sangat terpencil, secara teratur orang –orang bertemu dipasar –

pasar desa untuk tukar–menukar barang, kadangkala dengan uang, tetapi

pada umumnya dengan barang lainnya melalui transaksi barter yang

sederhana.

Mengapa orang berdagang ?pada dasarnya karena dimungkinkan

untuk mendapatkan keuntungan. Karena masing – masing orang

mempunyai kemampuan dan sumber daya yang berlainan.Dan mungkin

(21)

yang beraneka ragam, sebagaimana kemampuan fisik dan keuangan,

membuka kemungkinan perdagangan yang menguntungkan. ( Todaro,

2000 :16 )

Perdagangan diartikan sebagai proses tukar - menukar yang

didasarkan atas kehendak sukarela masing - masing pihak. Prinsip

Laissez Faire di kaum klasik dalam teori perdagangan internasional

kaum klasik menganjurkan hendaklah tiap negara mengkhususkan

didalam produksi untuk menghasilkan (spesialisasi produksi) dan

kemudian berdagang dengan negara lain secara bebas. (Boediono, 2001

: 10)

2.2.1.2 Perdagangan Internasional

Karena dengan adanya Perdagangan Internasional maka mobilitas

dari barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dapat dengan

cepat dijual dan digunakan oleh konsumen yang ada di Negara lain.

Perdagangan Internasional merupakan hal yang vital karena

perdagangan luar negeri ( foreign trade ) akan mengembangkan

kemungkinan konsumsi suatu bangsa. Perdagangan luar negeri

memungkinkan suatu negara mengkonsumsi lebih banyak barang

dibanding yang tersedia menurut garis perbatasan kemungkinan pada

keadaan swasembada tanpa perdagangan luar negeri. (Samuelson, 2003

(22)

Perdagangan internasional dapat didefinisikan terdiri dari

kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan

menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh suatu perusahaan

(MNC) Multi National Corporation untuk melakukan perpindahan

barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan teknologi dari

perpindahan merek dagang.

Dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, sehingga

perkembangan spesialisasi menjadi semakin pesat sebagai akibatnya

semakin meningkat pula produksi barang dan jasa yang dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan kita.Perkembangan spesialisasi berarti pula

perkembangan perdagangan karena tidak semua sumber daya digunakan

untuk menghasilkan barang dan jasa dapat diperoleh di dalam negeri

saja. Kemungkinan yang terjadi dalam perdagangan antar negara

(Boediono, 2001 : 12), yaitu :

a. Tukar menukar barang dan jasa

b. Pergerakan sumber daya melalui batas - batas negara

c. Penggunaan teknologi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi negara -negara yang terlibat di dalamnya.

Alasan yang paling nyata penyebab berbagai negara melakukan

perdagangan satu sama lain adalah karena setiap negara tidak

menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya. Dalam dunia

modern sekarang, suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh

(23)

kemajuan teknologi yang sangat cepat, mengakibatkan meningkatnya

produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk

memuaskan kebutuhan. Perkembangan spesialisasi pada akhirnya akan

mendorong perkembangan perdagangan, karena tidak semua sumber

daya yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang dapat

diperoleh di dalam negara, perdagangan antar negarapun meningkat

dengan cepat.

Adanya perdagangan internasional, selain dapat memenuhi

kebutuhan dalam negara juga dapat memperoleh keuntungan yakni

dapat membeli barang yang harganya relatif lebih rendah daripada

memproduksi sendiri atau membeli bahan baku yang harganya relatif

lebih rendah daripada harga bahan baku dalam negara, dan mungkin

dapat menjual barang dengan harga yang relatif tinggi.

Perdagangan internasional berupa kegiatan ekspor impor

merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi yang

selalu memberikan sumbangan yang positif. Jadi dapat dikemukakan

apabila suatu negara ingin mencapai kemakmuran yang lebih tinggi

lagi maka mereka harus menggalakkan perdagangan internasional.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perdagangan

internasional adalah perdagangan antara kedua belah pihak antar

(24)

Tabel 1. Contoh Pencatatan Neraca Pembayaran

Debit Kredit

Transaksi Berjalan

- Penjualan plywood ke Inggris; Penjualan Computer ke Singapura

- Penjualan Pesawat Cessna ke Arab Saudi

- Pendapatan bunga atas pinjaman-

pinjaman; Profit perusahaan RI di luar

negeri; Pengeluaran wisatawan

Jepang di Bali

Neraca Modal

- Pembelian real estate RI oleh

penduduk Jepang; investasi pada

ekspansi pabrik di RI oleh Honda

- Pembelian obligasi RI oleh bank

Jepang; meningkatnya kepemilikan

pemerintah Arab Saudi atas deposito BI

Cadangan Devisa Negara

- Pembelian Mobil dari Jepang; Pembelian gandum dari A.S

- Pembayaran kepada pekerja Filipina pada perusahaan Indonesia di filipina

- Tagihan/biaya hotel wisatawan RI di Paris; Profit penjualan subsidiary

Kimia Farma di Jerman

- Transfer dana dari penduduk RI

keturunan Cina kepada keluarganya di

Cina; Bantuan ekonomi kepada Bosnia

- Invesatasi baru pada pabrik kimia

Jerman oleh Kimia Farma; pembelian

Saham-saham dan obligasi Australia

Oleh orang RI.

- Deposito BI pada bank Inggris;

pembelian obligasi Swiss oleh BI

-Pembelian emas oleh BI; meningkatnya kepemilikan Yen Jepang oleh BI

Sumber : Laporan Bank Indonesia

2.2.1.3. Tujuan dan Manfaat Perdagangan

A. Tujuan Perdagangan

Perdagangan Internasional memiliki beberapa tujuan diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemakmuran nasional, namun keuntungan dan

(25)

2. Meningkatkan produksi dan ekspor barang yang memiliki

suatu keunggulan komperatif sehingga diharapkan akan

menghasilkan devisa bagi suatu Negara.

3. Agar suatu negara mencapai tingkat output dan konsumsi yang

efisien, didorong untuk berspesialisasi dengan harga yang

menarik yang ditawarkan untuk barang ekspor.

4. Penyesuaian terhadap perdagangan meminta atau memerlukan

biaya jangka pendek yang nil yang harus diimbangi dengan

keuntungan riil dari perdagangan.

Dalam model perdagangan dasar, impor dan ekspor meluas secara

serempak menuju keseimbangan perdagangan.Dalam kenyataannya para

produsen domestik dalam industri ekspor dalam suatu negara biasanya

tidak bisa meluaskan produksi dan ekspornya secepat produksi barang

impor dunia yang menembus pasar negeri tersebut.Suatu defisit

perdagangan jangka yang terjadi hampir tidak dapat dihindarkan. Defisit

ini buruk pengaruhnya terhadap pertumbuhan, tingkat harga,

kesempatan kerja, pembentukan modal dan hutang luar negeri. Semua

itu adalah biaya penyesuaian terhadap perdagangan jangka pendek dan

harus dievaluasi terhadap keuntungan perdagangan jangka panjang.

B. Manfaat Perdagangan

(26)

l. Perdagangan dapat meningkatkan kesejahteraan nasional

secara keseluruhan.

2. Perdagangan akan menyamakan semua harga faktor dalam

negeri seperti ; harga barang yang diperdagangkan, laba modal

serta tarif upah akan sama disemua negara (perdagangan

bebas).

3. Perdagangan dapat mengontrol tingkat laju inflasi serta nilai

kurs tengah dari mata uang suatu negara terhadap negara lain.

4. Perdagangan dapat mengurangi kekuasaan monopoli.

5. Perdagangan dapat memacu kemajuan teknologi.

6. Perdagangan dapat merubah laju pertumbuhan dan preferensi

konsumen.

2.2.1.4. NeracaPerdagangan dalam Sistem Pembayaran Internasional.

Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan

mengenai transaksi - transaksi penduduk suatu negara dengan penduduk

negara lain. Ada dua neraca utama dalam neraca pembayaran yaitu

neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi modal.Neraca transaksi

berjalan mencatat perdagangan barang dan jasa saja.Neraca modal

mencatat modal yang masuk dan berasal dan luar negeri atau sebaliknya

modal yang menjalin ke luar negeri.

Neraca perdagangan hanyalah mencatat transaksi ekspor dan impor

(27)

komoditi masih banyak hal lain yang diperdagangkan secara

internasional. Neraca pembayaran bukanlah neraca dalam arti

pembukuan biasa. Neraca dalam arti pembukuan biasa adalah suatu

daftar semua harta, hutang dan modal suatu usaha kegiatan perdagangan

pada saat tertentu (selama 1 periode), dan tidaklah menunjukkan

besarnya atau keadaan modal suatu negara, melainkan perubahan –

perubahan posisinya.

2.2.1.5. Keseimbangandan Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

Awal teori neraca pembayaran, terutama konsep neraca

perdagangan muncul dalam sejarah pemikiran ekonomi di era

merkantilisme.Ide dasar faham ini adalah suatu negara seharusnya

memiliki surplus neraca perdagangan sehingga terjadi aliran emas

masuk, dengan demikian kekayaan negara semakin besar.Thomas Mun

salah satu tokoh merkantilisme mengemukakan prinsip neraca

perdagangan harus surplus.Untuk surplus ini dia merekomendasikan

pembatasan impor serta mendorong ekspor.

David Hume mengangkat pendapat diatas dengan mengatakan

bahwa pemerintah tidak perlu mengatur perdagangan internasional. Dia

percaya bahwa neraca perdagangan internasional akan seimbang

dengan sendirinya melalui mekanisme aliran emas (Specie Flow

Mechanism). Bekerjanya mekanisme ini adalah sebagai berikut : jika

(28)

akan terjadi aliran emas masuk yang menyebabkan jumlah uang beredar

bertambah, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kenaikan harga.

Efek selanjutnya adalah nilai ekspor menurun dan impor naik sampai

keseimbangan neraca pembayaran kembali tercapai.(Hamdi Hadi,

2004 : 25)

Faktor - faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca

pembayaran internasional antara lain :

1. Perubahan tingkat harga dalam negeri

Faktor utama penyebab perubahan tingkat harga dalam negeri adalah

biaya produksi barang, yaitu menurunkan atau menaikkan biaya

operasi barang ekspor.Sebab menurunnya harga barang ekspor

berarti bahwa untuk mengimpor sejumlah barang tertentu harus

mengorbankan barang ekpor dengan jumlah yang relatif besar.

2. Struktur pasar

Struktur produksi tertentu, membutuhkan kombinasi faktor produksi

tertentu.Dalam artian struktur produksi agraris lebih membutuhkan

pada kesuburan tanah dan tenaga manusia yang rajin dan

cakap.Tetapi untuk industri yang lebih dibutuhkan modal dan

kecakapan.Hasil produksi agraris sesuai dengan sifatnya.Lebih

tergantung pada faktor-faktor alamiah itu merupakan sebab

penawaran itu elastis, dan karena itu relatif sukar untuk dapat segera

disesuaikan dengan perubahan permintaan luar negeri.

(29)

Hutang - piutang pinjaman luar negeri sifatnya jangka pendek. Bagi

negara-negara kreditur pinjaman - pinjaman itu akan mengurangi

cadangan internasional dan dapat menimbulkan ketidakseimbangan

neraca pembayaran.

4. Pergeseran permintaan luar negeri.

Pergeseran atau permintaan luar negeri dapat menimbulkan

ketidakseimbangan neraca pembayaran yang disebabkan oleh :

a. Faktor penawaran saingan kita

b. Perubahan - perubahan luar negeri itu sendiri

c. Faktor - faktor penawaran kita

Disamping faktor - faktor tersebut, maka permintaan luar negeri

akan barang - barang ekspor kita kurang, bila negara tersebut dengan

kemajuan teknologi berhasil menurunkan barang - barang subtitusi.

5. Ketidakstabilan dalam negeri

Dengan pengertian ketidakstabilan ekonomi, yang dapat dilihat pada

ketidakstabilan harga, keguncangan dalam kurs wesel. Kegoncangan

tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain :

a. Faktor saving investasi

b. Faktor ekspor impor

c. Faktor anggaran belanja negara dan sebagainya

(30)

Bencana alam yang cukup besar seperti banjir, gempa bumi yang

hebat dan sebagainya yang semuanya dapat merusakkan produksi

dalam negeri dimana bencana alam itu terjadi (Sobri 2001 :187).

2.2.1.6. Cara Untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

Internasional

Cara dalam mengatasi ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

Internasional dapat dijelaskan dalam kurva sebagai berikut:

Gambar 1.Alternatif untuk mengatasi ketidakseimbangan

Neraca Pembayaran Internasional

Sumber : Nopirin, Ekonomi Internasional, Pengantar Lalu Lintas Pembayaran

Internasional, 2000 : 181

Dari gambar diatas keseimbangan mula - mula adalah pada kurs

OR0 dan jumlah valuta asing yang diperdagangkan OX0 keseimbangan

ini terganggu, misalnya dengan bergesernya permintaan valuta asing D0

[image:30.612.172.520.254.549.2]
(31)

(defisit NPI) sebesar X0X1. Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini

beberapa alternatif yang dapat diperoleh oleh suatu negara antara lain :

a. Membiarkan tingkat kurs naik menjadi OR1 (kurs, yang berubah).

b. Memberikan posisi penyeimbangan berjalan secara otomatis

melalui perubahan harga dan pendapatan (kurs tetap atau standar

emas ).

c. Pemerintah dapat menambah penawaran devisa di pasar dengan

menggunakan cadangan yang dimiliki.

d. Kebijaksanaan deflasi (untuk menunjukkan ongkos produksi dan

harga) serta mengurangi permintaan total dan pendapatan guna

menekan impor.

e. Melakukan pengawasan Devisa.

2.2.1.7. Cara-Cara Pembayaran Internasional

Cara pembayaran internasional, menurut sejarahnya di bagi

menjadi tiga tingkatan yaitu :

1. Pengiriman Full Bodied Money

Dalam masa dimana negara masih menganut standar emas penuh,

dimana dalam negara - negara tersebut membuat mata uangnya dari

logam - logam mulia yang bernilai penuh, masalah pembayaran

internasional lebih mudah dipisahkan.Pada masa demikian hutang

piutang yang timbul terutama karena transaksi perdagangan

(32)

nyatalah bahwa dalam masa penggunaan full bodied money, hutang

yang timbul karena perdagangan internasional, dipisahkan dengan

mengirim mata uang yang serupa dengan alat pembayaran umum

yang berlaku di negerinya.

2. Pengiriman Bill of Exchange

Bill of Exchange dimaksud suatu perintah tertulis tanpa syarat

dialamatkan oleh seseorang lajunya, agar orang terhadap siapa surat

perintah tersebut dialamatkan membayar sejumlah uang sewaktu -

waktu atau pada saat tertentu pada waktu yang akan datang kepada

seseorang tertentu atau kepada si pemegang surat perintah tersebut.

3. Pengiriman Cheque

Dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :

a. Dengan pengiriman cek, yaitu bilamana seseorang yang

berhutang keluar negeri bermaksud melunaskan hutangnya itu,

hal itu dapat tercapai dengan jalan membeli cek luar negeri dari

suatu bank. Cek itu kemudian dikirim kepada kreditor di luar

negeri.Kreditor setelah menerima cek tersebut, dapat menagih

piutangnya dengan menjual cek tersebut kepada suatu bank atau

memasukkan cek itu kedalam rekeningnya pada suatu bank

langganannya.

b. Dengan pengiriman instruksi pembayaran itu yaitu orang yang

berhutang keluar negeri dapat melunaskan hutangnya itu dengan

(33)

menerbitkan rekening orang yang berhutang tadi di dalam bank

tersebut. (Manulang, 2003 : 144).

2.2.1.8. Teori Harga

Berthil Ohlin (2004 : 42) dalam buku ekonomi internasional

berpendapat bahwa perdagangan internasional itu sebenarnya

adalah masalah harga. Jelaslah perbedaan harga yang menyebabkan

timbulnya kegiatan perdagangan internasional. Oleh karena itu

Berthil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur

proses mekanisme pembentukan harga yang sudah sendirinya harus

menyelidiki faktor - faktor yang menentukan atau mempengaruhi

permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi

karena adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut.

Perbedaan harga yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan

internasional, menurut Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan

komposisi dan proporsi faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh

negara di dunia ini.

Perbedaan faktor - faktor produksi dengan sendirinya akan

menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat produktivitasnya,

jumlah penawaran hasil produksi, jumlah penawaran dan faktor

hasil serta perbedaan dalam kebutuhan atau permintaan, jadi logis

apabila suatu negara melakukan spesialisasi produksi atas suatu

(34)

faktor produksi yang dimiliki oleh negara tersebut, dalam artian

bahwa dalam kombinasi faktor-faktor produksi untuk spesialisasi

produksi itu lebih banyak dipergunakan faktor-faktor produksi yang

relative banyak tersedia di negara tersebut, sehingga barang -

barang hasil spesialisasi tersebut mudah untuk dipertukarkan atau

diekspor kenegara lain.

Jadi dapat dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan

barang atau jasa antar negara dimungkinkan oleh perbedaan faktor -

faktor produksi dan kemungkinan mengkombinasikannya. Dan

perbedaan -perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab dari

perbedaan harga yang kemudian perdagangan internasional itupun

akan berpengaruh pada tingkat harga. Perdagangan internasional

mempunyai tendensi bahwa tingkat- tingkat harga itu kemudian

akan menjadi sama. Proses penyamaan tingkat harga akan

berlangsung lebih cepat lagi bilamana dalam perdagangan

internasional akan terdapat rintangan-rintangan yang membatasi

perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai serta

ongkos transport.

Perdagangan disamping mempunyai tendensi untuk

menyamakan harga barang, juga akan mempersamakan harga-harga

faktor produksi sebab bilamana negara itu mengekspor sejenis

barang, maka harga ekspor tersebut adalah hasil harga kombinasi

(35)

yang relatif banyak di negara tersebut. Bila barang ekspor makin

banyak diminta, maka harga faktor produksi yang relatif murah

akan meningkat. Sehingga jelas bahwa perdagangan

berkecenderungan untuk menyebabkan naiknya harga-harga faktor

produksi yang mula-mula rendah ( Sobri, 2001: 42).

2.2.1.9. Teori Perdagangan Internasional Teorema Hecksher - Ohlin (H-O)

Teorema (H- O) merupakan teori perdagangan internasional.

Teori ini pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori

perdagangan internasional klasik yang dikemukakan oleh ahli –ahli

ekonomi sebelumnya tentang teori keunggulan mutlak dari Adam

Smith yang menyatakan bahwa perdagangan internasional

mendasarkan pemikirannya, setiap negara dapat berspesialisasi dan

efisiensi produksi untuk menghasilkan suatu komoditi untuk

memperoleh keunggulan mutlak. Teorema H- O juga merupakan

penyempurnaan dari teori keunggulan komparatif dari David

Ricardo yang menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi

Karena adanya keunggulam komparatif yang dimiliki negara

masing - masing pelaku.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eli Heckscher

dan Berthil Ohlin dari Swedia. Eli Heckscher dalam artikel singkat

yang berjudul The effect of foreign trade on distribution of income

(36)

perdagangan suatu negara. Kemudian oleh anak didiknya Berthil

Ohlin hal tersebut dikembangkan dalam bukunya Interregional and

International Trade (1933).Pola perdagangan dari H - O yang adalah

suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan dengan

cara menghasilkan barang-barang yang menggunakan lebih banyak

faktor produksinya secara relatif melimpah (Lindert dan

Kindleberger, 2001 :32). Teorema H - 0 dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Barang - barang yang berbeda memerlukan proporsi faktor

produksi yang berbeda - beda dan negara yang berbeda memiliki

kekayaan faktor produksi relatif dalam menghasilkan barang -

barang yang menggunakan secara intensif faktor - faktor yang

mereka miliki dalam jumlah yang lebih banyak, karena alasan inilah

setiap negara akan mengeskpor barang-barang yang faktor

produksinya relatif lebih banyak dan akan mengimpor barang -

barang yang menggunakan faktor - faktor produksi yang relatif

langka di dalam negeri secara lebih intensif.

Lebih jelasnya perdagangan internasional akan terjadi karena

perbedaan dari faktor produksi diantara negara - negara, teori

keunggulan komparatif muncul karena adanya penggunaan faktor

produksi yang melimpah dari suatu negara. Akibat adanya

perdagangan internasional adalah adanya kecenderungan terjadinya

(37)

Sebagai gambaran adalah sebagai berikut : suatu negara

sebabnya menghasilkan suatu barang yang menggunakan faktor

produksi yang relatif lebih banyak tersedia, sehingga harganya relatif

lebih murah. Sebagai misal, Indonesia yang memiliki lebih banyak

tenaga kerja sebaiknya mengekspor barang - barang yang padat

karya sedangkan Jepang yang barangnya relatif padat modal dapat

mengimpor barang dari Indonesia.

Teori klasik dan teorema H - O sebenarnya mempunyai

persamaan yakni keduanya berpendapat bahwa suatu negara

menghasilkan sekaligus mengekspor suatu barang yang faktor

produksinya terdapat berlimpah di negara itu.Sedangkan

perbedaannya terletak pada penentuan biaya produksi.

2.2.2 Foreign Direct Investment (FDI)

2.2.2.1 Pengertian Foreign Direct Investment (FDI)

Menurut Rusdin (2002 : 1), Foreign Direct Investment (FDI)

menyebutkan bahwa investasi luar negeri langsung sebagai suatu arus

pemberian pinjaman kepada, atau pembelian kepemilikan, perusahaan

luar negeri yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh penduduk dari

(38)

2.2.2.2 Teori Foreign Direct Investment (FDI)

Menurut Rusdin, (2002 : 10-14) di dalam teori Foreign Direct

Investment (FDI), menjelaskan bahwa mengapa perusahaan akan

menguntungkan dengan melakukan investasi langsung dalam arti

memasuki pasar luar negeri apabila dua alternatif lainnya tersedia

untuknya, yaitu mengekspor (exporting) dan melakukan lisensi

(licensing). Mengekspor berarti memproduksi barang-barang dalam

negeri kemudian mengapalkannya ke Negara penerima

penjualan.Sedangkan melakukan lisensi berarti menjamin hak atas

kepemilikan asing (lisensi) untuk memproduksi dan menjual produk

perusahaan sebagai upaya memperoleh keuntungan berupa fee royalty

dari setiap unit penjualan.

Sepintas dapat dilihat bahwa mungkin FDI lebih mahal dan

beresiko apabila dibandingkan dengan mengekspor dan melakukan

lisensi, sebab perusahaan harus membangun fasilitas produksi di luar

negeri atau mengakuisisi perusahaan-perusahaan asing.Dalam

mengekspor terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain oleh biaya

transportasi dan hambatan-hambatan perdagangan. Apabila biaya

transportasi merupakan hambatan besar biaya produksi, maka hal ini

tidak menguntungkan untuk pengiriman beberapa produk ke jarak yang

lebih jauh. FDI banyak dilakukan sebagai respon terhadap ancaman dari

hambatan-hambatan perdagangan, seperti tarif impor atau quota impor.

(39)

meningkatkan biaya ekspor jika dibandingkan dengan FDI dan lisensi,

tidak hanya keterbatasan dalam mengekspor saja tetapi demikian halnya

dengan lisensi. Berbagai keterbatasan dalam melakukan lisensi,

diantaranya adalah :

a. Melakukan lisensi dapat memberikan perusahaan technological

know-how yang bernilai kepada pesaing luar negeri yang

potensial.

b. Dengan melisensi, pengendalian yang ketat terhadap pabrikasi,

pemasaran, dan strategi menjamin kepada pemegang lisensi

dengan menghasilkan fee royalty.

c. Dengan melisensi timbul ketika keunggulan bersaing perusahaan

tidak didasarkan lebih banyak pada produknya, seperti diatas

kemampuan manajemen, pemasaran, dan produksi yang

menghasilkan produk-produk tersebut.

2.2.2.3 Keunggulan Foreign Direct Investment (FDI)

Berdasarkan pembahasan tersebut, FDI mempunyai beberapa

keunggulan diantaranya bahwa suatu perusahaan akan untung dengan

melakukan FDI melebihi ekspor sebagai suatu strategi apabila

biaya-biaya transportasi atau hambatan perdagangan menjadikan ekspor tidak

menarik. Selanjutnya, perusahaan akan untung dengan melakukan FDI

(40)

keterampilan teknologinya atau melebihi opersinya dan strategi

bisnisnya. (Rusdin, 2002:15)

2.2.2.4 Manfaat dari Foreign Direct Investment (FDI)

Menurut Rusdin (2002 : 25-27), terdapat berbagai manfaat FDI

bagi Negara-Negara Host Country dan Home country. Bagi

Negara-Negara Host Country adalah :

a. FDI dapat menjadi subtitusi bagi impor barang dan jasa,

sehingga Negara dapat menekan volume impor agar tidak lebih

besar dari ekspor.

b. Ekspor yang dilakukan anak perusahaan MNE (Multi National

Enterprise)akan meningkatkan volume ekspor, sehingga ekspor

lebih besar dari impor.

Bagi Negara-Negara Home Country adalah :

a. Keuntungan dalam neraca pembayaran karena adanya arus

masuk pendapatan dari luar negeri.

b. Terburuknya peluang ekspor pada saat anak perusahaan MNE

(Multi National Enterprise) di luar negeri menciptakan

demand, baik dalam bentuk capital equipment, produk

komplementer dan sebagainya.

c. Keahlian berharga yang mungkin diperoleh dari Negara lain.

Perusahaan MNE adalah merupakan suatu instrument dominal

(41)

mengeksploitasi host country terhadap manfaat eksklusif

capitalist-imperialist home country. MNE menguras

keuntungan (profit) dari host country dan mengambilnya untuk

home country, tanpa memberikan nilai kepada host country

dalam pertukaran. Menurut penjelasan ini, suatu Negara tidak

boleh memberikan izin perusahaan-perusahaan asing untuk

melaksanakan FDI, hingga mereka dapat menjadi instrumen

pembangunan ekonomi, hanya karena dominasi ekonomi.

(Rusdin, 2002 : 22)

Dari manfaat-manfaat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

bagi host country, FDI membawa dampak positif dalam bentuk alih

sumber daya, penciptaan lapangan pekerjaan serta mengurangi defisit

dalam neraca pembayaran. Tetapi host country harus menanggung

sejumlah biaya dengan adanya FDI yaitu ancaman bagi pesaing lokal,

outflowof capital (keuntungan yang keluar dari suatu Negara) serta

ancaman hilangnya independensi ekonomi suatu Negara. Sedangkan

bagi home country, dampak positifFDI adalah arus masuk pendapatan

bagi neraca pembayaran, terciptanya peluang ekspor dan transfer

sumber daya yang mungkin diperoleh dari Negara lain. Biaya

ditanggung home country dari adanya FDI adalah berkurangnya

lapangan kerja serta peningkatan impor.( Rusdin, 2002 : 33)

2.2.3 Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat

(42)

Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda dan

terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang

tersebut. (Nopirin, 2000 : 163)

Kurs valuta asing diartikan sebagai mata uang asing dan alat

pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai

transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan

biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau Bank

Indonesia (Hamdy Hady, 2001 : 24).

Kurs atau nilai tukar adalah jumlah atau harga mata uang

domestik dari mata uang luar negeri (asing) atau rasio antara satu unit

(satuan) mata uang dan jumlah mata uang yang lain pada waktu

tertentu. Kurs ini dipertahankan sama disemua pasar melalui arbitrase.

Arbitrase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya

rendah dan menjual bila harganya tinggi. (Salvatore, 2004 : 140).Kurs

adalah nilai tukar suatu mata uang dengan mata uang Negara lainnya

yang ditetapkan.(Sukirno, 2002 : 103)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurs merupakan

perbandingan antara mata uang Negara satu dengan Negara lain yang

didalamnya terdapat perbandingan nilai sehingga untuk mendapatkan

maka harus menukarkan mata uang tersebut agar memperoleh satu unit

mata uang asing. Masih tingginya tekanan terhadap nilai tukar maka

akan mengakibatkan tingginya suku bunga. Tingginya ketidakpastian

(43)

mempengaruhi perilaku dan ekspektasi para pelaku pasar valas

terhadap kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini

tercermin pada pergerakan premi or ward yang berada pada tingkat

yang cukup tinggi. Kondisi tersebut tidak kondusif untuk menarik

investor asing menanamkan modalnya di dalam negeri sehingga

mengakibatkan suku bunga yang cukup tinggi.

Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar, apbila

transaksi jual beli valas dapat dilakukan secara bebas, maka kurs

valasakan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan

penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi

kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, makakurs ini

hanya akan berubah-ubah dalam batas yang kecil, meskipun

batas-batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu,pemerintahan yang dapat

menguasai sepenuhnya transaksi valas. (Nopirin, 2000 : 172)

2.2.3.2. Sistem Kurs Valuta Asing

1. Sistem kurs tetap

Kurs tetap bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi dan

tetap, tetapi kurs lebih merupakan sistemnya yang diperkenalkan

untukberfluktuasi dalam batas sempit yang mengelilingi nilai prioritas

dimana keduanya tetap berdiri dan kekal. (Suparmoko, 2000 : 370)

Dalam sistem kurs tetap, kurs ditetapkan berdasarkan keputusan

(44)

adalah kurs yang berlaku tidak selalu menggambarkan tingkat

kelangkaan yang sebenarnya. Bisa terjadi nilai tukar yang ditetapkan

pemerintah terlalu tinggi dibandingkan dengan kurs pasar

(overvalued). Atau sebaliknya, nilai tukar yang ditetapkan pemerintah

terlalu rendah dibanding dengan kurs pasar (undervalued). Bila selisih

kurs yang ditetapkan dianggap terlalu jauh, maka pemerintah

melakukan koreksi. Koreksi atas nilai tukar yang dinilai terlalu tinggi

disebut devaluasi (devaluation), sedangkan koreksi untuk nilai tukar

yang dinilai terlalu rendah disebut revaluasi (revaluation).

Kondisi-kondisi yang dimaksud dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva

[image:44.612.130.509.238.638.2]

pada gambar 2 :

Gambar 2:

Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Tetap

1 US$ = Rp S1 1 US$ = Rp

S2 S1

Kurs baru

Devaluasi Revaluasi Kurs awal

D1

D2

D1

0 0

Q1 Q2 US$ Q1 US$

(a) (b)

Nilai Rupiah Menguat Nilai Rupiah Melemah

(45)

Jadi revaluasi dan devaluasi pada prinsipnya juga merupakan koreksi

atas nilai tukar, seperti halnya dengan apresiasi dan depresiasi

berdasarkan mekanisme pasar.

2. Sistem kurs mengambang.

Karakteristik dalam sistem kurs mengambang yaitu berfluktuasi

dengan bebas sebagai reaksi perubahan permintaan dan penawaran

valutaasing. Sistem kurs mengambang tercipta pada tahun 1973.

sistem kurs ini merupakan sistem kurs yang paling sederhana dan

sesuai dengan modal persaingan kompetitif, dimana terdapat campur

tangan pemerintah untuk mendukung kurs sehingga kurs bebas

bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar dan juga faktor–faktor

yang mendasari permintaan dan penawaran valuta

asing.Implikasinya adalah bahwa sistem kurs mengambang akan

lebih berfluktuasi dari pada sistem kurs tetap. (Suparmoko, 2000 :

370)

Bila pertumbuhan permintaan lebih cepat dari pertumbuhan

penawarannya maka mata uang tersebut akan semakin mahal

(mengalami apresiasi). Bila nilai tukarnya melemah, atau mengalami

depresiasi, maka artinya pertumbuhan permintaan lebih lambat dari

pertumbuhan penawaran. Secara sederhana dapat ditumjukkan dalam

kurva sebagai berikut:

(46)
[image:46.612.130.510.128.532.2]

Gambar 3 :

Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Mengambang

1 US$ = Rp S1 1 US$ = Rp S1

S2 S2

Apresiasi Depresiasi

D2 D2

D1 D 1

0 Q1 Q2 US$ 0 Q1 Q2 US$

(a) (b)

Nilai Rupiah Menguat Nilai Rupiah Melemah

Sumber : Manurung, Mandala, 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (kajian Konsektual Indonesia), Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, halaman74.

3. Sistem kurs mengambang terkendali.

Sistem kurs mengambang terkendali(managed floating system)

adalah sebuah sistem dimana penguasaan moneter campur tangan dalam

pasar mata uang asing untuk memerlukan fluktuasi jangka pendek atau

tanpa mempengaruhi arah jangka panjang dalam nilai tukar.

(Manurung, 2004:74)

2.2.3.3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar Mata

Uang.

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi nilai mata uang antara

mata uang satu dengan mata uang lainya atau negara lain :(Manurung,

(47)

1. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan dimana senantiasa terjadi

peningkatan harga-harga secara umum, atau suatu keadaan dimana

senantiasa terjadi penurunan nilai mata uang, karena semakin

meningkatnya jumlah uang, karena semakin meningkatnya jumlah

uang beredar di masyarakat.

2. Tingkat Bunga

Apabila tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat

bunga luar negeri akan mengakibatkan aktiva dalam negeri lebih

menarik bagi penanam modal bagi dari dalam maupun luar negeri,

sehingga akan menyebabkan terjadinya pemasukan modal yang

cenderung menimbulkan apresiasi dalam nilai tukar mata uang dalam

negeri.

3.Tingkat Pendapatan

Bila pendapatan riil masyarakat dalam negeri meningkat, maka

permintaan akan barang–barang impor akan meningkat, yang berarti

peningkatan permintaan valuta asing. Hal tersebutakan

mengakibatkan nilai tukar mata uang asing mengalami peningkatan,

dan mata uang dalam negeri akan mengalami depresiasi.

4. Faktor Spekulasi

Spekulasi adalah kegiatan membeli atau menjual mata uang

asing dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penurunan atau

(48)

2.2.3.4 Sistem Kurs yang Berubah–ubah

Didalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa

faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta

asing.Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi

pembayaran keluar negeri (impor).permintaan valuta asing di tentukan

dari transaksi debit dalam neraca. pembayaran internasional, sedangkan

penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari

transaksi kredit neraca pembayaran internasional. suatu mata uang

dikatakan kuat apabila transaksi autonomus debet (surplus neraca

pembayaran) sebaliknya di katakan lemah apabila neraca

pembayarannya mengalami defisit.

2.2.3.5 Sistem Kurs yang Stabil

Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi

sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing, oleh karena itu

1. Aktif :pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilitas kurs.

2. Pasif : suatu negara yang menggunakan sistem standartemas.

2.2.3.6 Perubahan–Perubahan Kurs Valuta Asing

Apabila kurs valuta asing sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme

pasar maka kurs tersebut akan selalu mengalami perubahan dari waktu

ke waktu. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap

(49)

1. Perubahan dalam citarasa masyrakat.

Perubahan ini mempengaruhi permintaan. Apabila penduduk

suatu negara semakin lebih menyukai barang–barang dari suatu

negara lain, maka permintaan ke atas mata uang negara lain

tersebut bertambah. Maka perubahan seperti itu mempengaruhi

kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain

tersebut.

2. Perubahan harga dari barang–barang ekspor.

Apabila barang–barang ekspor mengalami perubahan maka

perubahan ini akan mempengaruhi permintaan ke atas barang

ekspor itu. perubahan ini akan mempengaruhi kurs valuta asing.

Kenaikan harga barang–barang ekspor akan mengurangi

permintaan ke atas barang tersebut di luar negeri. maka kenaikan

tersebut akan mengurangi penawaran mata uang asing.

3. Kenaikan harga–harga umum (inflasi).

Berlakunya keadaan demikian di suatu negara dapat

menurunkan nilai mata uangnya. disatu pihak kenaikan harga–

harga itu akan menyebabkan penduduk negara itu semakin banyak

mengimpor dari negara lain. Oleh karenanya permintaan atas

valuta asing bertambah mahal dan ini akan mengurangi

permintaanya dan selanjutnya akan menurunkan penawaran valuta

(50)

4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian

Investasi.

Disamping dipengaruhi oleh perubahan dalam permintaan

dan penawaran ke atas barang–barang yang dipedagangkan

diantara berbagai negara, kurs valuta asing dipengaruhi pula oleh

aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. tingkat bunga dan

tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi jumlah serta

aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat

pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong

pemasukan modal ke negara tersebut.

5. Perkembangan ekonomi

Bentuk dari pengaruh perkembangan ekonomi kepada kurs

valuta asing tergantung kepada corak dari perkembangan ekonomi.

Semakin membaiknya perekonomian di suatu negara, berarti kurs

dalam negeri akan menguat. Dengan menguatnya nikai tukar mata

uang domestik, maka nilai tukar valuta asing akan rendah.

2.2.4. Produk Domestik Bruto (PDB)

2.2.4.1. Pengertian PDB

Produk domestik bruto adalah total produksi barang dan jasa yang

diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu satu tahun.

(51)

Produk domestik bruto merupakan hasil bersih semua kegiatan

produksi yang dihasilkan oleh semua produsen dalam suatu negara dari

berbagai sektor ekonomi. Agregat ini tidak sama dengan jumlah

produksi barang dan jasa secara keseluruhan, sebab dalam jumlah

produksi barang dan jasa ini ada kemungkinan terjadi perhitungan dua

kali atau lebihyaitu untuk bahan bahan yang dipergunakan untuk proses

produksi sebagai bahan baku dan penolong untuk memproduksi

bahan-bahan dari sektor lain. Oleh karea itu Produk domestik bruto di

definisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto dari semua sektor dan

diperoleh sebagai selisih antara nilai produk domestik bruto yang dinilai

atas harga yang diterima oleh produsen dikurangi pemakaian bahan baku

dan penolong yang dinilai atas harga pembelian.(Suparmoko,1999 :

11).

PDB diyakini sebagai indicator ekonomi terbaik dalam menilai

perkembangan ekonomi suatu Negara, perhitungan pendapatan nasional

ini mempunyai ukuran makro tentang kondisi suatu Negara.Pada

umumnya perbandingan kondisi antar Negara dapat dilihat dari

pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, bank dunia menentukan

apakah suatu Negara berada dalam kelompok negara maju atau

berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB. PDB suatu Negara

sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam

(52)

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produk

domestik bruto (PDB) merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai

barang atau jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu

daerah pada satu tahun.

Secara popular pendekatan penghitungan produk domestik bruto

(PDB) dengan 3 metode pendekatan yang dipakai yaitu:

1) Pendekatan produksi

Metode ini di hitung dengan menjumlahkan nilai produksi yang

diciptakan sector ekonomi produktif dalam wilayah suatu Negara

secara matematis :

2) Pendekatan pendapatan

Metode ini dihitung dengan menjumlah besarnya total pendapatan/

balas jasa setiap faktor-faktor produksi secara matematis.

3) Pendekatan pengeluaran

Metode ini dihitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran

yang dilakukan berbagai golongan pembeli dalam masyarakat

secara matematis:

Mengawali penjelasan mengenai konsep dan defenisi,berikut ini

dijelaskan mengenai beberapa istilah yang berhubungan dengan

perhitungan domestik bruto (PDB) yaitu:

a. Output

Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu

(53)

dari perkalian kuantum produksi (quantum = q) dan harganya (

price = p). dengan demikian besaran output dapat diperoleh dengan

rumus: O = qxp. ( Anonim,2002:23)

b. Biaya Antara

Biaya antara merupakan nilai barang dan jasa yang digunakan

sebagai bahan untuk memproduksi output dan terdiri dari bahan

tidak tahan lama dan jasa yang digunakan dalam proses oleh

unit-unit produksi dalam domestik tertentu dalam rentang waktu

tertentu ( biasanya satu tahun ).

c. Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto (NTB) merupakan pengurangan dari nilai

output dengan biaya antaranya atau apabila dirumuskan menjadi

NTB = output-biaya antara.

2.2.4.2. Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB)

Cara penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Badan

Pusat Statistik (2000) dapat diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu:

a. Pendekatan produksi, produk domestik adalah jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi

disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan

menjadi Sembilan sector atau lapangan usaha,yaitu:

(54)

2) Pertambangan dan penggalian

3) Industri dan pengolahan

4) Listrik,gas dan air bersih

5) Bangunan

6) Perdagangan,hotel dan restaurant

7) Pengakutan dan komunikasi

8) Jasa keuangan,persewaan dan jasa perusahaan

9) Jasa-jasa

b. Pendekatan pengeluaran, produk domestic bruto (PDB) adalah

penjumlahan komponen permintaaan terakhir,yaitu:

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swata

yang tidak mencari untung.

2) Konsumsi pemerintah

3) Pembentukan modal tetap domestic bruto

4) Perubahan Stok

5) Ekspor netto dalam jangka panjang waktu tertentu

(biasanya satu tahun) ekspor netto adalah ekspor dikurangi

impor

c. Pendekatan pendapatan,produk domestic bruto (PDB) merupakan

jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut

serta dalam proses produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah

(55)

hitungan tersebut akan dipotong pajak penghasilan dan pajak

langsung lainnya. (Anonim,2002:25)

2.2.5. Hubungan antar Variabel

2.2.5.1. Hubungan antara FDI dengan Neraca Perdagangan

FDI adalah investasi luar negeri langsung sebagai suatu arus

pemberian pinjaman kepada, atau pembelian kepemilikan,

perusahaan

luar negeri yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh penduduk

dari negara yang melakukan investasi. (Rusdin, 2002 : 1)

Investasi asing memegang peranan penting di dalam

perekonomian dalam negeri, kesempatan dalam berinvestasi di

Indonesia semakin terbuka, terutama bagi penanaman modal

asing.Keterbukaan ini sejalan dengan era perdagangan besar yang

dihadapi penanaman modal asing didorong bagi kegiatan ekspor dan

kegiatan yang belum dapat dilakukan oleh modal dan tehnologi

dalam negeri. Kesadaran akan perlunya penanaman modal asing

didasarkan atas harapan akan dapat memacu pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi, meningkatkan peran aktif masyarakat serta

(56)

2.2.5.2. Hubungan Antara Kurs dengan Neraca Perdagangan

Hubungan antara kurs dengan neraca perdagangan Indonesia

adalah jika pada tingkat kurs yang lebih tinggi atau yang dinilai lebih

dimana kemungkinan produksi, selera dan pendapatan telah

diketahui maka impor lebih besar dari pada ekspor sedangkan pada

tingkat kurs yang lebih rendah atau yang dinilai kurang maka ekspor

lebih besar dari pada impor. Apabila terdapat kestabilan atau

ketidakstabilan, maka akan terdapat perubahan-perubahan di dalam

kurs tukar. Jika stabil akan meningkatkan biaya valuta asing akan

menyebabkan para perdagangan akan memiliki lebih banyak valuta

asing. Apabila mengalami ketidakstabilan akan mengakibatkan

persediaan berlebih yang lebih besar dari mata uang suatu negara

(Lindert dan Kindleberger, 1993 : 304)

2.2.5.3 Hubungan Antara PDB dengan Neraca Perdagangan

Produk Domestik Bruto adalah total produksi barang dan jasa

yang di produksi disuatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu satu

tahun. PDB ini diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai

perkembangan ekonomi suatu Negara, apabila PDB mengalami

peningkatan maka akan berpengaruh positif terhadap neraca

perdagangan. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran

makro utama tentang kondisi suatu Negara. Pada umumnya perbandingan

(57)

gambaran, bank dunia menentukan apakah suatu Negara berada dalam

kelompok Negara maju atau berkembang melalui pengelompokkan

besarnya PDB, dan PDB suatu Negara sama dengan total pengeluaran

atas barang dan jasa dalam perekonomian. (Herlambang, 2001)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang ada, maka

kerangka pemikiran dan paradigmanya adalah sebagai berikut :

Sumber :Peneliti

Dengan meningkatnya FDI akan dapat mempengaruhi

kapasitas produksi barang ekspor yang semakin meningkat

sehingga neraca pembayaran mengalami peningkatan maka neraca

FDI (x1) Kapasitas produksi

barang ekspor

Kurs Rp terhadap $ (x2)

Ekspor Neraca Perdagangan

Indonesia (Y)

PDB (x3) Pendapatan

(58)

perdagangan sebagian dari struktur neraca pembayaran juga

mengalami peningkaan karena jumlah barang dan jasa yang di

ekspor lebih besar dari barang yang di impor. Sedangkan

penambahan kapasitas tersebut membutuhkan modal yang besar,

jika modal yang ada dalam negeri tidak mampu memenuhi

kebutuhan modal tersebut maka jalan keluarnya dengan

memanfaatkan penanaman modal dari investor asing atau

penanaman modal asing. (Hamdy, 2000 :15)

Kurs adalah jumlah mata uang yang domestik dari mata

uang luar negeri atau rasio antara satu unit satuan mata uang

dengan jumlah mata uang yang lain pada waktu tertentu dan

pengukurannya dinyatakan dengan satuan rupiah. Apabila kurs

rupiah terhadap Dollar Amerika melemah atau Rupiah

terdepresiasi maka terjadi peningkatkan ekspor karena harga

komoditas di pasar luar negeri

Gambar

Tabel 1. Contoh Pencatatan Neraca Pembayaran
Gambar 1.Alternatif untuk mengatasi ketidakseimbangan
Gambar 2:  Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Tetap
Gambar 3 : Penentuan Nilai Tukar Dalam Sistem Kurs Mengambang
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menyusun sebuah rencana yang baik mestinya didukung oleh sejumlah data dan informasi yang memadai agar rencana yang disusun dapat memecahkan masalah yang ditemui atau

[r]

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, yakni untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa kelas V Sekolah Sinar Bunga Hati Bandung,

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul: “ PELAKSANAAN PENGAWASAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH TERHADAP

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Cara Kerja alat ini adalah catu daya ini terdiri dari lima tombol push button yang dapat mengatur tegangan maksimal sampai dengan 24V dan dapat mengatur arus sampai dengan 3A..

Arikunto (2010:247) menjelaskan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa